Edisi Ahad, 18 Agustus 2024 M / 13 Shafar 1446 H.
Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam adalah sosok manusia pilihan Allah yang paling sempurna. Beliau mampu bersikap dan bertindak yang terbaik dalam kondisi apapun. Sebagai hamba yang diberi amanah untuk menyebarkan sumber syariat islam, beliau menjalankannya dengan semangat, kesabaran, dan tekad yang teguh demi agama Allah.
Di medan perang ketika berjuang membela islam, beliau menjadi sosok pemimpin yang menguasai strategi dan mampu mengalahkan musuh dengan jalan yang lurus tanpa kecurangan atau cara yang jahat. Di tengah masyarakat beliau menjadi sosok teman, sahabat, guru yang berwibawa. Dan di rumah pun, Rasulullah menjadi sosok penyayang dan kepala rumah tangga yang adil dan mampu memberikan rasa aman serta kebahagiaan bagi istrinya. Tidak salah jika beliau dijadikan sebagai teladan bagi seluruh umat islam.
Sebagai umat mukmin yang mengikuti ajaran Rasul, hendaknya kita mengikuti teladan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dalam menyayangi istri, bagaimana Rasulullah selalu membahagiakan istrinya dan bagaimana Rasulullah selalu bertutur kata lembut serta memperlakukan istrinya dengan baik. Rasulullah menjadi teladan untuk para suami juga segenap laki laki yang nantinya akan menjadi seorang suami tentang cara memberikan kasih sayang dalam islam untuk istri.
Berikut 17 cara Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menyayangi istri, simak baik baik dan pahami sebagai jalan teladan anda untuk menjadikan kehidupan rumah tangga lebih indah dalam rangka beribadah kepada Allah.
1. Romantis
Cara pertama yang dilakukan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam untuk menyayangi istrinya ialah beliau selalu memperlakukan istrinya dengan romantis dan penuh kasih sayang. Rasulullah sering mencium istrinya “Rasulullah sering mencium Aisyah dan itu tidak membatalkan puasa”. (HR Nasai). Penjelasan dari hadits tersebut ialah Rasulullah mencium istrinya karena ingin memberikan kesenangan dan kebahagiaan, bukan semata karena hawa nafsu.
2. Berkata Kata Lembut
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengekspresikan kasih sayang dengan cara yang sederhana dan bersahaja. Beliau pernah bersabda “Aku diberi rezeki berupa rasa cinta kepada engkau wahai istriku”. (HR Muslim). Kalimat tersebut sederhana tanpa berisi kalimat pujian yang berlebihan, tetapi sangat berkesan mendalam bukan? Seorang istri tentu akan bahagia jika mendengar kalimat tersebut dari suaminya.
3. Memanggil dengan Panggilan yang Indah
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam selalu memanggil istrinya dengan panggilan indah yang disukai. Aisyah dipanggil dengan panggilan “Ya Humaira” (Wahai wanita yang pipinya kemerah merahan).
Rasulullah juga suka memanggil aisyah dengan sebutan "aisy/aisyi", dalam culture arab pemenggalan huruf terakhir menunjukan "panggilan manja/tanda sayang"
4. Memanjakan Istri
Dari Anas berkata : “Kemudian kami pergi menuju Madinah. Aku lihat Rasulullah menyediakan tempat duduk yang empuk dari kain di belakang beliau untuk Shafiyyah (salah satu istri Rasulullah) kemudian beliau duduk di samping untanya sambil menegakkan lutut beliau dan Shafiyyah meletakkan kakinya di atas lutut beliau sehingga ia bisa menaiki unta tersebut”. (HR Bukhari).
Hadits tersebut menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memanjakan istri dengan memberi pelayanan dan memberikan kenyamanan untuk istrinya.
5. Memberi Hadiah
Sebagai keinginan untuk membahagiakan istrinya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah memberi istrinya hadiah. “Rasulullah memberi kepada masing masing istrinya satu botol minyak kasturi”. (HR Ahmad). Hadiah tersebut bukan sesuatu yang bertujuan untuk berlebihan atau menimbulkan sifat bermewah mewahan, tetapi hal sederhana yang bermanfaat dan disukai oleh istrinya.
6. Makan Berdua
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sering bersikap manis dengan makan atau minum berdua bersama istrinya, beliau tidak menampakkan perasaan jijik atau sejenisnya, melainkan dengan sikap bahagia sebab menerima istrinya apa adanya.
Dari Aisyah radhiyallahu'anha “Aku biasa makan bubur bersama Rasulullah dalam wadah yang sama, aku minum air dengan gelas dan beliau meletakkan mulut beliau di gelas tersebut lalu beliau minum”. (HR Abdurrozaq dan Said bin Manshur).
