Minggu, 31 Januari 2021

17 MANFAAT MENIKAH MUDA MENURUT ISLAM

Edisi Ahad, 31 Januari 2021 M / 18 Jumadil Akhir 1441 H

Banyak orang yang enggan melakukan nikah muda sebab dianggap terlalu berisiko. Mulai dari alasan umur yang masih belia, belum punya pengalaman hidup hingga emosi yang masih labil. Semua itu ditakutkan menjadi faktor pemicu keretakan rumah tangga atau bahkan perceraian. Sebagai gantinya, mereka memilih jalan berpacaran untuk menyalurkan hasrat cintanya. Pacaran dianggap sebagai tindakan wajar, setidaknya lebih aman daripada terburu-buru menikah.

Namun presepsi tersebut salah besar. Islam menganjurkan taaruf, bukan mengajarkan pacaran. Jalan berduaan dengan seseorang yang bukan muhrim, bergandengan tangan hingga berpelukan, perbuatan itu termasuk mendekati zina dan jelas merupakan dosa. Justru menikahlah yang diridhoi Allah Ta’ala. Ketika seseorang merasa siap menikah, dalam artian sudah baligh dan mampu mandiri maka sebaiknya memilih jalan menikah. Tak perlu takut, karena menikah adalah sebagian dari ibadah. Selain itu, hukum menikah muda menurut islam juga sah-sah saja asalkan kedua calon sama-sama siap membina rumah tangga.

Di dalam Al-Quran dan hadits terdapat banyak dalil yang menjelaskan tentang hakikat manusia yang memang diciptakan untuk berpasang-pasangan, serta anjuran untuk menikah. Diantaranya yakni:

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui.” (QS. an-Nur: 32)

 “Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Ruum: 21)

“Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah”. (QS.Adz Dzariyaat: 49). 

“Itulah (nikah) sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhan kepadamu. Janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain selain Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka secara hina lagi dijauhkan dari rahmat Allah.” (QS.Al-Isra: 39)

“Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan.”(QS. ar-Ra’du: 38)

“Wahai pemuda, barang siapa di antara kalian telah mampu maka hendaknya menikah, karena ia lebih menundukkan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaknya ia berpuasa, sebab ia dapat mengekangnya.” (HR. Bukhari)

Dari Aisyah radhiyallahu'anha “Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu.¨ (HR. Hakim dan Abu Dawud).

“Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah, orang yang berjihad/berperang di jalan Allah, budak yang menebus dirinya dari tuannya, pemuda yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim).

“Wahai generasi muda, bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud)

Sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam “Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah ditolong separoh agamanya. Dan hendaklah bertaqwa kepada Allah separoh lainnya.” (HR. Baihaqi).

Setelah membahas tentang dalil-dalil yang menunjukkan perintah untuk menikah, sekarang akan dijelaskan beberapa manfaat nikah muda menurut islam. 

1. Menghindari Dosa Pacaran 

Di zaman sekarang ini, perbuatan pacaran nampaknya sudah dianggap sangat wajar. Stereotip masyarakat menjadikan pacaran sebagai ajang perkenalan sebelum melalui jenjang pernikahan, ini sebenarnya salah besar! Pacaran bisa menyesatkan manusia ke dalam zina. Kita bisa melihat sendiri di sosial media, anak-anak SMP-SMA-Mahasiswa yang mengumbar foto pelukan mesra, saling menyentuh di bagian tubuh yang tidak pantas, mencium dahi ataupun pipi. Bahkan yang lebih parah sampai berciuman hingga memadu kasih. Naudzubillah.

Kita tidak bisa menutup mata terhadap fenomena tersebut, sebab itulah faktanya yang terjadi saat ini. Dan itu semua bermula dari pacaran. Maka, hindarilah pacaran sebab itu perbuatan dosa.

Larangan berpacaran dalam islam juga telah dijelaskan dalam Al-Quran: “Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Israa’: 32).

2. Mendatangkan Pahala Berlipat Ganda 

Berbeda dari aksi pacaran yang mendatangkan banyak dosa. Menikah justru bisa melipatgandakan pahala. Saat kita bercanda dengan pasangan maka itu bernilai pahala. Menyentuh pasangan juga bernilai pahala. Yang jelas semakin romantis hubungan (selama masih dalam koridor islam) maka pahalanya juga akan semakin besar.

3. Berkesempatan Memiliki Banyak Keturunan 

Dalam dunia kedokteran dijelaskan bahwa kesuburan organ reproduksi wanita semakin menurun seiring bertambahnya usia. Maka itu, jika kita menikah di usia muda maka kesempatan hamil juga lebih besar. Kita bisa berpeluang memperoleh banyak keturunan untuk menciptakan generasi-generasi islam berakhlakul karimah.

Mengenai anak ini Allah Ta'ala mengajarkan pada kita sebuah doa dalam al-Quran, agar diberikan istri dan keturunan shalih yang menyejukkan hati:

Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan (anak-cucu) yang  dapat menyenangkan hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (al-Furqan: 74)

4. Meminimalisir Risiko Gangguan Kehamilan 

Sebagaimana yang dijelaskan di poin sebelumnya, ketika masih muda kondisi rahim masih terbilang kuat. Hormon-hormon yang diproduksi tubuh cukup optimal. Dan organ reproduksi juga cenderung subur. Dengan demikian, apabila kita menikah di usia muda, maka risiko gangguan kehamilan bisa terminimalisir. Meski demikian tetap harus diimbangi dengan doa, sebab segala sesuatu yang mengatur adalah Allah Ta’ala.

5. Hidup Lebih Berwarna 

Nikah muda itu menyenangkan! Kita bisa memiliki teman curhat, teman yang bisa diajak jalan-jalan bareng, dan pastinya teman untuk bersandar ketika sedih. Dengan adanya pendamping pastinya akan membuat hidup lebih berwarna. Kita hanya perlu menyiapkan bekal agama dan tanggung jawab untuk bisa membangun bahtera rumah tangga.

6. Lebih Termotivasi dan Semangat 

Berdua itu lebih baik daripada sendirian. Jika kita memiliki pendamping biasanya hidup jadi makin semangat dan termovitasi. Ini juga bisa menghindari galau. Yang jelas segalanya akan terasa indah. Terlebih lagi jika kita menerapkan kaidah-kaidah Islam dalam rumah tangga maka bisa tercipta keluarga harmonis menurut islam.

7. Lebih Mudah Menghadapi Masalah 

Dalam menjalani kehidupan tentunya kita tidak bisa menghindari masalah. Adakalanya cobaan itu datang tanpa diduga. Dan kondisi tersebut seringkali membuat kita depresi dan sedih. Nah, apabila kita punya pendamping, maka kita bisa menceritakan masalah itu kepadanya. Bertukar pikiran dan berusaha mencari jalan keluarnya bersama. Tentunya jika masalah dihadapi berdua maka akan terasa lebih mudah.

8. Terhindar Dari Fitnah 

Wanita itu fitnah terbesar bagi seorang pria. Biasanya pria-pria yang jomblo mudah sekali dirayu wanita. Berbicara dengan wanita, saling chatting atau jalan berdua. Semua itu bisa mendatangkan fitnah. Sebaliknya, jika sudah menikah maka kita punya teman hidup. Kita bisa mengajak pasangan untuk mendampingi kemanapun kita pergi. Hati juga lebih tenang. Sehingga kita pun juga tidak akan melirik lainnya dan itu akan mencegah datangnya fitnah.

9. Lebih Bahagia 

Menikah muda bisa membuat hidup lebih bahagia. Pernyataan tersebut didasarkan pada survey lapangan. Tak sedikit orang yang mengatakan hidupnya terasa lebih indah saat bersama pasangan. Selain itu penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 2013 juga menunjukkan mayoritas pasangan bahagia adalah mereka yang menikah di usia antara 20-28 tahun.

Tapi demikian, kita juga tahu bahwa menikah adalah takdir Allah Ta’ala. Jadi jika seandainya bila menikah diatas rentang usia tersebut maka bukan berarti tidak bisa bahagia. Yang penting menikalah dengan niat ibadah kepada Allah Ta’ala.

Dalam tafsir as-Sam’ani, al-Qurazi berkata:

“Bagi seorang mukmin melihat istri dan keturunan yang bertakwa adalah hal yang paling membahagiakan.”

10. Romantisme masih kuat 

Nikah muda juga memiliki romantisme yang lebih kuat daripada nikah di usia tua. Hormon-hormon reproduksi dalam tubuh masih diproduksi secara optimal. Sehingga hasrat cinta dan mencintai juga terbilang tinggi. Selain itu, jika nikah muda biasanya juga lebih banyak bercanda. Yang jelas kehidupan lebih menyenangkan. Namun sekali lagi, nikah adalah takdir Allah Ta’ala. Jadi kita tidak bisa menentukan mau nikah kapan atau umur berapa. Cukup berikhtiar dan berdoa.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada romantisme yang lebih indah bagi dua orang yang saling mencintai selain menikah.” (HR. Ibnu Majah, Ibnu Abi Syaibah, Baihaqi)

11. Melatih Mental Anak 

Apabila kita menikah di usia muda, kemudian punya anak. Kondisi tersebut dapat melatih mental kita untuk menjadi orang tua yang bertanggung jawab dalam usia dini. Begitupun dengan si anak, dia juga akan menghadapi masa-masa yang mengharuskannya lebih mandiri. Sebab menikah di usia muda juga tidak menjamin ekonomi telah mapan. Jadi intinya ada perjuangan yang harus dihadapi bersama-sama, baik oleh orang tua ataupun buah hati.

12. Menyiapkan Masa Depan Lebih Matang 

Meskipun pada awalnya kehidupan rumah tangga belum siap secara ekonomi. Namun dengan nikah muda, kita masih punya banyak waktu untuk bekerja lebih keras. Tubuh juga masih kuat, kesempatan pun lapang. Kondisi tersebut bisa jadi peluang untuk menyiapkan perencanaan keuangan keluarga lebih matang. Sehingga nantinya kehidupan anak bisa lebih terjamin.

