Minggu, 28 Februari 2021

17 JENIS-JENIS TOLERANSI YANG DIPERBOLEHKAN DALAM ISLAM

Edisi Ahad, 28 Februari 2021 M / 16 Rajab 1442 H

Toleransi secara bahasa berasal dari bahasa latin “tolerare”, toleransi berarti sabar dan menahan diri sebagai upaya hukum diskriminasi dalam islam. Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi dapat menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.

Toleransi sudah dipaparkan dalam Alqur'an secara komprehensif dimana merupakan dasar hukum islam, diantaranya sebagaimana Allah menjelaskan dalam surat Al-Kafirun dari ayat 1 sampai ayat 6. Asbabun-nuzulnya adalah tentang awal permintaan kaum Quraisy terhadap Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam bahwa untuk saling menghormati antar-agama, maka pemuka Quraisy meminta supaya nabi menginstruksikan kepada penganut muslim untuk bergiliran penyembahan terhadap dua Tuhan: hari ini menyembah Tuhan Nabi Muhammad dan esok hari menyembah Tuhan kaum Quraisy. (Al-Maraghi, Musthafa. Tafsir al-Maraghi. Beirut.)

Dengan adanya keadilan dan keutamaan adil terhadap diri sendiri dalam pelaksanaan ibadah dari kedua agama tersebut, maka menurut pemuka Quraisy akan terjadi toleransi antar-agama. Keputusan ini tentunya ditentang oleh Allah, dengan menurunkan surat Al-Kafirun ayat 1-6. Ternyata dalam agama tidak boleh ada pencampuradukan keyakinan, lapangan toleransi hanya ada di wilayah muamalah. Hal ini bisa dilihat dari rujukan kitab-kitab tafsir, di antaranya Tafisr Al-Maraghi, juz 30 tentang penafsiran surat Al-Kafirun.

Tentunya dari kisah tersebut dapat disimpulkan sesuai sumber syariat islam bahwa ada hal hal yang boleh dan tidak boleh ditoleransikan, berikut selengkapnya kita ulas mengenai 17 Jenis Jenis Toleransi yang Diperbolehkan dalam Islam.

1. Prinsip toleransi, yaitu hendaklah setiap muslim berbuat baik pada lainnya selama tidak ada sangkut pautnya dengan hal agama 

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Mumtahanah: 8-9)

2. Berbuat baik dan adil kepada setiap agama 

Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang hukum meremehkan akhlak orang lain, “Allah tidak melarang kalian berbuat baik kepada non muslim yang tidak memerangi kalian seperti berbuat baik kepada wanita dan orang yang lemah di antara mereka. Hendaklah berbuat baik dan adil karena Allah menyukai orang yang berbuat adil.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 247).

3. Islam mengajarkan menolong siapa pun, baik orang miskin maupun orang yang sakit 

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Menolong orang sakit yang masih hidup akan mendapatkan ganjaran pahala.” (HR. Bukhari no. 2363 dan Muslim no. 2244). Lihatlah Islam masih mengajarkan peduli sesama.

4. Tetap menjalin hubungan kerabat  pada orang tua atau saudara non muslim 

Allah Ta’ala berfirman, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman: 15). Meskipun dipaksa syirik, namun tetap kita disuruh berbuat baik pada orang tua.

5. Tetap berbuat baik kepada orang tua dan saudara 

Lihat contohnya pada Asma’binti Abi Bakr radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Ibuku pernah mendatangiku dimasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan membenci Islam. Aku pun bertanya pada Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam untuk tetap jalin hubungan baik dengannya. Beliau menjawab, “Iya, boleh.” Ibnu ‘Uyainah mengatakan bahwa tatkala itu turunlah ayat,

 “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu ….” (QS.Al Mumtahanah: 8) (HR. Bukhari no. 5978).

6. Boleh memberi hadiah pada non muslim 

Lebih-lebih lagi untuk membuat mereka tertarik pada Islam, atau ingin mendakwahi mereka, atau ingin agar mereka tidak menyakiti kaum muslimin.

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

“’Umar pernah melihat pakaian yang dibeli seseorang lalu ia pun berkata pada Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam, “Belilah pakaian seperti ini, kenakanlah ia pada hari Jum’at dan ketika ada tamu yang mendatangimu.” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun berkata, “Sesungguhnya yang mengenakan pakaian semacam ini tidak akan mendapatkan bagian sedikit pun di akhirat.”

Kemudian Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam didatangkan beberapa pakaian dan beliau pun memberikan sebagiannya pada ‘Umar. ‘Umar pun berkata, “Mengapa aku diperbolehkan memakainya sedangkan engkau tadi mengatakan bahwa mengenakan pakaian seperti ini tidak akan dapat bagian di akhirat?”

Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam menjawab, “Aku tidak mau mengenakan pakaian ini agar engkau bisa mengenakannya. Jika engkau tidak mau, maka engkau jual saja atau tetap mengenakannya.” Kemudian ‘Umar menyerahkan pakaian tersebut kepada saudaranya  di Makkah sebelum saudaranya tersebut masuk Islam. (HR.Bukhari no. 2619). Lihatlah sahabat mulia ‘Umar bin Khottob masih berbuat baik dengan memberi pakaian pada saudaranya yang non muslim.

7. Prinsip Lakum Diinukum Wa Liya Diin 

Islam mengajarkan kita toleransi dengan membiarkan ibadah dan perayaan non muslim, bukan turut memeriahkan atau mengucapkan selamat. Karena Islam mengajarkan prinsip “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”. (QS. Al Kafirun: 6).

8. Sesuai keadaan masing masing 

Prinsip sesuai dengan keadaan, yakni tetap bertahan pada akidah, “Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing.” (QS. Al Isra’: 84) “Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Yunus: 41) “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu.” (QS. Al Qashshash: 55)

9. Jangan mengorbankan agama 

Ibnu Jarir Ath Thobari menjelaskan mengenai ‘lakum diinukum wa liya diin’, “Bagi kalian agama kalian, jangan kalian tinggalkan selamanya karena itulah akhir hidup yang kalian pilih dan kalian sulit melepaskannya, begitu pula kalian akan mati dalam di atas agama tersebut. Sedangkan untukku yang kuanut. Aku pun tidak meninggalkan agamaku selamanya. Karena sejak dahulu sudah diketahui bahwa aku tidak akan berpindah ke agama selain itu.” (Tafsir Ath Thobari, 14:425).

10. Tidak berhubungan dengan perayaan non muslim 

Ibnul Qayyim rahimahullahberkata, “Tidak boleh kaum muslimin menghadiri perayaan non muslim dengan sepakat para ulama. Hal ini telah ditegaskan oleh para fuqoha dalam kitab-kitab mereka. Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dengan sanad yang shahih dari ‘Umar bin AlKhottob radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

“Janganlah kalian masuk pada non muslim di gereja-gereja mereka saat perayaan mereka. Karena saat itu sedang turun murka Allah.” Umar berkata, “Jauhilah musuh-musuh Allah diperayaan mereka.” Demikian apa yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalamAhkam Ahli Dzimmah, 1: 723-724.

11. Tidak berhubungan dengan acara maksiat 

Juga sifat ‘ibadurrahman, yaitu hamba Allah yang beriman juga tidak menghadiri acara yang di dalamnya mengandung maksiat. Perayaan natal bukanlah maksiat biasa, karena perayaan tersebut berarti merayakan kelahiran Isa yang dianggap sebagai anak Tuhan. Sedangkan kita diperintahkan Allah Ta’ala berfirman menjauhi acara maksiat lebih-lebih acara kekufuran,

“Dan orang-orang yang tidak memberikan menghadiri az zuur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja)dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqon: 72). Yang dimaksud menghadiri acara az zuur adalah acara yang mengandung maksiat. Jadi, jika sampai ada kyai atau keturunan kyai yang menghadiri misal natal, itu suatu musibah dan bencana.

12. Tidak memaksakan kehendak 

Tidak memaksakan orang lain untuk menganut agama kita;

Tidak mencela/ menghina agama lain dengan alasan apapun; serta

Tidak melarang ataupun mengganggu umat agama lain untuk beribadah sesuai agama/kepercayaannya.

13. Menghargai orang lain 

Antara lain : menghargai pendapat mengenai pemikiran orang lain yang berbeda dengan kita, serta saling tolong-menolong antar sesama manusia tanpa memandang suku, ras,agama, dan antar golongan.

14. Toleransi sebatas wilayah mu’amalah 

Toleransi atau juga dikenal dengan istilah tasamuh adalah hal yang menjadi prinsip dalam agama islam. Dengan kata lain, islam itu menyadari dan menerima perbedaan. Namun demikian, dalam praktik toleransi islam juga memiliki aturan  atau batasan toleran itu. Toleran dalam islam dibatasi pada wilayah mu’amalah dan bukan pada wilayah ubudiah.

15. Toleransi tidak berkenaan dengan aqidah dan ibadah 

Islam adalah agama yang menyadari pentingnya interaksi, maka dalam islam hubungan dengan mereka yang non-muslim bukan hanya diperbolehkan namun juga didorong. Seperti pepatah, “tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina”. Ilmu adalah bagian dari mu’amalah. Maka aspek-aspek muamalah misalnya perdagangan, kehidupan sosial, industri,kesehatan, pendidikan dan lain lain, diperbolehkan dalam islam. Dan yang dilarang adalah berkenaan dengan aqidah serta ibadah.

16. Berbuat Baik Dan Adil Kepada Siapapun 

Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang hukum meremehkan kaum non muslim, “Allah tidak melarang kalian berbuat baik kepada non muslim yang tidak memerangi kalian seperti berbuat baik kepada wanita dan orang yang lemah di antara mereka. Hendaklah berbuat baik dan adil karena Allah menyukai orang yang berbuat adil.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 247).

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Mumtahanah: 8-9)

Selama umat lain tidak memerangi, memecah belah, atau menjauhkan umat islam dari aturan agama, kita wajib untuk berbuat baik dan berlaku adil.

17. Saling Menolong Terutama Orang Yang Membutuhkan (Orang Miskin, Sakit, Orang Tua, Anak-Anak) 

Masih ingat kisah Rasulullah yang dilempari kotoran setiap hari setiap akan pergi ke masjid oleh seorang nenek dari kalangan Yahudi? Sampai suatu ketika nenek tersebut tidak lagi melemparkan kotoran dan Rasulullah bertanya keadaan nenek tersebut. Tetangganya pun bertanya kembali pada Rasulullah, “untuk apa engkau menanyakan kabar orang yang setiap hari menghinamu wahai Rasulullah.” Agungnya akhlak beliau dengan hanya membalas pertanyaan itu lewat senyuman pertanda kesabaran dan ketulusan.

“Si nenek tua itu hidup sebatang kara di rumahnya, dan sekarang ia sedang sakit”, ujar tetangganya tersebut.

Tidak tunggu lama, Rasulullah pun terus bergegas menuju rumah nenek tersebut. Membantu menyiapkan makanan, menimbakan air, dan membersihkan rumah. Justru dengan keikhlasan beliau membantu si nenek, nenek tersebut akhirnya minta maaf dan berjanji akan menerima islam sebagai ajaran yang akan dianutnya kelak.

