Jumat, 30 September 2022

RENUNGI 17 AYAT DALAM AL-QUR'AN TERKAIT PEMBUNUHAN

Edisi Jum'at, 30 September 2022 M / 4 Rabi'ul Awwal 1444 H. 

Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada rentang 1948 hingga 1965 merupakan peristiwa tragis bagi bangsa Indonesia. Bukan hanya menjadi catatan sejarah buruk karena tidak sedikit nyawa rakyat tak berdosa melayang, tetapi juga menjadi noktah hitam bagi demokrasi yang menjujung nilai-nilai kemanusiaan. Di sini masyarakat Indonesia perlu mencatat perjuangan para kiai pesantren dan Nahdlatul Ulama (NU) dalam mencegah pergerakan PKI dengan segala ambisi politiknya.

NU mengidentifikasi bahwa percobaan perebutan kekuasaan melalui pemberontakan fisik didalangi oleh PKI. Karena itu, pada tanggal 3 Oktober 1965, ketika banyak orang belum mengetahui siapa dalang G30S, NU telah menuntut agar pemerintah membubarkan PKI.

Upaya merongrong dalam bentuk lain yang dilakukan PKI, pertama bisa dilihat dari usaha penetrasi ideologi komunis. Kedua, PKI melakukan pemberontakan fisik. Upaya bughot yang dilakukan PKI menelan banyak nyawa, termasuk dari kalangan NU yang sedari awal berjuang melawan ideologi komunis. NU melakukan perlawanan terhadap PKI di medan politik dan di lapangan selama kurun waktu 17 tahun.

Terkait pembunuhan pada dasarnya tidak ada satupun agama di dunia ini yang menghalalkan pembunuhan, sebab tujuan agama adalah untuk perdamaian, menyebarkan kasih sayang, dan mengatur tatanan sosial agar lebih baik. Begitu pula dengan doktrin agama Islam, sejak awal penurunannya sudah ditegaskan bahwa Islam mengemban visi kerahmatan (QS: al-Anbiya’: 107). Sehingga hampir tidak ditemukan pembenaran kejahatan dalam ajaran Islam. Dengan demikian, bila ada sekelompok orang melakukan kejahatan dengan mengatasnamakan Islam, ketahuilah bahwa apa yang mereka lakukan itu sangat bertentangan dengan filosofi Islam itu sendiri.

Membunuh satu orang manusia ditamsilkan dengan membunuh semua manusia. Karena setiap manusia pasti memiliki keluarga, keturunan, dan ia merupakan anggota dari masyarakat. Membunuh satu orang, secara tidak langsung akan menyakiti keluarga, keturunan, dan masyarakat yang hidup di sekelilingnya. Maka dari itu, Islam menggolongkan pembunuhan sebagai dosa besar kedua setelah syirik (HR: al-Bukhari dan Muslim). Kelak pelaku pembunuhan akan mendapatkan balasan berupa neraka jahannam (QS: al-Nisa’: 93).

Meskipun demikian, masih ada orang yang tega melakukan pembunuhan. Karena itu, ada baiknya kita merenungi ayat-ayat Al-Qur'an tentang pembunuhan. Mari kita resapi ayat per ayatnya agar hati kita jauh dari melakukan dosa besar itu.

1. QS Al-Baqarah: 72 

وَإِذْ قَتَلْتُمْ نَفْسًا فَادَّارَأْتُمْ فِيهَا ۖ وَاللَّهُ مُخْرِجٌ مَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ

Dan (ingatlah) ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan yang selama ini kamu sembunyikan. (QS Al-Baqarah: 72).

2. QS Al-Baqarah: 91 

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا نُؤْمِنُ بِمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُونَ بِمَا وَرَاءَهُ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَهُمْ ۗ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Berimanlah kepada Al-Qur'an yang diturunkan Allah," mereka berkata, "Kami hanya beriman kepada yang diturunkan kepada kami". Dan mereka kafir kepada Al-Qur'an yang diturunkan sesudahnya, sedang Al-Qur'an itu adalah (Kitab) yang hak, yang membenarkan yang ada pada mereka. Katakanlah, "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?" (QS Al-Baqarah: 91).

3. QS Ali Imran: 21 

إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَيَقْتُلُونَ الَّذِينَ يَأْمُرُونَ بِالْقِسْطِ مِنَ النَّاسِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih. (QS Ali Imran: 21).

4. QS Al-Ma'idah: 30 

فَطَوَّعَتْ لَهُ نَفْسُهُ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُ فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi. (QS Al-Ma'idah: 30).

5. QS Al-Ma'idah: 32 

مِنْ أَجْلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا ۚ وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ بَعْدَ ذَٰلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ

Oleh karena itu Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. (QS Al-Ma'idah: 32).

6. QS An-Nisa: 93 

وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا

Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. (QS An-Nisa: 93).

7. QS Al-An'am: 137 

وَكَذَٰلِكَ زَيَّنَ لِكَثِيرٍ مِنَ الْمُشْرِكِينَ قَتْلَ أَوْلَادِهِمْ شُرَكَاؤُهُمْ لِيُرْدُوهُمْ وَلِيَلْبِسُوا عَلَيْهِمْ دِينَهُمْ ۖ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا فَعَلُوهُ ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ

Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agama-Nya. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan yang mereka ada-adakan. (QS Al-An'am: 137).

8. QS Al-An'am: 140 

قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ قَتَلُوا أَوْلَادَهُمْ سَفَهًا بِغَيْرِ عِلْمٍ وَحَرَّمُوا مَا رَزَقَهُمُ اللَّهُ افْتِرَاءً عَلَى اللَّهِ ۚ قَدْ ضَلُّوا وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ

Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka, karena kebodohan lagi tidak mengetahui dan mereka mengharamkan yang Allah telah rezekikan kepada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. (QS Al-An'am: 140).

9. QS Al-An'am: 151 

قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ ۖ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۖ وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ ۖ وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ۖ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Katakanlah, "Marilah kubacakan yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orangtua, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang tampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar." Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). (QS Al-An'am: 151).

10. QS Al-A'raf: 141 

وَإِذْ أَنْجَيْنَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ ۖ يُقَتِّلُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ ۚ وَفِي ذَٰلِكُمْ بَلَاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ

Dan (ingatlah hai Bani Israil), ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir'aun) dan kaumnya, yang mengazab kamu dengan azab yang sangat jahat, yaitu mereka membunuh anak-anak lelakimu dan membiarkan hidup wanita-wanitamu. Dan pada yang demikian itu cobaan yang besar dari Tuhanmu." (QS Al-A'raf: 141).

11. QS At-Taubah: 111 

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ ۚ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ۖ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ ۚ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ ۚ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ ۚ وَذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu dan itulah kemenangan yang besar. (QS At-Taubah: 111).

12. QS Al-Israa': 31 

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا

Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka merupakan suatu dosa yang besar. (QS Al-Israa': 31).

13. QS Al-Israa': 33 

وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ۗ وَمَنْ قُتِلَ مَظْلُومًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهِ سُلْطَانًا فَلَا يُسْرِفْ فِي الْقَتْلِ ۖ إِنَّهُ كَانَ مَنْصُورًا

Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia orang yang mendapat pertolongan. (QS Al-Israa': 33).

14. QS Al-Kahf: 6 

فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَىٰ آثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا بِهَٰذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا

Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur'an). (QS Al-Kahf: 6).

15. QS Al-Furqaan: 68 

وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ يَلْقَ أَثَامًا

Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina. Barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (QS Al-Furqaan: 68).

16. QS Az-Zukhruf: 77 

وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ ۖ قَالَ إِنَّكُمْ مَاكِثُونَ

Mereka berseru, "Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja." Dia menjawab, "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)." (QS Az-Zukhruf: 77).

17. QS Al-Fath: 25 

هُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَالْهَدْيَ مَعْكُوفًا أَنْ يَبْلُغَ مَحِلَّهُ ۚ وَلَوْلَا رِجَالٌ مُؤْمِنُونَ وَنِسَاءٌ مُؤْمِنَاتٌ لَمْ تَعْلَمُوهُمْ أَنْ تَطَئُوهُمْ فَتُصِيبَكُمْ مِنْهُمْ مَعَرَّةٌ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۖ لِيُدْخِلَ اللَّهُ فِي رَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ لَوْ تَزَيَّلُوا لَعَذَّبْنَا الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا

Merekalah orang-orang yang kafir yang menghalangi kamu dari (masuk) Masjidil Haram dan menghalangi hewan korban sampai ke tempat (penyembelihan)nya. Dan kalau tidaklah karena laki-laki yang mukmin dan perempuan-perempuan yang mukmin yang tiada kamu ketahui bahwa kamu akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa kesusahan tanpa pengetahuanmu (tentulah Allah tidak akan menahan tanganmu dari membinasakan mereka). Supaya Allah memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Sekiranya mereka tidak bercampur-baur, tentulah Kami akan mengazab orang-orang yag kafir di antara mereka dengan azab yang pedih. (QS Al-Fath: 25).

Demikianlah ayat-ayat Al-Qur'an tentang pembunuhan. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala melindungi kita dan keluarga dari perbuatan dosa besar itu.

Semoga bermanfaat....

Kamis, 29 September 2022

17 WAKTU YANG DISUNAHKAN MEMBACA SHALAWAT

Edisi Kamis, 29 September 2022 M / 3 Rabi'ul Awwal 1444 H. 

Sebagaimana diketahui bahwa membaca shalawat kepada Nabi merupakan kewajiban bagi orang mukmin. Hanya saja para ulama berbeda pendapat kapan kewajiban bershalawat dilakukan. Di antara mereka ada yang berpendapat kewajiban bershalawat minimal sekali seumur hidup. Ada juga yang berpendapat setiap kali membaca tasyahud akhir di dalam shalat. Juga ada yang berpendapat setiap kali disebutkan nama Rasulullah.

Selain kewajiban bershalawat ada juga waktu-waktu tertentu di mana seseorang dianjurkan untuk membaca shalawat. Begitupun para ulama juga berbeda pendapat saat kapan saja kesunahan bershalawat itu dilakukan.    

Berikut adalah 17 (tujuh belas) waktu yang disunahkan untuk membaca shalawat sebagaimana disampaikan oleh Sirajudin Al-Husaini di dalam kitabnya As-Shalâtu ‘alan Nabiyyi Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam (Damaskus: Maktabah Darul Falah, 1990).

1. Pertama 

Sunah membaca shalawat setelah selesai dikumandangkannya adzan. Ada beberapa hadits yang menuturkan tentang hal ini di antaranya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: 

  إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ، فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى الله عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا    

Artinya: “Bila kalian mendengar orang yang mengumandangkan adzan maka ucapkanlah seperti apa yang ia ucapkan, lalu bershalawatlah kepada karena orang yang bershalawat kepaku sekali maka dengan shalawat itu Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali.”   

