Selasa, 28 Februari 2023

KALAM ULAMA USTADZ H. UBAIDILLAH ALI BIN H.LUKMANUL HAKIM

Edisi Selasa, 28 Februari 2023 M / 7 Sya'ban 1444 H.

Ustadz H. Ubaidillah Ali lahir di Desa Tapus Dalam, Amuntai, Kalimantan Selatan. Nama lengkapnya adalah H. Ubaidillah Ali bin H. Lukmanul Hakim bin H.Thabrani bin Yahya. Beliau adalah adik dari KH. An Noor Hidayatullah yang juga pengasuh pondok pesantren dan majelis taklim “al-Maskuriyah” Sekumpul Martapura. 

Ustadz H. Ubaidillah Ali adalah alumnus “Darul Musthafa” Hadramaut, Yaman, dibawah pengasuhan al-Habib Umar bin Hafidz. Sekarang beliau memimpin dan mengelola Majelis Taklim "Jalstatul Isnain" Muara Tapus, juga sebagai ketua bidang Syuriah pada “Majelis Rasulullah” Cabang Amuntai.

Berikut ini adalah beberapa diantara kalam beliau:

1. “Hendaknya setiap kali shalat, kita membayangkan bahwa itu adalah shalat kita yang terakhir. Kita harus menghadirkan khauf dan raja’. Khawatir atau takut sekali kalau shalat kita tidak khusyu’, dan sangat berharap agar ibadah kita diterima. Demikianlah perasaan kita ketika berdiri di hadapan Allah, sangat takut dan penuh harap. Seperti halnya, ketika seorang anak yang dimarahi dan diusir keluar rumah oleh orang tuanya, betapa tidak takut untuk kembali, dengan berurai air mata, sangat berharap agar kesalahan dapat diampuni. Demikianlah agar kita bisa khusyu’ sewaktu shalat”.

2. “Orang yang gemar mengisi waktunya dengan ibadah merekalah orang yang yakin dengan akherat. Mereka yang sabar terhadap celaan, mereka yang selalu menyambung silaturrahmi kepada orang yang memutuskannya, merekalah orang yang yakin dengan akherat. 

3. Mereka yang hatinya bersih daripada iri dengki, daripada kekotoran dan dendam, dan benci kepada sesama muslim, marekalah orang yang percaya dengan akhierat. Orang yang menunaikan zakat, orang yang bersedekah dijalan Allah, merekalah orang yang percaya dengan akhierat dengan sebenar-benar keyakinan”.

4. “Kalau masih meninggalkan kewajiban, biar mulutnya berkata saya beriman kepada Allah, tapi itu kosong daripada hakikat iman. Mereka yang memutuskan silaturrahmi, sekalipun lidahnya mengatakan saya beriman, percaya kepada hari kiamat. Itu adalah ungkapan lidah yangkosong daripada hakikat yang sebenarnya. Orang yang membalas kejahatan dengan kejahatan, mereka adalah orang yang lidahnya saja mengatakan beriman, tetapi tidak masuk kedalam dadanya, tidak tertanam secara kuat akan makna yang sebenarnya”.

5. “Keimanan yang kuat kepada akhirat membuahkan kepada ibadah. Keimanan yang kuat kepada hari akhirat menjauhkan seseroang daripada setiap apa yang dilarang dan dibenci didalam agama Allah subahanhu wa ta’ala.”

6. “Allah subahanhu wa ta’ala di ayat ke-5 (surah al-Baqarah), memberikan kesimpulan, seakan-akan Allah menjawab sebelum kita menanya kepada Allah subahanhu wa ta’ala, (yaitu), “Ya Allah, seandainya kami beriman kepada Engkau, kami beriman kepada perkara yang ghaib, seandainya kami mendirikan shalat, menunaikan zakat, seandainya kami menyisihkan harta di jalan Engkau Ya Allah, (maka) apa yang kami dapat, apa yang akan kami hasilkan? (lalu) kata Allah Subhanahu wa ta’ala : “U-la ika ‘ala huda mmirabbihim, wa u-la ika humul muflihun”, merekalah, kata Allah subhanahu wa ta’ala, berjalan di atas jalan hidayah yang Aku berikan kepada mereka, dan merekalah orang yang betul-betul beruntung”.

7. “Keberuntungan yang sebenarnya adalah ketika kita mendapatkan kedekatan di sisi Allah subahanhu wa ta’ala. Keuntungan yang sebenarnya adalah ketika kita mampu menggunakan umum dijalan yang diredhai oleh Allah subahanhu wa ta’ala”.

