Edisi Sabtu, 21 Mei 2022 M / 20 Syawal 1443 H.
Sebagai pedoman hidup dan kitab suci umat Islam, Al-Qur'an terdiri dari 114 surah. Surah di dalamnya berarti kumpulan ayat Al-Qur'an yang memiliki nama. Dilihat dari panjang pendeknya, salah satu bagian surah dalam Al-Qur'an adalah surat pendek. Menurut buku Mengenal Kitab-Kitab Allah karangan Nurul Ihsan, surah pendek dalam Al-Qur'an disebut sebagai Al Mufashal. Kata tersebut berasal dari kata Al Fashl yang artinya batas.
Berdasarkan Tafsir Ibnu Katsir, surah pendek dalam Al-Qur'an dimulai dari Surah Qaf hingga Surah An-Nas. Dasar mengenai pembagian ini adalah hadits dari Watsilah bin Al-Asqa radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Aku diberi pengganti isi Taurat dengan as-Sab’u (7 surat panjang), dan aku diberi pengganti isi Zabur dengan surah Al Mi-in, dan aku diberi pengganti isi Injil dengan Al-Matsani, dan aku diberi tambahan dengan surah-surah Al-Mufashal.” (HR. Ahmad nomor 16982 dihasankan oleh Syuaib Al Arnauth)
Menyadur dari buku Tafsir Shalat karya Ammi Nur Baits, surat pendek dalam Juz'amma maupun Al-Qur'an terbagi menjadi tiga, yaitu:
- Thiwal Mufashal , artinya Mufashal yang panjang. Surah pendek ini dimulai dari Surah Qaf hingga Al Mursalat pada akhir Juz 29.
- Wasath Mufashal , artinya Mufashal pertengahan. Adapun yang termasuk golongan surah ini adalah Surah An-Naba hingga surah Ad-Dhuha.
- Qishar Mufashal , artinya Mufashal pendek. Bagian surah ini dimulai dari Surah Al-Insyirah hingga surah akhir Al-Qur'an, yakni Surah An-Nas.
Saat melaksanakan ibadah shalat, umat Islam dianjurkan untuk membaca surah-surah dalam Al-Qur'an setelah membaca surah Al- Fatihah. Hal tersebut disampaikan oleh Rasulullah dalam hadits Bukhari dan Muslim. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Jika kamu mau shalat, bertakbirlah. Kemudian bacalah bagian Al-Qur'an yang mudah bagimu.” (HR. Bukhari 727 dan Muslim 911).
Untuk anak-anak, membaca surah yang panjang bukanlah suatu hal yang mudah. Maka, orang tua bisa mengajarkan surah-surah pendek yang ada di Al-Qur'an. Selain bacaannya tidak asing, isi surahnya pun singkat dan mudah dihafalkan. Setidaknya ada lebih dari 17 bacaan surah pendek yang bisa diajarkan ke anak-anak. Berikut kumpulan surat pendek dengan tulisan latin beserta artinya yang bisa diajarkan ke anak.
1. Surah Al Fatihah
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ
Bismillahirrahmaanirrahiim. Alhamdu lilla_hi rabbil ‘a_lamin. Ar Rahmaanirrahiim. Maaliki yaumiddiin. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. Ihdinash-shirraatal musthaqiim(i) Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim waladh-dhaalliin.
Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Pemilik hari pembalasan. Hanya pada Engkaulah kami menyembah dan hanya pada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat padanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
2. Surah An-Nas
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ مَلِكِ النَّاسِۙ اِلٰهِ النَّاسِۙ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
Bismillahirrahmaanirrahiim. Qul a'uzu birabbin naas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min sharril was waasil khannaas. Al lazii yuwas wisu fii suduurin naas. Minal jinnati wan naas.
Artinya: Katakanlah, "Aku berlindung pada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia."
3. Surah Al Falaq
قُلۡ اَعُوۡذُ بِرَبِّ الۡفَلَقِۙ مِنۡ شَرِّ مَا خَلَقَۙ وَمِنۡ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ وَمِنۡ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الۡعُقَدِۙ وَمِنۡ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ
Qul a'uzuu bi rabbil-falaq. Min sharri ma khalaq. Wa min sharri ghasiqin iza Wa qabul. Wa min sharrin-naffaa-thaati fil 'uqad. Wa min shar ri haasidin iza hasad.
Artinya: Katakanlah, "Aku berlindung pada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki."
4. Surah Al Ikhlas
قُلۡ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ اَللّٰهُ الصَّمَدُ لَمۡ يَلِدۡ ۙ وَلَمۡ يُوۡلَدۡ وَلَمۡ يَكُنۡ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Qul Huwallahu Ahad. Allahu sh-shamad(u) Lam yalid walam yuulad. Wa lam Yakun Lahu kufuwan ahad(u)
Artinya: Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."
