Kamis, 09 Januari 2025

CARA MENCEGAH KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

Edisi Jum'at, 10 Januari 2025 M / 10 Rajab 1446 H

Cara Mencegah Kebakaran Hutan Dan Lahan 

Indonesia memiliki banyak hutan sebagai salah satu sumber kekayaan alamnya. Sayang, kebakaran sering terjadi pada hutan dan lahan (karhutla) yang hampir telah menjadi ‘langganan’ setiap tahun.

Kebakaran hutan dan lahan gambut bisa terjadi karena faktor alam, seperti sambaran petir yang mengenai pohon kemudian apinya menyebar menimbulkan kebakaran. Namun, sering kali kebakaran itu juga terjadi akibat ulah manusia. Pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab melakukan pembakaran hutan demi tujuan dan kepentingan pribadi tanpa memikirkan dampaknya bagi sekitar.

Bencana kebakaran hutan bisa disebabkan oleh alam dan ulah manusia itu sendiri. Dilansir dari katadata.co.id, sebanyak 135.7 ribu hektare (ha) hutan dan lahan terbakar sepanjang tahun di mana titik panas terbanyak berada di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Data dari SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat adanya 999 titik panas periode 16-22 Agustus lalu, Kalimantan sebanyak 480 titik panas, dan Sumatera dengan 467 titik panas. Peneliti Harvard University, Tianjia Liu memperkirakan adanya potensi kematian dini akibat kebakaran hutan dan lahan mencapai 36 ribu jiwa per tahun pada 2020–2029 jika bencana ini terus terjadi dan tidak segera dibereskan.

Kebakaran hutan dan lahan berdampak buruk bagi lingkungan dan makhluk hidup di sekitarnya. Hewan-hewan harus kehilangan tempat tinggal dan tak sedikit yang mati karena ikut terbakar. Tanaman-tanaman yang bisa sebagai bahan obat pun ikut musnah. Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan harus menghirup asap berbahaya bagi kesehatan, jarak pandang terbatas yang berisiko terjadi kecelakaan di jalan, serta aktivitas jadi terhambat dan berdampak pada perekonomian.

Banyak hewan mati akibat hutan tempat tinggal mereka terbakar.

Membutuhkan waktu tidak sebentar untuk bisa memadamkan hutan yang terbakar. Sadar akan pentingnya menjaga hutan dan lahan demi kelangsungan hidup bersama, minimal kita harus memiliki pengetahuan tentang cara-cara untuk mencegah agar tidak terjadi kebakaran hutan kembali yang telah merugikan banyak pihak. Bukan hanya tugas pemerintah, masyarakat pun harus berinisiatif dan ikut bertindak dalam hal pencegahan tersebut.

Untuk mengantisipasi segala risiko, berikut 17 cara mencegah kebakaran hutan dan lahan:

1. Hindari membakar sampah di lahan atau hutan, terutama saat angin kencang. Angin yang bertiup kencang akan berisiko menyebarkan kobaran api dengan cepat dan menyebabkan kebakaran.

2. Berikan jarak tempat pembakaran sampah dari bangunan sekitar 50 kaki dan sejauh 500 kaki dari hutan. Hal itu untuk menghindari risiko api menjalar ke tempat yang tidak diinginkan.

3. Tidak membuang puntung rokok sembarangan di area hutan atau lahan, apalagi jika masih menyala yang berisiko memicu terjadinya kebakaran. Membuang puntung rokok sembarangan sangat bisa menyebabkan terjadinya kebakaran.

4. Tidak membuat api unggun di area yang rawan terjadi kebakaran.

5. Setelah selesai melakukan pembakaran, pastikan untuk mengecek api sudah benar-benar padam sebelum meninggalkan tempat itu. Perhatikan juga tidak ada barang-barang yang mudah terbakar di sekitarnya.

6. Ketidaksadaran masyarakat bisa menjadi kecerobohan yang menyebabkan hal fatal seperti kebakaran hutan atau lahan. Untuk itu, perlu memberikan peringatan agar tidak sembarangan membakar sampah atau rumput di sekitar hutan, apalagi saat angin kencang di musim kemarau.

