Selasa, 27 Oktober 2020

17 PEMUDA SAHABAT NABI SHALLALLAHU'ALAIHI WASALLAM YANG DIDIDIK MEMBANTU PERJUANGAN ISLAM

Edisi Rabu, 28 Oktober 2020 M / 11 Rabi'ul Awwal 1442 H

Dalam menyambut Maulid Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, artikel tausiah kali ini membahas tentang para sahabat Rasulullah sebagai salah bentuk tanda kecintaan kita pada baginda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Moment maulid Nabi tahun ini juga bersamaan dengan moment bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 2020.

Oleh karena itu bahasan kita dalam tausiah kali ini adalah tentang pemuda yang selalu menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan agama, bangsa dan negara yang dapat kita ambil contohnya dari kisah perjuangan mujahid muda pada masa Rasullullah Shallallahu 'alaihi wasallam menegakkan agama Islam.

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam adalah pendidik pertama dan utama dalam pendidikan.

Setiap bulan Rabiul Awal kaum muslimin memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam adalah teladan mulia dalam semua hal, salah satunya dalam bidang pendidikan. Maka, pada momentum kali ini ada baiknya jika kita menelisik terkait sahabat-sahabat hasil pendidikan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. 

Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam adalah pendidik pertama dan utama dalam pendidikan. Proses transformasi ilmu, internalisasi nilai-nilai spiritual dan bimbingan emosional yang dilakukannya dapat dikatakan sebagai mukjizat luar biasa. 

Keberhasilan pendidikan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam ini terlihat dari kemampuan para sahabatnya yang luar biasa. Terkait hal ini, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Para sahabatku laksana bintang. Siapa di antara mereka yang kalian teladani, niscaya kalian akan mendapat petunjuk.”

Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam diangkat menjadi Rasul tatkala berusia 40 tahun, usia matang yang bisa dikatakan tidak lagi muda. Namun, para pengikut generasi pertama beliau kebanyakan anak muda, usia belasan tahun, bahkan ada yang masih kecil.

Berikut ini beberapa pemuda yang dibina Nabi untuk berjuang menegakkan agama Islam :

1. Abu Bakar ash-Shiddiq (37 tahun) 

Ia adalah orang laki-laki pertama yang beriman, dan merupakan salah satu dari sepuluh sahabat yang memperoleh jaminan surga. Dengan dakwahnya, banyak sahabat masuk Islam, seperti Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Thalhah bin Ubaidillah, dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Mereka termasuk yang mendapat dijaminan masuk surga.

Abu Bakar ialah seorang pedagang yang selalu memelihara kehormatan diri, kaya harta, berakhlak mulia, dan kesempurnaan iman. Alquran pun banyak mengisyaratkan tentang sikap dan perilaku Abu Bakar (QS al-Lail [92]: 5-7; QS Al-Lail [92]: 17-21; dan QS Fushshilat [41]: 30.

Pada masa kekhalifahannya, selama dua tahun tiga bulan lebih sepuluh hari, Abu Bakar berhasil menghimpun Alquran, memerangi orang-orang murtad dan yang enggan membayar zakat. Dan selama hidupnya meriwayatkan sebanyak 142 hadis Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam.

2.Umar bin Al-Khathab (26 tahun) 

Ia masuk Islam pada bulan Dzulhijjah tahun keenam sesudah kenabian, yang pertama masuk Islam, dan termasuk yang disegani. 

Banyak ayat Alquran yang diturunkan membenarkan pendapat Umar bin Khathab, di antaranya adalah ketika terjadi fitnah dan berita bohon yang menyangkut Aisyah radhiyallahu'anha kemudian turunlah firman Allah Subhanahu WaTa'ala, antara lain QS an-Nur [24]: 16; QS al-Maidah [5]: 90; QS al-Munafiqun [63]: 8; dan QS at-Taubah [9]: 84.

Pada masa kekhalifahannya, selama 10 tahun 6 bulan 4 hari, banyak wilayah yang berhasil ditaklukkan seperti Syam, Irak, Persia, Mesir, Burqah (nama daerah di Libia), Azerbaijan, Tripoli bagian barat, Nahawand, Jurjan, dll.

Mencetak uang Dirham dengan cap “Alhamdulillah” pada satu sisinya dan di sisi lainnya tertulis cap “La ilaha illa Allah” dan “Muhammad Rasulullah”; yang pertama menetapkan tahun hijriah sebagai kalender Islam; meriwayatkan sebanyak 527 hadits.