5. Surah Al Lahab
تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ
Tab bat yadaa abii Lahabinw-wa tabb. Maa aghna 'anhu maaluhu wa ma kasab. Sa yas laa naran zaata lahab Wam ra-atuh hamma latal-hatab Fii jiidiha hab lum mim-masad.
Artinya: Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia! Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka), dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.
6. Surah An Nasr
اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا
Iza jaa-a nas rullahi walfath Wa ra-aitan naasa yadkhuluuna fii diinil laahi afwajah Fa sab bih bihamdi rabbika was taghfir, innahu kaana tawwaaba
Artinya: Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah, maka bertasbihlah dengan nama Tuhanmu dan mohonlah ampunan pada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.
7. Surah Al Kafirun
لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ
Qul yaa ayyuhaal kaafiruun(a) Laa a’budu maa ta’buduun(a) Wa laa antum ‘aabiduuna maa a’bud(u) Walaa anaa ‘aabidum(n) maa ‘abadtum Walaa antum ‘aabiduuna maa a’bud(u) Lakum diinukum waliya diin(i)
Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah, dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”
8. Surah Al Kautsar
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ
Bismillahirrahmaanirrahiim Innaa a’thainaakal kautsar. Fashalli lirabbika wanhar. Innsyaani-aka huwal abtar(u)
Artinya: Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri pada Allah). Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).
9. Surah Al Maun
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙوَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ
Bismillahirrahmaanirrahiim(i) Ara-aital-ladzii yukadz-dzibu biddiin(i) Fadzaalikal-ladzii yadu’-‘ul yatiim(a) Walaa yahudh-dhu ‘alaa tha’aamil miskiin(i) Fawailul(n)-lilmushalliin(a) Al ladziina hum ‘an shalaatihim saahuun(a) Al ladziina hum yuraa-uun(a) Wayamna’uunal maa’uun(a).
Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. Maka celakalah orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya, yang berbuat ria, dan enggan (memberikan) bantuan.
10. Surah Al Quraisy
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ لِاِيْلٰفِ قُرَيْشٍۙ اٖلٰفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاۤءِ وَالصَّيْفِۚ فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هٰذَا الْبَيْتِۙ الَّذِيْٓ اَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ ەۙ وَّاٰمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ
Bismillahirrahmaanirrahiim(i) Li-iilaafi quraisyin Ilaafihim rihlatasy-syitaa-i wash-shaif(i) Falya’buduu rabba haadzal bait(i) Al ladzii ath’amahum minjuu’in wa aamanahum min khauf(i)
Artinya: Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah), yang telah memberi makanan pada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.
11. Surah Al Fiil
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍۙ وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ
Bismillahirrahmaanirrahiim(i) Alam tara kaifa fa’ala rabbuka bi-ashhaabil fiil(i) Alam yaj’al kaidahum fii tadhliil(in) Wa-arsala ‘alaihim thairan abaabiil(a) Tarmiihim bihijaaratim(n) min sijjiil(in) Faja’alahum ka’ashfim(n) ma`kuul(i).
Artinya: Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan pada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar, sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
12. Surah Al Humazah
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙۨالَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗۚ كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِۖ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْحُطَمَةُ ۗ نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌۙ فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ
Bismillahirrahmaanirrahiim(i) Wailul(n) likulli humazatil(n) lumazat(in) Al-ladzii jama’a maa law(n) wa’addadah(u) Yahsabu anna maa lahuu akhladah(u) Kallaa layunbadzanna fiil huthamat(i) Wamaa adraaka maal huthamat(u) Naarullahil muuqadat. Allatii tath-thali’u ‘alal af-idat(i) Innahaa ‘alaihim mu`shadat(un) Fii ‘amadim(n) mumad-dadat(i)
Artinya: Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hutamah. Dan tahukah kamu apakah (neraka) Hutamah itu? (Yaitu) api (azab) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.
13. Surah Al Ashr
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖاِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙبِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ وَالْعَصْرِۙ
Bismillahirrahmaanirrahiim(i) Wal ‘ashr(i) Innal insaana lafii khusr(in) Illal-ladziina aamanuu wa ‘amiluush-shalihaati wa tawaashau bilhaqqi wa tawaashaubish-shabr(i)
Artinya: Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.
14. Surah At Takatsur
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ كَلَّا لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِۗ لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَۙ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِۙ ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِ
Bismillahirrahmaanirrahiim(i) Al Haakumut takaatsur(u) Hattaa zurtumul maqaabir(a) Kallaa saufa ta’lamuun(a) Tsumma kallaa saufa ta’lamuun(a) Kallaa lau ta’lamuuna ‘ilmal yaqiin(i) Latarawunnal jahiima(a) Tsumma latarawunnahaa ‘ainal yaqiin(i) Tsumma latus-alunna yaumaidzin ‘anin na’iim(i)
Artinya: Bermegah-megahan telah melalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui. Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim. Kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri. Kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).
