Kamis, 29 Februari 2024

KUMPULAN HADITS TENTANG MENUNTUT ILMU : PERINTAH DAN KEUTAMAANNYABAGI UMAT MUSLIM

Edisi Kamis, 29 Februari 2024 M / 19 Sya'ban 1445 H.

Beberapa hadits menyebutkan, wajib bagi setiap muslim untuk menuntut ilmu. Islam sendiri mengajarkan bahwa ilmu adalah kunci dari segala kebaikan. Agar lebih memahami konsep ilmu di dalam Islam, simak hadits tentang menuntut ilmu berikut ini.

Imam Syafi’i pernah berkata, Ta’allam falaisal mar’u yuuladu ‘aaliman yang artinya "belajarlah karena tidak ada orang yang terlahir dalam keadaan berilmu". Oleh sebab itu, tak akan sempurna agama dan amal ibadah seorang muslim, tanpa menuntut ilmu.

Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang bidang yang disusun secara sistematis dengan metode tertentu untuk menjelaskan suatu gejala di bidang pengetahuan.

Dalam Islam, tidak ada perbedaan antara ilmu agama dan ilmu umum. Tujuannya sama, yakni untuk mencari ridho dan keberkahan Allah Subhanahu Wa Ta'ala: Rasulullah telah banyak menyebutkan keutamaan, manfaat, serta hikmah menuntut ilmu bagi umat Islam dalam bentuk hadits. Lantas, bagaimana bunyi haditsnya? Selengkapnya ada di bawah ini:

1. Kewajiban Menuntut Ilmu 

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu).

Ketika sudah turun perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang mewajibkan suatu hal, yang harus dilakukan umat Islam adalah sami’na wa atha’na (kami dengar dan kami taat).

Dalam hadits lainnya Rasulullah Shallallahu alaihi wadallam bersabda:

تَعَلَّمُوْاوَعَلِّمُوْاوَتَوَاضَعُوْالِمُعَلِّمِيْكُمْ وَلَيَلَوْا لِمُعَلِّمِيْكُمْ ( رَواهُ الطَّبْرَانِيْ)

"Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu. (HR Tabrani).

2. Menuntut ilmu juga  bagian jihad 

Ilmu agama memang menjadi prioritas untuk dipelajari. Namun, bukan berarti ilmu-ilmu lain bisa diabaikan. Dalam salah satu hadist disebutkan, bahwa menuntut ilmu apa pun juga merupakan jihad di jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Dari Anas bin Malik, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى يَرْجِعَ

"Barang siapa keluar dalam rangka menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai ia kembali."

3. Dimudahkannya Jalan Menuju Surga 

Sebagaimana hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).

Melalui ilmu yang dimilikinya, Allah akan memudahkan umat Islam untuk mengerjakan amal saleh. Seperti diketahui, amal saleh merupakan cara setiap hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

4. Ilmu Bermanfaat hingga Akhir Hayat 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasaplam juga menegaskan keutamaan ilmu yang bermanfaat, baik saat masih di dunia atau setelah wafat.

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang berdoa untuknya.” (HR. Muslim).

5. Orang Berilmu Akan Dikehendaki Kebaikan 

Dari Mu’awiyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim No. 1037).

6. Ilmu Adalah Warisan Para Nabi 

Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh hadits:

اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَامًا، وَلَكِنْ وَرَّثُوْا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

“Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

7. Terkecualikan dari Laknat 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

أَلَا إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ

“Ketahuilah bahwa sesungguhnya dunia itu terlaknat dan terlaknat pula isinya kecuali berzikir kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya, orang berilmu, dan orang yang belajar.” (Hasan: HR. At-Tirmidzi no. 2322).

8. Pahala Berlipat-lipat 

Keutamaan menuntut ilmu salah satunya memperoleh pahala yang berlipat-lipat. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang berbunyi:

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى، كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا

“Siapa yang mengajak kepada petunjuk, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun.” (HR. Muslim no. 2674).

9. Ilmu Lebih Utama daripada Amal 

Keutamaan ini tertuang dalam hadits yang berbunyi:

إِنَّكُمْ قَدْ أَصْبَحْتُمْ فِي زَمَانٍ كَثِيرٍ فُقَهَاؤُهُ، قَلِيلٍ خُطَبَاؤُهُ، كَثِيرٍ مُعْطُوهُ، قَلِيلٍ سُؤَّالُهُ، الْعَمَلُ فِيهِ خَيْرٌ مِنَ الْعِلْمِ، وَسَيَأْتِي زَمَانٌ قَلِيلٌ فُقَهَاؤُهُ، كَثِيرٌ خُطَبَاؤُهُ، كَثِيرٌ سُؤَّالُهُ، قَلِيلٌ مُعْطُوهُ، الْعِلْمُ فِيهِ خَيْرٌ مِنَ الْعَمَلِ

“Sungguh kalian sekarang benar-benar berada di sebuah zaman yang banyak orang-orang faqihnya, sedikit para penceramahnya, banyak para pemberi, dan sedikit para peminta-minta. Amal di masa ini lebih baik daripada ilmu. Akan datang sebuah zaman nanti di mana sedikit orang-orang faqihnya, banyak para penceramahnya, sedikit para pemberi, dan banyak para peminta-minta. Ilmu di masa itu lebih baik daripada amal.” (Shahih: HR. Ath-Thabrani no. 3111).

10. Ilmu Jariyah 

Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

"Apabila anak Adam meninggal dunia maka terputus semua amalnya (tidak bisa lagi menambah pahala) kecuali 3 orang, yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan orang, atau anak shalih yang mendoakan orangtuanya.” (HR. Muslim no. 1631).

11. Berpahala Seperti Haji Sempurna 

Siapa sangka, orang yang menimba ilmu akan mendapatkan pahala layaknya seorang muslim yang melaksanakan ibadah haji secara sempurna. Hal ini sesuai dalam salah satu hadits yang berbunyi:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُرِيدُ إِلَّا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Siapa yang bersegera pergi ke masjid hanya untuk tujuan belajar kebaikan atau mengajarkannya maka ia mendapatkan pahala seperti orang yang haji secara sempurna.” (Shahih: HR. Ath-Thabrani no. 7473 dalam Al-Mu’jam Al-Kabir).

12. Paham Agama Tanda Dicintai Allah 

Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam hadits:

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ، وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاللَّهُ يُعْطِي، وَلَنْ تَزَالَ هَذِهِ الأُمَّةُ قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللَّهِ، لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ

“Siapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya maka Dia akan menjadikannya mendalami agama. Aku hanya berbagi dan Allah yang memberi. Akan senantiasa ada sekelompok dari umat ini yang tegak di atas perintah Allah, orang yang menyelisihi mereka tidak akan membahayakan mereka hingga datang hari Kiamat.” (HR. Al-Bukhari no. 3971 dan Muslim no. 1037).

13. Disambut Rasulullah 

Sebagaimana dalam sabda Rasulullah yang berbunyi:

مَرْحَبًا بطالبِ الْعِلْمِ، طَالِبُ الْعِلْمِ لَتَحُفُّهُ الْمَلَائِكَةُ وَتُظِلُّهُ بِأَجْنِحَتِهَا، ثُمَّ يَرْكَبُ بَعْضُهُ بَعْضًا حَتَّى يَبْلُغُوا السَّمَاءَ الدُّنْيَا مِنْ حُبِّهِمْ لِمَا يَطْلُبُ

“Selamat datang wahai penuntut ilmu. Sesungguhnya penutup ilmu benar-benar ditutupi para Malaikat dan dinaugi dengan sayap-sayapnya. Kemudian mereka saling bertumpuk-tumpuk hingga mencapai langit dunia (langit paling dekat dari bumi), karena kecintaan mereka (Malaikat) kepada ilmu yang dipelajarinya.” (Shahih: HR. Ath-Thabrani no. 7347 dalam Al-Mu’jam Al-Kabir).

14. Dimintakan Ampun oleh Penduduk Langit dan Bumi 

Hal ini termaktub dalam sabda Rasulullah yang berbunyi:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الخَيْرَ

“Sesungguhnya Allah, para Malaikat-Nya, penduduk langit-langit dan bumi-bumi, hingga semut-semut yang ada di lubangnya, hingga ikat-ikan, benar-benar semuanya bershalawat (memintakan ampun) untuk orang yang mengajari kebaikan kepada manusia.” (Shahih: HR. At-Tirmidzi no. 2685).

15. Wajahnya Bersinar 

Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda:

نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ غَيْرَهُ، فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ، وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيهٍ

“Semoga Allah menjadikan bercahaya seseorang yang mendengar hadits kami lalu menghafalnya hingga menyampaikannya kepada orang lain. Betapa banyak orang yang membawa (riwayat) fiqih kepada orang yang lebih faqih darinya. Betapa banyak orang yang membawa (riwayat) fiqih tetapi tidak faqih.” (Shahih: HR. At-Tirmidzi no. 2656).

16. Membiayai Pelajar Jadikan Berkahnya Harta

 Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh hadits:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: كَانَ أَخَوَانِ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانَ أَحَدُهُمَا يَأْتِي النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْآخَرُ يَحْتَرِفُ، فَشَكَا المُحْتَرِفُ أَخَاهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «لَعَلَّكَ تُرْزَقُ بِهِ»

"Ada dua orang bersaudara (kakak-adik) di zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di mana salah satu dari keduanya senantiasa mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam (untuk mendengarkan hadits) dan yang lainnya sibuk bekerja. Lalu yang bekerja itu mengadukan saudaranya kepada beliau (karena tidak ikut membantu kerja) lalu beliau menjawab: “Boleh jadi kamu diberi rezki justru gara-gara saudaramu itu.” (Shahih: HR. At-Tirmidzi no. 2345).

17. Ahli Ilmu Pengganti Nabi 

Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda:

فَضْلُ العَالِمِ عَلَى العَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ

“Keutamaan ahli ilmu atas ahli ibadah seperti keutamanku atas orang paling rendah dari kalian.” (Shahih: HR. At-Tirmidzi no. 2685).

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS

Kamis, 29 Februari 2024 M / 19 Sya'ban 1445 H.

Menuntut Ilmu

عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه أنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلاَّ ذِكْرَ اللَّهِ وَمَا وَالاَهُ أَوْ عَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Dunia dan seluruh isinya dilaknati, kecuali dzikir mengingat Allah, taat kepada-Nya, orang yang berilmu (seorang 'alim) atau orang yang belajar ilmu agama.” (HR Ibnu Majah, no. 4112; Tirmidzi, no. 2322).

Pelajaran yang terdapat didalam Hadits diatas:

1.  Kalimat di atas seakan-akan maksudnya adalah dunia itu dicela, artinya dunia itu tidak dipuji kecuali bagi yang rajin berdzikir, yang beribadah kepada Allah, seorang 'alim, atau yang mau belajar atau mendalami agama.

