Edisi Selasa, 13 Agustus 2024 M / 8 Shafar 1446 H.
Kesedihan merupakan sifat alami yang dimiliki manusia. Biasanya kesedihan muncul akibat dari tidak dapat menerima keadaan, seperti kehilangan, kegagalan, kesusahan, kecewa, stres, atau patah hati. Orang yang bersedih biasanya akan menangis, akan tetapi orang yang menangis belum tentu bersedih. Karena orang yang menangis dapat juga disebabkan oleh perasaan senang atau terharu.
Sebenarnya bersedih dibolehkan dan memiliki dampak baik bagi tubuh, yakni dapat membersihkan racun dan meluapkan emosi yang terpendam. Akan tetapi, kesedihan juga dapat berdampak buruk jika terjadi berlarut-larut. Kesedihan yang berlarut-larut ini lah yang tidak diperbolehkan dalam Islam. Contoh dari kesedihan yang berlarut-larut adalah menangis berhari-hari tanpa henti karena ditinggal orang tercinta, menangis dalam waktu yang lama sehingga melupakan beribadah kepada Allah, dan bersedih hingga melukai dirinya sendiri.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
“Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS. At Taubah: 40).
Dalam ayat tersebut sangat jelas diterangkan bahwa kita diperintahkan untuk tidak bersedih. Lalu bagaimana jika kita tetap bersedih dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut adalah 17 cara untuk menghilangkan kesedihan:
1. Ingatlah Bahwa Allah Bersama Kita
Seperti dalil yang telah disebutkan di atas, kita tidak perlu bersedih karena Allah bersama kita. Seberat apapun kesulitan dan kesedihan yang dirasakan, kita tidaklah sendiri. Dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika Allah bersama kita. Dia lah pemilik segalanya di dunia ini. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatunya. Dia Maha Penyayang dan Maha Pengasih. Allah tidak akan membiarkan hambanya berlarut dalam kesulitan. Di balik kesulitan pasti ada kemudahan. Dengan mengingat Allah akan membuat hati menjadi tenteram.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’d: 28).
2. Berdzikir
Cara Menghilangkan Kesedihan Menurut Islam lainnya adalah Memuji Allah dengan berdzikir tidak hanya mendapatkan pahala karena merupakan Sunnah Rasul, akan tetapi berdzikir juga dapat membuat hati menjadi tenang. Sehingga kesedihan akan mereda. Adapun dzikir yang dapat kita lakukan adalah “laa Haula wala quwwata Illa Billah” dan “hasbunallah wa ni’mal waqil.” Bacaan dzikir tersebut tidak lain adalah untuk meminta pertolongan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
3. Istighfar
Sudah sangat lumrah di kalangan masyarakat apabila terjadi sesuatu yang bersangkutan dengan emosi biasanya kita disarankan untuk beristighfar. Karena dengan beristighfar dapat menenangkan hati yang sedang kacau, seperti bersedih.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda yang artinya, "Barang siapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka,”(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).
4. Shalat Sunnah
Shalat merupakan bentuk komunikasi kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ketika kita memiliki masalah, mengadukannya kepada Allah adalah hal yang tepat. Meski kita tidak bisa berkomunikasi kepada Allah selayaknya berkomunikasi kepada manusia, akan tetapi percayalah bahwa Allah mendengar dan melihat kita. Dia akan memberikan solusi atas permasalahan yang kita hadapi dengan caranya sendiri. Selain itu, shalat juga dapat membuat hati menjadi lebih tenang.
5. Berdoa kepada Allah
Ketika Rasullullah Shallallahu alaihi wasallam mendapati Abu Umamah Radhiyallahu'anhu sedang bersedih di dalam masjid, beliau mengajarkan sebuah doa kepada Abu Umamah untuk menghilangkan kesedihannya.
“Ya Allah, aku memohon perlindungan dengan-Mu daripada keluh kesah dan kesedihan, rasa lemah dan kemalasan. Aku memohon perlindungan dengan-Mu daripada sifat penakut dan kebakhilan. Dan aku memohon perlindungan dengan-Mu dari beban hutang dan dikuasai seseorang.” (HR. Abu Daud).
