Jumat, 30 Oktober 2020

17 WANITA MULIA DALAM KELUARGA NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM DAN SIFAT-SIFATNYA

Edisi Sabtu, 31 Oktober 2020 M / 14 Rabi'ul Awwal 1442 H

Masih dalam suasana Maulid , Tausiah kali ini khusus mengulas wanita mulia dalam keluarga Rasullullah baik Istri-Istri maupun putri-putrinya. Dalam tausiah sebelumnya dijelaskan salah satu tanda cinta kepada Rasulullah adalah dengan mencintai ahlul baitnya diantaranya adalah para istri beliau dan putra putrinya.

Oleh karena itu mari kita mengenal lebih dekat ahlul bait beliau khususnya wanita mulia dari keluarga beliau yaitu istri dan putri-putri Rasulullah sebagai tanda cinta kita pada baginda nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.

Istri-istri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam 

Seperti yang kita ketahui izin untuk menikah dengan lebih dari empat wanita merupakan salah satu hal yang disyariatkan Allah Subhanahu WaTa'ala hanya kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Beliau Sholallahu Alaihi Wassalam pernah menikahi 13 orang wanita, dan dua wanita diantaranya yaitu Khadijah binti Khuwailid radhiyallahu ‘anha dan Zainab bintu Khuzaimah meninggal dunia sebelum Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam sendiri wafat.

Istri-istri Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam merupakan para wanita yang mulia, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat. Mereka merupakan para wanita yang senantiasa mendapatkan gelar ummul mukminin yaitu ibu dari orang-orang yang beriman. Selain itu, mereka nantinya akan selalu mendampingi Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam di syurga.

Lalu siapa sajakah istri-istri Nabi Muhammad Sholallahu Alaihi Wassalam ? berikut ulasannya.

1. Khadijah bintu Khuwailid radhiyallahu ‘anha (556-619 M) 

Beberapa hal yang terkait dengan Khadijah bintu Khuwailid, di antaranya adalah :

Khadijah bintu Khuwailid adalah seorang wanita yang berasal dari bangsa Quraisy, Beliau lahir pada tahun 68 sebelum hijrah. akan tetapi Beliau terkenal memiliki kemuliaan, baik dari segi nasab maupun akhlaknya. Rasulullah Shalallahu Alaihi wassalam pernah bersabda :

خَيْرُ نِسَائِهَا مَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ وَخَيْرُ نِسَائِهَا خَدِيجَةُ

Artinya “Wanita terbaik ialah Maryam putri Imran dan Khadijah” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Status Khadijah sebelum menikah dengan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam adalah janda yang ditinggalkan wafat oleh dua suami terdahulunya, yang bernama Abi Haleh Al Tamimy dan Oteaq Almakzomy.

Bagi Rasulullah Shalallahu Alaihi wassalam, Khadijah adalah istri Beliau yang pertama. Dan selama menikah dengan Khadijah, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam tidak pernah melakukan poligami, kecuali setelah Khadijah wafat.

Khadijah merupakan istri yang paling dicintai oleh Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam setelah Aisyah Radhiyallahu’ Anha. Bahkan karena kecintaan Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam terhadap Khadijah membuat Aisyah cemburu, beliau pun (Aisyah Radhiyallahu’ Anha) berkata :

ما غرتُ على نساءِ النبيِّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ إلا على خديجةَ . وإني لم أُدركها . قالت : وكان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ إذا ذبح الشاةَ فيقول ” أرسلوا بها إلى أصدقاءِ خديجةَ ” قالت ، فأغضبتُه يومًا فقلتُ : خديجةُ ؟ فقال رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ ” إني قد رُزِقْتُ حُبَّها

Artinya:

“Aku tidak pernah merasa cemburu terhadap istri-istri Nabi melebihi kecemburuanku terhadap Khadijah. Padahal aku belum pernah berjumpa dengannya. Biasanya ketika beliau menyembelih kambing, beliau memerintakan: “bagikanlah daging kambing ini kepada teman-teman Khadijah“. Suatu hari, kecemburuanku membuat beliau marah. Kataku, “Khadijah?” beliau lalu mengatakan, “Aku dikaruniai rasa cinta kepadanya.” (HR Al Bukhari)

Khadijah adalah wanita yang merupakan ibu kandung dari seluruh putra-putri Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam, kecuali Ibrahim. Adapun putra-putri Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam yang lahir dari rahim khadijah adalah : Al- Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, dan Abdullah. Semua putra-putri Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam tersebut wafat sebelum Beliau Sholallahu Alaihi Wassalam wafat, kecuali Fathimah.

Khadijah Radhiallahu’ anha wafat ketika beliau berusia 6 tahun, tepatnya 3 tahun sebelum Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam hijrah ke Madinah.

Para Ulama berbeda pendapat tentang usia Khadijah ketika Beliau dinikahi oleh Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam.

Pendapat pertama menyatakan bahwa ketika menikah dengan Khadijah, Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam berusia 25 tahun, sedangkan Khadijah berusia 40 tahun. Pendapat tersebut berdasarkan sebuah riwayat yang disebutkan Ibnu Sa’ad dalam At-Thabaqat Al-Kubro :

وتزوجها رسول الله صلى الله عليه و سلم وهو بن خمس وعشرين سنة وخديجة يومئذ بنت أربعين سنة ولدت قبل الفيل بخمس عشرة سنة

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahinya (Khadijah) ketika beliau berusia 25 tahun, sementara Khadijah berusia 40 tahun.”

Pendapat kedua menyatakan bahwa ketika menikah dengan Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam, Khadijah berusia 28 tahun. Hal ini berdasarkan pada sebuah riwayat Al Hakim yang menyatakan bahwasannya dari Muhammad Ibnu Ishaq berkata :

وكان لها يوم تزوجها ثمان وعشرون سنة

Artinya “Pada hari pernikahannya (Khadijah), beliau berusia 28 tahun.”

Pendapat ketiga menyebutkan bahwa ketika menikah dengan Khadijah, saat itu Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam berusia 25 tahun, sedangkan khadijah sendiri kala itu berusia 35 tahun. Pendapat tersebut dinukil oleh Al-Baihaqi dari Al-Hakim bahwa usia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menikah dengan Khadijah adalah 25 tahun, sedangkan usia Khadijah ketika itu adalah 35 tahun.

2. Saudah bintu Zam’ah bin Qois radhiyallahu ‘anha (596-674 M) 

Ada beberapa hal yang terkait dengan Saudah bintu Zam’ah bin Qois radhiyallahu ‘anh, di antaranya :

Saudah bintu Zam’ah bin Qois radhiyallahu ‘anha merupakan wanita yang dinikahi oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam setelah Khadijah wafat. Beliau merupakan satu-satunya istri Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam hingga Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam menikah dengan Aisyah.

Saudah bintu Zam’ah bin Qois radhiyallahu ‘anha merupakan janda dari seorang sahabat bernama Sakran bin Amr Al-Amiry yang wafat di Habasyah. Lalu datanglah Rasulullah Shalallahu Alalihi Wassalam meminang Saudah, dan akhirnya Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam menikahi Saudah bintu Zam’ah pada bulan Ramadhan tahun 10 hijriyah.

Saudah bintu Zam’ah bin Qois radhiyallahu ‘anha adalah tipe istri yang menyenangkan bagi baginda Rosul. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Ibrahim AN-Nakha’i dalam kisahnya. Dalam kisah yang tertulis dalam Thobaqoh Kubra tersebut mengatakan bahwa:

“Saudah berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah tadi malam aku shalat di belakangmu, ketika ruku’ punggungmu menyentuh hidungku dengan keras, maka aku pegang hidungku karena takut kalau keluar darah,” maka tertawalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Ibrahim berkata, Saudah biasa membuat tertawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan candanya.”

Saudah bintu Zam’ah bin Qois radhiyallahu ‘anha adalah salah satu istri Baginda Rasul yang taat dan setia hingga Beliau wafat, ketika Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam hendak menceraikannya, maka Saudah pun memohon agar Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam tidak melakukan hal itu.

Saudah bintu Zam’ah bin Qois radhiyallahu ‘anha adalah termasuk istri Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam yang berperan dalam penyebaran sunnah-sunnah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, di mana beliau menghafall dan menyampaikan hadits-hadits yang banyak diriwayatkan oleh para imam terkemuka seperti Nasai, Ahmad, Bukhari, serta Abu Dawud.

Saudah bintu Zam’ah bin Qois radhiyallahu ‘anha wafat pada akhir kekhilafan Umar, tepatnya tahun 54 hijriyah di Madinah.

3. A’isyah bintu Abi Bakr As-Shiddiq radhiyallahu ‘anhuma (614-678 M) 

Hal-hal yang berkaitan dengan A’isyah bintu Abi Bakr As-Shiddiq radhiyallahu‘anhuma, diantaranya :

Ummu Abdillah Aisyah Ash-Siddiqoh binti Ash-Shiddiq adalah wanita yang dinikahi oleh Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam setelah Saudah bintu Zam’ah bin Qois radhiyallahu ‘anha. Beliau adalah putri dari sahabat Abu bakar Ash-Shiddqi.

Keistimewaan lain yang dimiliki A’isyah bintu Abi Bakr As-Shiddiq radhiyallahu ‘anhuma adalah bahwa kesuciannya telah diakui Allah Subhanahu WaTa'ala dari atas langit ketujuh, dan Malaikat telah menampakkan A’isyah kepada Baginda Rasul sebelum Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam menikahi A’isyah.

Hal tersebut sebagaimana sabda Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam :

رأيتُك في المنام ثلاث ليال ، جاء بك الملك في سرقة من حرير، فيقول : هذه امرأتك فأكشف عن وجهك فإذا أنت فيه، فأقول : إن يك هذا من عند الله يُمضه

Artinya:

“Aku melihatmu (Aisyah) dalam mimpiku selama tiga malam. Malaikat datang membawamu dengan mengenakan pakaian sutra putih. Malaikat itu berkata, ‘Ini adalah istrimu’. Lalu kusingkapkan penutup wajahmu, ternyata itu adalah dirimu. Aku bergumam, ‘Seandainya mimpi ini datangnya dari Allah, pasti Dia akan menjadikannya nyata.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ummu Abdillah Aisyah Ash-Siddiqoh binti Ash-Shiddiq adalah wanita yang paling dicintai oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Pernikahan Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam dengan A’isyah terjadi pada bulan Syawal tahun 11 setelah kenabian, tepatnya dua tahun lima bulan setelah peristiwa hijrah serta setahun setelah pernikahan Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam dengan Saudah bintu Zam’ah berlangsung.

Saat menikah dengan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam A’isyah bintu Abi Bakar As-Shiddiq berumur 6 tahun. Hal itu berdasarkan sebuah hadits bahwasannya A’isyah berkata :

تَزَوَّجَنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا بِنْتُ سِتِّ سِنِينَ ، وبنى بي وأنا بنت تسع سنين

Artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahiku ketika aku berusia 6 tahun. Dan beliau kumpul bersamaku ketika aku berusia 9 tahun.” (HR. Bukhari dan Muslim)

A’isyah bintu Abi Bakar As-Shiddiq adalah satu-satunya wanita yang dinikahi Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam dalam keadaan masih gadis atau perawan. Dia adalah istri Rosulullah shalallahu  ‘alaihi wa sallam yang paling paham tentang agama serta yang paling pandai, bahkan secara mutlak dia adalah wanita terpandai di antara para wanita lainnya.

A’isyah bintu Abi Bakar As-Shiddiq wafat pada tanggal 17 ramadhan tahun 57 H. Akan tetapi ada juga pendapat yang menyatakan bahwa dia wafat pada tahun 58 H dan makamnya berada di Baqi’.

4. Hafshah bintu Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhuma (607-antara tahun 648 dan 665 M) 

Hal-hal yang berkaitan dengan Hafshah bintu Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhuma, di antaranya :

Hafshah bintu Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhuma adalah putri dari sahabat Umar Bin Khatab Radhiallahu anhu yang memiliki kepribadian yang kuat seperti sang ayah. Selain itu, dia juga seorang wanita yang pandai dalam hal membaca dan menulis, meskipun pada waktu itu kemampuan tersebut belum lazim dimiliki oleh kaum wanita.

Hafshah bintu Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhuma adalah seorang janda, di mana suaminya yang bernama Khunais bin Khudzafah As-Sahmi telah meninggal sekitar tahun 2-3 Hijriyah pada saat terjadinya perang badar.

Hafshah bintu Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhuma juga terkenal sebagai ahli ibadah, sehingga dia di sebut sebagai Shawwamah (wanita rajin puasa) dan qawwamah (wanita rajin shalat malam).

Hafshah bintu Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhuma menikah dengan Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam ketika berusia 21 tahun. Pernikahan tersebut terjadi pada tahun ke-3 Hijriyah. Hafshah menjalani kehidupan rumah tangga bersama Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam selama 8 tahun, dan ketika usianya menginjak 29 tahun, Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam wafat.