Semoga bermanfaat....

Sabtu, 27 Februari 2021

17 AYAT-AYAT AL-QUR'AN TENTANG TAUHID

Edisi Sabtu, 27 Februari 2021 M / 15 Rajab 1442 H

Tidak benar bahwa makna tauhid hanya meyakini tiada tuhan selain Allah. Akan tetapi yang benar makna tauhid adalah menyembah beribadah hanya kepada Allah dan meniadakan segala sesembahan selain Allah. Allah paling tidak suka ada sekutu bagi-Nya. Maka dari itu dosa yang paling besar adalah syirik, yakni menyekutukan Allah, baik itu dengan malaikat, nabi, para wali ataupun benda-benda yang dianggap keramat. Kalau kita mati dalam keadaan syirik, maka kita tidak akan diampuni oleh Allah.

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (Q.S. An-Nisaa’ : 48)

Hendaknya setiap mukmin memperkuat tauhidnya, senantiasa mempelajarinya dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena tauhid adalah pondasi kita dan benteng kita dari segala macam kesyirikan. Tanpa mempelajarinya dan memperdalamnya, kita tidak akan tahu betul tentang Allah dan bahaya-bahaya kesyirikan. Perlu diketahui bahwa syirik adalah dosa paling besar dan syirik terbagi menjadi dua, syirik kecil dan syirik besar. Syirik besar dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam. Tauhid juga merupakan syarat masuk surga. Tanpa tauhid kita tidak akan bisa masuk surga. Untuk itulah para nabi selalu memulai dakwahnya dengan tauhid, bukan dengan yang lainnya. Karena tauhid adalah kunci kesuksesan dan keselamatan dunia akhirat.

Pada artikel tausiah kali ini kita akan membahas mengenai ayat-ayat Al-Quran yang membicarakan tentang tauhid. Simak selengkapnya ayat-ayat di bawah ini.

1. Q.S. Thaahaa : 14 

إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (Q.S. Thaahaa : 14)

2. Q.S. Al-Maa’idah : 117 

مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۚ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ ۖ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ ۚ وَأَنْتَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. (Q.S. Al-Maa’idah : 117)

3. Q.S. Al-Anbiyaa’ : 25 

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku." (Q.S. Al-Anbiyaa’ : 25)

4. Q.S. Huud : 84 

وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ وَلَا تَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ ۚ إِنِّي أَرَاكُمْ بِخَيْرٍ وَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُحِيطٍ

Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)." (Q.S. Huud : 84)

5. Q.S. Al-A’raaf : 59 

لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ

Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat). (Q.S. Al-A’raaf : 59)

6. Q.S. Ali ‘Imran : 18 

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Ali ‘Imran : 18)

7. Q.S. Ad-Dukhaan : 8 

لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۖ رَبُّكُمْ وَرَبُّ آبَائِكُمُ الْأَوَّلِينَ

Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu. (Q.S. Ad-Dukhaan : 8)

8. Q.S. Al-Mu’min : 65 

هُوَ الْحَيُّ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ ۗ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. (Q.S. Al-Mu’min : 65)

9. Q.S. Al-Qashash : 88 

وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ ۘ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ ۚ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (Q.S. Al-Qashash : 88)

10. Q.S. An-Nisaa’ : 87 

اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَا رَيْبَ فِيهِ ۗ وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ حَدِيثًا

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya) dari pada Allah? (Q.S. An-Nisaa’ : 87)

11. Q.S. Al-A’raaf : 158 

قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk." (Q.S. Al-A’raaf : 158)

12. Q.S. Ali ‘Imran : 6 

هُوَ الَّذِي يُصَوِّرُكُمْ فِي الْأَرْحَامِ كَيْفَ يَشَاءُ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Ali ‘Imran : 6)

13. Q.S. An-Nahl : 36 

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (Q.S. An-Nahl : 36)

14. Q.S. Huud : 50 

وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا مُفْتَرُونَ

Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) saudara mereka, Huud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja. (Q.S. Huud : 50)

15. Q.S. Yunus : 3 

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۖ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ ۖ مَا مِنْ شَفِيعٍ إِلَّا مِنْ بَعْدِ إِذْنِهِ ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? (Q.S. Yunus : 3)

16. Q.S. Al-Mumtahanah : 12 

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءَكَ الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ عَلَىٰ أَنْ لَا يُشْرِكْنَ بِاللَّهِ شَيْئًا وَلَا يَسْرِقْنَ وَلَا يَزْنِينَ وَلَا يَقْتُلْنَ أَوْلَادَهُنَّ وَلَا يَأْتِينَ بِبُهْتَانٍ يَفْتَرِينَهُ بَيْنَ أَيْدِيهِنَّ وَأَرْجُلِهِنَّ وَلَا يَعْصِينَكَ فِي مَعْرُوفٍ ۙ فَبَايِعْهُنَّ وَاسْتَغْفِرْ لَهُنَّ اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Mumtahanah : 12)

17. Q.S. Al-Qashash : 70 

وَهُوَ اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ لَهُ الْحَمْدُ فِي الْأُولَىٰ وَالْآخِرَةِ ۖ وَلَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (Q.S. Al-Qashash : 70)

Itulah pembahasan singkat kita mengenai ayat-ayat Al-Quran yang membicarakan tentang tauhid. Semoga menambah ilmu dan wawasan kita terhadap agama Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Semoga bermanfaat.....

Jumat, 26 Februari 2021

17 KEUTAMAAN PEMUDA DALAM ISLAM DAN DALILNYA

Edisi Jum'at, 26 Februari 2021 M / 14 Rajab 1442 H

Pemuda adalah tombak penting dalam masa depan suatu bangsa, begitu pula menurut Islam. Dalam Islam, pemuda merupakan usia yang ideal dan memiliki banyak keutamaan.

Pemuda memiliki andil besar dalam sejarah kebangkitan bangsa. Maju mundurnya bangsa tergantung pada kondisi para pemudanya. Jika pemudanya memiliki jiwa yang maju, jiwa besar, dan jiwa kepemimpinan, maka bangsa itu akan maju, besar dan mampu memimpin peradaban dunia.

Sebaliknya, jika pemudanya menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, apalagi bertentangan dengan nilai-nilai agama, seperti mabuk-mabukan, tawuran, pornografi, dan pornoaksi, maka masa depan bangsa itu akan suram.

Sosok pemuda seperti apa yang dapat diharapkan mampu membangun negeri ini? Dalam Al-Quran digambarkan pemuda Ashhabul kahfi, yaitu sekelompok anak muda yang memiliki integritas moral (iman).

”Mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS al-Kahfi [18]: 13).

Dalam hadits disebutkan kalimat, Syabaabaka Qabla Haramika (Masa mudamu sebelum masa tuamu). Dari ayat dan hadits tersebut tampak bahwa masalah kepemudaan oleh Islam sangat ditekankan. Ditekankan karena tidak saja masa muda adalah masa berbekal untuk hari tua, melainkan juga di masa muda itulah segala kekuatan dahsyat terlihat.

Berikut ini adalah beberapa keutamaan pemuda dalam Islam:

1. Pemuda itu pemberani 

Allah berfirman : “Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam Keadaan takut bahwa Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir’aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. dan Sesungguhnya Dia Termasuk orang-orang yang melampaui batas. ” (Q.S.Yunus :83)

2. Pemuda dalam Al-Qur’an 

Allah berfirman, “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. “(Q.S.Al Kahfi :13)

3. Pemuda yang beriman 

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga bersabda :

“Ada 7 golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya. Pada hari itu, tidak ada naungan, kecuali naungan Allah.

Golongan tersebut adalah pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh di dalam beribadah kepada Allah, seseorang yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid-masjid, dua orang yang saling mengasihi karena Allah, mereka bertemu dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diundang oleh seorang perempuan yang berkedudukan dan berwajah elok (untuk melakukan kejahatan) tetapi dia berkata,

‘Aku takut kepada Allah!’, seorang yang memberi sedekah, tetapi dia merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya, dan seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga menetes air matanya.” (HR Bukhori)

4. Pemuda pengikut Rasulullah 

Dalam Tafsir Ibn Katsir disebutkan bahwa mayoritas orang-orang yang merespon baik seruan nabi adalah kalangan muda.

Mereka diantaranya adalah Sahabat Abu Bakar yang masuk Islam pada Usia 38 tahun, Shabat Umar masuk Islam pada umur 28 tahun dan Sayyidina Ali yang masuk Islam kurang dari umur 10 tahun dan masih banyak yang lainnya yang masuk Islam kisaran berumur 12, 13, 14 dan 15 Tahun.

5. Pemuda yang mampu mengalahkan nafsunya 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum ter­hadap seorang pemuda yang tidak memiliki shabwah.” (HR Ahmad, Thabrani dalam al-Mu`jamul Kabir dan lainnya).

Mengenai kata shabwah dalam hadits di atas, dijelaskan dalam kitab Faidhul Qadir (2/263) sebagai pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya.

6. Pertanyaan Allah tentang masa muda 

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda dalam hadits Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, “Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada Hari Kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia ditanya tentang 5 (perkara) : Tentang umurnya dimana dia habiskan, tentang masa mudanya dimana dia usangkan, tentang hartanya dari mana dia mendapatkannya dan kemana dia keluarkan dan tentang apa yang telah dia amalkan dari ilmunya“. (HR. At-Tirmizi)

7. Anjuran Rasul tentang masa muda 

Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :

waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)

8. Pemuda yang mampu bersabar menghadapi pembenci 

“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam -Habil dan Qabil- menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua -Habil- dan tidak diterima dari yang lain –Qabil-. Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”.

“Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam.”

“Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh) ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang lalim.”

Maka hawa nafsu Kabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi. Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Kabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayit saudaranya. Berkata Kabil:

“Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayit saudaraku ini?” Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal. (Al-Ma’idah : 27-31)

9. Pemuda yang berkorban 

“Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!”

Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya), nyatalah kesabaran keduanya. Dan Kami panggillah dia:

“Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu”, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. Ash-Shaffat, ayat 102 sampai 107)

10. Kebanyakan Nabi diangkat ketika masih remaja 

“(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku”

“Ayah berkata : “Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia” (QS. 12 : 4 – 5)

11. Pemuda yang sabar ketika dizolimi 

” Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar sumur (lalu mereka masukkan dia), dan (di waktu dia sudah dalam sumur) Kami wahyukan kepada Yusuf: “Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi“. (QS. Yusuf : 15)

12. Allah menyukai pemuda yang beramal saleh 

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?’” (QS Haa Miim[41]: 33)

13. Pemuda yang rajin bekerja 

“Dan mereka memahami bahwa orang yang baik adalah orang yang paling bermanfaat untuk ummat dan masyarakatnya  “Dan Katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.’” (QS At Taubah [9]: 105).

