Edisi Sabtu, 28 Mei 2022 M / 27 Syawal 1443 H.
Pernahkah anda marah? Di antara kita pasti pernah marah. Punya perasaan marah adalah sesuatu yang wajar. Nabi, sahabat dan para ulama juga pernah marah. Namun, yang paling penting diperhatikan adalah atas dasar apa kita marah dan bagaimana kita menyikapi gejolak itu. Hendaknya kita memahami hadits larangan marah ini agar kita dijauhkan dari sifat emosi dan amarah yang tercela. Menurut islam sendiri, ada marah yang diperbolehkan dan ada yang dilarang dan masuk sifat tercela. Semuanya tergatung situasi dan kondisinya. Namun dalam banyak dalil hadist, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menganjurkan untuk jangan marah dan menahan emosinya.
Dan bagi siapapun yang tidak marah dan sabar menahan amarahnya, maka dijanjikan akan mendapatkan surga. Ini adalah kabar gembira bagi yang sabar dan tidak mudah marah saat situasi tertentu.
Dalam kitab suci Al Quran, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman sebagai berikut :
وَ سَارِعُوْآ اِلى مَغْفِرَةٍِ مّنْ رَّبّكُمْ وَ جَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّموتُ وَ اْلاَرْضُ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ. اَلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّآءِ وَ الضَّرَّآءِ وَ اْلكظِمِيْنَ اْلغَيْظَ وَ اْلعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ، وَ اللهُ يُحِبُّ اْلمُحْسِنِيْنَ. ال عمران:133-134
Artinya : Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. (Yaitu) orang-orang yang menafqahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. [QS. Ali 'Imran : 133 - 134].
Melihat ayat suci diatas, maka jelaslah bahwa hendaknya kita jangan marah, belum lagi banyak sekali dalil hadits tentang larangan marah. Juga apa manfaat dan keutamaan orang yang mampu menahan marah, tidak suka berdebat, tidak kasar dan selalu bersabar.
Dan agar lebih jelas, simak selengkapnya daftar bacaan hadits larangan marah dalam islam lengkap dalam lafadz arab dan terjemahan bahasa Indonesianya. Setelah membaca penjelasan dari hadits dibawah ini, jangan marah lagi dikarenakan hal hal sepele.
1. Hadits kesatu
عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمنِ عَنْ رَجُلٍ مِنْ اَصْحَابِ النَّبِيّ ص قَالَ: قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَوْصِنِى. قَالَ: لاَ تَغْضَبْ. قَالَ: قَالَ الرَّجُلُ: فَفَكَّرْتُ حِيْنَ قَالَ النَّبِيُّ ص مَا قَالَ. فَاِذَا اْلغَضَبُ يَجْمَعُ الشَّرَّ كُلَّهُ. احمد
Artinya : Dari Humaid bin Abdurrahman dari seorang shahabat Nabi Shallallahu alaihi wasallam berkata : Ada seorang laki-laki berkata, "Ya Rasulullah, nasehatilah saya". Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Jangan marah". (Perawi) berkata : Lalu orang laki-laki itu berkata, "Kemudian saya berfikir ketika Nabi Shallallahu alaihi wasallam menyabdakan apa yang beliau nasehatkan itu, jika demikian marah itu mengumpulkan kejahatan seluruhnya". [HR. Ahmad].
2. Hadits kedua
عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ صُرَدٍ قَالَ: اِسْتَبَّ رَجُلاَنِ عِنْدَ النَّبِيّ ص وَ نَحْنُ عِنْدَهُ جُلُوْسٌ وَ اَحَدُهُمَا يَسُبُّ صَاحِبَهُ مُغْضَبًا قَدِ احْمَرَّ وَجْهُهُ. فَقَالَ النَّبِيُّ ص: اِنّيْ َلاَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا لَذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَالَ: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. فَقَالُوْا لِلرَّجُلِ: اَلاَ تَسْمَعُ مَا يَقُوْلُ النَّبِيُّ ص قَالَ: اِنّى لَسْتُ بِمَجْنُوْنٍ. البخارى
Dari Sulaiman bin Shurad, ia berkata : Ketika kami duduk di sisi Nabi Shallallahu alaihi wasallam, ada dua orang saling mencaci. Lalu salah seorang diantara keduanya menjadi marah, merah mukanya. Kemudian Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya aku mengetahui suatu kalimat seandainya ia mau mengucapkannya pastilah hilang marah itu darinya, seandainya ia mengucapkan : A'uudzu billaahi minasy-syaithoonir rojiim (Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk)". Kemudian orang-orang berkata kepada laki-laki tersebut, "Tahukah kamu apa yang disabdakan oleh Nabi Shallallahu alaihi wasallam tadi ?". Orang yang marah itu menjawab, "Aku ini tidak gila !". [HR. Bukhari juz 7, hal. 99].