2. Kedua 

Disunahkan membaca shalawat di awal, tengah dan akhir doa. Dengan membaca shalawat di ketiga tempat itu saat berdoa maka akan lebih kuat potensi dikabulkannya doa tersebut dan lebih banyak lipatan pahalanya.    Sebuah hadits riwayat Imam Turmudzi menjelaskan tentang membaca shalawat di dalam berdoa:

عَنْ فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ، قَالَ: بَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدٌ إِذْ دَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى فَقَالَ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَجِلْتَ أَيُّهَا الْمُصَلِّي، إِذَا صَلَّيْتَ فَقَعَدْتَ فَاحْمَدِ اللَّهَ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ، وَصَلِّ عَلَيَّ ثُمَّ ادْعُهُ. قَالَ: ثُمَّ صَلَّى رَجُلٌ آخَرُ بَعْدَ ذَلِكَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَصَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّهَا الْمُصَلِّي ادْعُ تُجَبْ

Artinya: “Dari Fudlalah bi Ubaid ia berkata, ketika Rasulullah sedang duduk tiba-tiba masuk seorang lelaki kemudian melakukan shalat dan berkata, “Ya Allah, ampuni aku dan kasihani aku.” Maka Rasulullah bersabda, “Engkau terburu-buru wahai orang yang shalat. Bila engkau selesai shalat kemudian duduk maka pujilah Allah sebagaimana mestinya dan bershalawatlah kepadaku kemudian berdoalah kepada Allah.” 

Fudlalah berkata, kemudian seorang laki-laki lain melakukan shalat, lalu memuji kepada Allah dan bershalawat kepada Nabi. Maka Rasulullah bersabda, “Wahai orang yang shalat, berdoalah maka engkau akan diijabahi.”   

Imam Al-Ghazali di dalam kitab Ihya-nya mengutip penjelasan dari Abu Sulaiman Ad-Darani yang mengatakan disunahkannya menjadikan doa berada di tengah-tengah antara dua shalawat (awal dan akhir) karena doa yang demikian tidak akan ditolak. Kiranya Allah yang mulia tak layak baginya mengabulkan dua sisi awal dan akhir sementara menolak sisi tengahnya.   

Lebih lanjut Al-Husaini menegaskan bahwa yang lebih disukai dan lebih utama di dalam berdoa adalah dengan membaca shalawat di awal, tengah dan akhirnya, serta tidak meringkas bacaan shalawat hanya di akhir doa saja.   

3. Ketiga 

Disunahkan membaca shalawat ketika memasuki masjid dan ketika keluar darinya.   Sebuah hadits riwayat Imam Turmudzi dari Sayyidatina Aisyah radliyallâhu ‘anhâ:

   كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ صَلَّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَسَلَّمَ وَقَالَ: رَبِّ اغْفِرْ لِي ذُنُوبِي وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ، وَإِذَا خَرَجَ صَلَّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَسَلَّمَ وَقَالَ: رَبِّ اغْفِرْ لِي ذُنُوبِي وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ فَضْلِكَ   

Artinya: “Adalah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki masjid beliau bershalawat dan bersalam untuk Muhammad dan berdoa Rabbi ighfir lî dzunûbî waftah lî abwâba rahmatika. 

Dan ketika keluar beliau bershalawat dan bersalam kepada Muhammad serta berdoa Rabbi ighfir lî dzunûbî waftah lî abwâba fadllika.”   

4. Keempat 

Disunahkan membaca shalawat ketika bertemunya seorang muslim dengan sesama muslim.   Abu Ya’la Al-Mushili meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah:

   مَا مِنْ عَبْدَيْنِ مُتَحَابَّيْنِ فِي اللَّهِ يَسْتَقْبِلُ أَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ فَيُصَافِحُهُ وَيُصَلِّيَانِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا لَمْ يَفْتَرِقَا حَتَّى تُغْفَرَ ذُنُوبُهُمَا مَا تَقَدَّمَ مِنْهُمَا وَمَا تَأَخَّرَ   

Artinya: “Tidaklah dua orang hamba yang saling mencintai di jalan Allah salah satunya menemui saudaranya kemudian menyalaminya dan keduanya bershalawat kepada Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam kecuali keduanya tidak berpisah sampai diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang kemudian.”   

5. Kelima 

Membaca shalawat disunahkan ketika berkumpul di suatu majelis.   Disunahkan bagi kaum muslimin ketika mereka berkumpul di suatu majelis untuk menghiasi majelis mereka dengan membaca shalawat.   Ibnu Umar meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:

   زينوا مجالسكم بالصلاة علي فان صلاتكم علي نور لكم يوم القيامة   

Artinya: “Hiasilah majelis-majelis kalian dengan bershalawat kepadaku. Karena shalawat kalian kepadaku adalah cahaya bagi kalian di hari kiamat.”   Adapun hadits yang mengingatkan untuk tidak meninggalkan bacaan shalawat di majelis di antaranya hadits riwayat Imam Ahmad:

   مَا قَعَدَ قَوْمٌ مَقْعَدًا لَا يَذْكُرُونَ فِيهِ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ، وَيُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِلَّا كَانَ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَإِنْ دَخَلُوا الْجَنَّةَ لِلثَّوَابِ 

Artinya: “Tidaklah sekelompok orang duduk di suatu tempat di mana mereka tidak berdzikir kepada Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam kecuali hal itu menjadi kerugian bagi mereka di hari kiamat meskipun mereka masuk surga, karena besarnya pahala (bershalawat ketika berkumpul).”   

6. Keenam 

Disunahkan menuliskan shalawat ketika menulis nama Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam.   Di antara dalil yang menganjurkan hal ini adalah hadits riwayat Imam Thabrani dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah pernah bersabda: 

  مَنْ صَلَّى عَلَيَّ فِي كِتَابٍ لَمْ تَزَلِ الْمَلَائِكَةُ تَسْتَغْفِرُ لَهُ مَا دَامَ اسْمِي فِي ذَلِكَ الْكِتَابِ   

Artinya: “Barang siapa yang bershalawat kepadaku di dalam sebuah buku (tulisan) maka para malaikat tidah henti-hentinya memintakan ampun baginya selama namaku masih ada di dalam buku itu.”   

7. Ketujuh 

Membaca shalawat disunahkan ketika membuka setiap ucapan baik yang memiliki tujuan tertentu disamping juga disunahkan membukanya dengan hamdalah dan pujian kepada Allah.   Sebuah riwayat dari Ibnu Mandah menyatakan:   كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه بذكر الله ثم بالصلاة عليّ فهو أقطع أكتع ممحوق البركة   

Artinya: “Setiap perkara yang memiliki tujuan yang tidak diawali dengan dzikir kepada Allah dan shalawat kepadaku maka perkara itu terputus terhapus keberkahannya.”   

8. Kedelapan 

Disunahkan membaca shalawat dalam membuka nasehat, peringatan dan mengajarkan ilmu, terlebih ketika membaca sebuah hadits.   Imam Nawawi di dalam kitab Al-Adzkâr menuturkan bahwa disunahkan bagi orang yang membaca hadits dan selainnya ketika menyebut Rasulullah untuk mengeraskan suaranya dalam bershalawat, namun kerasnya suara itu jangan sampai berlebihan.   

9. Kesembilan 

Sunah membaca shalawat di waktu pagi dan sore hari.   Sebuah riwayat dari Abu Darda bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam pernh bersabda: 

  من صلى علي حين يصبح عشرا وحين يمسي عشرا أدركته شفاعتي يوم القيامة    

Artinya: “Barang siapa yang bershalawat kepadaku di waktu pagi sepuluh kali dan di waktu sore sepuluh kali maka syafaatku akan mendapatinya di hari kiamat.”   

10. Kesepuluh 

Membaca shalawat juga disunahkan ketika hendak tidur.  Dari Abu Qirshafah, ia mengatakan pernah mendengar Rasulullah bersabda bahwa barang siapa yang menuju tempat tidurnya (hendak tidur) kemudian ia membaca surat Tabâraka (Al-Mulk) kemudian ia membaca sebanyak empat kali: 

  اللَّهُمَّ رَبَّ الْحِلِّ وَالْحَرَامِ، وَرَبَّ الْبَلَدِ الْحَرَامِ وَرَبَّ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ، وَرَبَّ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ، وَبِحَقِّ كُلِّ آيَةٍ أَنْزَلْتَهَا فِي شَهْرِ رَمَضَانَ، بَلِّغْ رُوحَ مُحَمَّدٍ مِنِّي تَحِيَّةً وَسَلَامًا   

Maka Allah akan mewakilkan kepada dua malaikat hingga keduanya datang kepada Nabi Muhammad dan mengatakan kepada beliau perihal yang dilakukan orang tersebut. Maka kemudian Rasulullah menjawab, “untuk Fulan bin Fulan salam dariku dan rahmat serta keberkahan Allah.”

11. Kesebelas 

Sunah membaca shalawat bagi orang yang baru saja bangun dari tidur malamnya.  Imam Nasai dalam kitab As-Sunan Al-Kubra meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud:

 يَضْحَكُ اللهُ إِلَى رَجُلَيْنِ: ....وَرَجُلٍ قَامَ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ لَا يَعْلَمُ بِهِ أَحَدٌ، فَتَوَضَّأَ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ، ثُمَّ حَمِدَ اللهَ وَمَجَّدَهُ، وَصَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَاسْتَفْتَحَ الْقُرْآنَ، فَذَلِكَ الَّذِي يَضْحَكُ اللهُ إِلَيْهِ يَقُولُ: انْظُرُوا إِلَى عَبْدِي قَائِمًا لَا يَرَاهُ أَحَدٌ غَيْرِي  

Artinya: “Allah 'tertawa' terhadap 2 orang; .... dan orang yang bangun di tengah malam di mana tak ada seorang pun yang mengetahuinya, lalu ia berwudlu dan menyempurnakannya, kemudian memuji kepada Allah dan bershalawat kepada Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam dan memulai membuka Al-Qur’an. Yang demikian itu Allah 'tertawa' kepadanya. Ia berfirman, “Lihatlah hamba-Ku sedang berdiri shalat, tak ada seorang pun yang melihatnya selain Aku.”  

12. Kedua belas , 

Membaca shalawat kepada Nabi disunahkan ketika telinga berdengung. Abu Rofi’ meriwayatkan sabda Rasulullah:

 إِذا طَنَّتْ أُذُنُ أحدِكُمْ فَلْيَذْكُرْنِي ولْيُصَلِّ عَلَيَّ ولْيَقُلْ ذَكَرَ الله مَنْ ذَكَرَنِي بِخَيْرٍ 

Artinya: “Apabila telinga salah seorang di antara kalian berdengung maka ingatlah aku dan bershalawatlah kepadaku serta ucapkan dzakarallâhu man dzakaranî bi khair (semoga Allah mengingat orang yang mengingatku dengan kebaikan).” Al-Munawi di dalam kitab Faidlul Qadîr menjelaskan bahwa yang dimaksud “ingatlah aku” pada hadits tersebut adalah mengucapkan kalimat Muhammad Rasulullâh. 