13. Punya Kesempatan Melihat Cucu 

Dengan menikah muda, ketika bisa punya kesempatan melihat buah hati tumbuh dewasa. Bahkan tak menutup kemungkinan menyaksikan anak-anak menikah dan memiliki cucu. Bukankah itu menyenangkan?

14. Melatih Kedewasaan 

Nikah muda juga bisa melatih kedewasaan diri. Dengan hidup bersama seseorang yang tentunya punya karakter berbeda dari kita, itu bukanlah hal yang mudah. Akan ada perbedaan pendapat,  konflik dalam keluarga dan pertikaian yang harus dihadapi. Belum lagi urusan mendidik anak menurut islam yang baik, mendidik anak perempuan, kewajiban dalam rumah tangga, dan juga cara membahagiakan istri tercinta . Semua hal itu dapat menjadikan kita sebagai pribadi yang lebih dewasa dan sabar.

15. Hubungan Lebih Energik 

Keuntungan lain yang didapat dari nikah muda adalah kita bisa membangun hubungan yang lebih energik. Ini termasuk dalam hal memadu kasih, berkerja, merajut mimpi, merencanakan masa depan, mengurus anak dan berbagai hal di rumah tangga dapat dihadapi secara prima.

16. Keutamaan Dari Allah 

Dalam surat al-Isra, Allah menjelaskan bebagai perintah dan larangannya. Termasuk pernikahan dan kehidupan berumahtangga, yang kemudian ditutup dengan sebuah ayat yang berbunyi:

Itulah (nikah) hikmah yang diwahyukan Tuhan kepadamu. Janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di selain Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka secara hina lagi dijauhkan dari rahmat Allah. (al-Isra: 39)

17. Ibadah Yang Menyenangkan 

Ceritanya ada 3 pemuda yang bertanya pada istri Nabi, bagaimana ibadah Rasul. Setelah diberitahu, mereka merasa bahwa ibadah mereka masih sangat kurang jika dibandingkan Rasul. Mereka termotivasi ingin beribadah semaksimal mungkin.

“Salah satu diantara mereka akhirnya memutuskan untuk tekun ibadah dan menjauhi pernikahan. Menurutnya, menikah dan memiliki pasangan hanya akan menambah beban kehidupan. Setelah mengetahui kabar tiga sahabatnya ini, bukannya memberikan dorongan dan semangat, justru Nabi Muhammad melarangnya dan mengatakan bahwa beliau beribadah, juga menikah.” (al-Bukhari: 5063, Muslim: 1401)

Hadits ini menunjukkan bahwa, lebih baik kurang ibadah tapi menikah, daripada bertahan membujang meskipun tekun ibadah.

Jadi itulah beberapa manfaat nikah muda menurut islam. Semoga dengan adanya info ini bisa membuat anda tidak takut lagi menikah di usia muda. Jika memang sudah bisa hidup mandiri dan taat agama, lalu tunggu apa lagi?

Semoga bermanfaat....

Sabtu, 30 Januari 2021

17 AYAT-AYAT AL-QUR'AN TENTANG MANHAJ SALAF

Edisi Sabtu, 30 Januari 2021 M / 17 Jumadil Akhir 1442 H

Manhaj artinya jalan atau metode. Adapun salaf menurut para ulama adalah 3 generasi utama umat Islam, yaitu para sahabat, tabi’in dan tabi’un tabi’in. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah pada masaku ini (yaitu masa para sahabat), kemudian yang sesudahnya (masa Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (masa Tabi’ut Tabi’in)”. (HR. Bukhari dan Muslim). Jadi manhaj salaf adalah manhajnya para nabi, manhajnya Rasulullah, dan manhajnya para sahabat, manhaj kebenaran. Manhaj salaf juga disebut manhaj para sahabat, karena merekalah pendahulunya salafnya umat ini.

Inilah manhaj/cara beragama yang benar dan wajib kita berpegang kepada kepadanya. Al-Imam Ahmad bin Hanbal berkata dalam risalah ‘Abdus bin Malik, “Prinsip Ahlussunnah menurut kami adalah berpegang dengan apa yang dilaksanakan oleh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengikuti jejak mereka, meninggalkan bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.” (Syarh Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah Wal Jama’ah oleh Al-Lalikai (I/175-176)

Al-Imam Al-Auza’i rahimahullah berkata, “Bersabarlah dirimu di atas sunnah, tetaplah tegak sebagaimana para sahabat tegak di atasnya! Katakanlah sebagaimana yang mereka katakan! Dan tahanlah dirimu dari apa-apa yang mereka menahan diri darinya. Ikutilah jalan Salafush Shalih karena akan mencukupimu apa saja yang telah mencukupi mereka.”

Pada artikel tausiah kali ini kita akan melampirkan beberapa ayat Al-Quran yang menunjukkan wajibnya kita bermanhaj salaf dan berpegang teguh kepadanya. Adapun untuk tafsirnya bisa kita buka kitab-kitab para ulama seperti Tafsir Ibnu Jarir, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qurthubi, Tafsir Al-Baghowi, Tafsir Asy-Syaukani dan lainnya. Tulisan ini hanya akan menampilkan ayat-ayatnya saja. Simak selengkapnya di bawah ini.

1. Q.S. Al-Fatihah : 6-7 

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Q.S. Al-Fatihah : 6-7)

2. Q.S. Al-Baqarah : 13 

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ ۗ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَٰكِنْ لَا يَعْلَمُونَ

Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman." Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu. (Q.S. Al-Baqarah : 13)

3. Q.S. Al-Baqarah : 137 

فَإِنْ آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا ۖ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ ۖ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah : 137)

4. Q.S. Al-Baqarah : 143 

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ ۚ وَإِنْ كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۗ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (Q.S. Al-Baqarah : 143)

5. Q.S. Ali ‘Imran : 101 

وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ آيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ ۗ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Q.S. Ali ‘Imran : 101)

6. Q.S. Ali ‘Imran : 110 

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Q.S. Ali ‘Imran : 110)

7. Q.S. An-Nisaa’ : 115 

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (Q.S. An-Nisaa’ : 115)

8. Q.S. Al-An’aam : 153 

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. (Q.S. Al-An’aam : 153)

9. Q.S. At-Taubah : 100 

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (Q.S. At-Taubah : 100)

10. Q.S. Yusuf : 108 

قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." (Q.S. Yusuf : 108)

11. Q.S. Al-Hajj : 78 

وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ ۚ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَٰذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ ۚ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ ۖ فَنِعْمَ الْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ النَّصِيرُ

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik- baik Penolong. (Q.S. Al-Hajj : 78)

12. Q.S. Ar-Ruum: 31-32 

مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. (Q.S. Ar-Ruum: 31-32)

13. Q.S. Luqman : 15 

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. Luqman : 15)

14. Q.S. Saba’ : 6 

وَيَرَى الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ الَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ هُوَ الْحَقَّ وَيَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (Q.S. Saba’ : 6)

15. Q.S. Al-Fath : 29 

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. Al-Fath : 29)

16. Q.S. Al-Hadiid : 10 

وَمَا لَكُمْ أَلَّا تُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا يَسْتَوِي مِنْكُمْ مَنْ أَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنْفَقُوا مِنْ بَعْدُ وَقَاتَلُوا ۚ وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Hadiid : 10)

17. Q.S. Al-Jumu’ah : 2 

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, (Q.S. Al-Jumu’ah : 2)

Itulah berbagai ayat Al-Quran yang menunjukkan tentang manhaj salaf dan wajibnya kita mengikutinya. Semoga menambah wawasan dan pengetahuan kita.

Sumber : Kitab Mulia dengan Manhaj Salaf karya Fadhilatul Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafidzhahullah 

Semoga bermanfaat....

Jumat, 29 Januari 2021

17 TANDA-TANDA KIAMAT KECIL (AKHIR ZAMAN) MENURUT ISLAM

Edisi Jum'at, 29 Januari 2021 M / 16 Jumadil Akhir 1442 H

Hari kiamat atau hari akhir saat bumi dihancur leburkan dan umat manusia dibangkitkan kembali dari kematiannya memang masih menjadi misteri dan tidak ada seorang pun yang mengetahuinya kecuali Allah Subhanahu wa ta'ala. Hari kiamat disebutkan berkali-kali dalam Alqur’an dan digambarkan kejadian yang akan terjadi di hari itu. Meskipun hari kiamat belum nampak, ada beberapa tanda yang merupakan peringatan bagi umat islam bahwa kiamat sudah dekat dan tanda-tanda akhir zaman sudah nampak. 

Dalam beberapa dalil diriwayatkan bahwa hari kiamat sudah dekat dan tanda-tandanya sudah nampak, sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wa ta'ala dalam ayat-ayat berikut ini :

Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan (QS.Al qamar : 01)

Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya). (QS.Al anbiya :01)

Hari kiamat juga disebut sebagai Yaum al-hisab atau hari Hisab dimana hari tersebut merupakan hari kebangkitan (al-ba’ats) dan hari pembalasan (al-jaza`) bagi seluruh umat manusia atas segala yang diperbuatnya ketika di dunia. Allah Ta’ala berfirman :

Telah pasti datangnya ketetapan Allah maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya.(QS An nahl :01)

Tanda-tanda kecil hari kiamat atau yang juga disebut dengan asyrath shughra adalah tanda-tanda yang mendahului Kiamat atau menandai datangnya kiamat dalam jarak atau jangka waktu yang lama, dan biasanya peristiwa tersebut telah terjadi atau masih terjadi hingga saat ini seperti semakin singkatnya waktu, bencana alam, banyaknya fitnah, hilangnya ilmu, saling berlomba-lomba menghias masjid dan meninggikan bangunan, maraknya zina, minuman keras, pembunuhan dan lain sebagainya.