7. Penting untuk melakukan konsolidasi dan koordinasi seluruh pihak untuk bersama-sama mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Dukungan juga penting, seperti bantuan dana untuk kelompok masyarakat yang peduli akan pencegahan dan penanggulangan ‘karhutla’, namun tidak memiliki dana dalam pelaksanaan kegiatannya.

8. Membuatkan sekat-sekat kanal untuk pengaturan hidrologi air pada lahan gambut. Dengan begitu tanahnya jadi lembap dan basah sehingga tidak mudah terbakar, terutama saat musim kemarau.

9. Melakukan pengawasan terhadap titik rawan kebakaran, terutama pada hutan di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

10. Menyiapkan peralatan untuk memadamkan api jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran hutan ataupun lahan.

11. Melakukan patroli dan pengawasan rutin pada tempat-tempat yang memang rawan terjadi kebakaran, terutama saat musim kemarau.

12. Deteksi kebakaran sejak awal dengan mendirikan menara pengawas ataupun pos jaga lengkap dengan teropong dan alat komunikasi. Juga, menyimak informasi data satelit/cuaca di area hutan sehingga dapat mencegah terjadinya kebakaran besar.

13. Menyediakan tempat penampungan air di titik-titik rawan kebakaran untuk mempermudah mencari air jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran.

14. Penyuluhan ke masyarakat yang tinggal di dekat hutan. Hal ini untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian mereka akan bahaya kebakaran hutan/lahan yang berdampak buruk bagi banyak pihak.

15. Menyediakan alarm peringatan saat kebakaran terjadi sehingga warga cepat bertindak untuk memadamkan api sebelum menyebar luas.

16. Siap siaga jika terjadi kebakaran. Segera memberitahu warga dan pihak-pihak terkait untuk penanganan lebih lanjut.

17. Pemetaan di wilayah-wilayah yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan supaya semua pihak lebih fokus untuk melakukan pengawasan.

🌏 Semoga bermanfaat..

Jumat, 23 Agustus 2024

BAHAYA DUSTA MENURUT ISLAM

Edisi Jum'at, 23 Agustus 2024 M / 18 Shafar 1446 H.

Dusta ialah mengucap sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan atau mengurangi dan melebih lebihkannya. Dusta umumnya dilakukan karena ingin mendapatkan keuntungan pribadi yakni dengan menipu orang lain. semua orang tentu memahami bahwa dusta ialah perbuatan dosa yang tercela dan tidak boleh dilakukan oleh siapapun. Sebab itu selalu diajarkan oleh orang tua kepada anaknya atau seorang guru pada muridnya untuk tidak melakukan perbuatan dusta.

Dusta bukanlah perbuatan orang beriman dan tak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, Rasulullah bahkan terkenal dan diakui sebagai manusia terbaik yang memiliki sifat paling jujur di seluruh alam dunia ini. 

Kenapa dusta tidak diperbolehkan, tentu saja karena akan menimbulkan bahaya atau keburukan baik pada diri sendiri maupun orang lain, apa sajakah bahaya dusta ? Berikut ini bahaya dusta menurut islam.

1. Penyebab Masuk Neraka 

“Dan sesungguhnya bohong itu akan menunjukkan kepada kezaliman, dan kezaliman itu akan mengantarkan ke arah neraka”. (HR Bukhari muslim). 

Bahaya dusta dalam islam adalah masuk neraka seperti firman Allah tersebut, dusta merupakan perbuatan yang zalim karena menipu orang lain dan beresiko menimbulkan salah paham hingga pertengkaran sebab itu dusta tak boleh dilakukan. dusta memang termasuk dosa besar dalam islam.

2. Tidak Mendapat Syafaat Rasulullah 

“Sesudahku nanti akan ada pemimpin yang berbuat zalim dan berdusta, siapa yang membenarkan kedustaannya dan membantu kezalimannya maka tidak termasuk golongan dari umat ku dan aku juga tidak termasuk darinya dan ia tidak akan datang ke telaga (yang ada di surga)”. (HR Nasa’i).  Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah berdusta seumur hidup beliau, sebab itu nantinya di akherat pun beliau tidak akan memberi syafaat pada orang yang suka berdusta. 

