Senin, 27 Januari 2020

17 MANFAAT MENUNDUKKAN PANDANGAN (GADHDHUL BASHAR)

Edisi Senin,  27 Januari 2020 M / 2 Jumadil Ula 1441 H

Indra penglihatan adalah pintu menuju hati yang pertama dan indra yang terdekat dengannya. Oleh karena itu, Allah ingin manusia mengontrol rasa awasnya melalui media ini dan memeriksa segala sesuatu yang masuk melaluinya karena dapat masuk ke hati begitu cepat. Maka hal-hal yang menjadi sumber-sumber yang ditangkap oleh penglihatan haruslah diperhatikan.
Sebagaimana nasehat yang terkenal, mencegah lebih baik daripada mengobati. Sebagai upayanya adalah dengan mengeringkan sumber-sumber maksiat dan kita potong jalur menuju ke arahnya. Sebab sumber syahwat yang paling utama adalah pandangan yang tak terjaga, lalu masuk ke hati dan terbawa pikiran.

Dalam ajaran Islam sebagaimana firman Allah untuk menundukkan pandangan (Ghadhdhul bashar).

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat’. Katakanlah kepada wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan memelihara kemaluannya’. (QS. An-Nur: 30-31)

Secara bahasa, غَضُّ البَصَرِ (gadh-dhul bashar) berarti menahan, mengurangi atau Menundukkan Pandangan. Berasal dari kata غَضَّ yang berarti كَفَّ (menahan) atau نَقَصَ (mengurangi) atau خَفَضَ (menundukkan) (Lihat: Tajul ‘Arus 1/4685, dan Maqayisul Lughah 4/306).

Dibalik sebuah perintah dan larangan pasti ada suatu manfaat yang tersimpan pada hal tuntunan tersebut. Berikut 17 manfaat menundukkan pandangan yang banyak tidak diketahui berdasarkan karya Amatullah binti Abd Al-Muthallib, dalam Rifqan bil-Qawarir.

1. Membebaskan hati dari sakitnya penyesalan

2. Mewariskan cahaya yang memancar dalam hati dan memantulkan pada mata, wajah, dan seluruh badan.Kemudian melepas pandangan, lalu mewariskan kegelapan pada wajah dan anggota badan lainnya.

3. Mewariskan ketepatan mata hati (firasat).

4. Membuka banyak jalan ilmu dan pintu-pintunya serta memudahkan berbagai factor pencapaiannya. Semua itu karena cahaya di hati.

5. Memberikan keteguhan hati dan keberanian sehingga ia dianugerahi kemampuan mengemukakan alasan yang kuat.

6. Menganugerahkan kegembiraan, keceriaan dan lapang dada pada hati lebih dari kenikmatan dan kebahagiaan yang ditimbulkan saat melihat dengan mata.

7. Membebaskan hati dari kekangan syahwat.
Menutup satu pintu dari pintu-pintu neraka Jahannam.

8. Menguatkan intelektualitas, menambah, dan mengukuhkannya.

9. Membebaskan hati dari syahwat yang menggelora dan kelalaian yang melenakan.

10. Bagian dari ketaatan pada Allah, yang merupakan tujuan kebahagiaan seorang hamba di kehidupan dunia dan akhirat.

11. Menghalangi sampainya efek panah beracun, yang bisa jadi di situlah kehancuran hatinya.
12. Mewariskan pada hati rasa rindu kepada Allah dan menghimpunnya hanya untuk-Nya.

13. Menguatkan hati dan membuatnya gembira.

14. Menutup pintu bagi setan untuk dapat masuk ke hatinya.

15. Mengosongkan dan menyibukkan hati hanya berpikir untuk kemaslahatannya.

16. Antara mata dan hati ada Lorong yang mengantarkan salah satunya pada yang lain, sesuatu yang dapat memperbaiki diri atau merusaknya.

17. Mata jika bertahan menghadapi yang haram, ditulislah kebahagiaan untuknya dan tidak akan pernah meneteskan airnya di hari kiamat kelak.

Wahai para pemuda, jika engkau menundukan pandanganmu, sungguh Rasulullah menjamin surga untukmu. Dari Ubadah bin Ash-Shamit R.A berkata, “Rasulullah SAW bersabda, Jaminkan untukku enam hal dari diri kalian maka aku menjamin untuk kalian surga. Jujurlah jika kalian berbicara dan tepatilah jika kalian berjanji, tunaikanlah jika kalian diberi amanah, jagalah kemaluan kalian, tundukkan pandangan kalian, dan tahan tangan kalian.” (HR. Ahmad no. 21695)

Rasulullah SAW bersabda, “Tiga orang yang mata mereka tidak akan melihat neraka adalah mata yang awas di jalan Allah, mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan mata yang menunduk pada hal-hal yang diharamkan.” (HR. Ath-Thabrani no. 16347)

Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.