Hafshah bintu Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhuma meninggal pada usia 63 tahun, tepatnya pada masa pemerintahan Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu, yaitu tahun 45 H di Madinah, dan jenazahnya dimakamkan di Baqi’.

5. Zainab bintu Khuzaimah radhiyallahu ‘anha (595-626 M) 

Hal-hal yang berkaitan dengan Zainab bintu Khuzaimah radhiyallahu ‘anhma, di antaranya :

Zainab bintu Khuzaimah radhiyallahu ‘anha terkenal dengan kedermawanan yang ia miliki, sehingga ia mendapatkan gelar sebagai Ummul Masakin (ibunya orang-orang miskin). Belia berasal dari bangsa Quraisy dan merupakan janda dari seorang pahlawan pada masa terjadinya perang uhud yang bernama Abdullah bin Jahsy radhiallahu ‘anh.

Zainab bintu Khuzaimah radhiyallahu ‘anha dinikahi Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam pada bulan Ramadhan tahun 3 Hijriyah, akan tetapi ketika pernikahan tersebut belum mencapai 8 bulan, Zainab bintu Khuzaimah radhiyallahu ‘anha Peristiwa tersebut terjadi pada bulan Rabiul Akhir tahun 4 Hijriyah, tepatnya ketika Zainab bintu Khuzaimah berusia 30 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Baqi’.

6. Ummu Salamah, Hindun bintu Abi Umayyah radhiyallahu ‘anha (599-683 M) 

Hal-hal yang berkaitan dengan Ummu Salamah, Hindun bintu Abi Umayyah radhiyallahu ‘anha, di antaranya :

Ummu Salamah, Hindun bintu Abi Umayyah radhiyallahu ‘anha adalah seorang wanita Bani Makhzum. Dia adalah putri dari seorang Quraisy yang paling dermawan bernama Umayyah bin al-Mughirah yang dilahirkan pada tahun 24 sebelum Hijrah.

Sebelum menikah dengan Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam, Ummu Salamah merupakan istri dari seorang Muhajirin yang pertama kali memeluk islam yang bernama Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad al-Makhzumi al-Qurasyi. Akan tetapi pada tahun 4 Hijrah, Abu Salamah meninggal dunia.

Ummu Salamah, Hindun bintu Abi Umayyah radhiyallahu ‘anha dinikahi Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam ketika dia berusia 28 tahun, yaitu sekitar tahun 4 H.

Ummu Salamah, Hindun bintu Abi Umayyah radhiyallahu ‘anha adalah wanita yang menawan dan juga cerdas. Dia selalu memberikan dukungan dan saran  kepada Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam ketika sedang berdakwah.

Ummu Salamah, Hindun bintu Abi Umayyah radhiyallahu ‘anha meninggal di usia 85 tahun, yaitu pada masa pemerintahan Yazid bin Muawiyah pada tahun 61 H. jenazahnya dimakamkan di Baqi’.

7. Zainab bintu Jahsy bin Rabab radhiyallahu ‘anha (588-641 M) 

Hal-hal yang berkaitan dengan Zainab bintu Jahsy bin Rabab radhiyallahu ‘anha, di antaranya :

Zainab bintu Jahsy bin Rabab radhiyallahu ‘anha merupakan salah satu istri Baginda Rosul yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Beliau Sholallahu Alaihi Wassalam, di mana ibu dari Zainab bintu Jahsy bin Rabab radhiyallahu ‘anha yang bernama Umayyah binti Muththalib adalah putri dari paman Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam. Dia terkenal sebagai ahli ibadah dan wanita yang gemar bersedekah.

Sebelum menikah dengan Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam, Zainab bintu Jahsy bin Rabab radhiyallahu ‘anha bernama Barra’. Dia adalah istri dari Zaid bin Haritsah yang merupakan anak angkat dari Beliau Sholallahu Alaihi Wassalam. Akan tetapi dalam pernikahan mereka terdapat ketidakcocokan sehingga keduanya pun bercerai.

Pernikahan yang terjadi antara Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam dan Zainab bintu Jahsy bin Rabab radhiyallahu ‘anha berlangsung tanpa adanya wali dan saksi. Hal ini berdasarkan sebuah hadist yang menyatakan bahwasannya Zainab pernah berkata :

زوجكن أهاليكن وزوجني الله من فوق سبع سموات

Artinya “Kalian dinikahkan oleh orang tua kalian, sementara aku dinikahkan oleh Allah dari atas langit yang tujuh.” (HR. Bukhari)

Pernikahan tersebut terjadi pada bulan Dzul Qa’dah tahun 5 H. akan tetapi ada pendapat yang menyatakan bahwa Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam dan Zainab bintu Jahsy bin Rabab radhiyallahu ‘anha menikah pada tahun 6 H.

Zainab bintu Jahsy bin Rabab radhiyallahu ‘anha meninggal pada usia 53 tahun, yaitu pada Tahun 20 H, dan jenazahnya dimakamkan di Baqi’.

8. Juwairiyah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anha (605-670 M) 

Hal-hal yang berkaitan dengan Juwairiyah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anha, di antaranya :

Juwairiyah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anha merupakan seorang wanita yang berasal dari kelompok Yahudi Bani Musthaliq. Ayahnya yang bernama Harits bin Abi Dhirar merupakan pemimpin kaum tersebut kala itu. Sebelum memeluk islam, nama Juwairiyah bintu Al-Harits adalah Barrah.

Juwairiyah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anha adalah janda dari Musafi’ bin Shafwan yang meninggal dalam peperangan yang terjadi antara pasukan Nabi Sholallahu Alaihi Wassalam dengan Bani Musthaliq di lembah Al-Muraisi yang merupakan Salah satu daerah sumber air bagi bani Musthaliq.

Juwairiyah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anha dianggap sebagai wanita yang paling berkah bagi kaumnya, karena setelah pernikahannya dengan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, banyak sahabat Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam yang membebaskan budak mereka yang berasal dari Bani Musthaliq.

Juwairiyah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anha meninggal pada tahun 56 H di Madinah. Waktu itu pemerintahan dipegang oleh Khalifah Muawiyah.

9. Ummu Habibah bintu Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhuma (591-665 M) 

Hal-hal yang berkaitan dengan Ummu Habibah bintu Abi Sufyan radhiyallahu ‘anha, di antaranya :

Ummu Habibah bintu Abi Sufyan radhiyallahu ‘anha adalah saudara sepupu dari Utsman Bin Affan. Ibunya yang bernama Shafiyah bintu Abil ‘Ash adalah saudara dari Affan yang merupakan ayah dari Utsman.

Sebelum menikah dengan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, Ummu Habibah bintu Abi Sufyan radhiyallahu ‘anha telah menikah dengan Ubaidillah bin Jahsy. Akan tetapi suaminya tersebut meninggal di Habasyah. Dari pernikahannya itu, Ummu Habibah bintu Abi Sufyan radhiyallahu ‘anha dikaruniai seorang putri yang bernama Habibah.

Ummu Habibah bintu Abi Sufyan radhiyallahu ‘anha meninggal pada masa khalifah Muawiyyah pada tahun 44 H di Madinah.

10. Shafiyah bintu Huyai bin Akhtab (628-672 M) 

Hal-hal yang berkaitan dengan Shafiyah bintu Huyai bin Akhtab, di antaranya :

Shafiyah bintu Huyai bin Akhtab berasal dari bangsa Yahudi Bani Nadzir yang tinggal di daerah Khaibar yang letaknya sekitar 120 km ke utara kota Madinah. Daerah tersebut terkenal sebagai sebuah kota besar yang di dalamnya terdapat kebun-kebun kurma yang sangat luas serta benteng-benteng yang sangat banyak. Ayahnya yang bernama Huyai bin Akhtab merupakan kepala suku dari Bani Nadzir.

Sebelum menikah dengan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, Shafiyah bintu Huyai bin Akhtab pernah menikah dengan dua lelaki, yang pertama dengan Salam bin Masykam ketika ia belum masuk islam, dan setelah berpisah, lalu Shafiyah bintu Huyai bin Akhtab menikah dengan Kinanah bin Abil Haqiq yang akhirnya terbunuh ketika kaum muslimin menaklukan Bani Nadzir. Sementara itu, Shafiyah bintu Huyai bin Akhtab menjadi salah satu budak tawanan.

Pernikahan Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam dengan Shafiyah bintu Huyai bin Akhtab terjadi pada tahun 7 H, yaitu setelah Bani Nadzir berhasil ditaklukkan.

Shafiyah bintu Huyai bin Akhtab disebut sebagai wanita Shadiqah oleh Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam, yang artinya adalah wanita yang jujur imannya. Shafiyah bintu Huyai bin Akhtab meninggal pada tahun 50 H dan dimakamkan di Baqi’.

11. Maimunah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anha (602-681 M) 

Hal-hal yang berkaitan dengan Maimunah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anha, di antaranya :

Maimunah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anha adalah saudara dari ibu kandung Khalid bin Walid yang bernama Lubabah As-Shugra. Selain itu, Maimunah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anha juga merupakan saudara seibu dari istri Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam yang bernama Zainab bintu Khuzaimah.

Pernikahan antara Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam dengan Maimunah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anha terjadi pada bulan Dzul Qo’dah tahun 7 H, seusai umrah qadha.

Maimunah bintu Al-Harits radhiyallahu ‘anha meninggal pada tahun 61 H di Saraf, yaitu ketika beliau sedang dalam perjalanan pulang dari ibadah haji. Jenazahnya dimakamkan di Saraf.

Selain kesebelas istri, Beliau Shalallahu Alaihi Wassalam juga memiliki 2 budak wanita yang dijadikan istri, yaitu :

12. Mariyah Al-Qibtiyah 

Hal-hal yang berkaitan dengan Mariyah Al-Qibtiyah  di antaranya :

Mariyah Al-Qibtiyah merupakan hadiah yang diterima Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam dari raja Muqauqis sebagai jawaban atas surat Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengajaknya untuk memeluk agama islam.

Dari Mariyah Al-Qibtiyah, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam mendapatkan seorang putra yang bernama Ibrahim. Akan tetapi Ibrahim meninggal ketika usianya belum genap 2 tahun.

Mariyah Al-Qibtiyah meninggal pada masa pemerintahan Umar Bin Khattab, dan jenazahnya dimakamkan bersama para istri Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam lainnya.

13. Raihanah binti Zaid Al-Quradziyah 

Hal-hal yang berkaitan dengan Raihanah bintu Zaid Al-Quradziyah di antaranya :

Raihanah bintu Zaid Al-Quradziyah awalnya adalah seorang tawanan dari Bani Quraidzah, lalu Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam menjadikannya sebagai budak. Akan tetapi pendapat yang lain menyatakan bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam telah membebaskan Raihanah bintu Zaid Al-Quradziyah lalu menjadikannya istri.

Putri-Putri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. 

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam disebutkan dari Sirah Nabawiyah karya Abdul Hasan Ali al-Hasani an-Nadwi, mempunyai 6 orang anak dari istri Siti Khadijah.

Putra Pertamanya Qashim yang lahir sebelum era kenabian. Dia wafat saat berusia 2 tahun. Kemudian Abdullah yang wafat saat masih kecil. Dan 4 anak lainnya, Zaenab, Ruqayah, Ummi Kultsum dan Fatimah.

Satu anak Rasulullah lahir dari Mariyah al-Qibthiyah yakni Ibrahim. Namun Ibrahim meninggal dunia saat berusia 17 bulan.

Berikut sosok putri-putri Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam :

14.(1) Zainab Binti Rasullullah Shallallahu Alaihi Wasallam 

Zainab adalah putri tertua Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yang dinikahkan dengan sepupu beliau, yaitu Abul `Ash bin Rabi` saat sebelum diangkat menjadi Nabi, atau ketika Islam belum tersebar di tengah-tengah mereka.

lbu Abul `Ash adalah Halah binti Khuwaylid, bibi Zainab dari pihak ibu. Dari pernikahannya dengan Abul `Ash mereka mempunyai dua orang anak: Ali dan Umamah. Ali meninggal ketika masih kanak-kanak dan Umamah tumbuh dewasa dan kemudian menikah dengan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu setelah wafatnya Fatimah radhiyallahu 'anhuma.

15.(2) Ruqayyah Binti Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. 

Ruqayyah telah menikah dengan Utbah bin Abu lahab sebelum masa kenabian. Sebenarnya hal itu sangat tidak disukai oleh Khadijah radhiyallahu'anhuma. Karena ia telah mengenal perilaku ibu Utbah, yaitu Umrnu jamil binti Harb yang terkenal berperangai buruk dan jahat.

