Kamis, 01 Agustus 2024

KUMPULAN HADITS YANG BERKAITAN DENGAN AHLAQ YANG BAIK (BAGIAN 2)

Edisi Kamis, 1 Agustus 2024 M / 25 Muharram 1446 H.

Kemuliaan akhlak adalah salah satu sifat para nabi, para wali, dan orang-orang shalih. Dengan kemuliaan akhlak, keluhuran derajat diperoleh dan surga tertinggi diraih. Akhlak mulia mengandung tiga makna sekaligus yang tidak terpisahkan satu sama lain.

Pertama, berbuat baik kepada semua orang, kepada siapa pun tanpa pandang bulu, tanpa berharap balasan dan imbalan apa pun dari orang yang kita perlakukan dengan baik. Kita berbuat baik kepada seseorang bukan dengan niat supaya orang itu membalas kebaikan kita. Atau dengan niat agar orang itu juga memperlakukan kita dengan baik. Tidak. Kita berbuat baik kepada orang lain semata-mata dilandasi niat ingin menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya. 

Berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita, ini hal biasa. Hampir semua orang mampu melakukannya. Akan tetapi berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk kepada kita, ini baru luar biasa. Sangat sedikit yang mampu melakukannya. Dan inilah yang disebut dengan kemuliaan akhlak. Kedua, bersabar atas perlakukan buruk orang lain. Ketiga, menahan diri untuk tidak berbuat buruk kepada orang lain.  

Berikut ini adalah beberapa hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang berkaitan dengan ahlaq yang baik :

1. Menutupi Aib Orang Lain 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلَّا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam beliau bersabda: "Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak."  (H.R. Muslim no. 6760).

2. Mengunjungi orang sakit 

وَفِي حَدِيْثِ سَعِيْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَائِدُ الْمَرِيْضِ فِي مَخْرَفَةِ الْجَنَّةِ حَتّٰى يَرْجِعَ

Di dalam Hadits Sa'id dia berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Barangsiapa yang mengunjungi orang sakit, maka dia senantiasa berada dalam sebuah taman surga sampai dia pulang kembali." (H.R. Muslim no. 6716).

3. Jauhilah Prasangka Buruk 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلَا تَحَسَّسُوْا وَلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا تَحَاسَدُوْا وَلَا تَدَابَرُوْا وَلَا تَبَاغَضُوْا وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا

Dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam beliau bersabda: "Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta, janganlah kalian saling mendiamkan, janganlah suka mencari-cari isu, saling mendengki, saling membelakangi, serta saling membenci, tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara." (H.R. Bukhari no. 6064).

4. Berkata Baik Atau Diamlah 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Barangsiapa berimana kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia memuliakan tamunya dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia berkata baik atau diam." (H.R. Bukhari no. 6018).

5. Baik Terhadap Istri 

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا

Dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap para istrinya." (H.R. Tirmidzi no. 1195).

6. Menerima hadiah dan membalasnya 

عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْبَلُ الْهَدِيَّةَ وَيُثِيْبُ عَلَيْهَا

“Dari Aisyah radhiyallahu anha, katanya : Adalah Rosulullah Shallallahu alaihi Wasallam, sering menerima hadiah dan membalasnya”. (H.R. Bukhari no. 2585 dan Abu Daud no. 3538).

7. Jangan meremehkan pemberian 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ  يَا نِسَاءَ الْمُسْلِمَاتِ لاَ تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا ، وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, bersabda : Hai kaum muslimat, janganlah menganggap remeh pemberian seorang tetangga, walaupun hanya berupa kaki kambing”. (H.R. Bukhari no. 2566).