6. Membaca Al Qur’an
Membaca Al Qur’an juga menjadi salah satu Cara Menghilangkan Kesedihan Menurut Islam. Al Qur’an dapat dibaca kapan saja. Tidak ada waktu-waktu tertentu untuk membacanya. Baik ketika merasa senang atau sedih, maupun saat merasa lapang ataupun sulit. Al Qur’an memiliki mukjizat yang sangat luar biasa. Selain akan mendapatkan pahala, membaca Al Qur’an juga dapat membuat hati menjadi tenang. Kesedihan yang kita rasakan akan terobati dengan membaca Al Qur’an.
7. Sadari Bahwa Dunia Ini Hanyalah Sementara
Terkadang kita lupa bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara. Dan tanpa disadari dunia ini menjadi tujuan hidup kita. Padahal kehidupan yang sebenarnya baru akan kita jalani setelah meninggal nanti, yakni di akhirat. Dengan menyandarkan hidup kita pada akhirat kita akan lebih lapang dada ketika diberi cobaan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Seperti dalam firman Nya :
"Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal." [QS. Al A'la ayat 17].
8. Berpikir Positif
Di balik sebuah peristiwa, pasti ada hikmahnya. Berpikir positif dan ambil lah hikmahnya. Dengan begitu kita akan belajar untuk memahami apa yang telah diberikan oleh Allah kepada kita meskipun itu terasa buruk. Allah Maha baik, pasti Dia selalu memberikan yang terbaik untuk kita.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah adalah baik dan tidaklah menerima kecuali yang baik…” (HR. Muslim).
9. Melakukan Sesuatu yang Positif
Melakukan hal yang dapat membuat hati senang tentu akan dapat meringankan beban atau kesedihan yang tengah kita rasakan. Bahkan kita dapat melupakan beban atau kesedihan tersebut. Adapun hal-hal positif yang dapat kita lakukan di saat sedih misalnya melakukan hobi, berkumpul bersama teman, menghadiri majelis taklim atau lain sebagainya. Dalam Surat Al Insyirah ayat ke 5, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." Hal ini menjadi sebuah bukti bahwa ketika kita mengalami suatu hal yang buruk, atau sulit, Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjanjikan kemudahan untuk kita setelahnya.
10. Curhat Kepada Orang yang Dipercaya
Terkadang apa yang kita rasakan terlalu berat untuk dipikul sendiri. Sehingga kita perlu membaginya dengan orang lain, terutama orang yang dipercaya, seperti sahabat, atau keluarga. Mengungkapkan sesuatu mengenai apa yang kita rasakan kepada orang yang dipercaya akan membuat hati merasa lebih lega. Dengan curhat, kita seakan telah membagi masalah yang tengah kita hadapi.
11. Sabar
Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 153).
Ketika kita merasa sulit atau sedih, maka bersabarlah. Karena bersabar dapat membuat hati menjadi lebih ikhlas dalam menghadapi masalah yang terjadi. Dan Allah menjanjikan bagi orang yang bersabar akan bersama-Nya.
12. Bershalawat
Ketika kita sedang sedih, maka berucap lah yang baik-baik, seperti berdzikir, membaca Al Qur’an, istighfar dan bershalawat. Itu semua akan membuat hati menjadi lebih tenang.
Suatu ketika Sahabat Ubay bin Ka’ab menghadap Baginda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan bertanya:
“Wahai Rasulullah, Aku banyak bershalawat untuk mu, sebaiknya berapa kali aku harus bershalawat untuk mu?”
Rasulullah menjawab: “Terserah anda.”
Ubay bin Ka’ab: “Bagaimana kalau seperempat?”
Rasulullah menjawab: “Terserah anda. Jika anda tambahi tentu lebih baik.”
Ubay bin Ka’ab: “Bagaimana kalau setengah?”
Rasulullah menjawab: “Terserah anda. Andai anda lebihkan jadi lebih baik.”
Ubay bin Ka’ab: “Bagaimana kalau dua pertiga?”
Rasulullah menjawab: “Terserah anda. Jika anda tambahkan lagi pasti lebih baik.”
Ubay bin Ka’ab: “Bagaimana kalau shalawatku untuk mu semuanya?”