Dan khawatir putrinya akan memperoleh sifat-sifat buruk dari ibu mertuanya tersebut. Dan ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah diangkat menjadi Nabi, maka Abu Lahablah, orang yang paling memusuhi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dan Islam.

Abu Lahab telah banyak menghasut orang-orang Mekkah agar memusuhi Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya. Begitu pula istrinya, Ummu Jamil yang senantiasa berusaha mencelakakan Rasulullah dan memfitnahnya.

Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersiap-siap untuk perang Badar, Ruqayyah jatuh sakit, sehingga Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh Utsman bin Affan agar tetap tinggal di Madinah untuk merawatnya.

Namun maut telah menjemput Ruqayyah saat  Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam masih berada di medan Badar pada bulan Ramadhan. Kemudian berita wafatnya ini dikabarkan oleh Zaid bin Haritsah ke Badar.

Dan kemenangan kaum muslimin yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam beserta pasukannya dari Badar, ketika masuk ke kota Madinah, telah disambut dengan berita penguburan Ruqayyah radhiyallahu'anhuma. Pada saat wafatnya Ruqayyah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berkata, Bergabunglah dengan pendahulu kita, Utsman bin Maz`un.`

16.(3) Ummu Kultsum Binti Rasullullah Shallallahu Alaihi wasallam. 

Ummu Kultsum adalah adik Ruqayyah radhiyallahu'anhuma,  putri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Ia telah menikah dengan Utaibah bin Abu Lahab, saudara Utbah yang telah menikahi Ruqayyah, sebelum mereka mengenal Islam.

Lalu ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah diangkat menjadi Nabi, ia dan saudara-saudaranya memeluk Islam dengan lapang dada.

Dan dakwah Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam yang selalu ditentang oleh Abu lahab beserta keluarganya ini, menyebabkan Allah telah mewahyukan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. firman-Nya yang berbunyi, Maka celakalah kedua tangan Abu lahab`(Al-lahab: 1).

Utaibah mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dan mengatakan kata-kata yang menyakitkan hati Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Atas perlakuan itu, maka Rasulullah telah berdoa kepada Allah, agar mengirimkan anjing-anjing-Nya untuk membinasakan Utaibah. Dan apa yang telah didoakan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam terhadap Utaibah itu benar-benar terjadi.

Dalam suatu perjalanan, seekor singa yang ganas teiah memilih Utaibah di antara teman-temannya untuk diterkam kepalanya. Utaibah mati dalam keadaan yang sangat mengerikan.

Ummu Kultsum adalah seorang wanita yang cantik. la senang memakai jubah sutra yang bergaris. Pada hari wafatnya, jenazahnya telah dimandikan oleh Asma` binti Umais dan Shafiah binti Abdul Muthalib.

Jenazahnya ditempatkan di atas sebuah keranda yang terbuat dari batang polgon palem yang baru dipotong. Dan pada saat penguburannya, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam duduk di dekat kuburan Ummu Kultsum dengan berlinangan air mata.

17.(4) Fatimah  Binti Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. 

Pada suatu ketika, Abu Bakar radhiyallahu'anhu pernah datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dan meminang Fatimah radhiyallahu'anhuma untuk dijadian sebagai istrinya. Hal itu dijawab oleh Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam dengan halus, "Wahai Abu Bakar, tunggulah ketetapan tentang Fatimah." 

Jawaban Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam ini diceritakan oleh Abu Bakar radhiyallahu'anhu kepada Umar bin Khattab radhiyallahu'anhu. Umar berkata, itu artinya beliau menolakmu wahai Abu Bakar. Kemudian Abu Bakar  menyarankan kepada Umar "Sekarang cobalah kamu yang menanyai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam untuk meminang Fatimah."

Atas anjuran tersebut, maka Umar pergi menjumpai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dan meminta kepada Beliau untuk menikahkan Fatimah radhiyallahu'anhuma dengannya. Pada kali itu pun Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Wahai Umar, Tunggulah ketetapan tentangnya."

Setelah dijawab demikian, Umar menemui Abu Bakar dan menceritakan hal ini kepadanya. "Berarti beliau juga telah menolakmu wahai Umar,"  Kata Abu Bakar.

Selanjutnya keluarga Ali  telah menyarankan kepada Ali, `Mintalah kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam agar kamu dapat meminang Fatimah."  Maka Ali mendatangi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam untuk meminang Fatimah.

Pinangan ini diterima oleh beliau dengan baik. Dan pada hari itu juga Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah menikahkannya dengan Fatimah radhiyallahu'anhuma dengan mahar beberapa pakaian bekas dan kulit domba.

Ali dan Fatimah  adalah pasangan suami istri yang hidup dengan penuh kesederhanaan. Tempat tidur mereka terbuat dari kulit domba. Jika mereka akan tidur, mereka harus membalikkan bulunya terlebih dahulu.

Sedangkan bantalnya terbuat dari kulit yang diisi jerami. Walaupun demikian, hari-hari mereka telah diisi dengan kebahagiaan.

Pada hari-hari menjelang kematiannya, Fatimah diserang sakit yang parah.  Fatimah berkata kepada Salma, `Ibu, aku akan menemui ajal sekarang. Aku telah mandi, jadi jangan biarkan orang lain membuka bahuku."

Salma bercerita, `Fatimah telah wafat." Kemudian Ali datang dan aku mengabarkan hal itu kepadanya.  Ali radhiyallahu'anhu berkata, "Demi Allah, tidak seorang pun yang akan membuka bahunya."  Dia mengangkat jenazah Fatimah dan menguburkannya.

Kalau kita perhatikan perjalanan hidup Rasulullah bersama anak-anaknya, niscaya kita dapati pelajaran dan hikmah yang banyak. Allah Ta’ala mengaruniakan beliau putra dan putri yang merupakan tanda kesempurnaan beliau sebagai manusia. Namun Allah juga mencoba beliau dengan mengambil satu per satu anaknya sebagaimana dahulu mengambil satu per satu orang tuanya tatkala beliau membutuhkan mereka; ayah, ibu, kakek, dan pamannya. Hanya anaknya Fatimah yang wafat setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Allah juga tidak memperpanjang usia putra-putra beliau, salah satu hikmahnya adalah agar orang-orang tidak mengkultuskan putra-putranya atau mengangkatnya menjadi Nabi setelah beliau. Bisa kita lihat, cucu beliau Hasan dan Husein saja sudah membuat orang-orang yang lemah terfitnah. Mereka mengagungkan kedua cucu beliau melebih yang sepantasnya, bagaimana kiranya kalau putra-putra beliau dipanjangkan usianya dan memiliki keturunan? Tentu akan menimbulkan fitnah yang lebih besar.

Hikmah dari wafatnya putra dan putri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga sebagai teladan bagi orang-orang yang kehilangan salah satu putra atau putri mereka. saat kehilangan anaknya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabar dan tidak mengucapkan perkataan yang tidak diridhai Allah. Ketika seseorang kehilangan salah satu anaknya, maka Rasulullah telah kehilangan hampir semua anaknya.

Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam dan keluarganya.

Sumber : Dalamislam.com, Islamweb.net, Kisahmuslim.com 

Semoga bermanfaat....

Kamis, 29 Oktober 2020

17 TANDA CINTA TERHADAP RASULULLAH SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM

Edisi Jum'at, 30 Oktober 2020 M / 13 Rabi'ul Awwal 1442 H

Cinta (mahabbah) kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, hukumnya wajib atas setiap muslim. Sebuah ayat dalam al-Quran kiranya cukup sebagai dalil, peringatan dan anjuran akan kewajiban mencintai Rasul. Ayat ini juga menjadi hujjah akan keagungan kedudukan mencintai Rasul, dan hujjah akan berhaknya Rasul terhadap cinta tersebut. Dalam ayat itu Allah menegur keras dan memberikan ancaman terhadap orang-orang yang lebih mencintai harta, keluarga dan anak-anaknya dari pada Allah dan RasulNya, serta menginformasikan bahwa mereka adalah kaum yang fasiq, tersesat dan tidak mendapat petunjukNya . Ayat tersebut adalah firman Allah:

قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

Artinya: “Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan Nya". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”. (QS. At-Taubah: 24)

Dalam hadits dari Anas radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda:

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

“Tidaklah beriman salah satu dari kalian, kecuali aku lebih dicintainya dari pada anaknya, orang tuanya dan manusia semuanya”.

Dalam hadits lain, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وأن يحب  الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

“Tiga perkara, yang jika dimiliki seseorang, maka ia akan menemukan manisnya iman: (1) Allah dan RasulNya lebih dicintainya dari pada yang lain, (2) mencintai seseorang kecuali karena Allah, (3) tidak senang kembali kepada kekufuran sebagaimana ia tidak senang untuk dilempar ke neraka”.

Balasan bagi orang yang mencintai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sangat besar. Ia akan bersama beliau di hari kiamat. Ketika seorang lelaki sowan kepada Rasulullah lalu ditanya oleh Rasulullah tentang apa yang ia persiapkan nanti di hari kiamat, maka ia menjawab: “Aku tidak mempersiapkan diri untuk hari kiamat dengan banyaknya shalat, puasa dan sadaqah, tetapi aku mencintai Allah dan RasulNya”. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Engkau akan bersama dengan orang yang kau cintai”.

Kebersamaan seseorang dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam di hari kiamat membuat dirinya mendapatkan derajat sejajar dengan derajat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, sesuai dengan kehendak Allah. Hal ini juga ditegaskan oleh Allah Subhanahu WaTa'ala dalam firmanNya:

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya”. (QS. An-Nisa’: 69)

Seseorang yang mengaku mencintai sesuatu, akan mengalahkan kepentingan dirinya untuk sesuatu yang ia cintai. Jika tidak demikian, tentu ia belum benar-benar cinta; cintanya hanya sebatas dimulut saja. Pecinta Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yang sebenarnya dapat diketahui dengan tanda-tanda berikut ini:

1.  Mencontohi dan mengamalkan sunnah Baginda Shallallahu 'alaihi wasallam. 

Mencontohi, mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berjalan di atas manhaj Baginda Nabi serta berpegang teguh dan mengamalkan seluruh perkataan dan perbuatan Baginda Nabi adalah tanda pertama cintakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Bahkan orang yang benar-benar mencintai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang mengikuti Rasulullah  secara zahir dan batin serta selalu menyesuaikan perkataan dan perbuatannya dengan sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.

Orang yang mencintai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang bersemangat, berpegang teguh dan menghidupkan ajaran Baginda. Ini dizahirkan dengan

mengamalkan sunnahnya, melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya dalam perkataan dan perbuatan serta mendahulukan itu semua daripada hawa nafsu  sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala :

]قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ

وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْوَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ

تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُتَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللهِ

وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِيسَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللهُ

بِأَمْرِهِ ۗ وَاللهُ لايَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ [

{Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga dan harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khuatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (daripada) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sehingga Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.}[Surah At-Taubah:24].

2. Menghidupkan sunnah 

Menghidupkan sunnah dan mengikuti Rasulullah  Shallallahu 'alaihi wasallam dalam setiap langkah kehidupannya adalah bukti kecintaan kepada Rasulullah  sebagaimana juga menjadi bukti kecintaan kepada Allah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

]قُلْ إِنْكُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي

يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

{Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.}[Surah Aali Imran:31].

Berdasarkan hal ini, kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya menuntut  mengamalkan hal-hal yang dicintai dan menjauhi yang dilarang dan dibenci oleh Baginda Shallallahu 'alaihi wasallam. Tidak mungkin ada orang yang mencintai Rasulnya adalah orang yang tidak mau mengikuti sunnahnya atau bahkan melakukan perkara yang berlawanan terhadap ajarannya dengan sengaja.

3. Banyak mengingati dan menyebutnya 

Kerena orang yang mencintai sesuatu tentu akan senantiasa mengingat dan menyebutnya. Senantiasa ingat kepadanya merupakan sebab kesinambungan kecintaan dan keberterusannya.

4. Membaca dan menyampaikan Shalawat 

Menyampaikan shalawat dan salam kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam  sebagaimana firman Allah:

]  إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ

ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواصَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا 

{Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.}[Surah Al-Ahzaab: 56].

5. Menyebut keutamaan dan kemuliaan Baginda Nabi 

Menyebut keutamaan dan kemuliaan serta sifat, akhlak dan perilaku utama yang Allah berikan kepada Baginda Shallallahu 'alaihi wasallam juga mukjizat serta bukti kenabian untuk mengenal kedudukan dan martabat Baginda Nabi. Demikian juga untuk mengenalkan orang lain dan mengingatkan mereka tentang hal itu agar mereka semakin beriman dan bertambah kecintaan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.

