Selasa, 30 Juni 2020

17 CARA MEMBERSIHKAN HATI YANG KOTOR DALAM ISLAM

Edisi Selasa, 30 Juni 2020 M / 9 Dzulqa'idah 1441 H

Ada beberapa cara membersihkan hati yang kotor dalam Islam. Cara membersihkan hati dari berbagai penyakit ini terinspirasi dari hadits dari An-Nu’man bin Basyir bahwa Nabi Muhammad bersabda:

أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati”. (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Hati adalah pangkal utama bagi jasad manusia, jika hati rusak karena keruh menghitam oleh maksiat, maka seluruh jasad juga akan rusak, sehingga menimbulkan sikap yang tidak dilandasi dengan akhlak mulia dan budi pekerti yang baik.

Begitu juga sebaliknya, jika hati baik, yaitu bersih dan suci dari segala maksiat, maka baik pula lah seluruh jasad tersebut. Sehingga menimbulkan sikap yang baik, dilandaskan oleh akhlak mulia dan budi pekerti yang baik.

Untuk mendapatkan hati yang bersih perlulah sebuah mujahadah (perjuangan) yang berat dan panjang. Sebab dalam hal menuju Allah tidaklah mudah, juga tidak diraih dengan suatu proses yang instan, melainkan perlu kemauan yang kuat dan kesabaran yang hebat.

Apalagi di zaman modern seperti sekarang ini, kemaksiatan sudah merajalela, membuat hati ikut terbawa arusnya, sehingga banyak orang yang bersikap dan berperilaku buruk. Maka untuk membersihkan hati bukan hal yang mudah dalam kondisi seperti sekarang ini.

Dr. Asep Akhmad Hidayat, M.A dalam bukunya yang berjudul Mata Air Bening Ketenangan Jiwa: Pintu Masuk Ketenteraman dan Kemuliaan Hidup (ESQ Perspektif Tasawuf) menjelaskan sebagian lagkah-langkah dalam membersihkan hati dari penyakit yang keruh karena dosa-dosa maksiat, baik dosa yang besar maupun yang kecil.

Berikut 17 cara membersihkan hati dalam Islam yang kotor, sebagaimana yang dijelaskan dari buku Mata Air Bening Ketenangan Jiwa:

1. Ikhlas dalam bekerja 

Melakukan semua pekerjaan dan perbuatan adalah semata-mata karena Allah, karena itu perlu memperkuat keikhlasan hati agar tidak salah dalam mendasari niat di setiap amal.

2. Hendaklah bersikap zuhud 

Nabi Muhammad SAW berpesan, “Zuhudlah kamu terhadap dunia niscaya Allah akan mencintai kamu, dan zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia, pasti mereka mencintaimu.” (HR. Ibnu Majah).

Yang dimaksud dengan bersikap zuhud adalah bersikap sederhana terhadap dunia, yaitu tidak mencintai semua hal yang berbau duniawi—seperti harta, kekayaan, kekuasaan dan lain sebagainya. Juga menjauhi hal-hal yang terlalu berlebihan perihal dunia, sehingga lalai akan akhirat.

3. Biasakan membaca Al-Qur’an dengan khusyuk 

Al-Qur’an merupakan obat bagi semua jenis penyakit yang menghampiri hati—kesedihan, was-was, gundah dan lain sebagainya. Membacanya merupakan pengobatan untuk hati yang sedang sakit. Juga perlu membaca Al-Qur’an dengan khusyuk, yaitu dengan mentadaburinya.

4. Perbanyak mohon ampun pada Allah SWT 

Ibarat baju yang dicuci dengan sabun cuci, maka istighfar merupakan sabun cuci untuk membersikan hati yang kotor. Setiap manusia tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu istighfar menjadi salah satu cara memohon ampun kepada Allah atas semua salah dan khilaf.

5. Kerjakan shalat Tahajud setiap malam

Setiap muslim yang mengamalkan shalat tahajud, maka drajatnya akan diangkat oleh Allah SWT. Sebagaimana Allah berfirman, "Dan pada sebagian malam, dirikanlah shalat tahajud sebagai ibadah tambahan bagimu. Semoga Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." (QS. Al-Isra:79).

6. Kosongkan perut dengan berpuasa 

“Sembuhkanlah hatimu di kala luka dengan lima perkara, kelak kau akan Bahagia. Kosongkan perutmu dan bacalah Al-Qur’an. Banyaklah istighfar pada Tuhanmu. Lakukanlah tahajud di tengah malam, dan dekatilah orang saleh.” (Syair Sufi).

7. Perbanyaklah dzikir setiap waktu 

Dengan memperbanyak dzikir kepada Allah setiap waktu, akan menjaga lisan dari mengucapkan hal-hal yang tidak bermanfaat.

8. Duduklah bersama orang-orang saleh 

Dengan mendengarkan nasihat dari orang-orang shaleh dan menjadikannya teman, akan memberikan pengaruh terhadap diri sendiri.

9. Hindarkan diri dari lilitan hutang 

Utang  adalah penghalang untuk mendapatkan ridha Allah dan masuk ke dalam surga-Nya. Utang juga yang akan menggerogoti segala amal kebajikan yang dilakukan di dunia. 
Bahkan Rasulullah dalam setiap sholatnya sering memohon kepada Allah SWT supaya terhindar dari masalah utang, "Allahumma inni a'uudzu bika min al-ma'tsami wa al-maghram, Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari berbuat dosa dan lilitan utang.” 

10. Jauhkan diri dari praktik riba 

Riba dapat membuat yang miskin semakin miskin dan yang kaya semakin kaya, maka riba haram hukumnya. Dalam sebuah hadis disebutkan tentang pelarangan riba, yaitu Dari Jabir dia berkata, "Rasulullah SAW melaknat pemakan riba, pembayar (pemberi) riba, juru tulis riba, dan saksi-saksi riba." Dia berkata, "Mereka semua sama" (HR Abu Daud).

11. Mari kita bersabar 

Di setiap kesulitan terdapat kesabaran. Yakinlah sesulit apapun cobaan yang datang, hadapi ia dengan kesabaran, karena Allah akan hadirkan pertolongan setelah kesabaran itu. Dan Dia bersama orang-orang yang bersabar.

12. Tawakal, Faidza ‘azamta fatawakkal ‘alallah 

Cukupkan Allah menjadi menjadi penolong kita dan Allah adalah sebaik-baik pelindung. Tak ada yang pantas untuk dimintai pertolongan juga perlindungan selain kepada-Nya, karena hanya Allah yang Maha Kuasa atas seluruh yang terjadi di dunia.

13. Syukuri apa yang telah dimiliki 

Bersyukur atas semua yang diberikan oleh Allah, entah itu cobaan ataupun kenikmatan adalah sebuah ujian untuk menguji kekuatan iman.

14. Jangan putus asa, rahmat Allah itu luas 

Mengeluh dan berputus asa tidaklah menghasilkan keuntungan, oleh karena itu seberat apapun ujian yang dihadapi, maka jangan berputus asa, karena rahmat-Nya tidak pernah terputus untuk hamba-Nya yang selalu memohon kepada-Nya.

15. Jadikan masjid tempat berteduh hati 

Saat hati sedang gundah, penuh dengan kesibukan dunia, maka masjid adalah tempat untuk berteduh hati. Singgah sebentar untuk melakukan ibadah di dalamnya, menenangkan hati dari segala keruwetan aktivitas dunia.

16. Sisihkan waktu untuk tadabur alam 

Allah menjadikan semua peristiwa yang terjadi di dunia ini tidaklah dengan sia-sia, melainkan ada hikmah dan pelajaran di dalamnya. Maka barang siapa yang mau berpikir tentang semua yang terjadi, akan mampu menemukan dan mendapatkan peran dari-Nya. Oleh karena itu perlu lah sekiranya untuk mentadaburi alam walau sejenak.

17. Sempatkan waktu untuk khalwat dan uzlah 

Manhaj (metode) Rasulullah Saw yang telah dilupakan oleh kebanyakan orang adalah dengan melakukan khalwat. Tidaklah cukup seseorang dikatakan beriman dengan seluruh amal ibadahnya sebelum ia berkhalwat dengan Allah dan uzlah dari manusia untuk beberapa hari.

Menenangkan diri dari kesibukan duniawi, lantas berdzikir kepada Allah siang dan malam, memohon ampunan kepada-Nya, juga muhasabah diri atas semua kesalahan dan khilaf yang dilakukan.

Demikian pandangan Islam tentang cara agar hati menjadi bersih akibat kotoran dosa-dosa maksiat. Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu dirahmati oleh Allah SWT. 

Sumber : Dr. Asep Akhmad Hidayat, M.A  (ESQ Perspektif Tasawuf) 

Semoga bermanfaat....

Senin, 29 Juni 2020

17 PANDUAN RASULULLAH SAW DALAM BERBISNIS

Edisi Senin, 29 Juni 2020 M / 8 Dzulqa'idah 1441 H

Rasululah SAW sangat banyak memberikan petunjuk mengenai etika bisnis yang baik bagi umatnya, berikut ada 17 petunjuk dalam berbisnis, yaitu:

1. Prinsip Esensial dalam Bisnis adalah Kejujuran 

Dalam doktrin Islam, kejujuran merupakan syarat fundamental dalam kegiatan bisnis. Rasulullah sangat intens menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis. Dalam tataran ini, beliau bersabda: “Tidak dibenarkan seorang muslim menjual satu jualan yang mempunyai aib, kecuali ia menjelaskan aibnya” (H.R. Al-Quzwani). “Siapa yang menipu kami, maka dia bukan kelompok kami” (H.R. Muslim). Rasulullah sendiri selalu bersikap jujur dalam berbisnis. Beliau melarang para pedagang meletakkan barang busuk di sebelah bawah dan barang baru di bagian atas.

