Jumat, 24 April 2020

17 POIN PENTING KHUTBAH RASULULLAH MENYAMBUT RAMADHAN KARIM

Edisi Jum'at, 24 April 2020 M / 1 Ramadhan 1441 H

Menjelang tibanya bulan suci Ramadhan, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berpidato di hadapan para sahabatnya. Ceramah di penghujung bulan Sya’ban tersebut berisi tentang informasi keistimewaan Ramadhan, serta anjuran untuk meningkatkan penghambaan kepada Allah dan kepedulian sosial.   Yang menarik, Rasulullah menggunakan redaksi sapaan “yâ ayyuhannâs” (wahai manusia) saat mengawali pidatonya, yang menandakan bahwa pesan tersebut berlaku umum bagi seluruh umat, bukan kaum Muslimin semata. Berikut isi lengkap pidato tersebut:

"Wahai manusia, sungguh bulan agung dan penuh berkah telah menaungi kalian. Bulan yang di dalamnya terdapat suatu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Pada bulan itu, Allah menjadikan puasanya sebagai suatu kewajiban dan qiyam atau shalat di malam harinya sebagai ibadah sunnah.Siapa yang mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebajikan, maka nilainya sama dengan mengerjakan kewajiban di bulan lain. Siapa yang mengerjakan suatu kewajiban dalam bulan Ramadhan tersebut, maka sama dengan menjalankan tujuh puluh kewajiban di bulan lain.”   “Ramadhan itu adalah bulan kesabaran; sedangkan ketabahan dan kesabaran, balasannya adalah surga. Ramadhan adalah bulan pertolongan. Pada bulan itu rezeki orang-orang mukmin ditambah.”    
“Siapa yang memberikan makanan untuk berbuka bagi orang  yang berpuasa di bulan itu, maka ia akan diampuni dosanya, dibebaskan dari api neraka.  Orang itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tersebut. Sedangkan pahala puasa bagi orang yang melakukannya, tidak berkurang sedikit pun.”   Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tak semua dari kami memiliki makanan untuk berbuka bagi orang lain.”   Rasulullah ﷺ menjawab, “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberikan sebutir kurma, atau seteguk air, atau seteguk susu.”   Nabi ﷺ pun melanjutkan, “Dialah Ramadhan, bulan yang permulaannya dipenuhi dengan rahmat, periode pertengahannya dipenuhi dengan ampunan, pada periode terakhirnya merupakan pembebasan manusia dari azab neraka.”   
“Barangsiapa yang meringankan beban pekerjaan pembantu-pembantu rumah tangganya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan membebaskannya dari api neraka."   
“Oleh karena itu dalam bulan Ramadhan ini, hendaklah kamu sekalian dapat meraih empat bagian. Dua bagian pertama untuk memperoleh ridha Tuhanmu dan dua bagian lain adalah sesuatu yang kamu dambakan. (Untuk meraih) dua bagian yang pertama, hendaklah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan memohon ampunan kepada-Nya. (Untuk meraih) dua bagian yang kedua  hendaklah memohon (dimasukkan ke dalam) surga dan berlindung dari api neraka.”   
“Siapa yang memberi minuman kepada orang yang berpuasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari telagaku, suatu minuman yang seseorang tidak akan merasa haus dan dahaga lagi sesudahnya, sehingga ia masuk ke dalam surga.” 
(Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah: 1780; al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman: 3455. Redaksi hadits di atas riwayat Ibn Khuzaimah).

Meskipun sebagian ahli menyebut hadits ini berstatus dhaif, kandungannya masih bisa diamalkan karena berkaitan dengan fadhailul a’mal (keutamaan amal). Beberapa keterangan yang disebutkan hadits ini, banyak persamaan yang disebutkan hadits yang lebih sahih.

Jika kita merenungi khotbah Rasulullah SAW dalam menyambut bulan suci ramadhan di atas, ada beberapa poin penting yang patut diperhatikan.

1. Poin Pertama 

Dinyatakan bahwa bulan ramadhan itu bulan yang mulia, sebab hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.

2. Poin Ke Dua 

Dinyatakan bahwa di bulan ramadhan umat muslim sebagai tamu yang diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Sehingga, di bulan suci ini nafas-nafas umat muslim yang sedang berpuasa menjadi tasbih, tidurnya menjadi ibadah, amal-amalnya pun diterima dan doa-doa diijabah.

3. Poin Ke Tiga 

Dinyatakan bahwa umat muslim harus memperbanyak amalan-amalan kebaikan pada bulan suci ramadhan yaitu dengan Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin, memuliakan orang tua, menyayangi yang muda, menyambungkan tali persaudaraan, menjaga lidah, menahan pandangan dari apa-apa yang tidak halal untuk memandangnya, menahan pendengaran dari apa-apa yang tidak halal untuk mendengarnya, mengasihi anak-anak yatim, serta bertaubat kepada Allah dari dosa-dosamu.