8. “Dengan berkumpul dengan orang yang shaleh mendapatkan keuntungan yang sebenarnya, duduk di majelis taklim mendapatkan keuntungan yang sebenarnya, memandang daripada wajah zurriyat Rasulullah adalah keberuntungan yang sebenarnya, memandang daripada pewaris Nabi Besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga keberuntungan yang sebenarnya. 

9. Menurut guru kita (maksudnya guru Ustadz Ubaidillah Ali) yaitu Habib Umar bin Hafidz : "Bagaimana seseorang itu akan beruntung kelak di akhirat dengan mendapatkan sorganya Allah subahanhu wa ta’ala kalau selama hidup di dunia ini dia tidak pernah menggunakan matanya untuk memandang wajah-wajah orang yang beruntung disisi Allah subahanhu wa ta’ala”.

10. “Bukan perkara dunia yang harus kita persiapkan, karena perkara-perkara yang bersifat dunia tidak akan dibawa ketika kita bertemu dengan Allah Subhanahu wa ta’ala”.

11. “Ada perkara-perkara yang harus kita jaga dan kita laksanakan dan kita pelihara, yang mana apabila perkara-perkara tersebut kita jaga maka akan menyampaikan cinta kita kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena yang dicari adalah mahabbah. Intisarinya adalah cinta kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, cinta kepada agama, cinta kepada syi’ar yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam”.

12. “Bahwasanya diadakannya majelis-majelis taklim, majelis dzikir, majelis tadarus al-Qur’an  adalah untuk menanamkan di dalam jiwa kita cinta kepada Allah, cinta kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang pada akhirnya akan membuahkan yang namanya mutaba’ah. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala : “Qul in kuntum tuhibbunallah fattabi’uni yuhbibkumullah” (Katakanlah : Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku (Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam), maka kalian akan dicintai Allah” (QS.Ali Imran (3) : 31). Lalu timbullah yang namanya keinginan untuk mengikuti jejak langkah dari Nabi Besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengikuti al-Qur’an dan mengikuti jejak langkah ulama-ulama orang-orang shaleh terdahulu”.

13. “Mahabbah itu andaknya didalam dada, itu sfatnya terhunjam dalam jiwa yang paling dalam, tidak bisa dilihat oleh mata secara dzahir, tidak dapat diketahui secara pandangan yang nampak dalam kehidupan dunia. Dan ketika perkara mahabbah atau cinta itu bersemayam di dalam jiwa, (maka)  itu harus kita nampakkan dalam realitas kehidupan dalam bentuk mengiuti jejak langkah Nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam”.

14. “Yang namanya menanamkan, memasukkan agama (kepada seseorang) tidak mesti harus langsung harus ini harus itu, tetapi tanamkan dulu penghormatan terhadap agama, tanamkan dulu memuliakan sesuatu yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala”.

15. “Ketika orang lain dapat musibah dan kita senang dengan mereka dapat musibah, (maka) senangnya kita dengan musibahnya orang adalah dosa bagi kita. Memang mereka bukan muslim, tetapi mereka adalah ummat Nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena ummat Nabi itu terbagi 2 (dua), yaitu ada yang namanya umat bil ijabah, ada yang namanya ummatu da’wah. Ummat bil ijabah adalah ummat yang menjawab atau memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya yaitu ummat Islam. Adapun ummatu da’wah adalah ummat golongan manusia yang harus kita sampaikan dakwah kepada mereka, ummat yang harus kita sampaikan rahmat Islam kepada mereka. 

16. "Yang kita benci adalah kekafiran mereka, yang kita benci adalah kekufuran mereka tetapi jasad batang tubuh mereka juga adalah ummat nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. (maka) ketika kita senang mereka binasa, senang mereka meninggal dunia kena penyakit dan musibah seakan-seakan kita senang mereka mati dalam kekufuran, seakan-akan kita senang mereka mati dalam keadaan tidak mengagungkan kalimat La ilaaha ilallah Muhammad Rasulullah”

17. “Santri adalah seseorang yang walaupun belajar yang ke seratus kali, perhatiannya dan adabnya tetap sama dengan pertama kali yang ia belajar”

Semoga bermanfaat....

Senin, 27 Februari 2023

KALAM ULAMA HABIB ABDULLAH BIN HUSAIN BIN THOHIR

Edisi Senin, 27 Februari 2023 M / 6 Sya'ban 1444 H.

