Senin, 01 Februari 2021

17 KEUTAMAAN BILAL BIN RABAH, SAHABAT RASULULLAH

Edisi Senin, 1 Februari 2021 H / 19 Jumadil Akhir 1442 H

Bilal bin Rabah ialah seorang budak berkulit hitam dari Habsyah (sekarang menjadi negara Ethiopia) yang memeluk islam ketika ia masih diperbudak. Namanya tentu masih asing di telinga kita. Ia termasuk hamba terbaik Allah dimana ia merupakan salah seorang dari sahabat Nabi dan memiliki berbagai keutamaan yang belum diketahui banyak orang.

Bilal bin Rabah lahir di daerah as-Sarah sekitar 43 tahun sebelum hijrah. Ayahnya bernama Rabah, sedangkan ibunya bernama Hamamah, seorang budak wanita berkulit hitam yang tinggal di Mekah. Karena ibunya itu, sebagian orang memanggil Bilal dengan sebutan ibnus-Sauda’ (putra wanita hitam).

Bilal dibesarkan di kota Ummul Qura (Makah) sebagai seorang budak milik keluarga bani Abdud-dar. Saat ayah mereka meninggal, Bilal diwariskan kepada Umayyah bin Khalaf, seorang tokoh penting kaum kafir Quraisy.

Sebagai umat islam tentu kita wajib selalu haus akan ilmu agama dan kisah kisah orang shaleh untuk dijadikan pelajaran dan dijadikan teladan kebaikannya, termasuk mengenai Bilal bin Rabah. Apa saja keutamaannya secara lengkap? Mari simak penjelasannya dalam artikel tausiah berikut mengenai keutamaan Bilal bin Rabah.

1. Memiliki Iman yang Kuat 

Bilal bin Rabah memeluk islam ketika ia masih menjadi budak, karena hal tersebut ia terus menerus disiksa tuannya dan dipaksa agar meninggalkan agama lurus Allah dan kembali menjadi kafir. Tuannya melakukan apa saja dengan berbagai tindakan yang menyakitinya agar ia luluh dan menuruti perintah untuk meninggalkan islam. Tetapi dalam keadaan demikian ia tetap teguh dan istiqomah pada imannya dan tetap menjadi pemeluk islam. Keteguhannya menjadi teladan keutamaan istiqomah dalam islam.

2. Muazin Pertama dalam Islam 

Dalam sebuah hadits diceritakan bahwa Rasulullah bersabda beliau pernah mendengar suara Bilal di surga. Ketika Allah memberi wahyu pada Rasulullah untuk mengumandangkan adzan di setiap waktu shalat wajib, maka orang yang diminta Rasulullah untuk melakukannya ialah Bilal bin Rabah karena memiliki suara yang sangat merdu, indah, dan lantang. Keutamaan adzan membuka hatinya hingga akhirnya ialah yang pertama kali mengumandangkan adzan dalam islam dan suaranya selalu dikagumi oleh sahabat Rasulullah dan umat islam di masa itu hingga umat islam lain belajar untuk dapat mengumandangkan adzan sebaik Bilal.

3. Mengabdi Sepanjang Hidup 

Bilal hijrah ke Madinah dan tinggal serumah dengan Abu Bakar dan Amin bin Fath, ia mengabdikan diri sepanjang hidupnya kepada Rasulullah dengan menjadi pengikut dan pelindung yang setia serta selalu berjuang mengikuti peperangan melawan kafir. Keutamaan sahabat Rasulullah terdapat dalam dirinya. Bilal mengikuti perang Badar dan menyaksikan secara langsung bagaimana Allah menolong umat muslim dengan menurunkan bala tentaraNya. Hal tersebut membuatnya semakin yakin akan islam dan bertekad menghabiskan sisa hidupnya di jalan Allah.

4. Mendapat Jaminan Surga 

Suatu hari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memanggil Bilal dan bersabda “Wahai Bilal, aku mendengar gemerisik langkahmu di depanku di dalam surga. Setiap malam aku mendengar gemerisikmu”. (HR Muslim). 

Mendengar hal tersebut wajah Bilal pun menjadi sangat bahagia dan timbul keimanan yang semakin dalam di hatinya. Hari demi hari dilewatinya dengan ibadah dan amal kebaikan sebab ia menyadari begitu banyak manfaat beriman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala di dunia dan di akherat.

