Jumat, 23 Agustus 2024

BAHAYA DUSTA MENURUT ISLAM

Edisi Jum'at, 23 Agustus 2024 M / 18 Shafar 1446 H.

Dusta ialah mengucap sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan atau mengurangi dan melebih lebihkannya. Dusta umumnya dilakukan karena ingin mendapatkan keuntungan pribadi yakni dengan menipu orang lain. semua orang tentu memahami bahwa dusta ialah perbuatan dosa yang tercela dan tidak boleh dilakukan oleh siapapun. Sebab itu selalu diajarkan oleh orang tua kepada anaknya atau seorang guru pada muridnya untuk tidak melakukan perbuatan dusta.

Dusta bukanlah perbuatan orang beriman dan tak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, Rasulullah bahkan terkenal dan diakui sebagai manusia terbaik yang memiliki sifat paling jujur di seluruh alam dunia ini. 

Kenapa dusta tidak diperbolehkan, tentu saja karena akan menimbulkan bahaya atau keburukan baik pada diri sendiri maupun orang lain, apa sajakah bahaya dusta ? Berikut ini bahaya dusta menurut islam.

1. Penyebab Masuk Neraka 

“Dan sesungguhnya bohong itu akan menunjukkan kepada kezaliman, dan kezaliman itu akan mengantarkan ke arah neraka”. (HR Bukhari muslim). 

Bahaya dusta dalam islam adalah masuk neraka seperti firman Allah tersebut, dusta merupakan perbuatan yang zalim karena menipu orang lain dan beresiko menimbulkan salah paham hingga pertengkaran sebab itu dusta tak boleh dilakukan. dusta memang termasuk dosa besar dalam islam.

2. Tidak Mendapat Syafaat Rasulullah 

“Sesudahku nanti akan ada pemimpin yang berbuat zalim dan berdusta, siapa yang membenarkan kedustaannya dan membantu kezalimannya maka tidak termasuk golongan dari umat ku dan aku juga tidak termasuk darinya dan ia tidak akan datang ke telaga (yang ada di surga)”. (HR Nasa’i).  Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah berdusta seumur hidup beliau, sebab itu nantinya di akherat pun beliau tidak akan memberi syafaat pada orang yang suka berdusta. 

3. Tidak Mampu Melewati Ujian 

“Sungguh telah kami uji orang orang sebelum mereka agar Allah mengetahui orang yang jujur dan mengetahui orang yang dusta”. (QS Al Ankabut : 3). 

Setiap hamba Allah tentu selalu diuji untuk mengetahui kadar keimanan mereka. Orang yang ketika mendapat ujian tidak mampu berpegang teguh pada syariat islam dan berbuat dusta tandanya ia menjadi seseorang yang tidak mampu melewati ujian Allah dan memiliki derajat yang hina. Iman dalam islam akan menghindarkan manusia dari dusta.

4. Rezekinya Tidak Berkah 

Mencari rezeki dengan jalan dusta tidak akan mendapat keberkahan, misalnya ialah pekerjaan yang berhubungan dengan menipu orang lain atau pedagang tidak jujur yang berbohong dengan melebih lebihkan barang dagangannya hingga membuat pembeli tertipu dengan niat menghasilkan keuntungan untuk dirinya sendiri. “Pendapatan seeorang yang terbaik adalah dari jerih payah tangannya” (HR Muslim). Cara menjadi orang sukses tentu bukan dengan cara berdusta.

5. Dilarang Rasulullah 

“Janganlah kamu berdusta karena sesungguhnya siapa yang berdusta akan masuk ke neraka” (HR Al Bukhari). Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam melarang umatnya berdusta dan selalu menganjurkan agar melakukan apapun dan selalu jujur dalam keadaan apapun, jika ada seorang yang beragama islam tetapi sering melakukan perbuatan dusta tentu merupakan tanda bahwa imannya sangat lemah dan tidak mau mengikuti perintah Rasul sehingga kelak ia dimasukkan ke neraka. manfaat jujur dalam islam wajib dipahami agar terhindar dari dusta.

6. Perbuatan Maksiat 

“Mereka itu adalah orang yang suka mendengar berita bohong dan memakan yang haram” (QS Al Maidah : 42). 

Jelas bahwa dusta adalah perbuatan maksiat yang menimbulkan dosa besar sebab termasuk perbuatan pengkhianatan terhadap kepercayaan orang lain. orang yang berdusta sama seperti melakukan perbuatan yang maksiat dan menipu banyak orang, umumnya orang yang demikian akan susah mendapatkan kepercayaan jika ke depannya kedustaannya terungkap.

7. Membawa Pada Kemunafikan 

Diriwayatkan oleh Malik dari Sofwan bin Sulaim dalam kitab Al Muwatha : “Ditanyakan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam : Apakah seorang mukmin bisa menjadi penakut? Beliau menjawab ya. Lalu beliau ditanya lagi, apakah seorang mukmin bisa menjadi bakhil? Beliau menjawab ya. Lalu ditanyakan lagi apakah seorang mukmin bisa menjadi pembohong? Beliau menjawab tidak!”

Jelas dari hadits tersebut bahwa seorang muslim kemungkinan bisa khilaf dengan menjadi penakut, menjadi bakhil atau pelit, tetapi tidak dengan dusta. Orang yang berdusta tandanya ia bukan termasuk golongan orang yang mukmin sebagaimana orang kafir terdahulu yang selalu menyebarkan kebohongan untuk mencelakakan umat muslim.

8. Menjadikan Ragu dan Bingung 

“Dan sesungguhnya kedustaan akan mengantarkan kepada keraguan atau kebingungan”.(HR At Tirmidzi no 2518). 

Orang yang berdusta akan sering terlihat bingung dan ragu dikarenakan kebohongannya sendiri. misalnya ialah hari ini berdusta mengenai suatu urusan dan besok ketika ditanya ia akan bingung serta kemungkinan mengungkapkan kisah lain dengan cerita yang berbeda karena bingung akan ucapan dusta yang telah dikeluarkannya.

9. Memberi Keselamatan yang Semu 

“Katakanlah yang benar walau itu pahit”. (HR Ahmad). 

Penjelasan dari hadits tersebut ialah jika seseorang sedang berada dalam suatu masalah dan kemungkinan pada waktu itu bisa selama jika ia berbohong, mungkin pada saat itu ia akan selamat, tetapi tentu saja itu hanya keselamatan semu yang menyelamatkan sementara, nantinya ketika pihak yang didustai sudah menyadari, ia akan terkena bahaya karena menyampaikan urusan yang tidak benar.

10. Menimbulkan Pertengkaran 

Dusta yang dilakukan kepada banyak pihak dapat menimbulkan salah paham dan pertengkaran sehingga mengarah kepada perbuatan fitnah. Hal demikian wajib dihindari oleh semua dan dapat berpengaruh pada kadamaian di area sekitar tersebut. Dusta yang berhubungan dengan orang banyak juga berpotensi menimbulkan ketakutan dan menipu yang nantinya akan terus menyebar kepada orang lain.

11. Memperbanyak Musuh 

Dusta tentu memperbanyak musuh sebab tidak ada orang yang ingin didustai atau ditipu, ketika sudah mengetahui dusta yang dilakukan kepadanya, bisa saja orang tersebut akan merasa tidak diterima sehingga timbul permasalahan baru dan ke depannya tidak memiliki rasa percaya lagi sehingga menjadi musuh akibat kesalahan yang dibuat oleh pendusta tersebut.

12. Masa Depan yang Hancur 

Hal ini berhubungan dengan kepercayaan seseorang. Contoh bahaya dusta yang menimbulkan masa depan yang hancur ialah jabatan tertentu yang didapatkan dengan cara berdusta, misalnya dengan membuat ijazah atau dokumen palsu, hal tersebut sama saja menipu pihak perusahaan dan nantinya ketika pihak perusahaan mengetahui ia akan mendapat masalah dan beresiko kehilangan pekerjaannya.

Hal tersebut tentu dapat menghancurkan masa depannya sendiri karena tidak mendapat kepercayaan ketika mencari pekerjaan di tempat lain dan diberi predikat sebagai pendusta. Sebagai manusia memang lebih baik jujur dan apa adanya sehingga selamat dari kerugian dan terhindar dari marabahaya.

13. Mendapat Predikat Pendusta Seumur Hidup 

Orang yang berdusta dan kebohongannya diketahui oleh orang lain, walaupun ia bertaubat ia akan tetap mendapat predikat sebagai pendusta seumur hidupnya, orang akan sulit percaya kepada dirinya lagi. Hal tersebut tentu akan menyulitkannya dari berbagai macam urusan di masa mendatang dan jika ia berbuat jujur sekalipun orang orang akan tetap sulit mempercayainya.

14. Merusak Hubungan 

Dusta juga dapat merusak hubungan orang lain atau merusak hubungan pribadi seseorang tersebut dengan keluarga, misalnya ialah hubungan antara suami istri yang dipenuhi dengan kebohongan, misalnya salah satu tidak terbuka akan masalah keuangannya, akan hubungannya dengan teman temannya. Tentu akan memudahkan prasangka timbul hingga akhirnya sering terjadi pertengkaran dan tidak memiliki kepercayaan satu sama lain.

15. Hati Tidak Tenang 

Dusta tentu selalu menimbulkan rasa khawatir pada orang yang melakukan sebab ia takut akan terungkap kedustaan yang dilakukannya sehingga hatinya sering merasa tidak tenang dan khawatir. Dusta tersebut membuat hari harinya merasa tidak tenang dalam tidur ia tidak tenang, ketika bertemu orang lain pun ia tidak tenang karena terus menerus merasa khawatir.

16. Melahirkan Dusta yang Baru 

Bahaya dusta dalam islam ialah akan menimbulkan dusta yang baru sehingga juga menimbulkan dosa yang baru dan dosa tersebut terus berlanjut hingga tiada henti. Misalnya ialah seorang yang berdusta tentang suatu peristiwa yang tidak terjadi, esok harinya ketika seseorang menanyakan padanya tentang peristiwa tersebut ia akan membuat kebohongan baru untuk menutupi kebohongannya yang lama dan begitu seterusnya hingga akhirnya dusta yang dilakukannya terungkap.

17. Memiliki Sedikit Teman 

Orang yang berdusta bahayanya dalam islam ialah memiliki sedikit teman karena ia tidak mendapat kepercayaan dari orang lain. tentu dalam sebuah hubungan pertemanan diperlukan kejujuran dan merasa sakit hati ketika didustai apalagi jika hal tersebut dilakukan oleh teman yang memiliki hubungan dekat dalam waktu yang lama sehingga ia akan sulit mendapatkan teman karena ia sulit mendapatkan kepercayaan dari orang lain.

Demikian artikel kali ini mengenai bahaya dusta menurut islam yang wajib untuk dihindari setiap umat muslim, semoga menjadi wawasan islami yang bermanfaat untuk kita semua dan dapat menjauhkan dari perbuatan dusta yang tercela. Terima kasih sudah membaca. 

