Minggu, 31 Juli 2022

17 TANGGUNG JAWAB ISTRI TERHADAP SUAMI

Edisi Ahad, 31 Juli 2022 M / 2 Muharram 1444 H. 

Membina rumah tangga tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bukan sekedar diawali pesta pora pernikahan saja, melainkan dibutuhkan pengertian kasih sayang kedua pasangan, apabila salah satu dominan mengatur rumah tangga, maka akan terjadi perang dingin memicu perselingkuhan berujung perceraian, akibatnya anak-anaknya menjadi korban.

Pepatah ada mantan suami dan istri, tidak ada istilah mantan anak tidak serta merta rumah tangga yang dibangun bersama akan mampu diselamatkan, ketika memutuskan pisah rumah jalan terbaik betapa keputusan tersebut halal namun sangat dibenci Allah Subhanahu Wa Ta'ala, sebagaimana awalnya susah senang bersama, setelah mengalami peningkatan garis tangan kehidupan melupakan pasangan kita.

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir ( Q.S: Ar-Ruum: 21).

Kehidupan berumah tangga yang dibangun oleh Muhammad dengan Khadijah bisa menjadi contoh teladan dalam kehidupan sehari-hari,, meski manusia sekarang tidak ada yang mampu menyamai setidaknya bercermin pada kisah beliau melalui buku maupun sumber informasi online sebagai rujukan. Dalam setiap gerak dan perilaku hidup sehari-hari, Muhammad senantiasa menunjukkan kasih sayangnya kepada istrinya, menghargai kaum wanita sebagai manusia yang setaraf kedudukannya dengan kaum laki-laki. Tidak seperti kebanyakan kaum laki-laki bangsa Arab pada waktu itu yang menganggap kaum wanita hanya untuk pelepas nafsu belaka.

Berikut  17 Tanggung Jawab Istri Terhadap Suaminya:

1. Mentaati Perintah Suami dan Melayani kebutuhan Seksual suaminya : 

Seorang istri hanya boleh mentaati perintah suami, selama perintahnya itu benar menurut syariat Islam. Bila ternyata bertentangan dengan agama wajib menolak perintahnya sekalipun memikul akibat-akibat yang pahit, misalnya terpaksa harus bercerai dari suami.

Setiap istri wajib melayani kebutuhan seksual suaminya dan tidak boleh menolak atau menundanya, kecuali karena alasan yang dibenarkan oleh syariat Islam (sedang haid, nifas, puasa wajib, haji dan umrah sebelum tahallul). Seorang istri yang tidak mau memenuhi ajakan suaminya untuk bersetubuh tanpa alasan yang dibenarkan oleh islam, maka ia berdosa dan telah durhaka kepada suaminya. Allah dan Malaikat melaknat sikap istri seperti itu. 

2. Memelihara Harga Diri dan Harta Suami: 

Istri mentaati suami, menjaga harta suami dan memelihara kehormatannya pada saat suami tidak berada di rumah.

(QS. An- Nissa: 34): Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.

3. Mendahulukan Kepentingan Suami dari pada Kepentingan Ibu  Bapaknya Sendiri: 

Begitu seorang wanita telah menikah, maka kiblat ketaatannya pindah kepada suaminya. Istri memang wajib mengikuti tempat tinggal yang disediakan suaminya Tetapi apabila lingkungan tempat tinggalnya ternyata merusak akhlak atau tidak aman baik dari segi bangunan maupun keselamatan badan, maka istri punya hak menolak

(QS. At- Thalaq: 6).

Artinya: Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.

4. Mengeluarkan Sedekah dari  Harta Suami Harus Dengan Izinnya : 

Dari Abu Umamah Al-Bahili, ia berkata, “saya mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam bersabda: “Seorang istri tidak boleh mengeluarkan sedekah dari rumahnya tanpa izin suaminya. Para sahabat bertanya “wahai Rasululllah, bagaimana dengan makanan? sabdanya “Makanan itu adalah harta kita yang sebaik-baiknya.” (HR. Ibnu Majah).

5. Keluar Rumah Harus Minta Izin Suami: 

Dalam sebuah Hadits Nabi Shallallahu alaihi Wassallam bersabda: "Siapa saja istri yang keluar dari rumahnya tanpa izin suaminya, maka ia berada dalam murka Allah sampai ia pulang atau suaminya merelakannya." (HR. Khatib dari Anas).

6. Tidak Merusak Kepemimpinan  Suami: 

(Q.S An-Nisaa 34) Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri. 

Allah telah menegaskan bahwa yang menjadi kepala, pemimpin adalah kaum laki-laki. Diriwayatkan sebuah Hadits: Dari Abu Bakrah, dari Nabi Shallallahu alaihi Wassallam, sabdanya “Binasalah kaum laki-laki yang mentaati para wanitanya.” (HR. Ahmad dan Thabrani).

7. Menemani Suami Makan Sampai Selesai dan menemani Mandi : 

Nabi Shallallahu alaihi Wassallam memberi tuntunan begitu praktis, mudah dikerjakan. Temanilah suami-suami anda untuk makan, baik makan siang maupun makan malam. Bukankah justru seorang istri lebih pas menemani suami makan minum di rumah, sehingga keluarga tumbuh menjadi harmonis.

Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam bersabda: “Semoga Allah merahmati suami yang dimandikan istrinya dan ditutup (kekurangan) akhlaknya.” (HR. Baihaqi dari ‘Aisyah). Namun sayangnya hal mudah ini jarang dilakukan, padahal jelas-jelas oleh islam dibenarkan. Apa salahnya istri memandikan suami, begitu pula sebaliknya suami memandikan istri tercinta?

8. Mengalah Pada Suami: 

QS. Al-Baqarah: 228 Artinya:  Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'. tidak boleh mereka Menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. dan Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi Para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Q.S. An-Nisa: 128  Artinya: Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, Maka tidak mengapa bagi keduanya Mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. dan jika kamu bergaul dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Hendaklah masing-masing pihak dari suami istri bersedia beberapa haknya dikurangi untuk menciptakan suasana damai didalam keluarga. Jika suami berbuat baik dengan menggauli istrinya kembali, memupuk rasa cinta dan kasih sayang melaksanakan kewajiban terhadap istrinya, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengetahuinya dan memberi balasan yang berlipat ganda.

9. Menutup diri Dari Laki- Laki Lain : 

Q.S. Ahzaab: 53 Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk Makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang Maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri- isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah Amat besar (dosanya) di sisi Allah.”

Seorang istri muslimah wajib membatasi dirinya dalam bergaul dengan orang lain. Ia hanya boleh menampakka diri secara bebas di hadapan suaminya. Walaupun ia berada di dalam ruma, tetapi bila ada orang lain bukan mahramnya ia tetap harus menutup diri dengan pakaian muslimah. Karena seorang istri hatinya dan seluruh anggota tubuhnya hanya milik suaminya. 

10. Berterima kasih Atas Kebaikan Suami: 

Diriwayatkan dalam Hadits dari Abdullah bin ‘Arr, ujarnya: “Rasulullah bersabda : Allah tidak mau melihat istri yang tidak berterimakasih atas kebaikan suaminya, padahal ia selalu memerlukannya.” (HR. Nasa’i).

Seorang suami juga banyak kekurangan dan kesalahan kepada istrinya, disamping banyak pula kebaikan dan kedermawanan kepada istrinya. Seorang istri selalu menggembirakan hati suaminya dengan ucapan, senyum dan pandangan mesra setiap kali suaminya menyerahkan nafkah lahirnya. Bagi istri yang tahu berterima kasih kepada suami maka Ia dapat merasa bahagia bila suaminya dapat mencukupi kebutuhan pokok dirinya, istri dan anak-anaknya. Inilah potret istri yang solehah dan itu istri calon penghuni surga. 

11. Tidak Berkhianat Pada Suami: 

QS. AT-Tahrim: 10 Artinya Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), Maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam Jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)".

Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam bersabda: “Musuhmu yang terbesar adalah istrimu yang setempat tidur denganmu dan hamba sahayanya.” (HR. Dailamy).

Khianat istri kepada suami bermacam-macam bentuknya seperti selingkuh atau serong, curang, menyembunyikan sesuatu dari pengetahuan suaminya, keluar rumah tanpa izinnya, bertemu laki-laki lain apda saat suaminya tidak ada disampingnya dan sebagainya, begitu pula khianat suami terhadap istri.

12. Tidak Melarikan Diri dari Rumah Suami: 

Diriwayatkan dalam sebuah Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam bersabda: “Dua golongan yang shalatnya tidak bermanfaat bagi dirinya, yaitu budak yang melarikan diri dari tuannya sampai kembali pulang; dan istri yang melarikan diri dari rumah suaminya sampai kembali pulang.” (HR. Hakim dari Ibnu ‘Umar).

Islam menilai pelarian istri dari rumah suaminya sebagai perbuatan dosa karena itu, para istri muslimah jangan sekali-sekali melakukannya jika memang harus meninggalkan suami untuk sementara guna memberi pelajaran kepada suami maka lakukanlah dengan cara baik-baik

13. Tidak Menerima Tamu Laki- laki Bukan Mahram Saat Suami Tidak di Rumah: 

QS.Al-Ahzab: 32 Artinya: “Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.”

QS. Al-Ahzab: 53 Artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk Makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang Maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri- isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.”

Kalau rumah tangga ingin tenteram, berjalan pada yang diridhai Allah maka tegakkanlah aturan islam. Istri jangan menerima tamu laki-laki buka maramnya pada saat suami tidak dirumah atau suami sedang tidur begitu juga dengan berbicara melalui telepon. 

14. Tidak Menceritakan Detil Fisik Wanita Lain Kepada Suami: 

Diriwayatkan dalam sebuah Hadist dari Ibnu Mas’ud, ujarnya “Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam bersabda: seorang wanita tidak boleh bergaul dengan wanita lain, kemudian ia ceritakan kepada suaminya keadaan wanita itu, sehingga suaminya seolah-olah melihat wanita tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Istri yang memuji teman wanita lainnya dihadapan suaminya degan menceritakan secara detail bagaimana fisik teman wanitanya itu berarti telah melakukan suatu perbuatan durhaka. Sebab? Hal itu bisa mengganggu,sehingga suami dapat membayangkan kondisi wanita itu. Karena itu, seorang istri harus menjauhkan diri dari faktor-faktor psikologis yang dapat merusak cinta kasih suami terhadap istri.

15. Membangunkan Suami Untuk Shalat Malam: 

Diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah, ujarnya: “Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam bersabda: ”semoga Allah memberi rahmat kepada seorang wanita yang bangun shalat malam dan Ia bangunka suaminya untuk shalat malam. Jika suaminya enggan lalu Ia percikkan air ke mukanya (suaminya).” (HR. Ahmad Nasa’i dan Ibnu Hibban). 

Sebenarnya bukan hanya istri yan dianjurkan mengajak suaminya bangun untuk shalat malam, tetapi suami pun dianjurkan berbuat demikian. Bagaimana sikap istri bila hendak shalat malam, suami meminta berhubungan badan? Mendahulukan shalat malam atau mengabulkan keinginan suami? Hal wajib yang dilakukan istri adalah melayani suami terlebih dahulu, setelah itu jika hendak shalat malam mandi janabat/junub dulu. Bila dengan mandi junub dikahawatirkan jatuh sakit, maka dibenarkan bertayamum agar dapat melaksanakan shalat malam/lailnya.