2.  Kesimpulannya jika ingin selamat maka jadilah bagian dari empat orang berikut ini:

-Orang yang rajin berdzikir

Orang yang beribadah sesuai sunnah Nabi.

-Orang yang ‘alim (berilmu)

Orang yang mau belajar (mendalami agama).

3.  Dari Al-Hasan Al-Bashri, dari Abu Ad-Darda’, ia berkata,

كُنْ عَالِمًا ، أَوْ مُتَعَلِّمًا ، أَوْ مُسْتَمِعًا ، أَوْ مُحِبًّا ، وَلاَ تَكُنْ الخَامِسَةَ فَتَهْلَكُ. قَالَ : فَقُلْتُ لِلْحَسَنِ : مَنِ الخَامِسَةُ ؟ قال : المبْتَدِعُ

“Jadilah seorang 'alim atau seorang yang mau belajar, atau seorang yang sekedar mau dengar, atau seorang yang sekedar suka, janganlah jadi yang kelima.”

4.  Humaid berkata pada Al-Hasan Al-Bashri, yang kelima itu apa. Jawab Al-Hasan Al-Bashri, “Janganlah jadi ahli bid’ah (yang beramal asal-asalan tanpa panduan ilmu) (Al-Ibanah Al-Kubra karya Ibnu Batthah)

Tema Hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :

1.  Ada banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan atau hanya sekedar menyinggung tentang keutamaan menuntut ilmu,

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

Tidak sepatutnya bagi orang-orang mu’min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya." [QS.At-Taubah :122].

2.  Firman Allah Ta'ala,

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS.Al-Mujadilah : 11)

Rabu, 28 Februari 2024

AYAT-AYAT AL-QUR'AN TENTANG PAHALA

Edisi Rabu, 28 Februari 2024 M / 18 Sya'ban 1445 H.

Seringkali umat Islam dikaitkan dengan pahala ketika melakukan sesuatu yang baik. Lalu apa itu pahala? Pahala terjemahan dari ajrun (bahasa Arab), dan definisinya menurut Islam adalah ganjaran untuk hamba Allah Subhanahu wa ta'ala yang mengerjakan amalan shaleh dan perkara-perkara yang makruf.

Pahala sendiri beriringan dengan amal baik seseorang. Seorang hamba yang melakukan amal sholeh yang diajarkan dalam Al Quran dan hadits, mendapat balasan pahala dari Allah. Pahala menjadi tolak ukur makhluk Allah Subhanahu wa ta'ala apakah masuk surga atau neraka karena beriringan dengan amal seseorang. Timbangan amal baik yang lebih berat dari dosa yang dilakukan selama hidup di dunia, maka insyaAllah surga didapatnya, begitu pula sebaliknya.

Pahala merupakan rahasia Allah, Kita tidak bisa mengetahui seberapa besar pahala dari setiap kebaikan yang kita lakukan. Kewajiban kita hanyalah beriman (meyakini) dan bertakwa (menjalankan perintah dan menjauhi larangan) untuk meraih ridho Allah Subhanahu wata’ala.

Pada artikel tausiah kali ini kita akan membahas mengenai ayat-ayat Al-Quran mengenai pahala. Simak selengkapnya di bawah ini.

1. Q.S. Al-A’raaf : 170 

وَالَّذِينَ يُمَسِّكُونَ بِالْكِتَابِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ الْمُصْلِحِينَ

Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al-Kitab (Taurat) serta mendirikan shalat, (akan diberi pahala) karena sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan. (Q.S. Al-A’raaf : 170).

2. Q.S. Al-Ahzaab : 29 

 وَإِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الْآخِرَةَ فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنْكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا

Dan jika kamu sekalian menghendaki (keredhaan) Allah dan Rasulnya-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar. (Q.S. Al-Ahzaab : 29).

3. Q.S. Al-Ahzaab : 31 

وَمَنْ يَقْنُتْ مِنْكُنَّ لِلَّهِ وَرَسُولِهِ وَتَعْمَلْ صَالِحًا نُؤْتِهَا أَجْرَهَا مَرَّتَيْنِ وَأَعْتَدْنَا لَهَا رِزْقًا كَرِيمًا

Dan barang siapa diantara kamu sekalian (isteri-isteri nabi) tetap taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh, niscata Kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rezki yang mulia. (Q.S. Al-Ahzaab : 31).

4. Q.S. Al-Ahzaab : 44 

تَحِيَّتُهُمْ يَوْمَ يَلْقَوْنَهُ سَلَامٌ ۚ وَأَعَدَّ لَهُمْ أَجْرًا كَرِيمًا

Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah: Salam; dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka. (Q.S. Al-Ahzaab : 44).

5. Q.S. Al-Anfaal : 28 

وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (Q.S. Al-Anfaal : 28).

6. Q.S. Al-Baqarah : 112 

بَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al-Baqarah : 112).

7. Q.S. Al-Baqarah : 262 

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَلَا أَذًى ۙ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al-Baqarah : 262).

8. Q.S. Al-Baqarah : 274 

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al-Baqarah : 274).

9. Q.S. Al-Fath : 16 

قُلْ لِلْمُخَلَّفِينَ مِنَ الْأَعْرَابِ سَتُدْعَوْنَ إِلَىٰ قَوْمٍ أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ تُقَاتِلُونَهُمْ أَوْ يُسْلِمُونَ ۖ فَإِنْ تُطِيعُوا يُؤْتِكُمُ اللَّهُ أَجْرًا حَسَنًا ۖ وَإِنْ تَتَوَلَّوْا كَمَا تَوَلَّيْتُمْ مِنْ قَبْلُ يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا أَلِيمًا

Katakanlah kepada orang-orang Badwi yang tertinggal: "Kamu akan diajak untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi mereka atau mereka menyerah (masuk Islam). Maka jika kamu patuhi (ajakan itu) niscaya Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik dan jika kamu berpaling sebagaimana kamu telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu dengan azab yang pedih." (Q.S. Al-Fath : 16).

10. Q.S. Al-Fath : 29 

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. Al-Fath : 29).

11. Q.S. Al-Hadiid : 11 

مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ وَلَهُ أَجْرٌ كَرِيمٌ

Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak. (Q.S. Al-Hadiid : 11).

12. Q.S. Ali ‘Imran : 136 

أُولَٰئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ

Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. (Q.S. Ali ‘Imran : 136).

13. Q.S. An-Nahl : 41 

وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً ۖ وَلَأَجْرُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (Q.S. An-Nahl : 41).

14. Q.S. An-Nisaa’ : 114 

لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. (Q.S. An-Nisaa’ : 114).

15. Q.S. Yaasiin : 11 

إِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمَٰنَ بِالْغَيْبِ ۖ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ

Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. (Q.S. Yaasiin : 11).

16. Q.S. Yusuf : 90 

قَالُوا أَإِنَّكَ لَأَنْتَ يُوسُفُ ۖ قَالَ أَنَا يُوسُفُ وَهَٰذَا أَخِي ۖ قَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا ۖ إِنَّهُ مَنْ يَتَّقِ وَيَصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ

Mereka berkata: "Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?." Yusuf menjawab: "Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami." Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik" (Q.S. Yusuf : 90).

17. Q.S. Huud : 11 

إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ

kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. Huud : 11).

Itulah berbagai ayat Al-Quran yang membicarakan mengenai pahala. Sebenarnya masih banyak lagi ayat lainnya yang membahas tentang pahala, namun kami cukupkan sampai di sini. Semoga tulisan ini menambah semangat kita dalam beramal sholih sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Hadits.

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS 

Rabu, 28 Februari 2024 M / 18 Sya'ban 1445 H.

Pahala Kebaikan Dilipatgandakan 

عَنْ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلى الله عليه وسلم فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ : فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَةَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً “

[رواه البخاري ومسلم في صحيحهما بهذه الحروف]

Dari Ibnu Abbas radhiallahuanhuma, dari Rasulullah saw sebagaimana dia riwayatkan dari Rabbnya Yang Maha Suci dan Maha Tinggi : Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut : Siapa yang ingin melaksanakan kebaikan kemudian dia tidak mengamalkannya, maka dicatat disisi-Nya sebagai satu kebaikan penuh. Dan jika dia berniat melakukannya dan kemudian melaksanakannya maka Allah akan mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat bahkan hingga kelipatan yang banyak. Dan jika dia berniat melaksanakan keburukan kemudian dia tidak melaksanakannya maka baginya satu kebaikan penuh, sedangkan jika dia berniat kemudian dia melaksanakannya Allah mencatatnya sebagai satu keburukan.

(Riwayat Bukhori dan Muslim dalam kedua shahihnya dengan redaksi ini).

Pelajaran yang terdapat didalam hadits : 

1.  Kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya yang beriman sangat luas dan ampunannya menyeluruh sedang pemberian-Nya tidak terbatas.

2.  Sesungguhnya apa yang tidak kuasa oleh manusia, dia tidak diperhitungkan dan dipaksa menunaikannya.

3.  Allah tidak menghitung keinginan hati dan kehendak perbuatan manusia kecuali jika kemudian dibuktikan dengan amal perbuatan dan praktek.

4.  Seorang muslim hendaklah meniatkan perbuatan baik selalu dan membuktikannya, diharapkan dengan begitu akan ditulis pahalanya dan ganjarannya dan dirinya telah siap untuk melaksanakannya jika sebabnya telah tersedia.

5.  Semakin besar tingkat keikhlasan semakin berlipat-lipat pahala dan ganjaran.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran: 

-Anjuran berlomba-lomba untuk kebaikan :

وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

[QS. Al-Baqarah : 148].

Selasa, 27 Februari 2024

BAHAYA BID'AH DALAM ISLAM

Edisi Selasa, 27 Februari 2024 M / 17 Sya'ban 1445 H.

Bid’ah ialah perbuatan yang dikerjakan tidak menurut contoh yang sudah ditetapkan, termasuk menambah atau mengurangi ketetapan. Bid’ah berarti membuat sesuatu tanpa ada contoh sebelumnya. Dari begitu banyaknya aliran islam di dunia ini, seringkali ada pendapat dan debat tentang bid’ah, masing masing aliran agama merasa agamanya yang paling benar dan menyalahkan aliran lain. Terkadang hal tersebut membuat kita umat islam menjadi sedih, bagaimana mungkin agama yag berada pada satu aturan, yaitu Al Qur’an dan Hadits bisa dengan mudah terpecah belah dan tidak bersatu satu dengan lainnya.