3. Tidak Mampu Melewati Ujian 

“Sungguh telah kami uji orang orang sebelum mereka agar Allah mengetahui orang yang jujur dan mengetahui orang yang dusta”. (QS Al Ankabut : 3). 

Setiap hamba Allah tentu selalu diuji untuk mengetahui kadar keimanan mereka. Orang yang ketika mendapat ujian tidak mampu berpegang teguh pada syariat islam dan berbuat dusta tandanya ia menjadi seseorang yang tidak mampu melewati ujian Allah dan memiliki derajat yang hina. Iman dalam islam akan menghindarkan manusia dari dusta.

4. Rezekinya Tidak Berkah 

Mencari rezeki dengan jalan dusta tidak akan mendapat keberkahan, misalnya ialah pekerjaan yang berhubungan dengan menipu orang lain atau pedagang tidak jujur yang berbohong dengan melebih lebihkan barang dagangannya hingga membuat pembeli tertipu dengan niat menghasilkan keuntungan untuk dirinya sendiri. “Pendapatan seeorang yang terbaik adalah dari jerih payah tangannya” (HR Muslim). Cara menjadi orang sukses tentu bukan dengan cara berdusta.

5. Dilarang Rasulullah 

“Janganlah kamu berdusta karena sesungguhnya siapa yang berdusta akan masuk ke neraka” (HR Al Bukhari). Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam melarang umatnya berdusta dan selalu menganjurkan agar melakukan apapun dan selalu jujur dalam keadaan apapun, jika ada seorang yang beragama islam tetapi sering melakukan perbuatan dusta tentu merupakan tanda bahwa imannya sangat lemah dan tidak mau mengikuti perintah Rasul sehingga kelak ia dimasukkan ke neraka. manfaat jujur dalam islam wajib dipahami agar terhindar dari dusta.

6. Perbuatan Maksiat 

“Mereka itu adalah orang yang suka mendengar berita bohong dan memakan yang haram” (QS Al Maidah : 42). 

Jelas bahwa dusta adalah perbuatan maksiat yang menimbulkan dosa besar sebab termasuk perbuatan pengkhianatan terhadap kepercayaan orang lain. orang yang berdusta sama seperti melakukan perbuatan yang maksiat dan menipu banyak orang, umumnya orang yang demikian akan susah mendapatkan kepercayaan jika ke depannya kedustaannya terungkap.

7. Membawa Pada Kemunafikan 

Diriwayatkan oleh Malik dari Sofwan bin Sulaim dalam kitab Al Muwatha : “Ditanyakan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam : Apakah seorang mukmin bisa menjadi penakut? Beliau menjawab ya. Lalu beliau ditanya lagi, apakah seorang mukmin bisa menjadi bakhil? Beliau menjawab ya. Lalu ditanyakan lagi apakah seorang mukmin bisa menjadi pembohong? Beliau menjawab tidak!”

Jelas dari hadits tersebut bahwa seorang muslim kemungkinan bisa khilaf dengan menjadi penakut, menjadi bakhil atau pelit, tetapi tidak dengan dusta. Orang yang berdusta tandanya ia bukan termasuk golongan orang yang mukmin sebagaimana orang kafir terdahulu yang selalu menyebarkan kebohongan untuk mencelakakan umat muslim.

8. Menjadikan Ragu dan Bingung 

“Dan sesungguhnya kedustaan akan mengantarkan kepada keraguan atau kebingungan”.(HR At Tirmidzi no 2518). 

Orang yang berdusta akan sering terlihat bingung dan ragu dikarenakan kebohongannya sendiri. misalnya ialah hari ini berdusta mengenai suatu urusan dan besok ketika ditanya ia akan bingung serta kemungkinan mengungkapkan kisah lain dengan cerita yang berbeda karena bingung akan ucapan dusta yang telah dikeluarkannya.

9. Memberi Keselamatan yang Semu 

“Katakanlah yang benar walau itu pahit”. (HR Ahmad). 

Penjelasan dari hadits tersebut ialah jika seseorang sedang berada dalam suatu masalah dan kemungkinan pada waktu itu bisa selama jika ia berbohong, mungkin pada saat itu ia akan selamat, tetapi tentu saja itu hanya keselamatan semu yang menyelamatkan sementara, nantinya ketika pihak yang didustai sudah menyadari, ia akan terkena bahaya karena menyampaikan urusan yang tidak benar.