2. Kesadaran Tentang Signifikansi Sosial Kegiatan Bisnis 

Pelaku bisnis menurut Islam, tidak hanya sekedar mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya, sebagaimana yang diajarkan Bapak ekonomi kapitalis, Adam Smith, tetapi juga berorientasi kepada sikap ta’awun (menolong orang lain) sebagai implikasi sosial kegiatan bisnis. Tegasnya, berbisnis, bukan mencari untung material semata, tetapi didasari kesadaran memberi kemudahan bagi orang lain dengan menjual barang.

3. Tidak Melakukan Sumpah Palsu 

Rasulullah sangat intens melarang para pelaku bisnis melakukan sumpah palsu dalam melakukan transaksi bisnis. Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari, Nabi bersabda, “Dengan melakukan sumpah palsu, barang-barang memang terjual, tetapi hasilnya tidak berkah”. Dalam hadis riwayat Abu Zar, Rasulullah SAW mengancam dengan azab yang pedih bagi orang yang bersumpah palsu dalam bisnis, dan Allah tidak akan memperdulikannya nanti di hari kiamat (H.R. Muslim). Praktek sumpah palsu dalam kegiatan bisnis saat ini sering dilakukan, karena dapat meyakinkan pembeli, dan pada gilirannya meningkatkan daya beli atau pemasaran. Namun, harus disadari, bahwa meskipun keuntungan yang diperoleh berlimpah, tetapi hasilnya tidak berkah.

4. Ramah-tamah dan Santun 

Seorang palaku bisnis, harus bersikap ramah dan santun dalam melakukan bisnis. Nabi Muhammad SAW mengatakan, “Allah merahmati seseorang yang ramah dan toleran dalam berbisnis” (H.R. Bukhari dan Tarmizi).

5. Jangan Berpura-pura 

Tidak boleh berpura-pura menawar dengan harga tinggi, agar orang lain tertarik membeli dengan harga tersebut. Sabda Rasulullah, “Janganlah kalian melakukan bisnis najsya (seorang pembeli tertentu, berkolusi dengan penjual untuk menaikkan harga, bukan dengan niat untuk membeli, tetapi agar menarik orang lain untuk membeli).

6. Tidak Boleh Memfitnah Bisnis Orang Lain 

Kita tidak boleh menjelekkan bisnis milik orang lain. Agar orang membeli kepadanya. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain” (H.R. Muttafaq ‘alaih).

7. Tidak Melakukan Ihtikar 

Ihtikar ialah (menumpuk dan menyimpan barang dalam masa tertentu, dengan tujuan agar harganya suatu saat menjadi naik dan keuntungan besar pun diperoleh). Rasulullah melarang keras perilaku bisnis semacam itu.

8. Takaran, Ukuran dan Timbangan Harus Benar 

Dalam perdagangan, timbangan yang benar dan tepat harus benar-benar diutamakan. Firman Allah: “Celakalah bagi orang yang curang, yaitu orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi” (QS. 83: 112).

9. Tidak Mengganggu Ibadah 

Bisnis tidak boleh menggangu kegiatan ibadah kepada Allah. Firman Allah, “Orang yang tidak dilalaikan oleh bisnis lantaran mengingat Allah, dan dari mendirikan shalat dan membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang hari itu, hati dan penglihatan menjadi goncang”.

10. Membayar Upah Sebelum Kering Keringat Karyawan 

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Berikanlah upah kepada karyawan, sebelum kering keringatnya”. Hadist ini mengindikasikan bahwa pembayaran upah tidak boleh ditunda-tunda. Pembayaran upah harus sesuai dengan kerja yang dilakuan.

11. Tidak Monopoli 

Salah satu keburukan sistem ekonomi kapitalis ialah melegitimasi monopoli dan oligopoli. Contoh yang sederhana adalah eksploitasi (penguasaan) individu tertentu atas hak milik sosial, seperti air, udara dan tanah dan kandungan isinya seperti barang tambang dan mineral. Individu tersebut mengeruk keuntungan secara pribadi, tanpa memberi kesempatan kepada orang lain. Ini dilarang dalam Islam.

12. Jangan Berbisnis dalam Keadaan Berbahaya 

Tidak boleh melakukan bisnis dalam kondisi eksisnya bahaya (mudharat) yang dapat merugikan dan merusak kehidupan individu dan sosial. Misalnya, larangan melakukan bisnis senjata di saat terjadi chaos (kekacauan) politik. Tidak boleh menjual barang haram, seperti anggur kepada produsen minuman keras, karena ia diduga keras, mengolahnya menjadi miras. Semua bentuk bisnis tersebut dilarang Islam karena dapat merusak esensi hubungan sosial yang justru harus dijaga dan diperhatikan secara cermat.

13. Menjual Barang yang Suci dan Halal 

Komoditi bisnis yang dijual adalah barang yang suci dan halal, bukan barang yang haram, seperti babi, anjing, minuman keras, ekstasi, dsb. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan bisnis miras, bangkai, babi dan “patung-patung” (H.R. Jabir).

14. Bisnis Dilakukan dengan Suka Rela 

Hendaknya jangan ada paksaan dalam berbisnis. Firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan cara yang batil, kecuali dengan jalan bisnis yang berlaku dengan suka-sama suka di antara kamu” (QS. 4: 29).

15. Lunasi Kredit yang Menjadi  Tanggungan 

Segera melunasi kredit atau hutang yang menjadi kewajibannya. Rasulullah memuji seorang muslim yang memiliki perhatian serius dalam pelunasan hutangnya. Sabda Nabi SAW, “Sebaik-baik kamu, adalah orang yang paling segera membayar hutangnya” (H.R. Hakim).

16. Memberikan Tenggang Waktu kepada Kreditor 

Memberi tenggang waktu apabila pengutang (kreditor) belum mampu membayar. Sabda Nabi SAW, “Barang siapa yang menangguhkan orang yang kesulitan membayar hutang atau membebaskannya, Allah akan memberinya naungan di bawah naunganNya pada hari yang tak ada naungan kecuali naungan-Nya” (H.R. Muslim).

17. Bisnis Bersih dari Unsur Riba 

Bahwa bisnis yang dilaksanakan bersih dari unsur riba. Firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, tinggalkanlah sisa-sisa riba jika kamu beriman (QS. al-Baqarah: 278) Pelaku dan pemakan riba dinilai Allah sebagai orang yang kesetanan (QS. 2: 275). Oleh karena itu Allah dan Rasulnya mengumumkan perang terhadap riba.

Sumber artikel: Deshion.com 

Semoga bermanfaat....

Minggu, 28 Juni 2020

17 HADITS TENTANG ANJURAN RASULULLAH UNTUK MENYAYANGI BINATANG

Edisi Ahad, 28 Juni 2020 M / 7 Dzulqa'idah 1441 H

Islam merupakan agama yang sempurna, dimana seluruh aspek kehidupan manusia telah diatur sedemikian rapi. Hal ini karena Islam datang membawa kasih sayang dan rahmat bagi alam semesta. Di antara bentuk rahmat agama ini bahwa ia telah sejak dahulu menggariskan kepada pemeluknya agar berbuat baik dan menaruh belas kasihan terhadap binatang. 
Prinsip ini telah ditancapkan jauh sebelum munculnya organisasi/kelompok pecinta atau penyayang binatang.

Karena menyayangi binatang adalah bagian dari ajaran agama ini, maka sepanjang sejarah umat Islam, mereka menjaga dan menjalankan prinsip ini dengan baik. Namun ada perbedaan yang mendasar sekali antara keumuman kelompok pecinta binatang dengan kaum muslimin dalam menyayangi binatang. Kaum muslimin melakukannya karena sikap patuh terhadap perintah agama dan adanya harapan mendapatkan pahala dari menyayangi binatang serta takut terhadap azab neraka bila sampai menzalimi binatang. Nabi bersabda:

مَنْ لَا يَرْحَمْ لَا يُرْحَمْ

“Orang yang tidak menyayangi maka tidak disayangi (oleh Allah l).” (HR. Al-Bukhari no. 6013)

Hadits-hadits dibawah ini menunjukkan betapa besar perhatian orang-orang terdahulu terhadap saran-saran Rasulullah tentang kasih sayang terhadap binatang. Walaupun hakekatnya semua itu masih sedikit sekali porsinya, ibarat setetes air di lautan, namun hal ini telah memberikan alasan yang cukup kuat bahwa Islam-lah yang menjadi peletak dasar sikap menyayangi binatang, tidak seperti yang diduga oleh orang-orang yang sedikit pengetahuannya tentang Islam. 

Mereka mengira bahwa yang pertama kali mencetuskan itu adalah orang-orang Eropa yang non muslim. Padahal ajaran sikap itu benar-benar dari Islam. Hanya saja mereka mampu mengembangkan dan merumuskannya secara lebih sistematis dan mengimplementasikannya, di samping mendapat dukungan dari Negara, sehingga sikap menyayangi binatang di kalangan mereka sudah menjadi ciri khas. 