Semoga bermanfaat...


ONE DAY ONE HADITS

Jum'at, 23 Agustus 2024 M / 18 Shafar 1446 H.

Bahaya Dusta 

عَنْ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ  صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

Dari ‘Abdullah, dia berkata: Rasulullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Kalian wajib jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan, dan kebajikan membawa kepada surga. Jika seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur, akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang selalu jujur. Dan jauhilah kedustaan, karena kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan membawa ke neraka. Jika seseorang senantiasa berdusta dan selalu berdusta, hingga akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta.” (HR. Muslim no.2607).

Pelajaran yang terdapat di dalam Hadits diatas :

1- Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerintahkan umatnya untuk berkata yang baik, di antara bentuk berkata yang baik adalah jujur, yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan hakekatnya.

2- Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga melarang dusta, yaitu memberitakan sesuatu yang tidak sesuai dengan hakekatnya.

3- Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyebutkan dosa berdusta mengiringi dosa syirik dan durhaka kepada orang tua." [HR.Bukhâri dan Muslim].

Menunjukkan bahwa berdusta termasuk dosa-dosa besar yang paling besar.

4- Hadits diatas menjelaskan bahwa dusta akan menyeret pelakunya ke neraka, maka hendaklah kita waspada.

Tema Hadits yang berkaitan dengan ayat Al- Qur'an :

1- Bahaya dusta banyak sekali, antara lain bahwa orang yang berdusta akan terhalang dari hidayah.

إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ

"Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta." [QS. Al-Mukmin : 28].

2- Demikian juga orang yang suka dusta pasti akan mendapatkan celaka.

قُتِلَ الْخَرَّاصُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي غَمْرَةٍ سَاهُونَ

"Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta, (yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai." [QS. Adz-Dzâriyat : 10 -11].

Kamis, 22 Agustus 2024

HIKMAH DIBALIK SAKIT YANG TERKADANG LUPA DISYUKURI MANUSIA

Edisi Kamis, 22 Agustus 2024 M / 17 Shafar 1446 H.

Kesehatan merupakan nikmat terbesar yang Allah Subhanahu WaTa'ala berikan kepada umat manusia. Bukan hanya dilimpahkan kepada umat Muslim, mereka yang non-muslim pun juga dapat merasakan nikmatnya sehat sehingga kita dapat menjalani aktivitas kesehariannya dengan lancar dan bisa selesai tepat waktu. Namun ada kalanya kita juga bisa dilanda sakit dari hanya hitungan hari sampai bulanan. Akibatnya kita merasa sedih karena kita tidak lagi bisa menjalani aktivitas keseharian dengan baik. Lalu, jika sehat adalah nikmat maka apakah sakit adalah musibah?

Sakit bukanlah musibah jika kita bisa mengambil hikmah di dalamnya. Hidup ini tidak lepas dari cobaan dan ujian, bahkan cobaan dan ujian merupakan sunatullah dalam kehidupan. Manusia akan diuji dalam kehidupannya baik dengan perkara yang tidak disukainya atau bisa pula pada perkara yang menyenangkannya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman yang artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (QS. al-Anbiyaa’: 35).

Sahabat Ibnu ‘Abbas -yang diberi keluasan ilmu dalam tafsir al-Qur’an- menafsirkan ayat ini: “ Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kefakiran, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan.” (Tafsir Ibnu Jarir). Dari ayat ini, kita tahu bahwa berbagai macam penyakit juga merupakan bagian dari cobaan Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Namun di balik cobaan ini, terdapat berbagai rahasia dan hikmah yang tidak dapat dinalar oleh akal manusia. Lalu, apa hikmah saat sakit datang menghampiri kita? Berikut beberapa hikmah sakit menurut pandangan Islam :

1. Menghindarkan dari Api Neraka 

Rasa sakit yang diterima oleh orang-orang beriman akan Allah Subjanahu WaTa'ala tukar dengan menghindarkan orang itu dari siksa api neraka.  Oleh karena itu, tidak boleh bagi seorang mukmin mencaci maki penyakit yang dideritanya, menggerutu, apalagi sampai berburuk sangka pada Allah dengan musibah sakit yang dideritanya.

Bergembiralah wahai saudaraku, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api Neraka.” (HR. Al Bazzar, shohih).

2. Mengukur Keimanan Kita 

Sakit merupakan barometer pengukur keimanan seorang hamba, tingkat keimanan seseorang akan tampak saat datangnya ujian. Jika ia bersabar maka ia merupakan seorang mukmin yang baik.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda. “ Betapa mengaggumkannya keadaan seorang mukmin, sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya, dan hal tersebut tidak dimiliki kecuali orang yang beriman, saat ia mendapatkan kesenangan ia bersyukur dan itu baik baginya, sedangkan ia tertimpa kesulitan ia bersabar dan hal itupun baik baginya.” (HR. Muslim).

3. Semakin Dekat dengan Allah 

Sakit akan mendorong seorang hamba untuk semakin dekat dan takut kepada Allah, saat seorang tertimpa sakit, ia akan semakin sadar terhadap kebesaran dan kekuasaan Allah.  Sebagaimana yang diketahui, kadang kita hanya ingat Allah di kala kesusahan dan diberi cobaan. Sementara saat diberikan kebahagiaan, kita mendadak lupa dengan Rabb semesta alam.  

Sehingga datangnya rasa sakit akan meningkatkan rasa tawakkal seorang hamba kepada Allah yang Maha Kuasa. “ Dan apabila kami memberi nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdoa.” (QS. Fushilat:51).

4. Menjadi Penghapus Dosa 

Sakit dapat menjadi pengugur dosa bagi setiap mukmin yang mengalami kepayahan dalam menghadapi penyakitnya itu.

“ Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya.” (HR Muslim).

5. Sakit Menyulitkan Setan Untuk Menggoda 

Saat kita sakit tentunya diajak maksiat tak mampu atau tak mau. Bahkan dosa-dosa yang pernah dilakukannya perlahan disesalinya. Sakit itu membuat sedikit tertawa dan banyak menangis, satu sikap keinsyafan yg disukai Nabi dan para makhluk langit.

Menurut Imam Qatadah setan tidak mampu menggoda manusia dari arah atas karena arah ini merupakan rahmad dari Allah dan setan tidak bisa menggangu dari atas karena Allah Subhanahu WaTa'ala berada di atas semua makhluk ciptaan-Nya.

6. Sakit Mengingatkan Pada Kematian 

Tanpa berziarah ke makam orang wali atau melayat tetangganya yang meninggal, orang yang sakit akan lebih mengingat mati, dan bersiap amal untuk menyambutnya. Inilah yang akan mendongkrak derajat ketakwaan kepada Allah Subhanahu WaTa'ala.

7. Sakit Mengingatkan Kita Bersyukur 

Saat kita diberi sakit, seringkali kita lalai untuk bersyukur, padahal kalau kita berpikir lebih banyak waktu sehat dari pada waktu sakit yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari.

Maka, bersyukurlah saat kita selalu diberi nikmat sehat oleh Allah karena nikmat yang paling berharga di dunia ini selain iman dan islam adalah nikmat sehat, sebab dengan keadaan tubuh yang sehat kita bisa menikmati nikmat-nikmat Allah yang lainnya.

8. Sakit Menyambung Silaturrahmi 

Ketika sakit maka keluarga yang jarang bertemu akhirnya datang menjenguk, menghibur, penuh senyum, rindu mesra. Maka itulah sakit adalah perekat tali silaturrahmi.

Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang menjenguk orang sakit maka ia selalu berada di taman surga.” Hadits ini diriwayatkan oleh imam Muslim dari sahabat Tsauban radhiyallahu'anhu.

9. Sakit Dapat Memperbanyak Istighfar 

Jika datang sakit maka dosa-dosa akan mudah diingat sehingga dapat membimbing lisan kita untuk memohon ampunan Allah Subhanahu WaTa'ala. Bahkan sakit akan menguatkan tauhid, bahwa tidak ada kekuasaan yang lebih besar kecuali Allah Subhanahu WaTa'ala karena hanya Dia-lah yang mampu menyembuhkan penyakitnya.

10. Sakit dapat Memperbaiki Akhlak 

Orang yang menderita sakit akan lebih khusuk dan lebih sering menyebut Asma Allah daripada ketika ia sehat. Sakit menjadikan kita beribadah lebih khusyuk, tasbih-istighfar lebih sering, tahiyyat-doa jadi lebih lama. Sakit itu memperbaiki akhlak, kesombongan terkikis, sifat tamak dipaksa tunduk, pribadi dibiasakan santun, lembut dan tawadhu.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim).

11. Orang Sakit Doanya Mustajab 

Di antara doa yang mustajab adalah doa yang dipanjatkan dari seseorang ketika dalam kondisi lemah, kepepet, terdesak, yang sangat membutuhkan pertolongan dari Allah. Karena itu, doa mereka lebih mustajab dibandingkan doa mereka yang sehat dan dalam keadaan longgar.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, Siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan. (QS. An-Naml: 62).

Dan kita semua tahu, orang sakit termasuk diantara mereka. Bahkan Imam As-Suyuthi pernah keliling kota mencari orang sakit lalu minta didoakan oleh yang sakit.

12. Mengingatkan agar Tidak Terlalu Fokus Pada Duniawi 

Sakit sebenarnya adalah cara Allah Subhanahu wa ta'ala memberitahukan kepada kita bahwa nikmat sehat sangatlah berharga, lebih berharga dari harta apapun di dunia ini.

Buktinya ketika masih sehat terkadang kita mati-matian mencari harta dunia, sampai tak mengenal lelah, dan ketika sakit sudah menghampiri bisa jadi apa-apa yang telah kita timbun ludes secara perlahan untuk mengembalikan nikmat sehat itu kembali dirasakan.

Maka, bersyukurlah ketika masih sehat, jangan terlalu gencar mencari harta dunia yang hanya sesaat, apalagi sampai lupa kepada yang memberi nikmat sehat dan nikmat harta, karena disitulah sakit kita sebenarnya, yaitu sakitnya sebuah hati karena tidak bisa bijaksana bersyukur kepada Allah.

13. Allah Menguji Kesabaran Kita 

Ketika kita sakit sebenarnya Allah Subhanahu wa ta'ala hanya ingin menguji seberapa besar sabar yang kita miliki saat sedang sakit, maka jangan sampai kita lupa untuk bersabar menerima semuanya dan mengeluh dengan bahasa yang tak pantas.

Tetaplah bersyukur dengan bijak, ajarkan hati dan mulut untuk terus berucap nama baik Allah, seperti halnya kalimat istighfar, hamdalah, ataupun kalimat tasbih.

Karena insyaallah dengan hal itu dosa-dosa kita akan dihapus oleh Allah. Sebab, sakit pula adalah cara Allah untuk menghapus dosa-dosa yang ada dalam diri.

