Edisi Ahad, 22 Mei 2022 M / 21 Syawal 1443 H.
Untuk dapat dipahami bahwa manusia harus memperhatikan hak hidup binatang. Manusia juga harus memperlakukan dengan baik binatang di sekitarnya. Imam An-Nawawi dalam syarah sahih Muslim-nya mengatakan, larangan pada hadits riwayat Imam Muslim bermakna pengharaman bagi umat Islam menganiaya binatang.
Imam Izzuddin bin Abdissalam dari mazhab Syafi’i mengaitkan perlindungan atas hak binatang dan prinsip dasar penghadiran maslahat dan penolakan mafsadat (jalbul mashalih wa dar’ul mafasid). Imam Izzuddin yang dujuluki sulthanul ulama ini merinci hak-hak hewan dan binatang yang harus dipenuhi oleh manusia sebagai berikut :
“Jenis ketiga yang masuk kategori kedua dalam rangka mendatangkan maslahat dan menolak mafsadat adalah kewajiban manusia dalam menjaga hak binatang ternak dan hewan. Manusia wajib menafkahi dengan pantas binatang tersebut seandainya binatang itu sakit dan tidak dapat diambil manfaatnya; tidak boleh membebaninya dengan pekerjaan yang tidak sanggup dilakukannya; tidak mengumpulkannya dengan hewan sejenis atau hewan jenis lain yang dapat menanduk, memecahkan, atau melukainya; harus menyembelih dengan cara terbaik bila ingin menyembelihnya; tidak mengoyak kulitnya, tidak boleh mematahkan tulangnya sehingga melemahkan dan menghilangkan daya hidupnya, tidak boleh menyembelih anaknya di hadapannya, tidak boleh mengisolasinya, harus menyiapkan alas terbaik untuk dia duduk mendeku; mengumpulkan jantan dan betina pada musim kawin; tidak boleh membuang hasil buruannya; tidak boleh melemparnya dengan alat (keras) yang dapat mematahkan tulangnya; atau melempar/membenturkannya dengan benda yang tidak membuat halal dagingnya,” (Izzuddin bin Abdissalam, Qawaidul Ahkam fi Mashalihil Anam, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2010 M], juz I, halaman 112).
Berikut ini adalah beberapa hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang berkaitan dengan perlakuan terhadap binatang :
1. Sedekah Bila Tanaman Dimakan Binatang
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ غَرَسَ غَرْسًا فَأَكَلَ مِنْهُ إِنْسَانٌ أَوْ دَابَّةٌ إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ
Dari Anas bin Malik dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam beliau bersabda: "Tidaklah seorang muslim yang bercocok tanam, lalu tanaman tersebut dimakan orang lain atau binatang ternak, melainkan baginya adalah sedekah." (H.R. Bukhari no. 6012).
2. Diperbolehkan membunuh cicak
عَنْ أُمِّ شَرِيْكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهَا بِقَتْلِ الْأَوْزَاغِ وَفِي حَدِيْثِ ابْنِ أَبِيْ شَيْبَةَ أَمَرَ
Dari Ummu Syarik bahwa Nabi Shallallahu alaihi Wasallam menyuruh nya supaya membunuh semua cecak. Sedangkan di dalam Hadits Ibnu Abu Syaibah menggunakana lafazh 'Amara' (menyuruh) saja. (H.R. Muslim no. 5979).
3. Malaikat tidak mau masuk rumah yang ada anjingnya
عَنْ عَلِىِّ بْنِ أَبِى طَالِبٍ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لاَ تَدْخُلُ بَيْتًا فِيْهِ كَلْبٌ وَلاَ صُوْرَةٌ.
Dari Ali bin Abi Thalib, dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, beliau bersabda : Sesungguhnya para malaikat tidak akan masuk sebuah rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar. (H.R Ibnu Majah no. 3781).
4. Larangan memelihara anjing
عَنْ عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ يَقُوْلُ سَمِعْتُ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنِ اقْتَنَى كَلْبًا إِلاَّ كَلْبٌ ضَارٍ لِصَيْدٍ أَوْ كَلْبَ مَاشِيَةٍ ، فَإِنَّهُ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِهِ كُلَّ يَوْمٍ قِيْرَاطَانِ
Dari Abdullah bin Umar berkata, Aku mendengar Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: Barang siapa memelihara anjing selain anjing untuk berburu atau anjing untuk menjaga binatang ternak, maka sesungguhnya pahalanya akan berkurang dua qirath (dua gunung besar) setiap hari. (H.R. Bukhari no. 5481, Muslim no. 4110).
5. Cara Membersihkan Bejana Bila Dijilat Anjing
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طُهُوْرُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذَا وَلَغَ فِيهِ الْكَلْبُ أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ أُولاَهُنَّ بِالتُّرَابِ
Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Sucinya bejana kalian apabila ia dijilat oleh anjing adalah dengan mencucinya tujuh kali, yang pertama dengan tanah. (H.R. Muslim no.677).