3. Hadits ketiga
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي، قَالَ : لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ [رواه البخاري]
Artinya : Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa sallam : (Ya Rasulullah) nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu marah. Beliau menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda : Jangan engkau marah (Riwayat Bukhori).
4. Hadits keempat
نْ اَبِى الدَّرْدَاءِ قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، دُلَّنِيْ عَلَى عَمَلٍ يُدْخِلُنِى اْلجَنَّةَ. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ تَغْضَبْ. وَ لَكَ اْلجَنَّةُ. الطبرانى فى الاوسط رقم
Dari Abu Darda', ia berkata : Ada seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam "Ya Rasulullah, tunjukkanlah kepada saya atas suatu amal yang bisa memasukkan saya ke surga". Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Jangan marah, maka bagimu surga". [HR. Thabarani dalam Al-Ausath no 2353].
5. Hadits kelima
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ اْلمُسَيَّبِ اَنَّهُ قَالَ: بَيْنَمَا رَسُوْلُ اللهِ ص جَالِسٌ وَ مَعَهُ اَصْحَابُهُ وَقَعَ رَجُلٌ بِاَبِى بَكْرٍ فَآذَاهُ. فَصَمَتَ عَنْهُ اَبُوْ بَكْرٍ، ثُمَّ آذَاهُ الثَّانِيَةَ، فَصَمَتَ عَنْهُ اَبُوْ بَكْرٍ. ثُمَّ آذَاهُ الثَّالِثَةَ، فَانْتَصَرَ مِنْهُ اَبُوْ بَكْرٍ، فَقَامَ رَسُوْلُ اللهِ ص حِيْنَ انْتَصَرَ اَبُوْ بَكْرٍ. فَقَالَ اَبُوْ بَكْرٍ: اَوَجَدْتَ عَلَيَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: نَزَلَ مَلَكٌ مِنَ السَّمَاءِ يُكَذّبُهُ بِمَا قَالَ لَكَ. فَلَمَّا انْتَصَرْتَ وَقَعَ الشَّيْطَانُ فَلَمْ اَكُنْ ِلاَجْلِسَ اِذْ وَقَعَ الشَّيْطَانُ. ابو داود رقم
Dari Sa’id bin Musayyab, bahwasanya ia berkata, "Pernah suatu ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sedang duduk bersama shahabat-shahabatnya, lalu ada seorang laki-laki yang mencaci dan menyakiti Abu Bakar, tetapi Abu Bakar diam saja. Kemudian ia menyakitinya yang kedua kali, tetapi Abu Bakar masih diam saja. Lalu ia menyakitinya yang ketiga kali, lalu Abu Bakar membalasnya. Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berdiri ketika Abu Bakar membalasnya, lalu Abu Bakar bertanya, "Apakah engkau marah kepadaku, ya Rasulullah ?". Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Tadi malaikat turun dari langit seraya mendustakan apa yang ia katakan terhadapmu, tetapi setelah engkau membalasnya, syaithan lalu duduk di situ, maka tidaklah pantas aku duduk karena syaithan duduk di situ". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 274, no. 4896].
6. Hadits keenam
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو اَنَّهُ سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ ص: مَاذَا يُبَاعِدُنِى مِنْ غَضَبِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ؟ قَالَ: لاَ تَغْضَبْ. احمد
Artinya:Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, bahwasanya ia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam “Ya Rasulullah, apa yang bisa menjauhkan saya dari murka Allah ‘Azza wa Jalla ?”. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Jangan marah”. [HR. Ahmad juz 2, hal. 175].
7. Hadits ketujuh
عَنْ اَبِى وَائِلٍ اْلقَاصّ قَالَ: دَخَلْنَا عَلَى عُرْوَةَ بْنِ مُحَمَّدٍ السَّعْدِيّ فَكَلَّمَهُ رَجُلٌ فَأَغْضَبَهُ، فَقَامَ فَتَوَضَّأَ، فَقَالَ: حَدَّثَنِى اَبِيْ عَنْ جَدّيْ عَطِيَّةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اْلغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ. وَ اِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ. وَ اِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِاْلمَاءِ، فَاِذَا غَضِبَ اَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ. ابو داود رقم
Dari Abu Wail Al-Qaashsh, ia berkata, "Saya pernah datang kepada 'Urwah bin Muhammad As-Sa'diy, lalu ada seorang laki-laki yang berbicara kepadanya yang membuatnya marah, maka ia bangkit lalu berwudlu. (Setelah berwudlu) kemudian ia berkata : Ayahku mencerita-kan kepadaku dari kakekku yaitu 'Athiyah, ia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya marah itu dari syetan dan sesungguhnya syetan itu diciptakan dari api, dan hanyasanya api itu dipadamkan dengan air, maka apabila salah seorang diantara kalian marah hendaklah ia berwudlu". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 249, no. 4784].