14. Memperlihatkan Kebesaran Allah 

Dan ketika nanti kita diberikan kesehatan kembali oleh Allah, tak lain karena Allah ingin pula melihat seberapa besar rasa syukur kita pada-Nya dan menunjukkan betapa besar Kuasa-Nya.

Maka, tetaplah bersyukur dalam keadaan apapun, entah sakit ataupun sehat karena nikmat Allah itu selalu ada dalam setiap peristiwa, dan setiap peristiwa pasti mengandung hikmah yang luar biasa.

15. Allah Sedang Mengistirahatkan Kita 

Allah memberi kita waktu agar kita tenang hanya mengingat-Nya, maka ketika sedang sakit bersabarlah, karena itu semua adalah cara Allah untuk mengetuk hati kita agar belajar untuk bersabar dan bersyukur.

Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (QS. al-An’am: 42).

16. Sakit bisa menjadi sumber kebaikan bagi seseorang jika dia bersabar. 

Hal tersebut sejalan dengan sebuah hadits di mana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

“Sungguh semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika ia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya.” (HR Muslim).

17. Sakit bisa membuat kita kembali mengingat Allah. 

Sebagaimana yang diketahui, kadang kita hanya ingat Allah di kala kesusahan dan diberi cobaan. Sementara saat diberikan kebahagiaan, kita mendadak lupa dengan Rabb semesta alam. 

Allah Subhanahu WaTa'ala telah berfirman: “Dan sesungguhnya kami telah mengutus (para Rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (QS al-An’am: 42).

Maka dari itu, perlu kita sadari dari sekarang agar kita tidak menjadi pribadi yang mudah mengeluh saat sedang sakit ataupun saat sedang sehat, bahwa sesungguhnya sakit maupun sehat itu adalah nikmat yang harus sama-sama kita syukuri. Karena jika nikmat sakit adalah cara Allah menguji sabar kita, maka nikmat sehat adalah cara Allah menguji besarnya syukur kita.

Semoga bermanfaat ....


ONE DAY ONE HADITS 

Kamis, 22 Agustus 2024 M / 17 Shafar 1446 H. 

Do'a Ketika Sakit

- عَنْ عَبْدِ الْعَزِيْزِ بْنِ صُهَيْبٍ قَالَ: قَالَ أَنَسٌ يَعْنِى لِثَابِتٍ: أَلَا أَرْقِيْكَ بِرُقْيَةِ رَسُوْلِ اللهِ؟ قَالَ: بَلَى. قَالَ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَأْسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لَا شَافِيَ إِلَّا أَنْتَ اشْفِهِ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا. 

Dari Abdul Aziz bin Shuhaib ia berkata, Anas berkata, yakni kepada Tsabit: "Maukah aku ruqyah (doakan) engkau dengan ruqyah yang dilakukan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam?" Tsabit menjawab: "Ya". Kemudian Anas mengucapkan, “allâhumma rabban nâsi mudzhibal ba-si isyfi antasy syâfî lâ syâfiya illâ anta isyfihî syifâ-al lâ yughâdiru saqamâ; 

(Ya Allah, Tuhan manusia, Yang Maha Menghilangkan penyakit, sembuhkanlah (dia). Engkau adalah Pemberi kesembuhan, tidak ada yang dapat menyembuhkan kecuali Engkau. Sembuhkanlah dia dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan efek sakit)". 

[Sunan Abu Dawud,  3392].

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits : 

1- Makna dari Asy Syaafii adalah Zat yang mampu memberikan kesembuhan, baik kesembuhan penyakit hati maupun penyakit jasmani. 

2- Kesembuhan hati dari penyakit syubhat, keragu-raguan, hasad, serta penyakit-penyakit hati lainnya, dan juga kesembuhan jasmani  dari penyakit-penyakit badan. Tidak ada yang mampu memberikan kesembuhan dari penyaki-penyakit tersebut selain Allah Ta’ala.

3- Termasuk di antara nama-nama Allah adalah Asy Syaafii yang artinya Zat Yang Maha Menyembuhkan Allah Zat Yang Maha Menyembuhkan segala penyakit, baik penyakit hati maupun penyakit jasmani.

4- Dianjurkan untuk mendoakan orang yang sakit sesuai dengan doa yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

5- Seseorang diperbolehkan berobat tatakala sedang sakit, dan hal ini tidaklah meniadakan tawakal seorang hamba.

6-  Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan orang yang sakit untuk berobat.

7- Seseorang yang berobat atau periksa ke dokter hendaknya hatinya tetap bersandar kepada Allah dalam mengharapkan kesembuhan dan tidak bersandar kepada obat yang dia minum atau dokter yang memeriksanya.

8- Seorang dokter atau praktisi pengobatan adalah hanya sebagai sebab, sedangkan yang mampu menyembuhkan hanyalah Allah Ta’ala. Tidak sepantasnya dia sombong tatkala berhasil menyembuhkan pasiennya.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran : 

-Tidak ada yang mampu menyembuhkan kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hal ini seperti dikatakan Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam dalam Al Qur’an :

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

“Dan apabila aku sakit. Dialah (Allah) yang menyembuhkanku” (QS. As Syu’araa: 80)

Rabu, 21 Agustus 2024

LARANGAN DAN BAHAYA MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS DALAM ISLAM

Edisi Rabu, 21 Agustus 2024 M / 16 Shafar 1446 H.

Minuman keras atau yang juga dikenal sebagai minuman beralkohol adalah salah satu minuman yang diharamkan dalam islam. Seorang muslim dilarang mengkonsumsi minuman keras karena mudharatnya lebih besar dibandingkan dengan manfaatnya. Selain itu, akibat minum minuman keras juga sangat fatal bagi kesehatan sehingga jenis minuman ini diharamkan atau dilarang dalam islam.

Sebagai agama yang dirahmati Allah Subhanahu wa ta'ala dan mengajarkan kebenaran kepada manusia, islam senantiasa menganjurkan umatnya untuk mengkonsumsi makanan halal dan menjauhi yang haram. Adapun Allah melarang suatu hal dalam islam termasuk minuman keras tentunya dengan dasar-dasar tertentu. 

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang larangan dan bahaya minuman keras, simak penjelasan berikut :

1. Perbuatan keji 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿٩٠﴾

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS.Al-Mâidah/5: 90).

2. Menimbulkan permusuhan 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,

إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ ۖ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ

Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu di dalam (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allâh dan shalat; maka tidakkah kamu berhenti (dari mengerjakan perbuatan itu)?! [QS.Al-Mâidah/5: 91].

Oleh karena itu, Allâh Subhanahu wa Ta’ala menawarkan larangan ini kepada akal yang sehat dengan firman-Nya, (yang artinya),

“maka tidakkah kamu berhenti (dari mengerjakan perbuatan itu)?!” Karena sesungguhnya jika orang yang berakal melihat sebagian kerusakan-kerusakan itu, dia pasti akan berhenti dan menahan jiwanya. Orang yang berakal tidak membutuhkan banyak nasehat dan larangan yang keras”. [Tafsîr Taisîr Karîmir Rahmân].

3. Kunci semua keburukan 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَشْرَبْ الْخَمْرَ فَإِنَّهَا مِفْتَاحُ كُلِّ شَرٍّ

Dari Abu ad-Darda’, dia berkata, “Kekasihku (Nabi Muhammad ) Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berwasiat kepadaku, “Jangan engkau minum khamr, karena ia adalah kunci semua keburukan.” [HR. Ibnu Mâjah, no. 3371].

4. Mendapat laknat Allah 

عن أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ قَالَ لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْخَمْرِ عَشْرَةً عَاصِرَهَا وَمُعْتَصِرَهَا وَشَارِبَهَا وَحَامِلَهَا وَالْمَحْمُولَةُ إِلَيْهِ وَسَاقِيَهَا وَبَائِعَهَا وَآكِلَ ثَمَنِهَا وَالْمُشْتَرِي لَهَا وَالْمُشْتَرَاةُ لَهُ

Dari Anas bin Malik, dia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat sepuluh golongan dengan sebab khamr: orang yang memerasnya, orang yang minta diperaskan, orang yang meminumnya, orang yang membawanya, orang yang minta di antarkan, orang yang menuangkannya, orang yang menjualnya, orang yang makan hasil penjualannya, orang yang membelinya, dan orang yang minta dibelikan.” [HR. Tirmidzi, no. 1295].

5. Menghilangkan keimanan 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَزْنِي الزَّانِي حِيْنَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلاَ يَشْرَبُ الْخَمْرَ حِيْنَ يَشْرَبُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ.

“Tidaklah berzina seorang pezina ketika ia berzina dalam keadaan beriman, tidak pula meminum khamr ketika meminumnya dalam keadaan beriman.” (Shahih: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 7707)].

6. Amalannya tertolak 

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اَلْخَمْرُ أُمُّ الْخَبَائِثِ، فَمَنْ شَرِبَهَا لَمْ تُقْبَلْ صَلاَتُهُ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا، فَإِنْ مَاتَ وَهِيَ فِيْ بَطْنِهِ مَاتَ مِيْتَةً جَاهِلِيَّةً.

“Khamr adalah induk dari segala kejahatan, barangsiapa meminumnya, maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari, apabila ia mati sementara ada khamr di dalam perutnya, maka ia mati sebagaimana matinya orang Jahiliyyah.” (Hasan: [Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 3344)], ath-Thabrani dalam al-Ausath (no. 3810)).

7. Dosanya sama dengan penyembah berhala 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مُدْمِنُ الْخَمْرِ كَعَابِدِ وَثَنٍ.

‘Pecandu khamr seperti penyembah berhala.’” (Hasan: [Shahiih Sunan Ibni Majah (no. 2720)], [ash-Shahiihah, no. 677], Sunan Ibni Majah (II/1120, no. 3375)).

8. Tidak termasuk penghuni surga 

Dari Abud Darda’, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مُدْمِنُ الْخَمْرِ.

“Pecandu khamr tidak akan masuk Surga.” (Shahih: [Shahiih Sunan Ibni Majah 2721], [ash-Shahiihah, no. 678], Sunan Ibni Majah (II/1121, no. 3376))

9. Memabukkan 

Mengenai bahaya mengkonsumsi alkohol dalam Islam ini, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

“Setiap yang memabukkan adalah khamar, dan setiap yang memabukkan adalah haram” (HR Muslim : 3/ 1587).

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: مَا اَسْكَرَ كَثِيْرُهُ فَقَلِيْلُهُ حَرَامٌ

Dari Ibnu Umar, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda,

“Minuman yang dalam jumlah banyak memabukkan, maka sedikitpun juga haram”. [HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Daruquthni, dan dia menshahihkannya]

10. Calon penghuni neraka 

Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

“Barangsiapa minum khamar dan mabuk, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh pagi, dan jika meninggal ia masuk neraka. (tetapi) manakala ia bertaubat, Allah akan menerima taubatnya. Dan jika kembali lagi minum dan mabuk, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh pagi, jika meninggal ia masuk neraka, (tetapi) manakala ia bertaubat, Allah menerima taubatnya. Dan jika kembali lagi minum dan mabuk, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh pagi, jika meninggal ia masuk neraka, (tetapi) manakala ia bertaubat, Allah menerima taubatnya. Dan jika (masih) kembali lagi (minum khamar) maka adalah hak Allah memberinya minum dari radghatul khabal pada hari kiamat” mereka bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah radghatul khabal itu? beliau menjawab : “cairan kotor (yang keluar dari tubuh) penghuni neraka” (HR Ibnu Majah, 3377, shahihul Jami’ 6313).