Sebenarnya islam adalah agama yang satu, tidak ada aliran atau dikelompokkan dalam jenis apapun. Islam hanya satu yang mengikuti jalan kehidupan berdasarkan syariah dari Allah Subhanahu wa ta'ala di Al Qur’an dan teladan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dalam hadits. Hal itulah yang sering memunculkan bid’ah. Untuk memahami lebih lanjut, dalam kesempatan tausiah kali ini akan dijelaskan tentang bahaya bid’ah dalam islam, sebagai wawasan agama untuk kita agar tetap berada dalam petunjukNya sehingga amal perbuatan yang dilakukan tidak akan sia sia. Mari simak uraian berikut.

1. Perbuatan Tercela 

“Sebaik baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad. Sejelek jelek perkara ialah yang diada adakan (bid’ah)”. (HR Muslim). 

Bid’ah termasuk perbuatan tercela yang tidak diridhoi oleh Allah Ta'ala sebab termasuk perbuatan yang melanggar agama dimana pelakunya tidak mengikuti ajaran yang telah ditetapkan dan membuat aturan atau syariat sendiri yang sama sekali tidak ada manfaat dan kebenarannya.

Untuk menghindarinya, manusia harus memiliki ilmu dan panduan dalam menjalankan ibadah berdasarkan syariat islam, dimana manfaat ilmu dalam pandangan islam salah satunya adalah untuk mencegah perbuatan tercela seperti bid’ah yang dilakukan karena ketidaktahuan.

2. Sesat 

“Dan setiap Bid’ah adalah sesat”. (HR Muslim). Bid’ah adalah jalan yang sesat, sebab satu satunya jalan yang lurus hanyalah segala urusan dan tindakan yang dilakukan berdasarkan kitab Allah dan hadits Rasulullah. Cara meningkatkan iman dan taqwa bukanlah menambah atau mengurangi amalan ibadah yang telah ditetapkan, tetapi menjalankan ibadah sesuai cara dan takaran yang telah ditentukan.

3. Tidak Mengikuti Teladan 

“Aku bukanlah yang menyampaikan  hal yang baru diantara Rasul Rasul”.  (QS Al Ahqaf : 9).  Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bukanlah nabi yang pertama, sebelum beliau telah ada utusan Allah yang ditugaskan untuk memberitahu manusia tentang jalan yang benar. Membuat bid’ah sama seperti halnya tindakan yang dilakukan tanpa aturan dan tidak mengikuti teladan Rasul. Keutamaan cinta kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam adalah dengan mengikuti teladannya dengan cara yang benar.

4. Tindakan yang Berlebihan 

“Jalan agama yang dibuat buat (tanpa ada dalil) yang menyerupai syariat islam, yang dimaksudkan ketika menempuhnya adalah untuk berlebih lebihan dalam beribadah kepada Allah”. (Kitab Al I’tishom). Bid’ah yang terus menerus dilaksanakan dapat menjadi dosa yang tak terampuni.

Tindakan yang berlebihan ialah salah satu dari ciri bid’ah, sesuatu yang tidak diperintah oleh agama dilakukan karena menganggap hal tersebut akan menambah amal kebaikan baginya, padahal hal tersebut justru menjadikannya dosa karena melakukan amal secara berlebihan yang tidak dibenarkan dan tidak jelas asal usulnya.

5. Tindakan yang Sia Sia 

Bahaya bid’ah dalam islam ialah termasuk tindakan yang sia sia, orang tersebut melakukan banyak amalan dengan harapan mendapat kebaikan yang lebih banyak dari Allah Ta'ala tetapi justru sebaliknya, dia hanya akan mendapat rasa lelah dari amalan tersebut dan sia sia perbuatannya, tidak mendapat pahala kebaikan di sisi Allah Subhanahu wa ta'ala. 

6. Mengajarkan Hal yang Salah 

Manusia hidup berdampingan dengan orang lain. Tentu akan ada sesuatu yang diikuti atau dicontoh dari orang sekitar atau orang yang lebih tua. Bid’ah ialah mengajarkan hal yang salah kepada orang lain dan tidak ada bedanya dengan mengajak orang lain menuju jalan yang salah. keutamaan berilmu dalam islam dapat mencegah dari bid’ah sebab mengajarkan hal yang benar sesuai syariat.

7. Perbuatan Dosa 

Bahaya bid’ah dalam islam ialah termasuk melakukan perbuatan dosa. Jelas dari hal ini karena bid’ah adalah melakukan sesuatu yang jauh dari perintah Allah dan Rasul dimana perbuatan tersebut seringkali tidak sesuai dengan agama. Dan orang tersebut berbuat kerusakan dengan bid’ah nya dan mengatas namakan agama. Sungguh termasuk dosa besar di mata Allah.

8. Mendapat Azab Neraka 

“Setiap kesesatan tempatnya di neraka”. HR An Nasa’i). Perbuatan bid’ah yang sesat akan mengantar menuju jalan neraka. Ia akan mendapat azab sebab telah berbuat kebohongan dengan melakukan dan menyebarkan aturan agama padahal urusan tersebut sama sekali bukan aturan dari Allah.

9. Tidak Bertaqwa 

Orang yang bertaqwa hanya melakukan segala sesuatu karena Allah. Berbuat berbagai amalan karena Allah dengan menganut dan berpedoman pada Al Qur’an dan hadits. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah memberi wasiat berupa peringatan untuk tetap berpegang teguh pada ajaran Allah sebagai ciri orang bertaqwa dan agar mendapat petunjuk dari Allah Subhanahu wa ta'ala. 

“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah, tetap mendengar dan taat karena barang siapa yang hidup diantara kalian setelahku, maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu kalian wajib berpegang pada sunnah ku agar mendapatkan petunjuk”. (HR Tirmidzi).

10. Jauh dari Petunjuk Allah 

“Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Hati hatilah dengan perkara yang diada adakan karena hal tersebut adalah sesat dan jauh dari petunjuk Allah”. (HR Abu Daud). Orang yang dengan sengaja melanggar perintah Allah dengan membuat amalan palsu termasuk tindakan tercela yang tidak diridhoi Allah sebab Allah telah membuat syariat dalam berbagai aspek kehidupan yang terbaik untuk umat islam, tetapi dilanggar oleh pembuat bid’ah tersebut sehingga orang yang berbuat demikian tidak akan mendapat petunjuk dari Nya.

11. Mematikan Sunnah Rasul 

“Setiap tahun ada saja yang membuat bid’ah dan mematikan sunnah, sehingga yang hidup adalah bid’ah dan yang sunnah pun mati”. (Kitab Ath Thobroniy). Kebiasaan menjalankan bid’ah membuat sesuatu yang salah dibenarkan dan hal yang benar justru disalahkan. Hal tersebut termasuk bahaya bid’ah dalam islam sebab membuat banyak orang jauh dari syariat agama dan membuat banyak orang tersesat pada jalan yang salah.

12. Melanggar Perintah Rasul 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan umatnya untuk senantaisa beribadah berdasarkan contoh yang beliau ajarkan. Melebih lebihkan atau mengurangi ajaran Rasulullah termasuk perbuatan dosa sebab melanggar perintah Rasulullah. “Ikutilah petunjuk Rasulullah dan janganlah membuat bid’ah”. (Al Mu’jam Al Kabir).

13. Amalan Tertolak 

“Barang siapa membuat perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya maka perkara tersebut tertolak”. (HR Bukhari). Amalan yang dibuat buat dalam bid’ah entah itu perbuatan baik atau buruk, tidak akan diterima oleh Allah. Amalan tersebut akan tertolak dan tidak menjadikan pahala atau amal kebaikan bagi yang melakukannya.

14. Termasuk Orang yang Merugi 

Bid’ah ialah perbuatan orang orang yang merugi, orang tersebut mengira bahwa amalan yang dilakukannya adalah hal terbaik yang akan membawanya ke surga, padahal justru sebaliknya. Allah tidak membutuhkan dilebih lebihkan dalam menjalankan syariatNya. Cukup jalani sesuai yang diperintahkan tanpa dikurangi atau ditambahi. “Apakah kalian akan Kami beritahukan tentang orang orang yang merugi? Yaitu orang orang yang telah sia sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini sedangkan mereka menyangka mereka berbuat sebaik baiknya”. (QS Al Kahfi 103-104).

15. Taubat tidak Diterima 

“Allah betul betul menghalangi setiap pelaku bid’ah untuk bertaubat sebelum ia meninggalkan bid’ahnya”. (HR Thabrani). Orang yang membuat bid’ah tidak mendapat petunjuk dari Allah Ta'ala dan tidak menyadari bahwa perbuatannya salah sebab dengan sengaja melanggar perintah Nya. Allah tidak akan menerima taubat atau mengampuni dosanya jika ia masih melakukan perbuatan bid’ah yang salah tersebut.

16. Tidak Mendapat Syafaat 

“Wahai Rabb ku, mereka betul betul pengikutku, lalu Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman : sebenarnya engkau tidak mengetahui bahwa mereka telah mengganti ajaranmu setelahmu. Kemudian Rasul mengatakan : Celaka, celakalah ia yang telah mengganti ganti ajaran sesudahku”. (HR Bukhari).

Di hari pengadilan nati, umat Rasul akan mendapat syafaat dan terlindungi dari berbagai kesulitan di hari akhir tersebut. Bagi orang yang melakukan bid’ah Allah akan menunjukkan pada Rasul bahwa dia telah melanggar sunnah, dan orang tersebut mendapat akibat yang celaka di akherat serta tidak mendapat syafaat dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. 

17. Menanggung Dosa Orang yang Mengikuti 

“Barang siapa berbuat sunnah yang baik lalu diikuti maka akan dicatat baginya ganjaran orang yang mengikutinya dan sedikitpun tidak mengurangi ganjaran yang ia peroleh. Sebaliknya, barang siapa melakukan sunnah yang buruk lalu diikuti oleh orang sesudahnya maka akan dicatat baginya ganjaran yang buruk seperti orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi dosa si pemberi misal”. (HR Muslim).

Jelas dari hadits tersebut bahwa orang yang menyebarkan kebaikan dan diikuti oleh orang lain akan mendapat pahala dari kebaikan yang disebarkannya tersebut. Begitu pula sebaliknya yang termasuk bahaya bid’ah dalam islam yaitu orang yang menyebarkan bid’ah yakni menyebarkan syariat yang salah juga akan mendapatkan tumpukan dosa dari orang orang yang diajari atau yang menirunya tersebut.

Demikian artikel tausiah mengenai bahaya bid’ah dalam islam, semoga dapat menjadi wawasan islami yang berkualitas untuk anda dan sebagai jalan agar kita selalu memperbaiki diri dengan melakukan segala amal perbuatan sesuai yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul Nya. 

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS

Selasa, 27 Februari 2024 M / 17 Sya'ban 1445 H.