8. Hadits kedelapan
عَنْ اَبِى ذَرّ قَالَ: اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ لَنَا: اِذَا غَضِبَ اَحَدُكُمْ وَ هُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَاِنْ ذَهَبَ عَنْهُ اْلغَضَبُ. وَ اِلاَّ فَلْيَضْطَجِعْ. ابو داود رقم
Dari Abu Dzarr, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda kepada kami, "Apabila salah seorang diantara kalian marah dalam keadaan berdiri maka hendaklah ia duduk, niscaya akan hilang marahnya. Dan jika belum hilang marahnya, maka hendaklah ia berbaring (tiduran)". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 249, no. 4782].
9. Hadits kesembilan
(إِذَا غَضَبَ اَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ (رواه إمام احمد
“Jika di antara kalian marah maka hendaklah ia diam” (HR Imam Ahmad).
10. Kesepuluh
لا تغضب ولك الجنة
“Jangan marah, maka bagimu syurga” (HR.Thabrani).
عَنْ جَارِيَةَ بْنِ قُدَامَةَ، اَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَارَسُوْلَ اللهِ، قُلْ لِيْ قَوْلاً وَ اَقْلِلْ عَلَيَّ لَعَلّيْ اَعْقِلُهُ. قَالَ: لاَ تَغْضَبْ. فَاَعَادَ عَلَيْهِ مِرَارًا. كُلُّ ذلِكَ يَقُوْلُ: لاَ تَغْضَبْ. احمد
Dari Jariyah bin Qudamah, sesungguhnya ada seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, "Ya Rasulullah, katakanlah kepadaku suatu perkataan (nasehat) dan ringkaskanlah, mudah-mudahan aku bisa menjaganya". Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Jangan marah". Orang itu mengulangi lagi beberapa kali, masing-masingnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Jangan marah". [HR. Ahmad].
11. Hadits kesebelas
عَنْ جَارِيَةَ بْنِ قُدَامَةَ، اَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَارَسُوْلَ اللهِ، قُلْ لِيْ قَوْلاً وَ اَقْلِلْ عَلَيَّ لَعَلّيْ اَعْقِلُهُ. قَالَ: لاَ تَغْضَبْ. فَاَعَادَ عَلَيْهِ مِرَارًا. كُلُّ ذلِكَ يَقُوْلُ: لاَ تَغْضَبْ
Dari Jariyah bin Qudamah bahwa ada seorang lelaki berkata pada Rasul; “Ya Rasulullah katakan padaku suatu nasehat yang ringkas dan semoga aku bisa menjaganya.” Rasul bersabda: “Jangan marah”. Orang itu mengulangi perkataannya dan Rasul tetap bersabda: “Jangan marah.” (HR. Ahmad).
12. Hadits kedua belas
عَنْ اَبِى الدَّرْدَاءِ قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، دُلَّنِيْ عَلَى عَمَلٍ يُدْخِلُنِى اْلجَنَّةَ. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ تَغْضَبْ. وَ لَكَ اْلجَنَّةُ
Dari Abu Darda berkata: Ada seorang lelaki berkata pada Rasul: “Ya Rasulullah, tunjukilah saya akan suatu amal yang bisa memasukkan saya ke surga.” Rasul pun bersabda: “Jangan marah, maka kamu mendapat surga.” (HR. Thabrani).