Ulama’  menyatakan faedah yang boleh didapati daripada Shalawat ke atas Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam ialah: Seorang ketika banyak menyebut kekasihnya, mengingatinya di dalam hati, mengingati kebaikan-kebaikan dan perkara-perkara yang boleh melahirkan perasaan cinta kepadanya maka semakin berlipat ganda kecintaannya kepada kekasihnya tersebut dan bertambah rindu kepadanya. Apabila dia tidak menyebutnya sama sekali, tidak mengingatinya dan kebaikannya, maka akan berkurangan rasa cinta dalam jantung hatinya.

Apabila keadaan ini kuat di dalam hatinya maka lisannya terus memuji dan menyebut kebaikan-kebaikannya. Bertambah dan berkurangnya keadaan ini sesuai dengan perasaan cinta di dalam hatinya dan anggota menjadi saksi kebenaran itu dengan mengamalkannya.

6. Bersopan santun dan beradab Dengan Baginda Nabi. 

Bersopan santun dan beradab dengan Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam baik dalam menyebut nama atau memanggilnya, kerana Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman:

]لاتَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ

كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا ۚ قَدْيَعْلَمُ اللهُ الَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ

مِنْكُمْ لِوَاذًا ۚ فَلْيَحْذَرِالَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ

فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْعَذَابٌ أَلِيمٌ [

{Janganlah kamu jadikan panggilan (kepada)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam  di antara kamu seperti panggilan sesama kamu. Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang menarik diri (dari majlis Nabi ) di antara kamu secara berselindung dan bersembunyi, maka hendaklah orang-orang yang mengingkari perintah-Nya beringat serta berjaga-jaga, jangan mereka ditimpa bala bencana atau ditimpa azab yang pedih}.[Surah An-Nuur: 63].

Kata ulama’: Adab yang tinggi terhadap Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam  adalah menerima sepenuhnya serta tunduk patuh kepada perintahnya. Menerima perkhabarannya dengan penuh penerimaan dan membenarkannya tanpa ada penentangan dengan pemikiran ma’qul(masuk akal), syubhat, keraguan atau mendahulukan pendapat para intelektual dan pemikiran mereka yang tidak betul, dengan hanya berhukum dan menerima, tunduk dan taat kepada Baginda Rasulullah sahaja.

7. Rindu dan berharap berjumpa Rasulullah 

Berharap dan rindu untuk melihat dan berjumpa dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam walaupun terpaksa membayarnya dengan harta dan keluarga.

Tanda kecintaan ini dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dalam sabdanya:

))مِنْأَشَدِّ أُمَّتِي لِي حُبًّا نَاسٌ يَكُونُونَ بَعْدِي

يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْرَآنِي بِأَهْلِهِ وَمَالِهِ((.

“Antara umatku yang paling mencintaiku adalah orang-orang yang hidup selepasku, salah seorang dari mereka sangat ingin melihatku walaupun terpaksa menebus dengan keluarga dan harta.”[HR Muslim].

8. Menyampaikan Nasihat untuk (beriman kepada) Allah, kitab-Nya dan Rasul-Nya. 

Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam :

((الدِّينُ النَّصِيحَةُ. قُلْنَا: لِمَنْ؟ قَالَ: للهِ، وَلِكِتَابِهِ، وَلِرَسُولِهِ، وَلأَئِمَّةِ

الْمُسْلِمِينَ، وَعَامَّتِهِمْ)).

 “Agama itu adalah nasihat.” Sahabat bertanya: Kepada siapa wahai Rasulullah? Baginda menjawab: “Untuk (beriman kepada) Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan pemimpin kaum muslimin serta kaum muslimin seluruhnya.” [HR Muslim, No.55].

Maksud nasihat untuk Nabi itu ialah beriman kepadanya, mentaati perintahnya, mengikuti sunnahnya dan mencintainya.

9. Belajar Al Quran, istiqamah membacanya dan memahami maknanya.

 Demikian juga belajar sunnahnya, mengajarkannya dan mencintai ahlinya (ahlu sunnah). Imam Al Qadhi Iyaad rahimahullah menyatakan: Antara tanda-tanda mencintai Rasulullah adalah mencintai Al-Quran yang diturunkan kepadanya dan Baginda Shallallahu 'alaihi wasallam  mengambil petunjuk dan membimbing (manusia) dengannya serta berakhlak dengannya sehingga A’isyah menyatakan:

كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ

“Sesungguhnya Akhlak Baginda Shallallahu 'alaihi wasallam adalah Al Quran”.[HR Imam Ahmad].

Ibnu Mas’ud radhiyallahu'anhu berkata: “Janganlah seseorang menanyakan untuk dirinya kecuali Al-Quran, apabila ia mencintai Al-Quran maka ia mencintai Allah

dan Rasul-Nya”. [lihat: Huquq Al-Nabi 1/343].

10. Mencintai Ahlul-baitnya (keluarganya) 

Imam Al Baihaqi rahimahullah berkata:

“Termasuk dalam lingkungan mencintai Rasulullah saw adalah mencintai ahli bait”. [lihat: Syu’abul Iman: 1/282].

Ulama’ lain pula menyatakan: “Di antara usul ahlus Sunnah wal Jama’ah, mereka mencintai ahli bait Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dan memberikan keutamaan kepada mereka serta menjaga wasiat Rasulullah  tentang mereka.”

Kemudian beliau juga menyatakan: “Ahlul bait Rasulullah memiliki hak-hak yang wajib dipelihara, kerana Allah menjadikan untuk mereka hak dalam Al-Khumus, Al fai’ (harta rampasan perang) dan memerintahkan berselawat untuk mereka bersama selawat untuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam 

11. Mencintai para isteri Baginda Nabi. 

Ahlus Sunnah Wal Jama’ah menjaga keutamaan dan hak-hak mereka dan meyakini mereka tidak sama seperti para wanita lainnya, kerana Allah telah membedakannya dalam firman-Nya:

]يَا نِسَاءَالنَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ

النِّسَاءِ ۚ 

{Wahai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah sama seperti wanita yang lain.} [Surah Al-Ahzab: 32].

Menjadikan mereka sebagai ibu kaum mukminin dalam firman-Nya:

]وَأَزْوَاجُهُأُمَّهَاتُهُمْ ۗ

{Dan isteri-isterinya adalah ibu-ibumereka.}  [Surah Al-Ahzaab:6].

Sehinggakan wajib bagi kita menjaga hak-hak mereka walaupun setelah mereka wafat, berselawat untuk mereka bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dan memohon keampunan bagi mereka serta menzahirkan pujian dan keutamaan mereka.

12. Mencintai Para sahabat Baginda Nabi.

 Imam Al-Baihaqi rahimahullah menyatakan:

Termasuk dalam kecintaan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam adalah cinta kepada para sahabat Baginda Nabi, kerana Allah telah memuji mereka dalam firman-Nya:

]مُحَمَّدٌرَسُولُ اللهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ

أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُبَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا

يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللهِوَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ

السُّجُودِ ۚ [

{Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka: kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari kurniaan Allah dan keredhaan-Nya, tanda-tanda mereka nampak pada muka mereka kesan daripada sujud.[Surah Al-Fath: 29].

Firman Allah Subhanahu WaTa'ala juga:

]لَقَدْرَضِيَ اللهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ

يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَمَا فِي قُلُوبِهِمْ

فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ

فَتْحًاقَرِيبًا

Sesungguhnya Allah telah redha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pokok, maka Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan ke atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang hampir (waktunya). [Al-Fath:18].

Kemudian beliau  menyatakan: “Apabila mereka (para sahabat) telah mendapat kedudukan ini, maka mereka memiliki hak daripada kaum muslimin untuk mencintai mereka dan mendekatkan diri kepada Allah dengan kecintaan kepada mereka. Ini kerana apabila Allah meredhai seseorang, maka Dia mencintainya dan wajib atas seorang hamba untuk mencintai orang yang Allah cintai.” [Lihat: Syu’abul Iman: 1/287].

Umat Islam wajib mencintai sahabat, meredhai mereka dan mendoakan kebaikan untuk mereka.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam  bersabda:

 ))لاتَسُبُّوا أَصْحَابِي فَوَالَّذِي نَفْسِيْ

بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْأَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ

أَحَدِهِمْ وَلانَصِيفَهُ

“Janganlah kamu sekalian mencela para sahabatku, demi Allah seandainya salah seorang dari kamu berinfaq emas sebesar bukit Uhud, tidak akan menyamai satu mud (cupak) mereka dan tidak juga separuhnya.” [HR: Al-Bukhari]

13. Membenci orang yang Allah dan Rasul-Nya benci. 

Memusuhi orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, menjauhi orang yang menyalahi sunnahnya dan Syariah Islam, serta membenci semua perkara yang menyalahi Syariat. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

]لا تَجِدُقَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ

يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللهَوَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ

أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْعَشِيرَتَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ كَتَبَ فِي

قُلُوبِهِمُ الإِيمَانَ… [

{Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang (perintah) Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu ialah bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka (yang setia) itu, Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka…} [Al-Mujaadilah: 22].

Seorang mukmin wajib memusuhi karena Allah dan berkasih sayang karena Allah.

14. Bersikap lemah lembut. 

Mempunyai kasih sayang kepada umat Rasulullah, memberi mereka nasehat dan berusaha dalam memberikan kesejahteraan mereka dan menghilangkan mara bahaya dari mereka, seperti halnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yang mempunyai kasih sayang kepada orang-orang yang beriman.

15. Bersikap zuhud di dunia, dan bersahaja dalam hidup. 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Abi Sa’id Al-Khudzri:

إنَّ الْفَقْرَ إِلَى مَنْ يُحِبُّنِي مِنْكُمْ أسْرَعُ مِنَ السيْلِ مِنْ أَعْلَى لوادى أَوِ الْجَبَلِ إِلَى أَسْفَلِهِ

“Sesungguhnya sifat fakir lebih cepat bagi orang yang mencintaiku dari pada air bah yang mengalir dari atas menuju lembah, atau dari atas gunung”.

16. Mencintai orang yang mencintai Rasulullah, termasuk ahlul bait (keluarga Rasul), dan para sahabat Muhajirin dan Anshar, serta membenci orang membenci dan menghina mereka. 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam  bersabda dalam masalah Hasan dan Husein:

مَنْ أَحَبَّهُمَا فَقَدْ أَحَبَّنِي وَمِنْ أَحَبَّنِي فَقَدْ أَحَبَّ اللَّهَ وَمَنْ أبْغَضَهُمَا فَقَدْ أَبْغَضَنِي وَمَنْ أَبْغَضَنِي فَقَدْ أَبْغَضَ اللَّهَ

“Barang siapa mencintai keduanya, maka ia benar-benar mencintaiku. Dan barang siapa mencintaiku, maka benar-benar mencintai Allah. Dan Barang siapa membenci keduanya, maka ia benar-benar membenciku. Barang siapa membenciku, maka benar-benar telah membenci Allah Subhanahu WaTa'ala”.

Mengenai para sahabat, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

اللَّهَ اللَّهَ فِي أَصْحَابِي لا تتخذوهم غرضا بعدي فمن أحبهم فبحبى أحبهم ومن أبغضهم فببغضي أبغضهم ومن آذاهم فقد آذاني وَمَنْ آذَانِي فَقَدْ آذى الله ومن آذى الله يوشك أن يأخذه

“Allah, Allah dalam sahabatku. Jangan kalian jadikan mereka sasaran sesudahku. Maka barang siapa mencintai mereka, maka dengan cintaku ia mencintai  mereka. Dan barang siapa membenci mereka, maka dengan kebencian kepadaku ia membenci mereka. Barang siapa menyakiti mereka, maka ia telah menyakitiku dan barang siapa menyakitiku maka ia benar-benar telah menyakiti Allah. Barang siapa menyakiti Allah, maka Allah akan menyiksanya”.

17. Sering mengingat dan menyebut-nyebut Rasulullah disertai dengan pengagungan, menampakkan kekhusyu’an ketika menyebut atau mendengar nama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam 

Mengikuti dan mengamalkan sunnah Rasul, mengikuti perkataan dan perbuatan beliau, menjalankan perintah dan menjauhi larangan beliau, dan bertatakrama dengan tatakrama Rasul dalam setiap keadaan, serta mendahulukan apa yang beliau syariatkan mengalahkan kepentingan hawa nafsu dan keinginan pribadinya.

Orang yang mempunyai tanda-tanda seperti ini adalah orang yang sempurna dalam mencintai Allah dan RasulNya. Dan jika tanda-tanda ini hanya dimiliki sebagian, berarti kecintaanya masih kurang, walaupun masih dikatakan mencintai Rasul. Ketika seorang lelaki mendapat hukuman had karena telah mengkonsumsi arak, sebagian sahabat melaknatnya. Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam  bersabda: “Jangan kau melaknatnya, karena ia mencintai Allah dan rasulNya.