8. Anjuran mencium anak karena sayang 

أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ  رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَبَّلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَسَنَ بْنَ عَلِىٍّ وَعِنْدَهُ اْلأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ التَّمِيْمِىُّ جَالِسًا . فَقَالَ اْلأَقْرَعُ إِنَّ لِىْ عَشَرَةً مِنَ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أَحَدًا . فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ

Bahwasanya Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata : Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, mencium Hasan bin Ali, dan di sisinya sedang duduk Al-Aqra' bin Habis At-Tamimi. lantas Al-Aqra’ bin Habis berkata : Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh anak, aku tidak mencium seorang pun dari mereka. Lalu Nabi Shallallahu alaihi Wasallam memandang kepadanya seraya bersabda : Barang siapa yang tidak belas kasih, maka tidak akan diberi rahmat oleh Allah. (H.R. Bukhari no. 5997 dan Muslim no. 6170).

9. Perbuatan baik yang paling cepat pahalanya 

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  أَسْرَعُ الْخَيْرِ ثَوَابًا الْبِرُّ وَصِلَةُ الرَّحِمِ وَأَسْرَعُ الشَّرِّ عُقُوْبَةً الْبَغْىُ وَقَطِيْعَةُ الرَّحِمِ

Dari Aisyah Ummul Mukminin berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Perbuatan baik yang paling cepat pahalanya adalah menyambung hubungan kekerabatan, dan perkara yang paling cepat menerima hukuman adalah penganiayaan dan memutuskan hubungan kekerabatan. (H.R. Ibnu Majah no. 4352).

10. Banyak tertawa dapat mematikan hati 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ تُكْثِرُوْا الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيْتُ الْقَلْبَ

Dari Abu Harairah ia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Janganlah kamu banyak tertawa, karena sesungguhnya banyak tertawa itu dapat mematikan hati. (H.R. Ibnu Majah no. 4333).

11. Anjuran mendahului salam 

عَنْ أَبِى أُمَامَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِاللهِ مَنْ بَدَأَهُمْ بِالسَّلاَمِ

Dari Abu Umamah, ia berkata : Rasulullhah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Sesungguhnya orang yang paling utama di sisi Allah adalah yang mendahului salam”. (H.R. Abu Daud no. 5199).

12. Mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri 

عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Dari Anas, dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Tidak sempurna Iman seseorang sehingga ia mencintai saudaanya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. (H.R.Bukhari no. 130).

13. Kebaikan Dapat Menghapus Perbuatan Buruk (Dosa) 

عَنْ أَبِى ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Dari Abu Darr ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Bertakwalah kepada Allah di manapun kamu berada. Iringilah perbuatan buruk (dosa) dengan amal kebaikan, karena kebaikan itu dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik (H.R. Tirmidzi no. 2115, Ahmad no.21962).

14. Kebaikan Adalah Akhlak Yang Baik 

عَنْ النَّوَّاسِ بنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ

Dari Nawwas bin Sam’an radhiallahuanhu, dari Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam beliau bersabda : Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui  manusia  (H.R.  Muslim no. 6681).

15. Mencintai Saudara Sebagaimana Mencintai Diri Sendiri 

عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسْ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، خَادِمُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى  اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radhiyallahu anhu, pembantu Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam dari Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam, beliau bersabda: Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. (H.R. Bukhori no. 13  dan Muslim no. 179).

16. Niat Berbuat Baik dicatat Satu Kebaikan 

عَنْ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَفِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ : فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَةَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ  ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, dari Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam sebagaimana dia riwayatkan dari Rabbnya Yang Maha Suci dan Maha Tinggi : Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut : Siapa yang ingin melaksanakan kebaikan kemudian dia tidak mengamalkannya, maka dicatat disisi-Nya sebagai satu kebaikan penuh. Dan jika dia berniat melakukannya dan kemudian melaksanakannya maka Allah akan mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat bahkan hingga kelipatan yang banyak. Dan jika dia berniat melaksanakan keburukan kemudian dia tidak melaksanakannya maka baginya satu kebaikan penuh, sedangkan jika dia berniat kemudian dia melaksanakannya Allah mencatatnya sebagai satu keburukan. (H.R. Bukhori no.  6491 dan Muslim no. 355).