Adapun tanda-tanda besar hari kiamat atau yang dikenal dengan asyrath kubra adalah , peristiwa-peristiwa besar yang muncul sebelum kiamat dan menandakan bahwa kiamat akan terjadi dalam waktu yang sangat dekat dan peristiwa tersebut hanya terjadi sekali bukan berulang-ulang. Tanda-tanda tersebut meliputi kemunculan dajjal, turunnya nabi Isa Alaihissalam, keluarnya yajuj dan majuj, terbitnya matahari dari barat dan ditiupnya sangkakala.

Berikut ini adalah beberapa tanda-tanda kiamat kecil yang telah terjadi maupun yang masih berlangsung hingga saat ini.

1. Diutus dan Wafatnya Nabi Muhammad 

Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam adalah rasul akhir zaman, datangnya dan wafatnya beliau adalah salah satu tanda kiamat sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut ini:

‘(Masa) diutusnya aku dan (hari terjadinya) Kiamat seperti dua (jari) ini’.”(Anas Radhiyallahu ‘Anhu) berkata, “Dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merapatkan jari telunjuk dengan jari tengahnya.” (HR. Muslim).

Rasulullah juga bersabda

‘Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Kematianku’.” (HR. Al-Bukhari).

2. Penaklukan Baitul Maqdis 

Baitul maqdis adalah salah satu tempat bersejarah islam yang ada di Yerussalem, Palestina. Pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab, Baitul Maqdis berhasil ditaklukkan oleh umat islam di tahun 16 H. Penaklukan baitul maqdis ini adalah salah satu tanda-tanda kiamat kecil yang disebutkan dalam hadits. Dalam hadits tersebut disebutkan bahwa Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Rasulullah bersabda :

‘Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Penaklukan Baitul Maqdis’.” (HR. Al-Bukhari).

3. Wabah Tha’un ‘Amwas 

Wabah thaun amwas adalah suatu penyakit yang menyerang hewan ternak dan tanda ini telah muncul sejak zaman kekhalifahan umar bin Khatab dan menewaskan banyak orang pada saat itu. Dalam hadits  ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu sebelumnya juga disebutkan bahwa Rasulullah bersabda :

“Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Kemudian banyaknya kematian yang menimpa kalian bagaikan penyakit (qu’ash) kambing’.” (HR. Al-Bukhari).

Saat ini bisa dikatakan Wabah Pendemi Covid-19 yang telah menginfeksi 102.104.319  juta penduduk dunia dan 2.202.627 diantaranya meninggal adalah termasuk tanda-tanda kiamat. Dan indonesia merupakan negara ke 19 tertinggi penduduknya yang terinfeksi Covid-19 dengan 1.051.795 penduduk terinfeksi dan 29.518 diantaranya meninggal. (Data Worldometers.Info Jum'at, 29 Januari 2021 pukul 17.17)

4. Banyaknya orang kaya dengan harta berlimpah 

Tanda-tanda kiamat kecil lainnya adalah banyaknya orang kaya yang memiliki harta melimpah sehingga tidak ada orang yang mau atau pantas mendapatkan sedekah. Pada zaman tersebut manusia akan mendapatkan harta dengan mudah sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah bersabda :

“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga harta benda banyak pada kalian, lalu melimpah ruah, sampai-sampai menyusahkan pemilik harta (mencari) orang yang menerima sedekah darinya, dan seorang dipanggil (untuk) menghadapnya, lalu dia berkata, ‘Aku tidak memiliki keperluan terhadapnya’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

5. Munculnya Beragam Fitnah 

Fitnah atau tuduhan yang tidak mendasar dan segala perbuatan keji yang ditujukan pada umat islam adalah salah satu tanda kiamat kecil sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits dari Abu Musa al-Asy’ary bahwa Rasulullah bersabda :

“Sesungguhnya menjelang datangnya hari Kiamat (terjadi) banyak fitnah, bagaikan bagian malam yang gelap gulita. Seseorang yang di pagi hari dalam keadaan beriman, dan di sore harinya menjadi kafir. (Ada) yang di sore harinya dalam keadaan beriman, dan di pagi harinya menjadi kafir. Orang yang duduk di saat itu lebih baik daripada orang yang berdiri, orang yang berdiri di saat itu lebih baik daripada orang yang berjalan, dan orang yang berjalan saat itu lebih baik daripada orang yang berlari. Maka patahkanlah busur-busur kalian, putuskanlah tali-tali busur kalian, dan pukulkanlah pedang-pedang kalian ke batu. Jika (rumah) salah seorang dari kalian dimasuki (fitnah), maka jadilah seperti yang terbaik dari kedua anak Adam (Habil).” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim)

Adapun peristiwa fitnah tersebut meliputi  fitnah-fitnah yang berasal dari arah Timur (al-masyrik), pembunuhan ‘Utsman Radhiyallahu'anhu, peperangan dan sebaiknya umat islam mampu melindungi dirinya dari segala bentuk fitnah tersebut.

6. Fenomena Nabi Palsu 

Dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu dari Nabi  Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga dibangkitkan ‘para dajjal (pendusta)’  yang (jumlahnya) mendekati tiga puluh, semuanya mengaku bahwa mereka adalah utusan Allah (Rasulullah).”

Banyak sudah manusia yang mengaku sebagai nabi dan hal ini sudah berlangsung sejak masa kekhalifahan khulafaur rasyidin. Dimasa khalifah Abu bakar, muncul pendusta seperti Musailamah al-Kadzdzab kemudian nabi palsu lainnya yakni a al-Aswad al-‘Ansi muncul di negeri Yaman Demikian juga dengan Thulaihah bin Khuwailid al-Asadi yang mengaku sebagai nabi dan kemudian bertaubat dan memeluk agama islam. Di masa saat ini kita juga sering mendengar tentang orang yang mengaku sebagai nabi seperti Mirza Ghulam ahmad yang berasal dari India.

7. Fenomena Api Hijaz 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

“Tidak akan terjadi hari Kiamat sampai api keluar dari tanah Hijaz yang  menerangi leher-leher unta di Bashra.”

Fenomena api hijaz adalah api yang muncul pada pertengahan abad ke-7 Hijriyah, atau tepatnya di tahun 654 H dan para ulama berpendapat bahwa kobaran api tersebut adalah salah satu tanda kiamat kecil.

8. Merebaknya Perzinaan 

Masalah perzinahan bukan barang baru dalam kehidupan manusia dan bahkan di zaman modern ini perzinahan semakin marak dan banyak orang yang melakukan hal tersebut atas nama pergaulan bebas serta melakukan zina tanpa adanya hubungan pernikahan. Merebaknya zina adalah salah satu tanda kiamat kecil sebagaimana yang disebutkan dalam hadits

‘Sesungguhnya diantara tanda-tanda Kiamat adalah ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Merebaknya perzinaan’.”

9. Riba Merajalela 

Riba adalah perbuatan yang diharamkan oleh Allah karena dapat membawa kerugian bagi umat manusia. Masyarakat saat ini banyak yang tidak memperdulikan harta yang mereka peroleh dan tidak merasa berat akan harta yang diperoleh dari riba misalnya pinjaman dari bank. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah bersabda :

“Sungguh akan datang suatu zaman pada manusia, seseorang tidak peduli (lagi) dengan (status) kehalalan atau keharaman harta yang ia peroleh”

10. Maraknya Minuman Keras (Khamer) dan Menganggapnya Halal 

Khmar atau minuman keras dan segala yang memabukkan dapat dengan mudah kita jumpai saat ini termasuk minuman beralkohol yang dijual dipasaran. Hal ini adalah salah satu tanda kiamat kecil sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang  diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu berkata “Aku mendengar Rasulullah bersabda :

‘Diantara tanda-tanda Kiamat adalah ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘(Maraknya) minuman khamer ’.”

11. Berlomba-lomba Menghiasi Masjid dan Berbangga-bangga dengannya 

Umat islam membangun masjid dan menghiasinya dengan megah dan berbangga-bangga dengannya sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut :

 “Sungguh kamu akan menghiasinya (yaitu: masjid-masjidmu) sebagaimana bangsa Yahudi dan Nashrani menghias (tempat-tempat ibadah mereka).” (HR Al-Bukhari)

12. Waktu Semakin Singkat 

Waktu yang semakin singkat, bulan semakin terasa pendek dan hari-hari berlangsung dengan cepat adalah salah satu tanda hari kiamat sudah semakin dekat. Hal ini disebutkan dalam hadits berikut ini

“Tidak akan terjadi hari Kimat hingga zaman semakin singkat, maka jadilah setahun bagaikan sebulan, sebulan bagaikan sepekan, sepekan bagaikan  hari jum’at seperti sehari, sehari bagaikan sejam, dan sejam bagaikan seperti terbakarnya pelepah pohon kurma (cepat sekali, ).” (HR.Ahmad, at-Tirmidzi, dan Al-Albani).

13. Kemaksiatan merajalela 

Tanda lainnya dari kiamat adalah banyaknya kemaksiatan yang meraja lela dan banyak manusia yang ditenggelamnkan ke bumi. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

 “Akan ada pada akhir umatku (orang-orang) yang ditenggelamkan ke dalam bumi, dirubah rawut wajahnya, dan dilempari (batu).” Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata: ‘Aku bertanya, (Wahai Rasulullah, apakah kami akan dibinasakan sementara masih ada orang-orang soleh ditengah-tengah kami?)). Beliau menjawab, “Benar, ketika kemaksiatan telah merajalela.

14. Banyaknya kebodohan dan diangkatnya ilmu 

Tanda-tanda kiamat kecil yang selanjutnya adalah diangkatnya ilmu pengetahuan dan meninggalnya ulama-ulama yang membawa ilmu tersebut. Disamping itu, kebodohan semakin merajalela dalam artian kebodohan yang menyangkut ilmu agama dan syariat islam.

"Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan mencabut para manusia, tetapi mengambil ilmu dengan mewafatkan para ulama. Sehingga ketika tidak ada lagi ulama, manusia menjadi orang-orang bodoh sebagai pemimpin. Merekapun di tanya lantas berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan. (Shahih Bukhari)

15. Wanita berpakaian tapi telanjang 

Tanda kiamat sugra berikutnya adalah banyaknya wanita yang berpakaian namun telanjang. Pakaian yang mereka kenakan begitu mini dan ketat sehingga nampaklah lekuk tubuhnya. Rasulullah bersabda,

Ada dua macam penduduk neraka yang belum pernah ku lihat. Yaitu oarang-orang yang membawa cemeti seperti ekor sapi yang mereka gunakan untuk mencabuki manusia dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, yang bergoyang dan membuat orang lain bergoyang, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak masuk surga dan tidak mencium baunya, padahal bau surga itu bisa  dicium dari jarak perjalanan sekian dan sekian. (HR. Muslim, Al-Libas waz-Zinah)

16. Banyaknya bencana 

Semakin banyaknya bencana juga merupakan salah satu tanda kiamat.

Bencana alam seperti gempa bumi,  letusan gunung berapi,  banjir,  lonsor, angin taufan dan semacamnya semakin sering terjadi. 

Menjelang terjadinya kiamat akan terjadi pengubahan rupa, penggelaman bumi, dan hujan batu.(Sunan Ibnu Majah)

17. Masjid dijadikan tempat wisata Dan Berlomba lomba meninggikan bangunan 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengatakan bahwa salah satu tanda kiamat adalah dijadikannya masjid sebagai tempat wisata.

“sesungguhnya salah satu tanda kiamat adalah bila masjid-masjid dianggap sebagai jalanan” (Mustadrak Al-Hakim beliau berkata “Hadits ini Shahih Sanadnya”. Adz-Dzahabi berkata,”mauquf”).

Hadits riwayat Bukhari dari Abu Hurairah, juga menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidak akan datang hari kiamat, hingga manusia berlomba-lomba meninggikan bangunan." 

Demikian beberapa tanda-tanda kiamat kecil yang dapat diketahui oleh umat islam dan ada baiknya jika kita mempersiapkan amal baik sebagai bekal saat nanti kita dibangkitkan kelak pada hari kiamat.

Semoga bermanfaat.... 

Kamis, 28 Januari 2021

17 KEUTAMAAN BEKERJA KERAS DALAM ISLAM DAN DALILNYA

Edisi Kamis 28 Januari 2021 M / 15 Jumadil Akhir 1442 H

Sebagai makhluk Allah Subhanahu wa ta'ala yang taat dan selalu menjalankan perintahNya, tentu saja tidak hanya berpangku tangan dengan melakukan doa secara terus menerus tanpa ada unsur usaha (bekerja keras) sedikitpun. Karena Allah Ta'ala berfirman dalam Al Qur’an:

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar – Ra’d 13 : 11)

Sudah sewajarnya anda selalu berusaha dengan bekerja keras namun diimbangi dengan doa untuk mendapatkan rezeki yang barokah dalam upaya menghidupi keluarga. Niat baik saja yang sudah anda ucapkan untuk melakukan apa saja demi keluarga, Allah akan memberikan kebaikan, apalagi jika anda sudah benar-benar merealisasikan ucapan anda tersebut dengan bekerja keras dan selalu ikhlas menjalaninya. 

Pada artikel tausiah kali ini akan membahas mengenai keutamaan bekerja keras dalam Islam. Untuk mengetahuinya lebih dalam lagi, anda bisa ikut menyimak penjelasan di bawah ini :

1. Menafkahi Keluarga Ternyata Lebih Utama Dibandingkan Dengan Ibadah Sunnah 

Hal ini dijelaskan di dalam hadits muslim yakni sebagai berikut :

“Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan kebaikan yang disebutkan tadi)” (HR. Muslim no. 995)

2. Keikhlasan yang Anda Utamakan Dalam Bekerja Akan Menghasilkan Pahala 

“Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), sampai pun makanan yang kamu berikan kepada istrimu.” (HR. Bukhari no. 56)

3. Mengupayakan Nafkah Terbaik Bagi Keluarga Sama Halnya Seperti Anda Bersedekah 

“Harta yang dikeluarkan sebagai makanan untukmu dinilai sebagai sedekah untukmu. Begitu pula makanan yang engkau beri pada anakmu, itu pun dinilai sedekah. Begitu juga makanan yang engkau beri pada istrimu, itu pun bernilai sedekah untukmu. Juga makanan yang engkau beri pada pembantumu, itu juga termasuk sedekah” (HR. Ahmad 4: 131. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan)

4. Harta yang Memang Sudah Dinafkahi Akan Mendapatkan Kebarokahan dan Gantinya 

“Tidaklah para hamba berpagi hari di dalamnya melainkan ada dua malaikat yang turun, salah satunya berkata, “Ya Allah, berilah ganti kepada orang yang senang berinfak.” Yang lain mengatakan, “Ya Allah, berilah kebangkrutan kepada orang yang pelit.” (HR. Bukhari no. 1442 dan Muslim no. 1010)

5. Keseriusan dan Kebenaran Nafkah yang Sudah Anda Usahakan Bagi Keluarga Akan Dimintai Pertanggung Jawaban 

“Allah akan bertanya pada setiap pemimpin atas apa yang ia pimpin” (HR. Tirmidzi no. 1705. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

“Allah akan bertanya pada setiap pemimpin atas apa yang ia pimpin, apakah ia memperhatikan atau melalaikannya” (HR. Ibnu Hibban 10: 344. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

6. Mengutamakan Nafkah Bagi Keluarga Akan Terhindar Dari Siksa Neraka 

Bermanfaat bagi orang lain memang tujuan dari kehidupan. Dengan anda mengutamakan nafkah kepada keluarga, anda akan terhindar dari siksa neraka, karena doa-doa baik yang dipanjatkan keluarga anda serta niat kuat yang anda terapkan. 

“Selamatkanlah diri kalian dari neraka walau hanya melalui sedekah dengan sebelah kurma” (HR. Bukhari no. 1417)

“Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuan lalu ia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka” (HR. Bukhari no 1418 dan Muslim no 2629).

“Barangsiapa mengeluarkan hartanya untuk keperluan kedua anak perempuannya, kedua saudara perempuannya atau kepada dua orang kerabat perempuannya dengan mengharap pahala dari Allah, lalu Allah mencukupi mereka dengan karunianya, maka amalan tersebut akan membentengi dirinya dari neraka” (HR. Ahmad 6: 293)

7. Menafkahi Keluarga Dengan Sungguh-Sungguh Merupakan Ladang Amal Bagi Anda 

Semua doa baik yang dipanjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala  demi kelancaran anda dalam mencari nafkah merupakan ladang amal bagi anda. Banyaknya anggota keluarga yang mendoakan anda inilah yang menjadi modal awal anda mendapatkan banyak kebaikan. Semakin banyak yang mendoakan, akan semakin berpeluang besar kebaikan-kebaikan datang kepada anda. 

"Tidak ada yang lebih baik dari usaha seorang laki-laki kecuali dari hasil tangannya (bekerja) sendiri. Dan apa saja yang dinafkahkan oleh seorang laki-laki kepada diri, istri, anak dan pembantunya adalah sedekah.”

(HR. Ibnu Majah)

8. Bisa Mengetahui Makna Dari Kehidupan yang Sesungguhnya 

Sebagian waktu yang diberikan Allah kepada hamba-Nya, sudah selayaknya digunakan dengan sebaik mungkin untuk hal-hal yang sifatnya positif dan juga bermanfaat untuk banyak orang. Dengan bekerja keras anda akan mengetahui arti sesungguhnya dari kehidupan di dunia yang singkat. Hidup adalah sebuah perjuangan, jadi anda wajib bekerja keras untuk mengubah kualitas hidup keluarga anda menjadi lebih baik lagi. 

Dari Umar Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalau kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, maka niscaya Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada burung; ia pergi pagi hari dalam keadaan perutnya kosong, lalu pulang pada sore hari dalam keadaan kenyang”. 

[HR Tirmidzi, no. 2344; Ahmad (I/30); Ibnu Majah, no. 4164]

9. Bisa Menghargai Hasil yang Sudah Dicapai 

Seberapa kecilpun hasil yang sudah didapatkan berkat usaha dan kerja keras selama ini, maka anda akan lebih menghargainya. Karena anda merasakan bagaimana susahnya memperjuangkan suatu hal. Jadi anda akan berpikir berulang kali saat akan menghambur-hamburkannya ke hal yang kurang bermanfaat. Berbeda jika hasil tersebut diperoleh dari pemberian, pasti rasa menghargainya tidak lebih besar dibandingkan menghargai hasil jerih payah sendiri. 

“Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya (bekerja) sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud alaihissalam memakan makanan dari hasil usahanya sendiri.”

(HR. Bukhari)

10. Mengetahui Bagaimana Beratnya Perjuangan Orang Tua Untuk Menghidupi Keluarga 

Setelah anda beranjak dewasa dan sudah mulai memasuki dunia kerja, pasti akan bisa berpikir bagaimana dulu perjuangan orang tua anda untuk menafkahi anak-anaknya. Anda akan lebih menghormati kedua orang tua karena merasakan sendiri bagaimana jerih payah saat bekerja.

Selanjutnya anda akan menyesali semua perilaku yang dulu pernah anda lakukan dan seringkali mungkin membuat orang tua menjadi terbebani. Misalnya saja saat anda banyak menuntut untuk dibelikan barang-barang yang anda inginkan. Pelajaran yang anda dapatkan di dunia kerja ini, akan sangat ampuh menjadi tamparan bagi anda kelak.

"Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat”. Maka para sahabat pun bertanya: “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Bersusah payah dalam mencari nafkah.” (HR. Bukhari)

Saat Rasulullah mencium tangan seorang sahabat yang melepuh karena bekerja, Rasulullah berkata, “Inilah tangan yang tak akan disentuh oleh api neraka.”

11. Bisa Menjaga Kehormatan dan Kemuliaan Diri Sendiri 

Bayangkan saja apabila anda hanya berpangku tangan di rumah dan tidak mempunyai penghasilan. Pasti akan banyak orang yang meremehkan anda karena dianggap tidak berguna bagi keluarga. Image anda akan menjadi buruk. Hal ini biasanya terjadi saat anda memang hanya bisa bermalas-malasan dan tidak berupaya untuk memperjuangkan suatu hal seperti halnya pekerjaan.