Hal inilah yang menyebabkan adanya orang-orang yang menduga bahwa ajaran itu berasal dari mereka yang non muslim. Lebih-lebih setelah mereka melihat realita sosial di kalangan muslimin yang tidak banyak memberikan perhatian khusus terhadap dunia binatang. Akhirnya merekalah yang secara intensif memberikan suaka terhadap binatang.

Berikut ini beberapa hadits tentang anjuran menyayangi binatang :

1. Hadits Kesatu 

 اَفَلاَتَتَّقِ اﷲَ فِى هٰذِهِ اْلتَيْتَتِ الَّتِيْ مَلَّكَكَ اﷲُ اِيَّاهَا فَاِكَنَنَّهُ شَكَا ُّاِلَىَّ اَنَّكَ تُحِيْعُهُ وَتُدْءِبُهُ .

“Apakah engkau tidak takut kepada Allah mengenai binatang ini, yang telah diberikan kepadamu oleh Allah? Dia telah melapor kepadaku bahwa engkau telah membiarkannya lapar dan membebaninya dengan pekerjaan-pekerjaan yang berat.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud (1/400), Imam Hakim (2/99-100), Imam Ahmad (1/204-205), Abu Ya’la di dalam Musnad-nya (1/318).

“Suatu hari Nabi memboncengkan saya. Kemudian beliau bercerita kepada saya cerita rahasia, dan saya tidak boleh menceritakannya kepada seorang pun, yaitu bahwa yang biasa dipergunakan oleh Nabi untuk berlindung ketika melaksanakan hajatnya adalah perbukitan atau pepohonan kurma yang terbentang. (Suatu saat) Nabi memasuki sebuah kebun milik salah seorang sahabat Anshar. Tiba-tiba beliau melihat seekor onta. (Ketika beliau melihatnya, maka beliau mendatanginya dan mengelus bagian pusat sampai punuknya serta kedua tulang belakang telinganya. Kemudian onta itu tenang kembali). Beliau berseru: “Siapa pemilik onta ini?! Milik siapa ini?!” Kemudian datanglah seorang pemuda dari golongan Anshar, lalu berkata: “Wahai Rasul, onta itu milik saya.” Lalu beliau bersabda: (Lalu perawi menyebutkan hadits di atas).”

2. Hadits Kedua 

  ٢١  -   اِرْكَبُوْاهٰذِهِ الدَّوَابَّ سَالِمَةً , وَاَيتَدْعُوْهَا سَالِمَةً , وَرَتَتَّخِذُوْ هَاكَرَسِىَ .
                                                                                                       
“Naikilah binatang-binatang tunggangan ini dalam keadaan selamat, dan lepaskanlah mereka dalam keadaan selamat pula. Janganlah kalian jadikan mereka sebagai kursi.” 

Hadits ini disampaikan oleh Imam Hakim (1/444, 2/100), Al-Baihaqi (5/225), Imam Ahmad (3/446, 4/234), dan Imam Ibnu Asakir (3/91/1).

Sementara itu Imam Ahmad (3/439, 340)  memberi tambahan:

فَرُبَّ مَرْكُوْبَةٍٍ خَيْرٌ مِنْ رَاكِبَهَا ¸ وَاَكْثَرُ ذِكْرُ اﷲِ مِنْهُ .

“Banyak binatang tunggangan lebih baik dari pemiliknya dan lebih banyak dzikirnya.”

3. Hadits Ketiga 

 اِيَّاكُمْ اَنْ تَتَّخِذُوْا ظُهُوْرَدَوَابِّكُمْ مَنَابِرَ , فَاِنَّ اﷲَ تَحَالىٰ اِنَّمَا سَخَّرَ هَالَكُمْ لِتُبَلِّغُكُمْ اِلىٰ بَلَدٍ لَمْ تَكُوْنُوْابَا لِغِيْهِ اِلاَّ بِشِقِّ اْلاَ نْفُسِ , وَجَعَلَ لَكُمُ اْلاَرْضَ فعَلَيْهَا فَاقْضُوْا حَاجَاتِكُمْ

“Hindarilah menjadikan punggung-punggung binatang piaraanmu sebagai mimbar. Sebab Allah SWT menaklukkannya bagi kalian adalah agar kalian dapat mencapai daerah yang sulit dicapai kecuali dengan memayahkan diri. Dan Dia telah menciptakan bumi untuk kalian, maka penuhilah kebutuhan kalian di atasnya.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud (nomor: 2561), Al-Baihaqi dari Abu Dawud (5/255), dan Abul Qasim di dalam majlis ke seratus dua puluh delapan dari kitab Al-amali, serta Ibnu Asakir (19/85/1) dari dua jalur, yakni Yahya bin Abi Amer As-Syaibani.

4. Hadits Keempat 

  ٢۳ -,,  اِتَّقُ اﷲَ هٰذِهِ اْلبَهَا ءٍم اْلمُعْجَمَةِ ، فَارْكَبُوْهَا صَالِحَةً ، وَكُلُوْ هَأ صَالِحَةُ ،،

”Takutlah kepada Allah dalam (memelihara) binatang-binatang yang tak dapat bicara ini, Tunggangilah mereka dengan baik dan berilah makanan dengan baik pula.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud (nomor : 2448) dari jalur Muhammad bin Muhajir dari Rabi’ah bin Zaid dari Abu Kabsyah As-Saluli dari Sahal bin Handzalah yang meriwayatkan:

“Rasulullah melewati seekor onta yang punggungnya telah bertemu dengan perutnya (sangat kurus), lalu beliau bersabda: (Perawi menyebutkan kalimat seperti hadits di atas). Hadits ini sanadnya shahih, sebagaimana dikatakan Imam Nawawi dalam Ar-Riyadh dan dalam hal ini dipakai pula oleh Al-Manawi.”

Sanad itu diperkuat pula oleh Abdurrahman bin Yazid bin Jabir dengan pernyataannya: “Saya diberi hadits oleh Rabi’ah bin Yazid, yang isinya sama dengan hadits di atas namun redaksinya lebih sempurna, yaitu:

“Rasulullah keluar untuk memenuhi suatu keperluan. Kemudian melihat seekor onta yang diderumkan di depan pintu masjid sejak siang hari. Namun sore harinya beliau melihatnya masih dalam keadaan yang sama. Melihat keadaan ini, beliau bertanya: “Dimanakah pemilik onta ini? Cari dia!” Ternyata tidak ada, lalu beliau bersabda: “Bertaqwalah kepada Allah dalam (memelihara) binatang ini. Tunggangilah dalam keadaan baik dan dalam keadaan gemuk.” Saat itu beliau seperti baru saja marah.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Hibban (844), Imam Ahmad (4/180-181), dengan sanad yang shahih sesuai dengan syarat Bukhari.

5. Hadits Kelima 

 ٢٤ -   اَفَلاَ قَبِلَ هذَا ؟ اَتُرِيْدُ اَنْ تُمِيْتَهَا مَوْتَتَيْنِ ؟

 “Mengapa tidak engkau lakukan sebelumnya? Apakah engkau ingin membunuhnya dua kali?”

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani di dalam Al-Kabir (3/40/1), Al-Ausath (1/31/1), dan Al-Baihaqi (9/280), dari Yusuf bin Addi dari Abdurrahamn bin Sulaiman Ar-Razi dari ‘Ashim Al-Ahwal, dari Ikrimah dari Ibnu Abbas yang menuturkan:

”Rasulullah  mendapati seorang laki-laki yang meletakkan kakinya di atas pantat seekor kambing sambil mengasah alat sembelihannya. Kambing itu meliriknya. Lalu Nabi bersabda: (beliau bersabda seperti hadits di atas).”

Di dalam penegatifan (penghilangan) terhadap perwai-perawi hadits tersebut jelas memerlukan penilaian tersendiri, sebab Imam Hakim (4/231-233) dari jalur  Abdurrahman bin Mubarak dari Hammad bin Zaid, dari ‘Ashim dengan redaksi:

“Apakah engkau telah membunuhnya beberapa kali? Hendaknya engkau sudah menajamkan alat sembelihanmu sebelum engkau menidurkannya.”

6. Hadits Keenam 

 ٢٥ -    مِنْ فَجَّعَ هٰذِهِ بِوَلَدِهَا ؟ رُدُّوْا وَلَدَهَااِلَيْهَا .

“Siapa yang mengejutkan burung ini dengan mengambil anaknya? Kembalikanlah anaknya kepadanya.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam Al-Adabul Mufarrad (Hadits nomor 382), Abu Dawud (hadits nomor: 2675), dan Al-Hakim (4/239), dari Abdurrahman bin Abdillah dari ayahnya, yang menceritakan:

“Kami menyertai Rasulullah  dalam suatu perlawatannya. Kemudian beliau pergi untuk memenuhi suatu kebutuhannaya. Lalu kami melihat seekor burung berwarna merah dengan dua ekor anaknya. Kami lalu mengambil kedua anaknya itu. Tatkala induknya datang dia mengepak-ngepakkan sayapnya dan terbang menurun ke dataran menyiratkan kegelisahan dan kekecewaan. Ketika Nabi  datang, beliau bersabda: (kemudian perawi menyebutkan sabdanya seperti tersebut di atas).”