Demikianlah 17 tanda dan bukti penting kecintaan kita kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, semoga Allah Ta'ala memudahkan kita untuk memiliki dan merealisasikannya dalam kehidupan keseharian kita. Wabillahi taufiq.

Semoga bermanfaat....

Rabu, 28 Oktober 2020

17 KATA KATA UCAPAN MAULID NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM

Edisi Kamis, 29 Oktober 2020 M / 12 Rabi'ul Awwal 1442 H

12 Rabi'ul Awwal merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, dan menjadi sebuah hari yang paling dihormati oleh setiap muslim, bahkan di Indonesia sendiri setiap 12 Rab'iul Awwal pasti ditandai dengan hari libur nasional keagamaan.

Bagi umat Islam sendiri, kelahiran nabi diperingati dengan acara Maulid Nabi atau pengajian akbar yang diisi shalawat, ceramah, Tilawatil Al-Quran atau Qashidah Burdah, dan hampir di setiap desa atau daerah di Indonesia pasti melakukannya sebagai bentuk rasa syukur dan bahagia untuk umat muslim.

Selain peringatan-peringatan tersebut, untuk mencurahkan rasa cinta dan hormatnya kepada Rasulullah, kita juga memerlukan kata-kata ucapan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam agar menumbuhkan semangat ke sesama muslim.

Kata-kata pujian untuk Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam ini juga berguna untuk mempererat tali persaudaraan pada saudara yang jauh.

 Untuk menumbuhkan semangat serta mempererat tali persaudaraan sesama umat islam, beberapa kata-kata ucapan Maulid Nabi Muhammad Shallalahu 'alaihi wasallam yang bisa kita sampaikan yakni:

1. Kesatu 

“Selamat hari Maulid Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam 12 Rabi'ul Awwal. Di hari yang maulid ini, semoga kita selalu memperoleh syafaat serta mampu meneladani akhlakul karimah beliau”

2. Kedua 

“Milad Nabi tak hanya sekedar menjadi perayaan hari besar umat islam saja, namun juga sebagai cara untuk merefleksikan serta memotivasi setiap insan muslim,agar mampu mengimplementasikan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari”

“Publik figur yang nyata adalah Rasulullah, maka sudah seharusnya sifat Rasulullah-lah yang menjadi pedoman kita untuk menjalankan kehidupan di dunia ini.

3. Ketiga 

“Selamat Maulid Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam 12 Rabi'ul Awwal. Mari jadikan moment yang besar ini sebagai pererat tali persaudaraan setiap muslim”

“Selamat Maulid Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam 12 Rabi'ul Awwal. Mari sama-sama kita tingkatkan semangat kebersamaan dan kesatuan sesama umat islam dengan akhlakul karimah dan budi pekerti yang baik”

4. Keempat 

“Selamat hari Milad Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam 12 Rabi'ul Awwal. Mari tanamkan keteladanan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.”

“Suri teladan hanyalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam Maka sudah seharusnya kita saling mengeratkan tali silaturahmi, dengan cara menjalankan ibadah dan muamalah sesuai dengan sunah dan syari’at “

5. Kelima 

“Di moment milad Nabi Muhammad ini, mari wujudkan kepedulian sosial sesuai dengan sunnah yang diajarkan oleh Rasullah”

“Jadikan keteladanan Rasulullah sebagai motivasi untuk berjuang serta peduli terhadap negara.”

 6. Keenam 

“Di moment yang milad Nabi Muhammad ini, mari teladani integritas Nabi Muhammad dengan cara merubah pemikiran, agar selalu bekerja cepat, kreatif, cerdas, ikhlas, dan penuh semangat”

7. Ketujuh 

“Jadikan keteladanan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam untuk memotivasi dalam menciptakan generasi islami yang unggul dalam berbagai aspek.”

8. Kedelapan 

“Momentum milad Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam ini, sangat tepat dijadikan sebagai momentum untuk mewujudkan masyarakat yang tenteram serta mempererat jalinan ukhuwiyah Islamiyah sesama muslim.”

9. Kesembilan 

“Selamat Milad Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, 12 Rabi'ul Awwal. Di momentum yang bahagia ini, semoga kedamaian selalu mengiringi setiap umat Islam di seluruh dunia!.”

“Ambil hikmah indah dari hari Maulid Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam”

10. Kesepuluh 

“Kegembiraan telah bersinar terang dari kelahiran sang suri teladan Rasulullah. Selamat Maulid Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.”

11. Kesebelas 

“Rasulullah semasa hidupnya menunjukkan perilaku mulia maka bergembiralah bagi yang mengidolakan beliau, Selamat Maulid Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam 1442 H”

12. Kedua belas 

“Jalan lurus adalah ketika kita mampu mengikuti jejak ketauladanan Rasulullah dalam berbagai aspek kehidupan. Selamat Maulid Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.”

13. Ketiga belas 

“Rasulullah adalah suri teladan yang mampu menunjukan kepada kita tentang kebaikan, kewajiban, hak, kebenaran, keadilan, kesabaran, toleransi, serta hati nurani melalui akhlakul karimahnya.”

14. Keempat belas 

“Selamat Maulid Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, 12 Rabi'ul Awwal, yang merupakan hari kelahiran sang suri tauladan yang mampu menyinari kegelapan ummat.”

15. Kelima belas 

“Selamat Maulid Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam ! Jadikan moment yang membahagiakan ini sebagai pelajaran untuk menjadi insan yang lebih berakhlak serta berbudi pekerti yang baik”

16. Keenam belas 

“Kata terindah ialah ALLAH, Buku yang paling sempurna di dunia ialah Al-Qur’an, lagu paling menakjubkan ialah AZAN, dan publik figur yang terbenar adalah Rasulullah.

Untuk itu, mari gunakan moment milad Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam ini sebagai moment untuk lebih mendekatkan kita dengan Allah, agar senantiasa berakhlakul karimah.”

17. Ketujuh belas 

“Dengan moment maulid Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam ini, dapat dijadikan sebagai moment meningkatkan kasih sayang, mengutamakan kebenaran, mempererat tali persaudaraan serta menjunjung tinggi toleransi”

Demikian beberapa Kata-kata ucapan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam yang dapat kita sampaikan.

“Diriwayatkan oleh para sahabat, Rasulullah pernah berkata “Dia yang sholat lima kali sehari adalah untuk melindungi Allah, dan dia yang dilindungi oleh Allah tidak dapat dirugikan oleh siapa pun – Khalifah Ar-Rasyidin: Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu.”

Allah berfirman “Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS: al-Ahzab [33]: 21).

Jadi tak ada alasan lagi untuk tak meneladani sifat Rasulullah agar mendapatkan rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Milad Nabi Muhammad merupakan moment besar yang paling dinantikan oleh setiap muslim di dunia. Dan kata-kata pujian untuk Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, tentunya tak hanya sekedar sebagai kata mutiara saja, namun sebagai bentuk rasa syukur dan bahagia umat islam, agar selalu menjaga tali persaudaraan dengan baik. Sehingga dengan moment hari kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam ini, semoga kita senantiasa berada dalam lindungan Allah Subhanahu WaTa'ala.

Semoga bermanfaat....

Selasa, 27 Oktober 2020

17 PEMUDA SAHABAT NABI SHALLALLAHU'ALAIHI WASALLAM YANG DIDIDIK MEMBANTU PERJUANGAN ISLAM

Edisi Rabu, 28 Oktober 2020 M / 11 Rabi'ul Awwal 1442 H

Dalam menyambut Maulid Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, artikel tausiah kali ini membahas tentang para sahabat Rasulullah sebagai salah bentuk tanda kecintaan kita pada baginda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Moment maulid Nabi tahun ini juga bersamaan dengan moment bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 2020.

Oleh karena itu bahasan kita dalam tausiah kali ini adalah tentang pemuda yang selalu menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan agama, bangsa dan negara yang dapat kita ambil contohnya dari kisah perjuangan mujahid muda pada masa Rasullullah Shallallahu 'alaihi wasallam menegakkan agama Islam.

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam adalah pendidik pertama dan utama dalam pendidikan.

Setiap bulan Rabiul Awal kaum muslimin memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam adalah teladan mulia dalam semua hal, salah satunya dalam bidang pendidikan. Maka, pada momentum kali ini ada baiknya jika kita menelisik terkait sahabat-sahabat hasil pendidikan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. 

Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam adalah pendidik pertama dan utama dalam pendidikan. Proses transformasi ilmu, internalisasi nilai-nilai spiritual dan bimbingan emosional yang dilakukannya dapat dikatakan sebagai mukjizat luar biasa. 

Keberhasilan pendidikan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam ini terlihat dari kemampuan para sahabatnya yang luar biasa. Terkait hal ini, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Para sahabatku laksana bintang. Siapa di antara mereka yang kalian teladani, niscaya kalian akan mendapat petunjuk.”

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam diangkat menjadi Rasul tatkala berusia 40 tahun, usia matang yang bisa dikatakan tidak lagi muda. Namun, para pengikut generasi pertama beliau kebanyakan anak muda, usia belasan tahun, bahkan ada yang masih kecil.

Berikut ini beberapa pemuda yang dibina Nabi untuk berjuang menegakkan agama Islam :

1. Abu Bakar ash-Shiddiq (37 tahun) 

Ia adalah orang laki-laki pertama yang beriman, dan merupakan salah satu dari sepuluh sahabat yang memperoleh jaminan surga. Dengan dakwahnya, banyak sahabat masuk Islam, seperti Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Thalhah bin Ubaidillah, dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Mereka termasuk yang mendapat dijaminan masuk surga.

Abu Bakar ialah seorang pedagang yang selalu memelihara kehormatan diri, kaya harta, berakhlak mulia, dan kesempurnaan iman. Alquran pun banyak mengisyaratkan tentang sikap dan perilaku Abu Bakar (QS al-Lail [92]: 5-7; QS Al-Lail [92]: 17-21; dan QS Fushshilat [41]: 30.

Pada masa kekhalifahannya, selama dua tahun tiga bulan lebih sepuluh hari, Abu Bakar berhasil menghimpun Alquran, memerangi orang-orang murtad dan yang enggan membayar zakat. Dan selama hidupnya meriwayatkan sebanyak 142 hadis Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam.

2.Umar bin Al-Khathab (26 tahun) 

Ia masuk Islam pada bulan Dzulhijjah tahun keenam sesudah kenabian, yang pertama masuk Islam, dan termasuk yang disegani. 

Banyak ayat Alquran yang diturunkan membenarkan pendapat Umar bin Khathab, di antaranya adalah ketika terjadi fitnah dan berita bohon yang menyangkut Aisyah radhiyallahu'anha kemudian turunlah firman Allah Subhanahu WaTa'ala, antara lain QS an-Nur [24]: 16; QS al-Maidah [5]: 90; QS al-Munafiqun [63]: 8; dan QS at-Taubah [9]: 84.

Pada masa kekhalifahannya, selama 10 tahun 6 bulan 4 hari, banyak wilayah yang berhasil ditaklukkan seperti Syam, Irak, Persia, Mesir, Burqah (nama daerah di Libia), Azerbaijan, Tripoli bagian barat, Nahawand, Jurjan, dll.

Mencetak uang Dirham dengan cap “Alhamdulillah” pada satu sisinya dan di sisi lainnya tertulis cap “La ilaha illa Allah” dan “Muhammad Rasulullah”; yang pertama menetapkan tahun hijriah sebagai kalender Islam; meriwayatkan sebanyak 527 hadits.

Umar bin Khathab meninggal pada hari Rabu, 26 Dzulhijjah tahun 23 H, dalam usia 63 tahun, persis seperti usia Nabi dan Abu Bakar saat meninggal. Jasadnya dimakamkan di samping makam Nabi dan makam Abu Bakar.

3. Utsman bin Affan (28 tahun) 

Ia masuk Islam setelah diajak oleh Abu Bakar, dan termasuk salah satu dari sepuluh sahabat yang mendapat jaminan masuk surga. Digelari Dzunnurain, karena menikahi dua putri Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Setelah Ruqayyah meninggal ia menikahi Ummu Kultsum. 

Utsman menjabat khalifah selama 11 tahun 11 bulan 14 hari. Ia berjasa dalam menyempurnakan pengumpulan Alquran. Pada masa pemerintahannya, wilayah Afrika, Cyprus, Tabaristan, Khurrasan, Armenia, Qauqaz, Kirman, dan Sajastan berhasil dibebaskan. Ia orang pertama memperluas Masjidil Haram dan Nabawi, membangun pangakalan angkatan laut, membentuk kepolisian negara, dan membangun gedung peradilan.

Selama hidupnya, meriwayatkan 146 hadits dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Ia meninggal dunia pada tahun 35 H dalam usia 82 tahun. Jasadnya dimakamkan di pemakaman Baqi’.