Habib Abdullah bin Husain bin Thohir dilahirkan di kota Tarim pada tahun 1191 H. Sosok ini terkenal penuh dengan semangat dalam menuntut ilmu, sama seperti saudara beliau al Habib Thohir bin Husain bin Thohir. Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Husain bin Thohir bin Muhammad bin Hasyim bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman bin Muhammad. Sejak kecil, sosok Abdullah muda telah dididik oleh kedua orang tuanya dengan berbagai macam ilmu agama, sehingga menjadikan beliau sosok yang sangat kuat dalam menjalankan syari’at Islam serta akhlak-akhlak terpuji seperti yang diajarkan orang tuanya.

Seperti ulama lainnya, Habib Abdullah juga mempunyai sejumlah karya tulis dari berbagai bidang ilmu, di antaranya: Sullamut Taufiq, sebuah karya yang menerangkan tentang seputar fiqih Islami untuk masyarakat umum, Dzikrol Mu’minin bima Bui’tsa bihi Sayyidil Mursalin yang di dalamnya, beliau mengajak pada umat manusia untuk kembali kepada agama dan bersatu padu serta saling menasehati satu sama lain. Masih banyak lagi Risalah-risalah (catatan-catatan kecil) yang beliau tulis yang hingga saat ini masih tersimpan di beberapa perpustakaan-perpustakaan Hadhramaut. Berikut ini adalah beberapa diantara kalam beliau :

1. Ketika kalian hendak memasuki dunia kerja persiapkanlah niat-niat yang baik terlebih dahulu. Mencari rezeki yang halal adalah wajib bagi setiap insan muslim. Untuk itu, niatkanlah didalam hati bahwa tujuan kalian bekerja adalah untuk mendapatkan rezeki yang halal yang dapat menunjang kehidupan agama kalian, menjaga martabat kalian serta keluarga kalian agar tidak meminta-minta kepada orang lain juga untuk menghindari diri kalian dari sikap ingin mem iliki hak-hak orang lain. Akan tetapi, ditengah-tengah kesibukan kerja, janganlah kalian melalaikan urusan akherat. Luangkan waktu untuk memepelajari ilmu syari’at yang diwajibkan kepada kalian, laksanakan shalat 5 waktu dengan berjamaah, jagalah keistiqamahan kalian dalam membaca wirid-wirid.

2. Sesungguhnya ibadah yang dilaksanakan oleh orang yang memakan barang haram atau memakai baju yang haram takkan diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

3. Apabila kalian telah mendapatkan rezeki yang sekiranya mencukupi kebutuhan kalian diwaktu itu, maka qana’ah (merasa cukup)-lah dengannya lalu bersyukur kepada Allah serta jangan mengharapkan yang berlebihan untuk masa yang akan datang. Janganlah kalian bersikap tamak dan selalu mengharap lebih, sehingga tubuh dan hatimu akan kecapaian karenanya. Asal tahu saja, sesungguhnya takkan sampai kepada kalian kecuali rezeki yang telah ditakdirkan untuk kalian.

4. Hati-hatilah, jangan pernah menipu, berkhianat ataupun berbohong dalam setiap pekerjaan kalian. Karena semua tindakan itu memancing amarah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dan menghapus keberkahan dan jerih payah kalian. Dasarilah segala urusan pekerjaan kalian dengan sikap jujur dan nasehah. Keluarkan semua hak yang diwajibkan dalam harta kalian seperti zakat, pelunasan hutang, serta nafkah-nafkah yang wajib dengan senang hati dan lapang dada.

5. Memotong keberlangsungan Islam baik dengan perkataan, perbuatan maupun keyakinan yang tidak mengharuskan ketiganya bersama untuk dikatakan sebagai perbuatan murtad.

6. Kerjakanlah semua perbuatan baik, dan apabila engkau tidak mampu mengerjakan semuanya, maka janganlah engkau tinggalkan semuanya. Jauhilah semua perbuatan buruk, dan jika engkau tidak mampu meninggalkan semuanya, maka janganlah engkau mengerjakan semuanya.

7. Berusahalah agar tidak berlalu sedikitpun waktu dari hidupmu kecuali engkau gunakan untuk beribadah. Dan jika engkau tidak mampu melakukan itu, maka berhati-hatilah jangan sampai engkau membuang-buang waktu dikala orang-orang disekitarmu sedang sibuk beribadah.

8. Dan suatu perbuatan yang akan membuatmu senang apabila ajal datang sedangkan engkau dalam perbuatan itu, maka lazimilah perbuatan itu. Dan suatu perbuatan yang dikerjakan oleh ahli kubur seandainya mereka masih hidup, maka kerjakanlah dan insya Allah engkau menjadi beruntung. Dan suatu perbuatan yang disesali oleh para ahli kubur karena mereka telah mengerjakannya, maka tinggalkanlah, sebelum engkau  nantinya menyesal dihari dimana penyesalan tiada bermanfaat.