17. Tanda Baiknya Islam Seseorang 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ. 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya. (H.R. Turmudzi no. 2487 dan lainnya).

Semoga bermanfaat...


ONE DAY ONE HADITS

Kamis, 1 Agustus 2024 M / 25 Muharram 1446 H.

Ahlak Baik Terhadap Istri 

عن أَبي هريرة رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم: ((أكْمَلُ المُؤمِنِينَ إيمَانًا أحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وخِيَارُكُمْ خياركم لِنِسَائِهِمْ)). رواه الترمذي، وَقالَ: (حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحيحٌ).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, katanya: "Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

"Sesempurna-sempurnanya kaum mu'minin perihal keimanannya ialah yang terbaik budi pekertinya di antara mereka itu dan yang terbaik di antara kaum mu'minin itu ialah yang terbaik sifatnya terhadap kaum wanitanya."

(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadits hasan shahih).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits : 

1- Hadits ini memberikan petunjuk bahwa ahlak yang baik merupakan amalan yang paling utama.

2- Perintah untuk menggauli istri dengan baik, ulat yang manis, menahan untuk tidak menyakitinya dan sabar atas tingkah laku buruknya. 

3- Maka kalau kita mau melihat ahlak seseorang, lihatlah! bagaimana ia menggauli istrinya ?

4- Termasuk akhlak Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam dalam mempergauli istri ialah beliau orang yang sangat baik dalam bergaul, selalu gembira, sering bermain dengan istrinya dan bersikap lemah lembut kepada mereka, memberi mereka kelapangan dalam nafkah serta gemar bersenda gurau. Hingga pernah beliau berlomba lari dengan Siti Aisyah Ummul Mukminin Radhiyallahu Anhu sambil bercengkerama dan berkasih mesra dengannya.

Siti Aisyah Radhiyallahu Anhu mengatakan adakalanya Rasulullah menang atas diriku dan adakalanya aku yang menang. demikian itu terjadi sebelum aku bertubuh gemuk. Setelah aku bertubuh gemuk dan mendahuluinya. maka beliau menyusulku seraya mengatakan : 'Kali ini sebagai balasan dari kekalahan yang tadi."

5- Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam selalu mengumpulkan semua istrinya setiap malam di dalam satu rumah yang merupakan malam giliran beliau. lalu adakalanya beliau makan malam bersama-sama mereka. Setelah itu masing-masing istri kembali ke tempatnya sendiri-sendiri (kecuali yang digilir oleh beliau Shalallahu'alaihi Wasallam).

6- Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam tidur dengan salah seorang istrinya dalam satu kemah, dan beliau terlebih dahulu meletakkan kain selendangnya, lalu tidur dengan memakai kain sarung.

7- Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bila telah melakukan salat Isya dan masuk ke dalam rumahnya, terlebih dahulu begadang sebentar bersama keluarganya sebelum tidur; hal itu beliau lakukan untuk

mengakrabkan diri dengan mereka. 

Tema hadits yang berkaitan dengan al quran : 

1- Allah Subhanahu wa ta'ala menganjurkan kepada kita agar meniru Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam dalam semua ucapan, perbuatan, dan sepak terjangnya. Karena itulah Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kepada kaum mukmin agar meniru sikap Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam.

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian (QS. Al-Ahzab 21).

2- Rasulullah shalallahu alaihi wa salam disebutkan benar-benar berbudi pekerti yang agung. Ma'mar telah meriwayatkan dari Qatadah, bahwa ia pernah bertanya kepada Aisyah Radhiyallahu Anhu tentang akhlak Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam Maka Aisyah menjawab:

كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ

Akhlak beliau adalah Al-Qur’an.

Yakni sebagaimana yang terdapat di dalam Al-Qur'an.

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang luhur. (QS. Al-Qalam: 4).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.