Menolak Bid'ah

عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. [رواه البخاري ومسلم وفي رواية لمسلم : مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Dari Ummul Mu’minin; Ummu Abdillah; Aisyah radhiallahuanha dia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya ), maka dia tertolak. (Riwayat Bukhori dan Muslim), dalam riwayat Muslim disebutkan: siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak).

Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 

1.  Setiap perbuatan ibadah yang tidak bersandar pada dalil syar’i ditolak dari pelakunya.

2.  Larangan dari perbuatan bid’ah yang buruk berdasarkan syari’at.

3.  Islam adalah agama yang berdasarkan ittiba’ (mengikuti berdasarkan dalil) bukan ibtida’ (mengada-adakan sesuatu tanpa dalil) dan Rasulullah telah berusaha menjaganya dari sikap yang berlebih-lebihan dan mengada-ada.

4.  Agama Islam adalah agama yang sempurna tidak ada kurangnya.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran : 

1.  Kesempurnaan Islam 

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِإِثْمٍ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ 

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Kucukupkan kepada kalian NikmatKu. dan telah Kuridai Islam itu jadi agama bagi kalian. Maka  barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa. sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

(QS. Al-Maidah: 3).

2.  Bid’ah dan taklid 

 ثُمَّ قَفَّيْنَا عَلَى آثَارِهِمْ بِرُسُلِنَا وَقَفَّيْنَا بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَآتَيْنَاهُ الإنْجِيلَ وَجَعَلْنَا فِي قُلُوبِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ رَأْفَةً وَرَحْمَةً وَرَهْبَانِيَّةً ابْتَدَعُوهَا مَا كَتَبْنَاهَا عَلَيْهِمْ إِلا ابْتِغَاءَ رِضْوَانِ اللَّهِ فَمَا رَعَوْهَا حَقَّ رِعَايَتِهَا فَآتَيْنَا الَّذِينَ آمَنُوا مِنْهُمْ أَجْرَهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ 

Kemudian Kami iringkan di belakang mereka rasul-rasul Kami dan Kami iringkan (pula) Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakan rahbaniyah, padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka, tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik.

(QS. Al-Hadid: 27).

Senin, 26 Februari 2024

KEISTIMEWAAN BULAN SYA'BAN

Edisi Senin, 26 Februari 2024 M / 16 Sya'ban 1445 H.

Sebelum memasuki bulan Ramadhan, ada satu bulan yang juga memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan yaitu bulan Sya'ban. Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjadikan bulan Sya'ban sebagai bulan yang istimewa karena terdapat banyak ibadah, keutamaan, dan peristiwa besar yang hanya terjadi di bulan tersebut.

Tidak ada yang memanfaatkan bulan Sya'ban dengan amal-amal kebaikan kecuali orang selain orang yang bersungguh-sungguh mencari keridhoan Allah subhanahu wa ta ‘ala. Mengapa? Karena di bulan ini banyak orang yang tidak bersungguh-sungguh beribadah karena terletak di antara dua bulan yang mulia yaitu Rajab dan Ramadhan.

Padahal, di bulan Sya'ban inilah terdapat sebuah keutamaan yang bahkan Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersungguh-sungguh mengerjakannya. Berikut ini adalah beberapa keistimewaan di bulan Sya'ban :

1. Bulan Mulia 

Mengenai Bulan Sya'ban yang merupakan salah satu dari empat bulan mulia atau haram, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam telah bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَإِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شهرا في كتاب الله يوم خلق السموات وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ، وَرَجَبُ مُضَرَ بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ"

Dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam telah bersabda: Sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya semula sejak hari Allah menciptakan langit dan bumi. Dan sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan Langit dan bumi di antaranya empat  bulan haram (suci); tiga di antaranya berturut-turut, yaitu Zul Qa'dah, Zul Hijjah, dan Muharram, sedangkan lainnya ialah Rajab Mudar yang terletak di antara bulan Jumada dan bulan Sya'ban.

2. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam Banyak Mengerjakan Puasa Sunah 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melaksanakan puasa sunah hampir selama satu bulan penuh pada bulan Sya'ban. Keutamaan bulan Sya'ban ini dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Salamah.

Aisyah Radhiyallahu"anha menceritakan kepadanya:

“Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam tidak pernah melaksanakan shaum (puasa) lebih banyak dalam sebulan selain Sya'ban. Beliau [hampir] melaksanakan shaum pada Sya'ban seluruhnya,” (H.R. Bukhari No. 1834)

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam memunaikan keutamaan bulan Sya'ban ini dengan memberikan jarak atau batas satu atau dua hari, tepat sebelum menunaikan ibadah puasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan. Batasannya sampai tanggal 27 atau 28 Syaban. Hal ini dikisahkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Janganlah kalian mendahului puasa Ramadhan satu hari atau dua hari, kecuali puasa yang biasa dilakukan oleh seseorang [qada puasa Ramadhan], maka silahkan ia melakukan puasa tersebut,” (HR. Abu Daud No. 1988).

3. Amalan di Bawa Naik kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala 

Keutamaan bulan Sya'ban adalah segala amalan baik dan buruk di bawa naik kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Bulan Sya'ban berada di antara bulan Rajab dan Ramadhan, inilah mengapa Rasulullah Subhanahu Wa Ta'ala banyak mengamalkan ibadah puasa sunah di bulan Sya'ban.

Keutamaan bulan Sya'ban ini dikisahkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Itulah bulan yang manusia lalai darinya; ia bulan yang berada di antara Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan yang berisikan berbagai amal, perbuatan diangkat kepada Rab semesta alam. Aku senang amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa,” (HR. Nasa'i No: 2317).

4. Perintah Selawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam 

Keutamaan bulan Sya'ban adalah memperbanyak selawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Allah Subhanahu Wa Ta'ala menurunkan ayat perintah berselawat dalam Surat al-Ahzab ayat 56 pada bulan Sya'ban.

“Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. al-Ahzab ayat 56).

Keutamaan bulan Sya'ban ini dikisahkan dalam Kitab berjudul al-Gunyah, Jilid 3 Halaman 342 oleh Syeikh Abdul Qadir al-Jailani diungkap bulan Sya'ban adalah bulan berselawat kepada Nabi pilihan.

5. Persiapan Sebelum Bulan Ramadhan 

Keutamaan bulan Sya'ban adalah ini momen persiapan sebelum bulan Ramadhan tiba. Ramadhan merupakan bulan bagi umat Islam memanen amalan baik seperti membaca Al-Qur’an, berpuasa, shalat tahajud, dan amalan yang dianjurkan lainnya.

Bulan Sya'ban adalah bulan yang tepat untuk membiasakan diri menunaikan amalan-amalan saleh. Kementerian Agama RI menegaskan keutamaan bulan Sya'ban ini dari pernyataan Abu Bakar Al-Balkhi.

“Rajab adalah bulan menanam. Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman dan Ramadhan adalah bulan memanen hasil tanaman tersebut.”

6. Bulan yang Dilupakan Orang 

Keutamaan bulan Sya'ban adalah menjadi hal yang wajib menjadi pertimbangan karena ini bulan yang banyak dilupakan orang. Hal ini dikisahkan oleh Abu Daud dan Nasai.

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Bulan Sya’ban adalah bulan yang (kemuliaannya) di lupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan,” (HR. Abu Dawud dan An-Nasai).

7. Bulan Terakhir Qada Puasa Ramadhan 

Keutamaan bulan Sya'ban adalah bagian dari bulan terakhir meng-qada puasa Ramadhan tahun lalu. Qada puasa atau mengganti atau membayar puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi umat Islam yang tidak memiliki uzur syar’i sebelum memasuki bulan Ramadhan berikutnya, jangan dilewatkan.

Aisyah Radhiyallahu'anha melakukan qada puasa pada bulan Sya'ban. Keutamaan bulan Sya'ban ini dikisahkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Salamah bin Abdurrahman.

Aisyah Radhiyallahu'anha berkata:

“Sesungguhnya aku berkewajiban melakukan puasa Ramadhan dan aku tidak mampu melakukannya hingga datang Sya'ban,” (HR. Abu Daud No. 2047).

Apabila seorang muslim tidak memiliki kesempatan untuk qada puasa Ramadhan tahun lalu karena halangan seperti sakit berkepanjangan dan lainnya, maka diperbolehkan membayar di tahun berikutnya dan tidak membayar fidyah.

8. Dikabulkan Segala Permohonan 

Keutamaan bulan Sya'ban adalah ada pada malam Nisfu Syaban. Di mana Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memudahkan semua urusan umatnya bila mereka memperbanyak doa. Keutamaan bulan Sya'ban ini dikisahkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah.

“Jika datang malam pertengahan bulan Sya’ban, maka lakukanlah qiyamul lail, dan berpuasalah di siang harinya, karena Allah turun ke langit dunia saat itu pada waktu matahari tenggelam, lalu Allah berfirman, ‘Adakah orang yang minta ampun kepada-Ku, maka Aku akan ampuni dia. Adakah orang yang meminta rezeki kepada-Ku, maka Aku akan memberi rezeki kepadanya. Adakah orang yang diuji, maka Aku akan selamatkan dia, dst…?’

(Allah berfirman tentang hal ini) sampai terbit fajar.” (HR. Ibnu Majah, 1/421; HR. al-Baihaqi dalam Su’abul Iman, 3/378).

9. Pengampunan Dosa 

Keutamaan bulan Sya'ban adalah malam penuh dengan ampunan dosa. Malam nifsu syaban dianggap sebagai malam pengampunan, pembebasan, dan penuh berkah. Pada malam Nisfu Syaban, umat muslim dianjurkan memperbanyak amalan sunah, untuk mendapatkan rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Keutamaan bulan Sya'ban ini dikisahkan dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah:

“Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Sya’ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan,” (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)

Hadits lainnya diriwayatkan dari Abdullah bin Amr, Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

"Allah ‘Azza wa Jalla mendatangi makhluk-Nya pada malam Nisfu Syaban, Allah mengampuni hamba-hamba-Nya kecuali dua orang, yaitu orang yang bermusuhan dan orang yang membunuh jiwa."

10. Pahala yang Berlimpah 

Keutamaan bulan Sya'ban adalah Allah Subhanahu Wa Ta'ala berjanji akan memberikan pahala yang berlimpah. Allah Ta'ala menjanjikan ampunan yang seluas-luasnya dan pahala yang sebanyak-banyaknya bagi umat muslim yang mengerjakan amalan baik.

Dari Aisyah radhiyallahu anha berkata:

“Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bangun pada malam dan melakukan shalat serta memperlama sujud, sehingga aku menyangka beliau telah diambil. Karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Ketika beliau mengangkat kepalanya dari sujud dan selesai dari shalatnya, beliau berkata, “Wahai Asiyah, (atau Wahai Humaira’), apakah kamu menyangka bahwa Rasulullah tidak memberikan hakmu kepadamu?” Aku menjawab, “Tidak ya Rasulallah, namun Aku menyangka bahwa Anda telah dipanggil Allah karena sujud Anda lama sekali.” Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Tahukah kamu malam apa ini?”