9. Sesungguhnya perasaan was-was, bisikan-bisikan buruk dan maksiat-maksiat merasuki diri manusia kebanyakkan liwat mata, lisan dan telinga. Sekalipun terkadang lewat selain ketiganya, namun dari ketiga media tersebut sangatlah dominan. Dan obat paling mujarab dan ampuh untuk membentengi ketiganya adalah dengan wahdah (menyendiri) dan khalwah atau uzlah (mengasingkan diri).

10. Tak jarang, seseorang yang hidup dalam kemiskinan, cacat fisik dan kepelikan lain yang menyusahkan, nyatanya bisa menghirup perasaan legawa, sejahtera, serta bahagia. Rasa hati yang positif itu bisa menjalar ke kawan-kawan dekatnya, bahkan kepada orang yang memandang wajahnya atau menyebut dirinya.

11. Di akhirat kelak, sang manusia tak berpunya akan memperoleh harapan selamat dan sukses lebih besar dari si kaya raya. Dari sini kita bisa menyerap kearifan: neraka dunia sebenarnya adalah surga.

12. Ketahuilah, sesuatu yang paling mujarab untuk mempercantik hati, memancing ampunan atas dosa-dosa, menepis kegundahan hati, dan mengundang  segala kesenangan rohani, adalah menghadiri majelis para wali, shalihin, alim ulama yang berhati khusyuk yang mengamalkan pengetahuannya, serta para ahli ibadah yang memikliki sifat zuhud. Merekalah manusia-manusia yang bila kita pandang akan mampu mengingatkan siapa saja kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Gerak gerik mereka senantiasa membangkitkan gairah kita untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala Ucapan-ucapan mereka mampu menggiring kita kepada rahmat-Nya. Cahaya mereka menaungi siapa saja yang ada di dekat mereka. Akhlak mereka yang indah akan menulari akhlak-akhlak kita. Amal-amal mereka yang hebat membuat nafsu kita merasa kerdil, dan yang terutama,b erkah mereka akan dapat kita raih baik dikehidupan ini maupun dialam yang akan datang.

13. Demi Allah, sungguh suatu musibah dan bencana yang besar tertuju pada kedangkalan agama dan akal orang yang mengaku-ngaku bahwa dia sudah bisa membalas kebaikan dari orang yang sholeh dan kebaikan orang tua atau datuknya. Sungguh demi Allah tidaklah orang tersebut berakhlak kecuali dia adalah manusia yang rendah semangat dan harga dirinya, cenderung bertabi’at seperti manusia murahan dan rendahan bahkan paling rendah.

14. Bekerja bisa bernilai ibadah dan bahkan pahalanya melebihi ibadah-ibadah sunnah apabila didasari dengan niat baik serta dilakukan sesuai syari’at. Ditengah-tengah kesibukan kerja, janganlah kalian melalaikan urusan akhirat. Luangkan waktu untuk mempelajari ilmu syari’at yang diwajibkan kepada kalian, laksanakan shalat lima waktu dengan berjama’ah, jagalah keistiqamahan kalian dalam membaca wirid-wirid.

15. Manakala kalian dikaruniai harta yang halal, pergunakanlah dengan tata cara danniat yang baik. Makanlah secukupnya danjangan sampaiterlalu kenyang. Sebab perut yang dipenuhi dengan makanan sekalipun halal akan menjadi pemicu perbuatan-perbuatan nista. Bisa dibayangkan, bagaimana jika dipenuhi dengan makanan yang haram.

16. Di antara maksiat hati adalah: riya' dalam beramal kebaikan, artinya berbuat kebaikan karena manusia; agar dapat pujian dari manusia. Perbuatan riya ini dapat menghilangkan pahala kebaikan yang dilakukannya. 'Ujub dalam berbuat ketaatan; artinya menganggap bahwa ibadah yang ia kerjakan adalah  murni hasil dari usahanya melupakan bahwa itu adalah karunia dari Allah. Ragu akan adanya Allah. Merasa aman dari siksaan dan ancaman Allah dan atau putus asa dari rahmat Allah. Sombong kepada manusia; artinya menolak kebenaran dari orang lain dan memandang rendah manusia. Dengki (al-Hiqd), yaitu; menyimpan rasa permusuhan yang disertai dengan usaha untuk mewujudkannya serta ia sendiri tidak membenci perasaan hatinya tersebut. Iri hati (al-Hasad), artinya; membenci kenikmatan yang diraih oleh seorang muslim dan merasa keberatan dengannya yang disertai dengan usaha untuk melenyapkan kenikmatan tersebut darinya.