16. Tidak Membuka Jilbab Diluar Rumah Suami: 

Bagi seorang wanita/istri yang membuka tutup kepala / pakaiannya diluar rumah suaminya, berarti Ia telah mengoyak/merobek tabir penyekat antara dirinya dengan Allah. Tabir pengikat itu adalah kemurkaan Allah.

Diriwayatkan dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam bersabda: ”seorang istri yang membuka kain (kepalanya) diluar rumah suaminya, maka ia telah mengoyak tabir dirinya dengan Allah.”(HR. Ahmad dari ‘Aisyah).

17. Berkabung 4 bulan 10 Hari Atas kematian Suami: 

Diriwayatkan dalam sebuah Hadits dari Zaenab putri Abu Salamah, ujarnya: saya mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam Bersabda di atas mimbarnya: ”seorang wanita yang beriman kepada dan hari akhirat tidak boleh berkabung atas kematian seseorang lebih dari tiga hari, kecuali atas suaminya yaitu, 4 bulan 10 hari.” (HR. Bukhari dan Muslim). 

Seorang istri yang ditinggal mati suaminya harus menggunakan etika islam. Wanita yang keluarganya meninggal, maka ia hanya diperbolehkan berkabung, bersedih dan menangis dalam tiga ahri saja. Tetapi jika suaminya yang meninggal/wafat istri diperbolehkan berkabung selama 4 bulan 10 hari.

Diriwayatkan Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: “sesungguhnya mayit (yang ada di dalam kubur) itu akan ditimpa kesedihan karena ditangisi oleh keluarganya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Tidak mudah memang, setidaknya uraian ringan diatas mampu menjadi inspirasi dalam mengarungi biduk rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah hingga maut memisahkan, sebagaimana ikrar suci awal ijab kabul sebagai suami dan istri di depan penghulu dan para saksi.

Semoga bermanfaat....

Sabtu, 30 Juli 2022

17 PERISTIWA DI BULAN MUHARRAM

Edisi Sabtu, 30 Juli 2022 M / 1 Muharram 1444 H. 

Bulan Muharram 1443 H telah tiba, seluruh umat Muslim pun merayakannya. Biasanya yang paling diingat soal Tahun Baru Islam adalah momen bersejarah hijrah Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam dari Makkah ke Madinah. Setelah hijrahnya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, Islam mengalami perkembangan pesat dan semakin menyebar hingga ke Mekkah dan wilayah sekitarnya. Tahun hijrah tersebut pun ditetapkan sebagai tahun pertama dalam kalender Islam.

Di sisi lain, bulan Muharram punya keistimewaan sendiri, karena di bulan Muharram ada banyak peristiwa penting yang terjadi, bahkan zaman sejak Nabi Adam Alaihissalam. Apa saja misalnya? Berikut ini adalah 17 peristiwa penting di bulan Muharram

1.Diciptakannya Nabi Adam Alaihissalam 

Nabi Adam Alaihissalam, nenek moyang seluruh manusia di muka bumi, tidak dilahirkan seperti manusia lainnya. Pada bulan Muharram, Nabi Adam Alaihissalam diciptakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala di surga. Proses penciptaan Nabi Adam Alaihissalam dikisahkan melalui 25 ayat dalam Alquran.

2. Diterimanya taubat Nabi Adam Alaihissalam 

Karena telah berbuat dosa, Nabi Adam dikeluarkan dari surga dan diturunkan ke bumi. Di bumi, Nabi Adam bertaubat dan diterima taubatnya oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala tepat pada 10 Muharram.

3. Nabi Idris Alaihissalam diangkat ke langit 

Nabi Idris adalah cucu buyut Nabi Syits, anak terakhir Nabi Adam Alaihissalam. Kisah Nabi Idris ini di antaranya termaktub dalam Alquran, surat Maryam ayat 56-57. Nabi Idris Alaihissalam adalah seorang nabi dengan ilmu yang sempurna, keyakinan yang kokoh, dan banyak amal shaleh. Pada 10 Muharram, nabi yang juga dikenal sebagai manusia pertama yang dapat menulis ini diangkat Allah Subhanahu Wa Ta'ala ke langit.

4. Selamatnya Nabi Nuh Alaihissalam dari Banjir Besar 

Bumi dilanda banjir besar pada zaman Nabi Nuh Alaihissalam. Banjir besar tersebut, membinasakan sebagian besar penduduk bumi, baik manusia maupun hewan. Nabi Nuh, menyelamatkan diri dengan sebuah perahu besar. Tepat pada 10 Muharram, perahu tersebut bagai terangkat hingga sejajar dengan Bukit Zuhdi.

5. Lahirnya Nabi Ibrahim Alaihissalam 

Nabi Ibrahim Alaihissalam, adalah nabi ke-6 umat Islam. Dari Nabi Ibrahim, lahir keturunan para nabi dan rasul. Nabi Ibrahim juga salah satu nabi Ulul Azmi bersama Nabi Nuh, Musa, Isa serta Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Ia lahir di bulan Muharram, pada masa kekuasaan Raja Namrud, penyembah berhala yang zalim.

6. Selamatnya Nabi Ibrahim Alaihissalam 

Setelah tumbuh dewasa, Nabi Ibrahim Alaihissalam semakin gencar mengahancurkan berhala dan mengajak orang untuk menyembah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Raja Namrud pun murka. Di bulan Muharram, Namrud memerintahkan pasukannya untuk melemparkan Nabi Ibrahim ke dalam api yang sangat besar. Tetapi Allah Maha Kuasa, hingga api padam, Nabi Ibrahim Alaihissalam baik-baik saja.

7. Selamatnya Nabi Yusuf Alaihissalam 

Karena rasa cemburu, pada bulan Muharram, saudara-saudaranya menceburkan Nabi.

Yusuf Alaihissalam ke dalam sebuah sumur yang dalam. Kepada sang Ayah, Nabi Ya’kub Alaihissalam, mereka mengatakan adiknya mati dimakan serigala.

Namun mereka tidak tahu, atas kehendak Allah Subhanahu Wa Ta'ala di dalam sumur Nabi Yusuf Alaihissalam tidak mati. Yusuf lantas diselamatkan dan dibawa oleh rombongan kafilah hingga menjadi pelayan raja.

8. Bebasnya Nabi Yusuf Alaihissalam 

Zulaikha, istri Raja yang jadi majikannya, tertarik pada Nabi Yusuf Alaihissalam. Namun karena Nabi Yusuf tidak tertarik dengan godaannya, Zulaikha mengirim Nabi Yusuf Alaihissalam ke dalam penjara. Di bulan Muharram, Raja membebaskan Nabi Yusuf karena telah berjasa menafsirkan mimpinya.

9. Dikembalikannya penglihatan Nabi Ya’kub Alaihissalam 

Sejak diberitahu kalau Nabi Yusuf Alaihissalam mati dimakan serigala, Nabi Ya’kub Alaihissalam dirundung kesedihan yang berkepanjangan. Ia menangis selama berhari-hari hingga matanya buta.

Beberapa tahun kemudian pada bulan Muharram, Nabi Ya’kub Alaihissalam mendengar kabar kalau putra tercintanya masih hidup. di Mesir. Satu mukjizat kemudian mengembalikan penglihatannya.

10. Sembuhnya Nabi Ayub Alaihissalam 

Nabi Ayub Alaihissalam mendapatkan ujian yang sangat berat selama 18 tahun. Seluruh hartanya habis, anak-anaknya meninggal, orang-orang menjauhinya. Tapi Nabi Ayub Alaihissalam tetap bersabar dan tidak mengeluh sedikit pun, hingga di bulan Muharram, Allah menyembuhkan penyakitnya.

11.Terbelahnya Laut Merah untuk Nabi Musa Alaihissalam 

Nabi Musa membuat Firaun murka karena tetap teguh beriman pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Di bulan Muharram, Firaun dan pasukannya mengejar Nabi Musa dan para pengikutnya hingga mereka terjebak di tepi Laut Merah. Dengan kuasa Allah, Nabi Musa memukulkan tongkatnya lautan itu terbelah, membuka jalan untuk mereka.

Firaun dan pasukannya mengikuti dengan melintasi jalan yang sama. Namun setelah Nabi Musa dan kaumnya sampai di tepi, laut menutup kembali, menenggelamkan Firaun dan pasukannya.

12. Diampuninya Nabi Daud Alaihissalam 

Nabi Daud Alaihissalam adalah seorang raja. Meski begitu, ia tak luput dari ujian Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Di bulan Muharram, 2 orang malaikat datang dalam wujud dua manusia biasa untuk mengujinya. Kedatangan mereka membuat Daud sadar akan kesalahannya dan bertaubat hingga mendapat ampunan dari Alla Subhanahu Wa Ta'ala. 

13. Dikeluarkannya Nabi Yunus Alaihissalam dari perut paus 

Nabi Yunus dilempar dari perahu di tengah lautan. Ia hendak dibiarkan tenggelam.

Namun Allah mengutus paus menelan Nabi Yunus Alaihissalam Meski ditelan paus, Nabi Yunus tidak mati, ia tetap hidup di dalam perut paus selama 40 hari 40 malam hingga Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengeluarkannya. Setelah itu, Allah juga menerima taubat umat Nabi Yunus Alaihissalam semua terjadi pada bulan Muharram.

14. Dilahirkannya Nabi Isa Alaihissalam 

Maryam tak hanya seorang shalihah, ia juga dikenal sebagai wanita yang selalu menjaga diri dan kehormatannya. Hingga suatu hari di bulan Muharram, Maryam yang tak bersuami melahirkan seorang anak laki-laki. Begitulah kisah lahirnya Nabi Isa Alaihissalam, tepatnya di sebuah tempat sepi di ujung timur Masjid al-Aqsha.

15. Diangkatnya Nabi Isa Alaihissalam ke langit 

Suatu hari di bulan Muharram, terjadi makar yang dilakukan orang-orang kafir Bani Israil. Mereka bahkan merencanakan pembunuhan terhadap Nabi Isa Alaihissalam. 

Namun Allah Subhanahu Wa Ta'ala berkehendak lain. Dia menyelamatkan Nabi Isa Alaihissalam dengan mengangkatnya ke langit. Dalam Alquran surah Ali Imran ayat 55 dikisahkan:

“(Ingatlah) ketika Allah berfirman, “Wahai Isa! Sesungguhnya aku akan mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku serta menyucikanmu dari orang-orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada-Ku kembalimu, lalu Aku beri keputusan tentang apa yang kamu perselisihkan.” (QS. Ali Imran : 55).

Orang-orang kafir pun terkecoh dengan orang yang ada dihadapan mereka. Orang yang mirip Nabi Isa Alaihissalam tersebut kemudian ditangkap, dibunuh, dan disalib.

16. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Hijrah 

Pada tahun 622 M, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam hijrah dari Makkah ke Madinah. Muharram pun menjadi bulan penting dari era baru yang penting bagi umat Muslim ini. Hijrahnya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam jadi wujud semangat perjuangan tanpa mengenal kata putus asa, serta rasa optimistis yang tinggi yakni semangat hijrah menuju hal yang lebih baik.