11. Hilangnya akal 

Dari Ibnu Umar, ia berkata : Umar pernah berkhotbah di atas mimbar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu ia berkata, “Sesungguhnya telah turun (ayat ayat) tentang pengharaman khamr, sedang dia itu (dibuat) dari lima jenis, yaitu : anggur, kurma, gandum, sya’ir dan madu. Padahal (yang disebut) khamr itu ialah apa-apa yang dapat menutup (menghilangkan/merusak) akal”. [Juz 6 halaman 242].

12. Tidak bisa sholat 

Dalam kitab Asbaabun Nuzuul menyatakan suatu riwayat bahwa :

‘Abdurrahman bin ‘Auf pernah mengundang makan Ali dan kawan-kawannya. Kemudian dihidangkan minuman khamr (arak/minuman keras), sehingga terganggulah otak mereka. Ketika tiba waktu sholat, orang-orang menyuruh Ali menjadi imam, dan waktu itu beliau membaca dengan keliru,

“Qulyaa ayyuhhal kaafiruun, laa a’budu maa ta’buduun, wa nahnu na’budu maa ta’budun” (katakanlah: “Hai orang-orang kafir; aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah; dan kami akan menyembah apa yang kamu sembah).

13. Merusak kesehatan 

Seorang muslim tentunya tidak boleh melakukan aniaya terhadap dirinya sendiri dengan merusak organ tubuhnya maupun kesehatannya.

Minuman alkohol merupakan minuman yang dapat menyebabkan berbagai gangguan penyakit. Beberapa penyakit yang mungkin timbul adalah kanker, gangguan pencernaan, asam urat, demensia, diabetes dan lainnya.

Bukankah sudah banyak kita mendengar berita tentang orang yang keracunan minum alkohol atau yang meninggal sesaat setelah mengkonsumsi minuman keras.

14. Dosa Besar Meminum Khamr 

Dalam surat Albaqarah ayat 219 Allah menyebutkan bahwa meminum minuman keras atau khamr dan berjudi adalah dua hal yang memiliki dosa besar. Allah juga menyebutkan bahwa mudharat khamr lebih besar daripada manfaatnya.

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ ۖ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا ۗ وَيَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلِ الْعَفْوَ ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir, “(QS Al Baqarah : 219).

15. Menghilangkan kesadaran 

Manusia adalah makhluk yang berakal dan setiap tindakannya haruslah didasari oleh akal sehat. Minuman keras dapat mengganggu kesadaran seseorang dan menghilangkan akal sehatnya meskipun hanya saat ia mabuk atau sifatnya sementara. Seseorang yang kehilangan kesadaran dan akal sehatnya mampu melakukan hal-hal yang tidak diinginkan termasuk menyakiti orang lain atau melakukan tindak kriminal lainnya.

16. Menyebabkan kecanduan 

Alkohol adalah zat adiktif dan dapat menyebabkan kecanduan. Hal ini juga bisa berbahaya bagi tubuh karena jika dikonsumsi terus menerus alkohol dapat merusak akal dan tubuh manusia. Selain itu kecanduan alkohol juga bisa menyebabkan perilaku boros dan menghabiskan uang untuk membeli sesuatu yang tidak ada manfaatnya. Menghabiskan harta untuk hal yang demikian tentunya sangat tidak disukai oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.

17. Merusak akhlak dan menurunkan produktivitas 

Minuman keras tidak hanya menyebabkan kecanduan tetapi juga menurunkan produktifitas dan merusak akhlak seseorang. Seseorang yang mabuk karena mengkonsumsi minuman keras tidak bisa melakukan apapun dan ia tidak bisa bekerja sebagaimana saat tersadarkan. Mereka yang mengkonsumsi alkohol juga cenderung mudah emosi dan melakukan hal-hal yang tidak baik.

Itulah 17 larangan dan bahaya mengkonsumsi minuman keras atau alkohol dalam Islam. Sungguh lebih banyak kemudaratan yang didapatkan dari secangkir alkohol dibandingkan manfaatnya, maka hindarilah minuman yang memabukkan ini.

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS 

Rabu, 21 Agustus 2024 M / 16 Shafar 1446 H. 

Miras Sumber Keburukan dan Malapetaka 

عن عبدالله بن عمرو بن عاس رضي اللَّه قال: 

َقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {الْخَمْرُ أُمُّ الْخَبَائِثِ فَمَنْ شَرِبَهَا لَمْ تُقْبَلْ صَلَاتُهُ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا، فَإِنْ مَاتَ وَهِيَ فِيْ بَطْنِهِ مَاتَ مَيْتَةً جَاهِلَيَّةً}.

رواه الترمذي والطبرانى

Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash Radhiyallahu'anhu, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Minuman keras itu induk dari hal-hal yang buruk, siapa yang meminumnya maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari, jika ia meninggal sedangkan minuman keras berada di dalam perutnya, maka ia akan meninggal dunia dalam keadaan jahiliyyah.” [Hadits ini diriwayatkan oleh imam Ath-Thabarani].

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits : 

1- Dengan kecaman dan ancaman siksa di balik mengkonsumsi sesuatu yang dapat memabukkan, serta klaim yang dilontarkan oleh Rasulullah bahwa khamr/miras sebagai sumber malapetaka dan keburukan hidup, kiranya kita sebagai ummatnya betul-betul wajib menjauhkan diri dan keluarga serta orang-orang dekat dan sekitar kita, bahkan saudara kita seiman dan se-Islam dari barang terlaknat tersebut.

2- Sebab terlaknatnya khamr/miras dan hukum haramnya, merembet kepada beberapa unsur yang menjadi jaringannya. Yaitu: pengkonsumsinya, penuangnya, penjualnya, pembelinya, pembuatnya, yang dibuatkan, pembawa (pengedarnya), penadahnya (penerima), serta penikmat hasilnya. Sebagaimana dalam hadits shahih riwayat Ahmad dari shahabat ‘Abdullah bin ‘Umar. 

3- Setiap keburukan akan membuahkan aura keburukan yang lain, sebagaimana pula kebaikan akan menghasilkan aura kebaikan yang lain, dan demikian seterusnya.

4- Rasulullah menjuluki khamr/miras dengan julukan “umul khobaist“ sebagaimana riwayat di atas, mengingat betapa banyak buah perbuatan buruk lainnya yang dihasilkan oleh khamr tersebut. Seperti permusuhan, saling membenci, melupakan Allah, meninggalkan shalat, berzina, membunuh, mencuri, merampok, menipu, dan sebagainya.

5- Rasulullah memberikan peringatan dan larangan keras kepada ummatnya (khususnya kawula muda yang menjadi incaran utama para perusak moral karena rentan terpengaruh budaya kotor dan rusak) agar tidak melakukan hal-hal yang dapat menyeret mereka melakukan sesuatu yang dapat merusak akal sehat mereka dengan menghindar dari persahabatan rusak moral, ajang-ajang hiburan, pesta-pora bernuansakan aura setan, perayaan-perayaan berworo-woro hawa Iblis, dan sejenisnya. Terlebih lagi mengkonsumsi khomer/miras (minuman keras). Hal ini beliau lakukan karena mengharap kehidupan ummatnya sejahtera, dipenuhi dengan rahmat dan ridha Allah baik di dunia maupun kelak di akhirat.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al qur'an : 

1- Allah menegaskan adanya kemanfa’atan (yang dimaksud duniawi), namun juga pada dasarnya merupakan kerugian ukhrawi.

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا  

mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah, "Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya."

[QS. Al-Baqarah:219].

2- Khomer/miras, rijsun artinya perbuatan yang dimurkai (Allah) dan termasuk perbuatan setan. Menurut Sa'id ibnu Jubair, arti rijsun ialah dosa. Sedangkan menurut Zaid ibnu Aslam disebutkan bahwa makna rijsun ialah jahat, termasuk perbuatan setan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ 

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan.[QS. Al-Maidah, ayat 90].

Selasa, 20 Agustus 2024

CARA MENEGUR DAN MENASEHATI YANG BAIK MENURUT ISLAM

Edisi Selasa, 20 Agustus 2024 M / 15 Shafar 1446 H.

Sebagai seorang muslim yang mengerti dan memahami mengenai hubungan antara sesama umat beragama, tentu saja akan mengedepankan rasa peduli dan ramah tamah dalam kehidupan sehari-hari. Sudah menjadi suatu kewajiban bagi kita berperilaku baik terhadap sesama. Karena Allah Subhanahu wa ta'ala menciptakan kita seyogyanya sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa adanya orang lain. Jadi kita harus mengedepankan rasa menghargai dan menghormati.

Dalam kehidupan sehari-hari, anda pasti sering berkomunikasi dan juga berinteraksi dengan banyak orang. Saat anda berpapasan atau pun bertemu orang lain di jalan, apa yang anda lakukan? Saling menyapa atau malah justru acuh tak acuh? Pastinya kita akan menyapa atau setidaknya memberikan senyuman, karena dengan senyuman saja orang lain sudah merasa dihargai dan pandangan orang lain terhadap anda pun juga akan baik.

Terlebih lagi jika anda kenal seperti halnya teman, saudara atau pun tetangga. Menyapa atau pun menegur disini hukumnya menjadi wajib. Jangan sekali-kali anda bersikap acuh tak acuh, itu termasuk perbuatan sombong yang dibenci oleh Allah Ta'ala. Berikut ini terdapat hadits yang menjelaskan tentang permasalahan ini. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda berdasarkan dengan riwayat Ad-Dailamy :

”Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan itu banyak: tasbih, tahmid, takbir, tahlil (dzikir), amar ma’ruf nahyi munkar, menyingkirkan penghalang (duri, batu) dari jalan, menolong orang, sampai senyum kepada saudara pun adalah sedekah.”

Selain kita menyapa antara sesama umat manusia, terkadang kita pasti juga ingin menegur dan menasehati seseorang karena dengan niat ingin meluruskan atau pun memberikan pendapat terhadap perbuatan atau pun tingkah laku yang kurang tepat.

“Ajaklah (wahai Muhammad) mereka ke arah jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang elok dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang paling baik.” (QS. An – Nahl : 125).