10. Menimbulkan Pertengkaran 

Dusta yang dilakukan kepada banyak pihak dapat menimbulkan salah paham dan pertengkaran sehingga mengarah kepada perbuatan fitnah. Hal demikian wajib dihindari oleh semua dan dapat berpengaruh pada kadamaian di area sekitar tersebut. Dusta yang berhubungan dengan orang banyak juga berpotensi menimbulkan ketakutan dan menipu yang nantinya akan terus menyebar kepada orang lain.

11. Memperbanyak Musuh 

Dusta tentu memperbanyak musuh sebab tidak ada orang yang ingin didustai atau ditipu, ketika sudah mengetahui dusta yang dilakukan kepadanya, bisa saja orang tersebut akan merasa tidak diterima sehingga timbul permasalahan baru dan ke depannya tidak memiliki rasa percaya lagi sehingga menjadi musuh akibat kesalahan yang dibuat oleh pendusta tersebut.

12. Masa Depan yang Hancur 

Hal ini berhubungan dengan kepercayaan seseorang. Contoh bahaya dusta yang menimbulkan masa depan yang hancur ialah jabatan tertentu yang didapatkan dengan cara berdusta, misalnya dengan membuat ijazah atau dokumen palsu, hal tersebut sama saja menipu pihak perusahaan dan nantinya ketika pihak perusahaan mengetahui ia akan mendapat masalah dan beresiko kehilangan pekerjaannya.

Hal tersebut tentu dapat menghancurkan masa depannya sendiri karena tidak mendapat kepercayaan ketika mencari pekerjaan di tempat lain dan diberi predikat sebagai pendusta. Sebagai manusia memang lebih baik jujur dan apa adanya sehingga selamat dari kerugian dan terhindar dari marabahaya.

13. Mendapat Predikat Pendusta Seumur Hidup 

Orang yang berdusta dan kebohongannya diketahui oleh orang lain, walaupun ia bertaubat ia akan tetap mendapat predikat sebagai pendusta seumur hidupnya, orang akan sulit percaya kepada dirinya lagi. Hal tersebut tentu akan menyulitkannya dari berbagai macam urusan di masa mendatang dan jika ia berbuat jujur sekalipun orang orang akan tetap sulit mempercayainya.

14. Merusak Hubungan 

Dusta juga dapat merusak hubungan orang lain atau merusak hubungan pribadi seseorang tersebut dengan keluarga, misalnya ialah hubungan antara suami istri yang dipenuhi dengan kebohongan, misalnya salah satu tidak terbuka akan masalah keuangannya, akan hubungannya dengan teman temannya. Tentu akan memudahkan prasangka timbul hingga akhirnya sering terjadi pertengkaran dan tidak memiliki kepercayaan satu sama lain.

15. Hati Tidak Tenang 

Dusta tentu selalu menimbulkan rasa khawatir pada orang yang melakukan sebab ia takut akan terungkap kedustaan yang dilakukannya sehingga hatinya sering merasa tidak tenang dan khawatir. Dusta tersebut membuat hari harinya merasa tidak tenang dalam tidur ia tidak tenang, ketika bertemu orang lain pun ia tidak tenang karena terus menerus merasa khawatir.

16. Melahirkan Dusta yang Baru 

Bahaya dusta dalam islam ialah akan menimbulkan dusta yang baru sehingga juga menimbulkan dosa yang baru dan dosa tersebut terus berlanjut hingga tiada henti. Misalnya ialah seorang yang berdusta tentang suatu peristiwa yang tidak terjadi, esok harinya ketika seseorang menanyakan padanya tentang peristiwa tersebut ia akan membuat kebohongan baru untuk menutupi kebohongannya yang lama dan begitu seterusnya hingga akhirnya dusta yang dilakukannya terungkap.

17. Memiliki Sedikit Teman 

Orang yang berdusta bahayanya dalam islam ialah memiliki sedikit teman karena ia tidak mendapat kepercayaan dari orang lain. tentu dalam sebuah hubungan pertemanan diperlukan kejujuran dan merasa sakit hati ketika didustai apalagi jika hal tersebut dilakukan oleh teman yang memiliki hubungan dekat dalam waktu yang lama sehingga ia akan sulit mendapatkan teman karena ia sulit mendapatkan kepercayaan dari orang lain.