Aku menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda: “Ini adalah malam nisfu sya’ban (pertengahan bulan sya’ban). Dan Allah muncul kepada hamba-hamba-Nya di malam nisfu sya’ban dan mengampuni orang yang minta ampun, mengasihi orang yang minta dikasihi, namun menunda orang yang hasud sebagaimana perilaku mereka,” (HR Al-Baihaqi).

11. Bulannya Pembaca Al Quran 

Bulan Sya'ban memiliki sebutan sebagai bulannya para pembaca Al Quran. Di antara maknanya adalah bulan di mana pembaca-pembaca Al Quran melakukan pemanasan untuk bulan Ramadhan. Anas radhiallahu anhu berkata: “Kaum Muslim ketika telah memasuki bulan Sya’ban, mereka mengambil mushaf-mushafnya kemudian membacanya. Mereka juga mengeluarkan zakat hartanya agar dapat membantu menguatkan orang fakir dan miskin untuk turut serta menunaikan puasa di bulan Ramadhan.”

12. Pindahnya Kiblat 

Kiblat adalah arah yang dituju kaum muslimin untuk melaksanakan shalat. Sebelum Ka’bah menjadi kiblat seperti saat ini, dahulu Masidil Aqsa adalah kiblat pertama kali bagi kaum muslimin. Perpindahan tersebut terjadi di pertengahan Sya'ban tahun kedua hijriyah.

Berpindahnya arah kiblat ini adalah peristiwa besar yang sangat ditunggu-tunggu oleh Rasulullah shallahu ‘alaihi wa salam. Dahulu umat yahudi sering mengolok-olok umat muslim karena beribadah menghadap arah yang sama dengan mereka. Ketika kiblat berpindah dari Masjidil Aqsa ke Ka’bah, Rasulullah bergembira karena dapat menyelisihi umat yahudi.

13. Perbuatan Maksiat Dilipatgandakan Dosanya 

Berbuat zhalim atau bermaksiat di bulan haram, dosanya dilipatgandakan sebagaimana dilipatgandakannya dosa untuk orang yang berbuat zhalim dan maksiat di Tanah Haram. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.” (QS. At Taubah: 36).

14. Amal Ibadah Digandakan Pahalanya 

Beribadah dan beramal shaleh di bulan mulia, pahalanya dilipatgandakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ibnu Abbas menerangkan Bulan Sya'ban yang merupakan satu dari empat bulan haram (suci) yang kesuciannya diagungkan, dan sanksi atas perbuatan dosa yang dilakukan padanya diperbesar serta pahala amal saleh yang dilakukan di dalamnya diperbesar pula.

15. Nishfu Syaban Malam Penuh Ampunan dan Istimewa 

Salah satu keistimewaan Bulan Sya'ban yakni malam Nishfu Sya'ban. Dalam Kitab Syu’abil Iman, lil Baihaqi, juz 5 halaman 360, hadits nomor 3552 disebutkan mengenai keistimewaan malam Nishfu Sya'ban sebagai berikut:

أَخْبَرَنَا أَبُوْ بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ عَبْدِ اللهِ الْمَنْصُوْرِيُّ النُّوْقَانِيُّ، بِهَا أَخْبَرَنَا أَبُوْ حَاتِمٍ مُحَمَّدُ بْنُ حَسَّانَ بْنِ أَحْمَدَ الْبُسْتِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُعَافَى بِصَيْدَا، نا هِشَامُ بْنُ خَالِدٍ الْأَزْرَقُ، نا أَبُوْ خُلَيْدٍ وَهُوَ عُتْبَةُ بْنُ حَمَّادٍ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، وَابْنِ ثَوْبَانَ، عَنْ أَبِيْهِ، عَنْ مَكْحُولٍ، عَنْ مَالِكِ بْنِ يُخَامِرَ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " يَطَّلِعُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى خَلْقِهِ فِي اللَّيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ "

Artinya: "Dari Mu’adz bin Jabal, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:”Allah memperhatikan kepada semua mahkluk-Nya pada malam Nishfu Sya’ban. Makai Dia memberi ampunan kepada semua mahkluk-Nya, kecuali kepada orang yang musyrik dan orang yang bermusuhan.”

16. Sya'ban Bulannya Nabi Muhammad 

Di antara keistimewaan bulan Sya’ban ialah Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan ayat ini (al-ahzab: 56) pada bulan Sya’ban. Sayyid Muhammad lalu mengutip pendapat dari Imam Abu Daif al-Yamani dan Imam Syihabuddin Al-Qasthalani yang menyatakan bahwa:

ان شهر شعبان شهر الصلاة على النبي لأن الاية “إن الله وملائكته يصلون على النبي” نزلت فيه

“Sesungguhnya bulan sya’ban ialah bulan shalawat, karena ayat tersebut turun di bulan itu (Sya’ban)”.

Sayyid Muhammad juga menampilkan salah satu Hadits yang diriwayatkan Imam ad Dailami yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah radiyallahu ‘anha:

شَعْباَنُ شَهْرِيْ وَرَمَضَانُ شَهْرُ اللِه وَشَعْبَانُ المُطَهِّرُ وَرَمَضَانُ المُكَفِّرُ

“Sya’ban adalah bulan (milik-ku), dan Ramadhan bulan (milik-Nya) Allah. Bulan Sya’ban menyucikan dan Ramadhan menghapuskan dosa”.

17. Bulan Berkah 

Bulan Sya'ban merupakan bulan yang penuh keberkahan. Dalam sebuah riwayat disebutkan ketika Bulan Sya'ban tiba, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memanjatkan doa memohon keberkahan.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ وَكَانَ يَقُولُ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ غَرَّاءُ وَيَوْمُهَا أَزْهَرُ

Dari Anas bin Malik, ia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila memasuki bulan Rajab, maka beliau mengatakan: “allahumma barik lana fi rajabi wa sya’ban wa barik lana fi ramadlan (ya Allah, berkahilah kami di rajab dan sya’ban dan berkahilah kami di ramadhan) ” beliau bersabda: “Malam jum’at adalah mulia dan harinya terang benderang.”  (HR. Ahmad 2228).

Semoga bermanfaat...


ONE DAY ONE HADITS

Senin, 26 Februari 2024 M / 16 Sya'ban 1445 H.

Keistimewaan Bulan Sya'ban

عن أسامة بن زيد رضي الله عنهما قال: قلت: يا رسول الله، لم أرك تصوم شهراً من الشهور ما تصوم من شعبان ؟ قال: “ذاك شهر يغفل الناس عنه ، بين رجب ورمضان، وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين، فأحب أن يرفع عملي وأنا صائم” ( أخرجه أحمد والنسائي).

Dari Usamah bin Zaid semoga Allah meridhoi keduanya berkata, Aku bertanya, ya rasulullah aku tidak melihat engkau berpuasa paling banyak selain bulan romadhon yaitu dibulan sya'ban ? Rosulullah menjawab,

Bulan Sya’ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadhan. Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa (HR. Ahmad dan Nasa’i).

Pelajaran yang terdapat didalam hadits : 

1- Berdasarkan keterangan hadits diatas jelaslah bahwa keutamaan bulan syaban salah satunya diangkat amal-amal manusia di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

2- Bulan syaban adalah bulan terjepit diantara bulan Rajab dan Ramadhan atau dikenal masyarakat bulan rowah, jelang bulan suci yakni bulan Ramadhan.

3- Banyak keutamaan di bulan syaban dianataranya menurut sebuah hadits, amal seseorang akan diangkat pada bulan ini.

4- Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika diangkatnya amal beliau sedang berpuasa begitu penjelasanya

Bahwa Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallan berpuasa paling banyak di bulan ini. Sebagaimana Aisyah Radhiyallahu'anha berkata,

وما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم استكمل صيام شهر قط إلا رمضان، وما رأيته أكثر صياما منه في شعبان

“Tidaklah aku melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan, dan tidaklah aku melihatnya puasa paling banyak dalam sebulan, kecuali bulan Syaban.” (HR Bukhari dan Muslim, dinilai shahih).

5- Ini menadakan bahwa bulan syaban menurut Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam adalah bulan yang penuh keberkahan dan bulan dimana diangkatnya amal manusia dihadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Tema hadits yang berkaitan dengan al quran: 

-Orang yang berpuasa meninggalkan makan, minum, dan hubungan intim karena Allah, maka Allah akan menganti dengan kenikmatan di surga 

seperti disebut dalam ayat,

كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ

“(kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (QS. Al Haqqah: 24).

Minggu, 25 Februari 2024

MANFAAT TABUNGAN MAJLIS TA'LIMDALAM ISLAM

Edisi Ahad, 25 Februari 2024 M / 15 Sya'ban 1445 H.

Majelis Ta’lim adalah lembaga pendidikan yang tidak terikat dengan aturan aturan formal pemerintah. Pada dasarnya Majelis ta’lim adalah tempat atau wadah untuk pendidikan, pengayoman, pengajaran atau sebuah lokasi yag mengutamakan pendidikan agama islam secara fleksibel, tidak dapat diatur dan diberhentikan oleh agama lain atau pemerintah, tidak terikat dengan aturan aturan formal yang mempunyai sanksi jika seseorang tidak dapat hadir dalam majelis ta’lim tersebut. Majelis ta’lim dapat dilakukan pada pagi, siang, sore bahkan malam hari sesuai dengan kemampuan yang ingin melakukan pengajian dan pendidikan non formal dimajelis ta’lim.

Cara penyelenggaraannya dapat dilakukan dengan kata mufakat dimana lokasi majelis ta’lim dapat dilakukan pada tempat yang berbeda beda setiap minggu atau bulannya, misalnya dapat dilaksanakan disebuah masjid, Mushola, rumah, gedung pertemuan, gedung olahraga jika memungkinkan  atau tempat lainnya.

Tabungan majelis ta’lim merupakan aktifitas menabung yang dilakukan oleh para muslim yang ada pada lembaga pendidikan yang non formal yang mempunyai aspek tujuan, kepentingan dan rasa kebersamaan untuk mempertebal keimanan dan mempertahankan rasa ukhuwah sesama muslim dan ketaqwaan terhadap Allah Subhanahu wa ta'ala.

Berikut adalah beberapa manfaat tabungan majelis ta’lim :

1. Kesatu 

Merupakan cara agar hati tenang dalam mempersiapkan segala kebutuhan dimasa depan anak anak termasuk finansial pendidikan umum dan jenjang sekolah yang lebih tinggi.

2. Kedua 

Agar mengurangi beban dan rasa khawatir akan investasi masa depan secara individu untuk pemenuhan kebutuhan masa depan misalnya bercita cita ingin mendirikan usaha sendiri dibidang perniagaan.