13. Ketiga belas 

Sunah membaca shalawat ketika lupa akan suatu perkataan. Ibnu Sunni dengan sanad dari Usman bin Abi Harb Al-Bahili meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: مَنْ أَرَادَ أَنْ يُحَدِّثَ بِحَدِيثٍ فَنَسِيَهُ، فَلْيُصَلِّ عَلَيَّ؛ فَإِنَّ صَلَاتَهُ عَلَيَّ خَلَفًا مِنْ حَدِيثِهِ، وَعَسَى أَنْ يَذْكُرَهُ 

Artinya: “Barang siapa yang hendak mengatakan suatu perkataan kemudian ia lupa akan perkataan itu maka bershalawatlah kepadaku, karena shalawatnya kepadaku itu sebagai pengganti ucapannya, semoga ia bisa mengingatnya.” 

14. Keempat belas 

Membaca shalawat juga disunahkan stelah selesai melakukan shalat. Sebuah hikayat menceritakan, satu hari Muhammad bin Umar bersama Abu Bakr bin Mujahid. Kemudian datang Syekh As-Syibli. Melihat kedatangan As-Syibli ini Abu Bakr bin Mujahid segera bangkit menyambutnya. Ia peluk As-Syibli dan mencium di tengah kedua matanya. Melihat hal ini Muhammad bin Umar bertanya kepada Abu Bakr, “Tuan, engkau lakukan ini kepada As-Syibli, sedangkan engkau dan orang-orang menggambarkan ia sebagai orang yang gila?” Abu Bakr menjawab bahwa ia lakukan ini meniru apa yang dilakukan oleh Rasulullah kepada As-Syibli. Ia menceritakan bahwa ia telah bermimpi Rasulullah bangun menyambut kedatangan As-Syibli lalu memeluk dan mencium di tengah kedua matanya. Dalam mimpinya itu Abu Bakr bertanya kepada Rasul, “Ya Rasul, engkau lakukan ini kepada As-Syibli?” Rasulullah menjawab, “Orang ini setelah shalat selalu membaca ayat laqad jâakum rasûlun min anfusikum..... kemudian meneruskannya dengan bershalawat kepadaku.” 

15. Kelima belas 

Disunahkan membaca shalawat kepada Nabi ketika khatam membaca Al-Qur’an. Ketika khatam membaca Al-Qur’an dianjurkan untuk bershalawat kepada Nabi mengingat saat itu adalah saatnya berdoa di mana doa setelah khatam Al-Qur’an akan dikabulkan. 

16. Keenam belas 

Disunahkan membaca shalawat ketika sedang mengalami kegundahan, keresahan, dan hal-hal yang berat. Suatu waktu Ubay bin Ka’b menyampaikan beberapa kalimat kepada Rasulullah. Di antaranya ia menyampaikan:

 أَجْعَلُ لَكَ صَلَاتِي كُلَّهَا قَالَ: «إِذًا تُكْفَى هَمَّكَ، وَيُغْفَرُ لَكَ ذَنْبُكَ 

Artinya: “Aku jadikan seluruh doaku sebagai shalawat kepadamu, wahai Rasulullah.” Rasulullah bersabda, “Kalau begitu akan dicukupi keresahanmu dan akan diampuni dosamu.” (HR. Imam Turmudzi) 

17. Ketujuh belas 

Sunah membaca shalawat ketika berdoa tentang suatu hajat.

 من كان له الى الله عز وجل حاجة أو الى احد من بني أدم فليتوضأ وليحسن وضوءه وليصل ركعتين ثم ليثن على الله عز وجل وليصل على النبي صلى الله عليه وسلم ثم ليقل لا اله الا الله الحليم الكريم لا اله الا الله سبحان الله رب العرش العظيم والحمد لله رب العالمين أسألك موجبات رحمتك وعزائم مغفرتك والغنيمة من كل بر والسلامة من كل ذنب لا تدع لي ذنبا الا غفرته ولا هما الا فرجته ولا حاجة هي لك رضا الا قضيتها يا أرحم الراحمين 

Artinya: “Barang siapa yang memiliki hajat kepada Allah atau kepada seseorang maka berwudlulah dan baguskanlah wudlunya serta lakukanlah shalat dua rakaat. Kemudian pujilah Allah dan bershalawatlah kepada Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam, lalu ucapkanlah: lâ ilâha illallâh al-halîmul karîm, lâ ilâha illallâh subhânallâhi rabbil ‘arsyil ‘adhîm, walhamdu lillâhi rabbil ‘âlamîn, as-aluka mûjibâti rahmatika, wa ‘azâima maghfiratika, wal ghanîmata min kulli birin, was salâmata min kulli dzanbin, lâ tada’ lî dzanban illâ ghafartahu, wa lâ hamman illâ farrajtahu, wa lâ hâjatan hiya laka ridlan illâ qadlaitahâ, yâ arhamar râhimîn.”

Semoga bermanfaat...

Rabu, 28 September 2022

KEAJAIBAN 17 WAKTU MUSTAJAB UNTUK BERDOA, SIMAK WAKTUNYA

Edisi Rabu, 28 September 2022 M / 2 Rabi'ul Awwal 1444 H. 

Doa merupakan salah satu media berkomunikasi seorang hamba dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Selain itu doa juga merupakan senjata orang-orang muslim, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam "Doa adalah senjata Muslimin".

Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk memilih waktu yang tepat dalam berdoa agar doa yang kita panjatkan cepat terkabul. Lalu Kapan saja waktu yang mustajab untuk berdoa sesuai dengan tuntunan Islam?

Rosulullah Shallallahu alaihi wasallam telah banyak menganjurkan kepada setiap muslim untuk selalu berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala di setiap waktu dan ternyata terdapat waktu-waktu mustajab sehingga doa-doa setiap muslim dapat terkabul jika dipanjatkan dalam waktu-waktu tersebut. Berikut adalah beberapa waktu mustajab terkabulnya doa:

1. Sepertiga Malam Terakhir 

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

“Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir di setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Siapa saja yang berdoa kepada-Ku akan Kukabulkan, siapa saja yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberi, siapa saja yang memohon ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari dan Muslim). 

2. Waktu Bulan Ramadhan 

إِنَّ لِلَّهِ عُتَقَاءَ مِنَ النَّارِ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، وَلِكُلِّ مُسْلِمٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ

"Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka di setiap siang dan malam Ramadhan, dan bagi setiap muslim di setiap malam dan siangnya ada doa yang pasti dikabulkan." (HR. Ath-Thobrani). 

3. Waktu Sahur 

Ibnu Hajar berkata, "Doa dan istighfar di waktu sahur mudah dikabulkan." (Fath Al-Bari, 3: 32).

4. Saat Berbuka Puasa 

إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ

“Sesungguhnya do’a orang yang berpuasa ketika berbuka tidaklah tertolak.” (HR. Ibnu Majah; hasan). 

5. Hari Arafah 

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari arafah. Dan sebaik-baik ucapanku dan Nabi sebelumku adalah (yang artinya): Tiada ilah kecuali Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya, milikNyalah segala kerajaan, bagiNya segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (HR. Tirmidzi; shahih). 

6. Hari Jumat 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – ذَكَرَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَالَ فِيهِ سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ ، وَهْوَ قَائِمٌ يُصَلِّى ، 

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: “Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa di waktu itu, pasti diberikan apa yang ia minta.” Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut. (HR. Bukhari dan Muslim). 

7. Saat antara adzan dan iqomah 

لاَ يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ahmad; shahih). 

8. Setelah Selesai Sholat Fardhu 

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الدُّعَاءِ أَسْمَعُ قَالَ جَوْفُ اللَّيْلِ الآخِرُ وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ

“Ya Rasulullah, doa manakah yang didengar Allah?” Beliau menjawab, “(Doa pada) akhir malam dan setelah sholat maktubah (sholat wajib)” (HR. Tirmidzi; hasan). 

9. Saat Turun Hujan 

ثنتان ما تردان الدعاء عند النداء وتحت المطر

“Dua doa yang tidak tertolak, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR. Hakim; shahih). 

10. Waktu Setelah Mengkhatamkan al-Qur’an 

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu pernah ketika khatam Al Qur’an mengumpulkan keluarga dan anaknya, lalu Anas berdoa untuk kebaikan mereka.”

11. Waktu Berjihad di Jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala 

ثِنْتَانِ لاَ تُرَدَّانِ أَوْقَلَّمَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ وَ عِنْدَ الْبَأْسِ حِيْنَ يَلْتَحِمُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا

 “Ada dua doa yang tidak tertolak atau jarang tertolak ; doa pada saat adzan dan doa tatkala peang berkecamuk”.

12. Saat Sujud dalam Shalat 

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim). 

13. Saat Adzan Berkumandang 

ثنتان ما تردان الدعاء عند النداء وتحت المطر

“Dua doa yang tidak tertolak, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR. Hakim; shahih). 

14. Saat Minum Air Zam-zam 

مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ

“Khasiat air zam-zam sesuai niat orang yang meminumnya” (HR. Ibnu Majah; hasan). 

15. Ketika Ayam Jago Berkokok 

إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ فَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلَكًا

“Apabila kalian mendengar ayam berkokok di malam hari, sesungguhnya dia melihat Malaikat. Karena itu, mintalah kepada Allah karunia-Nya.”(Muttafaq ‘Alaih). 

16. Saat Sebelum Salam dalam Shalat 

قيل يا رسول الله صلى الله عليه وسلم أي الدعاء أسمع قال جوف الليل الآخر ودبر الصلوات المكتوبات

“Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: “Diakhir malam dan diakhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499).

17. Hari Rabu Antara Shalat Dzuhur dan Ashar 

فاستجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين الظهر والعصر

“Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu di antara shalat Zhuhur dan Ashar” (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid, 4/15, berkata: “Semua perawinya tsiqah”.

Semoga bermanfaat....

Selasa, 27 September 2022

17 TAFSIR AYAT AL-QUR'AN INI MENJELASKAN LAUHUL MAHFUDZ, TAKDIR ALAM SEMESTA

Edisi Selasa, 27 September 2022 M / 1 Rabi'ul Awwal 1444 H. 

Lauhul Mahfudz dipahami banyak orang sebagai sebuah kitab yang menuliskan seluruh catatan Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengenai takdir dan kejadian yang terjadi di alam semesta. Lauhul Mahfudz bahkan sudah tercipta sebelum dimulainya penciptaan alam semesta, termasuk umat manusia.

Sebagai umat muslim, kita diwajibkan percaya kepada Qadha dan Qadar. Ini juga merupakan salah satu dari rukun iman yang harus diyakini seluruh muslim sebagai takdir yang ditetapkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Takdir inilah yang tercatat jelas dalam Lauhul Mahfudz.

Secara harfiah, istilah Lauhul Mahfudz berasal dari bahasa Arab yaitu kata Lauh yang memiliki arti sebagai tulang yang lebar dan dapat ditulisi. Sementara, untuk kata Mahfudz sendiri dapat diartikan sebagai yang terpelihara.

Dalam Al Qur'an, Lauhul Mahfudz disebutkan sebanyak 17 kali. Berikut tafsir Al Qur'an yang menyebutkan Lauhul Mahfudz:

1. Q.S. Al-An'aam : 59 

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz)" (Q.S. Al-An'aam : 59).

