Edisi Jum'at, 6 Januari 2023 M / 13 Jumadil Akhir 1444 H.
Sayyid Al Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman al-Jufri atau yang sering dikenal sebagai Habib Ali Al-Jufri merupakan seorang tokoh cendekiawan muslim yang keilmuan dan dakwahnya sudah terkenal di seluruh dunia.
Al Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman al-Jufri dilahirkan di kota Jeddah, Arab Saudi tepat sebelum fajar pada hari Jum'at, 16 April 1971 bertepatan 20 Safar 1391 H, dari orang tua yang masih keturunan Imam Hussein bin Ali ra.
Perjalanan dakwahnya ke berbagai negeri memberi kesan tersendiri di hati para jama’ah yang mendengarkan penjelasan dan pesan-pesannya. Di Jerman, ia membuat jama’ah masjid sebanyak tiga lantai menangis tersedu-sedu mendengar taushiyahnya. Orang-orang yang tinggal di Barat, yang cenderung keras hatinya, ternyata bisa lunak di tangan Habib Ali. Di Amerika ada yang merasa bahwa memandang dan berkumpul bersama Habib Ali Al-Jufri selama satu malam cukup untuk memberinya tenaga dan semangat untuk beribadah selama tiga bulan. Di Inggris ia terlibat pelaksanaan Maulid Nabi di stadion Wembley dan banyak lagi aktifitas beliau yang tak bisa disebutkan disini.
Berikut rangkuman kata-kata mutiara islam Habib Ali Al-Jufri yang menggugah iman dan sarat akan makna.
1. Kebersamaan dengan orang baik itu membawa kebaikan, seperti angin yang berhembus dari wewangian, maka hembusannya pun menjadi wangi.
2. Jika tanganmu pendek untuk membalas kebaikan seseorang, maka panjangkanlah lisanmu untuk selalu mendoakannya.
3. Agama kita (islam) adalah satu-satunya agama yang menganggap senyuman sebagai ibadah yang berpahala.
4. Dimanapun kau menemukan hakikat ridho, maka kau akan menemukan kebahagiaan, dan setiap kebahagiaan itu akan kembali kepadamu dengan lebih indah,
5. Jika manusia tidak mengingat kematian dengan baik, maka dia akan menjumpainya dengan keadaan yang tidakb baik pula.
6. Salah satu cara mencintai Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam adalah dengan cara mencintai siapa saja dan memaafkan siapa saja yang pernah menyakitimu.
7. Menghadapi kebencian dengan kebencian hanya akan menambah kegelapan dunia.
Saat dunia di sekitarmu terasa sempit karena kebencian, luaskanlah dengan cinta.
8. Seranganmu terhadap pribadi orang yang berbeda denganmu tidak menunjukan benarnya pendapatmu, sebagaimana itu tidak pula membuktikan salahnya pandangan orang yang berbeda denganmu.
Justru itu terkadang menunjukan kelemahan dirimu.
9. Mengingat kematian tidak mempercepat kematian dan melupakan kematian tidak akan melambatkan kematian. Ajal setiap insan di muka bumi memang sudah ditentukan.
10. Jika syaitan itu tidak berputus asa untuk memasukan kita ke dalam api neraka, bagaimana kamu boleh berputus asa untuk masuk ke dalam surga ?
11. Siapa yang belum bisa berbuat baik dengan harta, makanan dan minumannya, maka berbuat baiklah dengan menampakkan wajah gembira dan akhlak yang baik.’
12. Jangan biarkan sehari pun berlalu di bulan Rabiul Awal dan kamu tidak membaca selawat kepada Baginda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.
13. Menjaga perasaan orang lain adalah bagian dari karomah yang dilimpahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada hamba-Nya yang beriman.
14. Salah satu tanda-tanda hati dipenuhi dengan cinta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah memperlakukan makhluk Allah dengan kasih sayang, kecintaan dan selalu memberikan manfaat.
15. Allah Subhanahu Wa Ta'ala menutup kekuranganmu secara indah adalah dengan Ia menutup aibmu, menampakkan kebaikanmu, membuatmu faham akan betapa baiknya Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepadamu, bahkan setelah keburukanmu kepada-Nya.
16. Kalimat La ilaha illallah menyatukan kita semuanya. Orang yang mencintai Allah, tidak akan pernah membenci siapapun termasuk orang kafir sekalipun. Lebih dari itu, dia juga tidak akan membenci saudara-saudaranya se-Islam meskipun sebagian mereka telah mengkafirkan dirinya.
Saudara-sadaraku, janganlah sedikitpun kalian membenci mereka! Orang yang benar dan jujur dalam mencintai Allah dan Rasul-Nya tidak akan pernah membenci.
17. Jangan memandang sebelah mata orang yang berbuat maksiat. Jangan merasa kita lebih bermartabat dibandingkan dengan mereka. Kita cela perbuatan maksiat mereka, bukan orangnya. Mereka tidak boleh kita anggap rendah dan tercela, kita juga tidak boleh sombong kepada mereka. Boleh jadi suatu malam ia dilihat Allah, lalu menjadi seorang wali yang dicintai Allah, sementara amalmu yang tidak seberapa, karena engkau sombongkan, dihapus Allah dan engkau jadi tak punya apa-apa. Bahkan, boleh jadi imanmu dicabut, dan engkau tidak diterima lagi untuk menghadapnya. Na’udzubillahi min dzalik...
Semoga bermanfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.