Rasulullah bersabda demikian karena petunjuk dari Allah bahwa Bilal memiliki hati yang mulia dan lurus, Bilal melakukan segala perintah Allah dan Rasul serta mengamalkannya kepada orang lain dengan teladan secara langsung dan kalimat yang lembut. Bilal pun menjadi contoh dan semangat bagi para budak lain yang memeluk islam dan mendapat pertentangan dari majikannya untuk tetap teguh mempertahankan keimanan sehingga para budak pada jaman tersebut memiliki kekuatan dan yakin pada pertolongan Allah.

5. Ahli Wudhu 

Bilal pernah berkata kepada Rasulullah “Ya Rasulullah, setiap kali aku berhadast, aku langsung berwudhu dan shalat sunnah dua rekaat”. Rasulullah pun menjawab “Ya, dengan itu kamu mendahului aku”. (HR Bukhari). penjelasan dari hadits tersebut kebiasaannya akan mensucikan diri dengan menjadi ahli wudhu membuat derajatnya terus meningkat di mata Allah. keutamaan menjaga wudhu disadari dan dipahami olehnya serta dilakukan terus menerus dan istiqomah.

6. Mendapat Hadiah Istimewa dari Rasulullah 

Rasulullah menyayangi Bilal sebagai sahabat beliau kesetiaan dan ketulusannya, Rasulullah pernah memberikan hadiah padanya berupa tombak yang sejak saat itu selalu dibawa Bilal kemana mana. Tidak semua sahabat mendapat hadiah sebagaimana yang didapat Bilal, hal tersebut karena Bilal menjadi saah satu sahabat terbaik yang dipilih Rasulullah.

7. Rendah Hati 

Bilal memiliki ciri khas kulit hitam sejak kecil. Sejak kecil pun hingga ia dewasa dan memeluk islam, ia selalu dihina oleh orang orang kafir terlebih yang membencinya karena memeluk agama islam tentang keburukan pada fisiknya dimana sebagian besar orang Arab pada masa itu berkulit putih. Ia selalu dimaki dan dihina, tetapi Rasulullah tidak pernah memandang seseorang dari fisiknya, Bilal bahkan menjadi salah satu sahabat kesayangan Rasulullah tetapi ia tetap rendah hati di hadapan sahabat Rasulullah lainnya dan umat islam pada masa tersebut.

8. Sangat Menyayangi Rasulullah 

Sejak Rasulullah wafat, Bilal hanya mampu mengumandangkan adzan hingga kalimat “Asyhadu anna muhammadan rosulullahi” (aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah) saja dan ia langsung menangis tersedu sedu karena kerinduannya pada Rasulullah. Begitu pula umat muslim yang mendengarnya. Sejak saat itu adzan pun digantikan oleh sahabat Rasulullah lainnya.

9. Istiqomah 

Amal yang disukai Allah ialah amal yang konsisten dan terus menerus meskipun kecil. Bilal memiliki keistimewaan dalam hal tersebut dibandingkan sahabat Rasulullah yang lain, salah satunya ialah kebiasaannya berwudhu seperti yang telah diceritakan sebelumnya dan ia istiqomah menjaga kesucian, meskipun terlihat sepele, hal tersebut yang membawanya ke surga karena keteguhan hati dan keimanannya.

10. Diriwayatkan Allah dalam Al Qur’an 

“Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman kecuali yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman maka dia tidak berdosa.  (QS An Nahl : 106). 

Firmah Alah Ta'ala tersebut turun karena adanya siksa kepada para budak yang memeluk islam termasuk yang dialami oleh Bilal, siksaan yang mereka alami terkadang membuat para budak terpaksa mengaku kafir padahal sesungguhnya dalam hatinya tidak demikian.

Tetapi hal tersebut tidak dilakukan oleh Bilal, ia dicengkram oleh orang musyrik dan disiksa tetapi tetap teguh keimanannya hingga Allah memberinya pertolongan melalui Abu Bakar yang ketika itu melihatnya disiksa dan membeli Bilal dari tuannya, akhirnya Bilal terbebas dari siksa hingga ia terus menangis mengucap syukur pada Allah dan Abu Bakar serta berjanji berjuang untuk islam seumur hidupnya serta rela mengorbankan apapun yang dimilikinya demi islam.