14. Pemuda yang mensiarkan perintah sholat kepada keluarga 

Dari Mâlik bin al-Huairist Radhiyallahu anhu , dia berkata: 

Kami mendatangi Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kami adalah para pemuda yang hampir sebaya. Kami tinggal bersama Rasûlullâh selama 20 hari. Sungguh, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang penyayang. Ketika Beliau Shallallahu’alaihi wa sallam melihat kami rindu kepada keluarga kami, Beliau Shallallahu’alaihi wa sallam menanyakan kepada kami  tentang keluarga yang kami tinggalkan, lalu kami mengabarkan kepada Beliau Shallallahu’alaihi wa sallam tentang keluarga yang kami tinggal. Kemudian Beliau Shallallahu’alaihi wa sallam bersada, ‘Kembalilah kalian kepada keluarga kalian! dan tinggallah bersama mereka! Ajarilah mereka dan perintahkanlah mereka! dan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan banyak hal, ada yang bisa saya hafal dan ada pula yang tidak bisa hafal. (Beliau Shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda:) Dan shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat! Dan apabila waktu shalat telah tiba, maka salah seorang diantara kalian hendaknya mengumandangkan adzan, dan yang mengimami kalian adalah orang yang paling tua diantara kalian [HR. Al-Bukhâri]

15. Pemuda yang dapat menjaga pandangannya 

Abdullâh bin Mas’ud Radhiyallahu anhu pun menanggapinya, ‘Jika engkau mengatakan seperti itu, maka sesungguhnya Rasûlullâh pernah mengatakan kepada kami: 

Wahai para pemuda! Barangsiapa sudah mampu untuk menikah, maka hendaklah dia menikah! Karena menikah lebih menjaga pandangan dan lebih membentengi kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu maka hendaklah dia berpuasa, sesungguhnya puasa itu adalah tameng bagi pelakunya (HR. Al-Bukhâri dan Muslim)

16. Pemuda yang takut berbuat dosa 

Rasulullah mendatangi seorang pemuda yang dalam keadaan sekarat, Rasullah berkata padanya: bagaimana keadaanmu? Saya berharap kepada Allâh Ya Rasulullah, dan aku takut akan dosa-sosaku, kemudian Rasulullah bersabda: tidaklah roja’ ( pengharapan) dan khauf ( rasa takut)  berkumpul dalam hati seorang hamba disaat seperti ini, kecuali Allâh akan memberikan kepadanya apa yang dia harapkan, dan akan melindunginya dari segala hal yang dia takutkan. [HR Ibnu Majah]

17. Pemuda yang cerdas 

Abu Bakr Radhiyallahu anhu mengatakan kepada Zaid bin Tsâbit saat itu Umar bin al-Khatthab Radhiyallahu anhu berada diantara mereka, “Sesungguhnya kamu laki-laki yang masih muda, cerdas dan kami tidak menuduhmu (berbuat dusta), kamu dahulu menulis wahyu untuk Rasûlullâh, maka sekarang telitilah al-Qur’an itu dan kumpulkanlah ia [HR. Al-Bukhâri]

Itulah 17 keutamaan pemuda dalam Islam. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel tausiah ini bermanfaat bagi kita semua dan menambah wawasan kita mengenai kewajiban dan peranan pemuda dalam Islam.

Semoga bermanfaat....

Kamis, 25 Februari 2021

17 MANFAAT PUASA AYYAMUL BIDH UNTUK KESEHATAN DAN KEUTAMAANNYA

Edisi Kamis, 25 Februari 2021 M / 13 Rajab 1442 H

Islam adalah agama yang memberikan banyak pilihan pahala yang bisa kita raih dengan menjalankan amalan ibadah dan diniatkan semata-mata hanya kepada Allah Subhana Wa ta’ala. Mulai dari yang wajib sampai yang sunnah. Mulai dari sholat, puasa, hingga berhaji. Masing-masing dari ibadah dan amalan tersebut memiliki nilai pahala yang sangat besar dan dapat meningkatkan derajat kemuliaan kita sebagai manusia di mata Allah Subhana Wa ta’ala. Bahkan kita tidak bisa mereka-reka berapa besar pahala yang kita dapat karena hanya Allah yang mengetahui itu secara pasti.

Artikel tausiah kali ini akan membahas tentang puasa. Khususnya manfaat puasa sunah ayyamul bidh untuk kesehatan dan keutamaannya. Namun sebelum itu kita perlu mengetahui juga manfaat yang bisa kita dapatkan dengan melakukan puasa.

Cara melakukan puasa sunnah Ayyamul bidh sama dengan puasa-puasa lain pada umumnya yakni dengan cara menahan diri dari pembatal-pembatal puasa seperti makan, minum, dan hawa nafsu lainnya yang dilakukan mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan diniatkan berpuasa sebagai ibadah yang hanya kepada Allah subhanahu Wa ta’ala. 

Hanya saja yang membedakan puasa ayyamul bidh dengan puasa lainnya adalah puasa ini dilakukan secara rutin pada hari-hari putih yakni saat rembulan tengah bersinar dengan terangnya (ayyamul bidh). Puasa ini dilakukan pada tanggal tiga belas, empat belas dan lima belas pada setiap bulan hijriyyah.

Setiap amalan ibadah yang kita lakukan memiliki keutamaan dan manfaatnya masing-masing. Namun secara umum setiap ibadah yang kita lakukan memiliki manfaat yang sangat lengkap untuk fisik dan psikis kita, antara lain :

1. Detoksifikasi tubuh 

Selama berpuasa tubuh kita akan melakukan detoksifikasi atau proses pembuangan racun yang dikeluarkan dari dalam tubuh melalui keringat, urin, atau saat buang air besar. Dengan terbuangnya racun-racun dalam tubuh kita tentu akan menyehatkan tubuh. 

2. Mengurangi lemak 

Selain memproses detoksifikasi dalam tubuh, berpuasa juga dapat mengurangi kadar lemak dalam tubuh kita. Karena dengan berpuasa, energy dalam tubuh kita dihasilkan oleh pembakaran sisa glukosa dalam tubuh. Kemudian jika glukosa tersebut telah habis maka tubuh akan menggantinya dengan lemak yang tersimpan dalam otot tubuh. Proses pembakaran lemak ini juga menghasilkan energy bagi tubuh jadi tidak perlu khawatir lemas saat berpuasa karena energi tetap terproduksi dari pembakaran lemak dan glukosa tersebut. Jadi selain mendapat pahala, puasa juga dapat bermanfaat untuk proses diet yang efektif untuk menurunkan berat badan di tubuh. 

3. Meningkatkan system imunitas dalam tubuh 

System imunitas atau pertahanan dalam tubuh juga bisa ditingkatkan dengan berpuasa. Namun untuk meningkatkan system imunitas dalam tubuh ini harus didukung dengan konsumsi asupan makanan yang bergizi seperti sayuran, buah-buahan dan lainnya. 

4. Menurunkan berbagai resiko penyakit dalam tubuh 

Berpuasa juga dapat menurunkan berbagai resiko penyakit dalam tubuh, Seperti:

Darah tinggi, hal ini dikarenakan saat berpuasa produksi hormone dalam tubuh kita akan lebih terkontrol seperti hormone adrenalin yang menyebabkan kenaikan tekanan darah dalam tubuh.

Resiko Plak Jantung, hal ini dikarenakan asupan lemak jahat pada tubuh akan berkurang saat kita berpuasa. Dengan berkurangnya asupan lemak jahat tersebut maka jantung kita akan lebih sehat dan terhindar dari resiko plak jantung.

Resiko diabetes, saat berpuasa tubuh kita akan meningkatkan proses pemecahan glukosa sebagai modal untuk memproduksi energy dalam tubuh. Dengan pemecahan glukosa tersebut, dapat menurunkan kadar gula darah dalam tubuh karena proses tersebut memproduksi insulin dalam tubuh sehingga kita akan lebih terhindar dari resiko diabetes.

Penyakit ginjal, hal ini dikarenakan berkurangnya konsumsi air selama berpuasa.

Serangan jantung, hal ini dikarenakan tubuh kita mengalami penurunan tingkat trigliserida (TG) hingga rata-rata 15 persen dan penurutnan kolestrol low density liporprotein (LDL) hingga 10 persen yang merupakan salah satu faktor resiko penyebab terjadinya serangan jantung. 

5. Memanjangkan umur 

Selama berpuasa, banyak hal-hal positif yang terjadi dalam tubuh kita seperti detoksifikasi, dan lainnya sehingga hal ini tentu akan dapat memperpanjang usia kita. 

6. Mengistirahatkan saluran pencernaan dalam tubuh 

Selama puasa, kita menahan lapar dan haus artinya tidak ada asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita sehingga saluran pencernaan kita bisa beristirahat dan sejenak dan dapat bekerja dengan lebih optimal setelah berbuka nanti.

7. Memperbaiki pola makan 

Pola makan saat kita berpuasa lebih teratur dari pada saat kita tidak melakukan puasa. Sehingga kesehatan kita jadi lebih terjaga dan tentunya hal ini akan dapat menjaga kesehatan tubuh kita. 

8. Merawat kecantikan kulit 

Sel-sel dalam tubuh dapat bekerja dengan lebih maksimal karena metabolisme tubuh saat berpuasa dapat beristirahat dengan baik. Hal ini mempengaruhi kekencangan tubuh luar seperti kulit menjadi lebih kencang dan sehat.

Selain mengencangkan kulit, puasa juga dapat mencegah penuaan dini. Karena puasa dapat memperlancar dan mempercepat metabolisme dalam tubuh. 

9. Mengurangi nyeri sendi dan encok 

Berpuasa dapat meningkatkan kemampuan Sel penetral (pembasmi bakteri) sehingga dapat meredakan nyeri sendi dan encok pada tubuh. 

10. Membantu menyembuhkan berbagai penyakit 

Puasa akan dapat lebih mengefisienkan penggantian sel-sel rusak bahkan juga dapat menghentikan pertumbuhan tumor yang merugikan tubuh. Kemudian untuk penyakit-penyakit lainnya juga dapat dibantu dengan cara berpuasa karena dengan puasa pola makan kita jadi teratur dan asupan makanan yang masuk dalam tubuh juga lebih terjaga. Sehingga proses kesembuhannya bisa jadi lebih cepat.

11. Meredakan dan menyeimbangkan kelabilan psikologis 

Jika kita korelasikan puasa sunah ayyamul bidh dengan kondisi alam yang terjadi seperti bulan purnama serta dengan kondisi psikologi yang kita alami, maka akan ada sebuah alasan logis mengapa kita disunahkan untuk menjalankan puasa ayyamul bidh, yakni untuk meredakan dan menyeimbangkan kelabilan psikologis kita. Dengan kondisi psikologis yang sensitive dan mudah meluap, setidaknya dengan melakukan puasa ayyamu bidh akan dapat menuntun kesadaran diri kita agar lebih menundukkan hawa nafsu. 

Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh 

Berikut akan dibahas dengan lebih detail mengenai keutamaan dari ibadah puasa Ayyamul bidh

12. Perintah dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam 

Dikisahkan dalam sebuah riwayat hadits bahwa dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memerintahkan secara langsung perihal ibadah puasa ayyamul bidh. Hal inilah yang menjadi salah satu keutamaan dari puasa ayyamul bidh. 

Kisah tersebut di riwayatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah yang berkata bahwa:

Au Shooni kholiilii bitsalaatsillaa ada’uhunna hhattaa amuta shoumi tsalaatsati ayyaamin min kulli syahrin, wa sholaati dduhaa, wa naumin ‘ala witrin.

Artinya:

“Kekasihku Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, telah berwasiat tiga hal kepadaku, yaitu; agar selalu berpuasa tiga hari pada setiap bulan, selalu mengerjakan dua raka’at Dhuha, dan selalu mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (Hadits Riwayat. Al-Bukhari)

Dalam hadits tersebut Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan wasiat untuk seluruh umatnya tentang tiga hal. Dimana tiga hal ini adalah ibadah yang sunah dan memiliki manfaat luar biasa untuk ketentraman hati bagi manusia. Yakni puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha sebanyak dua rakaat, dan shalat witir sebelum tidur. Seperti yang telah dijelaskan bahwa puasa tiga hari setiap bulan atau ayyamul bidh ini dapat membantu menundukkan hawa nafsu manusia saat terjadi fenomena alam yang membuat kondisi psikologis kita menjadi lebih sensitive. Oleh karena itu Nabi menganjurkan puasa ayyamul bidh ini salah satunya adalah untuk meredakan emosi yang kita rasakan sehingga tetap terkontrol dan berjalan dengan baik. Kemudian pada perintah berikutnya, yakni sholat dhuha dan witir selain dapat menenangkan jiwa juga dapat mempermudah segala urusan kita di dunia dan menjadi bekal untuk di akhirat nanti.

13. Anjuran dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam 

Selain memerintahkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga dikisahkan pernah menganjurkan puasa ayyamul bidh serta waktu pelaksanaannya.

Kisah ini diriwayatkan dalam hadis At-Tirmidzi,  dari Abu Dzar radhiyallâhu yang menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberitahunya padanya bahwa:

Yaa abaa dzarrin idzaa shumta mina ssyahri tsalaatsata ayyaamin fashum tsalaatsa ‘asyrata wa arba’a ‘asyrata wa khomsa ‘asyrata

Artinya:

“Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (Hadits Riwayat At-Tirmidzi)

Dalam hadits ini disebutkan tentang waktu-waktu untuk melakukan puasa ayyamul bidh. Yakni pada tangal tiga belas, empat belas dan lima belas dari bulan hijriyah. Penentuan waktu dari puasa ayyamul bidh ini dikarenakan pada tanggal tersebut kondisi bulan sedang dalam keadaan purnama dan tengah bersinar dengan terangnya. Pada tanggal tersebut juga terjadi fenomena alam dimana posisi bulan sangat dekat dengan bumi sehingga gaya grafitasi dalam bulan tersebut membuat ketinggian air laut menjadi pasang serta mempengaruhi kondisi psikis dari makhluk hidup yang ada di bumi menjadi lebih sensitive dan emosional. Sehingga dengan melakukan puasa ayyamul bidh diharapkan agar kondisi psikis kita bisa lebih terkontrol dan meredakan emosi dalam diri kita.

14. Dilaksanakan di pertengahan bulan Hijriah 

Keutamaan tentang anjuran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap puasa ayyamul bidh ini juga diceritakan dalam hadits lain, yakni sebuah hadits yang mengisahkan tentang Musa bin Thalhah radhiyallâhu ‘anhu yang pernah mendengar percakapan antara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Abu Dzar. Dimana dalam percakapan tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan jika puasa selama tiga hari dalam setiap bulan sebaiknya dilakukan pada tanggal 13, 14 dan 15.

Kisah ini diceritakan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi.

Sami’tu abaa dzarriin yaquulu: qaala rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallama : “yaa abaa dzarrin, idzaa shumta mina ssyahri tsalaatsata ayyaamin fashum tsalaatsa ‘asyrata, wa arba’a ‘asyrata, wa khomsa ‘asyrata

“Saya mendengar Abu Dzar berkata: Rasululullah shallallâhu alaihi wa sallam bersabda: “wahai Abu Dzar jika engkau berpuasa 3 hari dalam setiap bulan maka berpuasalah pada tanggal 13, 14 dan 15.” (Hadits Riwayat At-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi).

Hadits ini juga dengan jelas menerangkan waktu-waktu untuk pelaksanaan puasa ayyamul bidh yang dilakukan tiga hari berturut-turut yakni pada tanggal 13, 14 dan 15. 

15. Ibadah puasa ayyamul bidh sama seperti melakukan puasa setahun

Selain dari kisah dalam hadits tersebut, Abu Daud juga meriwayatkan sebuah hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering memerintahkan umat dan sahabat untuk melaksanakan puasa ayyamul bidh karena dengan melakukan puasa ini selama tiga hari berturut-turut maka pahalanya seperti melakukan ibadah puasa selama satu tahun penuh.

Karana rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – ya’murunaa an nashumal biidha tsalaatsa ‘asyrata wa khomsa ‘asyrata. Wa aqaala hunna kahay’ati ddahri. 

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriyah).” Dan beliau bersabda, “Puasa ayyâmul bidh itu seperti puasa setahun.” (Hadits Riwayat Abu Daud)

16. Tauladan dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam 

Diterangkan dalam sebuah hadits bahwa puasa ayyamul bidh adalah tauladan dari ibadah yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kisah ini diketahui dari sebuah percakapan antara Mu’adzah yang bertanya kepada Aisyah tentang ibadah puasa selama tiga hari berturut-turut di setiap bulannya yang selalu dilakukan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kapan saja waktu untuk melaksanakannya yang kemudian dibenarkan dan dijelaskan oleh Siti Aisyah bahwa puasa tersebut dilakukan dihari apa saja.

Kisah tersebut diriwayatkan dalam hadits Tirmidzi:

Akaana rasulullah – shollallahu ‘alaihi wa sallam – yashuumu tsalaatsata ayyaamin min kulli shahrin qalat na’am. Qultu min ayyati kaana yashuumu qalat kaana laa yubaalii min ayyati shooma.

Artinya:

“Apakah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam senantiasa berpuasa tiga hari setiap bulannya?” ‘Aisyah menjawab, “Iya.” Aku (Mu’adzah) pun lalu bertanya lagi: “Pada hari apa beliau melakukan puasa tersebut?” ‘Aisyah menjawab, “Beliau tidak peduli pada hari apa beliau puasa (artinya semau beliau).” (Hadits Riwayat At-Tirmidzi)

17. Kebiasaan Nabi dalam berpuasa ayyamul bidh 

Selain itu, ada juga sebuah hadits lain yang meriwayatkan tentang puasa sunah ayyamul bidh dari Abu Dzar yang berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

“Wahai Abu Dzar, jika engkau berpuasa tiga hari dalam sebulan, maka berpuasalah pada tanggal tiga belas, empat belas, dan lima belas.” (Hadits Riwayat At-Tirmidzi).

Demikianlah penjelasan mengenai keutamaan dari puasa ayyamul bidh ini. Semoga artikel tausiah ini dapat menambah pengetahuan dan keimanan serta memberi manfaat positif bagi kita semua.

Semoga bermanfaat....

Rabu, 24 Februari 2021

17 MANFAAT MEMILIKI BANYAK ANAK DALAM ISLAM

Edisi Rabu, 24 Februari 2021 M / 12 Rajab 1442 H

Anak adalah anugrah yang selalu diharapkan dalam kehidupan keluarga, anak diibaratkan dengan sosok yang bisa memberikan kebahagiaan dan rezeki pada orang tua baik itu melalui rezeki dalam hal keuangan maupun dalam hal amalan. Ada berbagai kepercayaan mengenai anak, ada yang merasa memiliki sedikit anak yang penting mampu memberikan kebahagiaan sepenuhnya, ada pula yang merasa punya banyak anak tak masalah bagaimanapun kondisi keuangannya sebab Allah yang maha memberi rezeki. 

Memiliki banyak anak, apalagi anak yang saleh dan salehah merupakan harta terbesar bagi orang tua. Betapa banyak orang tua yang sudah tua renta dan sepuh, dahulunya menyesal hanya punya anak satu atau dua, karena kini mereka kesepian di usia senja mereka. Anak-anak mereka yang hanya sedikit dan sibuk dengan urusan masing-masing atau terpisah di pulau yang jauh. Mereka menyesal dan berangan-angan, sekiranya dahulu punya anak yang banyak sehingga mereka tidak kesepian dan banyak yang perhatian pada mereka di usia senja. Terlebih anak yang saleh berusaha menyenangkan orang tua dan mencari ridha kedua orang tuanya.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسُخْطُ الرَّبِّ فِي سُخْطِ الْوَالِدِ

“Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua” (Shahih al-Adabil Mufrad no. 2)

Pada kesempatan tausiah sore ini mari kita simak 17 manfaat memiliki banyak anak dalam islam berikut ini :

1. Mengikuti Anjuran Allah 

Allah memang menganjurkan untuk memiliki banyak anak terlepas dari bagaimana kondisi keuangan yang dihadapi sebab bagi Allah hal itu merupakan jalan untuk banyak berbuat amal kebaikan dan jalan untuk mencari rezeki yang lebih berkah di jalanNya beserta doa pembuka rezeki dari segala penjuru.“ …dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untuk kamu (yaitu anak)” [Al-Baqarah/2 : 187].

2. Memperbanyak Umat Muslim 

Rasul bangga dengan laki laki yang menikah dengan perempuan yang subur hingga bisa memiliki banyak anak dan menjadi anak anak tersebut umat islam yang sholeh mengikuti ajaran islam beserta 5 rukun islam dalam ajaran islam. “Nikahilah perempuan yang pecinta (yakni yang mencintai suaminya) dan yang dapat mempunyai anak banyak, karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab (banyaknya) kamu di hadapan umat-umat (yang terdahulu)” [Shahih Riwayat Abu Dawud].

3. Berkah Dunia Akherat 

Rasul selalu mendoakan agar sahabatnya memiliki banyak anak sehingga bisa memperbanyak rezeki dan memperbanyak jalan kebaikan yakni dengan keutamaan mengajarkan ilmu dalam islam dan pemahamanan agama yang kuat untuk anak anaknya. “Ya Allah ! Banyakkanlah hartanya dan anaknya, dan panjangkanlah umurnya dan ampunkanlah ia” [Derajad hadits ini Hasan]

4. Amal Jariyah 

“Dari Abu Hurairah, Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Setiap manusia dilahirkan ibunya atas dasar fitrah Maka apabila kedua orang tuanya muslim, maka jadilah dia anak muslim..” [Riwayat Muslim dan lain-lain]. Tentunya anak akan menjadi sesuatu yang kekal amalnya jika mampu mengarahkan kepada jalan kebaikan sehingga pahala terus mengalir hingga akherat sebab memiliki amal jariyah.