4. Poin Ke Empat 

Dinyatakan bahwa pada saat bulan ramadhan diri-diri umat muslim tergadai karena amal-amal mereka, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggung umat muslim berat karena beban (dosa) mereka, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudnya.

5. Poin Ke Lima 

Dinyatatakan bahwa Allah SWT bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-alamin.

6. Poin Ke Enam 

Dinyatakan bahwa siapa saja umat muslim yang memberi buka kepada orang-orang mukmin lain yang berpuasa di bulan ramadhan, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu.

7. Poin Ke Tujuh 

Dinyatakan bahwa di bulan ramadhan ini umat muslim bisa menjaga diri mereka dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma dan seteguk air. Artinya umat muslim harus memperbanyak sedekah di bulan suci ini, agar terhindar dari api neraka.

8. Poin Ke Delapan 

Dinyatakan bahwa umat islam harus memperbanyak  membaguskan akhlaknya di bulan suci ini, agar mereka berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir.

Adapun beberapa akhlak baik yang dijelaskan dalam hadits ini yaitu meringankan pekerjaan pegawai atau pembantu di bulan ini, maka Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat, menahan kejelekannya di bulan ini, maka Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya, memuliakan anak yatim di bulan ini, maka Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya, menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, maka Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya, melakukan shalat sunat di bulan ini, maka Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka, melakukan shalat fardhu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardhu di bulan lain, memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, maka Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan, serta membaca Al Qur’an meski hanya satu ayat Al-Quran, maka ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain. Subhanallah.

9. Poin Ke Sembilan  

Umat muslim harus memperbanyak membaca doa-doa yang baik. Dalam hadits di atas kita dianjurkan untuk meminta kepada Allah agar tidak pernah menutupkan pintu-pintu surga yang dibuka pada saat bulan ramadhan, berdoa memohon kepada Allah SWT agar pintu-pintu neraka tidak akan pernah dibukakan kembali ketika setelah ramadhan, memohon kepada Allah agar setan-setan tidak pernah lagi menguasai diri serta menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah.

10. Poin Ke Sepuluh 

Dinyatakan bahwa bulan ramadhan itu adalah bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Oleh karena itu di bulan ini Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’. Sehingga sebagai umat muslim kita harus menjalankan perintah Allah tersebut.

11. Poin Ke Sebelas 

Dinyatakan bahwa di bulan ramadhan umat muslim harus banyak mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, sebab jika seorang muslim melakukan satu kebajikan di bulan ramadhan maka sama dengan orang yang menunaikan suatu amal fardhu di dalam bulan yang lain.

12. Poin Ke Duabelas 

Dinyatakan bahwa bulan ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Oleh karena itu umat muslim harus lebih sabar di bulan ini. Selain itu ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya. Sehingga umat muslim harus memperbanyak sedekah atau membantu orang lain.

13. Poin Ke Tigabelas 

Dinyatakan bahwa siapa saja yang memberikan makanan berbuka kepada seseorang yang sedang berpuasa, maka Allah akan mengampuni dosanya dan memerdekakan dirinya dari neraka. Bahkan Allah SWT memberikan keadilan-Nya bahwa orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang.

14. Poin Ke Empatbelas 

Dinyatakan jika seorang muslim tidak mempunyai sesuatu yang akan diberikan kepada orang lain untuk berbuka puasa, maka hanya dengan memberi sebutit kurma atau seteguk air dan sehirup susu pun Allah akan memberikan pahalanya kepadanya. Subhanallah.

15. Poin Ke Limabelas 

Dinyatakan bahwa bulan ramadhan itu bulan istimewa, bagaimana tidak bulan suci ini adalah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka.

16. Poin Ke Enambelas 

Dinyatakan bahwa seorang muslim harus memperbanyak empat perkara di bulan ramadhan, dimana dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Allah, dan dua perkara lagi untuk kebaikan dirinya yang sangat diperlukan ketika di akhirat kelak.

Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.

17. Poin Ke Tujuhbelas 

Dinyatakan bahwa siapa saja yang memberi minum kepada orang yang berbuka puasa di bulan ramadhan, niscaya Allah akan memberi minum kepadanya dari air kolam-Nya, dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.Subhanallah

Ketujuhbelas poin dalam hadits di atas, kiranya kita bisa melaksanakannya di bulan mulia, bulan penuh rahmat yakni Bulan Ramadhan. Wallahu’alam 

Sumber : NU Online,  Islampos 

Semoga bermanfaat..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.