Umar bin Khathab meninggal pada hari Rabu, 26 Dzulhijjah tahun 23 H, dalam usia 63 tahun, persis seperti usia Nabi dan Abu Bakar saat meninggal. Jasadnya dimakamkan di samping makam Nabi dan makam Abu Bakar.

3. Utsman bin Affan (28 tahun) 

Ia masuk Islam setelah diajak oleh Abu Bakar, dan termasuk salah satu dari sepuluh sahabat yang mendapat jaminan masuk surga. Digelari Dzunnurain, karena menikahi dua putri Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Setelah Ruqayyah meninggal ia menikahi Ummu Kultsum. 

Utsman menjabat khalifah selama 11 tahun 11 bulan 14 hari. Ia berjasa dalam menyempurnakan pengumpulan Alquran. Pada masa pemerintahannya, wilayah Afrika, Cyprus, Tabaristan, Khurrasan, Armenia, Qauqaz, Kirman, dan Sajastan berhasil dibebaskan. Ia orang pertama memperluas Masjidil Haram dan Nabawi, membangun pangakalan angkatan laut, membentuk kepolisian negara, dan membangun gedung peradilan.

Selama hidupnya, meriwayatkan 146 hadits dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Ia meninggal dunia pada tahun 35 H dalam usia 82 tahun. Jasadnya dimakamkan di pemakaman Baqi’.

4. Ali bin Abi Thalib (10 tahun) 

Ia masuk Islam pada usia sepuluh tahun karena pada usia itulah diumumkan dakwah Islam, dan termasuk sahabat yang diberitakan jaminan surga.

Ia orang pertama yang mengorbankan dirinya demi dakwah Islam. Pada malam hijrah, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam menugaskan Ali untuk tidur di tempat tidur beliau. Ia ditugaskan Nabi untuk mengembalikan barang-barang kepada orang-orang musyrik pada pagi harinya.

Ali menjabat khalifah selama 4 tahun 8 bulan, selama hidupnya meriwayatkan 586 hadits. Ia meninggal pada 17 Ramadhan 40 H, dalam usia 63 tahun, dan dimakamkan di Kufah.

5. Zubair bin Awwam (15 tahun) 

Ia masuk Islam pada usia lima belas tahun dan hijrah dalam usia delapan belas tahun setelah menderita penganiayaan dan siksaan yang bertubi-tubi.

Dalam perang Al-Jamal, ia mengundurkan diri dari barisan pasukan Mu’awiyah setelah diingatkan oleh Ali dengan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, “Wahai Zubair, tidakkah kamu mencintai Ali?” Zubair menjawab, “Tidakkah aku mencintai putra pamanku sendiri (dari pihak ibu dan bapak) dan orang yang seagama denganku?” Beliau mengatakan, “Wahai Zubair, demi Allah, kelak kamu akan memeranginya (Ali) dan kamu berlaku aniaya terhadapnya.” Mendengar hadits Nabi ini, ia langsung mengundurkan diri dari pasukan Mu’awiyah dan tidak mau memerangi Ali. 

Setelah menarik diri dari perang tersebut, Amr bin Jurmuz membuntutinya, lalu membunuhnya pada saat Zubair sedang shalat. Kejadian ini terjadi pada tahun 36 H. Semasa hidupnya meriwayatkan 38 hadits.

6.Abu Ubaidah bin Al-Jarrah (30 tahun) 

Ketika perang Badar, ia ikut memperkokoh dan membela kaum Muslimin, sedangkan ayahnya berada dalam barisan kaum Quraisy yang musyrik dan kafir. Dalam perang tersebut, ayahnya selalu memburunya, tetapi selalu mengelak, menghindar dan menjauh. 

Ayahnya tidak menyadari kenapa sang anak sengaja menghindar. Karena penasaran, Ayah Ubaidah terus mengubernya hingga tak ada pilihan lain untuk Abu Ubaidah selain menghadapinya. Dalam perang itu Abu Ubaidah terpaksa membunuh ayahnya yang terus mendesak dan melawannya. Walaupun hatinya terasa berat tapi demi menegakkan amanat Allah dan rasul-Nya, Abu Ubaidah terpaksa membunuh ayahnya.

Ketika menjabat sebagai panglima perang, Abu Ubaidah berhasil membebaskan kota Damaskus, Himsh, Anatokia, Ladziqiyah, Halb, dan pada akhirnya seluruh wilayah Syam dapat dibebaskan. Semasa hidupnya meriwayatkan 14 hadits, dan meninggal dunia pada tahun 18 H, jasadnya dimakamkan di Ghorbaristan.