2. Q.S. Al-A'raaf : 37 

Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan memperoleh bahagian yang telah ditentukan untuknya dalam Kitab (Lauhul Mahfudz); hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu) utusan Kami bertanya: "Di mana (berhala-berhala) yang biasa kamu sembah selain Allah?" Orang-orang musyrik itu menjawab: "Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami," dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. (Q.S. Al-A'raaf : 37).

3. Q.S. Yunus : 61 

Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz). (Q.S. Yunus : 61).

4. Q.S. Huud : 6 

Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz). (Q.S. Huud : 6).

5. Q.S. Ar-Ra'd : 39 

Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauhul Mahfudz). (Q.S. Ar-Ra'd : 39).

6. Q.S. Al-Israa' : 58 

Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauhul Mahfudz). (Q.S. Al-Israa' : 58).

7. Q.S. Al-Anbiyaa' : 105 

Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfudz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh. (Q.S. Al-Anbiyaa' : 105).

8. Q.S. Al-Hajj : 70 

Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauhul Mahfudz). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah. (Q.S. Al-Hajj : 70).

9. Q.S. An-Naml : 75 

Tiada sesuatupun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz). (Q.S. An-Naml : 75).

10. Q.S. Saba' : 3 

Dan orang-orang yang kafir berkata: "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami." Katakanlah: "Pasti datang, demi Tuhanku Yang Mengetahui yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz)", (Q.S. Saba' : 3).

11. Q.S. Az-Zukhruf : 4 

Dan sesungguhnya Al-Quran itu dalam induk Al-Kitab (Lauhul Mahfudz) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. (Q.S. Az-Zukhruf : 4)

12. Q.S. Al-Waaqi'ah : 78 

pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfudz), (Q.S. Al-Waaqi'ah : 78)

13. Q.S. Al-Hadiid : 22 

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Q.S. Al-Hadiid : 22).

14. Q.S. Al-Buruuj : 22 

yang (tersimpan) dalam Lauhul Mahfudz. (Q.S. Al-Buruuj : 22).

15. Q.S. Thaahaa : 52 

Musa menjawab: "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab (Lauhul Mahfudz), Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa; (Q.S. Thaahaa : 52).

16. Q.S. Faathir : 11 

Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauhul Mahfudz). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah. (Q.S. Faathir : 11).

17. Q.S. Yaasiin : 12 

Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauhul Mahfudz). (Q.S. Yaasiin : 12).

Semoga bermanfaat....

Senin, 26 September 2022

17 PERISTIWA BERSEJARAH DALAM BULAN SHAFAR

Edisi Senin, 26 September 2022 M / 29 Shafar 1444 H. 

Umat Islam mengenal bulan Shafar sebagai bulan kedua dalam kalender Hijriyah setelah Muharram. Selain karena pada bulan tersebut Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam melakukan Hijrah untuk pertama kalinya, ada banyak lagi peristiwa bersejarah penting lainnya yang perlu kita ketahui bersama.

Banyak peristiwa bersejarah yang bisa memberikan pelajaran penting bagi seluruh umat Islam untuk mengamalkan banyak kebaikan untuk kemajuan dakwah Islam. Selama ini Bulan Shafar seringkali dikaitkan dengan mitos masa-masa kesialan, atau bahkan disebut juga sebagai bulan marabahaya.

Asumsi negatif itu berangsur-angsur berkembang bahkan hingga pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Namun Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menampiknya dan bahkan menyelenggarakan acara penting seperti pernikahan pada bulan Shafar.

Untuk menutup Bulan Shafar hari ini, berikut akan diuraikan rangkuman peristiwa-peristiwa bersejarah penting yang terjadi di bulan Shafar :

1. Perang Al-Abwa, Perang Pertama dalam Islam 

Dalam terminologi sejarah keislaman, terdapat dua macam jenis perang, yakni Ghazwah yang artinya peperangan yang dipimpin oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sendiri, dan Sariyah yang artinya peperangan yang dipimpin oleh para sahabat.

Pada tahun pertama hijriah Bulan Shafar, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. ikut andil dalam perang Abwa. Secara langsung, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam turut terjun dalam medan perang yang kadangkala disebut juga sebagai perang Buwath itu.

2. Perang Khaibar 

Dikutip dari buku Sirah Nabawiyyah karya Abul Hasan Ali Al-Hasani An Nadwi, sekembalinya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dari Hudaibiyah pada bulan Dzulhijjah, beliau tinggal di Madinah selama beberapa hari pada bulan Muharram, lalu sisa hari dari bulan Muharram ke Bulan Shafar itulah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pergi menuju Khaibar. Dengan pasukannya yang berjumlah 1.400 orang disertai 200 pasukan berkuda itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mampu menaklukan Khaibar yang meliputi benteng-benteng terkenal bernama Naim, Qumush, Syiq, dan Nithah. Perang tersebut terjadi pada tahun ketujuh hijriah di Bulan Shafar.

3. Ekspedisi Qutbah bin Amir bin Hadidah 

Qutbah bin Amir adalah seorang dari Kaum Ansor. Pada Bulan Shafar di tahun 9 hijriah, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengutus Qutbah bin Amir menuju daerah yang dihuni Suku Khas’am, dekat dengan wilayah Bisah dekat Turabah. Qutbah pergi dengan membawa 20 tentara, dan memerintahkannya untuk menyerang Suku Khas’am.

4. Perang Dzu’Amr 

Disitir dari keterangan Ibnu Ishaq, sekembalinya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dari perang Sawiq, nabi tinggal sementara di Madinah pada bulan Dzulhijjah dan Muharram dengan umatnya. Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersama 450 orang sahabatnya kemudian menyambangi wilayah Najid untuk memerangi Kabilah Ghathafan. Perang tersebut dikenal sebagai perang Dzu’Amr. Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berdiam di wilayah Najid selama satu bulan Shafar penuh.

5. Datangnya utusan dari Bani Udzra menghadap Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam 

Dikutip dari Sirah Nabawiyyah karya Abul Hasan Ali Al-Hasani An Nadwi, pada tahun ke – 9 Hijriah, setelah penaklukan Makkah dan sekembalinya Rasulullah dari perang Tabuk, masuklah momen bersejarah di mana Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menyurati raja-raja dan pemimpin-pemimpin di semenanjung Arab untuk masuk dalam naungan Islam. Selepas itu banyak kabilah-kabilah Arab mengirim utusan menghadap Rasulullah dan menyatakan diri masuk Islam. Salah satu di antaranya adalah Bani Udzra.

Pada bulan Shafar, utusan dari Bani Udzra yang berjumlah 12 orang datang menghadap Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Rasulullah lalu menyambutnya dengan memberi kabar gembira akan kemenangan Syam. Tidak lupa Rasulullah melarang Bani Udzrah untuk meminta pertolongan dari dukun, dan melarang mereka menyembelih hewan seperti yang biasa mereka lakukan selain untuk kepentingan qurban.

6. Islamnya Amr bin Ash 

Amr bin Ash dikenal sebagai salah satu dari pemuka Suku Quraisy. Ia adalah seorang yang memiliki kelihaian dalam bertempur, bahkan dalam suatu pertempuran ia dapat menaklukkan Mesir dari cengkeraman Imperium Romawi dan Persia, sampai para sejarawan menjulukinya sebagai “Pembebas Mesir”.

Pada Bulan Shafar pula inilah Amr bin Ash menjemput hidayah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan mulai menjadi sahabat setia Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang gagah berani. Menurut Ibnu Ishaq, keislaman Amr bin Ash dipengaruhi oleh Raja Negus, seorang penguasa dari wilayah Habasyah, Ethiopia. Amr bin Ash memilih Islam sebagai pegangan dan jalan hidupnya tepat pada tahun ke 8 Hijriah.

7. Hijrah pertama Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam 

Salah satu momen bersejarah dalam khazanah Islam adalah hijrahnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dari Makkah ke Madinah. Peristiwa hijrah pertama tersebut terjadi pada bulan Shafar. Rasulullah berangkat dari Makkah pada Bulan Shafar, dan sampai di Madinah pada bulan Rabiul Awwal.

Dalam buku Sirah Nabawiyyah karya Abul Hasan Ali Al-Hasani An Nadwi, peristiwa hijrahnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dapat diambil pelajarannya sebagai simpulan bahwa dakwah dan akidah dapat melepaskan seseorang dari setiap yang dicintainya, dan sebaliknya, segala sesuatu tidak akan dapat melepaskan dakwah dan akidah dari manusia.

8. Pernikahan Rasulullah dengan Sayyidah Khadijah 

Sebagaimana yang kita ketahui, Sayyidah Khadijah binti Khuwailid, seorang bangsawan Suku Quraisy yang terpandang, cerdas, dan berakhlak mulia itu merupakan istri pertama Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. 

Menurut Ibnu Ishak, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menikahi perempuan yang disebut juga “Ummul Mukminin” itu tepat pada bulan Shafar, yakni ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berusia genap 26 tahun.

9. Penaklukan Kaum Yahudi di Perang Khaibar 

Perang Khaibar adalah pertempuran yang terjadi antara umat Islam yang dipimpin Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dengan umat Yahudi yang hidup di Madinah. Perang ini terjadi di oasis Khaibar, sekitar 150 Km dari Madinah atau sejauh tiga hari perjalanan dari Madinah. Pertempuran ini terjadi selama dua pekan dan berakhir dengan kemenangan umat Islam. Ibnul Qoyyim berkata, "Sesungguhnya Rasululah berangkat (maksudnya ke Khaibar) di akhir bulan Muharam bukan di awalnya dan ditaklukkan pada bulan Shafar." (Zadul Ma’ad, 3/339-340).

10. Penaklukan Romawi oleh Usamah bin Zaid 

Romawi adalah satu dari beberapa imperium kekaisaran dengan kekuatan militer dan politik yang besar pada zaman Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Keberadaannya yang kuat seringkali menjadi halangan Rasul dan sahabat dalam berdakwah.

Pada bulan Shafar tahun ke – 11 Hijriah, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memerintahkan pasukan umat Islam untuk bersiap menyerang Romawi. Rasulullah menunjuk Usamah bin Zaid sebagai komando perang.

Dikutip dari buku Sirah Nabawiyyah karya Abul Hasan Ali Al-Hasani An Nadwi, penunjukan Usamah bin Zaid mengundang tanda tanya di tengah umat. Sebab, di antara pasukan yang akan berangkat menuju Romawi itu terdapat pembesar-pembesar Kaum Anshar dan Kaum Muhajirin.

Bahkan salah satu di antaranya ialah Umar bin Khattab Radhiyallahu'anhu. Dengan kondisi sakit yang parah, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam lantas datang ke hadapan orang-orang yang meragukan Usamah bin Zaid, dengan meyangga kepala dan duduk di mimbar, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam lalu bersabda :

“Wahai manusia! Laksanakanlah (perintah) pengiriman Usamah. Demi Allah jika kalian berkata (meragukan) tentang kepemimpinan Usamah, maka kalian telah berkata (meragukan) tentang kepemimpinan ayahnya sebelumnya. Sesungguhnya ia pantas menjadi pemimpin, sebagaimana ayahnya juga pantas untuk menjadi pemimpin.”