5. Kebaikan Hingga Akherat 

“Dari Abu Hurairah : Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Apabila manusia itu telah mati maka terputuslah dari semua amalnya kecuali tiga perkara yaitu  Anak shalih yang mendo’akannya” [Riwayat Muslim dan lain-lain]. kedudukan anak dalam hukum islam adalah Anak yang sholeh akan memberikan kebaikan untuk orang tuanya yakni memberikan doa yang bisa melindungi orang tuanya dari azab atau keburukan di akherat.

6. Jalan Rezeki 

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka.” (QS. Al An’am [6]: 151). Allah tidak menyukai seseorang yang takut punya anak karena takut miskin dan takut tak bisa menghidupi, hal itu sama saja dengan tidak percaya akan kekuasaan dan kekayaan yang dimiliki oleh Allah.

7. Menambah Taqwa 

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Thalaq [65]: 2-3). Bagi yang ingin memiliki banyak anak dengan niat ibadah karena Allah dan memperbanyak jumlah umat muslim yang sholeh, maka baginya adalah jalan menjadi orang yang lebih bertaqwa.

8. Motivasi Kesuksesan 

Anak adalah karunia. Kehadiran mereka adalah nikmat. Anak dan keturunan memang dapat melahirkan ragam kebaikan. Dalam kehidupan rumah tangga, anak-anak dan keturunan ibarat tali pengikat yang dapat semakin menguatkan hubungan pasangan suami istri. Dan dari sana lah kemudian akan tercipta keharmonisan dalam rumah tangga; sakinah, mawaddah dan rahmah. (Dari ceramah Syaikh Sa’ad As-Syitsry, Ahkam Al Maulud).

Memiliki anak banyak akan menjadikan kedua orang tuanya lebih banyak bekerja sama untuk memberikan kehidupan yang layak untuk anaknya, kedua orang tua menjadi jauh lebih bersemangat dalam mencari rezeki yang berkah dan mendekatkan diri satu sama lain untuk bersama sama memberikan kasih sayang dan segalanya yang terbaik.

9. Mendapat Syafaat 

“Tidaklah seorang muslim yang ditinggal wafat oleh tiga orang anaknya yang belum baligh kecuali Allah akan memasukkannya ke dalam surga karena keutamaan rahmat-Nya kepada mereka”. (HR. Bukhari, no. 1381). Bagi yang mempunyai anak banyak namun ada takdir diambil oleh Allah tanpa penyebab yang dikarenakan orang tuanya maka orang tuanya akan menjadi jalan untuk nantinya mendapat syafaat.

10. Mengikuti Takdir Allah 

“Tidaklah seorang muslim ditinggal mati oleh tiga anaknya yang belum baligh, melainkan ia akan dimasukkan ke dalam pintu surga yang mana saja yang ia mau.” (HR. Ibnu Majah, no. 1604. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih). Orang tua akan mendapatkan surga sesuai yang dijanjikan Allah selama mereka telah berusaha dan memberikan yang terbaik dalam merawat dan menghidupi anak anaknya.

11. Menyebarkan Lebih Banyak Ilmu 

Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul-Nya yang mengajak kamu kepada suatu yang memberi (kemaslahatan/kebaikan) hidup bagimu.” (Qs. al-Anfaal: 24). Tentunya memiliki banyak anak akan membuat seseorang menjadi lebih banyak menyebarkan ilmu pada anak anaknya tersebut sehingga hal itu merupakan jalan pahala karena mengajak umat muslim menuju surga dan jalan kebaikan Allah.

12. Kehidupan yang Baik 

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (di dunia), dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka (di akhirat) dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Qs. an-Nahl: 97).

Orang tua yang mengerjakan amal sholeh dan mengajarkannya pada anak anaknya serta berusaha sebaik mungkin untuk memberikan penghidupan yang terbaik untuk anak anaknya atau memiliki tanggung jawab yang penuh maka akan mendapat kehidupan yang baik yang diliputi dengan kasih sayang yang penuh dari Allah.

13. Sunnah Rasulullah 

Dari Ma’qil bin Yasar al-Muzani radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Seorang lelaki pernah datang (menemui) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: Sesungguhnya aku mendapatkan seorang perempuan yang memiliki kecantikan dan (berasal dari) keturunan yang terhormat, akan tetapi dia tidak bisa punya anak (mandul), apakah aku (boleh) menikahinya?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak (boleh)”, kemudian lelaki itu datang (dan bertanya lagi) untuk kedua kalinya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali melarangnya, kemudian lelaki itu datang (dan bertanya lagi) untuk ketiga kalinya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Nikahilah perempuan yang penyayang dan subur (banyak anak), karena sesungguhnya aku akan membanggakan (banyaknya jumlah kalian) dihadapan umat-umat lain (pada hari kiamat nanti).” Bagi seorang perempuan yang masih gadis, kesuburan ini diketahui dengan melihat keadaan keluarga (ibu dan saudara perempuan) atau kerabatnya, lihat kitab ‘Aunul Ma’buud, 6/33-34). (HR Abu Dawud (no. 2050).

Rasulullah menganjurkan untuk menikahi wanita yang subur yang mampu memiliki banyak anak sehingga dalam kehidupan keturunan bisa diteruskan dan bisa menjadi jalan untuk lebih banyak lagi berbuat kebaikan serta menyebarkan amal sholeh, orang tua tersebut menjadi memiliki jalan yang seluas luasnya untuk mencari pahala yang mulia di sisi Allah.

14. Derajat Tinggi di Surga 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Sungguh seorang manusia akan ditinggikan derajatnya di surga (kelak), maka dia bertanya: Bagaimana aku bisa mencapai semua ini? Maka dikatakan padanya: (Ini semua) disebabkan istigfar (permohonan ampun kepada Allah yang selalu diucapkan oleh) anakmu untukmu.” (Kitab al-Maudhuuaat (2/281), al-‘Ilal mutanaahiyah (2/636) keduanya tulisan imam Ibnul Jauzi, dan Silsilatul Ahaaditsidh Dha’iifah” (no. 3580).

Anak yang sholeh yakni yang sering berdzikir tidak hanya bermanfaat untuk anak tersebut saja namun juga memberikan kebaikan untuk kedua orang tuanya di akherat sehingga kedua orang tuanya ikut merasakan kesenangan di akherat dan jauh dari kegundahan, hal itu jika selama hidup orang tua berbuat baik dan mengajarkan kebaikan pada anaknya.

15. Pahala Mendidik dan Merawat 

Syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata: “Memelihara diri (dari api neraka) adalah dengan mewajibkan bagi diri sendiri untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, serta bertobat dari semua perbuatan yang menyebabkan kemurkaan dan siksa-Nya. Adapun memelihara istri dan anak-anak (dari api neraka) adalah dengan mendidik dan mengajarkan kepada mereka (syariat Islam),

serta memaksa mereka untuk (melaksanakan) perintah Allah. Maka seorang hamba tidak akan selamat (dari siksaan neraka) kecuali jika dia (benar-benar) melaksanakan perintah Allah (dalam ayat ini) pada dirinya sendiri dan pada orang-orang yang dibawa kekuasaan dan tanggung jawabnya.” (Taisiirul Kariimir Rahmaan, hal. 640). Mendidik dan merawat anak adalah hal yang mulia dimana hal itu akan mendapatkan banyak pahala sehingga ia menjadi seseorang yang jauh dari api neraka.

16. Mengharapkan doa baik dari anak yang shalih 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, atau do’a anak yang shalih.” (HR. Muslim no. 1631)

17. Mengharapkan syafa’at dari anak yang meninggal dunia. 

Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, dia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda,

مَا مِنْ النَّاسِ مُسْلِمٌ يَمُوتُ لَهُ ثَلَاثَةٌ مِنْ الْوَلَدِ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ إِلَّا أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ إِيَّاهُمْ

“Tidaklah seorang muslim yang ditinggal wafat oleh tiga orang anaknya yang belum baligh kecuali Allah akan memasukkannya ke dalam surga karena keutamaan rahmat-Nya kepada mereka”. (HR. Bukhari, no. 1381)

Dari ‘Utbah bin ‘Abdin As-Sulami, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ لَهُ ثَلاَثَةٌ مِنَ الْوَلَدِ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ إِلاَّ تَلَقَّوْهُ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ دَخَلَ

“Tidaklah seorang muslim ditinggal mati oleh tiga anaknya yang belum baligh, melainkan ia akan dimasukkan ke dalam pintu surga yang mana saja yang ia mau.” (HR. Ibnu Majah, no. 1604. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Semoga bermanfaat....

Senin, 22 Februari 2021

17 BAHAYA BID'AH DALAM ISLAM

Edisi Selasa,  23 Februari 2021 M / 11 Rajab 1442 H 

Bid’ah ialah perbuatan yang dikerjakan tidak menurut contoh yang sudah ditetapkan, termasuk menambah atau mengurangi ketetapan. Bid’ah berarti membuat sesuatu tanpa ada contoh sebelumnya. Dari begitu banyaknya aliran islam di dunia ini, seringkali ada pendapat dan debat tentang bid’ah, masing masing aliran agama merasa agamanya yang paling benar dan menyalahkan aliran lain. Terkadang hal tersebut membuat kita umat islam menjadi sedih, bagaimana mungkin agama yag berada pada satu aturan, yaitu Al Qur’an dan Hadits bisa dengan mudah terpecah belah dan tidak bersatu satu dengan lainnya.

Sebenarnya islam adalah agama yang satu, tidak ada aliran atau dikelompokkan dalam jenis apapun. Islam hanya satu yang mengikuti jalan kehidupan berdasarkan syariah dari Allah Subhanahu wa ta'ala di Al Qur’an dan teladan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dalam hadits. Hal itulah yang sering memunculkan bid’ah. Untuk memahami lebih lanjut, dalam kesempatan tausiah kali ini akan dijelaskan tentang bahaya bid’ah dalam islam, sebagai wawasan agama untuk kita agar tetap berada dalam petunjukNya sehingga amal perbuatan yang dilakukan tidak akan sia sia. Mari simak uraian berikut.

1. Perbuatan Tercela 

“Sebaik baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad. Sejelek jelek perkara ialah yang diada adakan (bid’ah)”. (HR Muslim). 

Bid’ah termasuk perbuatan tercela yang tidak diridhoi oleh Allah Ta'ala sebab termasuk perbuatan yang melanggar agama dimana pelakunya tidak mengikuti ajaran yang telah ditetapkan dan membuat aturan atau syariat sendiri yang sama sekali tidak ada manfaat dan kebenarannya.

Untuk menghindarinya, manusia harus memiliki ilmu dan panduan dalam menjalankan ibadah berdasarkan syariat islam, dimana manfaat ilmu dalam pandangan islam salah satunya adalah untuk mencegah perbuatan tercela seperti bid’ah yang dilakukan karena ketidaktahuan.