7. Abdurrahman bin Auf (30 tahun) 

Ia masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar dan termasuk salah satu di antara delapan orang yang mula-mula masuk Islam.

Abdurrahman sangat mahir dalam berdagang. Ia memulai usaha dengan berdagang keju dan minyak samin. Tidak lama kemudian sudah dapat mengumpulkan sedikit uang dari usaha keuntungan dagangnya. Dan, Abdurrahman menguasai perekonomian dan keuangan. 

Dalam sehari, Abdurrahman memerdekakan 30 budak, banyak mendermakan harta kepada fakir miskin, kepada istri-istri Nabi, untuk keperluan militer, dan ketika akan meninggal mewasiatkan 400 dinar bagi setiap orang yang ikut dalam perang Badar. Di samping itu, juga mewasiatkan 1000 ekor kuda dan 50.000 dinar untuk perjuangan di jalan Allah. Ia meninggal dalam usia 75 tahun, dimakankan di al-Baqi. Selama hidupnya meriwayatkan 65 hadits.

8. Thalhah bin Ubaidillah (11 tahun) 

Thalhah adalah salah seorang dari kaum muslimin yang kaya raya, tapi pemurah dan dermawan. Suatu hari istrinya, Su’dan binti Auf, melihat Thalhah murung dan duduk termenung. Melihat keadaan suaminya, sang istri menanyakan sebab kesedihannya, dan Thalhah menjawab, “Uang yang ada di tanganku ini begitu banyak sehingga memusingkanku. Apa yang harus kulakukan?”

Istrinya berkata, “Uang yang ada di tanganmu itu bagi-bagikan kepada fakir miskin.” Maka dibagikanlah seluruh uang yang ada di tangan Thalhah tanpa meninggalkan sepersenpun.

Thalhah meninggal dalam usia 60 tahun dan dimakamkan di suatu tempat dekat padang rumput di Basra. Selama hidupnya meriwayatkan sebanyak 38 hadits.

9. Sa’id bin Zaid (20 tahun) 

Ia termasuk gelombang pertama yang masuk Islam sebelum Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam memasuki Darul Arqam. Ia memeluk Islam sebelum Umar bin Khathab. Istrinya adalah adiknya Umar, yaitu Fathimah binti Khathab. 

Dalam usianya yang mencapai tujuh puluh tahun lebih, Sa’id selalu siap terjun ke medan perang, dan lebih condong memilih pendekatan dirinya dengan masjid Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Di situ ia menunaikan shalat fardhunya dengan khusyu dan sambil mengenang masa lalu.

Sa’id meninggal di Al-Aqiq, dekat kota Madinah, tahun 51 H, dan dimakamkan di kota Madinah. Selama hidupnya meriwayatkan 48 hadits.

10. Sa'ad bin Abi Waqqash (17 tahun) 

Dalam bidang kemiliteran, tercatat nama Sa'ad bin Abi Waqqash yang masuk Islam ketika berumur 17 tahun. Khalid Muhammad Khalid dalam Biografi 60 Sahabat Rasulullah menulis, Sa'ad adalah orang pertama yang melepaskan anak panah di jalan Allah. Ia ditunjuk menjadi panglima kaum Muslim di Irak dalam perang melawan Persia pada masa Khalifah Umar bin Khattab.

Sa’ad bin Abi Waqash. Ia termasuk orang yang awal masuk Islam dan pada saat itu usianya baru 17 tahun. Ia pernah diangkat menjadi gubernur wilayah Irak. 

Sa’ad kehilangan penglihatan di akhir hayatnya. Ia meninggal di istananya di daerah Al-‘Aqiq yang berjarak sekitar 5 mil dari kota Madinah. Ia adalah sahabat yang terakhir meninggal dari kalangan muhajirin, meninggal pada tahun 55 H dalam usia 80 tahun, dan selama hidupnya meriwayatkan 271 hadits.

11. Usamah bin Zaid (18 tahun) 

Pemuda lainnya, Usamah bin Zaid, pada usia 18 tahun dipercaya Rasulullah untuk memimpin pasukan yang di dalamnya ada sahabat-sahabat ternama, seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Pasukannya berhasil dengan gemilang mengalahkan tentara Romawi.

12. Atab bin Usaid (18 tahun) 

Atab bin Usaid diangkat menjadi gubernur Makkah pada usia 18 tahun. Dua ksatria yang membunuh Abu Jahal dalam perang Badar, Mu'adz bin Amr bin Jamuh dan Mu'awwidz bin 'Afra, juga masih berusia belasan tahun.