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam kemudian turun dari mimbar. Dan bala tentara pasukan yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid pun bergegas mempersiapkan keperluan perang, lalu berangkatlah sampai tiba di hari pertempuran, yang kemudian misi tersebut diteruskan oleh Abu Bakar Radhiyallahu'anhu. 

11. Jatuhnya Kota Baghdad ke Tangan Pasukan Mongol 

Kota Baghdad dikenal dengan kota ilmu dan pusat pemerintahan Bani Abbasiyah. Pada tanggal 9 Shafar Tahun 565 H (14 Februari 1258 M), tentara Mongol berkekuatan sekitar 200.000 berhasil menduduki Kota Baghdad. Khalifah Al-Mu'tashim, penguasa terakhir Bani Abbasiyah di Baghdad tidak berdaya dan tidak mampu membendung tentara Hulughu Khan.Tentara tartar ini membantai dan menghancurkan seluruh isi Kota Baghdad termasuk produk ilmu pengetahuan. Jatuhnya Baghdad menandakan runtuhnya Daulah Bani Umayah.

12. Rasulullah menikahkan Sayyidah Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib 

Persitiwa penting lainnya di bulan Shafar adalah pernikahan Sayyidah Fatimah radhiyallahu 'anha dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu pada Tahun ke-2 Hijriyah. Rasulullah menikahkan Sayyidah Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib dengan senang. Dari merekalah lahir generasi keturunan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam yang kita kenal dengan Habaib, Sayyid dan Syarif.

وَزَوَّجَ الزَّهْرَاءَ فِيْهِ فَرِحَا ...

Artinya: Rasulullah menikahkan Az-Zahra (Siti Fatimah) di bulan Shafar dengan senang. 

13. Peristiwa Mata Air Roji' 

Ketika bulan Shafar (tahun ketiga Hijriyah), kaum Adhal dan Qorah datang. Mereka menyebutkan di dalam (kaum) mereka ada yang masuk Islam sehingga mereka meminta agar diutus bersama mereka orang yang mengajarkan agama dan membacakan Qur'an. Sehingga diutuslah bersama mereka enam orang (menurut pendapat Ibnu Ishaq, sementara Al-Bukhari mengatakan sepuluh sahabat). Diangkat jadi pemimpinnya adalah Martsad bin Abi Martsad Al-Gonawi. Di dalamnya juga ada Khubaib bin Ady. Mereka pergi bersamanya.

Ketika sampai di mata air Roji', yaitu mata air kepunyaan Huzail ke arah Hijaz, kaum Adhal dan Qorah berkhianat. Mereka minta tolong suku Huzail lalu mereka datang mengepungnya. Maka para sahabat hampir semuanya dibunuh, sedangkan Khubaib bin Ady dan Zaid bin Datsinah ditawan. Keduanya dijual di Mekkah dan keduanya pernah membunuh pembesar (Mekkah) waktu perang Badar. (Zadul Ma’ad, 3/244).

14. Perang Bi'r Ma'unah (Peristiwa Sumur Maunah) 

Pada bulan Shafar tahun keempat terjadi perang Bi'r Ma'unah (Peristiwa Sumur Maunah). Ringkasnya adalah bahwa Abu Barra' Amir bin Malik yang disebut 'Pemain Kepala Tombak' mendatangi Nabi صلى الله عليه وسلم, lalu dia diajak masuk Islam tapi dia tidak bersedia namun juga tidak menjauh.

Dia mengatakan, "Wahai Rasulullah , kirimlah sahabat-sahabatmu ke penduduk Najd mengajak ke agamamu. Saya harap mereka menerimanya." Beliau mengatakan, "Saya khawatir keselamatan mereka dari penduduk Najd." Abu Barra' mengatakan, "Saya yang melindungi mereka."

Maka beliau mengutus 40 orang menurut pendapat Ibnu Ishaq dan dalam riwayat shahih mereka 70 orang. Yang dijadikan pimpinan adalah Munzir bin Amr salah seorang dari Bani Saidah yang dijuluki 'Orang yang cepat untuk mati' mereka termasuk orang pilihan dari kalangan umat Islam yang terbaik, pemimpin dan ahli Al-Qur'an. Mereka berjalan sampai tiba di Bi'ru Maunah yaitu tempat antara Bani Amir dan Desa Bani Salim. Mereka singgah di sana kemudian mengutus Haram bin Milhan saudara Ummu Sulaim membawa surat Rasulullah kepada musuh Allah Amir bin Tufail. Dia tak melihat lagi apa isi suratnya, tapi justru memerintahkan seseorang untuk menikamnya dengan tombak dari belakang. Ketika dia ditolong, saat melihat darah dia berkata: "Sungguh saya telah menang, dan Demi Tuhan Ka'bah."

15. Pengepungan Khats'am 

Peristiwa ini terjadi di bulan Shafar tahun 9 Hijriyah. Rasulullah mengutus Qutbah bin Amir ke Khats'am pinggiran Tabbaalah bersama dua puluh orang. Dia diperintahkan untuk menyerang dari segala penjuru. Mereka keluar dengan sepuluh unta yang dinaiki saling bergantian. Kemudian mereka menculik seseorang dan dinterogasi, akan tetapi dia membisu, kemudian orang itu berteriak untuk memperingatkan masyarakatnya, sehingga dia dibunuh. Mereka pun menunggu, lalu ketika penduduk itu tertidur, mereka menyerbu dari segala penjuru sehingga terjadi peperangan hebat sampai banyak yang terluka pada kedua belah pihak. Qutbah bin Amir membunuh orang yang dapat dibunuh. Dan mereka merampas unta, wanita, dan kambing untuk dibawa ke Madinah. Dalam perang ini, kaum tersebut berkumpul untuk mengejar mereka, namun Allah mengirimkan kepada mereka banjir yang besar sehingga menghalangi mereka dari kaum muslimin. Alhasil umat Islam dapat membawa unta, kambing dan tawanan. Sementara mereka hanya dapat melihat tidak dapat menyeberangnya sampai tidak terlihat.” (Zadul Ma’ad, 3/514)

16. Penaklukan Persia 

Peristiwa ini terjadi pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab radhiadllahu 'anhu pada bulan Shafar tahun ke-16 Hijriyah. Kaum muslimin di bawah pimpinan Sa'ad bin Abi Waqash memperoleh kemenangan atas Persia. Sebelumnya kaum muslimin berperang hebat di Qadisiyah (Irak) serta menduduki istananya. Saad Bin Abi Waqash sebelumnya sempat mengalami luka cukup parah akibat pertempuran. Namun pertempuran berhasil dimenangkan kaum muslimin. 

17. Wafatnya Pembebas Baitul Maqdis Sholahuddin Al-Ayyubi 

Pahlawan pembebas Baitul Maqdis Sholahuddin Al-Ayubi mengembuskan nafas terakhir pada bulan Shafar Tahun 859 Hijriyah atau Februari 1455 di Damaskus. Beliau wafat hanya memiliki kain kafan dan uang senilai 66 dirham nasirian (mata uang Suriah pada waktu itu). Menjelang wafatnya beliau menyampaikan pesan luar biasa: "Jangan tumpahkan darah, sebab darah yang terpecik tak akan pernah tidur". Beliau meninggalkan penasihat yang menjadi ulama terkenal yakni Ibnu Qudamah, Ibnu Az-Zaki Asy-Syafi’i, dan Ibnu Naja' al-Qadiri al-Hambali.

Semoga bermanfaat....

Minggu, 25 September 2022

17 PRINSIP MARKETING SYARIAH

Edisi Ahad, 25 September 2022 M / 28 Shafar 1444 H. 

Pemasaran syariah atau marketing syariah adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholders, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam. 

Artinya bahwa dalam marketing syariah, seluruh proses baik proses penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai (value) tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang islami. Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan penyimpangan prinsip-prinip muamalah islami tidak terjadi dalam suatu interaksi atau dalam proses suatu bisnis, maka bentuk transaksi apa pun dalam pemasaran dapat dibolehkan (Hermawan, M. Syakir, 2006: 26-27).

Dalam buku karya Hermawan Kertajaya dan Sakir Sula mengatakan bahwa untuk mengkonsep sebuah marketing syariah harus mengetahui tentang prinsip-prinsip marketing syariah. Menurut mereka ada 17 prinsip marketing syariah (Hermawan, M. Syakir, 2006: 151-194) yaitu :

1) Information Technology Allows Us to be Transparent (Change) 

Perubahan adalah suatu hal yang pasti akan terjadi. Oleh karena itu, perubahan perlu disikapi dengan cermat. Kekuatan perubahan terdiri dari lima unsur: perubahan tekhnologi, perubahan politik legal, perubahan sosialkultural, perubahan ekonomi, dan perubahan pasar. Dalam hal ini lebih menekankan pada dampak perubahan tekhnologi. Akar terjadinya segala perubahan – baik perubahan sosial, politik, ataupun ekonomi – adalah karena adanya inovasi terus-menerus di bidang tekhnologi. Dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat harus dimanfaatkan oleh markerter syariah untuk menopang kinerja dari para markerter itu sendiri. Para markerter tentu akan dimudahkan dalam melayani masyarakat dengan perkembangan teknologi.

2) Be Respectful to Your Competitors (Competitor) 

Dalam menjalankan syariah marketing, perusahaan harus memperhatikan cara mereka menghadapi persaingan usaha yang serba-dinamis. Jadi ketika persaingan usaha yang dihadapi semakin ketat dan kadang bersifat kotor, perusahaan harus mempunyai kekuatan moral untuk tidak terpengaruh oleh permainan bisnis seperti itu. Para markerter syariah harus patuh pada prinsipprinsip islam dalam melakukan kegiatan pemasaran. Dalam menghadapi persainganpun markerter syariah dituntut untuk bersaing secara sehat dan tidak menggunakan cara-cara yang kotor. Markerter syariah juga harus menghormati para pesaingnya karena pada dasarnya semua manusia bekerja untuk mencari rezki untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

3) The Emergence of Customers Global Paradox (Customer) 

Di era globalisasi seperti sekarang, masyarakat menjalani kehidupannya secara paradoks. Paradoks yang terjadi ini mengharuskan kita untuk fokus terhadap apa yang terpenting dalam aktivitas sehari-hari. Bagi umat beragama, globalisasi membawa banyak manfaat dan peluang, karena itu kita mesti belajar satu sama lain tanpa meninggalkan jati diri kita. Dizaman globalisasi ini para markerter syariah harus cepat beradaptasi pada lingkungan. Karena dizaman globalisasi ini muncul budaya-budaya baru yang masuk karena pengaruh globalisasi.

4) Develop A Spiritual-Based Organization (Company) 

The Body Shop yang didirikan oleh Anita Roddick, merupakan perusahaan kosmetik yang pernah terpilih sebagai Company if the Year pada tahun 1987, merupakan perusahaan yang sukses berkat nilai dan prinsip dasar yang dianut perusahaannya. The Body Shop mempunyai prinsip kejujuran, yang ditunjukkan dengan memberikan value yang sesuai kepada pelanggan dari produk-produk yang dihasilkan. Apa yang dilakukan Anita Roddick ini pada dasarnya adalah penerapan nilai-nilai spiritual dalam perusahaan. Dengan menerapkan spiritual-based organization, mereka selalu menyampaikan pesan-pesan kepada bawahannya untuk menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik dengan mengedepankan kerendahan hati dan kejujuran,bahkan ketika mereka telah menjadi pengusaha sukses.