2. Sesat 

“Dan setiap Bid’ah adalah sesat”. (HR Muslim). Bid’ah adalah jalan yang sesat, sebab satu satunya jalan yang lurus hanyalah segala urusan dan tindakan yang dilakukan berdasarkan kitab Allah dan hadits Rasulullah. Cara meningkatkan iman dan taqwa bukanlah menambah atau mengurangi amalan ibadah yang telah ditetapkan, tetapi menjalankan ibadah sesuai cara dan takaran yang telah ditentukan.

3. Tidak Mengikuti Teladan 

“Aku bukanlah yang menyampaikan  hal yang baru diantara Rasul Rasul”.  (QS Al Ahqaf : 9).  Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bukanlah nabi yang pertama, sebelum beliau telah ada utusan Allah yang ditugaskan untuk memberitahu manusia tentang jalan yang benar. Membuat bid’ah sama seperti halnya tindakan yang dilakukan tanpa aturan dan tidak mengikuti teladan Rasul. Keutamaan cinta kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam adalah dengan mengikuti teladannya dengan cara yang benar.

4. Tindakan yang Berlebihan 

“Jalan agama yang dibuat buat (tanpa ada dalil) yang menyerupai syariat islam, yang dimaksudkan ketika menempuhnya adalah untuk berlebih lebihan dalam beribadah kepada Allah”. (Kitab Al I’tishom). Bid’ah yang terus menerus dilaksanakan dapat menjadi dosa yang tak terampuni.

Tindakan yang berlebihan ialah salah satu dari ciri bid’ah, sesuatu yang tidak diperintah oleh agama dilakukan karena menganggap hal tersebut akan menambah amal kebaikan baginya, padahal hal tersebut justru menjadikannya dosa karena melakukan amal secara berlebihan yang tidak dibenarkan dan tidak jelas asal usulnya.

5. Tindakan yang Sia Sia 

Bahaya bid’ah dalam islam ialah termasuk tindakan yang sia sia, orang tersebut melakukan banyak amalan dengan harapan mendapat kebaikan yang lebih banyak dari Allah Ta'ala tetapi justru sebaliknya, dia hanya akan mendapat rasa lelah dari amalan tersebut dan sia sia perbuatannya, tidak mendapat pahala kebaikan di sisi Allah Subhanahu wa ta'ala. 

6. Mengajarkan Hal yang Salah 

Manusia hidup berdampingan dengan orang lain. Tentu akan ada sesuatu yang diikuti atau dicontoh dari orang sekitar atau orang yang lebih tua. Bid’ah ialah mengajarkan hal yang salah kepada orang lain dan tidak ada bedanya dengan mengajak orang lain menuju jalan yang salah. keutamaan berilmu dalam islam dapat mencegah dari bid’ah sebab mengajarkan hal yang benar sesuai syariat.

7. Perbuatan Dosa 

Bahaya bid’ah dalam islam ialah termasuk melakukan perbuatan dosa. Jelas dari hal ini karena bid’ah adalah melakukan sesuatu yang jauh dari perintah Allah dan Rasul dimana perbuatan tersebut seringkali tidak sesuai dengan agama. Dan orang tersebut berbuat kerusakan dengan bid’ah nya dan mengatas namakan agama. Sungguh termasuk dosa besar di mata Allah.

8. Mendapat Azab Neraka 

“Setiap kesesatan tempatnya di neraka”. HR An Nasa’i). Perbuatan bid’ah yang sesat akan mengantar menuju jalan neraka. Ia akan mendapat azab sebab telah berbuat kebohongan dengan melakukan dan menyebarkan aturan agama padahal urusan tersebut sama sekali bukan aturan dari Allah.

9. Tidak Bertaqwa 

Orang yang bertaqwa hanya melakukan segala sesuatu karena Allah. Berbuat berbagai amalan karena Allah dengan menganut dan berpedoman pada Al Qur’an dan hadits. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah memberi wasiat berupa peringatan untuk tetap berpegang teguh pada ajaran Allah sebagai ciri orang bertaqwa dan agar mendapat petunjuk dari Allah Subhanahu wa ta'ala. 

“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah, tetap mendengar dan taat karena barang siapa yang hidup diantara kalian setelahku, maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu kalian wajib berpegang pada sunnah ku agar mendapatkan petunjuk”. (HR Tirmidzi).

10. Jauh dari Petunjuk Allah 

“Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Hati hatilah dengan perkara yang diada adakan karena hal tersebut adalah sesat dan jauh dari petunjuk Allah”. (HR Abu Daud). Orang yang dengan sengaja melanggar perintah Allah dengan membuat amalan palsu termasuk tindakan tercela yang tidak diridhoi Allah sebab Allah telah membuat syariat dalam berbagai aspek kehidupan yang terbaik untuk umat islam, tetapi dilanggar oleh pembuat bid’ah tersebut sehingga orang yang berbuat demikian tidak akan mendapat petunjuk dari Nya.

11. Mematikan Sunnah Rasul 

“Setiap tahun ada saja yang membuat bid’ah dan mematikan sunnah, sehingga yang hidup adalah bid’ah dan yang sunnah pun mati”. (Kitab Ath Thobroniy). Kebiasaan menjalankan bid’ah membuat sesuatu yang salah dibenarkan dan hal yang benar justru disalahkan. Hal tersebut termasuk bahaya bid’ah dalam islam sebab membuat banyak orang jauh dari syariat agama dan membuat banyak orang tersesat pada jalan yang salah.

12. Melanggar Perintah Rasul 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan umatnya untuk senantaisa beribadah berdasarkan contoh yang beliau ajarkan. Melebih lebihkan atau mengurangi ajaran Rasulullah termasuk perbuatan dosa sebab melanggar perintah Rasulullah. “Ikutilah petunjuk Rasulullah dan janganlah membuat bid’ah”. (Al Mu’jam Al Kabir).

13. Amalan Tertolak 

“Barang siapa membuat perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya maka perkara tersebut tertolak”. (HR Bukhari). Amalan yang dibuat buat dalam bid’ah entah itu perbuatan baik atau buruk, tidak akan diterima oleh Allah. Amalan tersebut akan tertolak dan tidak menjadikan pahala atau amal kebaikan bagi yang melakukannya.

14. Termasuk Orang yang Merugi 

Bid’ah ialah perbuatan orang orang yang merugi, orang tersebut mengira bahwa amalan yang dilakukannya adalah hal terbaik yang akan membawanya ke surga, padahal justru sebaliknya. Allah tidak membutuhkan dilebih lebihkan dalam menjalankan syariatNya. Cukup jalani sesuai yang diperintahkan tanpa dikurangi atau ditambahi. “Apakah kalian akan Kami beritahukan tentang orang orang yang merugi? Yaitu orang orang yang telah sia sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini sedangkan mereka menyangka mereka berbuat sebaik baiknya”. (QS Al Kahfi 103-104).

15. Taubat tidak Diterima 

“Allah betul betul menghalangi setiap pelaku bid’ah untuk bertaubat sebelum ia meninggalkan bid’ahnya”. (HR Thabrani). Orang yang membuat bid’ah tidak mendapat petunjuk dari Allah Ta'ala dan tidak menyadari bahwa perbuatannya salah sebab dengan sengaja melanggar perintah Nya. Allah tidak akan menerima taubat atau mengampuni dosanya jika ia masih melakukan perbuatan bid’ah yang salah tersebut.

16. Tidak Mendapat Syafaat 

“Wahai Rabb ku, mereka betul betul pengikutku, lalu Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman : sebenarnya engkau tidak mengetahui bahwa mereka telah mengganti ajaranmu setelahmu. Kemudian Rasul mengatakan : Celaka, celakalah ia yang telah mengganti ganti ajaran sesudahku”. (HR Bukhari).

Di hari pengadilan nati, umat Rasul akan mendapat syafaat dan terlindungi dari berbagai kesulitan di hari akhir tersebut. Bagi orang yang melakukan bid’ah Allah akan menunjukkan pada Rasul bahwa dia telah melanggar sunnah, dan orang tersebut mendapat akibat yang celaka di akherat serta tidak mendapat syafaat dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. 

17. Menanggung Dosa Orang yang Mengikuti 

“Barang siapa berbuat sunnah yang baik lalu diikuti maka akan dicatat baginya ganjaran orang yang mengikutinya dan sedikitpun tidak mengurangi ganjaran yang ia peroleh. Sebaliknya, barang siapa melakukan sunnah yang buruk lalu diikuti oleh orang sesudahnya maka akan dicatat baginya ganjaran yang buruk seperti orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi dosa si pemberi misal”. (HR Muslim).

Jelas dari hadits tersebut bahwa orang yang menyebarkan kebaikan dan diikuti oleh orang lain akan mendapat pahala dari kebaikan yang disebarkannya tersebut. Begitu pula sebaliknya yang termasuk bahaya bid’ah dalam islam yaitu orang yang menyebarkan bid’ah yakni menyebarkan syariat yang salah juga akan mendapatkan tumpukan dosa dari orang orang yang diajari atau yang menirunya tersebut.

Demikian artikel tausiah mengenai bahaya bid’ah dalam islam, semoga dapat menjadi wawasan islami yang berkualitas untuk anda dan sebagai jalan agar kita selalu memperbaiki diri dengan melakukan segala amal perbuatan sesuai yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul Nya. 

Semoga bermanfaat....

Minggu, 21 Februari 2021

17 BAHAYA KEBODOHAN DALAM ISLAM

Edisi Senin, 22 Februari 2021 M / 10 Rajab 1442 H

Kebodohan merupakan salah satu perkara yang amat dibenci oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.  Sebagimana perkara yang lain seperti penyakit hati. Betapa kebodohan dapat menjadi sebuah pedang yang tajam karena pada dasarnya kebodohan merupakan sifat yang amat disukai oleh iblis dan syaiton. Terdapat perbedaan antara ketidaktahuan dan kebodohan.

Sebab kebodohan biasanya senantiasa bersama dengan orang yang malas, sedangkan ketidaktahuan disebabkan karena memang belum belajar dan tidak mengerti mengenai perkara tersebut.

Telah ditegaskan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Idzaa wussidal amru ilaa ghoiri ahlihi fantadziris saa’ah.”  Apabila perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah kiamat. (HR Al-Bukhari dari Abi Hurairah).

Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam telah dapat memprediksi bahwa kelak akan datang masa dimana orang-orang yang bodoh yang lebih banyak berbicara. Sehingga ia berbicara mengenai ilmu yang tidak ada dasarnya, orang bodoh akan selalu ingin terlihat pintar sehingga ia akan berbicara tanpa paham betul apa maknanya. Sebagaimana hal tersebut telah diperingatkan dalam Hadits:

Dari Anas radhiyallahu'anhu :

Sesungguhnya di depan Dajjal ada tahun-tahun banyak tipuan –di mana saat itu– orang jujur didustakan, pembohong dibenarkan, orang yang amanah dianggap khianat, orang yang khianat dianggap amanah, dan di sana berbicaralah Ruwaibidhoh.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, apa itu Ruwaibidhoh? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Orang yang bodoh (tetapi) berbicara mengenai urusan orang banyak/ umum. (Hadits dikeluarkan oleh Imam Ahmad, Abu Ya’la, dan Al-Bazzar, sanadnya jayyid/ bagus. Dan juga riwayat Ibnu Majah dari Abu Hurairah. Lihat Kitab Fathul Bari, juz 13 halaman 84  ).

