Edisi Selasa, 22 Agustus 2023 M / 5 Shafar 1445 H.
Kesehatan merupakan nikmat terbesar yang Allah Subhanahu WaTa'ala berikan kepada umat manusia. Bukan hanya dilimpahkan kepada umat Muslim, mereka yang non-muslim pun juga dapat merasakan nikmatnya sehat sehingga kita dapat menjalani aktivitas kesehariannya dengan lancar dan bisa selesai tepat waktu. Namun ada kalanya kita juga bisa dilanda sakit dari hanya hitungan hari sampai bulanan. Akibatnya kita merasa sedih karena kita tidak lagi bisa menjalani aktivitas keseharian dengan baik. Lalu, jika sehat adalah nikmat maka apakah sakit adalah musibah?
Sakit bukanlah musibah jika kita bisa mengambil hikmah di dalamnya. Hidup ini tidak lepas dari cobaan dan ujian, bahkan cobaan dan ujian merupakan sunatullah dalam kehidupan. Manusia akan diuji dalam kehidupannya baik dengan perkara yang tidak disukainya atau bisa pula pada perkara yang menyenangkannya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman yang artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (QS. al-Anbiyaa’: 35).
Sahabat Ibnu ‘Abbas -yang diberi keluasan ilmu dalam tafsir al-Qur’an- menafsirkan ayat ini: “ Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kefakiran, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan.” (Tafsir Ibnu Jarir). Dari ayat ini, kita tahu bahwa berbagai macam penyakit juga merupakan bagian dari cobaan Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Namun di balik cobaan ini, terdapat berbagai rahasia dan hikmah yang tidak dapat dinalar oleh akal manusia. Lalu, apa hikmah saat sakit datang menghampiri kita? Berikut beberapa hikmah sakit menurut pandangan Islam :
1. Menghindarkan dari Api Neraka
Rasa sakit yang diterima oleh orang-orang beriman akan Allah Subjanahu WaTa'ala tukar dengan menghindarkan orang itu dari siksa api neraka. Oleh karena itu, tidak boleh bagi seorang mukmin mencaci maki penyakit yang dideritanya, menggerutu, apalagi sampai berburuk sangka pada Allah dengan musibah sakit yang dideritanya.
Bergembiralah wahai saudaraku, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api Neraka.” (HR. Al Bazzar, shohih).
2. Mengukur Keimanan Kita
Sakit merupakan barometer pengukur keimanan seorang hamba, tingkat keimanan seseorang akan tampak saat datangnya ujian. Jika ia bersabar maka ia merupakan seorang mukmin yang baik.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda. “ Betapa mengaggumkannya keadaan seorang mukmin, sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya, dan hal tersebut tidak dimiliki kecuali orang yang beriman, saat ia mendapatkan kesenangan ia bersyukur dan itu baik baginya, sedangkan ia tertimpa kesulitan ia bersabar dan hal itupun baik baginya.” (HR. Muslim).
3. Semakin Dekat dengan Allah
Sakit akan mendorong seorang hamba untuk semakin dekat dan takut kepada Allah, saat seorang tertimpa sakit, ia akan semakin sadar terhadap kebesaran dan kekuasaan Allah. Sebagaimana yang diketahui, kadang kita hanya ingat Allah di kala kesusahan dan diberi cobaan. Sementara saat diberikan kebahagiaan, kita mendadak lupa dengan Rabb semesta alam.
Sehingga datangnya rasa sakit akan meningkatkan rasa tawakkal seorang hamba kepada Allah yang Maha Kuasa. “ Dan apabila kami memberi nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdoa.” (QS. Fushilat:51).
4. Menjadi Penghapus Dosa
Sakit dapat menjadi pengugur dosa bagi setiap mukmin yang mengalami kepayahan dalam menghadapi penyakitnya itu.
“ Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya.” (HR Muslim).
5. Sakit Menyulitkan Setan Untuk Menggoda
Saat kita sakit tentunya diajak maksiat tak mampu atau tak mau. Bahkan dosa-dosa yang pernah dilakukannya perlahan disesalinya. Sakit itu membuat sedikit tertawa dan banyak menangis, satu sikap keinsyafan yg disukai Nabi dan para makhluk langit.
Menurut Imam Qatadah setan tidak mampu menggoda manusia dari arah atas karena arah ini merupakan rahmad dari Allah dan setan tidak bisa menggangu dari atas karena Allah Subhanahu WaTa'ala berada di atas semua makhluk ciptaan-Nya.
6. Sakit Mengingatkan Pada Kematian
Tanpa berziarah ke makam orang wali atau melayat tetangganya yang meninggal, orang yang sakit akan lebih mengingat mati, dan bersiap amal untuk menyambutnya. Inilah yang akan mendongkrak derajat ketakwaan kepada Allah Subhanahu WaTa'ala.
