Edisi Sabtu, 5 Agustus 2023 M / 18 Muharram 1445 H.
Menjaga lisan, tulisan, ujaran buruk seperti ghibah, adu domba, namimah maupun hal-hal buruk lainnya tentu harus dijauhi. Terlebih belakangan ini, era teknologi internet yang memungkinkan terhubung dengan banyak orang dari seluruh penjuru dunia, sehingga interaksi dan komunikasi menjadi hal vital yang dilakukan setiap harinya. Menjaga lisan sama dengan menjaga ketikan jari agar tidak menyampaikan komentar-komentar yang menyakiti atau menyinggung orang lain di media sosial. Sebab banyak orang masuk surga karena lisannya dan banyak pula yang terjerumus ke dalam neraka akibat lisannya.
Islam sangat menaruh perhatian pada aktivitas lisan agar setiap Muslim tidak binasa hanya karena lisannya yang tidak dijaga. Segala sesuatu yang diucapkan oleh lisan, maka menjadi tanggung jawab orang tersebut. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : "Tidak ada suatu kata yang diucapkannya, melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)." (QS Qaf ayat 18).
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Seorang hamba berbicara satu kalimat dari yang dibenci Allah, bisa membuatnya tergelincir ke dalam neraka Jahanam." (HR Bukhari).
Islam telah memberikan rambu-rambu mengenai berbagai hal yang dilarang diucapkan oleh setiap Muslim. Dan, berikut ini adalah 17 jenis ucapan lisan yang dapat membinasakan setiap Muslim:
1. Membicarakan sesuatu yang bukan menjadi urusannya
Ini menjadi salah satu hal yang membinasakan seorang Muslim jika dilakukan. Seorang Muslim sangat mungkin membicarakan sesuatu yang sebetulnya tidak menjadi urusannya. Atau mencari informasi yang sebetulnya tidak penting.
Setiap Muslim harus berhati-hati dalam menjaga lisannya dari pembicaraan yang tidak berguna, dan membiasakan diri berdiam dari hal-hal yang tidak menyangkut dirinya.
إنَّ من حُسْنِ إسلامِ المرءِ تَركَهُ ما لا يَعْنِيهِ
"Sesungguhnya di antara kebaikan seorang Muslim itu ialah meninggalkan apa yang tidak menjadi urusannya." (HR Tirmidzi).
2. Mengutuk
Mengeluarkan kata-kata yang mengutuk atau melaknat berarti menjauhkan diri dari rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Karena itu, tidak boleh menggunakan kata-kata laknat pada apa pun, baik itu kepada manusia, binatang, benda mati, suatu kelompok atau orang tertentu. Sebab, semuanya itu tercela dan dilarang.
Seorang Muslim tidak boleh membiasakan lisannya mengucapkan kata-kata yang mengutuk. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
ليس المؤمنُ بطعَّانٍ ولا بلعَّانٍ
"Seorang mukmin bukanlah orang yang suka mencela, melaknat, berperangai buruk, dan mengeluarkan ucapan yang kotor." (HR Tirmidzi).
3.Melebih-lebihkan atau mengulang perkataan
Islam mengajarkan untuk tidak mengucapkan kata-kata secara berlebihan, termasuk mengulang-ulang perkataan tanpa ada manfaat. Seorang Muslim diharuskan untuk menjaga lisan agar tidak berbicara dengan meluap-luap. Maka, hendaknya bicara secukupnya sesuai yang dibutuhkan. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
طُوبَى لِمَنْ أَمْسَكَ الْفَضْلَ مِنْ لِسَانِهِ، وَأَنْفَقَ الْفَضْلَ مِنْ مَالِهِ
"Beruntunglah mereka yang mampu menahan lidahnya dari berbicara yang melebihi porsinya dan mau membelanjakan kelebihan dari harta yang dimilikinya di jalan Allah.” (HR Tirmidzi).
4. Membicarakan kebatilan
Seorang Muslim hendaknya tidak membicarakan kebatilan, seperti masalah wanita, berbagai bentuk maksiat, dan kezaliman yang dilakukan pemimpin. Termasuk juga membicarakan tentang kepalsuan, bidah, dan doktrin agama yang rusak. Semua ini bersumber dari rusaknya lisan seseorang sehingga harus dijauhi seorang Muslim. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ خَطَايَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ خَوْضًا فِي الْبَاطِلِ
"Manusia yang paling besar dosanya di Hari Kiamat adalah orang yang paling banyak berbicara hal yang batil." (HR Al Iraqi).