17. Di antara maksiat lidah adalah: Ghibah, yaitu;

apabila engkau menyebut–nyebut sesama saudara muslim dengan sesuatu yang ia membencinya (untuk dibicarakan terhadap orang) di antara apa yang ada pada diri orang tersebut di belakangnya artinya tidak di hadapannya. Namimah, yaitu; menyebarkan isu atau propaganda permusuhan (provokasi). Tahrisy, yaitu; provokasi dengan tanpa ucapan, sekalipun antara binatang. Berbohong (perkataan yang tidak sesuai dengan kenyataan). Sumpah palsu. Mengucapkan kalimat-kalimat yang mengandung qadzaf; kalimat qadzaf ini sangat banyak sekali, intinya tuduhan kepada seseorang atau salah seorang kerabatnya dengan perbuatan zina, baik dengan kata-kata yang sharih (jelas) secara mutlak (dengan atau tanpa niat) atau dengan kata-kata kinayah (sindiran) yang disertai dengan niat tuduhan.

Semoga bermanfaat....

Minggu, 26 Februari 2023

KUMPULAN KATA-KATA MOTIVASI TENTANG AKHLAQ YANG BAIK DARI HADITS RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM

Edisi Ahad, 26 Februari 2023 M / 5 Sya'ban 1444 H.

Akhlak terpuji atau husnul khuluq merupakan sikap batin yang baik. Akhlak terpuji tersebut muncul dalam bentuk perilaku konkret seseorang yang dianggap baik dan dapat disaksikan oleh banyak orang.

Adapun Imam Al-Ghazali mengutip pandangan sebagian ulama perihal tanda-tanda seseorang berakhlak mulia atau berakhlak terpuji. Tanda seorang berakhlak mulia terlihat dari banyak malu, banyak melakukan kepantasan, perkataan jujur, sedikit bicara, banyak bekerja, jarang berbuat keliru, sedikit melakukan perbuatan yang tidak perlu, berbakti kepada orang tua, menjaga hubungan baik dengan siapa saja, tenang berwibawa, penyabar, pandai bersyukur dan berterima kasih, lapang dada, ramah, pemaaf, lembut, bersikap hangat. ( Al-Ghazali, 2018 M/1439-1440 H: III/74-75 ).

Orang yang berakhlak terpuji berwajah ceria dan murah senyum. Ia mencintai, membenci, merestui, dan marah karena Allah. Orang yang berakhlak mulia bukan pelaknat, pencaci, pengutuk, pengadu domba/provokator, ahli ghibah, bersikap tergesa, pendengki, dan bersikap kikir. ( Al-Ghazali, 2018 M/1439-1440 H: III/75 ).

Untuk membangkitkan motivasi dalam diri, ada kalanya dengan memperbanyak membaca kata-kata hikmah. Islam memiliki banyak sekali kata-kata motivasi baik dari Al-Quran, Hadits dan dari para ulama, agar kita dapat kembali bersemangat dalam segala hal. Berikut ini  kata-kata mutiara yang di dalamnya terdapat nilai-nilai motivasi untuk senantiasa berahlaq baik agar kita semangat dalam menuntut ilmu.

1. Usamah bin Zaid radhiyallahu'anhu bercerita, "Kami berkata, "Ya Rasulullah, apakah hal terbaik yang dipunyai oleh manusia?" Beliau menjawab, "Akhlak yang terpuji" (Kata Motivasi akhlak Islami dalam HR. Ibnu Majah [2:1137]).

2. Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda "Sungguh orang-orang yang beriman dengan akhlak baik mereka bisa mencapai (menyamai) derajat mereka yang menghabiskan seluruh malamnya dalam sholat dan seluruh siangnya dengan berpuasa.” (Kutipan Hadits Motivasi Islam tentang akhlak Musnad Imam Ahmad).

3. “Orang muslim yang baik adalah yang muslim lainnya aman dari ganguan ucapan dan tangannya, dan orang yang Hijrah (tergolong kelompok Muhajirin) adalah yang meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah.” (Hadits Tentang Akhlak Riwayat Bukhari).

4. Abu Darda’ meriwayatkan: Aku mendengar Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam berkata, “Tak ada yang lebih berat pada timbangan (Mizan, di hari Pembalasan) daripada akhlak yang baik. Sungguh, orang yang berakhlak baik akan bisa setara dengan mereka yang berpuasa dan sholat.” (Kata Motivasi Bijak Islam akhak terpuji riwayat al-Tirmidzi).