Rasulullah menjawab: “Kalau anda lakukan itu, segala kesedihan anda dihilangkan dan dosa anda akan terampuni.” (HR. Tirmidzi).
13. Jangan Menyesali yang Sudah terjadi
Ketika kegagalan terjadi pada hidup kita, tentu perasaan menyesal akan timbul. Penyesalan yang berlebihan dapat membuat kita menjadi sedih. Lupakanlah kesalahan yang membuat kita menjadi sedih dan menyesal. Lakukan yang terbaik di kemudian hari agar hasil yang kita dapatkan akan lebih maksimal. Kegagalan yang kita terima janganlah disesali atau ditangisi, akan tetapi jadikanlah kesalahan atau kegagalan tersebut sebagai sebuah pelajaran.
" ... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui," [QS. Al Baqarah 216].
14. Hindari Sifat Rendah Diri dan Minder
Terkadang kita merasa sedih karena tidak bisa seperti orang lain. Mereka memiliki kecukupan dan dapat melakukan hal yang lebih dari kita, misal memiliki barang mewah, status sosial yang lebih baik atau kehidupan yang mapan. Perlu kita sadari betapa beruntungnya diri kita. Lihatlah orang-orang di sekeliling kita. Masih banyak orang yang kurang beruntung daripada kita. Janganlah bersedih. Jadikanlah itu sebagai acuan dan semangat untuk mendapatkan hal yang lebih baik.
15. Sandarkan Segalanya pada Allah
Harta, kekayaan, atau status sosial tidak dapat dijadikan sandaran hidup. Apabila kita menyandarkan hidup pada hal-hal tersebut hanya akan menimbulkan kekecewaan hingga kita bersedih. Bersandar pada Allah adalah sebuah pilihan terbaik dan Allah tidak akan pernah mungkin mengecewakan hamba-hamba-Nya yang taat kepada-Nya. Kerjakan perintah-Nya dan berpasrah kepada Allah. Niscaya kebahagiaan akan datang kepada kita.
Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Penilaian baik dan buruk suatu peristiwa yang menimpa kita adalah diri kita sendiri. Oleh karena itu, percayalah bahwa Allah senantiasa memberikan kebaikan kepada kita. Dan hendaklah kita menyandarkan segalanya kepada Allah agar tidak menimbulkan kekecewaan.
16. Sering berwudhu
Ketika stress dan despresi datang melanda, Anda tidak perlu bingung untuk mencari cara mengatasi hal tersebut. Solusinya cukup satu yakni berwudhulah, lalu lanjutkan dengan sholat atau membaca Al-Quran. Aktivitas berwudhu ini terbukti dapat mengurangi pikiran yang stress ataupun perasaan sedih. Seorang pakar neurologis mengatakan bahwa saat berwudhu, air yang mengenai syaraf pada jari tangan dan kaki bisa meningkatkan rileksasi pada sel-sel otak. Di samping itu, air yang dibasuhkan pada wajah juga akan memberikan sensasi segar. Dengan demikian insyaAllah hati bisa jadi lebih adem.
17. Hadapi rasa sedih dan Menangislah
Jangan menghindari rasa sedih. Menghadapi rasa sedih dengan menyendiri selama seharian, kemungkinan dapat membuat perasaan menjadi lebih baik. Anda dapat menyendiri dan kemudian cobalah untuk memahami dan menerima kejadian yang membuat Anda sedih dengan bijak. Ingatlah, kesedihan yang sedang Anda alami akan berlalu dan pikirkan bahwa ada hikmah di balik setiap kesedihan.
Sebagian orang mungkin memilih untuk menyembunyikan kesedihannya. Namun, ada baiknya untuk meluapkan kesedihan tersebut agar dapat segera hilang. Jika Anda ingin menangis, maka menangislah. Menangis dapat membuat perasaan menjadi lebih baik dan lebih lega.
Menangis bisa menjadi sarana untuk muhasabah hati di malam hari dan cara menenangkan hati dalam islam. Nabi kita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok yang sering menangis. Beliau menangis bukan karena lemah. Tapi beliau menangis ketika sholat, saat mengingat Allah Ta’ala.