5. Ghibah
Ghibah adalah menyebut-nyebut kesalahan seseorang saat orang yang dibicarakannya itu tidak ada. Pelaku ghibah menyalah-nyalahkan orang yang dibicarakannya, baik pada sisi akhlaknya, fisiknya, keturunannya, perbuatannya, perkataannya, agamanya, atau sesuatu yang tidak disukainya. Walaupun yang dibicarakannya benar, tetap itu termasuk ghibah. Ghibah juga bisa artikan sebagai perbuatan di mana ada seseorang atau lebih yang berbicara di belakang orang yang sedang dibicarakan. Bentuknya bisa berupa tindakan, sindiran, senyum tersembunyi, atau saling memandang.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberi peringatan terkait perbuatan ghibah melalui Surat al Hujuraat ayat 6.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (QS.Hujurat : 6).
6. Adu domba (namimah)
Adu domba adalah percakapan di antara orang-orang di mana satu pihak mengungkapkan sesuatu yang dibencinya atau kabar yang didapatkan dari orang lain, termasuk membocorkan rahasia.
Bedanya adu domba dengan dengan ghibah adalah motif adu domba, yaitu untuk berbuat jahat kepada orang yang dibicarakan atau untuk menggali kebohongan dan omong kosong. Semua itu dilarang dalam Islam. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memperingatkan:
لا يَدخلُ الجنّةَ نَمَّامٌ
"Tidak akan masuk surga orang-orang yang melakukan namimah atau adu domba."
7. Berdebat
Maksud berdebat di sini adalah merasa keberatan atas suatu pernyataan lalu keberatan tersebut disampaikan hingga menimbulkan perdebatan atau kontroversi. Seorang Muslim harus meninggalkan perdebatan.
Jika memang apa yang disampaikan orang lain itu benar, harus memercayainya. Namun, jika apa yang disampaikan tersebut tidak benar dan tidak berkaitan dengan masalah agama, harus diam. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لاَ تُمَارِ أَخَاكَ وَلاَ تُمَازِحْهُ وَلاَ تَعِدْهُ موعدًا فتُخلِفَه
"Janganlah kamu mendebat saudaramu, janganlah kamu bercanda dengannya (dengan canda yang dapat menyinggungnya), dan janganlah kamu menjanjikannya suatu janji lalu kamu mengingkarinya." (HR Tirmidzi).
8. Adu mulut
Maksudnya adu mulut di sini adalah bertengkar melalui kata-kata yang menyakiti orang lain dengan tujuan menghancurkan lawannya. Semua ini adalah bahaya lisan yang harus dihindari. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا يُرَى ظَاهِرُهَا مِنْ بَاطِنِهَا، وَبَاطِنُهَا مِنْ ظَاهِرِهَا، أَعَدَّهَا اللَّهُ لِمَنْ أَلانَ الْكَلامَ، وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ
"Sesungguhnya di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang yang berkata lembut, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala kebanyakan manusia tidur." (HR Tirmidzi).
9. Terlalu banyak bicara
Seorang Muslim tidak boleh banyak bicara apalagi dengan kata-kata yang kasar. Saat bicara, seorang Muslim harus menyampaikan idenya tanpa melebih-lebihkan dan menghindari kata-kata yang tidak perlu sehingga tidak terjerumus dalam kemunafikan. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إنَّ مِن أبغضَكِم إليَّ وأبعدَكُم منِّي يومَ القيامةِ الثَّرثارونَ والمُتشدِّقونَ والمُتفيهِقونَ
"Orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dariku pada Hari Kiamat adalah ats-tsartsarun (orang yang banyak bicara secara dibuat-buat hingga keluar dari kebenaran), al-mutasyaddiqun (orang yang memperpanjang pembicaraan sampai memperolok manusia) dan al-mutafaihiqun (orang yang memperpanjang bicaranya dengan kesombongan)." (HR Tirmidzi).