Demikian artikel kali ini mengenai bahaya dusta menurut islam yang wajib untuk dihindari setiap umat muslim, semoga menjadi wawasan islami yang bermanfaat untuk kita semua dan dapat menjauhkan dari perbuatan dusta yang tercela. Terima kasih sudah membaca. 

Semoga bermanfaat...


ONE DAY ONE HADITS

Jum'at, 23 Agustus 2024 M / 18 Shafar 1446 H.

Bahaya Dusta 

عَنْ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ  صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

Dari ‘Abdullah, dia berkata: Rasulullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Kalian wajib jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan, dan kebajikan membawa kepada surga. Jika seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur, akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang selalu jujur. Dan jauhilah kedustaan, karena kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan membawa ke neraka. Jika seseorang senantiasa berdusta dan selalu berdusta, hingga akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta.” (HR. Muslim no.2607).

Pelajaran yang terdapat di dalam Hadits diatas :

1- Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan umatnya untuk berkata yang baik, di antara bentuk berkata yang baik adalah jujur, yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan hakekatnya.

2- Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga melarang dusta, yaitu memberitakan sesuatu yang tidak sesuai dengan hakekatnya.

3- Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyebutkan dosa berdusta mengiringi dosa syirik dan durhaka kepada orang tua." [HR.Bukhâri dan Muslim].

Menunjukkan bahwa berdusta termasuk dosa-dosa besar yang paling besar.

4- Hadits diatas menjelaskan bahwa dusta akan menyeret pelakunya ke neraka, maka hendaklah kita waspada.

Tema Hadits yang berkaitan dengan ayat Al- Qur'an :

1- Bahaya dusta banyak sekali, antara lain bahwa orang yang berdusta akan terhalang dari hidayah.

إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ

"Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta." [QS. Al-Mukmin : 28].

2- Demikian juga orang yang suka dusta pasti akan mendapatkan celaka.

قُتِلَ الْخَرَّاصُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي غَمْرَةٍ سَاهُونَ

"Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta, (yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai." [QS. Adz-Dzâriyat : 10 -11].

Kamis, 22 Agustus 2024

HIKMAH DIBALIK SAKIT YANG TERKADANG LUPA DISYUKURI MANUSIA

Edisi Kamis, 22 Agustus 2024 M / 17 Shafar 1446 H.

Kesehatan merupakan nikmat terbesar yang Allah Subhanahu WaTa'ala berikan kepada umat manusia. Bukan hanya dilimpahkan kepada umat Muslim, mereka yang non-muslim pun juga dapat merasakan nikmatnya sehat sehingga kita dapat menjalani aktivitas kesehariannya dengan lancar dan bisa selesai tepat waktu. Namun ada kalanya kita juga bisa dilanda sakit dari hanya hitungan hari sampai bulanan. Akibatnya kita merasa sedih karena kita tidak lagi bisa menjalani aktivitas keseharian dengan baik. Lalu, jika sehat adalah nikmat maka apakah sakit adalah musibah?

Sakit bukanlah musibah jika kita bisa mengambil hikmah di dalamnya. Hidup ini tidak lepas dari cobaan dan ujian, bahkan cobaan dan ujian merupakan sunatullah dalam kehidupan. Manusia akan diuji dalam kehidupannya baik dengan perkara yang tidak disukainya atau bisa pula pada perkara yang menyenangkannya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman yang artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (QS. al-Anbiyaa’: 35).

Sahabat Ibnu ‘Abbas -yang diberi keluasan ilmu dalam tafsir al-Qur’an- menafsirkan ayat ini: “ Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kefakiran, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan.” (Tafsir Ibnu Jarir). Dari ayat ini, kita tahu bahwa berbagai macam penyakit juga merupakan bagian dari cobaan Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Namun di balik cobaan ini, terdapat berbagai rahasia dan hikmah yang tidak dapat dinalar oleh akal manusia. Lalu, apa hikmah saat sakit datang menghampiri kita? Berikut beberapa hikmah sakit menurut pandangan Islam :

1. Menghindarkan dari Api Neraka 

Rasa sakit yang diterima oleh orang-orang beriman akan Allah Subjanahu WaTa'ala tukar dengan menghindarkan orang itu dari siksa api neraka.  Oleh karena itu, tidak boleh bagi seorang mukmin mencaci maki penyakit yang dideritanya, menggerutu, apalagi sampai berburuk sangka pada Allah dengan musibah sakit yang dideritanya.

