Senin, 26 September 2022

17 PERISTIWA BERSEJARAH DALAM BULAN SHAFAR

Edisi Senin, 26 September 2022 M / 29 Shafar 1444 H. 

Umat Islam mengenal bulan Shafar sebagai bulan kedua dalam kalender Hijriyah setelah Muharram. Selain karena pada bulan tersebut Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam melakukan Hijrah untuk pertama kalinya, ada banyak lagi peristiwa bersejarah penting lainnya yang perlu kita ketahui bersama.

Banyak peristiwa bersejarah yang bisa memberikan pelajaran penting bagi seluruh umat Islam untuk mengamalkan banyak kebaikan untuk kemajuan dakwah Islam. Selama ini Bulan Shafar seringkali dikaitkan dengan mitos masa-masa kesialan, atau bahkan disebut juga sebagai bulan marabahaya.

Asumsi negatif itu berangsur-angsur berkembang bahkan hingga pada masa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Namun Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menampiknya dan bahkan menyelenggarakan acara penting seperti pernikahan pada bulan Shafar.

Untuk menutup Bulan Shafar hari ini, berikut akan diuraikan rangkuman peristiwa-peristiwa bersejarah penting yang terjadi di bulan Shafar :

1. Perang Al-Abwa, Perang Pertama dalam Islam 

Dalam terminologi sejarah keislaman, terdapat dua macam jenis perang, yakni Ghazwah yang artinya peperangan yang dipimpin oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sendiri, dan Sariyah yang artinya peperangan yang dipimpin oleh para sahabat.

Pada tahun pertama hijriah Bulan Shafar, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. ikut andil dalam perang Abwa. Secara langsung, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam turut terjun dalam medan perang yang kadangkala disebut juga sebagai perang Buwath itu.

2. Perang Khaibar 

Dikutip dari buku Sirah Nabawiyyah karya Abul Hasan Ali Al-Hasani An Nadwi, sekembalinya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dari Hudaibiyah pada bulan Dzulhijjah, beliau tinggal di Madinah selama beberapa hari pada bulan Muharram, lalu sisa hari dari bulan Muharram ke Bulan Shafar itulah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pergi menuju Khaibar. Dengan pasukannya yang berjumlah 1.400 orang disertai 200 pasukan berkuda itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mampu menaklukan Khaibar yang meliputi benteng-benteng terkenal bernama Naim, Qumush, Syiq, dan Nithah. Perang tersebut terjadi pada tahun ketujuh hijriah di Bulan Shafar.

3. Ekspedisi Qutbah bin Amir bin Hadidah 

Qutbah bin Amir adalah seorang dari Kaum Ansor. Pada Bulan Shafar di tahun 9 hijriah, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengutus Qutbah bin Amir menuju daerah yang dihuni Suku Khas’am, dekat dengan wilayah Bisah dekat Turabah. Qutbah pergi dengan membawa 20 tentara, dan memerintahkannya untuk menyerang Suku Khas’am.

4. Perang Dzu’Amr 

Disitir dari keterangan Ibnu Ishaq, sekembalinya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dari perang Sawiq, nabi tinggal sementara di Madinah pada bulan Dzulhijjah dan Muharram dengan umatnya. Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersama 450 orang sahabatnya kemudian menyambangi wilayah Najid untuk memerangi Kabilah Ghathafan. Perang tersebut dikenal sebagai perang Dzu’Amr. Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berdiam di wilayah Najid selama satu bulan Shafar penuh.

5. Datangnya utusan dari Bani Udzra menghadap Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam 

Dikutip dari Sirah Nabawiyyah karya Abul Hasan Ali Al-Hasani An Nadwi, pada tahun ke – 9 Hijriah, setelah penaklukan Makkah dan sekembalinya Rasulullah dari perang Tabuk, masuklah momen bersejarah di mana Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menyurati raja-raja dan pemimpin-pemimpin di semenanjung Arab untuk masuk dalam naungan Islam. Selepas itu banyak kabilah-kabilah Arab mengirim utusan menghadap Rasulullah dan menyatakan diri masuk Islam. Salah satu di antaranya adalah Bani Udzra.