10. Mengeluarkan kata-kata yang melecehkan
Tidak boleh bagi seorang Muslim mengeluarkan kata-kata yang bersifat melecehkan atau cabul yang dimaksudkan untuk mengungkapkan hal-hal yang buruk secara gamblang. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الْفُحْشَ وَالتَّفَحُّشَ لَيْسَا مِنَ الإِسْلامِ فِي شَيْءٍ، وَإِنَّ أَحْسَنَ النَّاسِ إِسْلامًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
"Sesungguhnya berkata melecehkan atau melakukan pelecehan bukanlah dari ajaran Islam dan sesungguhnya sebaik-baik Islamnya seseorang adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR Ahmad).
11. Berlidah dua
Kita mengenalnya dengan istilah bermuka dua. Orang yang melakukan ini ialah orang yang menunjukkan persetujuan atau dukungan kepada dua pihak yang berselisih. Jika bertemu salah satu pihak, ia akan mendukung pihak tersebut dan menjelekkan pihak yang lain. Sifat ini tanda kemunafikan dan mengandung gosip. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
تجدون شرَّ الناسِ يومَ القيامةِ عندَ اللهِ ذا الوجهينِ: الذي يأتي هؤلاءِ بوجْهٍ، ويأتي هؤلاءِ بوجْهٍ
"Kalian akan menemukan bahwa seburuk-buruk orang pada Hari Kiamat di sisi Allah adalah orang yang bermuka dua...."
12. Nyanyian dan syair
Beberapa nyanyian dan syair harus dihindari setiap Muslim. Di antaranya yang melebih-lebihkan pujian agar tidak terjatuh pada dusta. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لَأنْ يمتلئَ جوفُ أحدِكم قيحًا حتَّى يَرِيَه خيرٌ له مِن أنْ يمتلئَ شِعرًا
"Bila perut salah seorang dari kalian dipenuhi dengan nanah yang merusaknya, itu lebih baik daripada dipenuhi syair (yang membuatnya terlena)." (HR Ibnu Hibban).
13. Mengejek
Seorang Muslim diperingatkan untuk tidak mengejek seseorang, misalnya dengan menyebut kekurangan yang dimilikinya dengan maksud menertawakan atau meremehkan. Ejekan ini bisa dalam bentuk senyuman kecil, atau tertawa terbahak-bahak. Jika orang yang diejeknya tidak ada, menjadi ghibah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala pun memperingatkan kita melalui Surah al Hujurat Ayat 11.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (QS. Hujurat : 11).
14. Memuji
Islam mengajarkan untuk tidak memberikan pujian pada tempat yang salah, dan tidak dibolehkan memberi pujian secara berlebihan karena bisa menyebabkan orang berdusta akibat pujiannya itu. Sikap tersebut juga dapat menyebabkan seseorang terjerumus pada kemunafikan jika pujian itu membawa kebahagiaan di hati orang yang tidak memerintah dengan adil dan tidak bermoral.
Dari Abu Bakrah bahwa seorang laki-laki di sisi Nabi Shallallahu alaihi wasallam lalu seseorang memuji kebaikannya dan kemudian Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إن كان أحدُكم مادِحًا لا مَحالةً فلْيقلْ: أَحسَبُ كذا وكذا، إن كان يَرى أنه كذلك، واللهُ حَسيبُه، ولا يُزَكِّي على اللهِ أحدًا
"Sekiranya salah seorang di antara kalian harus memuji orang lain tanpa batasan, maka hendaknya dia mengucapkan, 'Saya mengira ini dan itu yang akan menilai adalah Allah, dan seseorang tidaklah mensucikan orang lain mendahului Allah.'"
15. Membocorkan rahasia
Ini dilarang karena merupakan perbuatan pengkhianatan terhadap orang yang telah memercayakan rahasia tersebut pada orang lain. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إذا حَدَّثَ الرجلُ الحديثَ ثم التَفَتَ فهي أمانةٌ
"Apabila ada seseorang yang mengajak bicara dan sebelum berbicara dia nengok kanan-kiri terlebih dulu, maka itu rahasia, dan itu amanah." (HR Tirmidzi).