6. Boleh Memakan Binatang Buruan Saat Ihram
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَيْدُ الْبَرِّ لَكُمْ حَلاَلٌ وَأَنْتُمْ حُرُمٌ مَا لَمْ تَصِيْدُوْهُ أَوْ يُصَدْ لَكُمْ
Dari Jabir bin Abdullah dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Binatang buruan darat halal bagi kamu sewaktu kamu sedang ihram, asal tidak kamu yang berburunya atau diburu karena untukmu. (H.R. Tirmidzi no. 856, Baihaqi no. 10208 dan lainnya).
7. Apabila Lalat Jatuh ke Dalam Minuman
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِى شَرَابِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ، ثُمَّ لِيَنْزِعْهُ، فَإِنَّ فِى إِحْدَى جَنَاحَيْهِ دَاءً وَالْأُخْرَى شِفَاءً
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata, Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Apabila lalat jatuh ke dalam minuman salah seorang di antara kalian, maka celupkanlah ke dalamnya lalu buanglah, karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap yang lain terdapat obat. (H.R.Bukhari no. 3320).
8. Hewan Yang Digadaikan Boleh Diminum Susunya
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ الرَّهْنُ يُرْكَبُ بِنَفَقَتِهِ ، وَيُشْرَبُ لَبَنُ الدَّرِّ إِذَا كَانَ مَرْهُوْنًا
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Sesuatu (hewan) yang digadaikan boleh dikendarai untuk dimanfaatkan, begitu juga susu hewan boleh diminum bila digadaikan. (H.R. Bukhari no.2511).
عَنْ أَبِى وَاقِدٍ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا قُطِعَ مِنَ الْبَهِيْمَةِ وَهِىَ حَيَّةٌ فَهِىَ مَيْتَةٌ
Dari Abi waqid ia berkata, Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Sesuatu yang terputus dari seekor binatang padahal ia masih hidup, maka dia itu (dipandang) bangkai. (H.R. Abu Daud no. 2860, Tirmidzi no. 1555).
9. Bila tikus jatuh ke minyak samin
عَنْ مَيْمُونَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ فَأْرَةٍ سَقَطَتْ فِى سَمْنٍ فَقَالَ أَلْقُوْهَا وَمَا حَوْلَهَا فَاطْرَحُوْهُ . وَكُلُوْا سَمْنَكُمْ
Dari Maimunah, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam pernah ditanya tentang seekor tikus yang jatuh ke dalam minyak samin, kemudian beliau menjawab : Lemparkan tikus itu dan buanglah minyak samin yang ada disekitarnya dan makanlah minyak samin kalian. (H.R. Bukhari no. 235).
10. Kuda Tidak Wajib Dizakati
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ عَلَى الْمُسْلِمِ فِى فَرَسِهِ وَغُلاَمِهِ صَدَقَةٌ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Tidak ada kewajiban zakat bagi seorang muslim pada kuda dan budaknya.(H.R. Bukhari no. 1463).
11. Boleh Memakan Daging Kelinci
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ مَرَرْنَا فَاسْتَنْفَجْنَا أَرْنَبًا بِمَرِّ الظَّهْرَانِ فَسَعَوْا عَلَيْهِ فَلَغَبُوْا. قَالَ فَسَعَيْتُ حَتَّى أَدْرَكْتُهَا فَأَتَيْتُ بِهَا أَبَا طَلْحَةَ فَذَبَحَهَا فَبَعَثَ بِوَرِكِهَا وَفَخِذَيْهَا إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُ بِهَا رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَبِلَهُ
Dari Anas bin Malik dia berkata : Pada suatu ketika kami lewat di Marru Zhahran (nama tempat), tiba-tiba kami dikagetkan oleh seekor kelinci, lalu kami kejar kelinci tersebut sampai mereka kelelahan. Anas melanjutkan : Saya juga turut mengejarnya sampai dapat, lantas saya membawanya kepada Abu Thalhah, kemudian dia menyembelihnya dan mengirimkan kedua pahanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam Aku lalu membawanya ke hadapan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam dan beliau pun menerimanya. (H.R. Muslim no. 5160).
12. Diperbolehkan memelihara burung
عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا، وَكَانَ لِى أَخٌ يُقَالُ لَهُ أَبُو عُمَيْرٍقَالَ أَحْسِبُهُ فَطِيمٌ وَكَانَ إِذَا جَاءَ قَالَ يَا أَبَا عُمَيْرٍ مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ نُغَرٌ كَانَ يَلْعَبُ بِهِ
Dari Anas dia berkata; Nabi Shallallahu alaihi wasallam adalah orang yang paling baik akhlaknya. Dan aku memiliki seorang saudara yang biasa dipanggil dengan sebutan Abu Umair. Dia (perawi) berkata : perkiraanku, dia anak yang baru disapih. Beliau Shallallahu alaihi wasallam datang, lalu memanggil : Wahai Abu Umair, apa yang sedang dilakukan oleh si Nughair (nama seekor burung). Sementara anak itu sedang bermain dengannya (H.R. Bukhari no. 6203).