15. Surah Al Qariah
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ اَلْقَارِعَةُۙ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْقَارِعَةُ ۗ يَوْمَ يَكُوْنُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوْثِۙ وَتَكُوْنُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوْشِۗ فَاَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهٗۙ فَهُوَ فِيْ عِيْشَةٍ رَّاضِيَةٍۗ وَاَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهٗۙ فَاُمُّهٗ هَاوِيَةٌ ۗ نَارٌ حَامِيَةٌ ࣖ
Bismillahirrahmaanirrahiim(i) Al qoori'ah Mal qooriah Wa maa adraaka mal qoori'ah Yauma ya kuunun naasu kal farashil mabthuuth Wa ta kuunul jibalu kal 'ihnil manfuush Fa-amma man thaqulat mawa ziinuh Fahuwa fii 'ishatir raadiyah Wa amma man khaffat mawa ziinuh Fa-ummuhu haawiyah Wa maa adraaka maa hiyah Naarun hamiyah
Artinya: Hari Kiamat, apakah hari Kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang). Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.
16. Surah Al Adiyat
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ وَالْعٰدِيٰتِ ضَبْحًاۙ فَالْمُوْرِيٰتِ قَدْحًاۙ فَالْمُغِيْرٰتِ صُبْحًاۙ فَاَثَرْنَ بِهٖ نَقْعًاۙ فَوَسَطْنَ بِهٖ جَمْعًاۙ اِنَّ الْاِنْسَانَ لِرَبِّهٖ لَكَنُوْدٌ ۚ وَاِنَّهٗ عَلٰى ذٰلِكَ لَشَهِيْدٌۚ وَاِنَّهٗ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيْدٌ ۗ اَفَلَا يَعْلَمُ اِذَا بُعْثِرَ مَا فِى الْقُبُوْرِۙ وَحُصِّلَ مَا فِى الصُّدُوْرِۙ اِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَىِٕذٍ لَّخَبِيْرٌ
Bismillahirrahmaanirrahiim(i) Wal'aadiyaati dhobhaa Falmuuriyaati qodhaa Falmughiirooti shubhaa Fa atsarnabihii naq'aa Fawasathna bihii jam'aa Innal insaana lirobbihii lakanuud(un) Wainnahuu 'alaa dzaalika lasyahiid(un) Wa innahuu lihubbil khoiri lasyadiid(un) Afalaa ya'lamu idzaa bu'tsiro maa fil qubuur(i) Wahusshila maa fish shuduur(i) Inna robbahum bihim yaumaidzil lakhobiir(un)
Artinya: Demi kuda perang yang berlari kencang terengah-engah, dan kuda yang memercikkan bunga api (dengan pukulan kuku kakinya), dan kuda yang menyerang (dengan tiba-tiba) pada waktu pagi, sehingga menerbangkan debu, lalu menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh, sungguh, manusia itu sangat ingkar, (tidak bersyukur) pada Tuhannya, dan sesungguhnya dia (manusia) menyaksikan (mengakui) keingkarannya, dan sesungguhnya cintanya pada harta benar-benar berlebihan. Maka tidakkah dia mengetahui apabila apa yang di dalam kubur dikeluarkan, dan apa yang tersimpan di dalam dada dilahirkan? Sungguh, Tuhan mereka pada hari itu MahaTeliti terhadap keadaan mereka.
17. Surah At Tin
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ وَالتِّيْنِ وَالزَّيْتُوْنِۙ وَطُوْرِ سِيْنِيْنَۙ وَهٰذَا الْبَلَدِ الْاَمِيْنِۙ لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ ثُمَّ رَدَدْنٰهُ اَسْفَلَ سَافِلِيْنَۙ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَلَهُمْ اَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْنٍۗ فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّيْنِۗ اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَحْكَمِ الْحٰكِمِيْنَ
Bismillahirrahmaanirrahiim(i) Wat tiini waz zaituun Wa tuuri siniin Wa haazal balad-il amiin Laqad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim Thumma ra dad naahu asfala saafiliin Ill-lal laziina aamanuu wa 'amilus saalihaati; falahum ajrun ghairu mamnuun Fama yu kaz zibuka b'adu bid diin Alai sal laahu bi-ahkamil haakimiin
Artinya: Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, demi gunung Sinai, dan demi negeri (Mekah) yang aman ini. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya. Maka apa yang menyebabkan (mereka) mendustakanmu (tentang) hari pembalasan setelah (adanya keterangan-keterangan) itu? Bukankah Allah hakim yang paling adil?
Semoga bermanfaat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.