4. Ali bin Abi Thalib (10 tahun) 

Ia masuk Islam pada usia sepuluh tahun karena pada usia itulah diumumkan dakwah Islam, dan termasuk sahabat yang diberitakan jaminan surga.

Ia orang pertama yang mengorbankan dirinya demi dakwah Islam. Pada malam hijrah, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam menugaskan Ali untuk tidur di tempat tidur beliau. Ia ditugaskan Nabi untuk mengembalikan barang-barang kepada orang-orang musyrik pada pagi harinya.

Ali menjabat khalifah selama 4 tahun 8 bulan, selama hidupnya meriwayatkan 586 hadits. Ia meninggal pada 17 Ramadhan 40 H, dalam usia 63 tahun, dan dimakamkan di Kufah.

5. Zubair bin Awwam (15 tahun) 

Ia masuk Islam pada usia lima belas tahun dan hijrah dalam usia delapan belas tahun setelah menderita penganiayaan dan siksaan yang bertubi-tubi.

Dalam perang Al-Jamal, ia mengundurkan diri dari barisan pasukan Mu’awiyah setelah diingatkan oleh Ali dengan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, “Wahai Zubair, tidakkah kamu mencintai Ali?” Zubair menjawab, “Tidakkah aku mencintai putra pamanku sendiri (dari pihak ibu dan bapak) dan orang yang seagama denganku?” Beliau mengatakan, “Wahai Zubair, demi Allah, kelak kamu akan memeranginya (Ali) dan kamu berlaku aniaya terhadapnya.” Mendengar hadits Nabi ini, ia langsung mengundurkan diri dari pasukan Mu’awiyah dan tidak mau memerangi Ali. 

Setelah menarik diri dari perang tersebut, Amr bin Jurmuz membuntutinya, lalu membunuhnya pada saat Zubair sedang shalat. Kejadian ini terjadi pada tahun 36 H. Semasa hidupnya meriwayatkan 38 hadits.

6.Abu Ubaidah bin Al-Jarrah (30 tahun) 

Ketika perang Badar, ia ikut memperkokoh dan membela kaum Muslimin, sedangkan ayahnya berada dalam barisan kaum Quraisy yang musyrik dan kafir. Dalam perang tersebut, ayahnya selalu memburunya, tetapi selalu mengelak, menghindar dan menjauh. 

Ayahnya tidak menyadari kenapa sang anak sengaja menghindar. Karena penasaran, Ayah Ubaidah terus mengubernya hingga tak ada pilihan lain untuk Abu Ubaidah selain menghadapinya. Dalam perang itu Abu Ubaidah terpaksa membunuh ayahnya yang terus mendesak dan melawannya. Walaupun hatinya terasa berat tapi demi menegakkan amanat Allah dan rasul-Nya, Abu Ubaidah terpaksa membunuh ayahnya.

Ketika menjabat sebagai panglima perang, Abu Ubaidah berhasil membebaskan kota Damaskus, Himsh, Anatokia, Ladziqiyah, Halb, dan pada akhirnya seluruh wilayah Syam dapat dibebaskan. Semasa hidupnya meriwayatkan 14 hadits, dan meninggal dunia pada tahun 18 H, jasadnya dimakamkan di Ghorbaristan.

7. Abdurrahman bin Auf (30 tahun) 

Ia masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar dan termasuk salah satu di antara delapan orang yang mula-mula masuk Islam.

Abdurrahman sangat mahir dalam berdagang. Ia memulai usaha dengan berdagang keju dan minyak samin. Tidak lama kemudian sudah dapat mengumpulkan sedikit uang dari usaha keuntungan dagangnya. Dan, Abdurrahman menguasai perekonomian dan keuangan. 

Dalam sehari, Abdurrahman memerdekakan 30 budak, banyak mendermakan harta kepada fakir miskin, kepada istri-istri Nabi, untuk keperluan militer, dan ketika akan meninggal mewasiatkan 400 dinar bagi setiap orang yang ikut dalam perang Badar. Di samping itu, juga mewasiatkan 1000 ekor kuda dan 50.000 dinar untuk perjuangan di jalan Allah. Ia meninggal dalam usia 75 tahun, dimakankan di al-Baqi. Selama hidupnya meriwayatkan 65 hadits.

8. Thalhah bin Ubaidillah (11 tahun) 

Thalhah adalah salah seorang dari kaum muslimin yang kaya raya, tapi pemurah dan dermawan. Suatu hari istrinya, Su’dan binti Auf, melihat Thalhah murung dan duduk termenung. Melihat keadaan suaminya, sang istri menanyakan sebab kesedihannya, dan Thalhah menjawab, “Uang yang ada di tanganku ini begitu banyak sehingga memusingkanku. Apa yang harus kulakukan?”

Istrinya berkata, “Uang yang ada di tanganmu itu bagi-bagikan kepada fakir miskin.” Maka dibagikanlah seluruh uang yang ada di tangan Thalhah tanpa meninggalkan sepersenpun.

Thalhah meninggal dalam usia 60 tahun dan dimakamkan di suatu tempat dekat padang rumput di Basra. Selama hidupnya meriwayatkan sebanyak 38 hadits.

9. Sa’id bin Zaid (20 tahun) 

Ia termasuk gelombang pertama yang masuk Islam sebelum Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam memasuki Darul Arqam. Ia memeluk Islam sebelum Umar bin Khathab. Istrinya adalah adiknya Umar, yaitu Fathimah binti Khathab. 

Dalam usianya yang mencapai tujuh puluh tahun lebih, Sa’id selalu siap terjun ke medan perang, dan lebih condong memilih pendekatan dirinya dengan masjid Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Di situ ia menunaikan shalat fardhunya dengan khusyu dan sambil mengenang masa lalu.

Sa’id meninggal di Al-Aqiq, dekat kota Madinah, tahun 51 H, dan dimakamkan di kota Madinah. Selama hidupnya meriwayatkan 48 hadits.

10. Sa'ad bin Abi Waqqash (17 tahun) 

Dalam bidang kemiliteran, tercatat nama Sa'ad bin Abi Waqqash yang masuk Islam ketika berumur 17 tahun. Khalid Muhammad Khalid dalam Biografi 60 Sahabat Rasulullah menulis, Sa'ad adalah orang pertama yang melepaskan anak panah di jalan Allah. Ia ditunjuk menjadi panglima kaum Muslim di Irak dalam perang melawan Persia pada masa Khalifah Umar bin Khattab.

Sa’ad bin Abi Waqash. Ia termasuk orang yang awal masuk Islam dan pada saat itu usianya baru 17 tahun. Ia pernah diangkat menjadi gubernur wilayah Irak. 

Sa’ad kehilangan penglihatan di akhir hayatnya. Ia meninggal di istananya di daerah Al-‘Aqiq yang berjarak sekitar 5 mil dari kota Madinah. Ia adalah sahabat yang terakhir meninggal dari kalangan muhajirin, meninggal pada tahun 55 H dalam usia 80 tahun, dan selama hidupnya meriwayatkan 271 hadits.

11. Usamah bin Zaid (18 tahun) 

Pemuda lainnya, Usamah bin Zaid, pada usia 18 tahun dipercaya Rasulullah untuk memimpin pasukan yang di dalamnya ada sahabat-sahabat ternama, seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Pasukannya berhasil dengan gemilang mengalahkan tentara Romawi.

12. Atab bin Usaid (18 tahun) 

Atab bin Usaid diangkat menjadi gubernur Makkah pada usia 18 tahun. Dua ksatria yang membunuh Abu Jahal dalam perang Badar, Mu'adz bin Amr bin Jamuh dan Mu'awwidz bin 'Afra, juga masih berusia belasan tahun.

Muda dan berilmu

13. Zaid bin Tsabit (11 tahun) 

Di bidang keilmuan, ada Zaid bin Tsabit, pemuda Anshar yang masuk Islam pada usia 11 tahun. Pada masa Perang Badar dan Uhud, dengan semangatnya Zaid pernah memohon diizinkan berperang, namun ditolak oleh Rasulullah karena masih terlalu kecil. Ia baru diizinkan berperang pada masa Perang Khandaq tahun 5 H.

Kecerdasan Zaid membuat pemuda ini dipercaya menjadi penulis wahyu oleh Rasulullah. Ia mampu menguasai berbagai bahasa dalam tempo singkat. Pada masa kodifikasi Alquran, Khalifah Abu Bakar pertama kali menunjuk Zaid untuk menghimpun ayat-ayat Alquran.

14. Abdullah bin Mas'ud (17 tahun) 

Ada pula Abdullah bin Mas'ud, salah satu golongan masuk Islam pertama assabiqunal awwalun yang dikaruniai kepandaian dalam membaca Alquran. Dengan berani, berulang kali Ibnu Mas'ud membacakan ayat-ayat Alquran di hadapan pemuka Quraisy yang tengah berkumpul di Ka'bah. Kaum Quraisy langsung berang dan menghajarnya, namun tidak membuat Ibnu Mas'ud surut. Dia merupakan satu dari empat orang yang kepadanya umat diwasiatkan untuk mempelajari Alquran.

15. Mu'adz bin Jabal (20 tahun) 

Mu'adz bin Jabal juga masih berusia muda saat memeluk Islam di tangan Mus'ab bin Umair. Rasulullah memujinya sebagai orang yang paling mengetahui tentang halal dan haram. 

16. Anas bin Malik dan Ibnu Abbas (10 tahun) 

Anas bin Malik juga masih berusia 10 tahun saat menjadi pelayan Rasululah. Ia termasuk salah satu sahabat yang banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah.

Kemudian, sepupu Rasulullah, Ibnu Abbas, masih berusia sangat muda saat menjadi rujukan para sahabat dalam memahami Alquran. Ibnu Abbas mendapat pendidikan langsung dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Oleh Umar bin Khattab, Ibnu Abbas sejak awal telah diikutkan dalam musyawarah para pembesar Madinah. Ketika para sahabat senior protes dan bertanya mengapa anak kecil itu diikutkan, Umar menunjukkan bahwa kapasitas keilmuan Ibnu Abbas memang pantas ada di sana.

Delegasi Nabi atau duta pertama yang dikirim Rasulullah juga berasal dari golongan pemuda. 

17. Mush'ab bin Umair (24 tahun)

 Adalah Mush'ab bin Umair, seorang pemuda kaya, rupawan, dan terpandang di Makkah. Ia rela meninggalkan keluarga, kemewahan, dan kehormatan di tengah kaumnya demi Islam. Mush'ab adalah duta pertama dalam sejarah Islam.

Ia diminta Rasulullah mengajar Alquran kepada penduduk Madinah. Ketika itu, di antara sahabat Rasulullah sebenarnya masih ada beberapa sahabat yang lebih tua dan lebih berkedudukan, tetapi Rasulullah punya pertimbangan sendiri mengutus Mush'ab.

"Mush'ab menyadari bahwa dirinya hendak menangani persoalan yang paling besar saat itu. Ia bertanggung jawab dalam menentukan masa depan Islam di Madinah yang tak lama kemudian menjadi Dar al-Hijrah, titik pusat dakwah dan para dai," tulis Khalid Muhammad Khalid.

Ketika Rasulullah mengutusnya, hanya ada 12 orang yang sebelumnya telah membaiat Rasulullah pada Baiat Aqabah. Pada musim haji, setahun setelah Bai'at Aqabah, Mush'ab mengantarkan 70 laki-laki dan perempuan Madinah untuk berbaiat kepada Rasulullah.

Dengan kecerdasan dan kesungguhan usaha, ia membuktikan kepercayaan Rasulullah. Pemuda itu syahid pada masa perang Uhud. Jauh berbeda dengan masa kemewahannya semasa jahiliyah, ketika meninggal, ia bahkan tak punya kain yang cukup untuk menutup seluruh tubuhnya.

Itulah sebagian sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Alquran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS Yusuf [12]: 111). 

Dirangkum dari berbagai sumber 

Semoga bermanfaat.....

Senin, 26 Oktober 2020

17 MUKJIZAT NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU'ALAIHI WASALLAM YANG PERLU KITA KETAHUI

Edisi Selasa, 27 Oktober 2020 M / 10 Rabi'ul Awwal 1442 H

Setiap rasul yang diutus oleh Allah Subhanahu WaTa'ala untuk menyampaikan risalah mempunyai mukjizat. Mukjizat merupakan kejadian (peristiwa) ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia. Mukjizat bagi seorang rasul dan nabi merupakan salah satu identitas dari kerasulannya.

Mukjizat yang diberikan oleh Allah Subhanahu WaTa'ala kepada rasul dan nabi tidak sama melainkan berbeda-beda. Biasanya mukjizat diberikan Allah dalam bentuk sesuatu yang umum berlaku pada masanya.

Dalam buku Ushul Fiqih jilid 1 (2011) karya Amir Syarifudin, Nabi Musa mempunyai mukjizat mampu mengubah tongkat menjadi ular.

