Jumat, 15 Januari 2021

17 CARA MENEGUR DAN MENASEHATI YANG BAIK DALAM ISLAM

Edisi Jum'at, 15 Januari 2021 M / 2 Jumadil Akhir 1442 H

Sebagai seorang muslim yang mengerti dan memahami mengenai hubungan antara sesama umat beragama, tentu saja akan mengedepankan rasa peduli dan ramah tamah dalam kehidupan sehari-hari. Sudah menjadi suatu kewajiban bagi kita berperilaku baik terhadap sesama. Karena Allah Subhanahu wa ta'ala menciptakan kita seyogyanya sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa adanya orang lain. Jadi kita harus mengedepankan rasa menghargai dan menghormati.

Dalam kehidupan sehari-hari, anda pasti sering berkomunikasi dan juga berinteraksi dengan banyak orang. Saat anda berpapasan atau pun bertemu orang lain di jalan, apa yang anda lakukan? Saling menyapa atau malah justru acuh tak acuh? Pastinya kita akan menyapa atau setidaknya memberikan senyuman, karena dengan senyuman saja orang lain sudah merasa dihargai dan pandangan orang lain terhadap anda pun juga akan baik.

Terlebih lagi jika anda kenal seperti halnya teman, saudara atau pun tetangga. Menyapa atau pun menegur disini hukumnya menjadi wajib. Jangan sekali-kali anda bersikap acuh tak acuh, itu termasuk perbuatan sombong yang dibenci oleh Allah Ta'ala. Berikut ini terdapat hadits yang menjelaskan tentang permasalahan ini. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda berdasarkan dengan riwayat Ad-Dailamy :

”Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan itu banyak: tasbih, tahmid, takbir, tahlil (dzikir), amar ma’ruf nahyi munkar, menyingkirkan penghalang (duri, batu) dari jalan, menolong orang, sampai senyum kepada saudara pun adalah sedekah.”

Selain kita menyapa antara sesama umat manusia, terkadang kita pasti juga ingin menegur dan menasehati seseorang karena dengan niat ingin meluruskan atau pun memberikan pendapat terhadap perbuatan atau pun tingkah laku yang kurang tepat.

“Ajaklah (wahai Muhammad) mereka ke arah jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang elok dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang paling baik.” (QS. An – Nahl : 125)

Pada artikel kali ini kami membagikan sedikit informasi mengenai cara menegur dan menasehati yang baik dalam Islam. Jika anda ingin mengetahuinya lebih lanjut dan lebih dalam lagi, mari kita simak bersama-sama penjelasan di bawah ini sebagai berikut :

1. Menegur dan Menasehati Dengan Cara yang Santun 

Jika anda ingin menegur dan menasehati  seseorang, gunakanlah bahasa yang santun dan perilaku yang baik. Dengan begitu orang yang anda tegur dan nasehati  justru akan sangat mengapresiasi dan menghargai sikap anda. Karena hal tersebut mungkin akan menjadikannya sebagai orang yang lebih baik.

Namun jika anda sudah menggunakan bahasa yang santun tetapi orang tersebut tidak terima atau pun bahkan marah, lebih baik anda tetap pada pendirian awal, berperilaku baik. Jika anda menanggapi respon buruk dengan hal buruk berarti kita sama saja dengan mereka. 

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaklah berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Tidak Bermaksud Menggurui 

Jangan sekali-kali  jika menegur dan menasehati seseorang terlihat seperti menggurui. Hal tersebut justru akan membuat orang yang anda tegur dan nasehati  menjadi kurang nyaman. Bahkan mereka akan berperilaku cuek dengan anda atau pun pura-pura tidak mendengar. Jadi teguran dan nasehat kita akan terasa sia-sia saja. 

3. Tidak Menggunakan Nada Tinggi 

Menggunakan nada tinggi memang tidak pantas untuk dilakukan. Terlebih lagi jika kita menegur atau menasehati orang yang lebih dewasa, sama saja  tidak punya “unggah-ungguh” kalau orang jawa bilang. keutamaan orang tua dalam islam memang sangat dijunjung tinggi, meskipun mereka dalam posisi salah. Kita sebagai orang yang lebih muda tetap harus menghormati. Ingatkan dengan bahasa yang halus dan doakan. Insya Allah seiring berjalan waktu beliau akan sadar.