Pada artikel kali ini kami membagikan sedikit informasi mengenai cara menegur dan menasehati yang baik dalam Islam. Jika anda ingin mengetahuinya lebih lanjut dan lebih dalam lagi, mari kita simak bersama-sama penjelasan di bawah ini sebagai berikut :

1. Menegur dan Menasehati Dengan Cara yang Santun 

Jika anda ingin menegur dan menasehati  seseorang, gunakanlah bahasa yang santun dan perilaku yang baik. Dengan begitu orang yang anda tegur dan nasehati  justru akan sangat mengapresiasi dan menghargai sikap anda. Karena hal tersebut mungkin akan menjadikannya sebagai orang yang lebih baik.

Namun jika anda sudah menggunakan bahasa yang santun tetapi orang tersebut tidak terima atau pun bahkan marah, lebih baik anda tetap pada pendirian awal, berperilaku baik. Jika anda menanggapi respon buruk dengan hal buruk berarti kita sama saja dengan mereka. 

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaklah berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Tidak Bermaksud Menggurui 

Jangan sekali-kali  jika menegur dan menasehati seseorang terlihat seperti menggurui. Hal tersebut justru akan membuat orang yang anda tegur dan nasehati  menjadi kurang nyaman. Bahkan mereka akan berperilaku cuek dengan anda atau pun pura-pura tidak mendengar. Jadi teguran dan nasehat kita akan terasa sia-sia saja. 

3. Tidak Menggunakan Nada Tinggi 

Menggunakan nada tinggi memang tidak pantas untuk dilakukan. Terlebih lagi jika kita menegur atau menasehati orang yang lebih dewasa, sama saja  tidak punya “unggah-ungguh” kalau orang jawa bilang. keutamaan orang tua dalam islam memang sangat dijunjung tinggi, meskipun mereka dalam posisi salah. Kita sebagai orang yang lebih muda tetap harus menghormati. Ingatkan dengan bahasa yang halus dan doakan. Insya Allah seiring berjalan waktu beliau akan sadar.

4. Jangan Menunjuk-Nunjukkan Jari Anda Saat Menegur 

Dengan menunjuk-nunjukkan jari anda, justru orang yang anda tegur dan nasehati akan meresponnya bahwa anda mau ngajak ribut. Bukannya urusan selesai, tetapi akan bertambah keruh. Anda juga akan dipandang seperti halnya orang yang tidak mengenyam bangku pendidikan saja. 

5. Tidak Memaksakan Kehendak 

Namanya juga menegur dengan niat yang baik demi perubahan seseorang agar lebih baik, mau dia menerima atau pun tidak, adalah urusan belakang. Jangan sampai kita melihat situasi yang kurang baik malah membiarkannya saja. Berarti kita tidak ada bedanya dengan dia. Yang terpenting kita tidak memaksakan keinginan kita kepada orang lain.

6. Lihat Situasi dan Kondisi 

Sebaiknya jika anda berniat untuk menegur dan menasehati seseorang, perhatikan dan pertimbangkan terlebih dahulu situasi dan juga kondisinya. Jangan langsung anda tegur di tempat yang ramai, sehingga perlakuan anda tersebut justru membuat orang yang anda tegur dan nasehati menjadi malu. Sudah menjadi tugas kita sebagai sesama muslim untuk saling menutupi aib orang lain.

7. Jangan Membuat Sakit Hati Orang yang Anda Tegur Dan Nasehati 

Jangan sampai awalnya anda hanya ingin sekedar mengingatkan saja, namun orang yang anda tegur dan nasehati menjadi sakit hati dengan teguran yang anda lontarkan. Hindari menggunakan perkataan yang menyinggung atau pun menghubungkan dengan masalah sensitif seperti halnya SARA.

8. Fokus Terhadap Persoalan yang Tengah Dihadapi Saja 

Menegur dan menasehati seseorang fokus terhadap persoalan saja akan lebih baik dan bisa segera terselesaikan, ketimbang anda malah memanfaatkan situasi tersebut untuk menyangkut pautkan dengan persoalan lainnya. Hal ini tidak dianjurkan. Sama saja sikap tersebut adalah dendam.

9. Mendengarkan Semua Pembelaan dan Penjelasan Setelah Anda Menegur dan Menasehati 

Menjadi pendengar yang baik memang dianjurkan dalam Islam. Hal ini akan memperjelas persoalan sehingga tidak terjadi kesalah pahaman. Jangan sampai anda hanya menegur dan menasehati namun tidak diimbangi dengan memberikan kesempatan orang lain untuk membela dirinya.

10. Tidak Berkata Kasar 

Berkata kasar dengan orang yang anda tegur atau nasehati, nantinya malah membuatnya menjadi tersinggung, dan teguran anda dianggap sebagai angin lalu. Wajar saja jika orang lain tidak memberikan respon baik kepada anda karena anda saja tidak berkata lembut kepadanya.

“Setiap sikap kelembutan yang ada pada sesuatu, pasti akan menghiasinya. Dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu, kecuali akan memperburuknya. (HR. Muslim).

“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut.” (QS. Ath Thaha: 44).

11. Mengharapkan Ridha Dari Allah Ta'ala 

Sebelum melakukan suatu tindakan atau pun aktivitas apa pun dengan niatan yang baik sudah sepantasnya anda selalu mengharapkan ridha dari Allah Ta'ala agar apa yang anda lakukan mendapatkan keberkahan.

“Sesungguhnya setiap amal itu bergantung kepada niatnya dan sesungguhnya setiap orang itu hanya akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya (dinilai) kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak diraihnya atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka (hakikat) hijrahnya itu hanyalah kepada apa yang menjadi tujuan hijrahnya.”(HR. Bukhari dan Muslim).

12. Tidak Ada Niat Untuk Mempermalukan Orang yang Anda Nasehati 

Janganlah anda berusaha ingin mempermalukan saudara anda sendiri. Sudah menjadi kewajiban anda untuk tidak membuka aib orang lain. Karena jika anda berusaha dan senang membuka aib orang lain, maka sama halnya anda membuka aib anda sendiri.

13. Sebisa Mungkin Menasehati Secara Rahasia (Empat Mata) 

Jauh lebih baik jika anda menegur orang lain hanya berdua saja dan secara sembunyi-sembunyi, karena takutnya orang yang ingin anda tegur, mungkin saja tidak ingin orang lain mengetahuinya.

“Apabila para salaf hendak memberikan nasehat kepada seseorang, maka mereka menasehatinya secara rahasia… Barangsiapa yang menasehati saudaranya berduaan saja maka itulah nasehat. Dan barangsiapa yang menasehatinya di depan orang banyak maka sebenarnya dia mempermalukannya.” (Jami’ Al ‘Ulum wa Al Hikam, halaman 77).

“Jika kamu hendak memberi nasehat sampaikanlah secara rahasia bukan terang-terangan dan dengan sindiran bukan terang-terangan. Terkecuali jika bahasa sindiran tidak dipahami oleh orang yang kamu nasehati, maka berterus teranglah!” (Al Akhlaq wa As Siyar, halaman 44).

14. Mencari Waktu yang Tepat 

Untuk menegur orang lain, alangkah baiknya anda menunggu waktu yang tepat pada saat orang tersebut dalam kondisi hati yang tenang. Karena jika orang yang anda tegur dalam keadaan banyak masalah, tentu saja akan menambah masalah dan pikiran baginya.

Ibnu Mas’ud pernah berkata:

“Sesungguhnya adakalanya hati bersemangat dan mudah menerima, dan adakalanya hati lesu dan mudah menolak. Maka ajaklah hati saat dia bersemangat dan mudah menerima dan tinggalkanlah saat dia malas dan mudah menolak.” (Al Adab Asy Syar’iyyah, Ibnu Muflih).

15. Mendoakannya Dengan Sungguh-Sungguh 

Jika anda sudah berusaha dengan maksimal namun masih saja tidak mendapatkan solusi dan pencerahan, doakanlah orang tersebut agar segera disadarkan oleh Allah Ta'ala. Karena Dia lah yang mampu membolak balikkan hati hambanya.

16. Memberikan Contoh 

Allah Ta’ala  berfirman mencela Bani Israil karena bertentangan antara ucapan dan tindakan mereka:

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?”. (QS. Al Baqarah: 44).

Bukankah Allah Subhanahu wa ta'ala membenci seseorang yang menyuruh orang lain tanpa ia lakukan terlebih dahulu? Memberi contoh saat menegur orang yang berbuat salah merupakan salah satu cara yang paling baik yang bisa diikuti.

17. Menasehati Dengan Penuh Kasih 

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”  (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45).

Al Khottobi rahimahullah,

“Nasehat adalah kalimat ungkapan yang bermakna memberikan kebaikan kepada yang dinasehati” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 219).

Imam Nawawi rahimahullah berkata,

“Menasehati sesama muslim (selain ulil amri) berarti adalah menunjuki berbagai maslahat untuk mereka yaitu dalam urusan dunia dan akhirat mereka, tidak menyakiti mereka, mengajarkan perkara yang mereka tidak tahu, menolong mereka dengan perkataan dan perbuatan, menutupi aib mereka, menghilangkan mereka dari bahaya dan memberikan mereka manfaat serta melakukan amar ma’ruf nahi mungkar.” (Syarh Shahih Muslim, 2: 35).

Semoga bermanfaat...


ONE DAY ONE HADITS

Selasa, 20 Agustus 2024 M / 15 Shafar 1446 H. 

Saling Nasehat Menasehati

عَنْ جَرِيْرِ بْنِ عَبْدِ اللّٰهِ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ: بَايَعْتُ رَسُوْلَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى إقَامِ الصَّلاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، والنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ. (مُتَّفَقٌ عَلَيهِ)

Dari Jarir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku pernah berbaiat (berjanji setia) kepada Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi Wassallam supaya menegakkan shalat, menunaikan zakat dan memberi nasehat kepada setiap muslim.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 57 dan Muslim no. 56).

Pelajaran yang terdapat pada Hadits di atas :

1- Berdasarkan hadits tersebut menunjukkan bahwa saling menasehati itu didasarkan karena kita sesama muslim adalah bersaudara sehingga kita ingin agar saudara kita pun menjadi baik.

2- Dan juga menunjukkan bahwa bentuk kasih dan sayang terhadap sesama muslim adalah dengan saling nasehat-menasehati.

3- Arti nasehat -menurut para ulama'- adalah menginginkan kebaikan pada orang lain. Sebagaimana kata Al-Khottobi rahimahullah,

النصيحةُ كلمةٌ يُعبر بها عن جملة هي إرادةُ الخيرِ للمنصوح له.

“Nasehat adalah kalimat ungkapan yang bermakna memberikan kebaikan kepada yang dinasehati.” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 219)

4- Nasehat adalah engkau suka jika saudaramu memiliki apa yang kau miliki. Engkau bahagia sebagaimana engkau ingin yang lain pun bahagia. Engkau juga merasa sakit ketika mereka disakiti. Engkau bermu'amalah (bersikap baik) dengan mereka sebagaimana engkau pun suka diperlakukan seperti itu.” (Syarh Riyadhis Sholihin, 2: 400)

Al Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan,

المؤمن يَسْتُرُ ويَنْصَحُ ، والفاجرُ يهتك ويُعيِّرُ.