Pada bulan Shafar, utusan dari Bani Udzra yang berjumlah 12 orang datang menghadap Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Rasulullah lalu menyambutnya dengan memberi kabar gembira akan kemenangan Syam. Tidak lupa Rasulullah melarang Bani Udzrah untuk meminta pertolongan dari dukun, dan melarang mereka menyembelih hewan seperti yang biasa mereka lakukan selain untuk kepentingan qurban.

6. Islamnya Amr bin Ash 

Amr bin Ash dikenal sebagai salah satu dari pemuka Suku Quraisy. Ia adalah seorang yang memiliki kelihaian dalam bertempur, bahkan dalam suatu pertempuran ia dapat menaklukkan Mesir dari cengkeraman Imperium Romawi dan Persia, sampai para sejarawan menjulukinya sebagai “Pembebas Mesir”.

Pada Bulan Shafar pula inilah Amr bin Ash menjemput hidayah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan mulai menjadi sahabat setia Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang gagah berani. Menurut Ibnu Ishaq, keislaman Amr bin Ash dipengaruhi oleh Raja Negus, seorang penguasa dari wilayah Habasyah, Ethiopia. Amr bin Ash memilih Islam sebagai pegangan dan jalan hidupnya tepat pada tahun ke 8 Hijriah.

7. Hijrah pertama Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam 

Salah satu momen bersejarah dalam khazanah Islam adalah hijrahnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dari Makkah ke Madinah. Peristiwa hijrah pertama tersebut terjadi pada bulan Shafar. Rasulullah berangkat dari Makkah pada Bulan Shafar, dan sampai di Madinah pada bulan Rabiul Awwal.

Dalam buku Sirah Nabawiyyah karya Abul Hasan Ali Al-Hasani An Nadwi, peristiwa hijrahnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dapat diambil pelajarannya sebagai simpulan bahwa dakwah dan akidah dapat melepaskan seseorang dari setiap yang dicintainya, dan sebaliknya, segala sesuatu tidak akan dapat melepaskan dakwah dan akidah dari manusia.

8. Pernikahan Rasulullah dengan Sayyidah Khadijah 

Sebagaimana yang kita ketahui, Sayyidah Khadijah binti Khuwailid, seorang bangsawan Suku Quraisy yang terpandang, cerdas, dan berakhlak mulia itu merupakan istri pertama Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. 

Menurut Ibnu Ishak, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menikahi perempuan yang disebut juga “Ummul Mukminin” itu tepat pada bulan Shafar, yakni ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berusia genap 26 tahun.

9. Penaklukan Kaum Yahudi di Perang Khaibar 

Perang Khaibar adalah pertempuran yang terjadi antara umat Islam yang dipimpin Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dengan umat Yahudi yang hidup di Madinah. Perang ini terjadi di oasis Khaibar, sekitar 150 Km dari Madinah atau sejauh tiga hari perjalanan dari Madinah. Pertempuran ini terjadi selama dua pekan dan berakhir dengan kemenangan umat Islam. Ibnul Qoyyim berkata, "Sesungguhnya Rasululah berangkat (maksudnya ke Khaibar) di akhir bulan Muharam bukan di awalnya dan ditaklukkan pada bulan Shafar." (Zadul Ma’ad, 3/339-340).

10. Penaklukan Romawi oleh Usamah bin Zaid 

Romawi adalah satu dari beberapa imperium kekaisaran dengan kekuatan militer dan politik yang besar pada zaman Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Keberadaannya yang kuat seringkali menjadi halangan Rasul dan sahabat dalam berdakwah.

Pada bulan Shafar tahun ke – 11 Hijriah, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memerintahkan pasukan umat Islam untuk bersiap menyerang Romawi. Rasulullah menunjuk Usamah bin Zaid sebagai komando perang.

Dikutip dari buku Sirah Nabawiyyah karya Abul Hasan Ali Al-Hasani An Nadwi, penunjukan Usamah bin Zaid mengundang tanda tanya di tengah umat. Sebab, di antara pasukan yang akan berangkat menuju Romawi itu terdapat pembesar-pembesar Kaum Anshar dan Kaum Muhajirin.