4. Jangan Menunjuk-Nunjukkan Jari Anda Saat Menegur 

Dengan menunjuk-nunjukkan jari anda, justru orang yang anda tegur dan nasehati akan meresponnya bahwa anda mau ngajak ribut. Bukannya urusan selesai, tetapi akan bertambah keruh. Anda juga akan dipandang seperti halnya orang yang tidak mengenyam bangku pendidikan saja. 

5. Tidak Memaksakan Kehendak 

Namanya juga menegur dengan niat yang baik demi perubahan seseorang agar lebih baik, mau dia menerima atau pun tidak, adalah urusan belakang. Jangan sampai kita melihat situasi yang kurang baik malah membiarkannya saja. Berarti kita tidak ada bedanya dengan dia. Yang terpenting kita tidak memaksakan keinginan kita kepada orang lain.

6. Lihat Situasi dan Kondisi 

Sebaiknya jika anda berniat untuk menegur dan menasehati seseorang, perhatikan dan pertimbangkan terlebih dahulu situasi dan juga kondisinya. Jangan langsung anda tegur di tempat yang ramai, sehingga perlakuan anda tersebut justru membuat orang yang anda tegur dan nasehati menjadi malu. Sudah menjadi tugas kita sebagai sesama muslim untuk saling menutupi aib orang lain.

7. Jangan Membuat Sakit Hati Orang yang Anda Tegur Dan Nasehati 

Jangan sampai awalnya anda hanya ingin sekedar mengingatkan saja, namun orang yang anda tegur dan nasehati menjadi sakit hati dengan teguran yang anda lontarkan. Hindari menggunakan perkataan yang menyinggung atau pun menghubungkan dengan masalah sensitif seperti halnya sara.

8. Fokus Terhadap Persoalan yang Tengah Dihadapi Saja 

Menegur dan menasehati seseorang fokus terhadap persoalan saja akan lebih baik dan bisa segera terselesaikan, ketimbang anda malah memanfaatkan situasi tersebut untuk menyangkut pautkan dengan persoalan lainnya. Hal ini tidak dianjurkan. Sama saja sikap tersebut adalah dendam.

9. Mendengarkan Semua Pembelaan dan Penjelasan Setelah Anda Menegur dan Menasehati 

Menjadi pendengar yang baik memang dianjurkan dalam Islam. Hal ini akan memperjelas persoalan sehingga tidak terjadi kesalah pahaman. Jangan sampai anda hanya menegur dan menasehati namun tidak diimbangi dengan memberikan kesempatan orang lain untuk membela dirinya.

10. Tidak Berkata Kasar 

Berkata kasar dengan orang yang anda tegur atau nasehati, nantinya malah membuatnya menjadi tersinggung, dan teguran anda dianggap sebagai angin lalu. Wajar saja jika orang lain tidak memberikan respon baik kepada anda karena anda saja tidak berkata lembut kepadanya.

“Setiap sikap kelembutan yang ada pada sesuatu, pasti akan menghiasinya. Dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu, kecuali akan memperburuknya. (HR. Muslim)

“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut.” (QS. Ath Thaha: 44)

11. Mengharapkan Ridha Dari Allah Ta'ala 

Sebelum melakukan suatu tindakan atau pun aktivitas apa pun dengan niatan yang baik sudah sepantasnya anda selalu mengharapkan ridha dari Allah Ta'ala agar apa yang anda lakukan mendapatkan keberkahan.