“Seorang mukmin itu biasa menutupi aib saudaranya dan menasehatinya. Sedangkan orang fajir (pelaku dosa) biasa membuka aib dan menjelek-jelekkan saudaranya.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 225)

5- Semoga Allah Ta'ala memberikan kita sifat saling mencintai sesama dengan saling nasehat-menasehati dalam kebaikan dan takwa.

Tema Hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :

1- Maksud nasehat adalah supaya orang lain menjadi baik. Ingatlah maksud nasehat adalah ingin orang lain menjadi baik. Jadi dasarilah niat seperti itu;

أُبَلِّغُكُمْ رِسَالاتِ رَبِّي وَأَنَا لَكُمْ نَاصِحٌ أَمِينٌ ۞

"Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepada kalian, dan aku hanyalah pemberi nasihat yang dapat dipercaya bagi kalian." (QS. Al-A'raf : 68).

2- Allah Subhanahu Wata'ala bersumpah dengan menyebutkan bahwa manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, yakni rugi dan binasa.

Maka dikecualikan dari jenis manusia yang terhindar dari kerugian, yaitu orang-orang yang beriman hatinya dan anggota tubuhnya mengerjakan amal-amal yang shaleh. dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran. Yakni menunaikan dan meninggalkan semua yang diharamkan dan nasihat-menasihati supaya menetapi dalam kesabaran. Yaitu tabah menghadapi musibah dan malapetaka serta gangguan yang menyakitkan dari orang-orang yang ia perintah melakukan kebajikan dan ia larang melakukan kemungkaran;

وَالْعَصْرِ ۞ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ۞ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ۞

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al-'Ashr : 1-3).

Senin, 19 Agustus 2024

CARA MENGHADAPI FITNAH MENURUT ISLAM

Edisi Senin, 19 Agustus 2024 M / 14 Shafar 1446 H.

Dalam kehidupan sehari-hari khususnya di lingkungan masyarakat, tidak sedikit orang yang selalu membicarakan keburukan orang lain. Padahal sudah jelas dalam ajaran islam perilaku seperti itu tidak dianjurkan. Kebiasaan buruk seperti itu biasanya banyak dilakukan oleh Maaf, ibu-ibu rumah tangga untuk mengisi waktu luang mereka dengan berquality time atau pun hanya sekedar ngobrol-ngobrol. Namun perilaku tersebut jika dibiarkan begitu saja bisa berakibat fatal dan timbul fitnah. Anda perlu memahami mengenai perbedaan ghibah dan fitnah agar bisa membedakan dengan baik antara keduanya.

Melihat kondisi semacam itu, tidak semua orang menanggapinya dengan sakit hati atau bahkan dengan balas dendam. Karena membalas keburukan orang lain dengan keburukan juga, sama artinya anda melakukan hal yang sama buruknya dengan mereka.

“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah : 193).

Pada artikel tausiah kali ini kita akan membahas mengenai cara menghadapi fitnah menurut islam. Apabila anda ingin tau lebih dalam lagi, maka bisa anda simak penjelasannya sebagai berikut :

1. Menghadapi Dengan Sabar 

Keutamaan sabar dalam islam memang kunci kemuliaan dalam segala aspek kehidupan. Dengan bersabar anda bisa belajar bagaimana mengendalikan hawa nafsu yang justru akan merugikan diri sendiri. Biarlah orang lain berbuat buruk dengan memfitnah anda. Yang terpenting anda tetap bersabar dan berperilaku baik kepadanya.

“Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan yang baik.“ (QS. Ar Ra’d : 22).

2. Mendoakan Orang yang Berperilaku Buruk Tersebut 

Allah Maha Mengetahui dan yang bisa membolak balikkan hati manusia. Berdoalah agar hati orang yang berperilaku buruk tersebut bisa dilembutkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kemudian bisa segera sadar bahwa perilakunya tersebut merupakan perilaku tercela. Untuk itu pahami keutamaan berdoa dalam islam agar anda bisa menerapkannya dalam kehidupan anda sehari-hari.

“Dan orang-orang yang datang setelah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo’a: ‘Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyr : 10).

3. Berbuat Baik Kepada Orang yang Menfitnah Kita 

Dengan berbuat baik kepada orang yang selalu menyakiti kita, Insya Allah seiring berjalannya waktu mereka akan segera sadar terhadap semua perilaku buruk yang telah diperbuatnya itu. Yakinlah bahwa setiap tindakan baik yang anda lakukan akan berbuah baik juga. Hanya menunggu waktu yang menjawab. Karena Allah akan senantiasa melindungi hamba- Nya yang selalu berbuat terpuji dalam kehidupannya.

4. Semakin Mendekatkan Diri Kepada Allah Ta'ala 

Mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala memang merupakan jalan keluar yang baik untuk mendapatkan petunjuk. Selain itu hati akan menjadi lebih tenang dan tidak berlarut-larut dengan masalah seperti halnya fitnah yang sedang menimpa diri anda. 

5. Menghadapi Dengan Kepala Dingin 

Semua masalah yang dihadapi dengan menggunakan kepala dingin tentu saja akan mengurangi dampak negatif seperti halnya semakin memburuknya masalah. Fitnah yang sedang ditudingkan kepada anda, tidak perlu ditanggapi serius dan lebih baik diam. Terlebih lagi jika anda memang tidak merasa melakukan hal itu, tidak usah diambil pusing. Biarkan saja waktu yang menjawabnya.

6. Ridho dan Ikhlas Menerima Kedzaliman 

Selain sabar, anda juga wajib ridho dan ikhlas terhadap musibah atau pun kedzaliman yang sedang menimpa anda tersebut. Yakinlah bahwa Allah akan bersama dengan orang yang benar. Anggap saja musibah tersebut sebagian dari ujian untuk menjadi manusia yang lebih baik. Untuk itu anda wajib menjaga hati dalam islam agar bisa menerapkan keridhoan dan keikhlasan.

7. Serahkan Semuanya Kepada Allah Ta'ala 

Berperilaku pasrah dan menyerahkan segala masalah yang sedang menimpa anda kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjadi salah satu solusi yang tepat. Karena Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat, pasti balasan bagi mereka yang sedang memfitnah anda akan segera terjadi.

8. Introspeksi dan Evaluasi Terhadap Diri Sendiri 

Hal ini perlu anda lakukan dalam upaya menghadapi fitnah yang sedang menimpa diri anda. Untuk mendapatkan solusi, anda bisa introspeksi dan evaluasi kebiasaan anda sehari-hari. Apakah anda sering menyakiti hati orang lain atau pun bahkan juga melakukan fitnah. Nah jika memang benar, mungkin itu balasan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Jadi anda wajib memperbaiki diri.

9. Yakinkanlah Kepada Diri Anda Bahwa Allah Maha Penolong 

Keyakinan yang besar dari dalam diri anda kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang pasti akan menolong anda, bisa dijadikan sebagai salah satu solusi. Karena keyakinan tersebut yang akan memberikan kekuatan anda dalam uapaya menghadapi fitnah.

10. Menghadapi Dengan Hati-Hati dan Tidak Gegabah 

Sikap kehati-hatian memang sangat dibutuhkan dalam hal menghadapi fitnah. Jika anda beperilaku gegabah tanpa berpikir panjang bisa saja anda terjebak dalam fitnah tersebut dan membuat kondisi semakin memburuk.

“Sesungguhnya kelemah lembutan (keramah tamahan) tidaklah ada di dalam sebuah perkara kecuali menghiasinya dan tidak dicabut (kelemah lembutan) dari sesuatu kecuali memburukkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

“Sesungguhnya di dalam dirimu ada dua sifat yang dicintai oleh Allah, yaitu; kesabaran dan pelan-pelan (tidak gegabah).” (HR. Muslim).

11. Tidak Main Hakim Sendiri Terhadap Suatu Kejadian 

Kebiasaan memutuskan secara sepihak akan menimbulkan kesalah pahaman terhadap fitnah yang ada sehingga akan semakin menjadi lebih buruk masalah tersebut.

“Menghukumi sesuatu itu adalah termasuk bagian tentang gambaran sesuatu tersebut.” (kaedah fiqih).

12. Menjunjung Tinggi Sikap Keadilan dan Menjadi Penengah 

Sifat adil memang salah satu cara yang tepat untuk mnyelesaikan masalah seperti halnya fitnah. Terlebih lagi jika anda mampu menjadi penengah sebagai bagian penting dari penyelesain masalah tersebut.

“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang akamu kerjakan.” (QS. Al Maidah/5 : 8).

13. Tetap Menjaga Kesatuan Sebagai Umat Muslim Meskipun Sedang Mendapati Fitnah 

Sebagai umat muslim sudah selayaknya saling menjaga kesatuannya. Jangan terperdaya oleh fitnah yang pada akhirnya akan menimbulkan perpecahan antara sesama umat muslim.

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al Imran/3 : 103).

14. Menggunakan Timbangan Syariat Agama Islam (Ahlu Sunnah wal Jama’ah) 

“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tidaklah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.” (QS. Al Anbiya/21 : 47).

15. Seorang Muslim Tidak Diperbolehkan Menurunkan Hadits Mengenai Fitnah Seperti Rasulullah 

Yang penulis maksudkan disini ialah dengan mengatakan seperti halnya: “Inilah fitnah yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, atau dengan mengatakan: “Inilah orang yang dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, sebenarnya fitnah tersebut masih atau bahkan sedang berlangsung dan tentu saja belum selesai, boleh kita mengatakan seperti itu pada saat fitnah tersebut memang sudah benar-benar selesai sebagai suatu pernyataan seorang muslim akan sebuah informasi yang telah diberitahu oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. 

16. Bersatu Bersama Ulama 

Dengan anda ikut serta dalam lingkungan keseharian para ulama, secara otomatis mereka akan memberikan masukan-masukan terbaik yang membuat anda bisa menghadapi fitnah dengan sikap yang baik dan tidak tergesa-gesa, sehingga masalah tersebut bisa terselesaikan dengan baik.

17. Pada Setiap Perkataan atau pun Perbuatan Fitnah Harus Ada Ukuran yang Tepat (Dhawabith) 

“Tidak anda berbicara dengan suatu kaum sebuah pembicaraan yang tidak bisa dipahami oleh akal mereka kecuali akan menjadi fitnah bagi sebagian dari mereka.” (HR.Muslim)

Demikian yang dapat disampaikan, semoga dengan tulisan ini kita dapat menghadapi fitnah dengan tenang dan juga dapat memilah mana informasi yang benar dan mana informasi yang tidak benar, terutama saat ini diakhir zaman yang penuh dengan ujian fitnah. Terima kasih sudah meluangkan sedikit waktu untuk membaca artikel tausiah ini.

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS 

Senin, 19 Agustus 2024 M / 14 Shafar 1446 H. 

