Memiliki anak adalah sebuah rezeki dari Allah yang tiada tara dan harus dilakukan cara menyikapi anak dengan bijak. Anak bisa menjadi jalan pahala dan menjadi jalan ke surga selama orang tua bersungguh sungguh dalam menjalankan tugasnya yakni memberikan yang terbaik untuk anak sejak dalam kandungan hingga anak tersebut dewasa bahkan hingga anak tersebut berkeluarga dan mampu hidup dengan mandiri.
Kebanyakan dari orang tua umumnya memiliki keinginan tersendiri misalnya ingin memiliki anak laki laki atau anak perempuan walaupun dari hatinya tentu akan menerima apa saja pemberian Allah sebab pemberian tersebut adalah anugrah dan sama sama menjadi jalan rezeki sebagai manfaat memiliki banyak anak.
Anak perempuan memiliki keutamaan dan kebaikan bagi orang tuanya sesuai keutamaan memiliki anak perempuan yang telah dibahas pada artikel tausiah sebelumnya. Begitu pula dengan anak laki laki juga memiliki keutamaan yang disertai dalilnya. Berikut ini ulasan mengenai 17 Keutamaan Anak Lelaki dalam Islam agar menjadi motivasi untuk terus menyayangi anak dengan sepenuh hati karena Allah dengan niat ibadah.
1. Anak Lelaki Milik Ibu
Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. menceritakan bahwa datang seorang lelaki kepada nabi Muhammad SAW, lalu bertanya tentang siapa yang lebih berhak atas perlakuan baiknya, nabi Muhammad menjawab “Ibumu”, ketika orang tersebut menanyakan setelah itu kepada siapa lagi, nabi tetap menjawab “Ibumu”, sampai pertanyaan ketiga kali diulang lagi, nabi menjawab “Ibumu”. Nah, pada pertanyaan yang keempat “Siapa lagi?” baru nabi menjawab “Ayahmu”.
Tentu kita sudah mengetahui bahwa anak lelaki adalah milik ibu bahkan ketika anak lelaki tersebut menikah atau berkeluarga, sebab itu banyak orang yang senang ketika memiliki anak lelaki karena anak lelaki tidak dimiliki istrinya sebagaimana istri dimiliki suaminya yang dialami anak perempuan. Namun sebagai orang tua tidak boleh memanfaatkan hal ini,karena termasuk kejahatan orang tua terhadap anak, misalnya menjadi semena mena terhadap anak lelaki dengan memberi beban yang berat pada anak laki laki dalam hal keuangan atau lainnya sementara orang tuanya bermalas malasan dan hanya meminta pada anak, terlebih jika anak laki laki tersebut sudah berkeluarga dan tetap merepotkan hingga istri dari lelaki tersebut ikut kerepotan dan menjadi korbannya, tentu hal itu tidak patut dicontoh, walaupun anak lelaki milik ibu, namun seorang ibu tentu tak boleh berniat merepotkan anaknya karena berharap balas jasa apalagi hingga membuat anaknya berdosa karena tidak mencukupi kebutuhan keluarganya atau anak istrinya gara gara beliau dan menimbulkan dosa suami terhadap istri.
2. Kelak Menjadi Pemimpin
“Dari Ummu Kurzi Al Khuza’iyyah berkata, “Nabi SAW didatangkan kepada beliau seorang bayi laki laki yang kemudian mengencinginya, beliau lalu memerintahkan untuk memercikinya, lantas sisa kencingnya itu pun diperciki air. Dan didatangkan kepada beliau pula seorang bayi perempuan, ketika bayi itu mengencinginya, beliau memerintahkan untuk mencucinya.” (H.R.Ahmad)
3. Melatih Menjadi Iman yang Adil bagi Wanita
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita). (QS An-Nisaa’:34)
4. Melatih Menjadi Sosok Pembawa Keluarga
Dari Abdullah bin Umar radiyallahuanhuma, nabi bersabda: “Kalian semua adalah pemimpin, dan masing masing kalian bertanggung jawab atas orang yang dipimpinnya. Seorang Amir (raja) adalah pemimpin, seorang suami pun pemimpin atas keluarganya” [HR. al-Bukhari no. 893, 5188, 5200 dan Muslim no. 1829]
5. Memberi Ajaran Ketegasan
Artinya: “Dari Amar bin Syu’aib, dari ayahnya dari kakeknya radiyallahuanhu ia berkata: Rasulullah shalallahu alaihi wassalam Bersabda: “Perintahlah anak-anakmu mengerjakan shalat ketika berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan shalat bila berumur sepuluh tahun, dan pisahlah tempat tidur mereka (laki-laki dan perempuan)”. [HR.Abu Daud (no. 495) dalam kitab sholat, Ahmad (II/180, 187) dengan sanad hasan]
6. Mengajarkan tentang Janji
“Sesungguhnya kebohongan itu tidak pantas dilakukan dengan sungguh-sungguh ataupun main-main. Dan juga seorang ayah berjanji kepada anaknya kemudian janji itu tidak dipenuhi” (HR. Al Hakim)
7. Mengajarkan Jauh dari Dusta
“Barangsiapa yang berkata kepada anak kecil “kemarilah” -ambilah ini- akan tetapi dia tidak memberikannya, maka sungguh perbuatan itu termasuk dusta” (HR. Ahmad)
8. Mendapat Rahmat Kasih Sayang
Datang seorang arab badui kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Apakah kalian mencium anak-anak laki-laki?, kami tidak mencium mereka”. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Aku tidak bisa berbuat apa-apa kalau Allah mencabut rasa rahmat/sayang dari hatimu (HR Al-Bukhari no 5998 dan Muslim no 2317)
9. Penuh Rahmat