Redaksi hadits di atas adalah milik Abu Dawud. Ia menambahkan kalimat:

“Beliau juga melihat perkampungan semut yang telah kami bakar. Beliau bersabda: “Siapa yang telah membakar tempat ini?” Kami menjawab: “Kamilah yang telah membakarnya.” Lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya tidak ada yang pantas menyiksa dengan api kecuali Tuhan yang memiliki api.”

Sanad hadits ini adalah shahih. Sementara Imam Al-Hakim berkomentar: “Hadits ini sanadnya shahih.” Demikian pula yang dikemukakan oleh Adz-Dzahabi. 

7. Hadits Ketujuh 

٢٦ -   وَالشَّاةُ اِنْ رَحِمْتَهَا رَحِمَكَ اﷲُ .

“(Walau hanya) seekor kambing, (tetapi) jika kamu menyayanginya maka Allah akan menyayangimu.”

"Seseorang berkata: “Wahai Rasul, kami telah menyembelih seekor kambing, tetapi kami melakukannya dengan penuh kasih sayang. Lalu beliau bersabda: (rawi menyebutkan sabdanya di atas).”

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam Al-Adab Al-Mufarrad (hadits nomor: 373), Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Ash-Shaghir (hal. 60) dan Al-Ausath(Juz 1/121/1) dari tambahan yang diberikannya. Ibnu Addi di dalam Al-Kamil (nomor: 259/2).

8. Hadits Kedelapan 

  ٢٧ -   مَنْ رَحِمَ وَلَوْ ذَبِيْحَةَ عُصْفُوْرٍ رَحِمَهُ اﷲُُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ .

“Orang yang mau menyayangi binatang sembelihannya, walau hanya seekor burung, maka Allah akan memberikan rahmat kepadanya kelak di hari kiamat.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam Al-Adab Al-Mufarrad (nomor: 371) dan Tamam di dalam Al-Fawa’id (nomor: 139/1) dari Al-Qasim bin Abdurrahman dari Abu Umamah secara marfu’

9. Hadits Kesembilan 

عُذِبَتِ امْرَاَةٌ فِى هِرَّةٍ سَجَنَْتْهََا حَتّٰى مَا تَتْ ، فَدَخَلَتْ فَيْهَاالنَّارَ ، لاَهِىَ اَطْعَمَتْهَا اِذْحَبِسَتْهَا وَلاَهِىَ تَرَكَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ اْلاَرْضِ .

“Ada seorang wanita yang disiksa karena seekor kucing yang dikurungnya sampai mati. Hanya karena kucing itu ia masuk neraka. Sebab tatkala ia mengurungnya, ia tidak memberinya makan dan minum. Ia juga tidak mau melepaskannya untuk mencari makanan dari serangga dan tumbuh-tumbuhan.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam kitab Shahih-nya (2/78 ) dan di dalam Al-Adabul Al-Mufarrad (hadits nomor: 379), Imam Muslim (7/43), dari hadits Nafi’ dari Abdullah Ibnu Umar secara marfu’. Di samping itu juga diriwayatkan oleh Muslim dan Ahmad (2/507) dari beberapa jalur, semuanya berasal dari Abu Hurairah secara marfu’ pula.

10. Hadits Kesepuluh 

٢٩ -   بَيْنَنَ رَجُلٌ يَمْشِىْ بِطَرِيْقٍ ، اِذِاشْتَدَّتْ عَلَيْهِ الْعَطْشُ فَوَجَدّ بِءْرًافَنَزَلَ فِيْهَا فَشَرِبَ ، وًخَرَجَ ، فَاِذً كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرٰا مِنَ الْعَطْشِ ، فَقَالَ الرَّجُلُ : لَقَدْ بَلَغَ هٰذَالْكَلْبُ مِنَ الْعَطْشِ مِثْلَ الَّذِىْ بَلَغَ مِِنِّى ، فَنَزَلَ الْبِٴْرَ فَمَلاَٴَخُفَّهُ ثُمَّ اَمْسَكَهُ بِِفِيْهِ حَتّٰى رَقَىَ فَسَقَى الْكَلْْبَ ، فَشَكَرَ اﷲَ لَهُ ، فَغَفَرَلَهُ ، فَقَالُوْا :,, يَا رَسُوْلَ اﷲِ وَاِنَّ لَنَا فِى الْبَهَا ءِمِ َلاَجْرًا ؟ ,, فَقَالَ : ,, فِىْ كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رُطْبَةٍ اَجْرٌ ,,

“Konon ada seorang laki-laki yang melintasi jalan. Tiba-tiba ia merasa sangat haus, lalu menemukan sebuah sumur. Ia menuruninya untuk (mengambil air) minum. Selesai minum, ia keluar. Tatkala ia telah keluar ia menjumpai seekor anjing yang menjulur-julurkan lidahnya sambil mencium tanah karena kehausan. Orang itu bergumam dalam hati: “Kasihan, anjing ini benar-benar kehausan, seperti yang baru saja menimpa diriku.” Kemudian ia kembali menuruni sumur itu dan mengisi penuh sepatunya dengan air. Ia gigit sepatu itu hingga sampai lagi di tempat anjing berada. Lalu ia meminumkannya kepada anjing itu. Allah SWT mengucapkan terima kasih kepadanya dan mengampuni dosa-dosanya. Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apakah kami akan memperoleh pahala karena menolong binatang?” Beliau menjawab: “Setiap binatang yang mempunyai jantung basah (hidup) akan mendatangkan pahala.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Malik di dalam Al-Muwaththa’ (hal 929-930). Imam Bukhari juga meirwayatkan hadits itu darinya di dalam kitab Shahih-nya (2/77-78,103, 4/117) dan di dalam Al-Adab Al-Mufarrad (hadits nomor: 378), Muslim (7/44), Abu Dawud (hadits nomor: 2550), dan Imam Ahmad (2/375-517). Semuanya dari Imam Malik dari Suma, seorang budak yang dimerdekakan oleh Abubakar, dari Abu Shaleh As-Siman dari Abu Hurairah secara marfu’.

11. Hadits Kesebelas 

 بَيْنَمَاكَلْبٌ يَطِيْفُ بِرَكِيَّةٍ قَدْكَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطْشُ اِذْ رَاَتْهُ بَغِيٌّ مِنْ بَغَايَا بَنِىْ اِسْرَاءِيْلَ فَنَزَغ عَتْ مُوْقَهَا ، فَاسْتَقَتْ لَهُ بِه فَسَقَتْهُ اِيَّاهُ ، فَغَفَرَ لَهَا بِهِ .

“Konon ada seekor anjing yang berputar-putar di sekeliling sebuah sumur yang hampir mati karena kehausan, tiba-tiba seorang wanita tuna susila dari Bani Israel melihatnya, lalu ia melepaskan sepatunya untuk mengambil air yang kemudian diminumkannya kepada anjing tersebut. Karena amalannya itulah kemudian Allah SWT berkenan mengampuninya.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari (2/376 ), Muslim (7/45) dan Ahmad (2/507), dari hadits Muhammad bin Sirin dari Abu Hurairah secara marfu’.

Riwayat Beberapa Sahabat tentang Kasih Sayang terhadap Binatang 

12. Hadits Keduabelas 

Dari Al-Musayyab bin Dar, menceritakan:

“Saya melihat Umar bin Khattab memukul seorang tukang onta sambil berkata: “Mengapa engkau membebani ontamu dengan beban yang tidak sanggup dipikulnya?”

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad di dalam Ath-Thabaqat (8/127), dengan sanad yang shahih hingga sampai Al-Musayyab bin Dar. 

13. Hadits Ketigabelas 

Dari Ashim bin Ubaidillah bin Ashim bin Umar bin Khatab yang menuturkan sebuah riwayat hadits:
“Bahwasanya ada seorang laki-laki yang mengasah alat sembelihannya dan memegang seekor kambing yang akan dipotongnya. Kemudian Umar memukulnya dengan gagang pedangnya yang mengkilap, sambil berkata: “Apakah engkau akan menyiksa mahluk yang bernyawa? Mengapa engkau tidak mengasahnya sebelum memegang binatang ini?”

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Baihaqi (9/280-281).

14. Hadits Keempatbelas 

Dari Muhammad bin Sirin:

اِنَّ عُمَرَرَضِىَ اﷲُ عَنْهُ رَاٰى رَجُلٌ يَجُرُّ شَاةً لِيَذْبَحَهَا فَضَرَبَهُ بِادُّرَّةِ وَقَالَ : سُقْهَا – لاَاُمَّ لَكَ – اِلَى اْلمَوْتِ سَوْقًا جَمِيْلاً .

“Bahwasanya Umar bin Khattab ra. melihat seorang laki-laki menyeret seekor kambing yang akan disembelihnya. Kemudian beliau memukulnya dengan gagang pedangnya, kemudian berkata: “Giringlah, -celaka engkau- untuk menyongsong kematiannya dengan cara yang baik.”

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al-Baihaqi.