Menghadapi Fitnah 

عن عبد الله بن عامروبن العاس رضي الله عنه قال،نَادَى مُنَـادِي رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اَلصَّلاَةَ جَامِعَةً. فَاجْتَمَعْنَا إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ: إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِيٌّ قَبْلِي إِلاَّ كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَـى خَيْرِ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ، وَيُنْذِرَهُمْ شَرَّ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ، وَإِنَّ أُمَّتَكُمْ هَذِهِ جُعِلَ عَافِيَتُهَا فِي أَوَّلِهَا، وَسَيُصِيْبُ آخِرَهَا بَلاَءٌ وَأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا، وَتَجِيءُ فِتْنَةٌ، فَيُرَقِّقُ بَعْضُهَا بَعْضًا، وَتَجِيءُ الْفِتْنَةُ فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ: هَذِهِ، هَذِهِ… فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ وَيُدْخَلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ.

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhuma, ia berkata:

“Seorang penyeru Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berseru, ‘Shalat berjama’ah!’ Lalu kami berkumpul bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau berkata, ‘Sesungguhnya tidak ada seorang Nabi pun sebelumku melainkan wajib baginya untuk menunjuki umatnya kepada kebaikan yang ia ketahui, dan memberikan peringatan kepada mereka dari kejelekan yang ia ketahui, dan sesungguhnya umat kalian ini, dijadikan keselamatannya di awalnya, dan (orang) yang ada di akhirnya akan tertimpa musibah juga berbagai perkara yang kalian ingkari, dan datanglah fitnah, sebagiannya menjadi lebih ringan (karena besarnya fitnah yang setelahnya), dan datanglah fitnah, lalu seorang mukmin berkata, ‘Ini, ini…’ maka barangsiapa ingin diselamatkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka hendaklah kematian mendatanginya dalam keadaan dia beriman kepada Allah dan hari Akhir.’” [HR. Muslim].

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits : 

1- Alfitanu adalah bentuk jamak dari kata fitnah (فِتْنَةٌ), maknanya adalah cobaan dan ujian. Kemudian banyak digunakan untuk makna ujian yang dibenci, lalu dimutlakkan untuk segala hal yang dibenci atau berakhir dengannya seperti dosa, kekufuran, pembunuhan, pembakaran, dan yang lainnya dari segala hal yang dibenci.

2- Hadits-hadits tentang fitnah banyak sekali. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan peringatan kepada umatnya dari berbagai fitnah, memerintahkan mereka untuk berlindung darinya. 

3- Beliau mengabarkan bahwa akhir dari umat ini akan ditimpa musibah juga fitnah yang sangat besar, tidak ada yang bisa melindungi darinya kecuali keimanan kepada Allah dan hari Akhir, tetap bersama jama’ah kaum muslimin, mereka adalah Ahlus Sunnah -walaupun mereka hanya sedikit.

4- Menjauhkan diri dari berbagai fitnah dan memohon perlindungan darinya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

تَعَوَّذُوا بِاللهِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ.

“Mohonlah perlindungan kepada Allah dari segala fitnah, yang nampak darinya dan yang tersembunyi.”

Diriwayatkan oleh Muslim dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al Qur'an : 

-Hidup adalah ujian dan cobaan, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. Al-Ankabuut: 2).

Minggu, 18 Agustus 2024

CARA RASULLULLAH MENYAYANGI ISTRI

Edisi Ahad, 18 Agustus 2024 M / 13 Shafar 1446 H.

Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam adalah sosok manusia pilihan Allah yang paling sempurna. Beliau mampu bersikap dan bertindak yang terbaik dalam kondisi apapun. Sebagai hamba yang diberi amanah untuk menyebarkan sumber syariat islam, beliau menjalankannya dengan semangat, kesabaran, dan tekad yang teguh demi agama Allah.

Di medan perang ketika berjuang membela islam, beliau menjadi sosok pemimpin yang menguasai strategi dan mampu mengalahkan musuh dengan jalan yang lurus tanpa kecurangan atau cara yang jahat. Di tengah masyarakat beliau menjadi sosok teman, sahabat, guru yang berwibawa. Dan di rumah pun, Rasulullah menjadi sosok penyayang dan kepala rumah tangga yang adil dan mampu memberikan rasa aman serta kebahagiaan bagi istrinya. Tidak salah jika beliau dijadikan sebagai teladan bagi seluruh umat islam.

Sebagai umat mukmin yang mengikuti ajaran Rasul, hendaknya kita mengikuti teladan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dalam menyayangi istri, bagaimana Rasulullah selalu membahagiakan istrinya dan bagaimana Rasulullah selalu bertutur kata lembut serta memperlakukan istrinya dengan baik. Rasulullah menjadi teladan untuk para suami juga segenap laki laki yang nantinya akan menjadi seorang suami tentang cara memberikan kasih sayang dalam islam untuk istri.

Berikut 17 cara Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menyayangi istri, simak baik baik dan pahami sebagai jalan teladan anda untuk menjadikan kehidupan rumah tangga lebih indah dalam rangka beribadah kepada Allah.

1. Romantis 

Cara pertama yang dilakukan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam untuk menyayangi istrinya ialah beliau selalu memperlakukan istrinya dengan romantis dan penuh kasih sayang. Rasulullah sering mencium istrinya “Rasulullah sering mencium Aisyah dan itu tidak membatalkan puasa”. (HR Nasai). Penjelasan dari hadits tersebut ialah Rasulullah mencium istrinya karena ingin memberikan kesenangan dan kebahagiaan, bukan semata karena hawa nafsu.

2. Berkata Kata Lembut 

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengekspresikan kasih sayang dengan cara yang sederhana dan bersahaja. Beliau pernah bersabda “Aku diberi rezeki berupa rasa cinta kepada engkau wahai istriku”. (HR Muslim). Kalimat tersebut sederhana tanpa berisi kalimat pujian yang berlebihan, tetapi sangat berkesan mendalam bukan? Seorang istri tentu akan bahagia jika mendengar kalimat tersebut dari suaminya.

3. Memanggil dengan Panggilan yang Indah 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam selalu memanggil istrinya dengan panggilan indah yang disukai. Aisyah dipanggil dengan panggilan “Ya Humaira” (Wahai wanita yang pipinya kemerah merahan).

Rasulullah juga suka memanggil aisyah dengan sebutan "aisy/aisyi", dalam culture arab pemenggalan huruf terakhir menunjukan "panggilan manja/tanda sayang"

4. Memanjakan Istri 

Dari Anas berkata : “Kemudian kami pergi menuju Madinah. Aku lihat Rasulullah menyediakan tempat duduk yang empuk dari kain di belakang beliau untuk Shafiyyah (salah satu istri Rasulullah) kemudian beliau duduk di samping untanya sambil menegakkan lutut beliau dan Shafiyyah meletakkan kakinya di atas lutut beliau sehingga ia bisa menaiki unta tersebut”. (HR Bukhari).

Hadits tersebut menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memanjakan istri dengan memberi pelayanan dan memberikan kenyamanan untuk istrinya.

5. Memberi Hadiah 

Sebagai keinginan untuk membahagiakan istrinya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah memberi istrinya hadiah. “Rasulullah memberi kepada masing masing istrinya satu botol minyak kasturi”. (HR Ahmad). Hadiah tersebut bukan sesuatu yang bertujuan untuk berlebihan atau menimbulkan sifat bermewah mewahan, tetapi hal sederhana yang bermanfaat dan disukai oleh istrinya.

6. Makan Berdua 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sering bersikap manis dengan makan atau minum berdua bersama istrinya, beliau tidak menampakkan perasaan jijik atau sejenisnya, melainkan dengan sikap bahagia sebab menerima istrinya apa adanya.

Dari Aisyah radhiyallahu'anha “Aku biasa makan bubur bersama Rasulullah dalam wadah yang sama, aku minum air dengan gelas dan beliau meletakkan mulut beliau di gelas tersebut lalu beliau minum”. (HR Abdurrozaq dan Said bin Manshur).

7. Membujuk dengan Lembut Ketika Istri Marah 

Dalam kehidupan rumah tangga tentu pernah mengalami suatu perselisihan, entah karena masalah kesalahpahaman dalam berkata kata, faktor kesibukan, cemburu, atau diantara satu sama lain merasa kurang diperhatikan.

Ketika istri Rasulullah marah atau merasa tidak nyaman dalam hatinya, Rasulullah tidak menanggapi dengan kalimat yang kasar atau bersikap kaku pada istrinya, melainkan mendinginkan hati istrinya tersebut dengan cara yang manis dan lembut. “Rasulullah memijit hidung Aisyah jika ia marah dan berkata : Ya Humaira, bacalah doa : Wahai Tuhanku, ampunlah dosa dosa ku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindunglah aku dari fitnah yang menyesatkan”. (HR Ibnu Sunni).

Cara Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam marah kepada istri tidak pernah menanggapi kemarahan istri dengan amarah apalagi dengan memukul istrinya. Dari sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu'anha : “Rasulullah tidak pernah memukul istrinya walau sekalipun”. (HR Muslim).

8. Mencium Istri Ketika Hendak Bepergian atau Baru Pulang 

Dari Aisyah radhiyallahu'anha“Rasulullah selalu mencium istrinya sebelum keluar untuk shalat, kemudian keluar menunaikan shalat tanpa berwudhu dahulu”. (HR Ahmad). Hal tersebut merupakan hal yang sangat berarti untuk istri, Rasulullah berusaha memberikan ketenangan pada istrinya selama beliau bepergian dengan cara menciumnya terlebih dahulu agar tidak timbul prasangka buruk pada hati istri sebab suami telah meminta ijin dan berpamitan dengan baik.

9. Tidur di Pangkuan Istri 

Hal ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa istri nya tersebut sangat dibutuhkan dan disayangi oleh Rasulullah, beliau bersandar pada pangkuan istrinya dengan tujuan saling berkasih sayang.

“Beliau (Rasulullah mendekat kepadanya (Aisyah) dan ia ada di kamarnya, lalu ia menyisir beliau, padahal ia sedang haid”. (HR Muslim).

10. Mandi Bersama Istri 

Dalam sebuah riwayat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mandi bersama Aisyah dalam satu kamar mandi dengan bak yang sama “Aku (Aisyah) pernah mandi dari jinabat bersama Rasulullah dengan satu tempat air, tangan kami selalu bergantian mengambil air, dan tangan kami bersentuhan”. (HR Mutafaqun ‘Alaih).

Mandi bersama istri bukanlah tindakan tercela atau sesuatu yang dilarang dalam islam, sepasang suami istri memiliki hak sepenuhnya dalam kasih sayang dan pelayanan untuk satu sama lain. Rasulullah melakukan hal tersebut untuk melayani dan memberikan kegembiraan bagi istrinya.

11. Pendengar yang Baik 

Ketika mendengar keluhan dari istrinya, Rasulullah mendengar keluh kesah istrinya tersebut dengan sabar dan memberi tanggapan dengan baik. beliau melakukan hal tersebut untuk memberikan hak pada istrinya bahwa salah satu tugas seorang suami ialah menjadi pemimpin dan pemberi keputusan ketika istrinya dilanda kebingungan.

