Edisi Ahad, 1 Januari 2023 M / 8 Jumadil Akhir 1444 H.
Hampir setiap orang mempunyai keinginan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Berbagai cara dilakukan, salah satunya dengan melakukan introspeksi untuk mengetahui kekurangan dalam diri. Khusus dalam ajaran agama Islam, instrospeksi lebih dikenal dengan istilah muhasabah. Tentu melakukan muhasabah bukanlah hal yang mudah. Namun cara ini perlahan bisa dilakukan dengan memahami makna dari kata-kata muhasabah diri.
Setiap manusia pasti pernah berbuat kesalahan. Hal ini mengingat manusia sebagai makhluk yang memiliki hawa nafsu. Nafsu duniawi terkadang membuat seseorang lupa diri hingga terjerumus pada kesalahan yang besar. Instropeksi atau muhasabah menjadi salah satu cara awal memperbaiki diri.
Memperbaiki diri sendiri, terutama hubungan dengan Allah akan memunculkan suatu kesadaran bahwa pada dasarnya manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Sebab, banyak hal yang berada di luar kendali manusia. Dengan Muhasabah kita akan semakin mengenal jauh diri kita, apa kesalahan yang dilakukan dan cara memperbaikinya.
1. "Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Aku memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada member nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar." (Umar bin Kattab).
2. "Renungkanlah diri Anda, masa lalu, masa kini, dan masa depan Anda. Karena pengetahuan yang paling berharga adalah pengetahuan tentang dirinya. Siapa yang berhasil mengenal sifat dirinya, maka dia berpotensi mengenal sifat Tuhannya." (Quraish Shihab).
3. "Dunia ini hanya memiliki tiga hari: Hari kemarin, yang telah pergi bersama dengan semua yang menyertainya. Hari esok, kau mungkin takkan pernah menemuinya. Hari ini, itulah yang kamu miliki. Maka, beramallah di hari ini." (Hasan al Bashri).
4. "Orang yang bakhil itu tidak akan terlepas daripada salah satu daripada 4 sifat yang membinasakan yaitu : Ia akan mati dan hartanya akan diambil oleh warisnya, lalu dibelanjakan bukan pada tempatnya atau; hartanya akan diambil secara paksa oleh penguasa yang zalim atau; hartanya menjadi rebutan orang-orang jahat dan akan dipergunakan untuk kejahatan pula atau; adakalanya harta itu akan dicuri dan dipergunakan secara berfoya-foya pada jalan yang tidak berguna." (Sayyidina Abu Bakar).
5. "Engkau berbuat durhaka kepada Allah, padahal engkau mengaku cinta kepada-Nya? Sungguh aneh keadaan seperti ini. Andai kecintaanmu itu tulus, tentu engkau akan taat kepada-Nya. Karena sesungguhnya, orang yang mencintai itu tentu selalu taat kepada yang ia cintai." (A'idh Al-Qorni).
6. "Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri karena hasil akhir dari semua urusan di dunia ini sudah ditetapkan oleh Allah. Jika sesuatu ditakdirkan untuk menjauh darimu, maka ia tak akan pernah mendatangimu. Namun, jika ia ditakdirkan bersamamu, maka kau tak akan bisa lari darinya." (Umar bin Khattab).
7. "Menjaga perasaan seorang muslim adalah ibadah. Menyakiti hati seorang muslim dosanya lebih besar dari menghancurkan ka'bah. Siapa saja yang membuat senang hati seorang muslim, maka Allah akan membuatnya senang kelak di hari akhir." (Habib Umar bin Hafidz).
8. "Setiap nafas kita adalah selangkah menuju kematian, dan kematian itu akan selalu membayangi kita lebih dekat dari bayangan kita sendiri."
Kematian adalah guru terbaik dalam kehidupan ini, sedikit saja kita lalai dari mengingat kematian, maka kita akan kehilangan guru terbaik dalam kehidupan ini". (Habib Munzir al Musawa).
9. Sebab kegagalan dalam hal apapun, adalah dikarenakan maksiat. Lebih mengutamakan Ridho manusia ketimbang Ridhonya Allah. Berupaya menyenangkan hati manusia namun ia tak peduli kalau hatinya Rasulullah sedih. (Habib Jindan bin Novel bin Jindan).
10. Seseorang tidak seharusnya menuntut kesempurnaan, baik ia sendiri maupun orang lain. Sebab, jika ia menuntut kesempurnaan dari dirinya, ia tidak akan beramal. Jika ia menuntut kesempurnaan dari orang lain, ia tidak akan memandang mulia seorangpun, ia bahkan akan memandang rendah semua orang. (Habib Luthfi bin Yahya).
11. "Belajarlah mengalah sampai tak seorangpun mengalahkanmu. Belajarlah merendah sampai tak seorangpun merendahkanmu. Belajarlah sabar sampai Allah Ta'alaa mengangkat derajatmu." (Habib Syech Abdul Qodir Assegaf).
12. Salah satu tanda-tanda hati dipenuhi dengan cinta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah memperlakukan makhluk Allah dengan kasih sayang, kecintaan dan selalu memberikan manfaat. (Habib Ali Al-Jufri).
13. "Berniat melakukan kebajikan letaknya di dalam hati. Akan tetapi kita harus segara menikdaklanjuti dengan amal nyata Semampu yang kita bisa, Maka kita akan mendapat pahala sebesar niat kita. Walau amal yang dilakukan masih jauh dari yang di cita-citakan. Tanpa amal nyata, niat di dalam hati bukanlah niat yang dimaksud Baginda Nabi. Akan tetapi ia adalah lamunan yang dihembuskan setan ke dalam hati." (Habib Novel Alaydrus)
14. Jadikan pusat perhatian kalian pada istri, anak-anak dan keluarga kalian (jangan sampai terbawa arus), karena media sosial sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian mereka, banyak keluarga yang hancur karenanya, media sosial (yang tidak didasari dengan akhlah islami) bisa merusak dan membahayakan akhlak, rizki dan keadaan kita. (Al-Habib Abu Bakar al-Masyhur).
15. Diantara hal-hal yang bisa mendatangkan rizki adalah perhatian seseorang kepada keluarga dan anak-anaknya, apakah sudah sholat? apakah sholatnya sudah benar? Dan apabila seseorang telah menunaikan kewajibannya sesuai apa yang diperintahkan syariat, maka Allah akan memberikannya rizki di luar dugaannya. (al-Habib Umar bin Hamid al-Jailani).
16. Salah satu orang shaleh berkata: Saya heran terhadap orang yang lupa (akan akhirat) padahal akhirat tidak melupakannya (semua amal akan tampak di akhirat kelak), Saya juga heran terhadap orang yang giat mencari dunia padahal kematian selalu mengikutinya, dan saya juga heran terhadap orang yang membangun istana padahal peristirahatan terakhirnya adalah kuburan. (al-Habib Abu Bakar bin Abdullah Balfaqih).
17. Harga dari sifat tawadhu' sangatlah mahal dan tinggi, yang bisa mengangkat seseorang pada derajat yang tinggi dan abadi. Begitu juga sifat bersedih hati karena Allah (menyesali dosa-dosa yg telah dilakukan, takut akan azab Allah, merasa sangat bersyukur karena begitu besar nikmat yang Allah berikan), sifat ini dapat melahirkan kedekatan diri seorang hamba dengan Allah. (Al-Habib Umar bin Hafidz)
Semoga bermanfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.