17. Syahidnya Hussein Radhiyallahu anhu 

Sejarah Islam juga mencatat, pada tanggal 10 Muharram, Sayidina Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu kesayangan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, mati syahid. Peristiwa ini terjadi di daerah yang bernama Karbala.

Hussein Radhiyallahu anhu terbunuh dengan sadis setelah berjuang membela Islam melawan pasukan Yazid bin Mu’aiyah. Sebanyak 72 orang pengikut Husein ikut terbunuh hari itu.

Peristiwa ini menjadi peristiwa yang perlu diingat agar kita tak lupa untuk terus mendoakan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam beserta keluarga dan para sahabatnya. Alfatihah... 

Semoga bermanfaat....

Kamis, 28 Juli 2022

SELAMAT TAHUN BARU ISLAM 1444 HIJRIAH, KUMPULAN 17 UCAPAN, DOA DAN HARAPAN KAUM MUSLIM DI AWAL TAHUN

Edisi Jum'at, 29 Juli 2022 M / 29 Dzulhijjah 1443 H. 

Sejarah mencatat nama besar Umar bin Khattab (586-644 M) dalam menginisiasi banyak hal termasuk penanggalan awal tahun baru Islam atau kalender hijriyah. Sejarah juga mengaitkan peran utama Umar bin Khattab radhiyallahu anhu sebagai khalifah dalam penentuan awal mula tahun baru Islam.

Al-Askari mengatakan, “Umar bin Khattab adalah khalifah pertama yang diberi gelar ‘Amirul Mukminin.’ Ia juga khalifah pertama yang menentukan peristiwa hijrah sebagai awal tahun penanggalan Islam.” (Jalaluddin As-Suyuthi, Tarikhul Khulafa, [Kairo, Darul Ghaddil Jadid: 2007 M/1428 H], halaman 143).  Umar bin Khattab radhiyallahu'anhu yang berkuasa pada 634-644 M/13-23 H juga kepala negara pertama dalam Islam yang membuat Baitul Mal atau sejenis kas negara. Ia pula imam yang menghidupkan kembali tradisi shalat tarawih berjamaah. Ia juga pejabat publik yang mula-mula blusukan malam-malam untuk menjamin keamanan warganya dari kejahatan dan kelaparan. (As-Suyuthi, 2007 M/1428 H: 144). 

Putusan Muharram sebagai bulan pertama dan peristiwa hijrah sebagai tahun pertama dalam penulisan kalender hijriah disepakati oleh anggota musyawarah. Musyawarah penentuan tahun baru Islam (kalender hijriah) ini terjadi tahun 17 H, yaitu tahun keempat kepemimpinan Amirul Mukminin Umar bin Khattab. (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: VII/308). 

Berikut ini adalah beberapa kata, ucapan, doa, dan harapan kaum Muslim di awal tahun :

1. Kesatu 

Selamat Tahun Baru Islam 1444 Hijriah untuk semua umat Muslim. Semoga tahun baru ini membawa banyak kedamaian, kemakmuran, dan kebahagiaan bagi dunia Muslim (Happy Islamic New Year 1444 H to all Muslims, May this new year bring lots of peace, prosperity, and happiness to the Muslim world).

2. Kedua 

Saya mendoakan Anda dan keluarga Anda dilimpahi kebahagiaan dan kemakmuran, Semoga Anda semua memiliki tahun-tahun yang indah. Selamat Tahun Baru Islam 1444 Hijriah untuk Anda (I pray for you and your family’s happiness and prosperity, May you all have a wonderful year ahead. Happy Islamic New Year 1444 H to you).

3. Ketiga 

Semoga awal Tahun Baru Islam memberi Anda lebih banyak peluang untuk kemakmuran dan kemajuan. Selamat Tahun Baru Islam 1444 Hijriah (May the beginning of the Islamic New Year bring you more opportunities for prosperity and progress. Happy Islamic New Year 1444 H).

4. Keempat 

Mari kita berdoa agar tahun ini dipenuhi dengan kedamaian, kebahagiaan, dan kelimpahan. Semoga Allah memberkati Anda di Tahun Baru Islam 1444 Hijriah (Let us pray that this year be filled with peace, happiness, and abundance. May Allah bless you in the Islamic New Year 1444 H). 

5. Kelima 

Semoga Allah memberkati Anda dengan berkah terbaiknya di hari yang indah di Tahun Baru Islam. Selamat Tahun Baru Islam 1444 Hijriah untuk semua (May Allah bless you with his best blessings on the beautiful day of the Islamic New Year. Wishing you and everyone Islamic New Year 1444 H).

6. Keenam 

Semoga kedamaian mengisi semua ruang hampa di sekitar kita. Semoga kebahagiaan menjawab semua keinginan kita di tahun ini. Selamat Tahun Baru Islam 1444 Hijriah (May peace fills all the empty spaces around us, May happiness answers all our wishes this year. Wishing Islamic New Year 1444 H).

7. Ketujuh 

Selamat Tahun Baru Islam 1444 Hijriah untuk semua, Semoga kehidupan semua orang dipenuhi dengan cahaya Islam di hari istimewa Tahun Baru Hijriah (Happy Islamic New Year 1444 H to all, May everyone’s life be filled with the light of Islam on the special day of the Islamic Hijri New Year).

8. Kedelapan 

Selamat Tahun Baru Islam 1444 Hijriah untuk semua. Tulus berdoa agar kita tidak pernah jatuh ke dalam cengkeraman kejahatan dan tidak jatuh ke dalam godaan untuk berbuat dosa (Happy Islamic New Year 1444 H to all, Sincerely praying that we never fall into the clutches of evil and not fall into our temptations to sin).

9. Kesembilan 

Selamat Tahun Baru Islam 1444 Hijriah untuk semua. Semoga tahun baru ini membawa banyak kedamaian, kemakmuran, dan kebahagiaan bagi dunia (Wishing Happy Islamic New Year 1444 H to all, May this new year bring lots of peace, prosperity, and happiness to the world).

10. Kesepuluh 

Doaku untuk kesuksesan dan kemakmuran kamu pada kesempatan yang baik di Tahun Baru Islam 1444 Hijriah, Semoga semua impian kamu menjadi kenyataan (I pray for your success and prosperity on the auspicious occasion of the Islamic New Year 1444 H, May all your dreams come true).

11. Kesebelas 

Pada kesempatan Tahun Baru Islam 1444 Hijriah, kudoakan semoga Allah memberkati kamu dengan kesehatan, kekayaan, dan kemakmuran (On the occasion of Islamic New Year 1444 H, I pray that may Allah bless you with good health, wealth, and prosperity).

12. Kedua belas 

Berikut adalah harapan terhangat saya untuk Anda dan keluarga Anda pada hari keberuntungan Tahun Baru Islam 1444 Hijriah dan semoga Anda mendapatkan Hari yang Hebat (Here are my warmest wishes to you and your family on the auspicious day of the Islamic New Year 1444 H and wish you a Great Day).

9. Kesembilan 

Selamat Tahun Baru Islam 1444 Hijriah untuk semua. Semoga tahun baru ini membawa banyak kedamaian, kemakmuran, dan kebahagiaan bagi dunia (Wishing Happy Islamic New Year 1444 H to all, May this new year bring lots of peace, prosperity, and happiness to the world).

10. Kesepuluh 

Doaku untuk kesuksesan dan kemakmuran kamu pada kesempatan yang baik di Tahun Baru Islam 1444 Hijriah, Semoga semua impian kamu menjadi kenyataan (I pray for your success and prosperity on the auspicious occasion of the Islamic New Year 1444 H, May all your dreams come true).

11. Kesebelas 

Pada kesempatan Tahun Baru Islam 1444 Hijriah, kudoakan semoga Allah memberkati kamu dengan kesehatan, kekayaan, dan kemakmuran (On the occasion of Islamic New Year 1444 H, I pray that may Allah bless you with good health, wealth, and prosperity).

12. Kedua belas 

Berikut adalah harapan terhangat saya untuk Anda dan keluarga Anda pada hari keberuntungan Tahun Baru Islam 1444 Hijriah dan semoga Anda mendapatkan Hari yang Hebat (Here are my warmest wishes to you and your family on the auspicious day of the Islamic New Year 1444 H and wish you a Great Day).

13. Ketiga belas 

Semoga Allah memberimu kekuatan untuk hidup jujur dan menjagamu dari segala kekuatan jahat di Tahun Baru Islam 1444 Hijriah (May Allah give you the strength to live justly and Keeps you safe from all evil forces in Islamic New Year 1444 H).

14. Keempat belas 

Selamat Tahun Baru Islam 1444 Hijriah. Semoga kita memasuki tahun dengan penuh pikiran positif, tujuan besar, dan hati yang murni (Wishing you a very Happy Islamic New Year 1444 H, May we enter the year with full positive thoughts, big goals, and pure hearts).

15. Kelimabelas 

Selamat Tahun Baru Islam 1444 Hijriah semua. Semoga Allah memudahkan kesulitan dan memberkati umat dengan banyak hidaya, Aamiin (Happy Islamic New Year 1444 H everyone! May Allah ease difficulties and bless the Ummah with lots of hidaya. Aameen).

16. Keenam belas 

Semoga di Tahun Baru Islam 1444 Hijriah ini seluruh umat Muslim diberi kesehatan, umur panjang, rezeki, dan kemudahan dalam hidup. Aamiin (Hopefully this Islamic New Year 1444 Hijri, all of Muslims will be given health, long life, sustenance, and ease in life. Aameen).

17. Ketujuh belas 

Selamat Tahun Baru Islam 1444 Hijriah. Semoga kita dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan di tahun baru ini. (Happy Islamic New Year 1444 Hijri. Hopefully we can increase our faith and piety in this new year).

Demikian 17 ucapan, doa, dan harapan di Tahun Baru Islam 1444 Hijriah.

Semoga bermanfaat....

Rabu, 27 Juli 2022

17 CIRI-CIRI ISTRI YANG SHALEHAH DALAM ISLAM (BAGIAN 2)

Edisi Kamis, 28 Juli 2022 M / 28 Dzulhijjah 1443 H. 

Pernikahan merupakan ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan sebagai pasangan suami istri. Tujuan dari pernikahan adalah membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal, bukan saja di dunia tetapi sampai di akhirat kelak. Ada banyak faktor yang menjadi unsur pendukung terciptanya keluarga dan rumah tangga yang langgeng dan bahagia. Salah satunya adalah perilaku istri sebagai pasangan hidup. Baik dan buruknya perilaku istri memberi andil pada bahagia dan tidaknya kehidupan sebuah keluarga. 