“Apabila Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam melihat seseorang, kemudian merasa takjub, maka beliau bertanya, ‘Apakah ia bekerja? Jika orang-orang menjawab, “Tidak”; maka laki-laki akan jatuh hina di mata beliau. Para sahabat kemudian bertanya, “Bagaimana seperti itu, Ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Jika seorang mukmin tidak memiliki kerja (profesi), maka ia akan hidup dengan mengandalkan hutangnya.” (Kitab Al-Jaami’ juz 1/34)

12. Saat Bertemu Allah Kelak Wajah Akan Tampak Berseri-Seri 

Wajah berseri-seri tidak hanya di dapatkan karena anda selalu menjaga diri dalam keadaan selalu berwudhu. Melainkan bisa diperoleh dengan cara bekerja keras dengan niatan untuk menafkahi dan menghidupi keluarga.

“Barangsiapa mencari kehidupan dunia yang halal dan baik, maka ia akan menjumpai Allah Subhanahu wa ta'ala dengan muka berseri-seri bagaikan rembulan purnama.” (Muqaddimah Dustur, hal. 278)

13. Menutup Dosa-Dosa yang Pernah Dilakukan 

“Di antara dosa-dosa, ada dosa yang tidak bisa ditutupi dengan puasa dan sholat.” Para sahabat bertanya, “Lantas, apa yang bisa menutupi dosa itu Ya Rasulullah?” Rasulullah Shallllahu 'alaihi wasallam menjawab, “Keseriusan dalam mencari rejeki.” (Muqaddimah Dustur, hal. 278)

14. Berpeluang Besar Doa yang Dipanjatkan Bisa Terkabul 

“Barangsiapa mempunyai satu keinginan (yaitu kehidupan akherat), niscaya Allah akan mencukupkan kehidupan yang diinginkannya di dunia. Barangsiapa yang keinginannya bercabang-cabang, maka Allah tidak akan mempedulikan kebinasaannya di lembah manapun di dunia ini.” (HR. Hakim, Baihaqiy, dan Ibnu Majah)

15. Kehidupan Anda Menjadi Lebih Seimbang 

Coba saja anda bayangkan jika hidup anda hanya diisi dengan bermalas-malasan saja, apakah hal tersebut bisa dikatakan seimbang? Keseimbangan itu bisa anda peroleh dengan mengisi hari-hari anda untuk melakukan hal  hal yang bermanfaat dan sebagian waktunya bisa anda gunakan untuk beristirahat. Inilah yang bisa dikatakan sebagai hidup seimbang.

“Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. Dan Kami jadikan siang untuk penghidupan.” (QS. An – Naba : 10-11)

16. Memelihara Kemuliaan sebagai Manusia 

Imam Ar-Raghib al-Ishfahani pernah berkata, “Siapa saja yang tidak mau berusaha dan bekerja maka nilai kemanusiaannya telah rusak bahkan nilai kebinatangannya, dan menjadi orang yang telah mati”.

Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa, dll).” (HR Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengambil contoh yaitu masyarakat lebih menghargai tukang sayur keliling yang mampu menghidupi dirinya secara mandiri daripada pengangguran.

17. Bisa Dikatakan Akan Sejajar Dengan Para Syuhada 

“Pedagang yang amanah dan benar akan bersama dengan para syuhada di hari Kiamat nanti.” (HR Ibnu Majah dan Al Hakim)

Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (profesional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla.” (HR Ahmad).

Dapat diambil kesimpulan bahwa artikel tausiah kali ini yang membahas mengenai keutamaan bekerja keras dalam islam mungkin bisa anda jadikan motivasi dan sebagai bahan referensi dalam proses pembelajaran untuk menjalani kehidupan yang islami sehari-hari. 

Semoga bermanfaat....

Selasa, 26 Januari 2021

17 KEUTAMAAN MELAKSANAKAN SHOLAT WAJIB TEPAT WAKTU

Edisi Rabu, 27 Januari 2021 M / 14 Jumadil Akhir 1442 H

Melaksanakan sholat wajib tepat waktu memiliki banyak keutamaan bagi umat muslim. 

Disebutkan pada  Al-Quran Surah Adz Dzariyat: 56 Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku”.

Ayat ini menunjukkan jika manusia sesungguhnya diciptakan di dunia agar terus beribadah kepada Allah Ta'ala. Maka dari itu, sebaiknya kita sebagai umat manusia berlomba-lomba dalam beribadah dan berbuat amal baik bagi sesama makhluk ciptaan-Nya.

Allah pun menjanjikan tempat yang terbaik di sisi-Nya saat hari akhir nanti bagi hamba-Nya yang senantiasa berbuat baik bagi sesama dan rajin beribadah setiap hari. Namun, dalam memenuhi kewajiban beribadah seperti sholat wajib sehari-hari haruslah dilakukan dengan ikhlas dan sesegera mungkin agar mendapatkan keutamaan.

Melaksanakan sholat tepat waktu memiliki banyak keutamaan yang jarang diketahui oleh manusia. Padahal keutamaan yang diberikan oleh Allah Ta'ala bagi hamba-Nya yang bersegera melaksanakan sholat saat adzan dikumandangkan bukanlah hal yang main-main.

Berikut ini adalah keutamaan yang akan didapatkan bagi hamba-Nya yang segera melaksanakan sholat:

1. Allah lebih mencintai perbuatan shalat tepat waktu melebihi berbakti pada orang tua dan pergi berjihad 

Dalam Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa “Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah sholat pada waktunya, berbakti kepada orang tua dan jihad di jalan Allah.”

Dari hadits tersebut kita dapat mengetahui bahwa, melakukan ibadah sholat tepat pada waktu disebutkan terlebih dahulu jika dibandingkan dengan melakukan bakti pada orang tua dan jihad di jalan Allah.

Hal ini membuktikan, bahwasanya Allah Ta'ala memang mencintai perbuatan sholat tepat waktu sebagai wujud cinta dari hamba-Nya kepada Tuhan yang telah menciptakan mereka.

Karena ketika manusia sangat mencintai Tuhan-Nya, mereka akan terus mengingat dan mengutamakan panggilan dari Allah untuk beribadah dan serta merta mengesampingkan urusan-urusan lain di dunia.

2. Mendapatkan Tempat di Surga 

Kecintaan Allah Subhanahu wa ta'ala pada hamba-Nya yang sering melakukan sholat tepat waktu juga terbukti dengan janjinya untuk membalas mendapatkan ganjaran berupa surga.

Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Qatadah bin Rib’iy mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Aku mewajibkan umatmu shalat lima waktu, dan Aku berjanji bahwa barangsiapa yang menjaga waktu-waktunya pasti Aku akan memasukkannya ke dalam surga, dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka dia tidak mendapatkan apa yang aku janjikan”.

Kebahagian berupa keindahan surga yang abadi di akhirat nanti. Telah disiapkan oleh Allah bagi hamba-hamba-nya yang senantiasa mengingat Allah dengan menyegerakan sholat di awal waktu.

Sekali lagi, Allah tidak akan pernah mengingkari janji kepada hamba-hamba-Nya. Maka dari itu, menyegerakan sholat pada awal waktu adalah salah satu cara bagi kita sebagai hamba-Nya untuk mendapatkan balasan berupa surga.

3. Diampuni dosa-dosanya seperti daun yang berguguran 

Seperti dalam hadits yang berbunyi seperti berikut :

“Sesungguhnya seorang hamba yang muslim, jika menunaikan shalat dengan ikhlas karena Allah, maka dosa-dosanya akan berguguran seperti gugurnya daun-daun ini dari pohonnya” (HR. Ahmad).

Merupakan suatu bukti bahwa Allah Ta'ala akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya saat ikhlas melaksanakan sholat tepat waktu. Bagaimana Allah begitu mencintai orang yang mengesampingkan urusan-urusannya di dunia yang fana ini.

Demi menghadap Tuhan-Nya di waktu yang terbaik yakni di awal waktu atau saat adzan pertama kali dikumandangkan.

4. Pahala kebaikan yang amat besar 

Pada hadits lainnya juga disebutkan bahwa, pahala melaksanakan sholat tepat waktu amatlah besar. Jika saja umat manusia mengetahui pahala yang diterima sangatlah besar. Niscaya mereka akan rela berlomba-lomba melaksanakannya sekalipun harus jalan merangkak dan diundi.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wadallam pernah bersabda bahwa, “…Seandainya orang-orang mengetahui pahala adzan dan barisan sholat (shaf) pertama, lalu mereka tidak akan memperolehnya kecuali dengan ikut undian, niscaya mereka akan berundi. Dan seandainya mereka mengetahui pahala menyegerakan shalat pada awal waktu, niscaya mereka akan berlomba-lomba melaksanakannya. Dan seandainya mereka mengetahui pahala shalat Isyak dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan jalan merangkak.” (HR. Bukhari)

5. Mendapat sembilan macam kemuliaan 

Selain itu, mengerjakan sholat lima waktu tepat pada waktunya juga akan mendapatkan 9 macam kemuliaan. Hal ini sesuai dengan hadits seperti berikut:

Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu'anhu berkata: “Barang siapa selalu mengerjakan sholat lima waktu tepat pada waktu utamanya, maka Allah akan memuliakannya dengan sembilan macam kemuliaan, yaitu dicintai Allah, badannya selalu sehat, keberadaannya selalu dijaga malaikat, rumahnya diberkahi, wajahnya menampakkan jati diri orang shalih, hatinya dilunakkan oleh Allah, dipermudah saat akan menyeberang Shirath (jembatan di atas neraka) seperti kilat, dia akan diselamatkan Allah dari api neraka dan Allah Akan menempatkannya di surga kelak bertetangga dengan orang-orang yang tidak ada rasa takut bagi mereka dan tidak pula bersedih hati.