13. Hadits ketiga belas
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ اْلمُسَيَّبِ اَنَّهُ قَالَ: بَيْنَمَا رَسُوْلُ اللهِ ص جَالِسٌ وَ مَعَهُ اَصْحَابُهُ وَقَعَ رَجُلٌ بِاَبِى بَكْرٍ فَآذَاهُ. فَصَمَتَ عَنْهُ اَبُوْ بَكْرٍ، ثُمَّ آذَاهُ الثَّانِيَةَ، فَصَمَتَ عَنْهُ اَبُوْ بَكْرٍ. ثُمَّ آذَاهُ الثَّالِثَةَ، فَانْتَصَرَ مِنْهُ اَبُوْ بَكْرٍ، فَقَامَ رَسُوْلُ اللهِ ص حِيْنَ انْتَصَرَ اَبُوْ بَكْرٍ. فَقَالَ اَبُوْ بَكْرٍ: اَوَجَدْتَ عَلَيَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: نَزَلَ مَلَكٌ مِنَ السَّمَاءِ يُكَذّبُهُ بِمَا قَالَ لَكَ. فَلَمَّا انْتَصَرْتَ وَقَعَ الشَّيْطَانُ فَلَمْ اَكُنْ ِلاَجْلِسَ اِذْ وَقَعَ الشَّيْطَانُ
Dari Sa’id bin Musayyab ia berkata: “Pernah ketika Rasul duduk bersama sahabat-sahabat, lalu ada laki-laki yang mencaci dan menyakiti Abu Bakar tapi Abu Bakar hanya diam. Lalu ia menyakitinya kedua kali dan beliau masih diam. Hingga tiga kali lalu Abu Bakar membalasnya. Lalu Rasul berdiri dan Abu Bakar bertanya: “Apakah engkau marah kepadaku, ya Rasulullah? Rasul menjawab: “Tadi malaikat turun dari langit seraya mendustakan apa yang ia katakan kepadamu tapi setelah engkau membalasnya, syetan lalu duduk disitu, maka tidaklah aku pantas duduk karena ada syetan disitu.” (HR. Abu Dawud).
14. Hadits keempat belas
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيّ ص: اَوْصِنِى، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ. فَرَدَّدَ مِرَارًا، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata: Sesungguhnya ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Muhammad; “Nasehatilah saya Ya Rasulullah”. Kemudian Rasulullah bersabda; “Jangan marah.” Orang itu mengulanginya hingga berkali-kali dan Nabi bersabda; “Jangan marah”. (HR. Bukhari).
15. Hadits kelima belas
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرَعَةِ. اِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ اْلغَضَبِ
Artinya : dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasul bersabda: “Orang yang kuat itu bukan orang yang kuat dalam bergulat tapi orang yang kuat dalam menahan dirinya ketika marah.” (Hadits riwayat Bukhari).
16. Hadits keenam belas
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رض قَالَ: بَيْنَا النَّبِيّ ص يُصَلّى رَأَى فِى قِبْلَةِ اْلمَسْجِدِ نُخَامَةً فَحَكَّهَا بِيَدِهِ فَتَغَيَّظَ ثُمَّ قَالَ: اِنَّ اَحَدَكُمْ اِذَا كَانَ فِى الصَّلاَةِ فَاِنَّ اللهَ حِيَالَ وَجْهِهِ فَلاَ يَتَنَخَّمَنَّ حِيَالَ وَجْهِهِ فِى الصَّلاَةِ
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu berkata: “Ketika Nabi Muhammad sedang shalat, beliau melihat dahak di arah kiblat masjid. Maka setelah selesai shalat beliau mengeriknya dengan tangan beliau, kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya seseorang diantara kalian jika sedang shalat, sungguh Allah ada di hadapannya. Maka janganlah sekali-kali berdahak ketika shalat ke arah depannya.” (HR. Bukhari).
17. Hadits ketujuh belas
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرَعَةِ. اِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ اْلغَضَبِ. البخارى
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Orang yang kuat itu bukanlah orang yang kuat dalam bergulat, tetapi orang yang kuat itu ialah orang yang bisa menahan dirinya ketika marah". [HR. Bukhari, HR Muslim].
Setelah melihat hadits larangan marah diatas, ada baiknya kita juga mempelajari untuk megendalikan emosi dan amarah sesuai tata cara yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Lalu bagaimana caranya, simak berikut ini cara menahan emosi dan amarah menurut Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam :
1. Membaca Taawudz
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam:
"Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca taawudz: A-uudzu billahi minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang. (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Diam
Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berikut ini :
"Jika kalian marah, diamlah." (HR. Ahmad dan Syuaib Al-Arnauth menilai Hasan lighairih).
3. Mengambil posisi lebih rendah
Sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berikut menjelaskan perihal ini :
Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur. (HR. Ahmad 21348, Abu Daud 4782 dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth).
4. Berwudhu atau mandi
Marah itu berasal dari setan dan setan diciptakan dari api. Berikut sebuah hadist yang menjadi dasarnya :
"Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air. Apabila kalian marah, hendaknya dia berwudhu. (HR. Ahmad 17985 dan Abu Daud 4784).
5. Ingatlah hadits ini ketika marah
Dari Muadz bin Anas Al-Juhani radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki. (HR. Abu Daud, Turmudzi).
Demikianlah artikel mengenai kumpulan hadits larangan marah lengkap bahasa arab dan artinya. Semoga daftar hadits dan tata cara menahan dan mengendalikan amarah diatas bermanfaat bagi kita semua sehingga emosi dan amarah lebih terkendali serta tidak mudah marah. Dan yang terpenting adalah jangan marah untuk sesuatu yang memang tidak dibenarkan.
Semoga bermanfaat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.