Perlu diketahui pula bahwa pada dasarnya berbagai sifat buruk yang semestinya tidak dimiliki oleh seorang istri juga semestinya tidak dimiliki oleh seorang suami. Bila Hadlratus Syaikh Hasyim Asy’ari menuturkan tidak layaknya seorang perempuan yang memiliki sifat-sifat buruk dijadikan istri, maka tidak layak pula seorang laki-laki yang memiliki sifat-sifat buruk dipilih untuk menjadi suami. Ini dikarenakan kebahagiaan rumah tangga tidak mungkin terbangun sempurna bila salah satu pasangan hidup bersikap dan berperilaku buruk. Berikut ini beberapa ciri-ciri Istri yang shalehah menurut Islam :

1. Izin Suami bila keluar rumah 

Tidak dibenarkan kepada seorang istri keluar dari rumahnya kecuali atas izin suami dan dengan tujuan yang jelas serta untuk kebaikan. Maka, janganlah ketika menjadi seorang istri justru pergi keluyuran keluar rumah terlebih ketika suami tidak ada hanya untuk mengobrol dengan tetangga yang ujung-ujungnya bisa berubah menjadi mengghibah bahkan fitnah.

Istri yang shalehah tahu dan sadar akan kewajibannya untuk menjaga diri sehingga ia tidak akan pergi dari rumah jika tidak memiliki keperluan dan tanpa izin suami. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman yang artinya;

“Maka wanita yang shaleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). (QS. An-Nisaa : 34).

2. Tidak pencemburu 

Cemburu dimulai dari rasa curiga karena tingkat kepercayaan yang sedikit. Seorang istri terkadang merasa khawatir tentang apa yang dilakukan oleh suaminya ketika suami sedang bekerja atau ketika mereka tidak bersama. Maka, istri yang shalehah akan meminta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar suaminya selalu dalam lindungan-Nya serta dijauhkan dari hal-hal yang buruk dan membuat fitnah. 

Istri shalehah tidak akan mencurigai suami ini itu bahkan sampai menuduhnya, yang akhirnya akan berujung pada pertikaian yang sebenarnya tidak perlu.

3. Tidak malas 

Tidak ada istri shalehah yang bersifat pemalas, baik dalam urusan rumah tangga maupun urusan pribadinya sendiri. Sebagai seorang istri, ia sadar akan tugas dan tanggung jawabnya sehingga tidak akan bermalas-malasan sedangkan ia tahu bahwa suami bekerja untuk memenuhi nafkah mereka.

Istri yang shalehah rajin melakukan pekerjaan apapun, tidak terkecuali soal mengurus rumah seperti mencuci piring atau mengepel. Semua itu ia lakukan semata-mata untuk mendapat ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala serta untuk menyenangkan suami. Istri yang rajin, pasti akan disayang suami juga.

4. Tidak menyibukkan diri sendiri saat bersama suami 

Terutama ketika di rumah, istri sholehah tidak akan membuat atau mengerjakan pekerjaan yang menjadikan dirinya nampak sibuk ketika bersama suami. Akibatnya, suami tidak dapat bermanja-manja dengannya. Termasuk dalam hal ini ialah mengerjakan ibadah-ibadah sunnah sekalipun.

Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam bersabda yang artinya;

“Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya.” (HR. Bukhari).

5. Menjaga kehormatan dan harta suami. 

Istri yang shalehah senantiasa menjaga kehormatan dan kebaikan rumah tangganya baik saat suami ada maupun sedang bepergian. Istri yang shaleh juga tidak akan tamak dengan menghambur-hamburkan harta pemberian suami, melainkan menjaganya dengan baik, serta dibelanjakan dengan cara yang baik pula.

6. Tidak membantah ucapan suami 

Seorang istri tidak benar apabila membantah perkataan suaminya, terkecuali jika yang dikatakan suami adalah salah. Meski salah pun, sebagai istri harus berbicara dan menasihati dengan lemah lembut agar tidak terjadi kesalahpahaman yang tidak perlu. Di sinilah pentingnya manajemen emosi dan komunikasi.

Karena pria kadang cenderung lebih tempramen sebab lebih banyak mengandalkan logika dibandingkan perasaan terutama ketika sedang terlibat perbedaan pendapat dengan istri, perempuan justru sebaliknya, lebih mempertimbangkan perasaan dibandingkan kenyataannya. Sehingga, diharapakan seorang istri mampu menenangkan suaminya apabila ia sedang marah dan tidak membantah atau mengacuhkannya.

7. Cerdas 

Istri shalehah ialah istri yang cerdas, bukan sekedar pintar. Sebab, cerdas berarti seorang istri memiliki intelegensi yang baik dan berbanding lurus dengan kecerdasan emosional. Istri yang cerdas inilah yang menjadi dambaan daripada setiap pria. Sebab, dari istri shalehah yang cerdaslah mampu dihasilkan keturunan yang cerdas pula. Karena wanita yang cerdas, insya Allah dapat memberikan pendidikan dan menjadi panutan yang baik bagi anak-anak kelak.

8. Tidak melimpahkan tanggung jawab pada suami 

Istri yang shalehah telah mengetahui apa-apa saja yang menjadi tugas dan kewajibannya sebagai seorang istri terhadap suami. Termasuk dalam kewajiban istri ialah memenuhi segala kebutuhan suami seperti menyediakan makan dan merawat anak. Jangan sampai pekerjaan tersebut justru dilimpahkan kepada suami, sampai ada sebutan suami rumah tangga.

Istri shalehah tidak akan pernah membiarkan suaminya mengerjakan pekerjaan rumah yang memang sewajarnya adalah tugas istri. Ini juga agar tidak membebani suami yang telah memiliki kewajibannya sendiri yakni untuk menafkahi keluarga.

9. Tidak mengizinkan sembarang orang masuk ke dalam rumah 

Istri yang shalehah tidak akan pernah sembarangan mengizinkan orang lain masuk ke dalam rumah, apalagi orang asing dan berlawanan jenis yang bukan mahramnya. Hendaknya meminta izin kepada suami, terutama ketika suami sedang tidak berada di rumah.

Hal ini semata-mata untuk menghindari terjadinya fitnah maupun hal-hal yang tidak diinginkan. Serta untuk menjaga harga diri dan kehormatan istri sendiri. Singkatnya, demi kebaikan istri dan keluarga juga.

10. Menghormati mertua maupun keluarga suami 

Mertua ialah ibu dari suami, yang dengan kata lain sebagaimanapun jadinya, seorang suami tetaplah seorang anak yang harus berbakti kepada ibunya (sama saja halnya dengan istri yang sekalipun tanggung jawabnya telah ada pada suami, ia tetap harus berbakti kepada orang tuanya). Namun bedanya tanggung jawab suami sebagai anak tetap sama sekalipun ia telah memiliki istri. Oleh sebab itu, istri yang shalehah tidak akan pernah merasa cemburu jika suaminya banyak memerhatikan ibunya, justru istri shalehah akan bangga karena suaminya sangat berbakti kepada ibunya.

Istri shalehah juga tidak akan berkeras hati maupun emosi terhadap ibu mertua yang terkadang ada yang memiliki sikap tidak mengenakkan (misalnya suka mengatur ini itu). Istri shalehah akan mengalah namun tetap bersikap baik serta berusaha mengambil hati sang Ibu mertua.

11. Bersegera meminta maaf 

Sebagai manusia yang tidak pernah luput dari salah dan khilaf, seorang istri yang shalehah sekalipun pasti tidak akan luput dari dosa. Maka, ketika merasa telah melakukan hal yang salah, bersegeralah meminta maaf kepada suami dan tidak pernah menunda-nundanya.

Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam bersabda yang artinya;

“Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang wanita-wanita kalian penduduk surga? Yaitu wanita yang penyayang (kepada suaminya), yang subur, yang selalu memberikan manfaat kepada suaminya, yang jika suaminya marah maka iapun mendatangi suaminya lantas meletakkan tangannya di tangan suaminya seraya berkata; “Aku tidak bisa tenteram tidur hingga engkau ridho kepadaku.“ 

12. Bersedia diajak shalat malam 

Nabi Besar Muhammad Shallallahu alaihi Wassallam bersabda yang artinya;

“Apabila seorang lelaki (suami) membangunkan istrinya di waktu malam hingga keduanya mengerjakan shalat atau shalat dua rakaat semuanya, maka keduanya dicatat termasuk golongan laki-laki dan perempuan yang berzikir.” (HR. Abu Dawud).

Ibadah shalat malam merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat mulia. Maka, ketika seorang suami mengajak istrinya yang tengah terlelap tidur untuk bangun mengerjakan shalat sunnah di tengah malam, sesungguhnya wanita yang mendapat suami demikian adalah sangat beruntung. Istri yang baik pun tidak akan menolak ajakan suaminya tersebut bahkan sebaliknya, bila perlu istrilah yang mengajak suami untuk melakukan ibadah shalat malam tersebut yang artinya bersama-sama mengajak dalam kebaikan.

Sabda Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam yang artinya;

“Semoga Allah merahmati seorang lelaki (suami) yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan ia membangunkan istrinya hingga istrinya pun shalat. Bila istrinya enggan, ia percikkan air ke wajahnya. Dan semoga Allah merahmati seorang wanita (istri) yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan ia membangunkan suaminya hingga suaminya pun shalat. Bila suaminya enggan, ia percikkan air ke wajahnya.” (HR. Abu Dawud).

13. Tidak menunjukkan wajah sedih 

Istri yang shalehah tidak akan menunjukkan raut wajah sedihnya dihadapan suami terlebih ketika suami sedang bergembira. Juga tidak akan berlaku sebaliknya yakni ketika suami sedang bersedih, istri justru menunjukkan wajah gembira. Senantiasa, istri yang shalehah tahu di mana dan bagaimana ia harus menempatkan diri dihadapan suaminya agar suami senang dan merasa lega, serta tidak membuat suami merasa terbebani. Karena istri yang shalehah akan berusaha memahami dan memaklumi sikap dan sifat suaminya.

14. Mencium tangan suami

Mencium dan menyalami tangan suami ketika ia berangkat maupun kembali dari bekerja atau bepergian merupakan salah satu wujud dari sikap taat dan patuh terhadap suami.

15. Tidak meninggikan suara dihadapan suami 

Beberapa orang mungkin ada yang terbiasa atau pada dasarnya memang memiliki suara yang cukup tinggi bahkan ketika berbicara pun ia akan terlihat seperti berteriak. Namun, itu bukan menjadi alasan untuk tidak bersikap lembut dihadapan suami. Sebab, istri yang shalehah akan berusaha sebisa mungkin bertutur kata yang lembut serta tidak meninggikan suaranya terutama dihadapan suami.

16. Wangi 

Tubuh yang bersih dan wangi tidak hanya untuk menjaga kesehatan diri sendiri tetapi juga agar suami senantiasa tertarik dan senang ketika memandang dan berada dekat dengan istri. Maka, istri yang shalehah akan memerhatikan hal-hal kecil tersebut seperti wewangian apa yang kiranya suaminya sukai maka akan ia pakai agar suaminya senang. Istri shalehah tidak akan membiarkan suaminya sampai menghirup aroma yang tidak menyenangkan dari tubuhnya.

17. Tidak menceritakan tentang lelaki maupun wanita lain 

Menceritakan seseorang, terutama yang merupakan lawan jenis dihadapan suami sebaiknya tidak dilakukan. Terkecuali untuk mengambil hikmah dan kebaikan misalnya dari seorang tokoh agama maupun pemuka masyarakat yang adil bijaksana agar diri maupun suami bisa bersama-sama mengambil contoh yang baik.