5) View Market Universally (Segmentation) 

Segmentasi adalah seni mengidentifikasi serta memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar. Segmentasi memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya. Dengan cara-cara yang kreatif dalam membagi-bagi pasar ke dalam beberapa segmen, perusahaan dapat menentukan di mana mereka harus memberikan pelayanan terbaik dan di mana mereka mempunyai keunggulan kompetitif paling besar.

6) Target Customer’s Heart and Soul (Targeting) 

Targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif, karena sumber daya yang dimiliki terbatas. Dengan menentukan target yang akan dibidik, usaha kita akan lebih terarah. Tanpa adanya targeting maka para karyawan akan bekerja semaunya sendiri, padahal mereka mempunyai potensi yang besar untuk memperoleh hasil yang maksimal. Maka dari itu targeting penting dalam perusahaan untuk merealisasikan potensi pada karyawan itu sendiri.

7) Build A Belief System (Positioning) 

Positioning adalah strategi untuk merebut posisi dibenak konsumen, sehingga strategi ini menyangkut bagaimana membangun kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi bagi pelanggan. Dan untuk perusahaan berbasis syariah, membangun kepercayaan berarti menunjukkan komitmen bahwa perusahaan syariah itu menawarkan sesuatu yang lebih jika dibandingkan perusahaan non-syariah.

8) Differ Yourself with A Good Package of Content and Context (Differentiation) 

Diferensiasi didefinisikan sebagai tindakan merancang seperangkat perbedaan yang bermakna dalam tawaran perusahaan. Diferensiasi bisa berupa content (dimensi diferensiasi yang merujuk pada value yang ditawarkan kepada pelanggan), dan context (dimensi yang merujuk pada cara anda menawarkan produk).

9) Be Honest with Your 4 Ps (Marketing-Mix) 

Marketing-mix yang elemen-elemennya adalah product, price, place, dan promotion (4P). Product dan price adalah komponen dari tawaran (offers), sedangkan place dan promotion adalah komponen dari akses (access). Bagi perusahaan syariah, untuk komponen tawaran (offer), produk dan harga haruslah didasari dengan nilai kejujuran dan keadilan; sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Komponen akses (access) sangat berpengaruh terhadap bagaimana usaha dari perusahaan dalam menjual produk dan harganya. Promosi bagi perusahaan yang berlandaskan syariah haruslah menggambarkan secara riil apa yang ditawarkan dari produk-produk perusahaan tersebut.

10) Practice A Relationship-Based Selling (Selling) 

Selling yang dimaksud di sini adalah bagaimana memaksimalkan kegiatan penjualan sehingga dapat menciptakan situasi yang win-win solution bagi si penjual dan pembeli. Dalam melakukan selling, perusahaan tidak hanya menyampaikan fitur-fitur dari produk dan jasa yang ditawarkan saja, melainkan juga keuntungan dan bahkan solusi dari produk dan jasa tersebut.

11) Use A Spiritual Brand Character (Brand) 

Dalam pandangan syariah, Brand yang baik adalah yang mempunyai katakter yang kuat. Dan bagi perusahaan atau produk yang menerapkan syariah marketing, suatu brand juga harus mencerminkan karakter-karakter yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah atau nilai-nilai spiritual. Beberapa karakter yang bisa dibangun untuk menunjukkan nilai spiritual ini bisa digambarkan dengan nilai kejujuran, keadilan, kemitraan, kebersamaan, keterbukaan, dan universalitas.

12) Service Should Have the Ability to Transfrom (Service) 


Untuk menjadi perusahaan yang besar dan sustainable, perusahaan berbasis syariah marketing harus memperhatikan servis yang ditawarkan untuk menjaga kepuasan Stakeholders. Stakeholders yang dimaksud bukan Cuma konsumen saja tapi juga pemegang saham, pemerintah, dan para karyawan sendiri.

13) Practice A Reliable Business Process (Process) 

Proses mencerminkan tingkat quality, cost, dan delivery yang sering disingkat sebagai QCD. Proses dalam konteks kualitas adalah bagimana menciptakan proses yang mempunyai nilai lebih untuk konsumen. Proses dalam konteks cost adalah bagaimana menciptakan proses yang efisien yang tidak membutuhkan biaya yang banyak, tetapi kualitas terjamin. Sedangkan proses dalam konteks delivery adalah bagaimana proses pengiriman atau penyampaian produk atau servis yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen.

14) Create A Balanced value to Your Stakeholders (Scorecard) 

Prinsip dalam syariah marketing adalah menciptakan value bagi para stakeholders-nya. Tiga stakeholders utama dari suatu perusahaan adalah pelanggan, karyawan, dan pemegang saham. Ketiga stakeholders itu sangat penting, karena mereka adalah orang-orang yang sangat berperan dalam menjalankan suatu usaha. Dalam menjaga keseimbangan ini, perusahaan harus bisa menciptakan value yang unggul bagi ketiga stakeholders utama tersebut dengan ukuran bobot yang sama.

15) Create A Noble Cause (Inspiration) 

Inspirasi adalah tentang impian yang hendak dicapai yang akan membimbing perusahaan sepanjang perjalanannya untuk mewujudkan goals perusahaan tersebut. Maka, dalam perusahaan berbasis syariah marketing, penentuan visi dan misi tidak bisa terlepas dari makna syariah itu sendiri, dan tujuan akhir yang ingin dicapai. Tujuan akhir ini harus bersifat mulia, lebih dari sekedar keuntungan finansial semata. 

16) Develop An Ethical Corporate Culture (Culture) 

Budaya perusahaan menggambarkan jati diri perusahaan tersebut. Hal ini tercermin dari nilai-nilai yang dianut oleh setiap individu di perusahaan dan perilakunya ketika menjalankan proses bisnisnya. Budaya perusahaan yang sehat adalah budaya yang diekspresikan oleh setiap karyawannya dengan hati terbuka dan sesuai dengan nilainilai etika. Berikut ini adalah beberapa budaya dasar dalam sebuah perusahaan berbasis syariah: a) Budayakan mengucap salam 

b) Murah hati, bersikap ramah, dan melayani. 

c) Cara busana nuansa syariah. 

d) Lingkungan kerja bersih.

17) Measurement Must Be Clear and Transparents (Institution) 

Prinsip yang terakhir adalah bagaimana membangun organisasi/institusi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dalam perusahaan syariah harus mempunyai sistem umpan balik yang bersifat transparan. Sistem umpan balik ini memeriksa tentang kepuasan akan terpenuhinya kebutuhan ketiga steak-holders utamanya. Transparansi berarti bahwa ketiga steak-holders utama itu harus mendapatkan informasi yang sejelas dan sejujur mungkin dari perusahaan.

Semoga bermanfaat....

Sabtu, 24 September 2022

17 ETIKA BISNIS DALAM ISLAM YANG HARUS ANDA KETAHUI

Edisi Sabtu, 24 September 2022 M / 27 Shafar 1444 H. 

Bisnis itu tidak mudah. Ada banyak variabel yang menjadikannya berhasil, tak hanya  memburu profit semata namun bagaimana dengan bisnis dapat menyelamatkan dan membahagiakan pelaku dan orang-orang di sekitarnya. Salah satu variabel penting adalah Etika. Ya Etika dalam berbisnis. Etika Bisnis. Bagaimana menempatkan etika dan keuntungan dalam porsi yang tepat. Beberapa pelaku bisnis mendahulukan etika tapi untungnya nggak ada. Atau mendahulukan profit dengan mengesampingkan etika. 

Agak teoritis sedikit dapat disimpulkan bahwa etika bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita tentang apa yang baik dan benar untuk beragam institusi, teknologi, transaksi, aktivitas dan usaha yang kita sebut bisnis. Itu definisi yang saya temukan. Berbicara tentang etika bisnis harus dimulai dengan menyediakan kerangka dasar pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan istilah baik dan benar, hanya dengan cara itu selanjutnya seseorang dapat membahas implikasi-implikasinya terhadap dunia bisnis. 

Dalam Islam, sistem etika bisnis secara umum memiliki perbedaan  dibanding sistem etika barat. Sistem etika di Barat cenderung memperlihatkan dinamika yang  berubah-ubah dan bersifat sementara,  biasanya didasarkan pada pengalaman dan nilai-nilai yang diyakini para pencetusnya. Pengaruh ajaran agama kepada model etika di Barat cenderung membuat pelaku bisnis terlibat dalam rasionalisme dan keduniawian.

Sedangkan dalam Islam mengajarkan kesatuan hubungan antar manusia dengan Penciptanya. Kehidupan totalitas duniawi dan ukhrawi dengan berdasarkan sumber utama yang jelas yaitu Al-Qur'an dan Hadis. Dengan demikian, bisnis dalam Islam memposisikan pengertian bisnis yang pada hakikatnya merupakan usaha manusia untuk mencari keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Bisnis tidak bertujuan jangka pendek dan sementara, individual atau semata-mata keuntungan yang berdasarkan kalkulasi matematika, tetapi bertujuan jangka pendek sekaligus jangka panjang, yaitu tanggung jawab pribadi dan sosial dihadap masyarakat, negara dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Rasululah Shallallahu alaihi wasallam sangat banyak memberikan petunjuk mengenai etika bisnis, antara lain:

1.  Jujur 

Kekuatan utama dalam bisnis adalah kejujuran. Dalam doktrin Islam, kejujuran merupakan syarat paling mendasar dalam kegiatan bisnis. Rasulullah sangat intens menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis. Dalam hal ini, beliau bersabda:“Tidak dibenarkan seorang muslim menjual satu jualan yang mempunyai aib, kecuali ia menjelaskan aibnya” (H.R. Al-Quzwani). “Siapa yang menipu kami, maka dia bukan kelompok kami” (H.R. Muslim). Rasulullah sendiri selalu bersikap jujur dalam berbisnis. Beliau melarang para pedagang meletakkan barang busuk di sebelah bawah dan barang baru di bagian atas.

2. Tolong Menolong 

Hubungan sosial tak bisa dilepaskan dari kegiatan bisnis. Pelaku bisnis menurut Islam, tidak hanya sekedar mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya, sebagaimana yang diajarkan Bapak ekonomi kapitalis, Adam Smith, tetapi juga berorientasi kepada sikap ta’awun (menolong orang lain) sebagai implikasi sosial kegiatan bisnis. Tegasnya, berbisnis, bukan mencari untung material semata, tetapi didasari kesadaran memberi kemudahan bagi orang lain dengan menjual barang.