5. Di antara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan baik, bila mendengarkan pembicaraan tekun, bila berjumpa orang dia menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji ditepati. (HR. Ad-Dailami).

6. "Kebajikan itu ialah akhlak yang baik dan dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan dirimu dan kamu tidak senang bila diketahui orang lain". (Kata Kata Motivasi  Kehidupan Islami Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam  (HR. Muslim).

7. "Jauhilah segala yang haram niscaya kamu menjadi orang yang paling beribadah. Ikhlaslah dengan pembagian (rezeki) Allah kepadamu, pastilah kamu menjadi orang paling kaya. Berperilakulah yang baik kepada tetanggamu pastilah kamu termasuk orang mukmin.Cintailah orang lain pada hal-hal yang kamu cintai bagi dirimu sendiri pastilah kamu tergolong muslim.Dan janganlah terlalu banyak tertawa.Sesungguhnya terlalu banyak tertawa itu mematikan hati."(HR. Ahmad dan Tirmidzi).

8. Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari akhlak yang baik. (Kutipan Hadits Motivasi Akhlak Islami HR. Abu Dawud).

9. Ummu Salamah, isteri Nabi Shallallahu alaihi wasallan bertanya, "Ya Rasulullah, seorang wanita dari kami ada yang kawin dua, tiga dan empat kali lalu dia wafat dan masuk surga bersama suami-suaminya juga. Siapakah kelak yang akan menjadi suaminya di surga?" Nabi Shallallahu alaihi wasallam menjawab, "Dia disuruh memilih dan yang dia pilih adalah yang paling baik akhlaknya dengan berkata, "Ya Robbku, orang ini ketika dalam negeri dunia paling baik akhlaknya terhadapku. Kawinkanlah aku dengan dia. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik membawa kebaikan untuk kehidupan dunia dan akhirat." (Kutipan Kata Kata Motivasi Akhlak Islami Rosululloh Shallallahu alaihi wasallam dalam HR. Ath-Thabrani).

10. Kamu tidak bisa memperoleh simpati semua orang dengan hartamu tetapi dengan wajah yang menarik (simpati) dan dengan akhlak yang baik. (Kata Kata Motivasi Bijak Islam HR. Abu Ya'la dan Al-Baihaqi).

11. Dekatkan dirimu kepada-Ku (Allah) dengan mendekatkan dirimu kepada kaum lemah dan berbuatlah ihsan (baik) kepada mereka. Sesungguhnya kamu memperoleh rezeki dan pertolongan karena dukungan dan bantuan kaum lemah di kalangan kamu. (Kata Motivasi Islami HR. Muslim).

12. Sifat malu adalah dari iman dan keimanan itu di surga, sedangkan perkataan busuk adalah kebengisan tabi'at dan kebengisan tabi'at di neraka. (HR. Bukhari dan Tirmidzi).

13. Mintalah fatwa (keterangan hukum) kepada hati dan jiwamu. Kebajikan ialah apa yang menyebabkan jiwa dan hati tentram kepadanya, sedangkan dosa ialah apa yang merisaukan jiwa dan menyebabkan ganjalan dalam dada walaupun orang-orang meminta atau memberi fatwa kepadamu. (Kata kata Motivasi Bijak Islam Nabi Muhammad dalam HR. Muslim).

14. Ya Rasulullah, terangkan tentang Islam dan aku tidak perlu lagi bertanya-tanya kepada orang lain. Nabi Shallallahu alaihi wasallam menjawab, "Katakan: 'Aku beriman kepada Allah lalu bersikaplah Hanif/ Lurus (yakni selalu dalam kebenaran, kebajikan dan keadilan)'." (Kata kata Motivasi Nabi Muhammad dalam Hadits Riwayat Muslim).

15. "Sesunguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati sehingga tidak seorang pun yang bangga atas yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya terhadap yang lain." (Nasehat Bijak Nabi Tentang Akhlak, HR. Muslim).

16. "Tidak sampai seseorang hamba ke peringkat golongan orang bertaqwa, hingga ia tidak melakukan perkara-perkara yang dilarang dan sentiasa berhati-hati daripada melakukan perkara-perkara yang menimbulkan keraguan (Perkara Subhat)." (Hadits riwayat At-Tirmidzi).