Bergembiralah wahai saudaraku, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api Neraka.” (HR. Al Bazzar, shohih).

2. Mengukur Keimanan Kita 

Sakit merupakan barometer pengukur keimanan seorang hamba, tingkat keimanan seseorang akan tampak saat datangnya ujian. Jika ia bersabar maka ia merupakan seorang mukmin yang baik.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda. “ Betapa mengaggumkannya keadaan seorang mukmin, sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya, dan hal tersebut tidak dimiliki kecuali orang yang beriman, saat ia mendapatkan kesenangan ia bersyukur dan itu baik baginya, sedangkan ia tertimpa kesulitan ia bersabar dan hal itupun baik baginya.” (HR. Muslim).

3. Semakin Dekat dengan Allah 

Sakit akan mendorong seorang hamba untuk semakin dekat dan takut kepada Allah, saat seorang tertimpa sakit, ia akan semakin sadar terhadap kebesaran dan kekuasaan Allah.  Sebagaimana yang diketahui, kadang kita hanya ingat Allah di kala kesusahan dan diberi cobaan. Sementara saat diberikan kebahagiaan, kita mendadak lupa dengan Rabb semesta alam.  

Sehingga datangnya rasa sakit akan meningkatkan rasa tawakkal seorang hamba kepada Allah yang Maha Kuasa. “ Dan apabila kami memberi nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdoa.” (QS. Fushilat:51).

4. Menjadi Penghapus Dosa 

Sakit dapat menjadi pengugur dosa bagi setiap mukmin yang mengalami kepayahan dalam menghadapi penyakitnya itu.

“ Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya.” (HR Muslim).

5. Sakit Menyulitkan Setan Untuk Menggoda 

Saat kita sakit tentunya diajak maksiat tak mampu atau tak mau. Bahkan dosa-dosa yang pernah dilakukannya perlahan disesalinya. Sakit itu membuat sedikit tertawa dan banyak menangis, satu sikap keinsyafan yg disukai Nabi dan para makhluk langit.

Menurut Imam Qatadah setan tidak mampu menggoda manusia dari arah atas karena arah ini merupakan rahmad dari Allah dan setan tidak bisa menggangu dari atas karena Allah Subhanahu WaTa'ala berada di atas semua makhluk ciptaan-Nya.

6. Sakit Mengingatkan Pada Kematian 

Tanpa berziarah ke makam orang wali atau melayat tetangganya yang meninggal, orang yang sakit akan lebih mengingat mati, dan bersiap amal untuk menyambutnya. Inilah yang akan mendongkrak derajat ketakwaan kepada Allah Subhanahu WaTa'ala.

7. Sakit Mengingatkan Kita Bersyukur 

Saat kita diberi sakit, seringkali kita lalai untuk bersyukur, padahal kalau kita berpikir lebih banyak waktu sehat dari pada waktu sakit yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari.

Maka, bersyukurlah saat kita selalu diberi nikmat sehat oleh Allah karena nikmat yang paling berharga di dunia ini selain iman dan islam adalah nikmat sehat, sebab dengan keadaan tubuh yang sehat kita bisa menikmati nikmat-nikmat Allah yang lainnya.

8. Sakit Menyambung Silaturrahmi 

Ketika sakit maka keluarga yang jarang bertemu akhirnya datang menjenguk, menghibur, penuh senyum, rindu mesra. Maka itulah sakit adalah perekat tali silaturrahmi.

Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang menjenguk orang sakit maka ia selalu berada di taman surga.” Hadits ini diriwayatkan oleh imam Muslim dari sahabat Tsauban radhiyallahu'anhu.