3. Tidak Melakukan Sumpah Palsu 

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam secara tegas melarang para pelaku bisnis melakukan sumpah palsu dalam melakukan transaksi bisnis Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari, Nabi bersabda, “Dengan melakukan sumpah palsu, barang-barang memang terjual, tetapi hasilnya tidak berkah”. Dalam hadis riwayat Abu Zar, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengancam dengan azab yang pedih bagi orang yang bersumpah palsu dalam bisnis, dan Allah tidak akan memperdulikannya nanti di hari kiamat (H.R. Muslim). Praktek sumpah palsu dalam kegiatan bisnis saat ini sering dilakukan, karena dapat meyakinkan pembeli, dan pada gilirannya meningkatkan daya beli atau pemasaran. Namun, harus disadari, bahwa meskipun keuntungan yang diperoleh berlimpah, tetapi hasilnya tidak berkah.

4. Ramah Tamah 

Siapapun sepakat bahwa seorang pelaku bisnis harus bersikap ramah dalam melakukan bisnis. Bisa dibayangkan bagaimana jika pebisnis memberikan layanan kepada pelanggannya tanpa keramahtamahan sedikitpun. Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam mengatakan, “Allah merahmati  seseorang yang ramah dan toleran  dalam berbisnis” (H.R. Bukhari dan Tarmizi).

5. Tidak Melakukan Najsa 

Maksudnya berpura-pura menawar dengan harga tinggi, agar orang lain tertarik membeli dengan harga tersebut. Sabda Nabi Muhammad, “Janganlah kalian melakukan bisnis najsya (seorang pembeli tertentu, berkolusi dengan penjual untuk menaikkan harga, bukan dengan niat untuk membeli, tetapi hanya agar menarik orang lain untuk membeli). Bahasa Jawanya "jadi combe / joki".

6. Tidak menjelekkan pesaing 

Tidak boleh menjelekkan bisnis orang lain, agar orang membeli kepadanya. Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain” (H.R. Muttafaq ‘alaih).

7. Tidak Ihtikar 

Tidak melakukan ihtikar, yaitu menumpuk dan menyimpan barang dalam masa tertentu, dengan tujuan agar harganya suatu saat menjadi naik dan keuntungan besar pun diperoleh. Rasulullah melarang keras perilaku bisnis semacam itu. 

8.  Benar Dalam Takaran 

Lakukan takaran, ukuran dan timbangan yang benar. Dalam perdagangan, timbangan yang benar dan tepat harus benar-benar diutamakan. Firman Allah: Celakalah bagi orang yang curang, yaitu orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi” ( QS. 83: 112).

9. Tidak Melalaikan Ibadah. 

Bisnis tidak boleh menggangu kegiatan ibadah kepada Allah. Firman Allah, “Orang yang tidak dilalaikan oleh bisnis lantaran mengingat Allah, dan dari mendirikan shalat dan membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang hari itu, hati dan penglihatan menjadi goncang”.

10. Membayar upah sebelum kering keringat karyawan. 

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Berikanlah upah kepada karyawan, sebelum kering keringatnya”. Hadist ini mengindikasikan bahwa pembayaran upah tidak boleh ditunda-tunda. Pembayaran upah harus sesuai dengan kerja yang dilakukan.

11. Tidak monopoli. 

Salah satu keburukan sistem ekonomi kapitalis ialah melegitimasi monopoli dan oligopoli. Contoh yang sederhana adalah eksploitasi (penguasaan) individu tertentu atas hak milik sosial, seperti air, udara dan tanah dan kandungan isinya seperti barang tambang dan mineral. Individu tersebut mengeruk keuntungan secara pribadi, tanpa memberi kesempatan kepada orang lain. Ini dilarang dalam Islam.

12. Tidak boleh melakukan bisnis dalam kondisi eksisnya bahaya (mudharat) yang dapat merugikan dan merusak kehidupan individu dan sosial. 

Misalnya, larangan melakukan bisnis senjata di saat terjadi chaos (kekacauan) politik. Tidak boleh menjual barang halal, seperti anggur kepada produsen minuman keras, karena ia diduga keras, mengolahnya menjadi miras. Semua bentuk bisnis tersebut dilarang Islam karena dapat merusak esensi hubungan sosial yang justru harus dijaga dan diperhatikan secara cermat.

13. Komoditi bisnis yang dijual adalah barang yang suci dan halal, bukan barang yang haram, seperti babi, anjing, minuman keras, ekstasi, dsb. 

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan bisnis miras, bangkai, babi dan “patung-patung” (H.R. Jabir).

14. Bisnis dilakukan dengan suka rela, tanpa paksaan. 

Firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan cara yang batil, kecuali dengan jalan bisnis yang berlaku dengan suka-sama suka di antara kamu” (QS. 4: 29).

15. Segera melunasi kredit yang menjadi kewajibannya. 

Rasulullah memuji seorang muslim yang memiliki perhatian serius dalam pelunasan hutangnya. Sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam, “Sebaik-baik kamu, adalah orang yang paling segera membayar hutangnya” (H.R. Hakim).

16. Memberi tenggang waktu apabila pengutang (kreditor) belum mampu membayar. 

Sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam, “Barang siapa yang menangguhkan orang yang kesulitan membayar hutang atau membebaskannya, Allah akan memberinya naungan di bawah naunganNya pada hari yang tak ada naungan kecuali naungan-Nya” (H.R. Muslim).

17. Bahwa bisnis yang dilaksanakan bersih dari unsur riba. 

Firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, tinggalkanlah sisa-sisa riba jika kamu beriman (QS. al-Baqarah:: 278) Pelaku dan pemakan riba dinilai Allah sebagai orang yang kesetanan(QS. 2: 275). Oleh karena itu Allah dan Rasulnya mengumumkan perang terhadap riba.

Semoga bermanfaat....

Jumat, 23 September 2022

17 MUKJIZAT ANGKA DALAM AL-QUR'AN

Edisi Jum'at, 23 September 2022 M / 26 Shafar 1444 H. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam surat al-Baqarah, ayat 23: “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Alquran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah paling tidak satu surat (saja) yang semisal Alquran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”.

Dan pada ayat berikutnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: ”Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) – dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir”.

Pada dasarnya bahasa Alquran sedemikian fasih dan indah sehingga setiap orang yang walaupun sedikit memahami bahasa arab, dengan membaca ataupun mendengar lantunan ayat, dengan sendirinya akan memahami bahwa tidak ada satu orator pun yang dapat berbicara dengan bahasa yang sedemikian rupa fasihnya. Bahasa dan ucapan fasih tersebut tidak mungkin berasal dari manusia. 

Mukjizat Alquran tidak terbatas pada pengetahuan-pengetahuan mendalam berupa ilmu logika, sosial, keindahan serta kefasihan bahasa dan ilmu tentang rahasia alam gaib yang sangat menakjubkan. Setiap hari terungkap bidang-bidang baru dari keajaiban-keajaiban Alquran. Sebagai contoh hingga kini terdapat 17 hal tentang mukjizat angka dalam Alquran yang di jelaskan melalui program computer. 17 hal tersebut sebagai berikut:

1. Kata ( Imam) dengan arti pemimpin Ilahi baik kata tersebut berbentuk “plural” maupun “singular”, diulang 12 kali dalam Alquran, hal ini relevan dengan riwayat yang berbunyi ”Jumlah para Imam setelah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam adalah 12 orang” yang dinukil dari Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam oleh kalangan Syiah dan Sunni. Surat Yaasiin ayat 12 :” Dan segala sesuatu kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh mahfuzh)”, merupakan contoh dari ayat-ayat yang terdapat kata imam di dalamnya.

2. Kata “syahr” yang berarti bulan, diulang 12 kali dalam Alquran sesuai dengan jumlah bulan-bulan dalam tahun.

3. Kata “Yaum” yang berarti hari, diulang 365 kali dalam Alquran sesuai dengan jumlah hari dalam setahun dalam hitungan miladi.

4. Kata “Sajada” yang berarti telah bersujud, baik kata tersebut berbentuk kata kerja lampau ataupun kata kerja yang sedang atau akan di lakukan, diulang 34 kali di dalam Alquran. Jumlah tersebut sama dengan jumlah sujud-sujud shalat wajib sebab dalam setiap hari ada 17 rakaat shalat wajib dan terdapat dua sujud dalam setiap rakaatnya.

5. Kata “Rajul” yang berarti lelaki sama seperti kata “Imraah” yang berarti perempuan, masing-masing 24 kali digunakan dalam Alquran

6. Kata “ Malaaikah” bermakna malaikat dan kata “Syaitan” bermakna setan atau jin, masing-masing disebutkan 88 kali dalam Alquran.

7. Kata “istiadzah” yang artinya berlindung dan kata iblis yang berarti setan 11 kali digunakan dalam Alquran.

8. Kata “akhirah” yang berarti akhirat dan kata “dunya” yang berarti dunia masing-masing 115 kali disebutkan dalam Alquran.

9. Kata “Alhasanaat” yang berarti kebaikan-kebaikan dan “Assaiyiaat” yang berarti kejelekan masing-masing disebutkan 180 kali dalam Alquran.

10. Kata “Alhayaah” yang berarti kehidupan dan “Almaut” yang berarti kematian masing-masing 145 kali disebutkan dalam Alquran.

11. Kata “Arsala” bermakna telah mengutus, diulang 513 kali dalam Alquran dan nama 28 nabi yang disebutkan dalam Alquran juga diulang 513 kali secara keseluruhan.

12. Kata “Ar Rusul” bermakna para nabi dan kata “An Naas” bermakna orang-orang, masing-masing diulang 368 kali dalam Alquran.

13. Kata “Ar Raqbah” bermakna keinginan dan kata “ Ar Rahbah” bermakna ketakutan masing-masing 8 kali diulang dalam Alquran.

Nama mulia Rasulullah ( Muhammad dan Ahmad ) 5 kali diulang secara keseluruhan dalam Alquran (4 kali nama Muhammad dan 1 kali nama Ahmad ) dan kata “selawat” yang bermakna ucapan selawat yang banyak ditujukan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan keluarganya juga diulang 5 kali dalam Alquran.

14. Kata “Itsar” yang berarti berkorban untuk orang lain dan kata syah yang berarti pelit masing-masing 5 kali diulang dalam aqur’an.

15. Kata “Suruur” yang berarti kebahagiaan dan kata “huzn” yang berarti kesedihan masing-masing 4 kali disebutkan daam Alquran.

16. Kata “Al har” yang berarti panas dan kata “Al bard” yang berarti dingin masing-masing 4 kali diulang dalam Alquran.

17. Istilah “Hizbullah” yang berarti penolong Allah dan istilah “Hizbussyaitan” yang bermakna pengikut setan, masing-masing diulang 3 kali dalam Alquran.

Semoga bermanfaat....

Kamis, 22 September 2022

17 HAL YANG HARUS DIKETAHUI MUADZIN

Edisi Kamis, 22 September 2022 M / 25 Shafar 1444 H. 

Adzan adalah sebuah ibadah. Tanpa kumandang adzan, masjid sepi dari jemaah. Dengan adzan, seseorang yang tak mengetahui waktu shalat, menjadi mengetahui. Seseorang yang disibukkan dengan kegiatan tertentu, saat mendengar adzan, menyudahi kegiatannya dan melangkahkan kaki menuju masjid untuk shalat berjamaah. Adakah lagu lain yang semerdu kumandang adzan? Adakah lagu lain yang mampu menandingi nilai magis dan spiritual adzan? Adakah lagu lain yang mampu menghentikan kesibukan seseorang?