15. Hadits Kelimabelas 

Dari Wahab bin Kisan, ia menyebutkan:

  اِنَّ ابْنَ عُمَرَرَاٰى رَاعِىْ غَنَمٍ فِىْ مَكَانٍ قَبِيْحٍ ، وَقَدْرَاٰى ابْنُ عُمَرَ مَكَانًا اَمْثَلَمِنْهُ ، فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ : وَيْحَكَ يَا رَاعِى حَوِّلْهَا ، فَاِنِّى سَمِعْتُ النَّبِىَّ صَلَّى اﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : كُلُّ رَاعٍ مَسْءُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِه

“Bahwasanya Ibnu Umar melihat seorang penggembala kambing di tempat yang menjijikkan. Padahal beliau melihat tempat yang lebih layak. Oleh karena itu beliau marah: “Celaka kamu, wahai penggembala kambing. Pindahkan kambingmu itu, sebab saya pernah mendengar Rasulullah e bersabda: “Setiap penggembala (pemimpin) akan dimintai pertanggung-jawabannya.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad (hadits nomor: 5869) dengan sanad hasan.

16. Hadits Keenambelas 

Dari Mu’awiyah bin Qurrab, ia berkata:

كَانَ لاَِبِى الدَّرْدَاءِ جَمَلٌ يُقَالُ لَهُ (دَمُوْنٌ) ، فَكَانَ اِذَا اِسْتَعَارُوْهُ مِنْهُ قَالَ : لاَتُحَمِّلُوْا عَلَيْهِ اِلاَّ كَذَا وَكَذَا ، فَاِنَّهُ لاَيَطِيْقُ اَكْثَرَمِنْ ذٰالِكَ ، فَلَمَّ حَضَرَتْهُ اْلوَفَاقَلَ : يَادَمُوْنُ لاَ تُخَاسِمْنِى غَدًا عِنْدَرَبِّى ، فَاِنِّ لَمْ اَكُنْ احَمِّلُ عَلَيْكَ اِلاَّ مَا تُطِيْقُ .

“Abu Darda’ mempunyai seekor onta yang bernama Damun. Apabila ada orang yang menyewanya, maka ia berpesan: “Janganlah engkau muati binatang ini kecuali sekian. Sebab dia tidak kuat mengangkat yang lebih berat dari itu.” Tatkala binatang itu mati, ia berkata: “Wahai Damun, janganlah engkau menggugat saya kelak di hadapan Tuhan saya, sebab saya tidak pernah membebani kamu, kecuali apa yang engkau mampu.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Al-Hasan Al-Akhmimi di dalam kitab haditsnya (63/1).

17. Hadits Ketujuhbelas 

Dari Abu Utsman Tsaqafi, ia menuturkan:

كَانَ لِعُمَرَ بْنِ عَبْدُ الْعَزِيْزِ رَضِىَ اﷲُ عَنْهُ غُلاَمٌ يَعْمَلُ عَلىٰ بَغْلٍ لَهُ يّأْتِيْهِ بِدِرْهَمٍ كُلَّ يَوْمٍ ، فَجَاءَ يَوْمًا بِدِرْهَمٍ وَنِصْفٍ فَقَالَ : اَمَ بِذٰالِكَ ؟ قَالَ : نَفَقْتُ السَّوْقَ ، قَالَ : لاَ وَلٰكِنَّكَ اَتْعَبْتَ الْبَغْلَ ! اَجَمَّهُ ثَلاَثَةَ اَيَّامٍ .

“Umar bin Abdulaziz mempunyai seorang pelayan yang mengurusi bighalnya (sejenis keledai). Ia memberinya upah satu dirham setiap harinya. Suatu hari ia memberinya satu setengah dirham. Kemudian ia berkata: “Tidakkah jelas bagimu (maksud saya ini)?” Pelayan itu menjawab: “(Mungkin) karena barang-barang dagangan (Anda) laku keras. Umar menjawab: “Bukan karena itu, tapi karena kamu telah membebani bighal ini dengan beban yang terlalu berat, hingga ia kepayahan. Karena itu istirahatkanlah ia selama tiga hari.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam Az-Zuhd (19/59/1) dengan sanad yang shahih sampai kepada Abu Utsman. 

Sumber : www.alquran-sunnah.com

Semoga bermanfaat....

Sabtu, 27 Juni 2020

17 KEISTIMEWAAN BINATANG YANG DISEBUT DALAM AL-QUR'an

Edisi Sabtu, 27 Juni 2020 M / 6 Dzulqa'idah 1441 H

Al Quran diturunkan dengan segala kesempurnaannya, tak ada cacat satupun di dalamnya, semuanya mengandung hikmah, dari struktur kalimatnya, kosa katanya, hurufnya bahkan penulisannyapun mengandung makna.

Dalam kitab suci umat Islam, Alquran, banyak disebutkan nama-nama binatang. Baik binatang bertulang belakang maupun binatang tanpa tulang belakang. Dari yang berukuran kecil sampai yang berukuran besar. Nama–nama binatang tersebut diyakini umat Islam, disebutkan sebagai bahan pelajaran untuk kebaikan manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini. 

Seiring kemajuan zaman, banyak ilmuan yang meneliti binatang yang disebutkan dalam Alquran dan menemukan banyak keistimewaan pada binatang tersebut.

Berikut ini nama-nama binatang yang disebutkan dalam alquran dan keistimewaannya :

1. Unta 

Disebutkan di surat Al-Ghasyiyah ayat 17
اَفَلَا يَنْظُرُوْنَ اِلَى الْاِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْۗ
Maka tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana diciptakan?

Binatang yang dijuluki kendaraan padang pasir ini terdapat dalam Alquran pada Surat Al Ghaasyiyah : 17. Keistimewaan Unta ialah didesain bertahan hidup di cuaca yang ekstrim di padang pasir. Ketika badai pasir menerpa, kelopak matanya yang transparan menjadikannya tetap bisa mengamati keadaan sekitar walaupun matanya tertutup. Hidungnya pun didesain memiliki penutup khusus agar debu dan pasir tidak mengganggu pernafasannya. Kemampuannya meminum air hingga sepertiga tubuhnya dalam waktu relatif cepat dan persediaan lemak di punuknya hingga 40 kg, menjadikannya mampu bertahan hidup delapan hari dalam suhu 50 derajat celcius.

2. Burung Gagak 

Disebutkan dalam alquran surat Al Maidah ayat 31. 
فَبَعَثَ اللّٰهُ غُرَابًا يَّبْحَثُ فِى الْاَرْضِ لِيُرِيَهٗ كَيْفَ يُوَارِيْ سَوْءَةَ اَخِيْهِ ۗ قَالَ يٰوَيْلَتٰٓى اَعَجَزْتُ اَنْ اَكُوْنَ مِثْلَ هٰذَا الْغُرَابِ فَاُوَارِيَ سَوْءَةَ اَخِيْۚ فَاَصْبَحَ مِنَ النّٰدِمِيْنَ ۛ
Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya (Qabil). Bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata, “Oh, celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Maka jadilah dia termasuk orang yang menyesal.

Penelitian modern akhir-akhir ini baru menyadari jika burung gagak ternyata memiliki kecerdasan di atas rata-rata binatang lainnya yang sebelumnya dikenal cerdas seperti anjing, lumba-lumba, gajah, serta simpanse. Kecerdasan burung ini telah menarik perhatian para ilmuwan untuk menelitinya lebih lanjut melalui serangkaian percobaan. Hasilnya, diketahui burung ini sangat kreatif menggunakan logikanya untuk memecahkan masalah.

3. Kuda 

Disebutkan dalam alquran Surat Al-Anfal ayat 60
وَاَعِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَاطِ الْخَيْلِ
Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah.

Kuda adalah binatang yang gesit, lincah dan tangguh untuk menjelajah berbagai medan di permukaan bumi ini. Hampir seluruh bangsa di dunia ini menjadikan kuda sebagai kendaraan perang mereka. Allah Ta'ala telah merancang tubuh kuda dengan kokoh dan berimbang untuk menopang ketika dia berlari cepat agar tidak mudah terjerembab. Sementara bentuk lekuk tubuhnya yang proporsional sangat nyaman untuk dikendarai, bahkan menurut penelitian dapat memberi efek bagus bagi kesehatan punggung penunggangnya.

4. Serangga Lalat, Laba-laba dan Lebah 

 a. Lalat 
Serangga ini disebutkan dalam alquran surat Al-Hajj : 73. 
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ لَنْ يَّخْلُقُوْا ذُبَابًا

Wahai manusia! Telah dibuat suatu perumpamaan. Maka dengarkanlah! Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun.

Lalat memiliki kepandaian merubah arah secara cepat saat terbang. Oleh karena itu begitu sulit menebak arah terbang lalat. Kemampuan terbangnya sangat ajaib. Serangga ini dapat terbang ke arah mana saja tanpa takut terpengaruh oleh arah dan kecepatan angin. Dalam melakukan manuver, lalat bisa secara tiba-tiba mengubah arah ke segala penjuru tanpa mengurangi kecepatan.

 b. Laba-Laba 
Disebutkan dalam surat Al 'Ankabut ayat 41.
مَثَلُ الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْلِيَاۤءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوْتِۚ اِتَّخَذَتْ بَيْتًاۗ وَاِنَّ اَوْهَنَ الْبُيُوْتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوْتِۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ
Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, sekiranya mereka mengetahui.

Sebuah fakta mengejutkan diungkap oleh ilmuan modern, benang laba-laba yang tampak rapuh itu ternyata lebih kuat dari baja sekalipun.

 c. Lebah 
Disebutkan dalam surat An-Nahl ayat 68
 وَّمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُوْنَۙ
Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.