3. Ketiga 

Agar mengurangi beban akan investasi anak anak dimasa depan ketika orangtua telah berusia lanjut dan tidak lagi produktif untuk bisa menghasilkan finansial .

4. Keempat 

Pertemuan diacara majelis ta’lim dapat meningkatakan wawasan tentang agama islam yang mungkin saja ada yang belum mereka ketahui termasuk manfaat nyata dari adanya tabungan majelis ta’lim.

5. Kelima 

Dapat mengurangi beban dan pikiran ketika anggota keluarga ada yang menderita sakit dan memerlukan pengobatan dengan biaya yang tidak sedikit.

6. Keenam 

Dapat meningkatkan kesejahteraan rumah tangga termasuk pemenuhan kebutuhan seluruh anggota keluarga dalam bidang pendidikan, kesehatan, keamanan, dan kepentingan lain .

7. Ketujuh 

Dapat menjadi contoh terpuji karena dapat menumbuhkan minat serta rasa ingin menabung dan belajar berhemat pada generasi muda.

8. Kedelapan 

Dapat menyisihkan hasil tabungan untuk kepentingan bersama atau kebutuhan umum  khususnya untuk sesama umat muslim, misalnya untuk membantu pembiayaan pembangunann tempat ibadah (mesjid) dan sebagainya.

9. Kesembilan 

Untuk menyukseskan keinginan yang berhubungan dengan cita cita anak , misalnya anak menginginkan menempuh pendidikan disekolah penerbangan, sekolah keperawatan atau ingin kuliah diuar negeri.

10. Kesepuluh 

Dapat menjadi jalan keluar yang mudah ketika seseorang memiliki kebutuhan yang mendesak dan tidak memungkinkan untuk meminjam kepada orang lain dengan cepat, misalnya pembangunan atap rumah yang rusak berat akibat hujan angin  yang merubuhkan pondasi genting.

11. Kesebelas 

Agar para anggota majelis ta’lim mempunyai kebiasaan dalam menabung tanpa dorongan orang lain dan mampu memahami dengan seksama akan kebutuhannya masing masing termasuk masalah pendidikan anak anak .

12. Kedua belas 

Menabung bermanfaat untuk meringankan pengeluaran yang tidak terduga dan berbiaya mahal misalnya biaya sandang pangan rumah tangga, biaya operasi penyakit yang tinggi dan lain lain.

13. Ketiga belas 

Memberi contoh tauladan bagi generasi masa depan untuk lebih memahami manfaat tabungan majelis ta’lim dan agar pula dapat membiasakan diri menabung dan mengikuti acara majelis ta’lim.

14. Keempat belas 

Dapat meningkatkan rasa kebersamaan, rasa ukhuwah dan mengikat tali silahturrahim semakin kuat diantara anggota majelis ta’lim terutama yang mengikuti program menabung masa depan untuk anak.

15. Kelima belas 

Dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas sumber daya manusia agar menjadi lebih baik dan bertanggung jawab atas kebutuhannya sendiri.

16. Keenam belas 

Dapat memperkuat aspirasi jemaah dalam mempererat tali silahturahim dengan kegiatan kemasyarakatan yang nantinya dapat bermanfaat bagi seluruh umat muslim.

17. Ketujuh belas 

Agar yang hadir pada majelis ta’lim (anggota majelis ta’lim) menjadi manusia yang mandiri, lebih bertanggung jawab akan keluarga dan kebutuhan kebutuhan rumahtangga tanpa harus membebani atau membuat susah orang lain.

Kegiatan Majelis ta’lim dapat menciptakan sebuah ciri khas atau sebagai identitas yang unik yang dapat membedakan dengan jenis kegiatan keislaman lain, yaitu bersifat terikat dengan aturan dan berjalan secara teratur dan berkesinambungan pada lokasi lokasi yang sebelumnya telah disepakati  bersama. 

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS 

Ahad, 25 Februari 2024 M / 15 Sya'ban 1445 H.

Kemuliaan Majlis Taklim Bagaikan Taman Surga 

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Jika kalian melewati taman syurga maka berhentilah. Mereka bertanya,”Apakah taman syurga itu?” Beliau menjawab,”Halaqoh dzikir (majelis Ilmu).” (Riwayat At-Tirmidzi).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits : 

1- Ternyata undangan spesial dari nabi kita adalah menghadiri majelis ilmu diibaratkan dengan menghadiri taman surga. Inilah undangan spesial dari nabi kita. 

2- Siapa saja yang memenuhi undangan ini juga akan mendapatkan hadiah istimewa langsung dari Allah, apa saja? Ini dia, Rasulullah Sallallahu alahi wasallam bersabda, 

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah, mereka membacakan kitabullah dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan, dan rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang ada didekatnya. Barangsiapa yang kurang amalannya, maka nasabnya tidak mengangkatnya.” (Riwayat Muslim).

3- Tidak tanggung-tanggung, Allah Subhanahu Wata’ala berikan langsung empat hal bagi tamu taman-taman surga ini yaitu Allah turunkan ketenangan dalam hati, Allah berikan rahmat bagi mereka, para malaikat Allah kumpulkan ditengah majelis itu, Allah sebutkan orang yang menjadi tamu taman surga itu dihadapan para malaikat-Nya.

4- Ternyata kabar gembira untuk tamu taman-taman surga ini belum selesai. Masih banyak kejutan bagi mereka. Inilah kabar gembira bagi mereka:

Mereka mendapatkan warisan para nabi. Karena para nabi tidak mewariskan harta dinar maupun dirham, tetapi yang diwarikan mereka adalah ilmu (HR. Ahmad).

5- Mereka dido’akan oleh seluruh makhluk.Tamu-tamu taman surga ini akan dido’akan oleh seluruh makhluk yang ada di langit maupun di bumi sampai ikan yang ada di dalam lautan mendo’akannya (HR. At-Tirmidzi dan Jami’us Shaghir).

6- Malaikat akan menbentangkan sayapnya bagi tamu di taman surga, atas  keridhoan Allah Subhanahu Wata’ala pada mereka (HR. Ibnu Majah).

7- Mereka dihitung sebagai orang Fi Sabilillah (HR. At-Tirmidzi).

8- Tamu-tamu ini mendapatkan pahala haji yang sempurna. Nabi bersabda :

“Barangsiapa yang keluar menuju masjid dan tidak ada yang diinginkannya, kecuali belajar atau mengajarkan ilmu, baginya pahala sama dengan pahala haji yang sempurna.” (HR. Ath-Thabrani).

9- Dan ketika kunjungan dari tamu taman-taman Surga ini selesai. Mereka mendapatkan hadiah yang paling dinanti oleh insan manusia, diampuni dosanya oleh Allah.

Rasuulullaah sallallahu alahi wasallam bersabda:

مَا جَلَسَ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَعَالىَ فَيَقُوْمُوْنَ حَتَّى يُقَالُ لَهُمْ: قُوْمُوْا قَدْ غَفَرَ اللهُ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَبُـدِّلَتْ سَيِّئَاتُكُمْ حَسَنَاتٍ

“Tidaklah duduk suatu kaum, kemudian mereka berzikir kepada Allah تَعَالىَ dalam duduknya hingga mereka berdiri, melainkan dikatakan (oleh malaikat) kepada mereka: Berdirilah kalian, sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosa kalian dan keburukan-keburukan kalian pun telah diganti dengan berbagai kebaikan.” (HR.Ath-Thabrani).

10- Dimudahkan masuk

Surga.“Barang siapa yang menempuh jalan guna menimba ilmu, niscaya Allah akan mudahkan baginya, berkat amalan ini jalan menuju ke surga.” (HSR. Muslim).

11- Bersegeralah menghadiri undangan taman Surga ini yaitu, majlis ilmu/ta'lim, selagi masih punya umur.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al qur'an : 

1- Hendaknya kita bersabar berada di majlis taklim bersama orang-orang yang shalih yaitu orang -orang yang mengingat Allah seraya mengagungkan, memuji, menyucikan, dan membesarkan-Nya serta me­mohon kepada-Nya di setiap pagi dan petang hari dari kalangan hamba-hamba-Nya, baik mereka itu orang-orang fakir ataupun orang-orang kaya, orang-orang kuat ataupun orang-orang lemah.

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengha­rap keridaan-Nya. (QS. Al-Kahfi: 28).

2- Yang terbaik di antara kalian adalah yang belajar Alquran dan mengajarkannya.” (HR Bukhari).

مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُؤْتِيَهُ ٱللَّهُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحُكْمَ وَٱلنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا۟ عِبَادًا لِّى مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلَٰكِن كُونُوا۟ رَبَّٰنِيِّۦنَ بِمَا كُنتُمْ تُعَلِّمُونَ ٱلْكِتَٰبَ وَبِمَا كُنتُمْ تَدْرُسُونَ

Artinya: “Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah”. Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (QS. Ali Imran: 79).

Sabtu, 24 Februari 2024

KUMPULAN DOA PARA NABI DALAM AL'QUR'AN

Edisi Sabtu, 24 Februari 2024 M / 14 Sya'ban 1445 H. 

Berdoa merupakan aktivitas yang bernilai ibadah. Dengan berdoa, seorang mampu menaiki tangga menuju jalan kesuksesan dan keselamatan. Sebab doa adalah lawan dan musuh dari bala’; ia mampu meringankan turunnya bala’ bahkan menolaknya. 

Al-Qur’an menyatakan bahwa berdoa adalah perintah, siapapun yang berdoa, maka permohonannya pasti terkabul. Hal ini ditegaskan dalam surat Ghafir ayat 60:  ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ  

“Berdoalah kalian kepada-Ku, maka Aku kabulkan permohonanmu”  Dalam Al-Qur’an terdapat doa-doa para Nabi yang diabadikan dalam Al-Qur’an. Doa yang dipanjatkan oleh mereka memiliki karakter dan tujuan yang berbeda-beda. Tapi pada umumnya doa tersebut mengandung dua unsur; mengagungkan Allah subhanahu wata'ala. dan memohon ampunan kepada-Nya.

Selain itu, adakalanya doa yang dipanjatkan oleh salah seorang Nabi tidak dijumpai dalam satu surat saja tapi terpisah-pisah di beberapa surat. Sebab sejarah dan peristiwa yang diabadikan dalam Al-Qur’an mengenai perjalanannya tidak diceritakan secara utuh dalam satu surat, seperti Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.  

Sebaik-baik doa adalah doa yang telah diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya, baik dari Al-Qur’an maupun hadits-hadits Nabi. Meskipun tidak ada larangan bagi seorang mukmin menggunakan redaksi dan bahasa daerahnya ketika berdoa. Namun alangkah baiknya, doa-doa tersebut dihafal dan dipanjatkan oleh kita sebagai bentuk mengikuti sunnah para Nabi.