Demikian tausiah sore ini tentang cara-cara menghilangkan kesedihan. Terima kasih telah meluangkan waktunya untuk membaca.
Semoga bermanfaat ....
ONE DAY ONE HADITS
Selasa, 13 Agustus 2024 M / 8 Shafar 1446 H.
Jangan Terlalu Bersedih
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلا تَعْجِزَنَّ , وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلا تَقُلْ : لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا لَكَانَ كَذَا وَ كَذَا , وَلَكِنْ قُلْ : قَدَرُ اللهِ وَ مَا شَاءَ فَعَلَ , فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersungguh-sungguhlah dalam hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusan), serta janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu (kegagalan), maka janganlah kamu mengatakan, ‘seandainya aku berbuat demikian, pastilah tidak akan begini atau begitu’. Tetapi katakanlah, ‘ini telah ditakdirkan oleh Allah dan Allah berbuat sesuai dengan apa yang dikehendaki’. Karena sesungguhnya perkataan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan setan”.
(HR. Muslim no. 2664).
Pelajaran yang terdapat di dalam hadits :
1. Perkataan seandainya membuka (pintu) perbuatan setan, karena di dalam kata-kata seandainya menunjukkan adanya kesedihan yang mendalam dan mencela terhadap takdir Allah ta’ala ketika seseorang tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Sedangkan sikap yang demikian ini meniadakan sikap sabar dan ridha terhadap takdir Allah ta’ala. Padahal, sabar hukumnya wajib. Dan begitu juga dengan iman kepada takdir Allah, hal ini juga merupakan kewajiban bagi setiap orang.
2. Jangan berketerusan meratapi masa lalu, bersedih dengan apa yang tidak diperoleh di masa lalu, maka sangat mungkin kita akan merusak masa depan diri sendiri. Pernahkah melihat orang mengendarai mobil atau motornya dengan terus-terusan menatap kaca spion? Apa yang akan terjadi jika hal tersebut dilakukan? Tentu saja kendaraan yang disetirnya akan lambat maju, bisa juga menabrak banyak hal di depannya karena salah fokus.
3. “Seandainya waktu itu saya tidak melakukan hal tersebut, pasti kejadiannya tidak begini!” “Coba saya mendengar masukan dari dia, pasti tidak seperti ini jadinya!” Mengapa kita berandai-andai pada sesuatu yang telah terjadi dan bersedih hati karenanya? Semua itu atas ‘QaddarAllahu wa maa syaa’a fa’ala, Allah telah mentakdirkan, terserah apa yang diputuskan-Nya’. Karena perkataan seandainya dapat membuka celah perbuatan syaitan.”
4. Amiirul mukminin Ali radhiallahu ‘anhu berkata: “Sabar adalah sebagian dari iman, sebagaimana kedudukannya kepala terhadap badannya.” (Derajat Hasan, diriwayatkan oleh Abu Dawud (3627), An-Nasaa’i dalam Al-Kubra (1462) dan Ahmad (6/24)).
Oleh karena itulah, jika kita tertimpa suatu musibah atau sesuatu yang tidak kita harapkan, maka sepantasnya bagi kita adalah bersabar dan menerima terhadap apa yang telah menjadi ketentuan Allah ta’ala dan tidak perlu mengatakan, “seandainya tadi aku tidak melakukan hal ini, tentulah kejadiannya akan berbeda” atau kata-kata yang semisalnya.
Karena meskipun kita mengatakan “seandainya begini atau begitu, maka tidaklah akan terjadi hal ini”, ucapan ini tidak akan menyebabkan apa yang telah hilang dari kita bisa kembali lagi. Dan perlu diketahui bahwa perkataan yang seperti ini juga tidak akan menyelesaikan masalah yang ada. Bahkan hal ini justru bisa menambah kesusahan dan kesedihan batin.
Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Qur'an :
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيْبَةٍ فِي الأَرْضِ وَلا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْرٌ لِكَيْلَا تَأْسَوْهَا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَا ءَا تَكُمْ وَاللهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَا لٍ فَخُوْر
“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfudz) sebelum Kami mewujudkannya, sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira dengan apa yang Dia berikan untukmu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. Al-Hadiid: 22-23).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.