Termasuk dalam menceritakan kecantikan wanita-wanita lain yang sekalipun adalah teman sendiri karena ditakutkan suami justru akan terbayang-bayang akan sosok wanita yang diceritakan tersebut. Karenanya, istri shalehah harus bisa memilah dengan baik mana yang sebaiknya dibicarakan dengan suami mana yang tidak.

Yang terpenting dari ciri-ciri seorang istri shalehah ialah ia melakukan segala sesuatunya dengan ikhlas karena mengharap ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata.

Semoga bermanfaat.…

Selasa, 26 Juli 2022

17 CIRI-CIRI ISTRI YANG SHALEHAH DALAM ISLAM (BAGIAN 1)

Edisi Rabu, 27 Juli 2022 M / 27 Dzulhijjah 1443 H. 

Tiada ada perhiasan yang paling indah di muka bumi ini, kecuali istri yang shalehah. Perkataan ini bukanlah sekedar kutipan dari lagu semata melainkan memang benar adanya. Di mana dalam Al-Qur’an sendiri dijelaskan banyak hal mengenai kemuliaan seorang istri yang shalehah, yang merupakan idaman seluruh lelaki yang beriman di muka bumi ini.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur’anul Karim, yang artinya:

“Wanita (istri) shalehah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah memelihara mereka.” (An-Nisa: 34).

Dari ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa istri yang shalehah ialah istri yang taat kepada suami dikarenakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Namun, apakah hanya itu yang membuat seorang istri dinyatakan sebagai seorang istri yang shalehah?

Maka, berikut ini akan dijelaskan mengenai ciri-ciri istri yang shalehah baik menurut Al-Qur’an maupun hadits, yakni:

1. Taat dan Bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala 

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassallam bersabda yang artinya;

“Wanita dinikahi karena empat hal yakni karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka dapatkanlah wanita yang taat beragama niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhari).

Berdasarkan hadits tersebut, jelas bahwa yang diutamakan ialah seorang wanita yang taat beragama untuk dijadikan sebagai istri. Karena wanita yang taat beragama, ia patuh dan tunduk kepada Allah Sang Khaliq dan bertaqwa kepadanya. Insya Allah, tiada wanita yang bertaqwa kepada Allah akan berlaku khianat kepada suaminya kelak karena wanita yang taat dan bertaqwa kepada Allah sadar akan hak dan kewajibannya sebagai seorang istri.

2. Bisa membaca Al-Qur’an (Mengaji) 

Sangat diutamakan bagi seorang wanita untuk bisa mengaji atau  membaca Al-Qur’an. Semakin baik lagi jika mampu menghafal ayat-ayat Allah tersebut. Tidak hanya itu, mengerti dan memahami serta mengamalkan apa-apa yang terkandung di dalam Al-Qur’an sangat baik untuk dilakukan karena Al-Qur’an sendiri merupakan tuntunan hidup yang langsung diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada kita umat manusia.

Membiasakan diri mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an kepada anak ketika seorang wanita sedang hamil juga sangat baik untuk dilakukan, yang insya Allah mampu membantu merangsang perkembangan otak janin. Karena itu, istri yang shalehah sangat diutamakan untuk bisa membaca Al-Qur’an.

3. Berperilaku terpuji (akhlakul karimah) 

Seorang istri yang shaleh tidak akan berbuat maksiat maupun lalai terhadap apa-apa yang menjadi tanggung jawabnya. Senantiasa bersikap lemah lembut, bertutur kata yang baik dan terpuji, serta bersikap sopan dan santun terhadap suami.

Itulah sebabnya mengapa islam menganjurkan untuk memilih calon pendamping hidup sesuai syariat agama, karena wanita shalehah adalah sebaik-baiknya perhiasan di dunia. Terlebih untuk membangun rumah tangga dalam islam yang sakinah, mawadah warahmah.

4. Menjaga rahasia maupun aib suami 

Istri yang shalehah tidak akan pernah menceritakan atau membeberkan keburukan atau kekurangan suami karena itu merupakan aib suami. Istri shalehah juga tidak akan pernah menceritakan perihal hubungan intim mereka kepada orang lain. Sebagaimana dalam sebuah hadist diceritakan sebagai berikut:

Asma binti Yazid Radhiyallahu anhu menceritakan bahwasanya ia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam ketika kaum lelaki dan wanita juga sedang duduk. Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam kemudian bertanya;

“Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka semua orang yang ada di sana diam, tidak menjawab. Kemudian Asma binti Yazid Radhiyallahu anhu menjawab;  “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami).” Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam pun bersabda: “Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (HR. Ahmad).

5. Penuh kasih sayang 

Selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.”(HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257).

6. Melayani suami dengan baik 

Tugas seorang istri ialah melayani suami (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya, termasuk melayani kebutuhan biologis suami. Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassallam bersabda yang artinya;

“Jika seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur, tapi istrinya tidak mau melayaninya, lalu suami tidur dalam keadaan marah. Maka Malaikat melaknat istrinya hingga datang waktu pagi (subuh).”

Puteri Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassallam, yakni Sayyidah Fathimah binti Muhammad Shallallahu alaihi Wassallam, dengan suaminya Ali bin Abi Thalib. Fathimah sangat patuh terhadap suami. Bahkan kedua tangan beliau sampai lecet-lecet karena menggiling gandum. Kemudian ketika beliau datang ke tempat Ayahandanya, ingin meminta seorang pembantu, sang Ayah pun memberikan nasihat berupa;

“Maukah aku tunjukkan kepada kalian berdua apa yang lebih baik daripada seorang pembantu? Apabila kalian ingin mendatangi tempat tidur kalian atau ingin berbaring bacalah Allaahuakbar 33 kali, Subhanallah 33 kali,  dan Alhamdulillah 33 kali. Ini lebih baik daripada seorang pembantu.” (HR. Bukhari).

Melayani suami dengan baik termasuk kedalam kewajiban istri terhadap suami, oleh karenanya apa saja yang istri lakukan untuk suami, untuk kebahagian dan kepuasan suami merupakan ladang pahala bagi sang istri.

7. Tidak pemarah 

Dalam kehidupan berumah tangga selalu ada suka dan dukanya. Bahkan tak jarang kesalahan kecil bisa memicu perdebatan antar suami istri. Demi mencegah hal demikian, salah satu ciri daripada istri shalehah ialah tidak mudah marah, terutama atas perbuatan salah yang mungkin sengaja maupun tidak sengaja dilakukan oleh suami. Sebab manusia memang tidak ada yang sempurna, pasti ada saja perbuatan salah yang dilakukannya.

Sebagai istri hendaknya tidak mudah terpancing emosi serta tidak menghakimi suami atas kesalahan yang dibuatnya. Istri shalehah akan bertutur kata lembut dan memaafkan perbuatan salah suami, kemudian memberitahukannya dengan baik-baik bahwa perbuatan suami itu adalah salah sehingga suami bisa mawas diri dan tidak akan mengulangi kesalahannya lagi. Dengan demikian, perselisihan pun bisa dihindari.

8. Memperindah dan mempercantik diri untuk suami. 

Sungguh keliru jika seorang wanita berpikir bahwa ia hanya perlu bersolek atau mempercantik diri dihadapan orang lain, sementara dihadapan suami hanya berpenampilan seadanya; bahkan ada yang berpikir tidak perlu merias diri jika dihadapan suami sendiri. Padahal, justru dihadapan suamilah seharusnya seorang istri membaguskan penampilannya karena memang suami adalah mahramnya dan halal untuk melihat dirinya.

Sedangkan jika dihadapan khalayak ramai, seorang wanita diwajibkan untuk menutupi auratnya. Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam bersabda yang artinya;

“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalehah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud).

9. Bersegera ketika melayani suami. 

Adalah wajib bagi istri untuk memenuhi kebutuhan biologis atau hasrat suami ketika diminta, terkecuali dalam keadaan atau alasan tertentu yang tidak memungkinkan untuk istri memenuhinya (sesuai syar’i). Maka, seorang istri yang shalehah akan bersegera untuk memenuhi permintaan suami tersebut, sebab ia tahu bahwa sesuai dengan hadist Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam yang artinya;

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim).

10. Menjaga harga diri dan kehormatan dengan sebaik-baiknya 

Istri yang shalehah pasti menjaga diri dan kehormatannya dengan baik terutama ketika ia tidak sedang bersama suaminya. Kesalahan besar bagi seorang istri yang berhubungan intim kecuali dengan suaminya karena zina merupakan dosa besar yang dilaknat Allah Subhanahu Wa Ta'ala, sebagaimana firman-Nya yang artinya;

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Israa’ : 32).

“Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Mumtahanah : 12).

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nuur : 2-3).

Kemudian juga diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam bersabda yang artinya; “Tiga jenis orang yang Allah tidak mengajak berbicara pada hari kiamat, tidak mensucikan mereka, tidak melihat kepada mereka, dan bagi mereka adzab yang pedih: Orang yang berzina, penguasa yang pendusta, dan orang miskin yang sombong.” (HR Muslim).

Diriwayatkan dari Al-Miqdad bin Al-Aswad Radhiyallahu anhu mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam bersabda kepada para sahabatnya;

“Bagaimana pandangan kalian tentang zina?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkannya maka ia haram sampai hari kiamat.” Beliau bersabda, “Sekiranya seorang laki-laki berzina dengan sepuluh orang wanita itu lebih ringan daripada ia berzina dengan isteri tetangganya.” (HR. Bukhari).

11. Perhatian kepada suami 

Tidak hanya perempuan yang ingin selalu diperhatikan, tetapi lelaki pun juga sama. Sebagai seorang istri, maka istri yang shalehah tidak akan egois menempatkan dirinya saja yang ingin selalu dimanja oleh suami, melainkan ia sadar bahwa suami pun perlu untuk selalu diperhatikan dan diperlakukan dengan baik. Perhatian bisa ditunjukkan dengan cara istri selalu sigap memenuhi kebutuhan suami, bahkan hanya dengan sebuah senyuman ketika menyambut suami pulang bekerja pun sudah termasuk perhatian kepadanya.

12. Pandai bersyukur terhadap kebaikan suami. 

Apapun yang diberikan suami, asalkan itu halal adanya, maka seorang istri harus pandai bersyukur atas apa-apa yang telah diberikan kepadanya. Istri yang shalehah tidak akan mengabaikan kebaikan yang diberikan suaminya.

Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam bersabda yang artinya;

“Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Bukhari).

13. Menyenangkan hati suami 

Sebagai istri, tiada yang lebih baik dibandingkan melihat suami yang tersenyum ikhlas dan senang melihat kita. Oleh sebab itu, penting bagi seorang istri untuk selalu berusaha menyenangkan hati suami, karena ini juga merupakan salah satu ciri istri yang shalehah.

14. Melegakan hati suami 

Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam bersabda yang artinya;

”Bagi seorang mukmin laki-laki, sesudah takwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, maka tidak ada sesuatu yang paling berguna bagi dirinya, selain istri yang shalehah. Yaitu, taat bila diperintah, melegakan bila dilihat, ridha bila diberi yang sedikit, dan menjaga kehormatan diri dan suaminya, ketika suaminya pergi.” (HR. Ibnu Majah).