Berikut kumpulan 17 Doa Para Nabi dalam Al Qur'an :

1. Doa Nabi Adam Alahissalam 

قَالاَ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ

Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi". (Q.S. 7 Al A'raaf 23).

2. Doa Nabi Nuh Alahissalam 

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِناً وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلاَ تَزِدِ الظَّالِمِيْنَ إِلاَّ تَبَارًا

Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang lalim itu selain kebinasaan". (Q.S. 71 Nuh 28).

3. Doa Nabi Hud Alahissalam 

إِنِّيْ تَوَكَّلْتُ عَلٰى اللهِ رَبِّيْ وَرَبِّكُمْ مَّا مِنْ دَآبَّةٍ إِلاَّ هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ رَبِّيْ عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ

Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus." (Q.S. 11 Huud 56).

4. Doa Nabi Ibrahim Alahissalam 

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

"Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Q.S. 2 Al Baqarah 127).

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (Q.S. 2 Al Baqarah 128).

رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلاَةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءَ

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. (Q.S. 14 Ibrahim 40).

5. Doa Nabi Yusuf Alahissalam 

رَبِّ قَدْ آتَيْتَنِيْ مِنَ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِيْ مِنْ تَأْوِيْلِ الْأَحَادِيْثِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ أَنتَ وَلِيِّيْ فِي الدُّنُيَا وَالْآخِرَةِ تَوَفَّنِيْ مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِيْ بِالصَّالِحِيْنَ

Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian takbir mimpi. (Ya Tuhan). Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh. (Q.S. 12 Yusuf 101).

6. Doa Nabi Syu'aib Alahissalam 

وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا عَلٰى اللهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ

Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya. (Q.S. 7 Al A'raaf 89)

7. Doa Nabi Musa Alahissalam 

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ. وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ. وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّنْ لِّسَانِيْ. يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ. وَاجْعَل لِّيْ وَزِيْرًا مِّنْ أَهْلِيْ

Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah ekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku, dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (Q.S. 20 Thaahaa 25-29)

قَالَ رَبِّ بِمَا أَنْعَمْتَ عَلَيَّ فَلَنْ أَكُوْنَ ظَهِيْرًا لِّلْمُجْرِمِيْنَ

Musa berkata: "Ya Tuhanku, demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa". (Q.S. 28 Al Qashash 17).

8. Doa Nabi Sulaiman Alahissalam 

قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِيْ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْ أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِيْ فِي ذُرِّيَّتِيْ إِنِّيْ تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (Q.S. 46 Al Ahqaaf 15).

9. Doa Nabi Ayyub Alahissalam 

أَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ

 "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang". (Q.S. 21 Al Anbiyaa' 83).

10. Doa Nabi Yunus Alahissalam 

لآ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ

Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." (Q.S. 21 Al Anbiyaa' 87).

11. Doa Nabi Ya'qub Alahissalam 

إِنَّمَا أَشْكُوْ بَثِّيْ وَحُزْنِيْ إِلَى اللهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللهِ مَا لاَ تَعْلَمُوْنَ

"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya." (Q.S. 12 Yusuf 86).

12. Doa Nabi Isa Alahissalam 

قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنزِلْ عَلَيْنَا مَآئِدَةً مِّنَ السَّمَاءِ تَكُوْنُ لَنَا عِيْدًا لِّأَوَّلِنَا وَآخِرِنَا وَآيَةً مِّنْكَ وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ

Isa putra Maryam berdoa: "Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkaulah Pemberi rezeki Yang Paling Utama". (Q.S. 5 Al Maa-idah 114)

13. Doa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam 

وِمِنْهُمْ مَّنْ يَقُوْلُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". (Q.S. 2 Al Baqarah 201).

14. Doa Nabi Luth Alahissalam 

Salah satu doa Nabi Luth yang bisa diteladani di AlQuran. Ketika memohon perlindungan atas dirinya dan keluarganya.

رَبِّ نَجِّنِي وَأَهْلِي مِمَّا يَعْمَلُونَ (169)

Artinya: "Ya Tuhanku selamatkanlah aku dan keluargaku dari yang mereka perbuat." (QS. Al-Syu'ara' 169).

15. Doa Nabi Zakaria Alahissalam 

Kumpulan doa Nabi Zakaria juga tercatat di kitab suci AlQuran. Salah satunya saat beliau memohon diberi keturunan. Sebuah kebesaran Tuhan ditunjukkan, meski Zakaria telah tua renta dan istrinya mandul. Hingga akhirnya beliau dikaruniai putra bernama Yahya.

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

Artinya: "Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik di sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa." (QS. Ali Imran: 38).

رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ

Artinya: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan) dan Engkaulah ahli waris yang terbaik." (QS. Al-Anbiya', 89).

16. Doa Nabi Ishak Alahissalam 

رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Rabbanaa atmim lanaa nuuranaa waaghfir lanaa innaka 'alaa kulli syai-in qadiir(un).

Artinya:

“Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al-Tahrim: 8).

17. Doa Nabi Daud Alahissalam 

رَبَّنَآ أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Wa lammaa barazuu liJaaluuta wa junuudihii qooluu Rabbanaaa afrigh 'alainaa sabranw wa sabbit aqdaamanaa wansurnaa 'alal qawmil kaafiriin.

“Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir”. (QS. Al-Baqarah : 250).

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS 

Sabtu, 24 Februari  2024 M / 14 Sya'ban 1445 H. 

Mustajabnya Doa Ketika Sujud 

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : أَقْرَبُ مَا يَكُونُ العَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ .

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keadaan seorang hamba paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika ia sedang bersujud, maka perbanyaklah berdoa saat itu.” [HR. Muslim, no. 482].

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits: 

1- Hadits ini menunjukkan dorongan untuk memperbanyak doa ketika sujud. 

2- Karena ketika sujud adalah tempat yang paling dekat antara seorang hamba dengan Allah.

3- Boleh meminta hajat apa pun ketika sujud dan saat sujud adalah tempat terkabulnya doa. 

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ :فَأمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ – عَزَّ وَجَلَّ – ، وَأمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ ، فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ .

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun ketika rukuk, maka agungkanlah Allah. Sedangkan ketika sujud, maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, maka doa tersebut pasti dikabulkan untuk kalian.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 479].

4- Boleh meminta berulang-ulang dalam doa agar mudah terkabul.

5- Ketaatan semakin membuat seorang hamba dekat dengan Allah.Semakin seorang hamba bertambah ketaatan, maka semakin doanya mudah terkabul.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al Qur'an : 

- Tempat yang paling dekat bagi seorang hamba kepada Tukannya ialah saat ia sedang sujud, maka perbanyaklah berdoa (padanya).

وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ

dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan). (QS. Al Alaq: 19).

Jumat, 23 Februari 2024

AMALAN DI MALAM NISFU SYA'BAN DAN DI BULAN SYA'BAN

Edisi Khusus Selasa, 23 Februari 2024 M / 14 Sya'ban 1445 H.

Di dalam bulan Sya’ban terdapat malam yang istimewa, yaitu malam Nisfu Sya’ban. Malam ini dipenuhi dengan ampunan, rahmat, dan  terkabulnya do’a bagi siapa saja hamba-Nya yang meminta. Do’a yang dipanjatkan hamba pada malam ini akan segera dikabulkan. Sebagaimana tertulis di Sunan Kubro yang dinukil oleh Imam Baihaqi dari Imam Syafi’i. Dikatakan bahwa do’a akan dikabulkan pada lima malam, yaitu malam Jum’at, malam Idul Adha, malam Idul Fitri, malam pertama bulan Rajab, dan malam Nisfu Sya’ban.

Selain itu, amalan seorang hamba juga akan diangkat ke sisi Allah pada malam Nisfu Sya’ban. Bahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sangat suka berpuasa pada momen ini. 

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَب وَرَمَضَانَ وَ هُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِم

“Bulan Sya’ban antara bulan Rajab dan Ramadhan adalah bulan di saat manusia lalai. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An-Nasa’i no.2317).

Ada beberapa amalan yang dianjurkan saat malam Nisfu Sya'ban baik sebelum maupun sesudahnya. Berikut ini beberapa amalan yang dapat dilakukan pada malam Nisfu Sya'ban dan malam-malam lainnya :

1. Membaca Al Quran 

Salah satu amal ibadah yang dianjurkan untuk dilakukan pada malam Nisfu Sya'ban adalah membaca Al Qur an. Hal ini didasarkan pada pandangan beberapa sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang menganggap Sya'ban adalah bulannya Al Quran.

Salah satunya seperti sahabat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bernama Anas bin Malik Radhiyalahu'anhu.

Dalam riwayat Ibnu Rajab, Anas Radhiyallahu'anhu bercerita tentang kesibukan para Sahabat Rasulullah ketika masuk bulan Sya'ban. Salah satunya adalah membaca Alquran.

Anas bin Malik Radgiyallahu anhu berkata:

"Kaum Muslim ketika telah memasuki bulan Sya'ban, mereka mengambil mushaf-mushafnya kemudian membacanya. Mereka juga mengeluarkan zakat hartanya agar dapat membantu menguatkan orang fakir dan miskin untuk turut serta menunaikan puasa di bulan Ramadhan."

Keutamaan membaca Al Quran telah dijelaskan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dalam hadits berikut ini:

Dari Abu Umamah, aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, "Bacalah Al-Qur'an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat." (HR Muslim).

2. Perbanyak Istighfar 

Amalan selanjutnya yang dianjurkan untuk dilaksanakan saat malam Nisfu Sya'ban yaitu memperbanyak istighfar. Hal ini dikarenakan tak ada satupun manusia yang bersih dari dosa dan salah. Kesehariannya bergelimang dosa. Walaupun demikian, Allah Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa membuka pintu ampunan kepada siapa pun. Oleh karena itu, meminta ampunan (istighfar) sangat dianjurkan terlebih di malam Nisfu Sya'ban.

Sayyid Muhammad bin Alawi menjelaskan yang artinya "Istighfar merupakan amalan utama yang harus dibiasakan orang Islam, terutama pada waktu yang memiliki keutamaan, seperti Sya'ban dan malam pertengahannya. Istighfar dapat memudahkan rezeki, sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran dan hadits. Pada bulan Sya'ban, dosa diampuni, kesulitan dimudahkan, dan kesedihan dihilangkan.

3. Puasa sunah Ayumil Bidh 

Puasa di bulan Sya'ban itu termasuk di sunnahkan karena melatih agar nanti ketika Ramadhan tiba sudah terbiasa dengan puasa. Selain itu, bulan ini juga banyak dilalaikan oleh manusia sebagaimana yang dijelaskan dalam beberapa hadits.