6. Hati Menjadi Tenang 

Sholat merupakan penyejuk hati, penghibur dan penenang jiwa. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“ Dijadikan kesenanganku dari dunia berupa wanita dan minyak wangi. Dan dijadikanlah penyejuk hatiku dalam ibadah shalat.” (HR. An-Nasa’i no. 3391 dan Ahmad 3: 128, shahih)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

“ Wahai Bilal, berdirilah. Nyamankanlah kami dengan mendirikan shalat.” (HR. Abu Dawud no. 4985, shahih)

Shalat adalah dzikir, dan dengan berdzikir kepada Allah Ta’ala, hati pun menjadi tenang. Shalat adalah interaksi antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Seorang hamba berdiri di hadapan Rabb-nya dengan ketundukan, perendahan diri, bertasbih dengan memuji-Nya, membaca firman Rabb-nya, mengagungkan Allah baik dengan perkataan dan perbuatan, memuji Allah Ta’ala dengan pujian yang memang layak ditujukan untuk diri-Nya, dia meminta kepada Allah Ta’ala berupa kebutuhan dunia dan akhirat.

7. Mencegah Perbuatan Keji Dan Mungkar 

Jika seorang hamba mendirikan shalat sesuai dengan ketentuan dan petunjuk syariat, maka shalat tersebut akan mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

“ Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (QS. Al-‘Ankabuut [29]: 45)

Kemampuan shalat untuk mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar itu sangat tergantung kepada kualitas ibadah shalat yang dilakukan. Minimal, ketika sedang shalat itu sendiri seseorang berhenti dan tercegah dari perbuatan keji dan mungkar. Karena ketika sedang shalat, seseorang sedang melakukan ketaatan kepada Allah Ta’ala. Ada yang selesai shalat kemudian mencuri sandal di masjid, misalnya, karena memang kualitas shalatnya yang buruk sehingga tidak lama selesai shalat, dia kembali lagi melakukan kemungkaran.

Kualitas shalat yang bagus antara lain ditandai dengan hati yang kembali bertaubat kepada Allah Ta’ala, menghadirkan hatinya menghadap Allah Ta’ala, dan kuatnya keimanan di dalam hati. Jika seorang hamba terus-menerus dalam kondisi seperti itu, maka ketika dia memiliki keinginan melakukan kemungkaran, dia pun ingat dengan kondisi dirinya ketika menghadap Allah Ta’ala dalam shalatnya, sehingga pada akhirnya dia pun tercegah dari perbuatan kemungkaran tersebut.

8. Penolong Manusia Terkait Urusan Agama dan Dunia 

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

“ Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. Al-Baqarah [2]: 45)

Diriwayatkan dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,

“ Dulu jika ada perkara yang menyusahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau mendirikan shalat.” (HR. Abu Dawud no. 1420, hadits hasan)

9. Amalan Utama 

Dari Ibn Masud radliallahu anhu, bahwa seorang laki-laki pernah bertanya kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, amalan apa yang paling utama? Nabi menjawab: " Shalat tepat pada waktunya, berbakti kepada kedua orang tua, dan jihad fi sabilillah." (HR. Bukhari) [No. 7534 Fathul Bari] Shahih.

10. Cahaya di Hari Kiamat 

Dari Abdullah bin Amru, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam ; bahwasanya suatu hari beliau pernah menyebutkan mengenai shalat seraya bersabda: " Barangsiapa yang menjaganya, ia akan mempunyai cahaya, bukti dan keselamatan kelak di hari kiamat. Dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka ia tidak mempunyai cahaya, bukti dan keselamatan pada hari kiamat dan ia akan tinggal bersama Qorun, Firaun, Haman dan Ubay bin Khalaf." (HR. Ahmad) [No. 6288]

11. Allah akan menempatkannya berdampingan dengan orang-orang yang tidak merasa takut dan tidak pula merasa bersedih pada Hari Kiamat .

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Barang siapa yang mampu menjalankan shalat lima waktu tepat pada waktunya, maka dia akan mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada Hari Kiamat. Namun, barang siapa yang tidak mampu menjaga shalat tepat waktu, maka dia tidak akan mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan serta pada Hari Kiamat akan dikumpulkan bersama Fir'aun, Qarun, Haman, dan Ubay bin Khalaf. (HR. Ibnu Nashir).

12. Merupakan kewajiban umat muslim 

Mengerjakan shalat pada waktunya adalah wajib bagi setiap muslim. Sedangkan mengerjakan shalat di awal waktu menunjukkan keutamaan.

Allah Ta’ala berfirman: 

“Sesungguhnya shalat memiliki waktu yang telah ditetapkan bagi orang beriman.” (QS. An Nisa’: 103)

Sholat pada awal waktu merupakan ibadah yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala kepada hamba-Nya. Ia menjadi perantara seseorang untuk memperoleh kebahagiannya, dan rasa nyaman setelah ia lelah dan sibuk dengan urusan dunianya. Kemudian ia bermunajat  kepada Allah sehingga memperoleh solusi dalam memecahkan kesulitan-kesulitan pada dirinya, kemudian ia menampakan rasa takut dan kelalaiannya dihadapan keagungan Allah Ta'ala. Karena lalai dalam sholat merupakan tanda tertolaknya amalan seseorang.

13. Dapat mendorong mencapai kesuksesan 

Dalam Fathul Muin disebutkan keutamaan shalat tepat waktu berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang, Yang sudah terbiasa disiplin dalam shalatnya akan berefek disiplin dan teratur dalam segala urusannya.

Namun sebaliknya Barangsiapa terbiasa mengakhiri shalat baik laki-laki maupun perempuan, Maka bersiaplah ia terlambat dalam segala urusan kehidupannya. Baik nikah, pekerjaan, keturunan, kesehatan, kemapanan dan petunjuk.

14. Selamat dan terhindar dari bencana 

Ulama terdahulu mengatakan barangsiapa yang tidak memelihara waktu ( shalat ) maka ia tidak akan bisa selamat dari bencana. Orang yang mengerjakan shalat keluar dari waktunya maka ia akan mendapat kerugian bahkan perbuatannya masuk kategori tercela sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur'an: "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya." (QS. Al Maa'un: 4-5)

15. Patut Menjadi Rujukan Ilmu 

Abul Aliyah mengatakan, “Aku akan bepergian beberapa hari untuk menemui seseorang, dan yang pertama kali akan kulihat darinya yaitu shalatnya. Jika ia mendirikan shalat dengan sempurna dan tepat waktu, maka aku akan bersamanya, dan mengambil ilmu darinya. Jika kutemukan ia tidak mempedulikan shalat, maka aku akan meninggalkannya dan mengatakan kepada diriku bahwa selain daripada itu (shalat), pastilah dia lebih tidak peduli lagi.”

16. Memprioritaskan Allah 

Dengan suka menunda-nunda shalat karena alasan duniawi, berarti kita menomorduakan Allah. Dengan selalu melakukan shalat tepat waktu, maka Allah akan menjadi prioritas utama dalam kehidupan kita. Bagaimana doa kita didengar oleh Allah bila kita saja tidak memprioritaskan-Nya?

Allah dan Para Malaikat bershalawat kepada jamaah shaf pertama. Dari Al Barra’ bin ‘Adzib bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang di shaf awal, dan muadzin itu akan diampuni dosanya sepanjang radius suaranya, dan dia akan dibenarkan oleh segala sesuatu yang mendengarkannya, baik benda basah maupun benda kering, dan dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang shalat bersamanya”.

(HR. Ahmad dan An Nasa’i).

17. Melatih Disiplin dan dapat mengatur waktu 

Banyak yang mengatakan orang Indonesia terkenal suka tidak tepat waktu. Sebagai seorang muslim, kita harus membuktikan bahwa hal tersebut tidak benar. Dengan membiasakan diri untuk selalu shalat tepat waktu, maka akan menumbuhkan sikap disiplin dalam diri kita. Sikap disiplin ini lama-lama akan menyebar juga pada kegiatan lain, tidak hanya shalat. Bagaimana kita bisa disiplin dalam kegiatan berat, bila dalam ibadah shalat saja kita malas-malasan?

Memang banyak halangan untuk melaksanakan shalat secara tepat waktu, misalnya masih di jalan atau dikalahkan oleh rasa lapar. Bila sudah tahu penyebabnya, kita harus dapat memanajemen waktu dan kegiatan. Misalnya apakah memundurkan kepulangan kita, shalat di tengah perjalanan, atau memajukan kepulangan sehingga dapat shalat tepat waktu.

Itulah beberapa keutamaan yang bisa didapatkan saat melaksanakan sholat tepat waktu dan 

Jangan sampai kita merugi karena masih sering menunda atau melewatkan sholat wajib lima waktu.

Semoga bermanfaat....

Senin, 25 Januari 2021

17 KEUTAMAAN MEMAAFKAN DALAM ISLAM

Edisi Selasa, 26 Januari 2021 M / 13 Jumadil Akhir 1442 H

Islam selalu mengajarkan umatnya untuk saling memaafkan. Tentunya dengan memaafkan dan sabar ukhuwah islamiyah akan tetap terwujud. Hal ini tertuang dalam sebuah hadist dan surat-surat di dalam Al-Qur'an.

Saling memaafkan juga sudah dicontohkan sejak zaman Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, beliau dikenal sebagai orang yang paling baik akhlak dan perangainya. Berkat kebaikannya, Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam tak hanya disegani oleh kawan tetapi juga lawan. Kebencian tidak pernah beliau balas dengan amarah dan dendam, melainkan kesabaran.

Aisyah Radhiyallahu'anhuma pernah ditanya terkait watak pribadi Rasulullah, ia pun menjelaskan:

"Adalah Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam orang yang paling bagus akhlaknya: beliau tidak pernah kasar, berbuat keji, berteriak-teriak di pasar, dan membalas kejahatan dengan kejahatan. Malahan beliau pemaaf dan mendamaikan," (HR Ibnu Hibban).

Setiap orang pasti pernah merasakan ketidak nyamanan karena disakiti oleh orang lain. Hal ini lumrah terjadi karena kita adalah makluk sosial yang sering berkomunikasi dengan orang lain. Lantaran bagaimana jika rasa sakit akibat ulah orang lain tersebut susah di maafkan, sedangkan memafkan orang lain adalah hal yang sangat mulia.