Karena pada masa Nabi Musa berkembang ilmu sihir dan sering dijadikan salah satu alat kompetisi. Bahkan mampu mengalahkan ular-ular hasil sihir umat Nabi Musa.

Nabi Isa mempunyai mukjizat mampu mengobati penyakit buta dan sopak dengan izin Allah. Karena pada masa itu berkembang ilmu perdukunan dan pengobatan. Tapi ada penyakit yang tidak dapat disembuhkan.

Nabi Isa mempunyai keunggulan yang dapat melemahkan kemampuan semua orang pada masa tersebut.

Tentu keajaiban ini terjadi atas izin Allah Azza wa Jalla. Tapi tahukah Anda bahwa Nabi Muhammad juga mempunyai beberapa mukjizat? Sebenarnya banyak sekali mukjizat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, namun pada artikel tausiah ini hanya 17 mukjizat Rasulullah yang disampaikan. Berikut di antaranya :

1. Al-Quran Al-Karim 

Al Qur'an merupakan mukjizat terbesar yang menunjukkan kebenaran ajaran beliau, Al-Islam, yang diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Di dalam Alquran tertulis bahwa mukjizat berupa kitab diberikan kepada 4 nabi dan rasul. Di antaranya Nabi Musa Alaihissalam, Nabi Daud Alaihissalam, Nabi Isa Alaihissalam dan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. 

Mukjizat yang diberikan kepada nabi dan rasul terakhir adalah mukjizat yang abadi sepanjang zaman yaitu Alquran. Sedangkan para nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam maka mereka diberikan mukjizat hanya pada zamannya saja dan semuanya tidak berlaku pada zaman selanjutnya.

2. Air memancar dari sela-sela jemari 

Sebuah wadah air pernah disodorkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mencelupkan tangannya ke dalam wadah air itu. Maka, air memancar dari sela-sela jemari tangan beliau. Dengan air itu, para sahabat berwudhu. Jumlah mereka waktu itu adalah 300 orang. (HR. Al-Bukhari, no. 3572)

3. Makanan sedikit cukup untuk orang banyak 

Suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terlihat lemas karena menahan lapar. Abu Thalhah yang mendengar hal itu akhirnya menemui istrinya. Abu Thalhah dan istrinya berniat mengundang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk makan.

Singkat cerita, Abu Thalhah dan istrinya hanya memiliki makanan yang sedikit. Namun ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak banyak sahabat untuk ikut makan ke rumah Abu Thalhah. Abu Thalhah menjadi cemas; makanan sedikit apakah cukup untuk menjamu  tamu sebanyak itu?

Akhirnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan shahabat-shahabatnya tiba di rumah Abu Thalhah. Sebelum acara makan dimulai, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan makanan yang dihidangkan. Setelah itu para tamu diminta makan bergantian. Yang pertama makan adalah 10 sahabat. Lalu, 10 sahabat berikutnya, kemudian 10 sahabat berikutnya, dan seterusnya.

Akhirnya semua sahabat yang datang itu makan sampai kenyang, sedangkan jumlah mereka waktu itu 70 atau 80 orang. Setelah itu, barulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keluarga Tholhah makan hingga kenyang pula. (Sumber: H.r. Al-Bukhari, no. 3385; Muslim, no. 2040)

4. Segelas susu mengenyangkan banyak orang 

Abu Hurairah adalah sahabat Nabi yang sangat miskin tetapi amat banyak ilmunya dan kuat hafalannya. Dia sering mengalami kelaparan.

Pada suatu hari ketika Abu Hurairah sedang duduk di jalan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melewatinya dan tersenyum melihatnya. Beliau sangat mengerti akan penderitaan Abu Hurairah. Karenanya, berkatalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Yaa Aba Hirr!” Abu Hurairah menjawab, “Labbaika, yaa Rasulullah (aku datang memenuhi panggilanmu, wahai Rasulullah).” beliau berkata, “Ikutilah aku!”

Maka Abu Hurairah mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai ke rumahnya. Kemudian beliau mengizinkannya masuk. Di sana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menemukan segelas susu. Beliau bertanya kepada istrinya, “Dari mana susu ini?” Istrinya menjawab, “Dari Fulan, ia menghadiahkannya untukmu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian memanggil Abu Hurairah, “Yaa Aba Hirr!” “Labbaika, yaa Rasulullah,” jawabnya. “Pergilah dan panggil ahlush shuffah.”

Ahlush shuffah adalah sekumpulan sahabat yang tinggal di masjid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena tidak punya harta dan keluarga (di kota Madinah, red.). Abu Hurairah merasa berhak mendapat seteguk lebih dahulu agar kekuatannya yang hilang bisa kembali. Nanti, jika ahlush shuffah datang, tentu Abu Hurairah yang akan melayani mereka. Ia khawatir jika tidak kebagian.

Namun Abu Hurairah tidak mau menentang perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, Abu Hurairah segera memanggil ahlush shuffah. Mereka pun datang ke rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggil Abu Hurairah, “Yaa Aba Hirr!” “Labbaika, yaa Rasulullah.” “Terimalah ini dan bagikan kepada mereka!” Maka Abu Hurairah memberikan gelas berisi susu itu kepada orang pertama. Orang itu meminumnnya sampai puas.

Kemudian gelas tersebut dikembalikan kepada Abu Hurairah. Lalu diberikan lagi kepada orang kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya hingga semua merasa puas. Sungguh menakjubkan! Gelas itu pun diterima kembali oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian tersenyum kepada Abu Hurairah dan berkata, “Yaa Aba Hirr!” “Labbaika, yaa Rasulullah.” Sekarang tinggal aku dan kamu.” “Benar, wahai Rasulllah.” “Duduklah dan minum!”

Maka Abu Hurairah duduk dan minum. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terus memerintahkannya minum sampai Abu Hurairah berkata, “Demi Allah yang mengutusmu dengan kebenaran, sudah tidak ada tempat lagi dalam perutku.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berikan kepadaku gelas itu.” Beliau memuji Allah dan bersyukur lalu membaca, “Bismillah,” dan meminum sisa susu itu. (Sumber: HR Al-Bukhari, no. 6087)

5. Doa minta hujan yang langsung dikabulkan 

Pada suatu hari, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang berkhutbah Jumat, berdirilah seseorang minta didoakan agar turun hujan. Waktu itu kekeringan sedang melanda. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa. Seketika itu pula, turunlah hujan deras terus-menerus, sampai hari Jumat berikutnya

Akhirnya ada seorang lelaki yang mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa rumah-rumah telah rusak akibat hujan deras terus-menerus. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa agar hujan dialihkan ke sekeliling kota Madinah, jangan menimpa kota Madinah. Maka awan-awan yang bergerak di atas kota Madinah pun segera bergerak, tidak lagi berada di atas kota Madinah tetapi berada di pinggir kota Madinah. (Sumber: HR. Al-Bukahari, no. 3582)

6. Pemberitahuan hal-hal gaib yang terbukti terjadi 

Di antaranya:

Berita dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa kelak Kerajaan Persia dan Romawi akan dikalahkan oleh kaum muslimin. Selain itu, harta simpanan Persia dan Romawi akan dimiliki oleh muslimin. (HR Al-Bukhari, no. 3618 dan 3619)

Berita dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa sepeninggal beliau akan muncul dua nabi palsu.(HR Al-Bukuhari, no. 36211). Dua nabi palsu tersebut adalah Musailamah Al-Kadzdzab dan Al-Aswad Al-Ansi.

Ketika terjadi Perang Mu’tah, komandan pasukan perang yang ditunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memimpin pasukan muslimin terbunuh. Yang pertama terbunuh adalah Zaid bin Haritsah. Setelah Zaid terbunuh, komandan pasukan digantikan oleh Ja’far bin Abi Thalib. Kemudian, Ja’far bin Abi Thalib juga terbunuh. Sebelum kematian dua komandan itu sampai ke Madinah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitakan kematian Zaid bin haritsah dan Ja’far bin Abi Thalib kepada para shahabatnya. Inilah salah satu mukjizat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam; Allah beri wahyu kepada beliau tentang berita gaib. (Sumber: H.r. Al-Bukhari, no. 3630)

7. Terbelahnya bulan menjadi dua 

Pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bulan terbelah menjadi dua. Orang-orang kafir Mekkah ikut menyaksikannya. (Sumber: H.r. Al-Bukhari, no. 3636, 3637, dan 3638)

Orang kafir Mekkah meminta bukti kenabian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka Allah tunjukkan dengan terbelahnya bulan menjadi dua.

8. Mengobati sakit mata, Allah sembuhkan dalam seketika 

Sebelum penaklukan Benteng Khaibar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai pemegang bendera pasukan. Waktu itu, Ali menderita sakit mata. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggil Ali dan meludahi mata Ali yang sakit. Seketika, mata Ali yang sakit itu menjadi sembuh seolah-olah tak pernah sakit mata. (Sumber: Ar-Rahiqul Makhtum, hlm. 376—378)

9. Akan selalu ada yang tampil membela ajarannya 

Berita dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: akan selalu ada sekelompok umatnya yang selalu menampakkan kebenaran Islam dan membelanya. (Sumber: H.r. Al-Bukhari, no. 3640—3641)

10. Air sedikit menjadi banyak 

Dalam sebuah perjalanan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya kehabisan bekal air. Padahal waktu itu air berjarak jauh dari mereka. Lalu mereka bertemu seorang wanita yang membawa sedikit air. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap kantung air milik wanita tersebut. Kemudian para sahabat yang kehausan itu minum. Jumlah mereka ada 40 orang. Setelah puas minum, mreka mengisi kantung air masing-masing sampai penuh juga. (H.r. Al-Bukhari, no. 3571)

11. Ramalkan Istri 

Rasulullah dapat meramalkan istrinya yang paling rajin bersedekah akan meninggal tidak lama setelahnya. Hal itu terbukti dengan meninggalnya Zainab yang dikenal rajin bersedekah tidak lama setelah kematian Rasulullah.

12. Tubuh Memancarkan Petir 

Tubuh Muhammad memancarkan petir. Hal ini terjadi lantaran akan dibunuh oleh Syaibah bin ‘Utsman pada Perang Hunain.

13. Isra dan Mi’raj 

Mukjizat Nabi Muhammad berikutnya yakni Isra dan Mi’raj. Isra dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Lalu Mi’raj dari Baitul Maqdis ke Sidratul Muntaha, untuk menerima perintah shalat dalam waktu tidak sampai satu malam.

Inilah salah satu mukjizat Nabi yang paling menakjubkan.  Pada malam inilah Nabi, di bawah bimbingan malaikat Jibril mengantar Nabi dari Ka’bah di Makkah ke Masjid al-Aqsa di Yerusalem dan kemudian ke langit, ke langit yang tinggi atas kehendak Allah Ta’ala. Dalam perjalanan ini, beliau bertemu Nabi sebelumnya diantaranya Musa, Isa dan Ibrahim. Beliau memimpin para Nabi dalam doa. Beliau sampai di tempat yang sangat tinggi dimana beliau bisa mendengar pena yang menulis perbuatan orang-orang. Beliau melihat surga dan neraka. Dan beliau diangkat, untuk kemudian bertemu dengan Tuhannya, Yang Maha Besar. Kejadian ini diceritakan dalam Alquran dan hadits.

14. Merubuhkan pegulat bertubuh besar 

Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam sanggup merubuhkan seorang pegulat bertubuh tinggi dan kekar, Rukanah al-Mutthalibi hanya dengan dua kali dorongan saja. Kemudian anak Rukanah yang bernama Yazid bin Rukanah pun menantang bergulat dengan taruhan 300 ekor domba, pada akhirnya nabi berhasil mengalahkan Yazid hingga tiga kali, dan mengembalikan semua domba-domba milik Yazid.

15. Memiliki Kharisma dan kewibawaan

Tatapan mata Rasulullah Mamou membuat Umar bin Al-Khaththab dan Abu Jahl lari terbirit-birit, ketika mereka berencana untuk membunuh Muhammad pada malam hari.Begitu jugatatapan mata beliau menggetarkan Ghaurats bin Harits, yaitu seorang musuh yang pernah menghunus pedang kearah leher Muhammad.

Allah melumpuhkan Hay bin Akhtab dan para sahabatnya, ketika hendak melemparkan batu yang besar kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.

16. Mampu Menghilang dari musuh 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mampu menghilang saat akan dibunuh oleh utusan Amr bin at-Thufail dan Ibad bin Qays utusan dari Bani Amr pada tahun 9 Hijriah atau Tahun Utusan.