Islam sendiri mengartikan kebodohan sebagaimana zaman Jahilliyah, ketika itu banyak orang yang tersesat karena kebodohannya. Sehingga kemudian Allah menurunkan wahyu pertamanya yakni surat Al-Alaq ayat 1-5. Dalam ayat pertamanya bermakna “Bacalah”, artinya bahwa manusia harus selalu belajar agar tidak terjerumus dalam kebodohan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala berikut :

“Sesungguhnya sejelek-jeleknya binatang di sisi Allah adalah orang-orang yang tuli dan bisu (dalam menerima kebenaran), yaitu orang-orang yang tidak berakal.”

(QS. Al-Anfal : 22)

Kebodohan memiliki bahaya yang sebenarnya bahkan tidak anda sadari. Namun, akan sangat rugi jika kita terperangkap dalam kebodohan tanpa mau berusaha untuk keluar.  Karena itu, berikut 17 bahaya kebodohan dalam islam, yang akan membuat anda semakin memahami pentingnya memperdalam ilmu. Simak selengkapnya.

1. Tidak Dapat Memilah Mana yang Baik dan yang Buruk 

Bahaya kebodohan yang pertama ialah, sebagai manusia kita tidak akan bisa memaknai dan membedakan hal yang benar dan salah, akibat dari tidak adanya pengetahuan yang memadai. Sehingga cenderung melakukan segalanya sesuai dengan hasrat. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu ta’ala berkata :

“Orang bodoh itu bagaikan lalat yang tidak hinggap kecuali pada kulit yang terluka, dan dia tidak mau hinggap pada kulit yang normal. Adapun orang yang berakal, ia akan memilah-milah, ini yang baik, dan ini yang tidak baik”.

2. Memiliki Pengetahuan Sempit 

Sudah pasti kebodohan akan membuat seseorang memiliki pengetahuan yang sempit. Sehingga banyak hal yang tidak akan ia ketahui. Sedangkan di zaman sekarang, anda yang terkungkung dalam kebodohan tidak akan dapat berkembang dan maju, padahal persaingan semakin keras kedepannya. Sehingga manusia memang diciptakan untuk selalu belajar. Sebagaimana Abdullah bin Mas’ud berkata:

“Seseorang tidaklah dilahirkan dalam keadaan berIlmu (agama) karena sesungguhnya ilmu itu diperoleh dengan belajar.”

3. Tidak Memiliki Prestasi 

Kebodohan akan membuat seseorang tidak memiliki prestasi apapun. Terutama dibidang akademik. Ia akan tertinggal jauh dari rekan yang lebih pintar dan mereka yang selalu mau belajar. Kondisinya akan sama saja ketika di dunia kerja, anda tidak akan mampu bersaing dengan rekan kerja yang lebih produktif. Sehingga sudah pasti prestasi kerja akan menurun, dan berbahaya bagi karir anda kedepannya. 

4. Suka Mengada-ada 

Kebodohan akan membuat seseorang menutupinya dengan sikap yang mengada-ngada. Demi tidak ingin dianggap bodoh maka ia akan memberikan informasi yang bahkan sumbernya tidak jelas. Apalagi jika berkumpul dengan orang yang sama-sama bodoh. Pastinya si bodoh tetap ingin kelihatan pintar dibandingkan dengan yang lain.

5. Banyak Bicara 

Jika ada pepatah “Tong kosong nyaring bunyinya” , mungkin benar memang bahwa kebodohan akan membuat seseorang menjadi banyak bicara. Namun, pembicaraannya sama sekali tidak berkualitas. Hal ini merupakan dalih untuk menutupi kebodohannya tersebut.

6. Gampang Ditipu Orang Lain 

Lain lagi cerita bahwa kebodohan akan mudah membuat seseorang ditipu daya atau muslihat. Lebih gampangnya orang bodoh akan sangat mudah diakali. Ini tidak lain karena ia tidak memiliki pengetahuan yang luas. Sehingga rata-rata orang bodoh sangat gampang sekali ditipu. Sehingga perlunya memperbaiki diri dalam islam , cara mensyukuri nikmat allah , dan cara agar hati tenang dalam islam .

7. Mudah Dipengaruhi 

Bahaya kebodohan yang berikitnya ialah, seorang yang tidak berpengetahuan luas biasanya akan lebih mudah dipengaruhi. Karena ketidaktahuannya maka ia akan cenderung gampang ditarik dan dipengaruhi. Entah pengaruh itu benar atau tidak maka ia akan menelannya mentah-mentah. Tentunya hal ini sangat berbahaya apalagi jika sampai dicekoki oleh hal yang buruk dan berbau maksiat.

8. Memiliki Pandangan  Yang Sesat 

Kebodohan akan membuat seseorang memiliki pandangan yang sesat. Sebab  karena ketidaktahuannya ia akan meyakini bahwa hal tersebut benar. Padahal belum tentu kebenarannya atau malah sebaliknya akan menyesatkan. Karenanya kita selalu dianjurkan untuk bertanya kepada ahlinya, agar tidak semakin sesat. Sebagaimana firman Allah Ta'ala berikut ”

“Bertanyalah kepada ahli zikir (berilmu) jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl : 43).

9. Menimbulkan Kerusakan 

Sesungguhnya kebodohan merupakan peyebab kerusakan di bumi ini bahkan tanpa mereka sadari. Sebagaimana dalam Firman Allah Subhanahu wa ta'ala berikut :

”Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: ”Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (QS. Al-Baqarah: 11-12).

10. Membawa Paham yang Menyesatkan 

Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash, berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda’: “Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan menariknya dari hati hamba-hambanya (ulama), akan tetapi mengambil ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga apabila tidak terdapat ulama, maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh menjadi pemimpin mereka, lalu orang-orang bodoh itu akan ditanya (dimintai fatwa), kemudian mereka berfatwa tanpa ilmu, maka orang-orang bodoh itu menjadi sesat dan menyesatkan orang lain”. (H.R Bukhari dan Muslim).

11. Memiliki Pemahaman yang Salah 

“Akan muncul pada akhir zaman, suatu kaum yang umurnya masih muda (yakni sedikit ilmunya), rusak akalnya. Mereka berkata dengan sebaik-baik perkataan manusia (yakni suka membahas masalah agama). Mereka membaca al-Qur`an, namun Al Qur’an tidak melewati kerongkongannya” (yakni salah dalam memahami al-Qur`an). (HR. Bukhari Muslim)

12. Kobodohan Seperti Terlepasnya Busur dari Anak Panah 

“Mereka telah terlepas dari agama, bagaikan terlepasnya anak panah dari busurnya. Apabila kalian menemui mereka, bunuhlah mereka, karena terdapat ganjaran bagi yang membunuh mereka di sisi Allah pada hari kiamat nanti.” (HR. Bukhari dan Muslim)

13. Pemimpin yang Bodoh akan Menyesatkan Umatnya 

Kebodohan akan sangat berbahaya jika sampai dimiliki oleh seorang pemimpin. Baik pemimpin agama ataupun pemimpin negara. Pemimpin negara yang bodoh pasti akan menyesatkan para rakyat dan umatnya. Sebab pemikiran yang keluar bukan berasal dari pengetahuan yang benar-benar telah diturunkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Karenanya telah jelas dikatakan bahwa kita dianjurkan untuk memilih pemimpin yang cerdas.

14. Sengsara di dunia dan akherat 

Pada akhirnya, dampak buruk dari kebodohan adalah sengsara di dunia dan celaka di akhirat.

.Ibnul Qayyim rohimahulloh berkata : “Tidaklah diragukan bahwa kebodohan adalah pokok dari segala kerusakan dan kejelekan yang didapatkan oleh seorang hamba di dunia dan di akhirat adalah dampak dari kebodohan”. (Miftaah Daaris Sa’adah, 1/87)

15. Tidak bisa membedakan mana ajaran yang benar dan salah 

Akibat buruk dari kebodohan, manusia tidak akan bisa membedakan mana ajaran benar yang datangnya dari Allah dan Rasul-Nya dengan ajaran sesat yang datangnya dari setan. Akibatnya banyak manusia berbondong-bondong terjerumus kedalam ajaran dan faham sesat. Taklid buta (fanatisme), ta’ashub (bangga golongan), ghuluw (melampaui batas), semua itu dampak buruk dari kebodohan.

16. Kemusryikan merajalela 

Bahaya kebodohan berikutnya kepercayaan kepada takhayul menjamur, bid’ah merajalela, ke syirikan sulit di basmi, kebenaran di tentang, Ulama pewaris Nabi di dustakan dan di hinakan, tapi sebaliknya para penyesat umat di dewakan semua itu akibat buruk dari kebodohan.

17. Terjadinya Kejahatan Dan Penipuan 

Fenomena sa’at ini, banyak manusia tertipu oleh para penyesat umat. Mereka di giring dengan keyakinan-keyakinan batil, di tipu dengan janji palsu, mereka dengan mudahnya percaya dengan ajaran menyesatkan yang datangnya dari setan.

Itulah, 17 bahaya kebodohan dalam islam. Tentunya semoga semakin menambah pengetahuan anda. Sehingga akan menimbulkan motivasi dan semangat belajar yang lebih, terutama dalam mempelajari ilmu agama.  

Semoga bermanfaat ....

Sabtu, 20 Februari 2021

17 KEUTAMAAN DOA ISTRI UNTUK SUAMI

Edisi Ahad, 21 Februari 2021 M / 9 Rajab 1442 H

Memiliki seorang istri yang shalihah tentu menjadi idaman bagi setiap kaum lelaki. Dimana seorang istri yang shalihah merupakan sebuah perhiasan dan kecantikan dunia yang mampu mengalahkan indahnya tumpukan emas, intan atau bahkan permata sekalipun.

Tidak hanya itu saja, memiliki seorang istri yang shalihah juga mampu membawa kehidupan yang lebih baik, baik itu untuk diri suaminya atau bahkan untuk keluarga kecilnya.

Jika selama ini kebanyakan lelaki menganggap peran seorang istri hanya dalam urusan dapur, kasur dan sumur. Seperti halnya keutamaan istri melayani suami. Maka pepatah Jawa tersebut sebaiknya sedikit digeser dengan peran seorang istri yang begitu luar biasa dalam bahtera rumah tangga yang anda bangun selama ini.

Dimana peran seorang istri bukan hanya dari tiga kata tersebut. Melainkan juga mampu membawa kesuksesan bagi seorang suami lewat doa-doa yang dipanjatkan oleh seorang istri setiap harinya.

Di dalam islam, doa seorang istri kepada suami menjadi salah satu doa mustajabah (segera terkabul). Hal ini pernah dinyatakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yang mengatakan:

“Sesungguhnya doa yang segera dikabulkan adalah doa seorang istri kepada suaminya yang tidak berada di tempat yang sama atau saling berjauhan.” (HR. Tirmidzi). Hal ini juga nampak dari keutamaan doa istri untuk suami.