Berikut ini adalah beberapa keutamaan yang kita dapatkan dengan memaafkan :

1. Mendapatkan pahala 

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam surat Asy Syura ayat 40:

"Barangsiapa yang memaafkan dan mendamaikan maka pahalanya dari Allah Subhanahu wa ta'ala" (QS: Asy-Syura: 40)

Allah Subhanahu wa ta'ala juga berfirman dalam surat Al Hujurat ayat 10:

"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu."

2. Ketenangan Batin 

Jika Anda terus membenci dan tidak memaafkan seseorang ini hanya akan memupuk kebencian yang hakikatnya akan merusak diri kita sendiri. Kebencian yang dari sekecil biji-bijian akan kian membesar dan ini sangat tidak di sukai oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. 

Dari Abu Hurairah Radhiyalahu'anhu, Rasulullah bersabda:"Barangsiapa yang didatangi saudaranya yang hendak meminta maaf, hendaklah memaafkannya, apakah ia berada dipihak yang benar ataukah yang salah, apabila tidak melakukan hal tersebut (memaafkan), niscaya tidak akan mendatangi telagaku (di akhirat) (HR Al-Hakim)

3. Sikap yang dianjurkan Allah Dan Rasulullah 

Dalam islam saling memaafkan sangatlah dianjurkan. Sebagaimana telah difirmankan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala :

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf :199)

"Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang (QS An-Nuur:22)”

Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda,

“Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah memberinya maaf pada hari kesulitan. (HR Ath- Thabrani)”

4. Dicintai Oleh Allah 

Ketika kita disibukkan dengan kesalahan yang telah dilakukan orang lain terhadap kita, kita kehilangan fokus dari salah satu cara terindah untuk lebih dekat kepada Allah . Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

“Ada pedagang yang biasa memberi kredit kepada orang. Jika dia menemukan salah satu pelanggannya berada dalam sarana yang diluruskan, dia akan berkata kepada asistennya: “Maafkan mereka hutang mereka, mungkin Allah akan mengampuni kami.” Allah mengampuni dia. “ [Bukhari / Muslim]

5. Mendapatkan Pengampunan 

Ada korelasi langsung antara cara kita memperlakukan orang lain dan bagaimana Allah Subhanahu wa ta'ala memperlakukan kita. Kita semua tahu Nabi Muhammad yang terkenal mengatakan “Kasihanilah mereka yang ada di bumi, dan Yang di surga akan mengampuni kamu” [Tirmidzi].

Tentu saja, Allah Subhanahu wa ta'ala jauh lebih besar dan lebih bermurah hati dari kita. Oleh karena itu, apapun yang kita lakukan untuk orang lain, Allah akan memperbanyaknya untuk kita.

6. Mendapat balasan surga 

Rasulullah juga menjelaskan bahwa balasan bagi orang yang memaafkan kesalahan orang lain adalah Surga. Beliau bersabda dalam hadits Ibnu Abbas;

“Kelak pada hari kiamat, ada pemanggil yang menyeru, “Dimanakah orang-orang yang memaafkan orang lain? Kemarilah kepada Rabb kalian dan ambillah pahala kalian!” Dan wajib bagi setiap muslim bila suka memaafkan maka Allah masukkan dia ke dalam Surganya.”

Barangsiapa yang ingin dibangunkan baginya bangunan di Surga, hendaknya ia memafkan orang yang mendzaliminya, memberi orang yang bakhil padanya dan menyambung silaturahmi kepada orang yang memutuskannya.” (HR. Thabrani).

7. Menunjukan Kualitas Diri 

Kualitas diri seorang muslim yang pemaaf pasti akan lebih baik dari pada orang yang suka memendam dendam, iri dengki kepada orang lainnya.

Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam saat duduk di masjid bersama para sahabat, menunjukkan seseorang yang masuk masjid sebagai orang yang akan masuk Jannah. Dia melakukan ini selama 3 hari, dan setiap saat, itu adalah orang yang sama yang masuk masjid. Dia tidak memperhatikan bahwa orang tersebut shalat shalat malam dan menjaga hati dalam islam.

8. Pengangkat Derajat 

Perbuatan Seseorang tidak lebih dari apa yang Anda lihat. Perbuatan seseorang memang tidak tidak lebih dari apa yang Anda lihat, tapi satu-satunya yang di lakukan adalah bahwa seseorang pemaaf tidak menyimpan dendam apapun terhadap setiap Muslim atau iri siapa pun atas karunia apa yang telah diberikan Allah kepada mereka. 

Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda :

"Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah Subhanahu wa ta'ala akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya." (HR Muslim no 2588)

9. Fokus Mengharap Ridha Allah 

Seorang muslim yang dapat memaafkan orang lain bisa jadi karena seseorang itu lebih mengharap ridho Allah dari memaafkan orang lain yang telah menyakitinya. Mereka sadar bahwa menyimpan dendam akan menimbulkan dosa. Hal ini termaktub dalam Alquran surat Asy-Syura ayat 37 yang berbunyi sebagai berikut:

"Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf."

10. Mendapatkan Kekuatan 

Psikolog mengatakan bahwa ketidakmampuan untuk memaafkan dapat menyebabkan seseorang berulang kali membawa kemarahan dan kepahitan ke dalam setiap hubungan dan pengalaman baru .

Sebagai umat muslim, harus senantiasa belajar memaafkan sesama dengan ikhlas. Rasulullah 'alaihi wasallam bersabda :

"Jika hari kiamat tiba, terdengarlah suara panggilan, "Manakah orang-orang yang suka mengampuni dosa sesama manusianya?" Datanglah kamu kepada Tuhan-mu dan terimalah pahala-pahalamu. Dan menjadi hak setiap muslim jika ia memaafkan kesalahan orang lain untuk masuk surga." (HR Adh-Dhahak dari ibnu Abbas Ra)

Dari hadits tersebut, menjelaskan secara tegas bahwa memberikan maaf kepada orang lain merupakan suatu kewajiban sebagaimana menjaga hati dalam agama Islam. 

11. Pengakuan Kebenaran 

Muslimin tidak diminta untuk memaafkan apa yang telah dilakukan orang lain kepada mereka, namun mereka harus mengakui bahwa mereka telah menyakiti dan itu salah. Kita harus merenungkan mengapa hal ini menyakitkan, apa yang mungkin menjadi motif orang yang menyakiti kita, dan apa yang harus kita pelajari.

Dan kemudian kita harus terus maju, karena kita tidak bisa mengubah masa lalu, tapi kita pasti bisa menggunakannya untuk memberdayakan diri kita dan menjadi orang yang lebih baik, insya Allah.

12. Mengambil Sebuah Pembelajaran 

Memaafkan dan meminta maaf hendaknya menjadi kesadaran bersama bahwa setiap kejadian di muka bumi ini telah ditakdirkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Setiap peristiwa di dunia ini merupakan ketetapan Allah yang tak seorang pun bisa menolaknya. Maka dari itu, seperih apa pun kejadian yang menimpa, kita harus menjadikannya sebagai pembelajaran, karena di balik semua kejadian di muka bumi ini pasti ada hikmah yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran.

Dalam Alquran surat Al Hujurat ayat 10, Allah berfirman :

"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat."

13. Mengajarkan rasa Simpati 

Efek psikologis lain untuk memaafkan orang lain adalah bahwa hal itu mengajarkan kita simpati. Saat kita melepaskan kemarahan, kita bisa lebih memahami orang-orang yang berada dalam situasi yang sama dengan kita sebelumnya.

Seperti dalam Alquran surat An Nur ayat 22, Allah berfirman:

"Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

14. Pikiran sehat, tubuh sehat 

Ketidakmampuan untuk memaafkan mempengaruhi kita secara spiritual dan psikologis, dan selanjutnya, memiliki efek buruk pada kesehatan kita. Satu studi menunjukkan bahwa orang-orang yang berfokus pada dendam pribadi telah meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, serta ketegangan otot dan perasaan yang semakin kurang terkendali.

15. Pengingat Untuk Diri Sendiri 

Kita tau bahwa dengan memaafkan kita menyadari bahwa yang dilakukan orang tersebut adalah salah dan sangat menyakitkan. Hingga ini menjadi salah satu pengingat penting dimana nantinya kita tidak boleh melakukan hal yang sama seperti yang pernah dilakukannya tersebut.

Allah Ta'aka berfirman, "Tetapi, barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia." (QS asy-Syura: 43).

16. Memberi maaf akan mendatangkan kemuliaan. 

Ketika seseorang memaafkan dan mengalah maka secara lahir menunjukkan bahwa orang tersebut adalah lemah dan tidak memiliki kekuatan, akan tetapi Nabi Shallallahu'alaihi wasallam mengatakan bahwa barang siapa yang memaafkan atau mengalah maka Allah akan tambah kemuliaannya. 

Beliau bersabda, ‘Tidaklah seseorang memaafkan kecuali Allah akan menambah kemuliaannya.’ (HR Muslim no 2588).”

Orang yang pemaaf di dunia akan dimuliakan dan diagungkan di hati manusia karena sifatnya yang mudah memaafkan orang lain, sedangkan di akhirat dengan besarnya ganjaran pahala dan keutamaan di sisi Allah Azza wa Jalla.

17. Amalan saleh yang terpuji 

Mudah memaafkan, penyayang terhadap sesama muslim dan lapang dada terhadap kesalahan orang merupakan amal shaleh yang keutamaannya besar dan sangat dianjurkan dalam Islam. Allah Azza wa Jalla berfirman :

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan perbuatan baik, serta berpisahlah dari orang-orang yang bodoh. [al-A’raf/7:199]

Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk memaafkan orang lain karena kesalahan mereka, dan untuk mengampuni kita untuk kepentingan kita sendiri. 

Semoga bermanfaat...