16. Membuat janji palsu
Janji palsu adalah perbuatan lisan yang membinasakan seorang Muslim dan ini perbuatan yang diharamkan. Janji adalah ditepati dan tidak boleh diingkari. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
ثلاثٌ من كنَّ فيه فهو منافقٌ إذا حدَّث كذب، وإذا وعد أخلف، وإذا اؤتُمن خان،
"Tanda-tanda munafik ada tiga, jika berbicara dusta, jika berjanji mengingkari, dan jika diberi amanat dia khianat."
17. Berbohong dalam ucapan dan sumpah
Perbuatan ini adalah salah satu perbuatan lisan yang paling besar dalam membinasakan seorang Muslim. Sebab, akibat perbuatan ini ialah membuat seseorang percaya pada dusta dan menyebabkan kebodohan sehingga menimbulkan kerugian. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إياكم والكذبَ، فإنه مع الفجورِ، وهما في النارِ
"Waspadalah terhadap dusta, karena itu termasuk maksiat dan keduanya (maksiat dan dusta) ada di neraka tempatnya." (HR Al-Wadi'i).
Semoga bermanfaat....
ONE DAY ONE HADITS
Sabtu, 5 Agustus 2023 M / 18 Muharram 1445 H.
Karena Lisan Seseorang Bisa Masuk Surga atau Neraka
عن أبى هريرة رضي الله عنه قال ،قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
"إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلقي لَهَا بَالا يُكْتَبُ لَهُ بِهَا الْجَنَّةُ. وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَط اللَّهِ لَا يُلقي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ السموات وَالْأَرْضِ"
Dari Abu Hurairah radhiAllah anhu berkata, bersabda rasulullah sallahu alaihi wa salam :
Sesungguhnya seseorang benar-benar mengucapkan suatu kalimat yang diridai Allah Subhanahu wa Ta'ala, sedangkan dia tidak menyadarinya, hingga ditetapkan baginya surga karenanya. Dan sesungguhnya seseorang benar-benar mengucapkan suatu kalimat yang dimurkai Allah Subhanahu wa Ta'ala tanpa ia sadari, hingga menjerumuskan dirinya ke dalam neraka karenanya, lebih jauh dari jarak antara langit dan bumi.(Mutafaqun 'alaih).
Pelajaran yang terdapat di dalam hadits :
1- Hadits diatas memberikan petunjuk bahwa, besarnya bahaya lisan dan kebanyakan manusia tidak memperhatikannya.
2- Maka wajib menjaga dan memelihara lisan itu dan bersungguh-sungguh dalam hal ini dari keburukannya karena lisan cepat geraknya entah itu dalam kebaikan atau dalam keburukan.
3- Maka wajib juga teguh dan waspada dalam masalah ini.
Sesungguhnya seseorang benar-benar mengucapkan suatu kalimat yang diridai Allah Subhanahu wa Ta'ala, sedangkan dia tidak menyadarinya, hingga ditetapkan baginya surga karenanya. Dan sesungguhnya seseorang benar-benar mengucapkan suatu kalimat yang dimurkai Allah Subhanahu wa Ta'ala tanpa ia sadari, hingga menjerumuskan dirinya ke dalam neraka karenanya.
4- Selama kita diam akan selamat tapi tatkala berkata harus membawa kebaikan bukan keburukan.
5- Maka wajib setiap mukalaf mewaspadai lisan dan anggota tubuhnya dari keburukan kadang bisa terjadi karena bergurau atau mempermudah dan meremehkannya sehingga membinasakannya.
Tema hadits yang berkaitan dengan al quran :
1- Larangan meninggikan suara di hadapan Nabi Shalallahu'alaihi Wasallam lebih dari suaranya tiada lain karena dikhawatirkan beliau akan marah, yang karenanya Allah pun marah disebabkan kemarahannya. Dan karenanya maka dihapuslah amal baik orang yang membuatnya marah, sedangkan dia tidak menyadarinya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.(QS. Al Hujurat : 2).
2- Yaitu tiada suatu kalimat pun yang dikatakannya, melainkan ada malaikat yang selalu mengawasinya dan mencatatnya; tiada suatu kalimat pun yang tertinggal, dan tiada suatu gerakan pun yang tidak tercatat olehnya.
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaf: 18).
3- Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ كِرَامًا كَاتِبِينَ يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ
Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Infithar: 10-12).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.