Serangga penghasil madu ini sering dijadikan permisalan sebagai orang shalih. Dimana ia mengambil yang baik-baik dan mengeluarkan yang baik-baik pula. Dalam Al Qur'an nama lebah dijadikan sebuah nama surat, yakni surat An Nahl. Dalam surat ini, Allah mewahyukan kepada lebah untuk membuat sarang-sarang di perbukitan, pepohonan, dan bangunan-bangunan yang dibuat manusia dan lebah menaatinya.

5. Semut 

Disebutkan dalam Alquran surat An- Naml ayat 18
حَتّٰىٓ اِذَآ اَتَوْا عَلٰى وَادِ النَّمْلِۙ قَالَتْ نَمْلَةٌ يّٰٓاَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوْا مَسٰكِنَكُمْۚ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمٰنُ وَجُنُوْدُهٗۙ وَهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ
Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.”

Semut merupakan satu-satunya binatang selain manusia yang dapat berperang dengan kelompok yang terorganisasi secara kompleks, melawan kelompok lain yang juga terorganisir. Mereka berperang untuk mendapatkan teritori atau sumber makanan dari koloni semut lainnya. Terkadang, peperangan ini berakhir pada kekalahan total satu pihak, sehingga semut yang masih hidup akan dijadikan budak untuk bekerja di koloni yang menang.

6. Anjing 

Disebutkan dalam surat AL Araaf ayat 176. 
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنٰهُ بِهَا وَلٰكِنَّهٗٓ اَخْلَدَ اِلَى الْاَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوٰىهُۚ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ الْكَلْبِۚ اِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ اَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْۗ ذٰلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَاۚ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ
Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan (derajat)nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia menjulurkan lidahnya (juga). Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir.

Anjing dikenal hewan cerdas, daya penciumannya hebat dan bisa diandalkan manusia untuk membantu pekerjaan mereka. Namun umat muslim dilarang untuk menyentuh air liurnya.
Dalam sebuah penelitian, air liur anjing adalah tempat keluarnya keringat sehingga semua bakteri mengumpul di lidahnya. Air liur anjing dari jenis apapun berbahaya bagi manusia karena mengandung berbagai jenis bakteri patogen.

7. Keledai 

Disebutkan dalam surat Al Jumu’ah ayat 5. 
مَثَلُ الَّذِيْنَ حُمِّلُوا التَّوْرٰىةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوْهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ اَسْفَارًاۗ بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ
Perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa Taurat, kemudian mereka tidak membawanya (tidak mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Al-Jumu’ah: 5)

Di ayat ini Allah SWT menyebutkan keledai adalah simbol kebodohan. Oleh karena itu, manusia harus mengambil pelajaran agar tidak memiliki sikap hidup seperti keledai. Namun demikian, keledai juga diberikan kelebihan. Keju dari susu keledai dari peternakan Zasavica Spesial Nature Preserve, Serbia, disebut-sebut merupakan yang termahal di dunia. Konon, Ratu Cleopatra juga dikabarkan menggunakan susu kedelai untuk merawat keindahan kulitnya.

8. Katak 

Disebutkan dalam surat Al A'raaf ayat 133. 
فَاَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوْفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ اٰيٰتٍ مُّفَصَّلٰتٍۗ فَاسْتَكْبَرُوْا وَكَانُوْا قَوْمًا مُّجْرِمِيْنَ
Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti-bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.

Dalam sebuah penelitian, katak tidak akan mati meskipun dibekukan. Dalam keadaan denyut jantung, pernapasan, dan sirkulasi darahnya sama sekali berhenti, serta tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan, katak tetap bisa hidup kembali saat es sudah mencair. Hal ini terjadi karena ketika tubuhnya membeku, katak memiliki kemampuan membuat banyak glukosa. Konsentrasi glukosa yang tinggi pada katak akan mencegah air keluar dari sel dan mencegah terjadinya penyusutan. Glukosa yang tinggi juga bisa menurunkan titik beku, sehingga hanya sedikit cairan tubuh yang berubah menjadi es.

9. Belalang. 

Disebutkan dalam surat Al-Qamar ayat 7
خُشَّعًا اَبْصَارُهُمْ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الْاَجْدَاثِ كَاَنَّهُمْ جَرَادٌ مُّنْتَشِرٌۙ
Pandangan mereka tertunduk, ketika mereka keluar dari kuburan, seakan-akan mereka belalang yang beterbangan

Menurut penelitian, belalang mengandung protein yang sangat tinggi. Tak heran jika di beberapa daerah, belalang dijadikan cemilan yang lezat. Ada banyak jenis belalang di dunia ini. Beberapa di antaranya sangat pintar berkamuflase menyerupai daun, bunga atau ranting tanaman. Kaki belakangnya yang panjang dan kuat berguna untuk melompat. Lompatan belalang bisa mencapai 1,5 m jauhnya. Bahkan bisa lebih jauh lagi jika sambil mengepakkan sayapnya.

10. Babi 

Disebutkan dalam surat Al Anam ayat 145 dan Al Maidah ayat 3.
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيْرِ
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi.

Babi adalah binatang yang kerakusannya dalam makan tidak tertandingi binatang lain. Ia melahap semua makanan yang ada di depannya. Jika perutnya telah penuh atau makanannya telah habis, ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi untuk memuaskan kerakusannya. Bahkan ia tak segan memakan kotoran apa pun di hadapannya. Kotoran manusia, binatang atau sampah busuk, bahkan memakan kotorannya sendiri hingga tidak ada yang tersisa. Kadang ia mengencingi kotorannya dan memakannya. Fakta lain adalah bahwa babi tidak memiliki rasa cemburu. Jika dua ayam jantan mereka akan berkelahi memperebutkan sang betina. Namun berbeda dengan dua babi jantan, mereka justru saling bekerjasama untuk menyetubuhi betinanya beramai-ramai.

11. Serigala

Disebutkan dalam Surat Yusuf ayat 17. 
قَالَ اِنِّيْ لَيَحْزُنُنِيْٓ اَنْ تَذْهَبُوْا بِهٖ وَاَخَافُ اَنْ يَّأْكُلَهُ الذِّئْبُ وَاَنْتُمْ عَنْهُ غٰفِلُوْنَ
Dia (Yakub) berkata, “Sesungguhnya kepergian kamu bersama dia (Yusuf) sangat menyedihkanku dan aku khawatir dia dimakan serigala, sedang kamu lengah darinya.”

Serigala hidup dan berburu dalam kelompok. Hal yang menakjubkan dari serigala adalah loyalitas yang ada di antara mereka. Bukan hal aneh bila kita melihat serigala yang sedang terluka, maka serigala lain akan berburu dan mencarikan makan untuknya, dan menjaganya hingga sembuh. Serigala adalah binatang yang setia. Selain setia dengan kawanannya, serigala juga setia dengan pasangannya. Serigala adalah binatang monogami yang hanya mengawini satu lawan jenisnya seumur hidupnya. 

12. Gajah 

Disebutkan dalam surat Al-fiil ayat 1
اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ
Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah.

Kemampuan memori gajah dapat dibuktikan dari cara mengingat rute dan jarak tempuh perjalanan mereka, mengingat anggota satu koloni, serta kemampuan membedakan panggilan untuk masing-masing gajah lainnya. Gajah dapat memanggil gajah lainnya dalam jarak berkilo-kilo meter. Panggilan tersebut bisa melalui teriakan yang cukup keras atau dengan panggilan melalui tanah.

13. Nyamuk 

Disebutkan dalam Surat Al Baqarah ayat 26.
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَسْتَحْيٖٓ اَنْ يَّضْرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوْضَةً فَمَا فَوْقَهَا
Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu.

Konstruksi tubuh nyamuk terbuat dari bahan khusus yang sangat ringan. Hal ini memudahkan mereka terbang dengan kecepatan tinggi. Nyamuk terbang dengan sistem pengindraan khusus untuk mendeteksi tempat mangsanya. Dengan sistem tersebut, nyamuk menyerupai pesawat tempur yang dipersenjatai alat pelacak panas, gas, kelembapan, dan bau. Bahkan, serangga ini mampu melihat sesuai dengan suhu, sehingga mereka dapat menemukan mangsa dalam kegelapan.
  
14. Ikan Paus

Disebutkan dalam surat Ash Shaffat ayat 142. 
فَالْتَقَمَهُ الْحُوْتُ وَهُوَ مُلِيْمٌ
Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.

Sirip paus yang berpunggung bungkuk sangat efisien dalam mendorong paus untuk bergerak, meskipun ikan ini berukuran sangat besar. Sebuah desain yang tepat untuk berenang bagi paus. Efisiensi hidrodinamik terjadi karena adanya tuberkulum dari sirip ikan ini. Hal inilah yang mengilhami Biomechanist Frank Fish memasukkan desain dalam bilah turbin angin. Hasilnya, produksi energi yang lebih banyak dan lebih sedikit suara pada kecepatan rendah.

15. Ular 

Disebutkan dalam surat Thaha ayat 65-71. 
فَاَلْقٰى عَصَاهُ فَاِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُّبِيْنٌ 
Lalu (Musa) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang sebenarnya.

Di dunia ini terdapat ribuan jenis ular yang berbisa maupun tidak berbisa. Banyak ilmuwan yang meneliti berbagai jenis ular untuk kepentingan manusia. Bisa ular juga dijadikan sebagai obat.