7. Sakit Mengingatkan Kita Bersyukur
Saat kita diberi sakit, seringkali kita lalai untuk bersyukur, padahal kalau kita berpikir lebih banyak waktu sehat dari pada waktu sakit yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari.
Maka, bersyukurlah saat kita selalu diberi nikmat sehat oleh Allah karena nikmat yang paling berharga di dunia ini selain iman dan islam adalah nikmat sehat, sebab dengan keadaan tubuh yang sehat kita bisa menikmati nikmat-nikmat Allah yang lainnya.
8. Sakit Menyambung Silaturrahmi
Ketika sakit maka keluarga yang jarang bertemu akhirnya datang menjenguk, menghibur, penuh senyum, rindu mesra. Maka itulah sakit adalah perekat tali silaturrahmi.
Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang menjenguk orang sakit maka ia selalu berada di taman surga.” Hadits ini diriwayatkan oleh imam Muslim dari sahabat Tsauban radhiyallahu'anhu.
9. Sakit Dapat Memperbanyak Istighfar
Jika datang sakit maka dosa-dosa akan mudah diingat sehingga dapat membimbing lisan kita untuk memohon ampunan Allah Subhanahu WaTa'ala. Bahkan sakit akan menguatkan tauhid, bahwa tidak ada kekuasaan yang lebih besar kecuali Allah Subhanahu WaTa'ala karena hanya Dia-lah yang mampu menyembuhkan penyakitnya.
10. Sakit dapat Memperbaiki Akhlak
Orang yang menderita sakit akan lebih khusuk dan lebih sering menyebut Asma Allah daripada ketika ia sehat. Sakit menjadikan kita beribadah lebih khusyuk, tasbih-istighfar lebih sering, tahiyyat-doa jadi lebih lama. Sakit itu memperbaiki akhlak, kesombongan terkikis, sifat tamak dipaksa tunduk, pribadi dibiasakan santun, lembut dan tawadhu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim).
11. Orang Sakit Doanya Mustajab
Di antara doa yang mustajab adalah doa yang dipanjatkan dari seseorang ketika dalam kondisi lemah, kepepet, terdesak, yang sangat membutuhkan pertolongan dari Allah. Karena itu, doa mereka lebih mustajab dibandingkan doa mereka yang sehat dan dalam keadaan longgar.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, Siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan. (QS. An-Naml: 62).
Dan kita semua tahu, orang sakit termasuk diantara mereka. Bahkan Imam As-Suyuthi pernah keliling kota mencari orang sakit lalu minta didoakan oleh yang sakit.
12. Mengingatkan agar Tidak Terlalu Fokus Pada Duniawi
Sakit sebenarnya adalah cara Allah Subhanahu wa ta'ala memberitahukan kepada kita bahwa nikmat sehat sangatlah berharga, lebih berharga dari harta apapun di dunia ini.
Buktinya ketika masih sehat terkadang kita mati-matian mencari harta dunia, sampai tak mengenal lelah, dan ketika sakit sudah menghampiri bisa jadi apa-apa yang telah kita timbun ludes secara perlahan untuk mengembalikan nikmat sehat itu kembali dirasakan.
Maka, bersyukurlah ketika masih sehat, jangan terlalu gencar mencari harta dunia yang hanya sesaat, apalagi sampai lupa kepada yang memberi nikmat sehat dan nikmat harta, karena disitulah sakit kita sebenarnya, yaitu sakitnya sebuah hati karena tidak bisa bijaksana bersyukur kepada Allah.
13. Allah Menguji Kesabaran Kita
Ketika kita sakit sebenarnya Allah Subhanahu wa ta'ala hanya ingin menguji seberapa besar sabar yang kita miliki saat sedang sakit, maka jangan sampai kita lupa untuk bersabar menerima semuanya dan mengeluh dengan bahasa yang tak pantas.
Tetaplah bersyukur dengan bijak, ajarkan hati dan mulut untuk terus berucap nama baik Allah, seperti halnya kalimat istighfar, hamdalah, ataupun kalimat tasbih.
Karena insyaallah dengan hal itu dosa-dosa kita akan dihapus oleh Allah. Sebab, sakit pula adalah cara Allah untuk menghapus dosa-dosa yang ada dalam diri.
14. Memperlihatkan Kebesaran Allah
Dan ketika nanti kita diberikan kesehatan kembali oleh Allah, tak lain karena Allah ingin pula melihat seberapa besar rasa syukur kita pada-Nya dan menunjukkan betapa besar Kuasa-Nya.
Maka, tetaplah bersyukur dalam keadaan apapun, entah sakit ataupun sehat karena nikmat Allah itu selalu ada dalam setiap peristiwa, dan setiap peristiwa pasti mengandung hikmah yang luar biasa.