9. Sakit Dapat Memperbanyak Istighfar 

Jika datang sakit maka dosa-dosa akan mudah diingat sehingga dapat membimbing lisan kita untuk memohon ampunan Allah Subhanahu WaTa'ala. Bahkan sakit akan menguatkan tauhid, bahwa tidak ada kekuasaan yang lebih besar kecuali Allah Subhanahu WaTa'ala karena hanya Dia-lah yang mampu menyembuhkan penyakitnya.

10. Sakit dapat Memperbaiki Akhlak 

Orang yang menderita sakit akan lebih khusuk dan lebih sering menyebut Asma Allah daripada ketika ia sehat. Sakit menjadikan kita beribadah lebih khusyuk, tasbih-istighfar lebih sering, tahiyyat-doa jadi lebih lama. Sakit itu memperbaiki akhlak, kesombongan terkikis, sifat tamak dipaksa tunduk, pribadi dibiasakan santun, lembut dan tawadhu.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim).

11. Orang Sakit Doanya Mustajab 

Di antara doa yang mustajab adalah doa yang dipanjatkan dari seseorang ketika dalam kondisi lemah, kepepet, terdesak, yang sangat membutuhkan pertolongan dari Allah. Karena itu, doa mereka lebih mustajab dibandingkan doa mereka yang sehat dan dalam keadaan longgar.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, Siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan. (QS. An-Naml: 62).

Dan kita semua tahu, orang sakit termasuk diantara mereka. Bahkan Imam As-Suyuthi pernah keliling kota mencari orang sakit lalu minta didoakan oleh yang sakit.

12. Mengingatkan agar Tidak Terlalu Fokus Pada Duniawi 

Sakit sebenarnya adalah cara Allah Subhanahu wa ta'ala memberitahukan kepada kita bahwa nikmat sehat sangatlah berharga, lebih berharga dari harta apapun di dunia ini.

Buktinya ketika masih sehat terkadang kita mati-matian mencari harta dunia, sampai tak mengenal lelah, dan ketika sakit sudah menghampiri bisa jadi apa-apa yang telah kita timbun ludes secara perlahan untuk mengembalikan nikmat sehat itu kembali dirasakan.

Maka, bersyukurlah ketika masih sehat, jangan terlalu gencar mencari harta dunia yang hanya sesaat, apalagi sampai lupa kepada yang memberi nikmat sehat dan nikmat harta, karena disitulah sakit kita sebenarnya, yaitu sakitnya sebuah hati karena tidak bisa bijaksana bersyukur kepada Allah.

13. Allah Menguji Kesabaran Kita 

Ketika kita sakit sebenarnya Allah Subhanahu wa ta'ala hanya ingin menguji seberapa besar sabar yang kita miliki saat sedang sakit, maka jangan sampai kita lupa untuk bersabar menerima semuanya dan mengeluh dengan bahasa yang tak pantas.

Tetaplah bersyukur dengan bijak, ajarkan hati dan mulut untuk terus berucap nama baik Allah, seperti halnya kalimat istighfar, hamdalah, ataupun kalimat tasbih.

Karena insyaallah dengan hal itu dosa-dosa kita akan dihapus oleh Allah. Sebab, sakit pula adalah cara Allah untuk menghapus dosa-dosa yang ada dalam diri.

14. Memperlihatkan Kebesaran Allah 

Dan ketika nanti kita diberikan kesehatan kembali oleh Allah, tak lain karena Allah ingin pula melihat seberapa besar rasa syukur kita pada-Nya dan menunjukkan betapa besar Kuasa-Nya.

Maka, tetaplah bersyukur dalam keadaan apapun, entah sakit ataupun sehat karena nikmat Allah itu selalu ada dalam setiap peristiwa, dan setiap peristiwa pasti mengandung hikmah yang luar biasa.

15. Allah Sedang Mengistirahatkan Kita 

Allah memberi kita waktu agar kita tenang hanya mengingat-Nya, maka ketika sedang sakit bersabarlah, karena itu semua adalah cara Allah untuk mengetuk hati kita agar belajar untuk bersabar dan bersyukur.

Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (QS. al-An’am: 42).

16. Sakit bisa menjadi sumber kebaikan bagi seseorang jika dia bersabar. 

Hal tersebut sejalan dengan sebuah hadits di mana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

“Sungguh semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika ia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya.” (HR Muslim).