“Nabi shallallahualaihi wa sallam mencium Al-Hasan bin Ali, dan di sisi Nabi ada Al-Aqro bin Haabis At-Tamimiy yang sedang duduk. Maka Al-Aqro’ berkata, “Aku memiliki 10 orang anak, tidak seorangpun dari mereka yang pernah kucium” Maka Rasulullah shallallahualaihi wasallampun melihat kepada Al-Aqro lalu nabi berkata, “Barangsiapa yang tidak merahmati atau menyayangi maka ia tidak akan dirahmati” (HR Al-Bukhari no 5997 dan Muslim no 2318)
10. Mengajari Kekuatan dan Mengikuti Aturan
Gantungkanlah cambuk di tempat yang mudah dilihat anggota keluarga (anak anak), karena demikian ini merupakan pendidikan bagi mereka. (HR. Ath-Thabarani Al-Mu’jamul Kabir no. 10671, dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani di dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 1447)
11. Mengajarkan tentang Rezeki Halal
Wahai anak, sebutlah nama Allah, dan makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah yang ada di hadapanmu.” (HR. Bukhari no. 5376, Muslim no. 2022)
12. Pelajaran Menjadi Sosok yang Bijak dan Adil
Sebagai anak laki laki, sejak kecil akan terus mengingat apa yang terjadi dalam hidupnya dan kelak mencontohnya atau menjadikannya pelajaran untuk menjadi sosok yang lebih baik, misalnya adalah seorang anak laki laki sholeh yang memiliki ayah yang malas hingga di masa kecil hingga dewasa ia harus hidup susah, kelak ketika ia dewasa jika ia mencontoh maka ia ikut menjadi pemalas, jika ia mengambil hikmah maka ia akan menjadi lebih bijaksana yakni menjadi termotivasi untuk menjadi orang yang jauh lebih baik dari ayahnya dengan cara bekerja keras sehingga anak anaknya nanti tidak susah seperti dirinya. Keadilan dan kebijaksanaan harus diajarkan orang tua sejak anaknya kecil.
13. Menjadi Contoh atau Teladan
Anak laki laki tentu kelak akan menjadi contoh dan mendapat balasan sesuai apa yang dilakukannya sebab laki laki diciptakan untuk menjadi pemimpin, misalnya ialah lelaki ketika sudah berkeluarga yang ia harus adil dan memberi contoh yang baik bagi keluarganya tentang keadilan, yakni adil pada orang tuanya dan adil juga pada istri dan anak anaknya, tidak mengorbankan salah satunya sebab jika laki laki dengan sengaja mengorbankan keluarganya maka ia berdosa, sebab itu laki laki harus menjadi contoh yang baik bagi anak anaknya agar kelak anak anaknya juga bisa menjadi sosok yang baik.
14. Mengingatkan Orang Tua dalam Kebaikan
Sosok laki laki tentu tak hanya mengikuti apa yang dicontohkan orang tuanya, melainkan juga harus mengingatkan orang tuanya jika orang tuanya memang salah, misalnya jika orang tuanya tidak menjalankan shalat atau kewajiban lain, jika orang tuanya tidak bersikap baik bagi sesama, atau jika orang tuanya memiliki sifat yang malas yang tidak patut dicontoh yang hanya merepotkan anaknya karena memikirkan bahwa anak wajib mengorbankan apa saja untuk orang tuanya dan harus mengorbankan apapun karena balas jasa padahal anak lelaki tersebut memilikii kewajiban lain seperti kewajiban mencukupi kebutuhan anak istrinya bagi yang sudah berkeluarga.
15. Sosok Pekerja Keras
Laki laki tentu menjadi gambaran sosok yang bekerja keras memenuhi kebutuhan keluarga dan mendidik keluarganya untuk menjadi sosok yang juga pekerja keras untuk bisa menjadi orang yang sukses, misalnya jika ada keluarga sosok laki laki lebih banyak tidur sementara sosok wanita yang lebih banyak bekerja tentu sebuah contoh yang buruk sebab tidak memberi contoh yang baik dan tidak megajarkan masa depan cerah pada anaknya, sebab itu memiliki anak lelaki adalah anugrah dan harus dididik dengan baik serta diberi contoh agar kelak bisa menjadi pekerja keras dan bisa membahagiakan keluarga dan semua yang ada dalam rentangan kewajibannya secara adil.
16. Adil Dalam Menafkahi
Diriwayatkan bahwa Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya kepada Rasulullah, “Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?” Rasulullah menjawab, “Suaminya.” (apabila sudah menikah). Aisyah bertanya lagi, “Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Ibunya.” HR. Muslim
Adil dalam menafkahi atau pembagian nafkah untuk anak lelaki khususnya bagi yang sudah menikah adalah hal yang paling sering terjadi terutama jika ibu juga sedang mengalami kesulitan masalah ekonomi dan anak lelaki mempunyai kemampuan untuk menafkahi diri sendiri, istri dan juga ibunya. Memang kebutuhan istri, anak dan diri sendiri haruslah didahulukan, namun jika semua sudah tercukupi, maka wajib hukumnya untuk memenuhi kebutuhan sang ibu.
17. Laki laki adalah pemimpin
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Allah dalam ayat Al-Quran bahwa pria telah dibebankan diri sebagai seorang pemimpin, termasuk bagi wanita, atau istri dan anak-anaknya. Kelebihan laki-laki telah diberikan oleh Allah agar dapat menunaikan tanggung jawab-nya dengan sebaik-baiknya.
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. An-Nisaa’: 34)
Demikian yang dapat disampaikan, jika anda laki laki, semangatlah untuk menjadi sosok yang sholeh dan adil baik bagi orang tua ataupun bagi keluarga dan jangan sampai menyakiti wanita atau istri dan ibu kita.
Sumber: DalamIslam.com
Semoga bermanfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.