Berikut keutamaan doa istri untuk suami :

1. Membuka Rahmat Allah Subhanahu wa ta'ala 

Kekuatan doa seorang istri dan keutamaan  berdoa dalam islam ternyata memiliki manfaat dan faedah yang begitu luar biasa di dalam kehidupan sang suami.

Dimana ketika doa yang terucap dari bibir seorang istri yang shalihah dengan kesungguhannya memohan kepada Sang Rabbnya. Maka sesungguhnya Allah Ta'ala akan menjanjikan untuk mengabulkan doa-doa tersebut.

Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa ta'ala yang berbunyi :

“Dan berdoalah kepadaku niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang telah menyombongkan dirinya dari menyembah kepada-Ku, maka akan masuk neraka jahanan dalam keadaan yang hina.” (QS. Al-Mu’min: 60).

2. Pendorong Kesuksesan Bagi Suaminya 

Jika pepatah pernah mengatakan: “Dibalik laki-laki yang sukses, maka selalu ada wanita hebat di belakangnya.” Hal itu memang benar adanya. Dimana saat suami dalam kondisi yang sangat terpuruk dan dia sudah mengalami berbagai macam cobaan hidup.

Maka dia memiliki kesempatan untuk bangkit dari kondisi keterpurukannya hanya berkat dorongan dan doa hebat dari seorang istri yang senantiasa berada di sampingnya. Maka sebaiknya sayangi istrimu sebagaimana cara Rasulullah menyayangi istri.

3. Membukakan Pintu Rezeki 

Jika doa seorang istri adalah doa yang mustajabah. Maka bukan tidak mungkin saat suami berangkat kerja dengan keikhlasan dan keridhoan dari istrinya. Maka akan terbukalah pintu-pintu rezeki untuknya di hari itu dan di hari-hari berikutnya.

Untuk itu, tatkala seorang suami meminta izin kepada istrinya untuk mencari nafkah di hari itu. Maka sebaiknya doa terbaik selalu anda ucapkan tiada henti hingga suami pulang dengan membawa hasil yang lebih baik. Namun selain itu juga terdapat doa agar keinginan tercapai yang bisa anda lakukan juga.

4. Menyempurnakan Aktivitas Suami 

Doa seorang istri untuk suaminya bukan hanya merupakan doa pintu rezeki dari segala penjuru baginya. Melainkan juga mampu menyempurnakan aktivitas harian seorang lelaki. Dimana saat terdapat satu masalah pada pekerjaan yang anda lakukan.

Bukan tidak mungkin jika masalah tersebut akan terasa lebih ringan dan bahkan lebih cepat selesai berkat doa yang selalu dipanjatkan dari mulut istri-istri.

5. Penyemangat dalam Kehidupan Suami 

Dalam kehidupan nyata mungkin anda pernah merasakannya. Dimana saat ingin berangkat untuk mencari nafkah bagi keluarga kecil anda. Anda lupa untuk meminta izin kepada istri anda karena beberapa alasan.

Pada saat itu pula anda merasakan seperti ada yang kurang dalam aktivitas yang anda kerjakan. Hal ini mungkin dikarenakan ada doa yang tertinggal yang anda minta dari istri. Untuk itu, selalu mintalah doa dari istri untuk penyemangat dalam kehidupan anda sehari-hari. 

6. Kemudahan Bagi Suami 

Saat doa istri menyertai setiap langkah yang anda kerjakan, pasti kemudahan juga akan anda rasakan di dalamnya. Disinilah peran hebat dari seorang istri bagi suaminya.

Dengan doa-doa yang tak pernah berhenti dari mulutnya ketika engkau pergi untuk mencari nafkah. Tentu kelimpahan dan kemudahan pun akan dapatkan. Hal ini juga ada kaitannya dengan hukum istri menafkahi suami dan hukum menafkahi orang tua setelah menikah.

7. Menjauhkan Suami dari Kejahatan atau Bencana 

Bukan hanya dari kemudahan yang anda dapatkan, melainkan berkat doa seorang istri setiap langkah kecil dari apa yang anda kerjakan selalu mendapatkan lindungan dari Sang Maha Kuasa. Dan hal tersebut seakan benar adanya, dimana saat seorang suami terkena masalah atas apa yang ia lakukan. Berkat doa istrinya yang berharap agar masalahnya dimudahkan.

Niscaya Allah Subhanahu wa ta'ala seakan mendengarkan doa-doa istri anda untuk menjauhkan suaminya dari berbagai tindak kejahatan atau bencana yang dapat membahayakan bagi dirinya.

8. Menghantarkan Kehidupan Suami yang Lebih Baik Lagi 

Bukan hanya melapangkan jalan kesuksesan bagi suaminya, melainkan juga menghantarkan jalan kehidupan bagi sang suami untuk bisa lebih baik lagi. Doa seorang istri yang shalihah tentunya selalu terpanjat untuk memohon agar kehidupan untuk dirinya, suaminya dan bahkan untuk keluarga kecilnya selalu dalam lindungan dan keselamatan dari Allah Ta'ala.

Hal tersebutlah yang kemudian akan menghantarkan langkah sang suami untuk bisa menjalani kehidupan yang lebih baik lagi. Dari semua ia bukan siapa-siapa. Bukan tidak mungkin jika berkat doa dari wanita shalehah menurut islam, ia menjadi seorang lelaki yang sukses baik itu di dunia maupun di akhirat kelak.

9. Keselamatan Bagi Suami 

Pernahkah anda para suami mendengar tentang perintah yang satu ini: “Mohonlah doa kepada istrimu agar keselamatan selalu menyertaimu.” Memang bagi seorang lelaki (suami) Ibu merupakan orang yang paling utama untuk dihormati.

Namun, ingatlah ada istri yang senantiasa bisa mempermudah segala urusan anda baik itu di dunia maupun di akhir. Karena selain keutamaan doa seorang Ibu, doa seorang istri yang shalihah juga bisa memberikan keselamatan terbaik untuk para suaminya.

10. Pembuka Pintu Kesuksesan Baik di Dunia Maupun di Akhirat 

Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa ta'ala  yang berbunyi: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia telah menciptakan untukmu seorang istri-istri dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya rasa diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya apa yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi mereka kaum yang berfikir.” (QS.-Ruum 30: 21).

Dari penggalan ayat di atas, maka dalam diri suami yang baik (shalih) tentu telah disediakan wanita (istri-istri) yang shalihah untuknya. Namun disisi lain mereka juga akan mengantarkan kebaikan dalam kehidupan suaminya, baik itu untuk kesuksesan di dunia maupun di akhiran kelak. Maka sebaiknya carilah istri yang memiliki ciri-ciri wanita baik menurut islam.

11. Pembuka Pintu Berkah 

Percayalah jika dibalik lelaki yang sukses, maka selalu ada wanita hebat di belakangnya yang tak pernah berhenti untuk memanjatkan doa untuknya.

Dalam hal ini keberkahan bagi suami dan keluarganya (keluarga kecil mereka) selalu dalam lindungan dan kasih sayang dari Allah Ta'ala. Dan hal tersebut senantiasa akan membukakan pintu-pintu berkah bagi keduanya.

12. Menaikkan Derajat/Posisi Suami 

Doa istri yang selalu terpanjat untuk suaminya tentu memiliki kekuatan yang sangat luar biasa. Dimana Allah Subhanahu wa ta'ala telah menjanjikan jika anda memiliki istri yang shalihah dan ia selalu berdoa untuk suami dan kesuksesan anda, maka nisyaca Allah Ta'ala akan mengabulkan dengan segera.

Hal ini memiliki kelebihan bagi suaminya. Dimana doa istri juga bisa menaikan derajat atau posisi suami ke tingkatan yang lebih baik. Misalnya saja posisinya dalam hal pekerjaan.

13. Membukakan Pintu Surga Bagi Keduanya 

Bukan hanya untuk kesuksesan di dunia, melainkan kekuatan doa dari seorang istri juga bisa membukakan pintu surga baik itu untuk suaminya, dirinya dan anak-anaknya. Maka bagi anda para istri, senantiasa berdoalah demi kehidupan yang lebih baik. Terutama untuk kehidupan nanti yang lebih kekal di akhirat.

14. Pelindung Bagi Suami 

Setiap anda para suami yang meminta doa kepada istri, maka perlindungan akan keselamatan dan keamanan akan senantiasa anda dapatkan dari yang Maha Pencipta. Untuk itu, biasakan untuk meminta doa istri ketika anda hendak kemana-mana (ke luar rumah untuk suatu urusan yang baik).

15. Mengindarkan dari Segala Fitnah 

Keutamaan doa istri bagi suami bukan hanya menghantarkannya pada kehidupan dan kesuksesan yang lebih baik. Namun berkat kekuatan doa dari seorang istri. Maka hal tersebut juga bisa menghindarkan diri dari segala fitnah jahat dalam kehidupan anda para suami. Mengenai hal tersebut islam juga memiliki Cara menghadapi fitnah menurut islam .

Memiliki istri yang shalihah merupakan suatu anugrah yang luar biasa dalam kehidupan para suami. Dimana bukan hanya mengantarkan anda ke dalam kehidupan yang lebih baik, melainkan berkat doa-doanya anda para suami juga akan dilimpahi segala karunua dan berkat dari Sang Maha Kuasa.

16. Doa Agar Suami Dikaruniai Harta Berkah 

Allahumma aktsir maa lii (lanaa) wawaladii (naa) wabaariklii (lanaa) fiihi

Ya Allah, pertambahkanlah harta dan perbanyaklah anak hamba dan berikanlah keberkahan atas karunia yang Engkau berikan. 

Sebagai seorang istri, sebaiknya anda menyadari jika jumlah atau nominal harta yang diberikan oleh suami bukanlah hal yang utama. Yang terpenting adalah adanya kerja keras dan ketulusan yang suami  berikan untuk menghidupi keluarganya.

sebagai istri juga mesti tulus ikhlas menerima berapa pun hasil yang suami kita dapatkan. Jangan terlalu menuntut banyak terhadap suami karena banyak suami yang justru menempuh jalan yang salah karena tingginya tuntutan istri terhadap nominal penghasilan suami.

17. Doa Meminta Rejeki yang Baik 

Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’an wa rizqon thoyyiban, wa ‘amalan mutaqobbal

Ya Allah, dengan kesungguhan hamba mohon padamu ilmu yang dapat memberikan manfaat, rejeki yang halal darimu, serta amal yang Engkau terima.

Keberkahan rejeki yang diperoleh suami mempengaruhi ketenteraman dan keharmonisan keluarga. Rejeki yang diperoleh dengan cara yang halal akan membuat keluarga menjadi tenang dan damai. 

Semoga pembahasan mengenai keutamaan doa istri untuk suami di atas, bisa berguna dan menambah wawasan berkualitas bagi kita semua.

Semoga bermanfaat....