Rasulullah juga mampu menghilang saat akan dilempari batu oleh Ummu Jamil, bibi Muhammad ketika ia duduk di sekitar Ka'bah dengan Abu Bakar. Dan menghilang saat akan dibunuh Abu Jahal di mana saat itu beliau sedang shalat.

17. Mampu menidurkan dan mengalahkan musuh 

Radulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mampu menidurkan 10 pemuda Mekkah yang berencana membunuhnya dengan taburan pasir, kemudian beliau berhasil melalui orang-orang yang menunggunya di pintu rumahnya untuk membunuhnya.

Rasulullah juga mampu melemparkan segenggam pasir ke arah musuh sehingga mereka dapat dikalahkan pada Perang Hunain dan Perang Badar.

Semoga bermanfaat....

Minggu, 25 Oktober 2020

17 KEUTAMAAN ABU BAKAR ASSIDIQ RADHIYALLAHU'ANHU YANG PERLU KITA KETAHUI

 Edisi Senin, 26 Oktober 2020 M / 9 Rabi'ul Awwal 1442 H

Abu Bakar Assidiq radhiyallahu'anhu adalah salah satu sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yang namanya telah terdengar secara umum di telinga setiap umat muslim karena sering disebut dan diceritakan sebagai seorang yang baik akhlaknya dan besar perjuangannya dalam menyertai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dalam menegakan islam dan berperang melawan kafir. Sebagaimana sahabat Rasul ialah termasuk termasuk orang orang yang utama kedudukannya di mata Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Namun banyak diantara kita yang hanya mengetahui nama beliau dan sekilas tentang kisahnya sebagai sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Sebab itu pada kesempatan kali ini kita akan menguraikan secara lengkap apa saja keutamaan Abu Bakar Assiqiq radhiyallahu 'anhu agar kita dapat mengambil pelajaran yang berharga dan ikut mengikuti teladan kebaikannya. Mari simak secara lengkapnya berikut ini :

1.Orang Kepercayaan Rasulullah 

Abu Bakar Assiqid ialah seorang sahabat yang dipercaya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam untuk menemani beliau ketika berhijrah ke Madinah. Dalam perjalanan tersebut, Abu Bakar selalu melayani, memuliakan, dan menjaga Rasulullah dengan cara membiarkan Rasulullah tidur sementara ia selalu menjaga keselamatan dengan berjaga seolah tidak memiliki rasa letih dan mengorbankan waktu istirahatnya. perjuangannya tersebut termasuk keutamaan sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yang memiliki kedudukan tinggi di mata Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

2. Saling Menguatkan dengan Rasulullah 

“Bagaimana pendapatmu wahai Abu Bakar  dengan dua orang manusia sementara yang ketiga ialah Allah?”. (Riwayat Anas bin Malik). Penjelasan tersebut ialah ketika dalam perjalanan hijrah dan mereka dikepung oleh kaum musrik yang ingin menangkap mereka dan Abu Bakar merasa khawatir akan keselamatan Rasulullah kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengucap hadits tersebut kepadanya untuk saling menguatkan dan memberi kedamaian satu sama lain serta menguatkan bahwa iman dalam islam akan memudahkan segala urusan manusia dalam hal apapun.

3. Memiliki Ilmu Paling Dalam 

Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah dengan bercerita bahwa Allah menyuruh untuk memilih dunia atau memilih ganjaran pahala dan hamba tersebut memilih pahala. Mendengar hal itu Abu Bakar menangis dan sahabat lain heran dengan alasannya karena Rasulullah hanya menceritakan tentang seeorang yang memilih kebaikan. Akhirnya diketahui bahwa hamba tersebut ialah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam itu sendiri dan hanya Abu Bakar yang mengerti karena ilmunya lebih dalam diantara yang lain. Abu Bakar memahami bahwa keutamaan berilmu dalam islam akan membawa kebaikan di dunia dan di akherat.

4. Paling Besar Jasanya 

“Orang yang paling besar jasanya dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar”. (Riwayat Abu Sai’id). 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda demikian ketika khutbah yang menunjukkan bahwa beliau mengakui kebaikan dan jasa Abu Bakar sehingga tak diragukan lagi bahwa Abu Bakar ialah teladan yang sangat mulia. banyak kisah teladan Rasulullah yang terdapat cerita tentang Abu Bakar di dalamnya, tentang jasa dan keimanannya.

5. Sahabat Terbaik Rasulullah 

“Andai saja aku diperbolehkan memilih kekasih selain Rabb ku pastilah aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih, namun cukuplah persaudaraan se islam dan kecintaan karenanya”. (Riwayat Abu Sa’id). Masih dari khutbah yang sama, jelas bahwa Rasul amat mencintai Abu Bakar sebagai sahabat dan mengakui ketulusan dan kesetiaannya dalam menyertai beliau demi agama Allah. istiqomah dalam islam selalu diterapkan Abu Bakar dalam kesehariannya dan dibuktikan dengan akhlak baiknya yang dilakukan secara terus menerus.

6. Dicintai Rasulullah 

Seseorang menemui Rasulullah dan bertanya, “Siapakah orang yang anda cintai? Beliau menjawab, Aisyah. Kemudian orang tersebut bertanya lagi, dari kalangan laki laki? Rasulullah pun menjawab, Bapaknya (Abu Bakar)”. (Riwayat Amr bin Ash). Jelas dari hadits tersebut bahwa Abu Bakar ialah orang yang paling dicintai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dari kalangan laki laki.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mencintai Abu Bakar karena akhlak baik dan perjuangan mulianya membantu penegakan islam. Abu Bakar memang terkenal berani dalam melawan orang orang kafir dan selalu siap membela dan menjaga keselamatan Rasullulah Shallallahu 'alaihi wasallam. Ia membuktikan bahwa ia mencintai Rasulullah dengan tulus karena memahami bahwa Rasulullah ialah utusan Allah yang memang wajib diikuti dan dimuliakan.

7. Dipastikan Masuk Surga 

Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berada di suatu tempat dan datang Abu Bakar disambut oleh beliau dengan hadits berikut “Persilahkan dia masuk dan beritahukan padanya bahwa dia adalah penghuni surga”. (Riwayat Abu Musa Al Asy’ari). Sejak Abu Bakar hidup di dunia telah dijamin bahwa ia adalah salah seorang yang dipastikan masuk surga.

Jaminan tersebut disabdakan langsung oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam karena amal kebaikan yang telah dibuat sahabat tercintaya tersebut. Merupakan anugrah yang luar biasa karena dijamin masuk surga ialah anugrah dan kenikmatan luar biasa dari Allah dimana memang tidak ada nikmat yang lebih indah selain nikmat mendapat kehidupan surga di akherat yang kekal.

8. Khalifah Pertama 

Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam wafat, Abu Bakar menjadi khalifah islam yang pertama dan ia adalah salah satu diantara empat Khalifah yag diberi gelar Khulafaur Rasyidin atau Khalifah yang diberi petunjuk. Ia seorang yang amanah dan teladan sangat baik selama menjalani masa kepemimpinannya dan selalu menjalankan segala aspek kehidupan berdasarkan aturan dan syariat islam.

9. Cerdas dalam Berbagai Bidang 

Sejarawan mencatat, Abu Bakar radhiyallahu'anhu ialah seorang pedagang yang jujur, hakim yang amanah dan memiliki kedudukan yang tinggi, seorang yang cerdas dan terpelajar yang selalu mendalami agama islam tanpa lelah serta mengamalkannya, serta dipercaya sebagai orang yang mampu menafsirkan mimpi, ia seorang yang tekun dalam berbagai bidang.

10. Mengorbankan Harta demi Islam 

Pada jaman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, seorang yang memeluk islam disiksa oleh penduduk Mekkah yang sebagian besar masih percaya pada ajaran sesat nenek moyang mereka, penyiksaan paling berat dialami oleh orang orang yang memiliki status sebagai budak karena tidak ada yang melindungi dan membela sehingga dianiaya dengan semena mena oleh tuannya. Abu Bakar pun membebaskan para budak dengan membeli dari tuannya dengan mengorbankan hartanya agar para umat islam tidak disiksa.

11. Terikat Secara Kekeluargaan 

Abu Bakar radhiyallahu'anhu merupakan ayah dari istri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yaitu Aisyah, sehingga Abu Bakar pun menjadi sahabat terbaik sekaligus memiliki ikatan keluarga dengan Rasulullah. hal tersebut membuat keduanya semakin dekat satu sama lain. Abu Bakar merasa sangat bahagia dan merasa mendapat anugrah terbaik ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memilih anaknya sebagai istrinya.

12. Memiliki Hati Paling Tabah 

Sepeninggal Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam kaum muslim menjadi kebingungan dan larut dalam kesedihan sehingga kepemimpinan menjadi tidak jelas dan banyak timbul isu yang disebar oleh kaum kafir. Abu Bakar radhiyallahu'anhu pun segera mengambil inisiatif untuk musyawarah dan menentukan siapa yang akan memimpin menggantikan Rasulullah, dalam masa berduka pun ia masih tetap tabah dan mampu berfikir positif.

13. Menjadikan Keadaan Umat Islam Stabil 

Karena kecerdasan dan ketenangannya, Abu Bakar radhiyalahu'anhu mampu menghentikan kekuasaan orang kafir dengan mengatur strategi untuk menakhlukkan musuh hingga umat islam berada dalam kemenangan dan musuh daat ditakhlukkan. Hal itu membuat keadaan umat islam yang awalnya penuh hiruk pikuk dan ketakutan menjadi tenang kembali.

14. Melestarikan Al Qur’an 

Abu Bakar radhiyallahu'anhu juga berperan dalam melestarikan Al Qur’an dengan menulisnya di jaman terdahulu pada media tulis seperti tulang dan kulit, setelah lengkap penulisannya, disimpanlah oleh Abu Bakar dan keturunan selanjutnya hingga menjadi Al Qur’an yang dikenal saat ini. Abu Bakar turut berjuang mempertahankan kemurnian Al Qur’an dan menyebarkan ilmunya kepada setiap umat islam, jasanya sungguh besar karena Al Qur’an ialah kitab yang tentu saja menjadi pedoman dan sangat dibutuhkan oleh semua umat.

15. Dekat dengan Rasulullah hingga Wafat 

Ketika Abu Bakar radhiyallahu'anhu wafat,  ia dimakamkan di dekat Masjid Nabawi di samping makam Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. ketika jenazahnya dibawa mendekati pintu makam Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pintu makam langsung terbuka tanpa dibuka oleh siapapun dan terdengar suara dari dalam “Masuklah orang yang dicintai kepada orang yang mencintainya”.  Yakni Abu Bakar yag dicintai oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Sungguh merupakan tanda bahwa Abu Bakar radhiyallahu'anhu orang seorang shaleh yang dekat dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam hingga wafat, yakni di dunia dan di akherat.

16. Memiliki Karakter Tangguh 

Abu Bakar Assidiq radhiyallahu'anhu terkenal dengan kebaikan, keberanian, kuat pendiriannya, dan tetap mampu berfikir tenang dalam keadaan segenting apapun. Sikapnya yang sabar dan memiliki tekad kuat tersebut membawanya menjadi seorang yang bertawakkal dengan janji Allah Ta'ala serta jauh dari pemikiran yang sesat. Beliau seorang yang terkenal selalu menjauhi perbuatan yang diharamkan sejak masa Jahiliyah sehingga Allah Subhanahu Wa Ta'ala pun meridhainya.

17. Termasuk Orang yang Pertama Memeluk Islam 

Abu Bakar radhiyallahu 'anhu termasuk orang yang pertama memeluk islam, ia percaya kepada ajaran Allah Subhanahu Wa Ta'ala ketika yang lain mencela dan menjauhi. Ia membela dan berjuang menyertai dakwah Rasul sejak pertama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mendapat wahyu, sebab itu termasuk keutamaan Abu Bakar Assidiq ialah orang yang mendapat hidayah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala sehingga mampu melakukan amal yang sempurna di sisa hidupnya.

Sungguh mulia akhlak Abu Bakar Assidiq radhiyallahu'anhu.Tentu tidak sembarang orang mendapat hidayah memiliki hati sebaik dan sekuat Abu Bakar, imannya yang kuat dan ketulusannya yang dalam selama menyertai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bahkan setelah Rasulullah wafat ia tetap berjuang untuk menegakkan islam. Maka pantaslah jika beliau merupakan salah seorang yang memiliki banyak keistimewaan.

Demikian artikel tausiah mengenai keutamaan Abu Bakar AsSidiq radhiyallahu'anhu semoga bisa menjadi wawasan islam yang bermanfaat untuk kita semua dan menjadi teladan yang baik bagi kita sehingga dapat menjadi bahan untuk memperbaiki diri dan mencontoh sifat sifat mulia orang orang shalih terdahulu. Terima kasih sudah membaca. 

Sumber : DalamIslam.com

Semoga bermanfaat...