17. Sakit bisa membuat kita kembali mengingat Allah. 

Sebagaimana yang diketahui, kadang kita hanya ingat Allah di kala kesusahan dan diberi cobaan. Sementara saat diberikan kebahagiaan, kita mendadak lupa dengan Rabb semesta alam. 

Allah Subhanahu WaTa'ala telah berfirman: “Dan sesungguhnya kami telah mengutus (para Rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (QS al-An’am: 42).

Maka dari itu, perlu kita sadari dari sekarang agar kita tidak menjadi pribadi yang mudah mengeluh saat sedang sakit ataupun saat sedang sehat, bahwa sesungguhnya sakit maupun sehat itu adalah nikmat yang harus sama-sama kita syukuri. Karena jika nikmat sakit adalah cara Allah menguji sabar kita, maka nikmat sehat adalah cara Allah menguji besarnya syukur kita.

Semoga bermanfaat ....


ONE DAY ONE HADITS 

Kamis, 22 Agustus 2024 M / 17 Shafar 1446 H. 

Do'a Ketika Sakit

- عَنْ عَبْدِ الْعَزِيْزِ بْنِ صُهَيْبٍ قَالَ: قَالَ أَنَسٌ يَعْنِى لِثَابِتٍ: أَلَا أَرْقِيْكَ بِرُقْيَةِ رَسُوْلِ اللهِ؟ قَالَ: بَلَى. قَالَ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَأْسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لَا شَافِيَ إِلَّا أَنْتَ اشْفِهِ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا. 

Dari Abdul Aziz bin Shuhaib ia berkata, Anas berkata, yakni kepada Tsabit: "Maukah aku ruqyah (doakan) engkau dengan ruqyah yang dilakukan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam?" Tsabit menjawab: "Ya". Kemudian Anas mengucapkan, “allâhumma rabban nâsi mudzhibal ba-si isyfi antasy syâfî lâ syâfiya illâ anta isyfihî syifâ-al lâ yughâdiru saqamâ; 

(Ya Allah, Tuhan manusia, Yang Maha Menghilangkan penyakit, sembuhkanlah (dia). Engkau adalah Pemberi kesembuhan, tidak ada yang dapat menyembuhkan kecuali Engkau. Sembuhkanlah dia dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan efek sakit)". 

[Sunan Abu Dawud,  3392].

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits : 

1- Makna dari Asy Syaafii adalah Zat yang mampu memberikan kesembuhan, baik kesembuhan penyakit hati maupun penyakit jasmani. 

2- Kesembuhan hati dari penyakit syubhat, keragu-raguan, hasad, serta penyakit-penyakit hati lainnya, dan juga kesembuhan jasmani  dari penyakit-penyakit badan. Tidak ada yang mampu memberikan kesembuhan dari penyaki-penyakit tersebut selain Allah Ta’ala.

3- Termasuk di antara nama-nama Allah adalah Asy Syaafii yang artinya Zat Yang Maha Menyembuhkan Allah Zat Yang Maha Menyembuhkan segala penyakit, baik penyakit hati maupun penyakit jasmani.

4- Dianjurkan untuk mendoakan orang yang sakit sesuai dengan doa yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

5- Seseorang diperbolehkan berobat tatakala sedang sakit, dan hal ini tidaklah meniadakan tawakal seorang hamba.

6-  Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan orang yang sakit untuk berobat.

7- Seseorang yang berobat atau periksa ke dokter hendaknya hatinya tetap bersandar kepada Allah dalam mengharapkan kesembuhan dan tidak bersandar kepada obat yang dia minum atau dokter yang memeriksanya.

8- Seorang dokter atau praktisi pengobatan adalah hanya sebagai sebab, sedangkan yang mampu menyembuhkan hanyalah Allah Ta’ala. Tidak sepantasnya dia sombong tatkala berhasil menyembuhkan pasiennya.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran : 

-Tidak ada yang mampu menyembuhkan kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hal ini seperti dikatakan Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam dalam Al Qur’an :

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

“Dan apabila aku sakit. Dialah (Allah) yang menyembuhkanku” (QS. As Syu’araa: 80)