Minggu, 24 Januari 2021

17 KEUTAMAAN SHALAT DHUHA DAN DALILNYA

Edisi Senin, 25 Januari 2021 M / 12 Jumadil Akhir 1442 H

Shalat dhuha merupakan sholat yang dilakukan setelah terbit matahari hingga menjelang masuk waktu dzuhur. Waktunya dimulai saat matahari nampak terlihat kurang lebih setinggi tombak dan berakhir hingga tergelincir matahari (waktu Dzuhur). Untuk jam nya sekitar pukul 07.00 sd 10.00 waktu setempat. Hukum sholat dhuha adalah sunah muakkad.

Oleh karena itu, siapa saja yang ingin mendapatkan pahala dan keutamaannya atau mendapat keutamaan shalat dhuha yang luar biasa, silahkan mengerjakan sholat dhuha. Kalau pun tidak mengerjakannya, maka tidak akan berdosa. Ada banyak sekali keutamaan sholat dhuha. Semua keutamaan tersebut bisa anda temukan di beberapa hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.  Adapun 17 Keutamaan Shalat Dhuha adalah sebagai berikut :

1. Bentuk Sedekah 

Rasulullah pernah menjelaskan bahwa sholat dhuha merupakan salah satu bentuk sedekah orang muslim dimana terdapat hikmah sedekah dalam islam. Penjelasannya ini terdapat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Bunyi haditsnya adalah sebagai berikut.

“Setiap ruas dari anggota tubuh di antara kalian pada pagi hari, harus dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, menyuruh kebaikan merupakan sedekah, dan mencegah kemungkaran merupakan sedekah. Dan semua itu bisa disetarakan dengan mengerjakan Sholat Dhuha dua rakaat”. (H.R Muslim dari Abu Dzar)

2. Sebagai simpanan amal 

Sholat dhuha bisa dijadikan sebagai simpanan amal cadangan yang bisa anda dapat pahalanya di hari akhir dima kita harus percaya sebab terdapat hukum tidak percaya pada hari akhir yang merupakan perbuatan dosa. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam menjelaskan dalam haditsnya; “Sesungguhnya yang pertama kali dihisab pada diri hamba pada hari kiamat dari amalannya adalah sholatnya. Jika benar (sholatnya) maka ia telah lulus dan beruntung, dan jika rusak (sholatnya) maka ia akan kecewa dan rugi.

Jika terdapat kekurangan pada sholat wajibnya, maka Allah berfirman, ‘Perhatikanlah, jikalau hamba Ku memiliki sholat sunah maka sempurnakanlah dengan sholat sunahnya sekadar apa yang menjadi kekurangan pada sholat wajibnya. Jika selesai urusan sholat, barulah amalan lainnya.” (H.R. Ash habus Sunan dari Abu Hurairah RA)

3. Mendapatkan keuntungan dunia akherat 

Sholat dhuha memiliki keutamaan salah satunya adalah di dalamnya terdapat keuntungan yang besar dan lebih utama jika dijalankan pada waktu shalat dhuha yang baik menurut islam. Hal ini terlihat dari penjelasan hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yang berbunyi “Barangsiapa sholat Dhuha 2 rakaat, ia tidak akan termasuk golongan pelupa/lalai. Barangsiapa sholat Dhuha 4 rakaat, akan dimasukkan kepada golongan orang orang yang taubat (kembali kepada Allah).

Barangsiapa sholat Dhuha 6 rakaat, akan dicukupi kebutuhannya hari itu. Barangsiapa sholat Dhuha 8 rakaat, termasuk golongan hamba hamba yang patuh. Dan barangsiapa sholat Dhuha 12 rakaat maka Allah akan membangun baginya rumah di surga”. (H.R. Thabrani dari Abu Darda’)

4. Mendapat kelapangan rezeki 

Orang yang rajin mengerjakan sholat dhuha karena Allah akan diberikan kelapangan rezeki oleh Nya. Dalam hadits Qudsi dari Abu Darda’ Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: “Wahai anak Adam, rukuklah (sholatlah) karena Aku pada awal siang (sholat Dhuha) empat rakaat, maka Aku akan mencukupi (kebutuhan)mu sampai sore hari”. (H.R. Tirmidzi)

5. Pahala seperti haji dan umrah 

Keutamaan lain dari sholat dhuha adalah memperoleh pahala haji dan umrah bagi siapa saja yang mengerjakannya. Dalam hadits dari Anas bin Malik, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa yang sholat shubuh berjamaah kemudian duduk berzikir untuk Allah hingga matahari terbit kemudian (dilanjutkan dengan) mengerjakan sholat dhuha dua rakaat, maka baginya seperti memperoleh pahala haji dan umrah, sepenuhnya, sepenuhnya, sepenuhnya”. (H.R. Tirmidzi)

6. Mendapat ampunan dosa 

Orang yang sering mengerjakan sholat dhuha, Allah akan mengampuni semua dosanya walaupun sebanyak buih di laut. Dalam hadits yang bersumber dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang menjaga sholat dhuha, maka dosa dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan”. (H.R. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).

7. Mendapat rumah di surga 

Keutamaan yang terdapat dalam sholat dhuha sangatlah banyak dan istimewa. Adapun salah satu keutamaannya adalah Allah akan membangunkan istana di surga bagi orang yang sering mengerjakan sholat dhuha. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa sholat Dhuha dua belas rakaat, maka Allah akan membangun baginya istana dari emas di surga”. (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

8. Menjadi hamba yang sholeh 

“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha Mu, keagungan adalah keagungan Mu, keindahan adalah keindahan Mu, kekuatan adalah kekuatan Mu, penjagaan adalah penjagaan Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi, maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha Mu, kekuasaan Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba hambaMu yang soleh”.

9. Mengikuti teladan Rasulullah 

Dari Ummu Hani’ binti Abi Thalib , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengerjakan sholat dhuha sebanyak delapan rakaat. Pada setiap dua rakaat, beliau mengucap salam (HR. Abu Dawud; shahih)

10. Merupakan wasiat dari Rasulullah 

Shalat dhuha diwasiatkan Rasulullah kepada Abu Hurairah untuk menjadi amal harian. “Kekasihku –Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mewasiatkan tiga hal padaku: berpuasa tiga hari setiap bulannya, melaksanakan shalat dhuha dua raka’at dan shalat witir sebelum tidur.” (Muttafaq ‘alaih)

11. Dicatat sebagai orang yang taat 

Shalat dhuha adalah shalat awwabin, yakni shalatnya orang orang yang taat. Merutinkan shalat dhuha menjadikan seseorang dicatat sebagai orang orang yang taat. Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu  berkata: “Kekasihku (Muhammad) mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang aku tidak meninggalkannya: agar aku tidak tidur kecuali setelah melakukan shalat witir, agar aku tidak meninggalkan dua rakaat shalat Dhuha karena ia adalah shalat awwabin serta agar aku berpuasa tiga hari setiap bulan” (HR. Ibnu Khuzaimah; shahih)

12. Mendapatkan kebaikan sepanjang hari 

Dari Abu Darda’ ra, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam berkata: Allah ta`ala berkata: “Wahai anak Adam, shalatlah untuk Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (Shahih al Jami: 4339).

13. Mencegah terjerumus dalam dosa 

Penulis ‘Aunul Ma’bud –Al ‘Azhim Abadi  menyebutkan, “bahwa shalat Dhuha akan menyelematkan pelakunya dari berbagai hal yang membahayakan. Bisa juga dimaksudkan bahwa shalat Dhuha dapat menjaga dirinya dari terjerumus dalam dosa atau ia pun akan dimaafkan jika terjerumus di dalamnya. Atau maknanya bisa lebih luas dari itu.” (‘Aunul Ma’bud, 4: 118)

14. Dimudahkan urusannya 

At Thibiy berkata, “Yaitu  engkau akan diberi kecukupan dalam kesibukan dan urusanmu, serta akan dihilangkan dari hal hal yang tidak disukai setelah engkau shalat hingga akhir siang. Yang dimaksud, selesaikanlah urusanmu dengan beribadah pada Allah di awal siang (di waktu Dhuha), maka Allah akan mudahkan urusanmu di akhir siang.” (Tuhfatul Ahwadzi, 2: 478).

15. Tanda Iman 

Dalam hadits yang lain, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan kembali bahwa sholat dhuha adalah sedekah. “Dalam diri manusia terdapat tiga ratus enam puluh ruas tulang, hendaklah ia mengeluarkan satu sedekah untuk setiap ruas itu. Para sahabat bertanya, ‘Siapa yang mampu mengerjakan hal tersebut wahai Nabi Allah?’ Nabi berkata, ‘Dahak di masjid yang engkau pendam, suatu aral yang engkau singkirkan dari jalan. Jika kamu tidak mendapatkan sesuatu yang sepadan, maka cukuplah bagimu sholat Dhuha dua rakaat”. (H.R. Abu Daud dan Ahmad dari Abu Buraidah).

16. Terhindar dari sifat lalai 

Tak hanya itu, melakukan shalat dhuha pun bisa menjadi tanda bahwa seseorang bukan termasuk orang yang lalai. Seperti hadits yang berbunyi:“Barangsiapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya,” (HR. At-Thabrani).

17. Menjadi orang yang beruntung 

Siapa yang tidak ingin menjadi orang yang beruntung disetiap urusannya? Orang yang beruntung tentunya adalah orang yang sudah diridhai setiap langkahnya oleh Allah. Tidak semua orang bisa mendapat keuntungan ini. Namun, Anda bisa mendapatkan keberuntungan dengan melakukan shalat dhuha. Hal ini tercantum dalam sebuah hadits, “Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” (Shahih al-Targhib: 666)

Hal itu menjelaskan, bahwasanya siapa saja yang melakukan shalat dhuha, di masjid, maka ia akan dekat sekali dengan ghanimah atau keberuntungan.

Setelah sholat dhuha dianjurkan berdoa. Banyak kisah nyata terkait keajaiban sholat dhuha. Berangkat dari keutamaan yang telah dipaparkan di atas, keajaiban ini umumnya terkait dengan rezeki. Bahwa siapa yang melaksanakan sholat sunnah ini, rezekinya dimudahkan Allah sehingga menjadi lancar dan berkah.

Semoga bermanfaat....