Dengan berbagai kelebihan-kelebihan adzan tersebut, tentu sangat layak jika orang-orang yang mengumandangkannya dijanjikan hal-hal yang begitu berharga? Bahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memberikan janji-janji yang sangat manis kepada seorang muadzin dalam beberapa haditsnya.

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِى النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ ، ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا

Artinya, “Seandainya orang-orang mengetahui pahala yang terkandung pada adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mungkin mendapatkannya kecuali dengan cara mengadakan undian atasnya, niscaya mereka akan melakukan undian,” (HR Bukhari dan Muslim).

Ada beberapa hal yang harus diketahui oleh Muadzin. Ya, muadzin adalah orang atau beberapa orang terpilih di masjid yang bertugas untuk mengumandangkan panggilan ibadah, yaitu “Adzan” dan “Iqamah”.

Nah, berikut ini adalah 17 hal yang harus diketahui oleh Muadzin:

1. Melaksanakan tugas dengan sukarela 

Hendaklah Muadzin menunaikan tugas mengumandangkan Adzan dan iqomah dengan sukarela bukan karena di beri imbalan atau menerima bayaran.

2. Bersuara nyaring dan enak didengar 

Hendaklah orang yang mengumandangkan Adzan suaranya nyaring dan bagus agar dapat didengar oleh orang banyak dan enak didengar.

3. Mengetahui waktu-waktu shalat 

Muadzin orang yang benar-benar mengetahui waktu shalat dan orang yang dipercaya supaya adzan dapat dikumandangkan pada awal waktu.

4. Bacaannya Tartil 

Hendaklah Muadzin membaca adzan dengan tartil dengan cara melambatkan bacaan adzan dan mempercepat bacaan iqomah.

5. Suci dari hadas 

Muadzin suci dari hadas besar dan hadas kecil. menurut ulama syafi’iyah Muadzin yang tidak dalam keadaan suci hukumnya sah tetapi makruh. menurut ulama Hanafiyah, Imam Ahmad dan lain-lain, bahwa Muadzin yang tidak dalam keadaan suci hukumnya sah dan tidak makruh.

6. Suci dari najis 

Badan dan pakaian Muadzin harus suci dari najis

7. Berdiri di tempat tinggi 

Hendaklah Muadzin berdiri di suatu tempat yang tinggi agar lebih dapat didengar oleh orang banyak. Jika ditempat Adzan terdapat pengeras suara, maka Muadzin hendaknya menggunakan pengeras suara tersebut.

8. Menghadap kiblat 

Pada saat mengumandangkan adzan dan iqomah Muadzin menghadap kiblat. Hal ini di katakan juga oleh Ibnu Mundzir bahwa menghadap kiblat ketika adzan adalah termasuk sunah, karena semua Muadzin Rasulullah ketika adzan menghadap kiblat. Jika Muadzin melaksanakan adzan tidak menghadap kiblat, adzannya tetap sah tetapi makruh.

9. Memalingkan muka 

Hendaklah Muadzin memalingkan muka, leher dan dada ke kanan ketika membaca Hayya alashsolah dan memalingkannya ke kiri ketika membaca Hayya alalfalah.

Dalilnya adalah hadits berikut:

“Berkata Abu Juhaifah: Ketika Bilal Adzan kuikuti mulutnya ke sana dan kemari yakni ke kanan dan ke kiri sewaktu membaca hayya alashsholah dan hayya alalfalah.” (HR Ahmad, Bukhari dan Muslim). 

10. Memasukkan jari ke telinga 

Hendaklah Muadzin memasukan dua anak jari ke dalam dua telinganya ketika membaca Adzan.

11. Mengeraskan suara 

Muadzin mengeraskan suaranya walaupun dalam keadaan sendirian.

12. Tidak berbicara ketika adzan dan iqamat 

Muadzin tidak berbicara ketika sedang adzan dan iqomah.

13. Mengucapkan ‘Ashalatu khairum minnanaum pada adzan shalat subuh 

Hendaklah Muadzin mengucapkan ‘Ashalatu khairum minannaum‘ 2 kali pada adzan subuh.

14. Membaca Iqamat setelah imam tiba 

Muadzin membaca iqomah ketika imam telah masuk di masjid atau mushala untuk mendirikan sholat. Jika imam telah tiba di masjid ketika adzan sedang di kumandangkan, maka Muadzin menunggu isyarat imam. 

15. Memberi jarak antara adzan dan iqamat 

Hendaklah Muadzin memberi jarak antara adzan dan iqomah untuk memberi kesempatan kepada orang-orang yang ingin sholat berjama’ah. Perlu kita ketahui bahwa di syariatkan adzan adalah untuk keperluan ini dan kalau tidak demikian akan percuma keberadaan adzan.

16. Boleh mengumandangkan adzan saja 

Hendaklah Muadzin yang megumandangkan adzan juga yang melakukan iqomah. Tetapi boleh juga iqomah di bacakan oleh orang lain. Hal ini sebagaimana diriwayatkan Ziyad bin Al-Harist. Ia berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Siapa yang melakukan adzan, maka ia pula yang melakukan iqomah.” (H.R Tirmidzi). 

17. Membaca doa 

Setelah Muadzin melakukan adzan maupun iqomah, hendaknya membaca doa setelah adzan maupun iqomah.

Itulah 17 hal yang harus diketahui muadzin.

Semoga bermanfaat....

Rabu, 21 September 2022

17 KESALAHAN BACAAN SURAT AL-FATEHAH YANG UMUM DILAKUKAN

Edisi Rabu, 21 September 2022 M / 24 Shafar 1444 H. 

Membaca Alquran termasuk ke dalam ibadah paling utama di antara ibadah-ibadah lainnya.

Surat pertama dalam Alquran adalah surat Al-Fatihah, yaitu surat yang terdiri dari tujuh ayat dan membacanya termasuk salah salah satu rukun shalat.

Namun, dalam membaca surat Al-Fatihah ini mungkin masih banyak yang salah, khususnya terkait dengan tajwidnya karena itu, umat Islam harus terus belajar memperbaikinya.

Dalam kitab Shahihnya, Imam Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

خَيْرُكُمْمَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alqur’an dan mengajarkannya.”

Dalam artikelnya di laman alukah, Ahmad Mamduh Al-Sharqawi, telah menjelaskan kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat membaca surat Al-Fatihah, antara lain :

1. Tidak melafalkan atau melupakan basmalah, yaitu:

بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ

2. Ketika membaca huruf Ba’ tidak menggerakkan rahang ke bawah, khususnya dalam kata “Bismi”

3. Menutup bibir saat mengucapkan huruf Ra’ pada kata “ Al-Rahman Al-Rahim ” 

4. Banyak orang yang terlalu memanjangkan bacaannya secara tajwid. Seharusnya hanya dibaca panjang dua harakat, yang merupakan panjang mad thabi'i (mad asli), tapi justru dibaca panjang dengan empat atau lima harakat. Seperti pada kata-kata, لِلَّهِ  -  الْعَالَمِينَ 

5. Membaca taskin (dimatikan) kata: "Rabbi" dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala,

 الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ 

Bacaaan yang benar adalah memperjelas harakat kasrahnya. 

Membaca taskin (dimatikan) kata: "Maliki" dalam kalimat مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ, dan yang benar adalah memperjelas harakat kasrahnya. 

6. Tidak menekankan tasydid pada huruf "Dal dalam kata الدِّين. Seolah-olah membaca huruf ta’, sehingga bisa mengubah maknanya. 

7. Membaca taskin (dimatikan) huruf dal pada kata: “نعبدْ", dan yang benar adalah نعبدُ dengan memperjalas harkat dhommahnya.  Dan ada orang yang memperpanjang harkat dhommahnya, dengan mengucapkan, نعبدو, dan membaca seperti itu salah. 

8. Tidak menekankan tasydid huruf ya’ dalam kata إيَّاك,  seolah-olah dia membaca "إيَاك " (tanpa tasydid). 

Arti kalimat إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ yang benar adalah “Hanya Allah yang kami sembah dan hanya kepada Allah lah kami meminta pertolongan. Tapi, kalau tasydid huruf ya’-nya  tidak ditekankan bisa berubah makna menjadi, “Kami menyembah sinar matahari, dan kami meminta pertolongan sinar matahari.” Karena itu, harus hati-hati dalam membaca ini. 

9. Tidak memperjelas harkat kasrah dalam huruf alif dalam kata " اهدنا ", dan juga tidak memperjelas huruf Ha’.

10. Mengganti huruf Tha’ menjadi ta’ dalam kata الصِّرَاطَ , sehingga dia membacanya menjadi اهدنا الصراتَ (menggunakan huruf ta’). 

Mengganti huruf shad dengan huruf syin dalam kata الصِّرَاطَ, sehingga dia membacanya menjadi "الشراط " (menggunakan huruf syin). 

Mengganti huruf sin menjadi huruf shad dalam kata الْمُسْتَقِيمَ, sehingga dia membacanya menjadi "المصتقيم" 

Mengganti huruf ta’ menjadi tha’ dalam kata الْمُسْتَقِيمَ, sehingga dia membacanya menjadi "المسطقيم"

Mengganti huruf dzal menjadi huruf za’ dalam kata  الَّذِينَ, sehingga dia membacanya menjadi  "الزين" 

11. Dia memasukkan harakat dhommah pada huruf Ta’  dalam kata أَنْعَمْتَ, sehingga dia membacanya menjadi "أنعمتُ". Dan ini adalah kesalahan yang bisa mengubah artinya sepenuhnya. 

12. Beberapa orang ada yang membaca ghunnah (mendengung) pada huruf nun dalam kata أَنْعَمْتَ, dan itu tidak diperbolehkan. 

13. Huruf Ghin pada kata غَيْرِ seharusnya dibaca tebal, tapi banyak yang membacanya tipis. 

Jika Anda ingin mengetahui pengucapan yang benar, bacalah seperti dalam kata غليظ

14. Kesalahan umum selanjutnya adalah mengganti huruf dha’ menjadi dal pada kalimat الْمَغْضُوبِ, sehingga membacanya menjadi "المغدوب", atau mengubah suara huruf ghin dalam kata tersebut menjadi suara huruf qaf atau huruf kha’.

15. Banyak yang salah saat membaca huruf mim dalam kata عَلَيْهِمْ وَلاَ. Seharusnya saat mim sukun bertemu dengan huruf waw dalam kalimat tersebut dibaca Idhhar (jelas), tapi justru banyak orang membacanya samar. 

16. Membaca tebal huruf lam dalam kata وَلاَ, seharusnya dibaca tipis. 

17. Menghilang bacaan mad dalam kalimat الضَّالِّينَ, sehingga dia seolah-olah membacanya menjadi  "الضالين".  Hukum bacaan kalimat ini adalah mad lazim mutsaqqal kilmi, sehingga harus dibaca panjang enam harakat. 

Atau, ada ada juga orang membacanya kalimat ini menjadi " الدالين أو الطالين أو الظالي ", sehingga semua itu mengubah arti sepenuhnya.

Semoga bermanfaat....