16. Sapi 

Disebutkan dalam surat Al Baqarah ayat 67
وَاِذْ قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهٖٓ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تَذْبَحُوْا بَقَرَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَتَّخِذُنَا هُزُوًا ۗ قَالَ اَعُوْذُ بِاللّٰهِ اَنْ اَكُوْنَ مِنَ الْجٰهِلِيْنَ
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Allah memerintahkan kamu agar menyembelih seekor sapi betina.” Mereka bertanya, “Apakah engkau akan menjadikan kami sebagai ejekan?” Dia (Musa) menjawab, “Aku berlindung kepada Allah agar tidak termasuk orang-orang yang bodoh.”

Sapi mempunyai daya penciuman yang sangat tajam dan mampu mencium sesuatu yang berjarak 8 km jauhnya. Sapi juga dapat mendengar suara dengan frekuensi lebih rendah atau lebih tinggi dari yang manusia bisa dengar. Hebatnya, di tanah berlumpur sapi bisa berlari lebih cepat daripada kuda. Hal ini karena kuku kakinya yang melebar sehingga tidak mudah terbenam ke dalam lumpur.

17. Domba 

Disebutkan dalam surat Ash Shad ayat 23
اِنَّ هٰذَآ اَخِيْ ۗ لَهٗ تِسْعٌ وَّتِسْعُوْنَ نَعْجَةً وَّلِيَ نَعْجَةٌ وَّاحِدَةٌ ۗفَقَالَ اَكْفِلْنِيْهَا وَعَزَّنِيْ فِى الْخِطَابِ
Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja, lalu dia berkata, “Serahkanlah (kambingmu) itu kepadaku! Dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan.”
ثَمٰنِيَةَ اَزْوَاجٍۚ مِنَ الضَّأْنِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْمَعْزِ اثْنَيْنِۗ
ada delapan hewan ternak yang berpasangan (empat pasang); sepasang domba dan sepasang kambing.

Seperti binatang ternak lainnya, domba juga termasuk hewan sosial. Mereka suka bergerombol saat mencari makan. Namun tidak seperti sapi, domba lebih selektif memilih rumput untuk dimakannya. Mereka memilih yang segar-segar dan menghindari yang terkontaminasi racun. Domba memiliki visual 270 derajat, sehingga ia tidak perlu menengok untuk mengetahui yang ada di belakangnya. Hal ini karena posisi penglihatannya yang menyamping. Domba memiliki daya ingat mumpuni, mereka mengenali wajah teman-temannya dan juga manusia.

Sumber: Bincang Syariah.com, m.fimela.com 

Semoga bermanfaat....

Jumat, 26 Juni 2020

17 SURAT DAN AYAT-AYAT DALAM AL QUR-AN TENTANG BULAN DAN MATAHARI

Edisi Jum'at, 26 Juni 2020 M / 5 Dzulqa'idah 1441 H

Bulan selalu menemani kita di malam hari saat beraktivitas menggantikan tugas matahari. Bulan dan matahari merupakan ciptaan Allah Subhanallahu Wa Ta’ala. Keduanya memiliki berbagai fungsi, salah satunya sebagai cahaya penerang. 
Diantara fenoma alam yang terjadi karena keberadaan bulan dan matahari adalah peristiwa gerhana. Gerhana matahari dan bulan merupakan salah satu tanda kebesaran Allah SWT. Dengan adanya peristiwa ini, diharapkan manusia bisa kembali bersyukur dan berpikir terhadap tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya itu.

Ada beberapa hikmah di balik fenomena alam gerhana matahari atau bulan. Diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim, bahwasannya saat itu Nabi SAW bersabda, 
“Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua (tanda) dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang dan tidak juga karena kehidupan seseorang. Oleh karena itu, jika kalian melihat hal tersebut, hendaklah kalian berdoa kepada Allah, bertakbir, shalat, dan bersedekah.”

Dengan begitu, bisa disimpulkan bahwa terjadinya gerhana seharusnya mampu menambah keimanan kita dengan melakukan banyak kebaikan seperti berdoa, shalat, dan bersedekah.

Berikut ini adalah beberapa ayat Al-Quran tentang bulan dan matahari , simak selengkapnya dibawah ini :

1. At Taubah Ayat 36 

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

2. Al Baqarah Ayat 189 

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ ۗ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِأَنْ تَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ ظُهُورِهَا وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقَىٰ ۗ وَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ أَبْوَابِهَا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.

3. Yaasiin Ayat 39 dan 40 

Yaasiin Ayat 39 
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ

Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua

Yaasiin Ayat 40 
لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.

3. Al Anbiyaa’ Ayat 33 

وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.

4. An Nahl Ayat 12

وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ وَالنُّجُومُ مُسَخَّرَاتٌ بِأَمْرِهِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya),

5. Ar Rahmaan Ayat 5 

الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ

Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.

6. Al An’aam Ayat 96

فَالِقُ الْإِصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

7. Asy Syams Ayat 1,2 dan 3 

Asy Syams Ayat 1 
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا
Demi matahari dan cahayanya di pagi hari,
Asy Syams Ayat 2 
وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا
dan bulan apabila mengiringinya,
Asy Syams Ayat 3 
وَالنَّهَارِ إِذَا جَلَّاهَا
dan siang apabila menampakkannya,

8. Al Muddatstsir Ayat 32, 33 dan 34

Al Muddatsir Ayat 32 
كَلَّا وَالْقَمَرِ
Sekali-kali tidak, demi bulan,
Al Muddatstsir Ayat 33 
وَاللَّيْلِ إِذْ أَدْبَرَ
dan malam ketika telah berlalu,
Al Muddatstsir Ayat 34 
وَالصُّبْحِ إِذَا أَسْفَرَ
dan subuh apabila mulai terang.

9. Al Insyiqaaq Ayat 14,15,16,17,18 dan 19 

Al Insyiqaaq Ayat 14 
إِنَّهُ ظَنَّ أَنْ لَنْ يَحُورَ
Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya).
Al Insyiqaaq Ayat 15 
بَلَىٰ إِنَّ رَبَّهُ كَانَ بِهِ بَصِيرًا
(Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya.
Al Insyiqaaq Ayat 16 
فَلَا أُقْسِمُ بِالشَّفَقِ
Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja,
Al Insyiqaaq Ayat 17 
وَاللَّيْلِ وَمَا وَسَقَ
dan dengan malam dan apa yang diselubunginya,
Al Insyiqaaq Ayat 18 
وَالْقَمَرِ إِذَا اتَّسَقَ
dan dengan bulan apabila jadi purnama,
 Al Insyiqaaq Ayat 19 
لَتَرْكَبُنَّ طَبَقًا عَنْ طَبَقٍ
sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)

10. Faathir Ayat 13 

يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ ۚ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ

Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.

11. Az Zumar Ayat 5 

خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ ۖ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ ۖ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ۗ أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ

Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

12. Al Qiyamah Ayat 8,9,10 dan 11 

Al Qiyaamah Ayat 8 
وَخَسَفَ الْقَمَرُ
dan apabila bulan telah hilang cahayanya,
Al Qiyaamah Ayat 9 
وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ
dan matahari dan bulan dikumpulkan,
Al Qiyaamah Ayat 10 
يَقُولُ الْإِنْسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ
pada hari itu manusia berkata: “Ke mana tempat berlari?”
Al Qiyaamah Ayat 11 
كَلَّا لَا وَزَرَ
sekali-kali tidak! Tidak ada tempat berlindung!

13. Ankabuut Ayat 61 

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ ۖ فَأَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ

Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu mereka akan menjawab: “Allah”, maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).

14. Al Furqaan Ayat 61 

تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيرًا

Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.

15. An Nahl Ayat 12 

وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ وَالنُّجُومُ مُسَخَّرَاتٌ بِأَمْرِهِ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya)

16. Al A’raaf 54 

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ ۗ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.

17. Al Hajj Ayat 18 

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ۖ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ ۗ وَمَنْ يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ

Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.

Demikian penjelasan terkait beberapa ayat Al-Quran tentang bulan dan Matahari. 

Semoga bermanfaat....

Kamis, 25 Juni 2020

17 KEUTAMAAN MENGHAFAL SEPULUH AYAT SURAT AL KAHFI

Edisi Kamis, 25 Juni 2020 M / 4 Dzulqa'idah 1441 H

Sebagai umat muslim tentu pernah mendengar salah satu surat Al Qur’an yang terkenal yakni Al Kahfi yang seringkali dikaitkan dengan berbagai kebaikannya terlebih jika dibaca di hari jumat, surat tersebut ternyata tidak hanya berhubungan dengan sunnah hari jumat saja, namun juga memiliki 17 keutamaan menghafal sepuluh ayat surat Al Kahfi yakni sepuluh ayat yang pertama yaitu sebagai berikut :

1. Terlindung dari Dajjal 

“Siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, maka ia akan terlindungi dari Dajjal.” (HR. Muslim no. 809). Menjelang hari kiamat nanti, dajjal akan beredar di bumi dan membuat berbagai kerusakan, ia menimbulkan berbagai tipu daya dan merusak banyak orang, jika menghafal 10 ayat surat Al Kahfi maka akan terlindung dari kejahatan dajjal yang menyebabkan bahaya kebodohan dalam islam.