15. Memiliki sifat amanah (dapat dipercaya) 

Rasulullah Shallallahu alaihi Wassallam bersabda yang artinya;

”Ada tiga macam keberuntungan (bagi seorang lelaki), yaitu: pertama, mempunyai istri yang shalehah, kalau kamu lihat melegakan dan kalau kamu tinggal pergi ia amanah (dapat dipercaya) serta menjaga kehormatan dirinya dan hartamu.” (HR. Hakim).

16. Dapat memberikan ketenangan 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman yang artinya;

”Di antara tanda kekuasaan-Nya, yaitu Dia menciptakan pasangan untuk diri kamu dari jenis kamu sendiri, agar kamu dapat memperoleh ketenangan bersamanya. Sungguh di dalam hati yang demikian itu merupakan tanda-tanda (kekuasaan) Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum : 21).

Di sinilah diperlukannya sifat saling terbuka serta selalu menempatkan diri sebagai seorang yang bisa diandalkan sekaligus bisa menjadi tempat sandaran bagi suami, baik dalam suka maupun duka dalam menjalani kehidupan berumah tangga.

17. Tidak keluar rumah tanpa seizin suami 

Tidak dibenarkan kepada seorang istri keluar dari rumahnya kecuali atas izin suami dan dengan tujuan yang jelas serta untuk kebaikan. Maka, janganlah ketika menjadi seorang istri justru pergi keluyuran keluar rumah terlebih ketika suami tidak ada hanya untuk mengobrol dengan tetangga yang ujung-ujungnya bisa berubah menjadi mengghibah bahkan fitnah.

Istri yang shalehah tahu dan sadar akan kewajibannya untuk menjaga diri sehingga ia tidak akan pergi dari rumah jika tidak memiliki keperluan dan tanpa izin suami. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman yang artinya;

“Maka wanita yang shaleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). (QS. An-Nisaa : 34).

Yang terpenting dari ciri-ciri seorang istri shalehah ialah ia melakukan segala sesuatunya dengan ikhlas karena mengharap ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata; bukan berbuat baik dan taat pada suami karena ada maunya.

Semoga bermanfaat…

17 CARA MENINGKATKAN IMAN DAN TAQWA KEPADA ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA

Edisi Selasa, 26 Juli 2022 M / 26 Dzulhijjah 1443 H. 

Sebagai manusia, Allah menciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sekaligus untuk diuji kelak untuk menentukan nasib hidup manusia selanjutnya di akhirat. Untuk bisa menjalankan tujuan tersebut tentu saja manusia wajib untuk memiliki iman dan taqwa agar ia mampu juga mau menjalankan segala perintah Allah dengan sebaik-baiknya. Jika tidak, tentu akan mendatangkan kemalasan untuk melaksanakan segala perintah Allah tersebut.

Tanpa adanya iman dan taqwa manusia tidak akan bisa menjalankan kehidupan dengan ridho dan petunjuk Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Untuk itu, iman dan taqwa mampu menyelamatkan kita bukan hanya di dunia namun juga kelak di akhirat. Untuk itu, ia adalah pondasi kehidupan manusia.

Orang yang hidup tanpa iman dan taqwa ia seperti rumah tanpa pondasi dan akar yang kuat. Ia akan mudah rapuh, rapuk, dan bahkan tidak akan bisa melindungi orang yang menghuni rumah. Begitupun iman dan taqwa dalam diri manusia. Ia akan melindungi dari segala macam kesesatan, keterpurukan, dan berbagai bencana lainnya dalam hidup manusia.

Untuk bisa meningkatkan iman dan taqwa ada berbagai cara dan jalan yang bisa dilakukan. Rukun Iman, Rukun Islam , dan Fungsi Agama tentunya menjadi landasannya. Manusia adalah makhluk yang sering lalai dan tidak mawas diri, untuk itu masalah iman dan taqwa pun juga bisa menurun tanpa mengenal waktu. Berikut adalah 17 cara agar manusia dapat meningkatkan iman dan taqwanya dalam kehidupan.

1. Memperbaiki Shalat 

Untuk bisa meningkatkan iman dan taqwa salah satu caranya adalah dengan memperbaiki shalat. Shalat saja tidak cukup, melainkan membutuhkan shalat khusuk dan berkualitas. Itulah shalat yang mencerminkan keimanan dan ketaqwaan.

Hal mengenai shalat juga disampaikan dalam ayat sebagai berikut, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”  (QS Al Ankabut : 45).

Selain shalat wajib juga bisa melaksanakan shalat sunah seperti : Shalat Taubat , Shalat Lailatul Qadar, Shalat Malam Sebelum Tidur , dsb.

2. Mentadaburi Al-Quran 

Darimana kita bisa meyakini dan memiliki ketaqwaan kepada Allah? Tentu saja sumbernya adalah Al-Quran yang memberikan kita petunjuk. Untuk itu dalam meningkatkan iman dan taqwa membaca sumbernya adalah jalan yang tepat. Dengan membaca Al-Quran bukan berarti membaca teksnya, melainkan mentadaburi isinya, dan menjadikannya Fungsi Al-Quran dalam Kehidupan Sehari-hari serta Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia.

Hal ini sebagaimana Allah sampaikan dalam Surat Yunus ayat 37, “Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.”.

Untuk itu, tadabur Al-Quran adalah sesuatu yang wajib dilakukan dan ketika sudah mempelajarinya maka akan muncul keyakinan dan tidak ada keraguan sedikitpun.

3. Berkumpul dengan Orang Shaleh 

Salah satu Cara Meningkatkan Iman dan Taqwa yaitu bercengkrama dengan orang saleh. Orang shaleh memupuk iman, sedangkan bersamanya maka kita akan termotivasi dan semangat menjalankan segala perintah-perintah Allah. Manusia makhluk sosial, membutuhkan teman dan pendampingan agar hidupnya berwarna dan terdapat dorongan yang berasal dari luar.

Carilah orang-orang yang shaleh. Bentuklah interaksi bersamanya dan biarkan kita bersosialisasi dan saling mengingatkan kebaikan dengan mereka untuk membantu kita tetap dalam keimanan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

4. Membaca Buku-Buku Islam 

Salah satu sumber keimanan adalah ilmu yang kita miliki. Adanya kebermanfaatan ilmu membuat iman dan taqwa kita semakin bertambah. Salah satunya dengan membaca buku-buku islam yang diwariskan ulama atau orang berilmu secara benar lainnya. Ilmu Tasawuf Modern, Ilmu Tauhid Islam, dan Ilmu Kalam dalam Islam  bisa juga dipelajari karena sebagai bagian dari ilmu yang membentuk pondasi keimanan.

5. Mempelajari Ilmu Pengetahuan 

“Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya” (QS Al Hajj : 8).

Ilmu di dunia ini segalanya milik Allah. Yang benar adalah milik Allah, hanya manusia saja kadang tidak menangkapnya secara seksama dalam kehidupan sehari-hari. Membaca ilmu pengetahuan dan mempelajarinya akan membuat kita semakin tunduk dan takjub, karena ilmu manusia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan yang Allah miliki. Ilmu manusia hanya setetes dari luasnya samudera. Hal ini karena Islam dan Ilmu Pengetahuan tentu saling mendukung bukan bersebrangan.

6. Mentadaburi Alam Semesta 

Alam semesta jagad raya ini adalah milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Untuk itu, mentadaburi alam semesta juga salah satu Cara Meningkatkan Iman dan Taqwa. Aktivitas ini membuat kita semakin yakin dan takjub akan segala ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dengan mempelajari kebesaran Allah dan segala isinya, maka keyakinan dan ketaqwaan kita kepada Allah juga akan semakin meningkat.

Hal ini juga disampaikan Allah dalam QS Fushilat ayat 37, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.”

7. Menjalankan Perintah Allah Secara Konsisten 

Menjalankan perintah Allah tentu akan memiliki dampak. Untuk itu, merasakan manfaat dan kebermaknaan dari perintah Allah hanya akan didapatkan ketika kita benar-benar menjalankannya. Misalnya saja, ibadah puasa sebagai bentuk pelatihan diri. Kita tidak akan bisa merasakan manfaat puasa terhadap kesehatan jika tidak melaksanakan amalan ibadah puasa itu sendiri.

Semakin tinggi dan sering kita melaksanakan perintah Allah maka akan semakin tinggi pula kita merasakan kebermaknaan akan nilai-nilai islam dan kebermanfaatannya bagi diri kita.

8. Mencari Informasi Manfaat atau Dampak dari Perintah Allah 

Cara Meningkatkan Iman dan Taqwa juga dapat di dapat saat kita mau mencari informasi. Semakin kita mengetahui apa manfaat atau dampak yang bisa kita ambil dari sebuah perintah, maka kita akan semakin bersyukur dan merasakan bahagia karena apa yang diperintahkan untuk dijalankan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah sesuatu yang menyelamatkan dan membahagiakan. Untuk itu, kita harus dapat mencari dan menggali informasi mengenai sebuah perintah agar keimanan dan ketaqwaan semakin bertambah.

9. Melakukan Evaluasi Diri 

Sebelum melakukan peningkatan biasanya maka diperlukan evaluasi terlebih dahulu. Untuk bisa terus meningkatkan keimanan dan ketaqwaan tentu manusia juga harus melaksanakan evaluasi diri. Evaluasi atau muhasabah ini adalah untuk mengukur sejauh apa kita telah beriman dan melaksanakan perintah Allah. Evaluasi harus dijalankan oleh diri sendiri bukan oleh orang lain. Untuk itu, yang mengukurnya adalah diri kita sendiri, karena diri lah yang lebih tau bagaimana keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

10. Menjauhi Lingkungan yang Buruk 

Jika kita merasa belum bisa untuk beradaptasi dan menghindari segala kemaksiatan, maka pilihan kita bisa menjauhi lingkungan tersebut sampai kekuatan iman dan taqwa kita meningkat. Menjaga diri lebih baik ketimbang harus tetap berada dalam lingkungan yang membuat diri kita semakin memburuk.

Akan tetapi, menjauhi lingkungan yang buruk bukan berarti kita harus bersikap eksklusif sehingga tidak ada interaksi sosial dengan manusia lainnya. Allah sendiri menyuruh kita untuk bersosialisasi dan bersyiar agar tercitrakan islam yang baik di masyarakat.

11. Tidak Terlena dengan Kehidupan Dunia 

Dunia bisa menawarkan kebahagiaan ataupun kesedihan walaupun semuanya hanya sementara. Untuk itu, menjaga dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan dapat kita lakukan dengan cara menjaga diri agar tidak terlena dengan kehidupan dunia. Biasanya dengan terlena kehidupan dunia, kita juga lupa dengan Allah dan perintahnya. Untuk itu, berhati-hati baik dalam kondisi apapun agar tidak terjebak pada urusan duniawi semata.

Untuk itu bisa juga kita mempelajari bagaimana cara sukses di Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam agar tidak salah menempatkan dunia dalam hidup.

12. Mengikuti Majelis Ilmu 

Menghadiri majelis ilmu adalah cara juga agar keimanan dan ketaqwaan kita bisa meningkat. Majelis ilmu tentu akan memberikan kita banyak hikmah dan juga pencerahan. Bagaimanapun, ilmu selalu kita butuhkan dan membuat diri kita semakin baik setiap saat. Hadirilah majelis ilmu, yang membahas ilmu islam, ilmu pengetahuan yang bermanfaat, agar kebesaran Allah semakin hadir dalam diri kita.