7. Membujuk dengan Lembut Ketika Istri Marah
Dalam kehidupan rumah tangga tentu pernah mengalami suatu perselisihan, entah karena masalah kesalahpahaman dalam berkata kata, faktor kesibukan, cemburu, atau diantara satu sama lain merasa kurang diperhatikan.
Ketika istri Rasulullah marah atau merasa tidak nyaman dalam hatinya, Rasulullah tidak menanggapi dengan kalimat yang kasar atau bersikap kaku pada istrinya, melainkan mendinginkan hati istrinya tersebut dengan cara yang manis dan lembut. “Rasulullah memijit hidung Aisyah jika ia marah dan berkata : Ya Humaira, bacalah doa : Wahai Tuhanku, ampunlah dosa dosa ku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindunglah aku dari fitnah yang menyesatkan”. (HR Ibnu Sunni).
Cara Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam marah kepada istri tidak pernah menanggapi kemarahan istri dengan amarah apalagi dengan memukul istrinya. Dari sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu'anha : “Rasulullah tidak pernah memukul istrinya walau sekalipun”. (HR Muslim).
8. Mencium Istri Ketika Hendak Bepergian atau Baru Pulang
Dari Aisyah radhiyallahu'anha“Rasulullah selalu mencium istrinya sebelum keluar untuk shalat, kemudian keluar menunaikan shalat tanpa berwudhu dahulu”. (HR Ahmad). Hal tersebut merupakan hal yang sangat berarti untuk istri, Rasulullah berusaha memberikan ketenangan pada istrinya selama beliau bepergian dengan cara menciumnya terlebih dahulu agar tidak timbul prasangka buruk pada hati istri sebab suami telah meminta ijin dan berpamitan dengan baik.
9. Tidur di Pangkuan Istri
Hal ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa istri nya tersebut sangat dibutuhkan dan disayangi oleh Rasulullah, beliau bersandar pada pangkuan istrinya dengan tujuan saling berkasih sayang.
“Beliau (Rasulullah mendekat kepadanya (Aisyah) dan ia ada di kamarnya, lalu ia menyisir beliau, padahal ia sedang haid”. (HR Muslim).
10. Mandi Bersama Istri
Dalam sebuah riwayat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mandi bersama Aisyah dalam satu kamar mandi dengan bak yang sama “Aku (Aisyah) pernah mandi dari jinabat bersama Rasulullah dengan satu tempat air, tangan kami selalu bergantian mengambil air, dan tangan kami bersentuhan”. (HR Mutafaqun ‘Alaih).
Mandi bersama istri bukanlah tindakan tercela atau sesuatu yang dilarang dalam islam, sepasang suami istri memiliki hak sepenuhnya dalam kasih sayang dan pelayanan untuk satu sama lain. Rasulullah melakukan hal tersebut untuk melayani dan memberikan kegembiraan bagi istrinya.
11. Pendengar yang Baik
Ketika mendengar keluhan dari istrinya, Rasulullah mendengar keluh kesah istrinya tersebut dengan sabar dan memberi tanggapan dengan baik. beliau melakukan hal tersebut untuk memberikan hak pada istrinya bahwa salah satu tugas seorang suami ialah menjadi pemimpin dan pemberi keputusan ketika istrinya dilanda kebingungan.
Dari Aisyah radhiyallahu'anha “Rasulullah adalah orang paling lembut dan banyak menemani istrinya yang sedang mengadu atau sakit”. (HR Bukhari).
12. Mengajak Istri Bepergian Untuk Hiburan
Aisyah radhiyallahu'anha berkata : “Rasulullah jika hendak melakukan perjalanan, beliau melakukan undian diantara para istri, barang siapa yang keluar namanya, maka dialah yang ikut pergi bersama beliau”. (HR Bukhari).
Dari Aisyah Radhiyallahu'anha, dia berkata: "Pada suatu hari raya orang-orang berkulit hitam mempertontonkan permainan perisai dan lembing. Aku tidak ingat apakah aku yang meminta atau Nabi Shallallahu alaihi wasallam sendiri yang berkata padaku: Apakah aku ingin melihatnya?Aku jawab: Ya. Lalu beliau menyuruhku berdiri di belakangnya. Pipiku menempel ke pipi beliau. Beliau berkata: Teruskan main kalian, wahai Bani Arfidah (julukan orang-orang Habsyah)! Hingga ketika aku sudah merasa bosan beliau bertanya: Apakah kamu sudah puas?Aku jawab: Ya. Beliau berkata: Kalau begitu, pergilah!'" (HR Bukhari dan Muslim).
13. Membantu Pekerjaan Rumah Tangga
Hal ini pernah diutarakan oleh Aisyah ketika ada yang bertanya padanya mengenai urusan apa saja yang biasa dilakukan oleh Rasulullah ketika beliau berada di rumah, Aisyah menjawab : “Rasulullah membantu melaksanakan pekerjaan keluarga”. (HR Bukhari).