11. Disayangi oleh Para Sahabat Rasulullah 

Setelah Rasulullah wafat Bilal hijrah ke Damaskus hingga ia dikunjungi oleh Umar setelah terpisah cukup lama karena Umar sangat merindukan pertemuan dengan Bilal. Sejumlah sahabat Rasulullah yang turut menemuinya bersama Umar mendesaknya agar ia mau mengumandangkan adzan karena para sahabat begitu rindu akan keindahan suaranya. Bilal pun bersedia dan ketika ia mengumandangkan adzan para sahabat yang mendengar menangis karena ingat masa masa kehidupan yang dilewati bersama Rasulullah dan Bilal.

12. Didatangi Rasulullah Setelah Wafat 

Rasulullah menyayangi Bilal selama beliau masih hidup hingga ketika beliau wafat Bilal mimpi bertemu Rasulullah dan dalam mimpi tersebut Rasulullah bersabda “Apakah arti ketidakramahan ini hai Bilal? Tidakkan engkau hendak mengunjungiku sekarang?” belum sempat menjawab, Bilal sudah terbangun dari mimpinya dan segera bergegas ke Madinah untuk mengunjungi makam Rasulullah, ia pun menggulingkan mukanya di atas pusara utusan Allah yang sangat ia cintai.

13. Membuktikan Kesungguhan Imannya 

Rasulullah bersabda “Tidak beriman salah seorang dari kau sehingga aku lebih dicintainya daripada bapaknya atau anaknya atau seluruh manusia”. (HR Bukhari). 

Hadits tersebut muncul karena Rasulullah melihat dan mengetahui kisah perjuangan Bilal dalam perjuangannya memeluk islam dan memperjuangkan islam menjadi agamanya hingga ia mencintai agama Allah dan RasulNya jauh dari ia mencintai dirinya sendiri. Rasulullah pun menyatakannya sebagai seseorang yang telah dijamin surga oleh Allah karena bukti kesungguhan imannya.

14. Pemuka Muadzin di Hari Kiamat 

“Sebaik baik orang adalah Bilal, ia adalah pemuka para muadzin di hari kiamat dan orang orang yang menyerukan adzan adalah orang yang mendapat kemuliaan”. (Siyar A’Alamin Nubala’). Karena kesungguhannya dalam mengumandangkan adzan selama hidupnya, di hari kiamat nanti Bilal mendapat jaminan kenikmatan berupa menjadi pemuka atau pemimpin bagi para muadzin di seluruh dunia. Kebaikannya tersebut menjadi jalan menuju surga dan jauh dari kesusahan di hari kiamat.

15. Mulia di Sisi Allah 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda “Bilal ialah pemuka orang orang Habsyah dalam islam”. (HR Muslim). 

Bilal menjadi salah satu bukti bahwa Allah tidak membedakan orang dari fisik atau golongan tertentu. Orang yang mulia di sisi Allah ialah yang paling bertaqwa, bukan berdasarkan etnis tertentu. Bilal memiliki kebaikan kebaikan yang sederhana namun tulus hingga ia selalu dikenang dan disebut namanya oleh umat islam setelahnya sebagai motivasi bagi umat yang lain agar selalu kuat dalam menjalani keimanan.

16. Mengumandangkan Iqamah Setelah Azan. 

Biasanya, setelah mengumandangkan adzan, Bilal berdiri di depan pintu rumah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam seraya berseru, “Hayya ‘alashsholaati hayya ‘alashsholaati…(Mari melaksanakan shalat, mari meraih keuntungan….)” Lalu, ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam keluar dari rumah dan Bilal melihat beliau, Bilal segera melantunkan iqamat.

17. Bilal menyertai Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dalam Perang Badar. 

Ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah memenuhi janji-Nya dan menolong tentara-Nya. Ia juga melihat langsung tewasnya para pembesar Quraisy yang pernah menyiksanya dengan hebat. Ia melihat Abu Jahal dan Umayyah bin Khalaf tersungkur berkalang tanah ditembus pedang kaum muslimin dan darahnya mengalir deras karena tusukan tombak orang-orang yang mereka siksa dahulu.

Demikian kisah dan keutamaan Bilal bin Rabah, dapat disimpulkan bahwa Bilal ialah salah satu sahabat Rasulullah yang disayangi oleh beliau, kesederhanaan dan kebaikan kebaikan kecilnya yang dilakukan secara terus menerus dan istiqomah menjadi nilai tinggi di mata Allah. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dan hikmah di dalamnya. Jangan lupa selalu mempercantik hati dengan keimanan sebab kecantikan hati yang nantinya menjadi jalan menuju surga. 

Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.