Hal ini juga disampaikan dalam Al-Quran , “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Mujadilah : 11).

13. Mengasah Akal dan Menjauhi Hawa Nafsu 

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya.” (QS Ar-Rum : 24).

Ayat tersebut menunjukkan bahwa keimanan dan rasa takut kepada Allah hanya akan muncul jika kita menggunakan akal dengan benar. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita bukan hanya persoalan spiritual tapi membutuhkan daya pikir dan nalar yang baik. Untuk itu, dalam meningkatkan keimanan maka dibutuhkan terus menerus mengasah akal agar akal kita tunduk kepada yang benar bukan kepada hawa nafsu semata.

14. Memperbanyak Syukur, Menjauhi Mengeluh 

Memperbanyak syukur dan menjauhi mengeluh bisa juga meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita. Syukur berarti kita selalu mencari nikmat dan rezeki Allah di setiap saat dalam kondisi apapun. Dengan begitu kita bisa tetap yakin bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita dan senantiasa membantu kita untuk mendapatkan nikmat dan rezeki yang banyak.

15. Memperbanyak Dzikir 

Dengan berdzikir artinya kita sedang mengingat Allah. Dzikir tidak selalu dalam bentuk bacaan yang panjang atau dalam berbagai hitungan. Berdzikir mengingat Allah bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Mengingat segala hukum Allah, hukum pengetahuan yang ada di alam ciptaan Allah ataupun adzab atau hukuman Allah. Untuk itu, orang yang berdzikir akan mendekati kepada Allah dan semakin cinta akan syariat Allah.

16. Mengikuti Sunnah Rasul 

“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (QS Al Baqarah : 285).

Dalam ayat diatas, menunjukkan bahwa mengikuti sunnah Rasul adalah cara yang bisa juga dilakukan untuk meningkatkan iman dan taqwa. Sunnah rasul atau apa yang Rasulullah lakukan sejatinya adalah jalan-jalan yang diarahkan menuju Ridho Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Untuk itu, muslim yang mengikuti sunnah rasul tentu akan mendapatkan juga jalan dan arah yang sama sebagaimana Rasulullah.

17. Menikmati Hidup yang Allah Berikan 

Iman dan taqwa yang kuat serta senantiasa meningkat hanya akan didapatkan oleh orang-orang yang menikmati hidup dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Mereka akan mendapatkan keimanan dan ketaqwaan karena merasakan hidup yang penuh syukur, nikmat, pertolongan Allah, dan rezeki. Mereka yang merasakan ini tentu akan mendapatkan kenikmatan hidup dunia dan akhirat.

Hal ini juga disampaikan dalam ayat berikut, “Dan Kami telah memberikan kepada mereka di antara tanda-tanda kekuasaan (Kami) sesuatu yang di dalamnya terdapat nikmat yang nyata” (QS Adh Dhukan : 33).

Kunci Meningkatkan Iman dan Taqwa 

Kunci dari semua jalan meningkatkan iman dan taqwa adalah menjalankan semuanya secara bertahap, konsisten, sungguh-sungguh, niat yang lurus dan selalu berusaha untuk mencari lingkungan atau proses kondisi diri yang baik. Bagaimanapun juga manusia memiliki kelemahan dan semua itu harus dicoba dengan pengondisian eksternal.

Tanpa konsisten yang tinggi tentu saja iman dan taqwa tidak akan meningkat, justru malah stagnan atau bahkan melemah. Maka itu iman dan taqwa jika ingin meningkat ia harus dipupuk terus menerus, dipelihara dan jangan sampai terperosok ke jurang kesesatan yang lebih dalam.

Untuk itu, umat islam harus senantiasa mengingat bahwa sekali terpuruk maka syetan akan selalu menggoda untuk jatuh lebih dalam. Sebelum terpuruk, maka jangan sampai kita mendekati atau menyentuh lingkaran yang dibuat oleh setan untuk menjebak manusia. Hal ini sebagiamana juga disampaikan dalam ayat,

“Sesungguhnya orang-orang yang menukar iman dengan kekafiran, sekali-kali mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun; dan bagi mereka azab yang pedih.” (QS Ali Imran : 177).

Semoga umat islam selalu dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sehingga bisa selamat dalam menjalankan hidup di dunia dan akhirat. Aamiin....

Semoga bermanfaat...

Senin, 25 Juli 2022

17 KEUTAMAAN MENYANTUNI JANDA MENURUT ISLAM

Edisi Senin, 25 Juli 2022 M / 25 Dzulhijjah 1443 H. 

Pernikahan merupakan salah satu tujuan dan sunnah rasul sebagai upaya untuk menyempurnakan ibadah dan menjalankan fungsi agama . Sepasang mempelai akan mengucapkan janji sehidup semati yang disaksikan oleh kerabat, sanak saudara dan keluarga. Namun, seiring perjalanan berumah tangga tidak semulus yang dibayangkan, kadang ada ujian dan cobaan yang harus dihadapi. Besarnya masalah yang timbul kadang membuat keduanya memutuskan untuk berpisah dan memutus tali pernikahan, pada dasarnya perceraian bukan sesuatu yang di larang, namun amat di benci oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.

Perbuatan halal yang paling dibenci Allah adalah cerai.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud (2178), Baihaqi, dan Ibnu adi, dari jalan Mu’arrof bin Washil, dari Muharib bin Ditsar, dari Ibnu Umar secara marfu’.

Saat keduanya memutuskan untuk berpisah maka status keduanyapun akan berubah. Jika laki-laki ia akan disebut duda dan jika perempuan ia akan disebut janda. Kedua penyebutan ini hanya merupakan sebuah status belaka. Dibelakangnya tentu juga masih terdapat hak dan kewajiban yang melekat di belakangnya sebagaimana tujuan penciptaan manusia , hakikat manusia menurut islam , proses penciptaan manusia , dan konsep manusia dalam islam  .

Islam sendiri memberikan perhatian khusus kepada seorang wanita yang menyandang status janda. Dalam Islam para janda dihormati dan termasuk yang layak mendapat bantuan. Tanggung jawab nafkah dikembalikan kepada orang tua mereka setelah suaminya menceraikannya atau meninggal dunia. Bentuk perhatian islam kepada para janda antara lain dapat dilihat dari 17 Keutamaan Menyantuni Janda menurut islam berikut ini :

1. Mendapatkan Pahala yang Berlimpah 

Keutamaan menyantuni janda yang pertama ialah sama dengan keutamaan ketika kita bersedekah. Yang pertama adalah pasti akan mendapatkan pahala yang berlimpah. Sebab menyantuni janda merupakan sebuah bentuk amalan kebaikan yang bisa anda lakukan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18).

2. Seperti Seorang Mujahid 

Keutamaan menyantuni janda yang selanjutnya adalah disamakan pahalanya sebagaimana seorang mujahid. Sebagaimana sabda Rasulullaah shallallaahu alaihi wa salam bahwa :

“ Orang yang berusaha menyantuni janda dan orang miskin adalah seperti mujahid di jalan Allaah “( HR. Bukhari dan Muslim).

3. Seperti Seorang yang Berpuasa di Siang Hari 

Rasulullaah shallallaahu alaihi wa salam bersabda, bahwa seorang muslim yang menyantuni janda akan disamakan pahalanya dengan seseorang yang berpuasa di siang hari. Sebagaimana dalam hadits berikut :

“ Orang yang berusaha menyantuni janda dan orang miskin adalah seperti mujahid di jalan Allah dan juga seperti orang yang shalat malam dan berpuasa siang.” ( HR. Ibnu Majah).

4. Layaknya Orang yang Menjalankan Shalat di Malam Hari 

Keutamaan menyantuni janda yang selanjutnya adalah akan mendapatkam pahala sebagaimana orang yang menjalankan sholat malam. Tentu saja pahala ini menjadi salah satu sumber pahala bagi anda. Sebab melaksanakan sholat malam bukanlah perkara yang mudah dan dapat dilakukan oleh banyak orang. Hanya orang-orang mukmin yang sholeh yang selalu meluangkan waktu untuk melaksanakan sholat malam.

5. Mendapatkan Syurga 

Setiap amalan dan perbuatan baik pasti akan di balas oleh allah Subhanahu wa ta'ala. Sehingga bagi mereka yang menyantuni janda maka akan bisa masuk ke dalam syurga Allah. Sebagaimana hadits berikut ini :

” Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari Muslim). 

6. Meringankan Beban Janda yang Di Bantu 

Dengan memberikan santunan kepada janda tentu akan dapat meringankan beban ekonominya. Sebagaimana kita tahu bahwa bagi seorang janda ia harus dapat memenuhi kehidupan ekonominya sendiri. Tentu dengan adanya bantuan atau santunan ini akan sangat besar manfaatnya. Tidak hanya bagi janda tapi juga bagi anak dan keluarganya.

7. Bagian dari Sedekah 

Sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam :

“Sesungguhnya Allah menerima amalan sedekah dan mengambilnya dengan tangan kanan-Nya. Lalu Allah mengembangkan pahalanya untuk salah seorang dari kalian, sebagaimana kalian mengembangkan seekor anak kuda. Sampai-sampai sedekah yang hanya sebiji bisa berkembang hingga sebesar gunung Uhud” (HR. Tirmidzi). 

8. Pahalanya Sama dengan Berjihad di Jalan Allah 

Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

السَّاعِي عَلَى اْلأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِيْنِ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ أَوْ كَالَّذِي يَصُوْمُ النَّهَارَ وَيَقُوْمُ اللَّيْلَ

“Orang yang membantu para janda dan orang miskin adalah seperti orang yang  berjihad di jalan Allah atau seperti orang yang selalu mengerjakan shaum di siang hari dan shalat di malam hari.” (Muttafaq ‘Alaih). 

9. Meleburkan Dosa 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi). 

10. Menggunakan Harta Yang Dimiliki untuk Hal yang Bermanfaat 

Keutamaan menyantuni janda yang selanjutnya adalah sebagai bentuk memanfaatkan harta yang dimiliki. Sebab banyak sekali yang memiliki kelebihan harta namun enggan berbagi kepada sesama terutama kepada para janda yang pastinya lebih membutuhkan. Dengan ini, maka tentu akan dapat meningkatkam kesadaran umat untuk lebih memperhatikan nasib para janda.

11. Menyempurnakan Iman 

Dari sahabat Rasulullah Al Harits bin Ashim Al Asy’ari, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

““Bersuci adalah separuh dari keimanan, ucapan Alhamdulillah akan memenuhi timbangan, subhanallah walhamdulillah akan memenuhi ruangan langit dan bumi, shalat adalah cahaya, dan shodaqoh (sedekah) itu merupakan bukti.” (HR. Muslim). 

12. Menjadikan Pribadi yang Senang Berbagi 

Sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam :

“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR. Bukhari)

13. Menambah Rezeki 

Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim)

14. Dikumpulkan bersama para mujahid fi sabilillah pada hari kiamat. 

 Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Al-Qa’nabi–yaitu gurunya Imam Bukhari dan Muslim–berkata, aku sangka itu seperti orang yang shalat malam yang tidak pernah merasakan lelah, dan yang berpuasa yang tidak pernah berhenti berpuasa.” (HR. Bukhari, no. 5353 dan Muslim, no. 2982).