Dari Aisyah radhiyallahu'anha “Rasulullah adalah orang paling lembut dan banyak menemani istrinya yang sedang mengadu atau sakit”. (HR Bukhari).

12. Mengajak Istri Bepergian Untuk Hiburan 

Aisyah radhiyallahu'anha berkata : “Rasulullah jika hendak melakukan perjalanan, beliau melakukan undian diantara para istri, barang siapa yang keluar namanya, maka dialah yang ikut pergi bersama beliau”. (HR Bukhari).

Dari Aisyah Radhiyallahu'anha, dia berkata: "Pada suatu hari raya orang-orang berkulit hitam mempertontonkan permainan perisai dan lembing. Aku tidak ingat apakah aku yang meminta atau Nabi Shallallahu alaihi wasallam sendiri yang berkata padaku: Apakah aku ingin melihatnya?Aku jawab: Ya. Lalu beliau menyuruhku berdiri di belakangnya. Pipiku menempel ke pipi beliau. Beliau berkata: Teruskan main kalian, wahai Bani Arfidah (julukan orang-orang Habsyah)! Hingga ketika aku sudah merasa bosan beliau bertanya: Apakah kamu sudah puas?Aku jawab: Ya. Beliau berkata: Kalau begitu, pergilah!'" (HR Bukhari dan Muslim).

13. Membantu Pekerjaan Rumah Tangga 

Hal ini pernah diutarakan oleh Aisyah ketika ada yang bertanya padanya mengenai urusan apa saja yang biasa dilakukan oleh Rasulullah ketika beliau berada di rumah, Aisyah menjawab : “Rasulullah membantu melaksanakan pekerjaan keluarga”. (HR Bukhari).

Ketika ditanya oleh Aisyah “Ya Rasulullah bukankah engkau telah dijamin surga? Mengapa engkau masih bersusah payah begini?. Beliau menjawab “Ya Humaira, apakah aku tak boleh menjadi hamba Nya yang bersyukur?”. (HR Bukhari).

Hadits tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah bersedia membantu pekerjaan rumah tangga walaupun lelah atau berat untuk dilakukan sebagai wujud syukur kepada Allah telah diberi seorang istri dan wujud nyata dalam mensyukuri nikmat tersebut dengan cara memperlakukan istrinya dengan sangat baik.

14. Membelai Istri 

Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam memberi kasih sayang pada istrinya dengan rutin membelai dan memenuhi nafkah batin yang merupakan hak istrinya, “Setiap hari Rasulullah membelai semua istrinya seorang demi seorang. Beliau menghampiri dan membelai dengan tidak mencampuri hingga beliau singgah ke tempat istri yang beliau gilir waktunya lalu beliau bermalam di tempatnya”. (HR Ahmad).

15. Tidak Membebani 

Dalam sebuah kisah diriwayatkan bahwa Aisyah menunggu Rasulullah karena belum pulang hingga tengah malam, Aisyah menunggu beliau pulang hingga tertidur di dekat pintu rumah. Ketika Rasulullah sampai rumah dan menyadari hari sudah larut malam, beliau ingin mengetuk pintu tetapi khawatir akan mengganggu Aisyah yang barangkali telah terlelap tidur.

Beliau lalu menggelar sorban di depan pintu dan tidur di atasnya. Walaupun dalam keadaan lelah beliau tidak ingin mengganggu atau membebani istrinya. Dan malam itu tanpa saling mengetahui mereka tertidur di depan pintu. Pagi hari ketika Aisyah membuka pintu ia kaget karena melihat Rasulullah tidur di luar dan Rasulullah berkata “Aku pulang larut malam. Karena khawatir mengganggu tidurmu, aku tak tega mengetuk pintu. Itulah sebabnya aku tidur di depan pintu”. (HR Muslim). Kisah tersebut terjadi karena tingginya rasa kasih sayang diantara keduanya.

16. Suami membukakan pintu untuk istrinya, baik di kendaraan, rumah, maupun yang lain 

Istilah yang cukup akrab di telinga kita, yang katanya orang-orang modern ini "Ladies First" ternyata sudah dilakukan Rasulullah sejak berabad-abad yang lalu, disaat kebudayaan lain di dunia menganggap wanita lebih rendah, bahkan diragukan statusnya sebagai "manusia".

Dari Anas, dia berkata: "Kemudian kami pergi menuju Madinah (dari Khaibar). Aku lihat Nabi Shallallahu alaihi wasallam menyediakan tempat duduk yang empuk dari kain di belakang beliau untuk Shafiyyah. Kemudian beliau duduk di samping untanya sambil menegakkan lutut beliau dan Shafiyyah meletakkan kakinya di atas lutut beliau sehingga dia bisa menaiki unta tersebut." (HR Bukhari).

17. Makan/minum sepiring/segelas berdua 

Dari Aisyah Radhiyallahu'anha, ia berkata : Saya dahulu biasa makan his (sejenis bubur) bersama Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam " (HR. Bukhori dalam Adabul Mufrod).

Dari Aisyah Radhiyallahu'anha, ia berkata : Aku biasa minum dari gelas yang sama ketika haidh, lalu Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam mengambil gelas tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat aku meletakkan mulut, lalu beliau minum (HR Abdurrozaq dan Said bin Manshur, dan riwayat lain yang senada dari Muslim).

Nabi Shallallahu alaihi wasallam pernah minum di gelas yang digunakan Aisyah. Beliau juga pernah makan daging yang pernah digigit Aisyah.(HR Muslim No. 300).

Bahkan keberkahannya dijamin,diriwayatkan Abu Hurairah : "Makanan berdua cukup untuk tiga orang, makanan tiga orang cukup untuk empat orang" (HR Bukhori (5392) dan Muslim (2058)).

Demikian 17 cara Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menyayangi istri, perlu dipahami bahwa Rasulullah melakukan hal tersebut bukan karena untuk merayu tetapi melakukannya dengan niat membahagiakan istri dan ibadah kepada Allah. Memang sebagai manusia biasa kita tidak akan mungkin sepenuhnya mampu meniru Rasulullah sebab beliau memang sosok yang paling sempurna diantara semua manusia, tetapi ada baiknya kita selalu melakukan dan meniru teladan dari Rasulullah dengan sebaik dan semampu kita, agar timbul kasih sayang dan kehidupan rumah tangga yang lebih indah. Dan tentunya semoga kita semua dimudahkan dapat berkumpul bersama diJannahNya. Aamiin...

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS

Ahad, 18 Agustus 2024 M / 13 Shafar 1446 H.

Sayangi Pasangan Hidup Kita 

 عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى. 

“Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Rasulullah Shallallau ‘Alaihi Wasallam berasabda: “Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” [HR. At Tirmidzi no: 3895 dan Ibnu Majah no: 1977 dari sahabat Ibnu ‘Abbas].

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits : 

1- Hadits di atas, hadits yang sangat mulia. Sebuah hadits yang menunjukkan agar manusia bersikap mulia dan berlaku jujur.

2- Begitu pula bagi seorang suami khususnya, karena ia sebagai pemimpin dan bertanggung jawab kepada keluarga. Maka menjadi keharusan, agar kita mencerna tingkat urgensinya. 

3- Istri Harus Dikasihi Bukan Dipecundangi. Allah menciptakan wanita sebagai makhluk yang lemah. Di sisi lain, seorang lelaki ditakdirkan untuk memimpin wanita dengan kelebihan yang dikaruniakan Allah baginya.

4- Sifatnya yang dominan, ingin mengatur, berkuasa akan tampak saat berinteraksi dengan anggota keluarga, khususnya sang istri; wanita asing yang masuk dalam kehidupan barunya. 

5- Tindak-tanduk si istri akan menguji kesabarannya. Lelaki yang buruk perangainya, akan terdorong berbuat aniaya kepada kaum yang lemah (istrinya). Kekerasan rumah tangga yang timbul dari suami terhadap istrinya, menunjukkan bahwa sang suami termasuk prototype orang yang lemah juga. Berbeda jika seorang suami termasuk sosok yang berkepribadian kuat, tegar lagi kokoh, maka hatinya tidak akan keras. Dia tidak tega berbuat aniaya terhadap kaum yang lemah.

6- Barangsiapa mampu menguasai diri saat berhadapan dengan mereka, yaitu para wanita, sungguh kebaikan telah muncul pada dirinya. 

7- Bahwa orang yang paling tinggi derajatnya dalam kebaikan dan paling berhak meraih sifat tersebut ialah, orang-orang yang paling baik perilakunya kepada keluarganya. Sebab, keluarga, mereka itu merupakan orang-orang yang paling berhak dengan wajah manis dan cara bergaul yang baik, curahan kebaikan, diusahakan mendapatkan manfaat, dilindungi dari bahaya. Jika ada lelaki yang demikian, niscaya ia berpredikat sebagai manusia yang terbaik. Jika ia bersikap sebaliknya, maka ia berada dalam keburukan. Banyak orang yang terjerumus dalam keteledoran ini.

8- Seorang lelaki, bila ia menjumpai keluarganya, maka menjadi sosok yang akhlaknya buruk, sangat pelit dan sedikit sekali berbuat baik kepada mereka. Tetapi, apabila bersama orang lain, maka engkau akan dihormati, akhlaknya melunak, jiwanya menjadi dermawan, ringan tangan. Tidak diragukan, laki-laki semacam ini adalah manusia yang terhalang dari taufik Allah, menyimpang dari jalan yang lurus. Semoga Allah memberikan keselamatan bagi kita dari hal itu.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al qur'an : 

1- Berinteraksi dengan perempuan (dalam konteks ini, istri) dengan cara yang baik lewat perbuatan dan perkataan yang terpuji sesuai dengan tuntunan syariat Islam dan tuntunan akal. Syekh Muhammad Sayyid Tanthowi mengutip perkataan Imam Ghazali, dalam tafsirnya Al-Wasith, bahwa tafsir dari ayat ini adalah berakhlak yang baik dengan istri dengan tidak menyakitinya atau bahkan berniat menyakitinya, bersabar atas kecerobohan dan kemarahan istri sambil menasehatinya, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.

Oleh karenanya, istri juga memiliki hak yang sama dengan suami. Ia berhak untuk disayangi, dimanjakan, dan dinafkahi baik lahir maupun batin. Istri bukan boneka yang bisa seenaknya dimainkan oleh suaminya, melainkan ia adalah Mitra Yang Setia bagi suami untuk sama-sama membangun sebuah keluarga bahagia di dunia hingga kelak di akhirat.

وَعاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئاً وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْراً كَثِيراً 

Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.[QS. An Nisa :19].

2- Hendaknya Suami memperbagus ucapan, perkataan, perbuatan dan tingkah laku kepada istri sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Jika istri menyukainya, maka berbuatlah sesuai apa yang disukainya, 

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ

Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang baik (ma’ruf) [QS. Al Baqarah :228].