Muda dan berilmu

13. Zaid bin Tsabit (11 tahun) 

Di bidang keilmuan, ada Zaid bin Tsabit, pemuda Anshar yang masuk Islam pada usia 11 tahun. Pada masa Perang Badar dan Uhud, dengan semangatnya Zaid pernah memohon diizinkan berperang, namun ditolak oleh Rasulullah karena masih terlalu kecil. Ia baru diizinkan berperang pada masa Perang Khandaq tahun 5 H.

Kecerdasan Zaid membuat pemuda ini dipercaya menjadi penulis wahyu oleh Rasulullah. Ia mampu menguasai berbagai bahasa dalam tempo singkat. Pada masa kodifikasi Alquran, Khalifah Abu Bakar pertama kali menunjuk Zaid untuk menghimpun ayat-ayat Alquran.

14. Abdullah bin Mas'ud (17 tahun) 

Ada pula Abdullah bin Mas'ud, salah satu golongan masuk Islam pertama assabiqunal awwalun yang dikaruniai kepandaian dalam membaca Alquran. Dengan berani, berulang kali Ibnu Mas'ud membacakan ayat-ayat Alquran di hadapan pemuka Quraisy yang tengah berkumpul di Ka'bah. Kaum Quraisy langsung berang dan menghajarnya, namun tidak membuat Ibnu Mas'ud surut. Dia merupakan satu dari empat orang yang kepadanya umat diwasiatkan untuk mempelajari Alquran.

15. Mu'adz bin Jabal (20 tahun) 

Mu'adz bin Jabal juga masih berusia muda saat memeluk Islam di tangan Mus'ab bin Umair. Rasulullah memujinya sebagai orang yang paling mengetahui tentang halal dan haram. 

16. Anas bin Malik dan Ibnu Abbas (10 tahun) 

Anas bin Malik juga masih berusia 10 tahun saat menjadi pelayan Rasululah. Ia termasuk salah satu sahabat yang banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah.

Kemudian, sepupu Rasulullah, Ibnu Abbas, masih berusia sangat muda saat menjadi rujukan para sahabat dalam memahami Alquran. Ibnu Abbas mendapat pendidikan langsung dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Oleh Umar bin Khattab, Ibnu Abbas sejak awal telah diikutkan dalam musyawarah para pembesar Madinah. Ketika para sahabat senior protes dan bertanya mengapa anak kecil itu diikutkan, Umar menunjukkan bahwa kapasitas keilmuan Ibnu Abbas memang pantas ada di sana.

Delegasi Nabi atau duta pertama yang dikirim Rasulullah juga berasal dari golongan pemuda. 

17. Mush'ab bin Umair (24 tahun)

 Adalah Mush'ab bin Umair, seorang pemuda kaya, rupawan, dan terpandang di Makkah. Ia rela meninggalkan keluarga, kemewahan, dan kehormatan di tengah kaumnya demi Islam. Mush'ab adalah duta pertama dalam sejarah Islam.

Ia diminta Rasulullah mengajar Alquran kepada penduduk Madinah. Ketika itu, di antara sahabat Rasulullah sebenarnya masih ada beberapa sahabat yang lebih tua dan lebih berkedudukan, tetapi Rasulullah punya pertimbangan sendiri mengutus Mush'ab.

"Mush'ab menyadari bahwa dirinya hendak menangani persoalan yang paling besar saat itu. Ia bertanggung jawab dalam menentukan masa depan Islam di Madinah yang tak lama kemudian menjadi Dar al-Hijrah, titik pusat dakwah dan para dai," tulis Khalid Muhammad Khalid.

Ketika Rasulullah mengutusnya, hanya ada 12 orang yang sebelumnya telah membaiat Rasulullah pada Baiat Aqabah. Pada musim haji, setahun setelah Bai'at Aqabah, Mush'ab mengantarkan 70 laki-laki dan perempuan Madinah untuk berbaiat kepada Rasulullah.

Dengan kecerdasan dan kesungguhan usaha, ia membuktikan kepercayaan Rasulullah. Pemuda itu syahid pada masa perang Uhud. Jauh berbeda dengan masa kemewahannya semasa jahiliyah, ketika meninggal, ia bahkan tak punya kain yang cukup untuk menutup seluruh tubuhnya.

Itulah sebagian sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Alquran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS Yusuf [12]: 111). 

Dirangkum dari berbagai sumber 

Semoga bermanfaat.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.