17. Dari Ibnu Mas’ud : “Orang mukmin itu bukanlah orang yang suka mencela, bukan yang suka melaknat, bukan yang berperangai jahat, dan bukan pula yang berlidah kotor.” (Hadits hasan dan shahih menurut Tirmidzi. Daruquthni menilainya hadits mauquf).

Demikianlah informasi koleksi kumpulan kata-kata Motivasi Tentang Akhlaq yang baik dari Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.

Semoga bermanfaat....

Sabtu, 25 Februari 2023

AYAT AL-QUR'AN TENTANG CARA MANUSIA BEREPRODUKSI

Edisi Sabtu, 25 Februari 2023 M / 4 Sya'ban 1444 H.

Sebagaimana kita ketahui bersama manusia berkembang biak melalui sistem reproduksi. Tapi jauh sebelum ilmu pengetahuan menemukan jawaban, Al-qur'an sudah terlebih dahulu menguraikan detail proses reproduksi manusia dalam berbagai surat dan ayat.

Di era Plato dan Aristoteles muncul teori terciptanya embrio untuk menjelaskan proses reproduksi manusia. Namun teori ini menuai pro dan kontra. Penganut dua teori ini juga sama-sama belum tahu bahwa sperma dan indung telur mempunyai peran yang sama dalam pembentukan embrio. Pengetahuan berkembang pesat setelah Morgan pada 1912 menguraikan peranan gen dalam penurunan sifat. Kemudian baru pada abad 18 manusia mengetahui teori perkembangbiakan manusia, saat itu pembuktiannya belum sepenuhnya dilakukan.

Teori-teori tersebut lalu dikonfirmasi oleh pembuktian-pembuktian yang didasarkan pada temuan-temuan baru pada permulaan abad 20. Teori yang baru terungkap oleh ilmu pengetahuan pada abad 20 itu justru sudah diuraikan jauh ratusan tahun sebelumnya dalam Al-qur'an. Berikut ini adalah beberapa ayat-ayat Al-Qur'an tentang Cara manusia bereproduksi :

1. Surat An-Nisa' Ayat 1 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

2. Surat Al-An'am Ayat 98 

وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ فَمُسْتَقَرٌّ وَمُسْتَوْدَعٌ ۗ قَدْ فَصَّلْنَا الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَفْقَهُونَ

Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri, maka (bagimu) ada tempat tetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui.

3. Surat Al-A’raf Ayat 189 

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا ۖ فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ ۖ فَلَمَّا أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ آتَيْتَنَا صَالِحًا لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ

Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur".

4. Surat An-Nahl Ayat 4 

خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ

Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.

5. Surat An-Nahl Ayat 72 

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ ۚ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ

Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?"

6. Surat Al-Hajj Ayat 5 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ ۚ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ۖ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّىٰ وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَىٰ أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا ۚ وَتَرَى الْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

7. Surat As-Sajdah Ayat 8 

ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ

Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.

8. Surat Fatir Ayat 11 

وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ جَعَلَكُمْ أَزْوَاجًا ۚ وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنْثَىٰ وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِ ۚ وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُعَمَّرٍ وَلَا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهِ إِلَّا فِي كِتَابٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.

9. Surat Al-Mu’min (Al-Ghaafir) Ayat 67 

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا ۚ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّىٰ مِنْ قَبْلُ ۖ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلًا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).

10. Surat Asy-Syura Ayat 11 

فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.

11. Surat Nuh Ayat 14 

وَقَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا

Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian.

12. Surat Al-Qiyamah Ayat 37 

أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَىٰ

Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim).

13. Surat Al-Qiyamah Ayat 39 

فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَىٰ

lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan.

14. Surat An-Naba’ Ayat 8 

وَخَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجًا

dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan,

15. Surat At-Tariq Ayat 5 

فَلْيَنْظُرِ الْإِنْسَانُ مِمَّ خُلِقَ

Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?

16. Surat At-Tariq Ayat 6 

خُلِقَ مِنْ مَاءٍ دَافِقٍ

Dia diciptakan dari air yang dipancarkan,

17. Surat At-Tariq Ayat 7 

يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ

yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.

Semoga bermanfaat...

Jumat, 24 Februari 2023

KATA-KATA MUTIARA DAN NASEHAT KH. MAIMOEN ZOEBAIR UNTUK PARA GURU

Edisi Jum'at, 24 Februari 2023 M / 3 Sya'ban 1444 H.