Bahkan salah satu di antaranya ialah Umar bin Khattab Radhiyallahu'anhu. Dengan kondisi sakit yang parah, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam lantas datang ke hadapan orang-orang yang meragukan Usamah bin Zaid, dengan meyangga kepala dan duduk di mimbar, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam lalu bersabda :

“Wahai manusia! Laksanakanlah (perintah) pengiriman Usamah. Demi Allah jika kalian berkata (meragukan) tentang kepemimpinan Usamah, maka kalian telah berkata (meragukan) tentang kepemimpinan ayahnya sebelumnya. Sesungguhnya ia pantas menjadi pemimpin, sebagaimana ayahnya juga pantas untuk menjadi pemimpin.”

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam kemudian turun dari mimbar. Dan bala tentara pasukan yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid pun bergegas mempersiapkan keperluan perang, lalu berangkatlah sampai tiba di hari pertempuran, yang kemudian misi tersebut diteruskan oleh Abu Bakar Radhiyallahu'anhu. 

11. Jatuhnya Kota Baghdad ke Tangan Pasukan Mongol 

Kota Baghdad dikenal dengan kota ilmu dan pusat pemerintahan Bani Abbasiyah. Pada tanggal 9 Shafar Tahun 565 H (14 Februari 1258 M), tentara Mongol berkekuatan sekitar 200.000 berhasil menduduki Kota Baghdad. Khalifah Al-Mu'tashim, penguasa terakhir Bani Abbasiyah di Baghdad tidak berdaya dan tidak mampu membendung tentara Hulughu Khan.Tentara tartar ini membantai dan menghancurkan seluruh isi Kota Baghdad termasuk produk ilmu pengetahuan. Jatuhnya Baghdad menandakan runtuhnya Daulah Bani Umayah.

12. Rasulullah menikahkan Sayyidah Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib 

Persitiwa penting lainnya di bulan Shafar adalah pernikahan Sayyidah Fatimah radhiyallahu 'anha dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu pada Tahun ke-2 Hijriyah. Rasulullah menikahkan Sayyidah Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib dengan senang. Dari merekalah lahir generasi keturunan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam yang kita kenal dengan Habaib, Sayyid dan Syarif.

وَزَوَّجَ الزَّهْرَاءَ فِيْهِ فَرِحَا ...

Artinya: Rasulullah menikahkan Az-Zahra (Siti Fatimah) di bulan Shafar dengan senang. 

13. Peristiwa Mata Air Roji' 

Ketika bulan Shafar (tahun ketiga Hijriyah), kaum Adhal dan Qorah datang. Mereka menyebutkan di dalam (kaum) mereka ada yang masuk Islam sehingga mereka meminta agar diutus bersama mereka orang yang mengajarkan agama dan membacakan Qur'an. Sehingga diutuslah bersama mereka enam orang (menurut pendapat Ibnu Ishaq, sementara Al-Bukhari mengatakan sepuluh sahabat). Diangkat jadi pemimpinnya adalah Martsad bin Abi Martsad Al-Gonawi. Di dalamnya juga ada Khubaib bin Ady. Mereka pergi bersamanya.

Ketika sampai di mata air Roji', yaitu mata air kepunyaan Huzail ke arah Hijaz, kaum Adhal dan Qorah berkhianat. Mereka minta tolong suku Huzail lalu mereka datang mengepungnya. Maka para sahabat hampir semuanya dibunuh, sedangkan Khubaib bin Ady dan Zaid bin Datsinah ditawan. Keduanya dijual di Mekkah dan keduanya pernah membunuh pembesar (Mekkah) waktu perang Badar. (Zadul Ma’ad, 3/244).

14. Perang Bi'r Ma'unah (Peristiwa Sumur Maunah) 

Pada bulan Shafar tahun keempat terjadi perang Bi'r Ma'unah (Peristiwa Sumur Maunah). Ringkasnya adalah bahwa Abu Barra' Amir bin Malik yang disebut 'Pemain Kepala Tombak' mendatangi Nabi صلى الله عليه وسلم, lalu dia diajak masuk Islam tapi dia tidak bersedia namun juga tidak menjauh.