“Sesungguhnya setiap amal itu bergantung kepada niatnya dan sesungguhnya setiap orang itu hanya akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya (dinilai) kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak diraihnya atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka (hakikat) hijrahnya itu hanyalah kepada apa yang menjadi tujuan hijrahnya.”(HR. Bukhari dan Muslim)

12. Tidak Ada Niat Untuk Mempermalukan Orang yang Anda Nasehati 

Janganlah anda berusaha ingin mempermalukan saudara anda sendiri. Sudah menjadi kewajiban anda untuk tidak membuka aib orang lain. Karena jika anda berusaha dan senang membuka aib orang lain, maka sama halnya anda membuka aib anda sendiri.

13. Sebisa Mungkin Menasehati Secara Rahasia (Empat Mata) 

Jauh lebih baik jika anda menegur orang lain hanya berdua saja dan secara sembunyi-sembunyi, karena takutnya orang yang ingin anda tegur, mungkin saja tidak ingin orang lain tau.

“Apabila para salaf hendak memberikan nasehat kepada seseorang, maka mereka menasehatinya secara rahasia… Barangsiapa yang menasehati saudaranya berduaan saja maka itulah nasehat. Dan barangsiapa yang menasehatinya di depan orang banyak maka sebenarnya dia mempermalukannya.” (Jami’ Al ‘Ulum wa Al Hikam, halaman 77)

“Jika kamu hendak memberi nasehat sampaikanlah secara rahasia bukan terang-terangan dan dengan sindiran bukan terang-terangan. Terkecuali jika bahasa sindiran tidak dipahami oleh orang yang kamu nasehati, maka berterus teranglah!” (Al Akhlaq wa As Siyar, halaman 44)

14. Mencari Waktu yang Tepat 

Untuk menegur orang lain, alangkah baiknya anda menunggu waktu yang tepat pada saat orang tersebut dalam kondisi hati yang tenang. Karena jika orang yang anda tegur dalam keadaan banyak masalah, tentu saja akan menambah masalah dan pikiran baginya.

Ibnu Mas’ud pernah berkata:

“Sesungguhnya adakalanya hati bersemangat dan mudah menerima, dan adakalanya hati lesu dan mudah menolak. Maka ajaklah hati saat dia bersemangat dan mudah menerima dan tinggalkanlah saat dia malas dan mudah menolak.” (Al Adab Asy Syar’iyyah, Ibnu Muflih).

15. Mendoakannya Dengan Sungguh-Sungguh 

Jika anda sudah berusaha dengan maksimal namun masih saja tidak mendapatkan solusi dan pencerahan, doakanlah orang tersebut agar segera disadarkan oleh Allah Ta'ala. Karena Dia lah yang mampu membolak balikkan hati hambanya.

16. Memberikan Contoh 

Allah Ta’ala  berfirman mencela Bani Israil karena bertentangan antara ucapan dan tindakan mereka:

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?”. (QS. Al Baqarah: 44)

Bukankah Allah Subhanahu wa ta'ala membenci seseorang yang menyuruh orang lain tanpa ia lakukan terlebih dahulu? Memberi contoh saat menegur orang yang berbuat salah merupakan salah satu cara yang paling baik yang bisa diikuti.

17. Menasehati Dengan Penuh Kasih 

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”  (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45).

Al Khottobi rahimahullah,

“Nasehat adalah kalimat ungkapan yang bermakna memberikan kebaikan kepada yang dinasehati” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 219).

Imam Nawawi rahimahullah berkata,

“Menasehati sesama muslim (selain ulil amri) berarti adalah menunjuki berbagai maslahat untuk mereka yaitu dalam urusan dunia dan akhirat mereka, tidak menyakiti mereka, mengajarkan perkara yang mereka tidak tahu, menolong mereka dengan perkataan dan perbuatan, menutupi aib mereka, menghilangkan mereka dari bahaya dan memberikan mereka manfaat serta melakukan amar ma’ruf nahi mungkar.” (Syarh Shahih Muslim, 2: 35)

Dapat diambil kesimpulan bahwa artikel mengenai cara menegur dan menasehati yang baik dalam Islam yang sudah diulas di atas secara detail dan dikemas dengan baik diharapkan bisa membantu memudahkan anda dalam mempelajari serta memahaminya lebih dalam lagi sehingga layak dijadikan sebagai sumber referensi.

Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.