15. Amalan Sholeh dan silaturahmi 

Menyantuni janda, baik punya anak maupun tidak, termasuk amal sholeh yang bernilai pahala besar. Dari Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 

”Orang yang bekerja agar bisa memberi sebagian nafkah kepada janda, dan orang miskin, sebagaimana orang yang berjihad di jalan Allah, atau seperti orang yang tahajud di malam hari, puasa di siang hari." (HR. Bukhari 5353 dan Muslim 2982).

Terlebih jika janda itu adalah kerabat Anda, nilai yang akan Anda dapatkan dua kali yaitu nilai sedekah dan menyambung silaturrahmi. 

16. Menolong kehidupan Janda 

Dari Salman bin Amir radhiallahu ’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya sedekah kepada orang miskin (yang bukan keluarga) nilainya hanya sedekah, dan sedekah kepada kerabat, nilainya dua: sedekah dan silaturahmi.” (HR. An-Nasa’i 2582, Ibn Majah 1844)

Hanya saja, ulama banyak menyarankan, dalam rangka menghindari munculnya persangkaan yang tidak diharapkan, sebaiknya anda menyerahkan santunan kepada janda itu, bersama istri Anda atau melalui orang tua Anda.

17. Menolong Janda Bisa Menjadi Sumber Keberkahan 

Hal ini dijelaskan di dalam Al Qur’an surat An Nur ayat 32 :

“Kawinkanlah orang-orang yang masih lajang diantara kalian, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari budak-budak lelaki dan budak-budak perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya”. (QS. an-Nur: 32).

Itulah tadi, 17 Keutamaan Menyantuni Janda menurut islam. Semoga dapat menjadi tambahan pengetahuan dan upaya meningkatkan keimanan anda serta cara sukses menurut islam dan sukses dunia akhirat menurut islam . 

Semoga bermanfaat....

Minggu, 24 Juli 2022

17 TIPS MENGOBATI HATI TERLUKA MENURUT ISLAM

Edisi Ahad, 24 Juli 2022 M / 24 Dzulhijjah 1443 H. 

Pada kesempatan tausiah kali ini kita akan mencoba untuk menyuguhkan suatu artikel yang  dirangkum dari berbagai sumber. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.

Setiap manusia tentunya pernah mengalami masalah dalam hidupnya. Permasalahan tersebut terkadang ada yang sampai membuat hati gundah, cemas, marah bahkan membuat hati terluka yang mendalam hingga sulit untuk melupakannya. biasanya sakit hati terjadi karena menyentuh ranah pribadi dan permasalahan bersifat antar personal. Berikut ini Tips Mengatasi Tekanan Perasaan akibat rasa sakit hati, hati terluka, cemas, resah, gelisah, galau, dan gundah gulana menurut Islam yang berhasil dirangkum yaitu :

1. Berikan waktu untuk menenangkan diri dengan mengingat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Apa yang selalu saya lakukan bila saya sedang cemas, marah atau gundah dan ingin segera menenangkan diri sendiri ? maka saya akan tarik nafas dalam-dalam, dan lepaskan perlahan-lahan. Bagi yang beragama Islam, dianjurkan untuk beristighfar saat melepaskan nafas, bacalah “astagfirullah hal ‘aziim al-lazi laa ila ha illa huwal hayyul qayyum wa atuubu ilaik” dan pusatkan fikiran bahwa kita sedang memohon ampun kepada Allah. Insya Allah, biasanya jika diulang sebanyak 7 kali, anda akan kembali tenang.

2. Biasakan diri berada dalam keadaan suci dari najis (Menjaga Wudhu) 

Jiwa kita akan menjadi tenang jika membiasakan diri mengambil wudhu sebelum melakukan pekerjaan. Kerja yang susah akan menjadi senang dan mudah diselesaikan. Para pelajar misalnya, disarankan agar membiasakan diri mengambil wudhu sebelum memulai pelajaran agar apa yang dibaca akan mudah dipelajari. Dan akan mudah diingat nantinya.

3. Membaca al-Quran, zikir dan sholawat 

Jadikanlah al-Quran sebagai teman paling akrab pada sepanjang waktu. Sesungguhnya ayat Al-Quran adalah penenang jiwa yang paling mujarab. Selain itu kita juga harus senantiasa berzikir dan bershalawat agar hati senatiasa tenang dan tidak gusar. Kita perlu yakin bahwa walau bagaimana hebat tekanan yang kita alami, pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala tetap ada. yakinlah karena setelah ada kesempitan pasti ada kemudahan dan selepas kepayahan pasti ada kesenangan.

4. Cintai diri sendiri 

“Cintailah diri kamu sendiri sebelum kamu mencintai diri orang lain.” Jelas daripada maksud sepotong hadits ini, kita dapat memahami bahwa kita perlu mencintai diri sendiri terlebih dahulu berbanding orang lain sehingga kita akan terhindar dari perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan bahkan membahayakan diri sendiri.

5. Tegakkan Shalat Wajib dan Perbanyak menjalankan Shalat Sunnah 

Sebagai makhluk paling mulia di sisi Allah, kita dituntut membanyakkan amal ibadah kita sehari-hari. Diantaranya, selain kita harus melaksanakan kewajiban kita mendirikan sholat yang 5 waktu, kita dianjurkan untuk menambah ibadah dengan mendirikan sholat sunat. Seperti Sholat sunat dhuha, sholat sunat hajat, sholat sunat taubat, sholat sunat tasbih, sholat sunat tahajud dan sebagainya. Biasakan bangun pada sepertiga malam dan mendirikan sholat-sholat sunat tersebut agar kita memperoleh ketenangan dan kekuatan daripada Allah.

6. Selalu berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala 

Allah telah berpesan yaitu jangan menyembah selain daripada-Nya. Ini berarti bahwa kita dituntut berdoa hanya kepada Allah yang Maha Esa dan dilakukan secara rutin. Yakinlah bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan mendengar dan mengabulkan do'a - do'a kita.

7. Berprasangka baik dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala 

Kita sebagai manusia tidak akan terlepas dari ujian dalam hidup. Semuanya itu adalah ujian daripada Allah bertujuan menguji keimanan kita sebagai hamba-Nya. Oleh itu, kita wajib bersangka baik dengan Allah dan janganlah menyalahkan takdir-Nya jika terjadi sesuatu terhadap diri kita. Kita juga harus percaya bahwa akan ada hikmah di sebalik musibah yang menimpa kita.

8. Manajemen waktu dengan sebaik-baiknya. 

Jangan rakus untuk menghabiskan semua pekerjaan dalam satu waktu. Kerjakan apa yang menjadi tugas dan kewajiban kita didunia semaksimal mungkin kita bisa, namun tetap jangan meninggalkan kewajiban kita ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagai bekal di akhirat nanti.

9. Menjalin hubungan dengan keluarga, saudara, dan tetangga 

Sejatinya, manusia adalah mahluk sosial, yang selalu membutuhkan orang lain. Tidak akan mungkin manusia itu dapat hidup sendiri tanpa adanya orang lain, termasuk keluarga, tetangga dan orang-orang sekitar. Sudah barang tentu mereka akan saling membutuhkan satu sama lain.

10. Lakukan aktivitas di luar rumah 

Banyak yang bilang bahwa di dalam badan yang sehat akan membentuk otak yang cerdas. Segala tekanan sewaktu belajar atau bekerja akan dilupakan apabila kita melakukan aktivitas-aktivitas fisikal yang dapat menyehatkan tubuh seperti berolahraga. Jangan duduk diam dan mengurung diri dalam rumah sambil mendengarkan atau lagu-lagu sedih yang menyayatkan jiwa hati, ini hanya menambahkan kesedihan dan sesak di dada.

11. beraktivitas bersama alam (Tadabbur Alam) 

Senantiasa memelihara hubungan dengan alam. Anugerah alam ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala berupaya menenangkan, menyemai iman dan penawar bagi manusia. renungi tanda-tanda kekuasaan Allah melalui alam dengan melakukan perjalanan mengelilingi alam atau yang termudah yaitu dengan berkebun, menanam dan menjaga pepohonan atau bunga-bunga karena bukan saja menyehatkan tetapi membantu memupuk ketentraman jiwa.

12. Menangis dengan sepuas hati 

Jika dengan menangis hati kita akan tenang, keluarkan saja airmata kita. Tumpahkan seluruh kesedihan kita, jangan ditahan. Akan sedikit muncul ketenangan saat kita sudah bisa mengeluarkan air mata saat menahan perasaan yang ada dalam diri kita.

13. Hargai Potensi diri sendiri 

Kembangkan kemampuan yang kita miliki, jangan di simpan saja atau dipendam kemampuan itu jika memang itu baik untuk diri kita dan masyarakat.

14. Fokus kepada warna yang menenangkan. 

Penelitian membuktikan bahawa warna memberi kesan kepada perasaan kita. Warna merah terang, oranye dan kuning memberikan kita tenaga. Kombinasi warna merah dan kuning menyebabkan darah kita mengalir dan menaikkan suhu badan. Biru dan hijau memberi kesan menyejukkan dan menenangkan. Anda pasti bisa mengenal pasti warna dengan cara anda sendiri untuk mengubah perasaan yang anda inginkan. hindari warna gelap seperti hitam atau abu-abu.

15. Hirup aroma yang menyenangkan dan menenangkan 

Minyak aromaterapi dengan aroma lavender terkenal dengan aroma menenangkan. Anda boleh coba hangatkan minyak aromaterapi dengan aroma lavender atau bau apa saja yang digemari. hal ini dipercaya dapat memberikan kenyamanan dan ketenangan.

16. Hindari suara bising. 

Bunyi terkadang dapat memberikan kesan kepada perasaan kita. Keributan juga bisa memberi tekanan dalam diri seperti bisa menaikkan tekanan darah, mempercepatkan detak jantung dan memberi kesan psikologi yang lain. Walau bagaimanapun tidak semua bunyi memberi kesan buruk. Musik contohnya bisa memberi kesan yang baik kepada perasaan dan kesehatan diri kita. Terutama musik yang bernuansa Islami.

17. Sandarkan Segalanya pada Allah 

Harta, kekayaan, atau status sosial tidak dapat dijadikan sandaran hidup. Apabila kita menyandarkan hidup pada hal-hal tersebut hanya akan menimbulkan kekecewaan hingga kita bersedih. Bersandar pada Allah adalah sebuah pilihan terbaik dan Allah tidak akan pernah mungkin mengecewakan hamba-hamba-Nya yang taat kepada-Nya. Kerjakan perintah-Nya dan berpasrah kepada Allah. Niscaya kebahagiaan akan datang kepada kita.

Demikianlah 17 tips untuk menenangkan hati kita yang sedang sakit hati, marah, gelisah, gundah, resah, galau ataupun sejenisnya. Semoga hati kita bisa kembali tenang dan selalu bisa dekat dengan Sang Pencipta. Adukan semua persoalan yang kita hadapi hanya kepada Allah ta'ala. Karena Ia lebih berhak mendengarkan keluh dan kesah semua hamba-hamba-Nya.

Semoga bermanfaat....