Dia mengatakan, "Wahai Rasulullah , kirimlah sahabat-sahabatmu ke penduduk Najd mengajak ke agamamu. Saya harap mereka menerimanya." Beliau mengatakan, "Saya khawatir keselamatan mereka dari penduduk Najd." Abu Barra' mengatakan, "Saya yang melindungi mereka."

Maka beliau mengutus 40 orang menurut pendapat Ibnu Ishaq dan dalam riwayat shahih mereka 70 orang. Yang dijadikan pimpinan adalah Munzir bin Amr salah seorang dari Bani Saidah yang dijuluki 'Orang yang cepat untuk mati' mereka termasuk orang pilihan dari kalangan umat Islam yang terbaik, pemimpin dan ahli Al-Qur'an. Mereka berjalan sampai tiba di Bi'ru Maunah yaitu tempat antara Bani Amir dan Desa Bani Salim. Mereka singgah di sana kemudian mengutus Haram bin Milhan saudara Ummu Sulaim membawa surat Rasulullah kepada musuh Allah Amir bin Tufail. Dia tak melihat lagi apa isi suratnya, tapi justru memerintahkan seseorang untuk menikamnya dengan tombak dari belakang. Ketika dia ditolong, saat melihat darah dia berkata: "Sungguh saya telah menang, dan Demi Tuhan Ka'bah."

15. Pengepungan Khats'am 

Peristiwa ini terjadi di bulan Shafar tahun 9 Hijriyah. Rasulullah mengutus Qutbah bin Amir ke Khats'am pinggiran Tabbaalah bersama dua puluh orang. Dia diperintahkan untuk menyerang dari segala penjuru. Mereka keluar dengan sepuluh unta yang dinaiki saling bergantian. Kemudian mereka menculik seseorang dan dinterogasi, akan tetapi dia membisu, kemudian orang itu berteriak untuk memperingatkan masyarakatnya, sehingga dia dibunuh. Mereka pun menunggu, lalu ketika penduduk itu tertidur, mereka menyerbu dari segala penjuru sehingga terjadi peperangan hebat sampai banyak yang terluka pada kedua belah pihak. Qutbah bin Amir membunuh orang yang dapat dibunuh. Dan mereka merampas unta, wanita, dan kambing untuk dibawa ke Madinah. Dalam perang ini, kaum tersebut berkumpul untuk mengejar mereka, namun Allah mengirimkan kepada mereka banjir yang besar sehingga menghalangi mereka dari kaum muslimin. Alhasil umat Islam dapat membawa unta, kambing dan tawanan. Sementara mereka hanya dapat melihat tidak dapat menyeberangnya sampai tidak terlihat.” (Zadul Ma’ad, 3/514)

16. Penaklukan Persia 

Peristiwa ini terjadi pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab radhiadllahu 'anhu pada bulan Shafar tahun ke-16 Hijriyah. Kaum muslimin di bawah pimpinan Sa'ad bin Abi Waqash memperoleh kemenangan atas Persia. Sebelumnya kaum muslimin berperang hebat di Qadisiyah (Irak) serta menduduki istananya. Saad Bin Abi Waqash sebelumnya sempat mengalami luka cukup parah akibat pertempuran. Namun pertempuran berhasil dimenangkan kaum muslimin. 

17. Wafatnya Pembebas Baitul Maqdis Sholahuddin Al-Ayyubi 

Pahlawan pembebas Baitul Maqdis Sholahuddin Al-Ayubi mengembuskan nafas terakhir pada bulan Shafar Tahun 859 Hijriyah atau Februari 1455 di Damaskus. Beliau wafat hanya memiliki kain kafan dan uang senilai 66 dirham nasirian (mata uang Suriah pada waktu itu). Menjelang wafatnya beliau menyampaikan pesan luar biasa: "Jangan tumpahkan darah, sebab darah yang terpecik tak akan pernah tidur". Beliau meninggalkan penasihat yang menjadi ulama terkenal yakni Ibnu Qudamah, Ibnu Az-Zaki Asy-Syafi’i, dan Ibnu Naja' al-Qadiri al-Hambali.

Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.