13. Larangan jual anjing dan kucing (liar)
عَنْ أَبِى الزُّبَيْرِ قَالَ سَأَلْتُ جَابِرًا عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ وَالسِّنَّوْرِ قَالَ زَجَرَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ.
Dari Abu Az-Zubair ia berkata, saya bertanya kepada Jabir tentang hasil penjualan anjing dan kucing (liar dan tidak ada manfaatnya). Lantas Jabir pun menjawab, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam melarang hal tersebut. (H.R. Muslim no. 4098).
14. Daging Dhab (Sejenis Biawak) Tidak Haram
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ دِينَارٍ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الضَّبُّ لَسْتُ آكُلُهُ وَلاَ أُحَرِّمُهُ
Dari Abdullah bin dinar ia berkata, aku mendengar Ibnu Umar rah, Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Aku tidak memakan dhab dan aku tidak mengharamkannya. (H.R.Bukhari no. 5536).
15. Kotoran Hewan Itu Najis
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْأَسْوَدِ عَنْ أَبِيْهِ أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللهِ يَقُوْلُ أَتَى النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْغَائِطَ، فَأَمَرَنِى أَنْ آتِيَهُ بِثَلاَثَةِ أَحْجَارٍ، فَوَجَدْتُ حَجَرَيْنِ، وَالْتَمَسْتُ الثَّالِثَ فَلَمْ أَجِدْهُ، فَأَخَذْتُ رَوْثَةً، فَأَتَيْتُهُ بِهَا، فَأَخَذَ الْحَجَرَيْنِ وَأَلْقَى الرَّوْثَةَ وَقَالَ هَذَا رِكْسٌ
Dari Abdurrahman bin Aswad dari bapaknya bahwa ia mendengar Abdullah berkata : Nabi Shallallahu alaihi wasallam pergi ke WC, lalu beliau memerintahkan aku membawakan tiga buah batu. Aku hanya mendapatkan dua batu, lalu aku mencari batu yang ketiga, namun aku tidak mendapatkannya hingga aku pun mengambil kotoran hewan yang sudah kering. Kemudian semua itu aku bahwa ke hadapan Nabi. Namun beliau hanya mengambil dua batu dan membuang kotoran hewan yang telah kering tersebut seraya bersabda : Ini najis.(H.R. Bukhari no. 156).
16. Larangan mengurung kucing yang tidak diberi makan
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ عُذِّبَتِ امْرَأَةٌ فِى هِرَّةٍ سَجَنَتْهَا حَتَّى مَاتَتْ ، فَدَخَلَتْ فِيْهَا النَّارَ ، لاَ هِىَ أَطْعَمَتْهَا وَلاَ سَقَتْهَا إِذْ حَبَسَتْهَا، وَلاَ هِىَ تَرَكَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ اْلأَرْضِ
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Seorang wanita disiksa Allah pada hari kiamat lantaran dia mengurung seekor kucing sehingga kucing itu mati. Karena itu Allah memasukkannya ke neraka. Kucing itu dikurungnya tanpa diberi makan dan minum dan tidak pula dilepaskannya supaya ia dapat menangkap serangga-serangga bumi. (H.R. Bukhari no. 3482, Muslim no. 5989).
17. Dilarang membunuh binatang untuk latihan memanah
عَنْ هِشَامِ بْنِ زَيْدٍ قَالَدَخَلْتُ مَعَ أَنَسٍ عَلَى الْحَكَمِ بْنِ أَيُّوبَ فَرَأَى غِلْمَانًا أَوْ فِتْيَانًا نَصَبُوْا دَجَاجَةً يَرْمُوْنَهَا فَقَالَ أَنَسٌ نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تُصْبَرَ الْبَهَائِمُ
Dari Hisyam bin Zaid ia berkata : Pernah aku dan Anas menemui Al-Hakam bin Ayyub, lalu Anas melihat seorang pemuda memasang seekor ayam untuk sasaran panahnya, maka Anas pun berkata : Nabi Shallallahu alaihi wasallam telah melarang menjadikan binatang untuk dijadikan sasaran (latihan) tembak. (H.R. Bukhari no. 5513).
عَنْ عَمْرِو بْنِ الشَّرِيْدِ قَالَ سَمِعْتُ الشَّرِيْدَ يَقُوْلُ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ قَتَلَ عُصْفُوْرًا عَبَثًا عَجَّ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْهُ يَقُوْلُ يَا رَبِّ إِنَّ فُلاَنًا قَتَلَنِى عَبَثًا وَلَمْ يَقْتُلْنِى لِمَنْفَعَةٍ
Dari Amru bin Syarid ia berkata, saya mendengar Asy-Syarid berkata ; Saya mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Barang siapa yang membunuh seekor burung untuk main-main saja, maka burung itu akan mengadu pada hari kiamat nanti kepada Allah Azza wa Jalla dengan seraya berkata : Wahai Rabbku, sesungguhnya si Fulan membunuhku untuk main-main saja bukan untuk suatu manfaat. (H.R. Ahmad no. 19997, Nasa'i no. 4458).
Semoga bermanfaat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.