Ketika ditanya oleh Aisyah “Ya Rasulullah bukankah engkau telah dijamin surga? Mengapa engkau masih bersusah payah begini?. Beliau menjawab “Ya Humaira, apakah aku tak boleh menjadi hamba Nya yang bersyukur?”. (HR Bukhari).
Hadits tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah bersedia membantu pekerjaan rumah tangga walaupun lelah atau berat untuk dilakukan sebagai wujud syukur kepada Allah telah diberi seorang istri dan wujud nyata dalam mensyukuri nikmat tersebut dengan cara memperlakukan istrinya dengan sangat baik.
14. Membelai Istri
Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam memberi kasih sayang pada istrinya dengan rutin membelai dan memenuhi nafkah batin yang merupakan hak istrinya, “Setiap hari Rasulullah membelai semua istrinya seorang demi seorang. Beliau menghampiri dan membelai dengan tidak mencampuri hingga beliau singgah ke tempat istri yang beliau gilir waktunya lalu beliau bermalam di tempatnya”. (HR Ahmad).
15. Tidak Membebani
Dalam sebuah kisah diriwayatkan bahwa Aisyah menunggu Rasulullah karena belum pulang hingga tengah malam, Aisyah menunggu beliau pulang hingga tertidur di dekat pintu rumah. Ketika Rasulullah sampai rumah dan menyadari hari sudah larut malam, beliau ingin mengetuk pintu tetapi khawatir akan mengganggu Aisyah yang barangkali telah terlelap tidur.
Beliau lalu menggelar sorban di depan pintu dan tidur di atasnya. Walaupun dalam keadaan lelah beliau tidak ingin mengganggu atau membebani istrinya. Dan malam itu tanpa saling mengetahui mereka tertidur di depan pintu. Pagi hari ketika Aisyah membuka pintu ia kaget karena melihat Rasulullah tidur di luar dan Rasulullah berkata “Aku pulang larut malam. Karena khawatir mengganggu tidurmu, aku tak tega mengetuk pintu. Itulah sebabnya aku tidur di depan pintu”. (HR Muslim). Kisah tersebut terjadi karena tingginya rasa kasih sayang diantara keduanya.
16. Suami membukakan pintu untuk istrinya, baik di kendaraan, rumah, maupun yang lain
Istilah yang cukup akrab di telinga kita, yang katanya orang-orang modern ini "Ladies First" ternyata sudah dilakukan Rasulullah sejak berabad-abad yang lalu, disaat kebudayaan lain di dunia menganggap wanita lebih rendah, bahkan diragukan statusnya sebagai "manusia".
Dari Anas, dia berkata: "Kemudian kami pergi menuju Madinah (dari Khaibar). Aku lihat Nabi Shallallahu alaihi wasallam menyediakan tempat duduk yang empuk dari kain di belakang beliau untuk Shafiyyah. Kemudian beliau duduk di samping untanya sambil menegakkan lutut beliau dan Shafiyyah meletakkan kakinya di atas lutut beliau sehingga dia bisa menaiki unta tersebut." (HR Bukhari).
17. Makan/minum sepiring/segelas berdua
Dari Aisyah Radhiyallahu'anha, ia berkata : Saya dahulu biasa makan his (sejenis bubur) bersama Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam " (HR. Bukhori dalam Adabul Mufrod).
Dari Aisyah Radhiyallahu'anha, ia berkata : Aku biasa minum dari gelas yang sama ketika haidh, lalu Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam mengambil gelas tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat aku meletakkan mulut, lalu beliau minum (HR Abdurrozaq dan Said bin Manshur, dan riwayat lain yang senada dari Muslim).
Nabi Shallallahu alaihi wasallam pernah minum di gelas yang digunakan Aisyah. Beliau juga pernah makan daging yang pernah digigit Aisyah.(HR Muslim No. 300).
Bahkan keberkahannya dijamin,diriwayatkan Abu Hurairah : "Makanan berdua cukup untuk tiga orang, makanan tiga orang cukup untuk empat orang" (HR Bukhori (5392) dan Muslim (2058)).
Demikian 17 cara Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menyayangi istri, perlu dipahami bahwa Rasulullah melakukan hal tersebut bukan karena untuk merayu tetapi melakukannya dengan niat membahagiakan istri dan ibadah kepada Allah. Memang sebagai manusia biasa kita tidak akan mungkin sepenuhnya mampu meniru Rasulullah sebab beliau memang sosok yang paling sempurna diantara semua manusia, tetapi ada baiknya kita selalu melakukan dan meniru teladan dari Rasulullah dengan sebaik dan semampu kita, agar timbul kasih sayang dan kehidupan rumah tangga yang lebih indah. Dan tentunya semoga kita semua dimudahkan dapat berkumpul bersama diJannahNya. Aamiin...