2. Jauh dari Fitnah Dajjal 

Orang yang menghafal 10 ayat surat Al Kahfi juga akan terlindung dari fitnah dajjal yang menipu dan membawa ke neraka, sehingga ia terhindar dari azab neraka dan jalan yang sesat yang merupakan dosa besar dalam islam. “maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka Jahannam tempat tinggal bagi orang-orang kafir.” (QS. Al-Kahfi: 102) (Syarh Shahih Muslim, 6: 84).

3. Wajahnya Bercahaya 

“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at, dia akan disinari cahaya antara dia dan Ka’bah.” (HR. Ad Darimi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6471). Orang yang berniat menghafal Al Qur’an dengan baik dan memahami maknanya termasuk surat Al Kahfi akan mendapat kebaikan wajah yang bercahaya di hari harinya dan jauh dari dosa yang tak terampuni oleh Allah SWT.

4. Terlindung dari Bahaya 

“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at, dia akan disinari cahaya antara dia dan Ka’bah.” (HR. Ad Darimi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6471). Jelas bahwa surat Al Kahfi membuat perlindungan dari hari ke hari terlebih jika dibaca di hari jumat yang penuh kemuliaan karena termasuk amalan sunnah di malam jumat.

5. Menjadi Orang Terdepan 

Orang yang menghafal surat dalam Al Qur’an merupakan orang yang terdepan diantara orang lainnya karena lebih berilmu dan lebih paham ayat ayat Al Qur’an tentang ilmu. “Yang mengimami suatu kaum adalah yang paling banyak hafalan Kitab Allah. kalau dalam bacaan (hafalan) itu sama, maka yang lebih mengetahui sunnah. Kalau dalam sunah sama, maka yang paling dahulu hijrahnya. Kalau dalam hijrahnya sama, maka yang paling dahulu masuk Islam. HR. Muslim, 673.

6. Manusia yang Didahulukan 

“Dahulu Nabi sallallahu alaihi wa sallam mengumpulkan dua orang yang wafat pada ‘Perang Uhud’ dalam satu baju kemudian beliau bersabda, “Siapa diantara mereka yang paling banyak mengambil Qur’an? Ketika ditunjuk salah satunya, maka beliau dahulukan ke dalam liang lahad. Seraya bersabda, “Saya menjadi saksi untuk mereka di hari kiamat. Dan beliau memerintahkan untuk menguburkan dengan darahnya tanpa dimandikan dan tanpa dishalati.” HR. Bukhori, (1278).

Dari hadits tersebut ialah kisah orang yang didahulukan karena menghafal Al Qur’an sehingga ia menjadi orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi, begitu pula dengan menghafal surat Al Kahfi, ia tentunya memiliki derajat yang lebih tinggi karena lebih berilmu dibanding yang lain dan lebih didahulukan karena memiliki derajat yang lebih tinggi.

7. Memiliki Kedudukan yang Tinggi 

“Dikatakan kepada pemilik Qur’an, “Bacalah dan naiklah serta bacalah secara tartil. Sebagaimana anda membaca tartil di dunia. Karena kedudukan anda di ayat terakhir yang anda baca.” HR. Tirimizi, (2914). Orang yang membaca Al Qur’an dengan kesungguhan terlebih menghafalkannya akan mendapatkan kedudukan yang tinggi karena kesungguhannya dalam mempelajari Al Qur’an.

8. Mendapat Banyak Pahala 

“Perumpamaan orang yang membaca Qur’an sementara dia telah menghafalkannya. Maka bersama para Malaikat yang mulia. Dan perumpamaan yang membaca dalam kondisi berusaha keras (belajar membacanya) maka dia mendapatkan dua pahala.’ HR. Bukhori, 4653. Pahala yang berlipat akan didapatkan orang yang menghafal sepulut ayat Al Kahfi karena ia membaca dan terus mengingatnya dengan menghafal.

9. Mendapat Kemuliaan 

“Qur’an datang pada hari kiamat dan mengatakan, “Wahai Tuhan, pakaikanlah. Maka dia memakai mahkota karomah (kemulyaan) kemudian mengatakan, “Wahai Tuhan, tambahkanlah dia. Maka dia memakai gelang karomah (kemulyaan).Tirmizi, no. 2328. Hasan. Kemuliaan juga akan didapatkan yakni mendapat pakaian yang mulia di hari kiamat.

10. Mendapat Syafaat di Hari Kiamat 

“Bacalah Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat menjadi syafaat kepada pemiliknya. HR. Muslim, (804). Siapapun yang membaca Al Qur’an terlebih menghafalnya akan mendapat syafaat dan pertolongan termasuk orang orang yang menghafalkan sepuluh ayat Al Kahfi karena ia telah membaca dan memahami Al Qur’an.

11. Ketenangan di Hari Kiamat 

Orang yang sehari hari banyak berbuat kebaikan dan menjauhi maksiat disertai dengan menghafal Al Qur’an salah satunya menghafal 10 ayat Al Kahfi maka ia akan mendapat ketenangan di hari kiamat karena kebaikan yang dilakukannya dan ia jauh dari segala fitnah dajjal ketika hari kiamat tiba, hal itu merupakan kenikmatan karena perbuatan baiknya.

“Al-Qur’an datang pada hari kiamat seperti lelaki pucat, menanyakan kepada pemiliknya, “Apakah kamu mengenaliku? Saya yang dahulu dimana saya begadang malam hari dan (menahan) dalam kehausan. Sesungguhnya setiap pedagang dibelakang ada perniagaannya. Dan saya sekarang untuk anda dibelakang semua pedagang.

Dan diberikan kerajaan (Malik) dikanannya dan Khuldi (kekal) di kirinya serta ditaruh di atas kepalanya mahkota wiqor. Dipakaikan untuk kedua orang tuanya dua gelang yang tidak ada (bandingan) nilainya dunia dan seisinya. Keduanya mengatakan,”Wahai Tuhan, dari manakah ini? Dikatakan kepada keduanya, “Karena hasil pengajaran Al-Qur’an kepada anak anda berdua.” HR. Tobroni, di Ausath, (6/51).

12. Berada dalam Jiwa 

Bahkan, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata, yang ada di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu..(QS. al-Ankabut: 49). Rutin membaca Al Qur’an terlebih menghafalkannya akan membuat ayat ayat Al Qur’an senantiasa melekat di dadanya sehingga jiwanya selalu tenang dan jauh dari segala maksiat dan kerisauan.

13. Memiliki Derajat Lebih Baik 

“Sesungguhnya Allah mengangkat sebagian kaum berkat kitab ini (al-Quran), dan Allah menghinakan kaum yang lain, juga karena al-Quran.” (HR. Ahmad 237 & Muslim 1934). Tentunya akan ada perbedaan antara orang yang sering berbuat baik dan menghafal surat Al Kahfi dengan yang tidak, Allah akan memberinya derajat yang lebih baik.

14. Menjalankan Sunnah Rasul 

Menjalakan perintah atau sunnah Rasul tentunya akan mendapat kebaikan di dunia dan di akherat, begitu pula dengan keutamaan menghafal sepuluh ayat surat Al Kahfi yang merupakan sunnah Rasul, hal itu akan membawanya ke dalam kemudahan yakni mendapat kebaikan di hari akhir dan terlindung dari segala bahaya seperti dajjal dan fitnahnya.

15. Pahala Belajar Al Qur’an 

Tentunya dalam keutamaan menghafal sepuluh ayat surat Al Kahfi sebelumnya disertai dengan belajar Al Qur’an terlebih dahulu sehingga secara otomatis akan mendapat pahala pula dari kegigihannya dalam belajar Al Qur’an, pahala dan kebaikan menjadi banyak untuknya karena melakukan amalan dengan kesunggguhan dan menjalankan sunnah dengan baik.

16. Ilmu Lebih Tinggi 

Jelas bahwa keutamaan menghafal sepuluh ayat surat Al Kahfi ialah orang tersebut memiliki ilmu yang lebih tinggi dibanding yang lain karena ia lebih memahami apa manfaatnya dibanding orang lain, dan orang yang memiliki ilmu lebih tinggi akan lebih banyak mendapat kebaikan dan mendapat jalan yang mudah karena niat tulusnya dalam belajar ilmu agama.

17. Jauh dari Siksa Kiamat 

Di hari menjelang kiamat nanti segalanya akan menjadi kebalikan, yang benar akan terlihat salah dan yang salah terlihat benar sehingga banyak orang orang tidak beriman yang akan tertipu, namun keutamaan menghafal sepuluh ayat surat Al Kahfi ialah akan dijauhkan dari tipuan tersebut, orang tersebut tidak akan tertipu oleh keburukan dan kejahatan yang disebarkan oleh dajjal sehingga ia tetap berada dalam jalan Allah yang lurus.

Sedangkan orang orang kafir akan banyak yang tersesat dan percaya pada dajjal hingga mereka akan tertipu dan menjadi pengikutnya yang akan menjadi jalan mereka untuk ke neraka hingga semua orang sholeh akan meninggal dan hanya tersisa orang orang kafir, pada saat itulah kiamat datang dan orang kafir tidak akan bisa menghindarinya. Sebab itu penting untuk selalu mengingat perintah Allah dan menjalankannya agar jauh dari jalan yang sesat.

Demikian artikel kali ini, semoga bisa menjadi wawasan islami yang bermanfaat untuk anda dan bisa menjadi sesuatu yang diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Terima kasih sudah membaca. 

Sumber : DalamIslam.com 

Semoga bermanfaat....