Kamis, 22 September 2022

17 HAL YANG HARUS DIKETAHUI MUADZIN

Edisi Kamis, 22 September 2022 M / 25 Shafar 1444 H. 

Adzan adalah sebuah ibadah. Tanpa kumandang adzan, masjid sepi dari jemaah. Dengan adzan, seseorang yang tak mengetahui waktu shalat, menjadi mengetahui. Seseorang yang disibukkan dengan kegiatan tertentu, saat mendengar adzan, menyudahi kegiatannya dan melangkahkan kaki menuju masjid untuk shalat berjamaah. Adakah lagu lain yang semerdu kumandang adzan? Adakah lagu lain yang mampu menandingi nilai magis dan spiritual adzan? Adakah lagu lain yang mampu menghentikan kesibukan seseorang?

Dengan berbagai kelebihan-kelebihan adzan tersebut, tentu sangat layak jika orang-orang yang mengumandangkannya dijanjikan hal-hal yang begitu berharga? Bahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memberikan janji-janji yang sangat manis kepada seorang muadzin dalam beberapa haditsnya.

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِى النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ ، ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا

Artinya, “Seandainya orang-orang mengetahui pahala yang terkandung pada adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mungkin mendapatkannya kecuali dengan cara mengadakan undian atasnya, niscaya mereka akan melakukan undian,” (HR Bukhari dan Muslim).

Ada beberapa hal yang harus diketahui oleh Muadzin. Ya, muadzin adalah orang atau beberapa orang terpilih di masjid yang bertugas untuk mengumandangkan panggilan ibadah, yaitu “Adzan” dan “Iqamah”.

Nah, berikut ini adalah 17 hal yang harus diketahui oleh Muadzin:

1. Melaksanakan tugas dengan sukarela 

Hendaklah Muadzin menunaikan tugas mengumandangkan Adzan dan iqomah dengan sukarela bukan karena di beri imbalan atau menerima bayaran.

2. Bersuara nyaring dan enak didengar 

Hendaklah orang yang mengumandangkan Adzan suaranya nyaring dan bagus agar dapat didengar oleh orang banyak dan enak didengar.

3. Mengetahui waktu-waktu shalat 

Muadzin orang yang benar-benar mengetahui waktu shalat dan orang yang dipercaya supaya adzan dapat dikumandangkan pada awal waktu.

4. Bacaannya Tartil 

Hendaklah Muadzin membaca adzan dengan tartil dengan cara melambatkan bacaan adzan dan mempercepat bacaan iqomah.

5. Suci dari hadas 

Muadzin suci dari hadas besar dan hadas kecil. menurut ulama syafi’iyah Muadzin yang tidak dalam keadaan suci hukumnya sah tetapi makruh. menurut ulama Hanafiyah, Imam Ahmad dan lain-lain, bahwa Muadzin yang tidak dalam keadaan suci hukumnya sah dan tidak makruh.

6. Suci dari najis 

Badan dan pakaian Muadzin harus suci dari najis

7. Berdiri di tempat tinggi 

Hendaklah Muadzin berdiri di suatu tempat yang tinggi agar lebih dapat didengar oleh orang banyak. Jika ditempat Adzan terdapat pengeras suara, maka Muadzin hendaknya menggunakan pengeras suara tersebut.

8. Menghadap kiblat 

Pada saat mengumandangkan adzan dan iqomah Muadzin menghadap kiblat. Hal ini di katakan juga oleh Ibnu Mundzir bahwa menghadap kiblat ketika adzan adalah termasuk sunah, karena semua Muadzin Rasulullah ketika adzan menghadap kiblat. Jika Muadzin melaksanakan adzan tidak menghadap kiblat, adzannya tetap sah tetapi makruh.

9. Memalingkan muka 

Hendaklah Muadzin memalingkan muka, leher dan dada ke kanan ketika membaca Hayya alashsolah dan memalingkannya ke kiri ketika membaca Hayya alalfalah.

Dalilnya adalah hadits berikut:

“Berkata Abu Juhaifah: Ketika Bilal Adzan kuikuti mulutnya ke sana dan kemari yakni ke kanan dan ke kiri sewaktu membaca hayya alashsholah dan hayya alalfalah.” (HR Ahmad, Bukhari dan Muslim). 

10. Memasukkan jari ke telinga 

Hendaklah Muadzin memasukan dua anak jari ke dalam dua telinganya ketika membaca Adzan.

11. Mengeraskan suara 

Muadzin mengeraskan suaranya walaupun dalam keadaan sendirian.

12. Tidak berbicara ketika adzan dan iqamat 

Muadzin tidak berbicara ketika sedang adzan dan iqomah.

13. Mengucapkan ‘Ashalatu khairum minnanaum pada adzan shalat subuh 

Hendaklah Muadzin mengucapkan ‘Ashalatu khairum minannaum‘ 2 kali pada adzan subuh.

14. Membaca Iqamat setelah imam tiba 

Muadzin membaca iqomah ketika imam telah masuk di masjid atau mushala untuk mendirikan sholat. Jika imam telah tiba di masjid ketika adzan sedang di kumandangkan, maka Muadzin menunggu isyarat imam. 

15. Memberi jarak antara adzan dan iqamat 

Hendaklah Muadzin memberi jarak antara adzan dan iqomah untuk memberi kesempatan kepada orang-orang yang ingin sholat berjama’ah. Perlu kita ketahui bahwa di syariatkan adzan adalah untuk keperluan ini dan kalau tidak demikian akan percuma keberadaan adzan.

16. Boleh mengumandangkan adzan saja 

Hendaklah Muadzin yang megumandangkan adzan juga yang melakukan iqomah. Tetapi boleh juga iqomah di bacakan oleh orang lain. Hal ini sebagaimana diriwayatkan Ziyad bin Al-Harist. Ia berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Siapa yang melakukan adzan, maka ia pula yang melakukan iqomah.” (H.R Tirmidzi). 

17. Membaca doa 

Setelah Muadzin melakukan adzan maupun iqomah, hendaknya membaca doa setelah adzan maupun iqomah.

Itulah 17 hal yang harus diketahui muadzin.

Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.