Semoga bermanfaat....
ONE DAY ONE HADITS
Ahad, 18 Agustus 2024 M / 13 Shafar 1446 H.
Sayangi Pasangan Hidup Kita
عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى.
“Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Rasulullah Shallallau ‘Alaihi Wasallam berasabda: “Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” [HR. At Tirmidzi no: 3895 dan Ibnu Majah no: 1977 dari sahabat Ibnu ‘Abbas].
Pelajaran yang terdapat di dalam hadits :
1- Hadits di atas, hadits yang sangat mulia. Sebuah hadits yang menunjukkan agar manusia bersikap mulia dan berlaku jujur.
2- Begitu pula bagi seorang suami khususnya, karena ia sebagai pemimpin dan bertanggung jawab kepada keluarga. Maka menjadi keharusan, agar kita mencerna tingkat urgensinya.
3- Istri Harus Dikasihi Bukan Dipecundangi. Allah menciptakan wanita sebagai makhluk yang lemah. Di sisi lain, seorang lelaki ditakdirkan untuk memimpin wanita dengan kelebihan yang dikaruniakan Allah baginya.
4- Sifatnya yang dominan, ingin mengatur, berkuasa akan tampak saat berinteraksi dengan anggota keluarga, khususnya sang istri; wanita asing yang masuk dalam kehidupan barunya.
5- Tindak-tanduk si istri akan menguji kesabarannya. Lelaki yang buruk perangainya, akan terdorong berbuat aniaya kepada kaum yang lemah (istrinya). Kekerasan rumah tangga yang timbul dari suami terhadap istrinya, menunjukkan bahwa sang suami termasuk prototype orang yang lemah juga. Berbeda jika seorang suami termasuk sosok yang berkepribadian kuat, tegar lagi kokoh, maka hatinya tidak akan keras. Dia tidak tega berbuat aniaya terhadap kaum yang lemah.
6- Barangsiapa mampu menguasai diri saat berhadapan dengan mereka, yaitu para wanita, sungguh kebaikan telah muncul pada dirinya.
7- Bahwa orang yang paling tinggi derajatnya dalam kebaikan dan paling berhak meraih sifat tersebut ialah, orang-orang yang paling baik perilakunya kepada keluarganya. Sebab, keluarga, mereka itu merupakan orang-orang yang paling berhak dengan wajah manis dan cara bergaul yang baik, curahan kebaikan, diusahakan mendapatkan manfaat, dilindungi dari bahaya. Jika ada lelaki yang demikian, niscaya ia berpredikat sebagai manusia yang terbaik. Jika ia bersikap sebaliknya, maka ia berada dalam keburukan. Banyak orang yang terjerumus dalam keteledoran ini.
8- Seorang lelaki, bila ia menjumpai keluarganya, maka menjadi sosok yang akhlaknya buruk, sangat pelit dan sedikit sekali berbuat baik kepada mereka. Tetapi, apabila bersama orang lain, maka engkau akan dihormati, akhlaknya melunak, jiwanya menjadi dermawan, ringan tangan. Tidak diragukan, laki-laki semacam ini adalah manusia yang terhalang dari taufik Allah, menyimpang dari jalan yang lurus. Semoga Allah memberikan keselamatan bagi kita dari hal itu.
Tema hadits yang berkaitan dengan Al qur'an :
1- Berinteraksi dengan perempuan (dalam konteks ini, istri) dengan cara yang baik lewat perbuatan dan perkataan yang terpuji sesuai dengan tuntunan syariat Islam dan tuntunan akal. Syekh Muhammad Sayyid Tanthowi mengutip perkataan Imam Ghazali, dalam tafsirnya Al-Wasith, bahwa tafsir dari ayat ini adalah berakhlak yang baik dengan istri dengan tidak menyakitinya atau bahkan berniat menyakitinya, bersabar atas kecerobohan dan kemarahan istri sambil menasehatinya, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.
Oleh karenanya, istri juga memiliki hak yang sama dengan suami. Ia berhak untuk disayangi, dimanjakan, dan dinafkahi baik lahir maupun batin. Istri bukan boneka yang bisa seenaknya dimainkan oleh suaminya, melainkan ia adalah Mitra Yang Setia bagi suami untuk sama-sama membangun sebuah keluarga bahagia di dunia hingga kelak di akhirat.
وَعاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئاً وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْراً كَثِيراً
Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.[QS. An Nisa :19].
2- Hendaknya Suami memperbagus ucapan, perkataan, perbuatan dan tingkah laku kepada istri sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Jika istri menyukainya, maka berbuatlah sesuai apa yang disukainya,
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ
Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang baik (ma’ruf) [QS. Al Baqarah :228].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.