15. Allah Sedang Mengistirahatkan Kita
Allah memberi kita waktu agar kita tenang hanya mengingat-Nya, maka ketika sedang sakit bersabarlah, karena itu semua adalah cara Allah untuk mengetuk hati kita agar belajar untuk bersabar dan bersyukur.
Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (QS. al-An’am: 42).
16. Sakit bisa menjadi sumber kebaikan bagi seseorang jika dia bersabar.
Hal tersebut sejalan dengan sebuah hadits di mana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
“Sungguh semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika ia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya.” (HR Muslim).
17. Sakit bisa membuat kita kembali mengingat Allah.
Sebagaimana yang diketahui, kadang kita hanya ingat Allah di kala kesusahan dan diberi cobaan. Sementara saat diberikan kebahagiaan, kita mendadak lupa dengan Rabb semesta alam.
Allah Subhanahu WaTa'ala telah berfirman: “Dan sesungguhnya kami telah mengutus (para Rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (QS al-An’am: 42).
Maka dari itu, perlu kita sadari dari sekarang agar kita tidak menjadi pribadi yang mudah mengeluh saat sedang sakit ataupun saat sedang sehat, bahwa sesungguhnya sakit maupun sehat itu adalah nikmat yang harus sama-sama kita syukuri. Karena jika nikmat sakit adalah cara Allah menguji sabar kita, maka nikmat sehat adalah cara Allah menguji besarnya syukur kita.
Semoga bermanfaat .....
ONE DAY ONE HADITS
Selasa, 22 Agustus 2023 M / 5 Shafar 1445 H.
" Do'a Ketika Sakit "
- عَنْ عَبْدِ الْعَزِيْزِ بْنِ صُهَيْبٍ قَالَ: قَالَ أَنَسٌ يَعْنِى لِثَابِتٍ: أَلَا أَرْقِيْكَ بِرُقْيَةِ رَسُوْلِ اللهِ؟ قَالَ: بَلَى. قَالَ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَأْسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لَا شَافِيَ إِلَّا أَنْتَ اشْفِهِ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا.
Dari Abdul Aziz bin Shuhaib ia berkata, Anas berkata, yakni kepada Tsabit: "Maukah aku ruqyah (doakan) engkau dengan ruqyah yang dilakukan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam?" Tsabit menjawab: "Ya". Kemudian Anas mengucapkan, “allâhumma rabban nâsi mudzhibal ba-si isyfi antasy syâfî lâ syâfiya illâ anta isyfihî syifâ-al lâ yughâdiru saqamâ;
(Ya Allah, Tuhan manusia, Yang Maha Menghilangkan penyakit, sembuhkanlah (dia). Engkau adalah Pemberi kesembuhan, tidak ada yang dapat menyembuhkan kecuali Engkau. Sembuhkanlah dia dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan efek sakit)".
[Sunan Abu Dawud, 3392].
Pelajaran yang terdapat di dalam hadits :
1- Makna dari Asy Syaafii adalah Zat yang mampu memberikan kesembuhan, baik kesembuhan penyakit hati maupun penyakit jasmani.
2- Kesembuhan hati dari penyakit syubhat, keragu-raguan, hasad, serta penyakit-penyakit hati lainnya, dan juga kesembuhan jasmani dari penyakit-penyakit badan. Tidak ada yang mampu memberikan kesembuhan dari penyaki-penyakit tersebut selain Allah Ta’ala.
3- Termasuk di antara nama-nama Allah adalah Asy Syaafii yang artinya Zat Yang Maha Menyembuhkan Allah Zat Yang Maha Menyembuhkan segala penyakit, baik penyakit hati maupun penyakit jasmani.
4- Dianjurkan untuk mendoakan orang yang sakit sesuai dengan doa yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
5- Diperbolehkan bertawasul dengan menyebut nama Allah Ta’ala, bahkan hal ini dianjurkan karena Nabi sering berdoa dengan menyebut nama-nama Allah.
6- Seseorang diperbolehkan berobat tatakala sedang sakit, dan hal ini tidaklah meniadakan tawakal seorang hamba.
7- Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan orang yang sakit untuk berobat.
8- Seseorang yang berobat atau periksa ke dokter hendaknya hatinya tetap bersandar kepada Allah dalam mengharapkan kesembuhan dan tidak bersandar kepada obat yang dia minum atau dokter yang memeriksanya.
9- Seorang dokter atau praktisi pengobatan adalah hanya sebagai sebab, sedangkan yang mampu menyembuhkan hanyalah Allah Ta’ala. Tidak sepantasnya dia sombong tatkala berhasil menyembuhkan pasiennya.
Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran :
- Tidak ada yang mampu menyembuhkan kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hal ini seperti dikatakan Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam dalam Al Qur’an :
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
“Dan apabila aku sakit. Dialah (Allah) yang menyembuhkanku” (QS. As Syu’araa: 80).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.