Puasa pada malam Nisfu Sya'ban biasanya dilaksanakan pada Ayyamul Bidh. Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa yang dikerjakan pada pertengahan bulan, yaitu pada hari ke 13, 14, dan 15 hijriah tiap bulannya kecuali pada Ramadhan. Namun, kita tidak perlu mengkhususkan hari tertentu dari bulan Sya'ban untuk berpuasa, karena tidak ada hadits yang benar secara khusus menentukan hari tertentu untuk berpuasa.

4. Pengingat Untuk Segera Menunaikan Qadha Ramadhan 

Nisfu Sya'ban mengisyaratkan makin dekatnya kaum muslim dengan Ramadhan. Oleh karena itu, utang puasa wajib segera ditunaikan. Kewajiban qadha puasa telah dijelaskan Allah dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 185 yang artinya,

"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur"

5. Memperbanyak Shalat Sunnah 

Shalat sunnah pada malam

Nisfu Sya'ban dapat dimulai dengan melakukan shalat sunah. Shalat sunah yang dianjurkan adalah shalat hajat, shalat taubat, dan shalat tasbih. Shalat taubat adalah shalat yang disunnahkan berdasarkan kesepakatan empat madzhab. Shalat taubat ini bisa cukup dengan dua raka’at dan cukup niat dalam hati, tanpa perlu melafazhkan niat tertentu. Waktu pelaksanaannya, boleh dilakukan siang atau malam hari. Syarat-syaratnya, secara ringkas dikatakan oleh para ulama sebagaimana disampaikan Ibnu Katsir, yaitu Menghindari dosa untuk saat ini, Menyesali dosa yang telah lalu. Bertekad tidak melakukannya lagi di masa akan datang. Lalu jika dosa tersebut berkaitan dengan hak sesama manusia, maka ia harus menyelesaikannya/ mengembalikannya.

Sedangkan shalat tasbih beberapa orang memang menganggap jika shalat sunnah tasbih diperuntukkan bagi mereka yang kuat secara jasmani. Hal ini disebabkan waktunya yang cukup lama. Tidak masalah jika tidak melakukannya, akan tetapi jika tanpa halangan, hendaknya meraih keridhoan Allah dengan melaksanakan amalan ini. Biasanya shalat tasbih dilaksanakan sesudah shalat maghrib dengan membaca bacaan tasbih sebanyak mungkin di masing-masing rukun shalat. Bisa dikerjakan secara mandiri atau bersama-sama.

6. Memperbanyak Sholawat 

Amalan nisfu sya’ban selanjutnya adalah memperbanyak sholawat. Barangsiapa yang membaca sholawat di bulan ini maka Allah akan mensucikannya dari dosa.

Hal ini sudah dijelaskan dalam Kitab “Madza Fii Sya’ban” pada salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ad-Dailami. Membaca shalawat juga membuat diri lebih dikenal oleh Rasulullah sehingga akan mendapatkan syafaat beliau kelak di hari akhir. Bacaan sholawat cukup simpel, tidak perlu yang terlalu panjang. Semampunya saja, karena Islam tidak akan memberatkan manusia.

7. Memperbanyak Doa 

Anjuran ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Bakar bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

ينزل الله إلى السماء الدنيا ليلة النصف من شعبان فيغفر لكل شيء، إلا لرجل مشرك أو رجل في قلبه شحناء

Artinya, “(Rahmat) Allah Subhanahu Wa Ta'ala turun ke bumi pada malam Nisfu Sya’ban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan).” (HR al-Baihaqi).

8. Membaca Dua Kalimat Syahadat Sebanyak-banyaknya 

Dua kalimat syahadat termasuk kalimat mulia dan sangat baik dibaca kapan pun dan di mana pun, terlebih lagi pada malam Nisfu Sya’ban.

Sayyid Muhammad bin Alawi dalam kitab Ithmi’nânul Qulûb Bidzikri ‘Allâmil Ghuyûb mengatakan:

“Seyogyanya seorang muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah, khususnya bulan Sya’ban dan malam pertengahannya.”

9. Puasa Sunnah Nisfu Syaban 

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam berpesan kepada umatnya untuk tidak melewatkan Nisfu Syaban ini. Dalam riwayat Bukhari, Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

"Sya'ban itu bulan antara Rajab dan Ramadhan. Bulan ini banyak diabaikan oleh umat manusia, padahal dalam bulan ini (Sya'ban) amal-amal hamba itu diangkat (diterima oleh Allah). Aku ingin amalku diterima oleh Allah di bulan Sya'ban dalam keadaan aku berpuasa."

Amalan ini juga disampaikan oleh Aisyah radhiyallahu'anha:

"Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sempat puasa beberapa hari hingga kami berpikir dia akan terus melakukannya. Kemudian, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam tidak puasa selama beberapa hari dan kami mengira dia tidak akan puasa lagi. Aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menyelesaikan puasa hingga satu bulan kecuali saat Ramadhan, dan aku tidak pernah melihatnya berpuasa sebanyak di bulan Sya'ban." (HR Abu Daud).

Niat puasa Nisfu Sya'ban pada malam hari:

Nawaitu shauma ghadin 'an adai sunnati Sya'bana lillahi ta'ala.

Artinya: "Saya niat puasa sunah Sya'ban besok karena Allah Ta'ala".

Sedangkan Niat puasa Nisfu Sya'ban pada siang hari bagi yang terlewat membaca pada malam hari:

Nawaitu shauma hadzal yaumi 'an adai sunnati Sya'bana lillahi ta'ala.

Artinya: "Saya niat puasa sunah Sya'ban hari ini karena Allah Ta'ala".

10. Shalat sunah Nisfu Sya’ban 

Menjalankan shalat sunnah pada malam Nisfu Sya’ban sangat dianjurkan untuk umat muslim diantaranya yakni, shalat Hajat, Shalat Tasbih dan Shalat Tahajud. Nisfu Sya’ban sendiri adalah pertengahan hari di bulan syaban yang jatuh pada tanggal 15 di bulan Sya’ban pada kalender Hijriyah. Adapun niat shalat sunah nisfu sya’ban yaitu:

“Usholli sunnatan nisfu sya’ban rak’ataini lillahi ta’ala”

Artinya: “Saya shalat sunnat Nisfu Sya’ban dua rakaat karena Allah Ta’ala”

11. Membaca Surat Yasin 3 Kali 

Membaca surat Yasin sebanyak 3 kali dianjurkan dilakukan setelah shalat maghrib dan berdoa setelahnya.

Bacaan pertama diniatkan supaya Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan panjang umur, dan bacaan kedua diniatkan supaya dijauhkan dari dari segala bala dan diberi rizki halal yang banyak. Kemudian bacaan ketiga diniatkan agar hidupnya tidak tergantung kepada orang lain dan diberikan husnul khatimah.

12. Memperbanyak Dzikir 

Dzikir merupakan salah satu amalan yang bisa anda lakukan saat malam Nisfu Sya'ban. Memperbanyak dzikir saat malam Nisfu Sya'ban tentunya akan memperbanyak pahala.

Sayyid Muhammad bin Alawi menjelaskan:

"Seyogianya seorang muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La Ilaha Illallah Muhammad Rasululullah, khususnya bulan Sya'ban dan malam pertengahannya."

13. Shalat malam Tahajud dan Witir 

Melaksanakan shalat sunah malam di malam Nisfu Sya'ban merupakan salah satu amalan di bulan Sya'ban yang tidak boleh dilewatkan.

Anjuran ini berdasarkan hadits riwayat al-Albaihaqi dari ‘Ala’ bin Haris, yang artinya:

"Sayyidah A’isyah berkisah: 'Suatu malam Nabi Shallallahu alaihi wasallam salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam telah diambil (wafat), karena curiga maka aku berdiri dan aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Nabi Shallallahu alaihi wasallam selesai shalat beliau berkata: 'Hai Aisyah, apakah engkau menduga Nabi Shallallahu alaihi wasallam tidak memperhatikanmu?'

Lalu aku menjawab: 'Tidak ya Rasulullah, aku hanya berpikiran yang tidak-tidak (menyangka Nabi Shallallahu alaihi wasallam telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama'.

Llu beliau bertanya: 'Tahukah engkau, malam apa sekarang ini'.

Aku menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu'.

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam berkata, 'Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki'."

14. Membaca Kalimat Tahlil 

Pada malam nisfu sya'ban, amalan yang bisa dilakukan adalah membaca kalimat tahlil:

Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minadzdzoolimiin

Artinya: "Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim".

15. Memperbanyak amal sedekah 

Umat Islam juga dianjurkan untuk banyak bersedekah kepada kalangan dhuafa. Hal ini dimaksudkan agar kelompok penghasilan rendah dan tidak menentu dapat menyambut gembira bulan puasa sebagaimana umat Islam menengah ke atas.

“Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahumullah mengatakan, ‘Kami menerima riwayat dengan sanad dhaif dari Anas Radhiyallahuanhu yang mengatakan bahwa ketika masuk bulan Sya‘ban umat Islam tertunduk pada mushaf Al-Quran. Mereka menyibukkan diri dengan tadarus dan mengeluarkan harta mereka untuk membantu kelompok dhuafa dan orang-orang miskin dalam menyongsong bulan Ramadhan,” (Lihat Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki, Ma Dza fi Sya‘ban, cetakan pertama, 1424 H, halaman 44).

16. Membaca doa Nisfu Syaban 

Amalan malam Nisfu Sya'ban selanjutnya adalah membaca doa. Doa bisa dilantunkan setelah membaca surat Yasin tiga kali. Berikut doa malam Nisfu Sya'ban yang tertera dalam kitab Maslakul Akyar karya Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya.

اَللّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِيْ، وَاكْتُبْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ

Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu 'alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in'âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma'manal khâ'ifîn.

Allâhumma in kunta katabtanî 'indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran 'alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî 'indaka sa'îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal 'alâ lisâni nabiyyikal mursal, "yamhullâhu mâ yasyâ'u wa yutsbitu, wa 'indahû ummul kitâb" wa shallallâhu 'alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil 'alamîn. 

Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada Tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku.

Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata-sementara perkataan-Mu adalah benar-di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, 'Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.

17. Meminta maaf 

Selain itu, umat Islam juga dianjurkan untuk bertaubat dan meminta maaf kepada orang lain di malam Nisfu Sya'ban.  Misalnya Bersalam-salaman yang seharusnya ini dilakukan sebelum memasuki malam Nisfu Sya’ban untuk meminta maaf kepada sesama umat manusia. Terutama kedua orang tua agar tidak termasuk orang yang memutus silaturahim atau durhaka kepada kedua orang tua yang merupakan salah satu penghalang mendapatkan ampunan Allah pada malam tersebut.

Demikian beberapa amalan yang dapat dilakukan di malam Nisfu Sya'ban dan di hari-hari bulan Sya'ban lainnya.

Semoga bermanfaat....