Kyai Haji Maimun Zubair, kadang ditulis menggunakan ejaan lama Maimoen Zoebair atau akrab dipanggil Mbah Moen lahir di Rembang, Jawa Tengah 28 Oktober 1928. Beliau adalah seorang ulama dan politikus Indonesia. Beliau juga Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang Jawa Tengah dan menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan hingga beliau wafat. Beliau pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Rembang selama 7 tahun. Setelah berakhirnya masa tugas, beliau mulai berkonsentrasi mengurus pondok pesantrennya. Beliau pernah menjadi anggota MPR RI mewakili Jawa Tengah selama tiga periode.

Kyai Haji Maimun Zubair adalah juga salah seorang ulama yang dikenal sangat santun, dan nasehat-nasehatnya selalu ditungu-tunggu oleh segenap kaum muslimin tersebut, kini telah meninggalkan kita semua. Namun nasehat-nasehatnya, seringkali kita temui di berbagai banner, dan selalu memberikan kesejukan bagi hati-hati yang gersang. Beliau wafat di Makkah al-Mukarromah pada tanggal 6 Agustus 2019 pada usia 90 tahun. Kyai Haji Maimun Zubair memang tidak hanya dihormati oleh masyarakat Indonesia, bahkan juga masyarakat Dunia. Berikut ini adalah beberapa diantara kata-kata mutiara dan nasehat beliau khususnya ditujukan untuk guru :

1. Jika engkau bukanlah seorang yang menguasai banyak ilmu agama, maka ajarkanlah alif ba; ta' kepada anak-anakmu. Setidaknya itu menjadi amal jariyah untukmu, yang tak akan terputus pahalanya meski engkau berada di alam kuburmu.

2. Sebaik-baiknya perhiasan adalah istri yang solehah, sebaik-baiknya harta adalah anak yang soleh-solehah pula. Inilah kenikmatan akhirat yang kelak akan dialami keluarga mukmin.

3. Perbedaan tak perlu dibesar-besarkan sehingga kita bisa hidup rukun. Yang penting kita umat Islam itu hablumminallah harus dikuatkan dan hablumminannas harus dijaga dengan baik.

4. Minterno wong bener, kuwi luwih gampang tinimbang mbenerno wong pinter (Memintarkan orang yang benar itu lebih mudah daripada membenarkan orang yang pintar).

5. Banyak yang membaca al-Quran karena tujuan mencari uang sehingga kurang memperhatikan ilmu-ilmu membaca Al-Quran seperti membaca tanpa makhraj dan tajwid yang benar

6. Apik-apik'e dunyo iku nalikane pisah antarane apik lan olo, sakwalik'e, elek-elek'e dunyo iku nalikane campur antarane apik lan olo (Sebaik-baiknya dunia itu ketika dipisah antara baik dan buruk. Sebaliknya, Seburuk-buruknya dunia itu ketika bercampur antara baik dan buruk).

7. Jangan pernah meremehkan kebaikan, bisa saja seseorang itu masuk surga bukan karena puasa sunnahnya, bukan karena panjang shalat malamnya. Tapi bisa jadi karena akhlak baiknya dan sabarnya ia ketika musibah datang melanda.

8. Barang yen positif iku ora katon , bisone katon iku angger ono negatif, koyo kuwe biso reti padang yen wes weruh peteng, wong biso ngerti Allah angger wes ngerti liyane Allah. (Sesuatu yang bagus itu tidak kelihatan, dan akan kelihatan ketika ada yang tidak bagus, contoh kamu tau terang kalau sudah gelap, dan kamu tau Allah ketika kamu tau selain Allah).

9. Walaupun berguru pada kiai Arab, jangan menyepelekan kiai Jawa. Sikap macam itu tidak saja bisa memusnahkan Jawa, tapi juga memusnahkan kiai arab sekaligus. Di sini punah, di sana juga punah.

10. Jadi guru tidak usah punya niat bikin pintar orang. Nanti kamu hanya marah-marah ketika melihat muridmu tidak pintar. Ikhlasnya jadi hilang. Yang penting niat menyampaikan ilmu dan mendidik yang baik. Masalah muridmu kelak jadi pintar atau tidak, serahkan pada Allah. Didoakan saja terus menerus agar muridnya mendapat hidayah.

11. Ketika melihat murid-murid yang menjengkelkan dan melelahkan, terkadang hati teruji kesabarannya. Namun, hadirkanlah gambaran bahwa di antara satu dari mereka kelak akan menarik tangan kita menuju surga.

12. Nak, kamu kalau jadi guru, dosen atau jadi kiai, kamu harus tetap usaha, harus punya usaha sampingan biar hati kamu nggak selalu mengharap pemberian ataupun bayaran orang lain. Karena usaha yang dari hasil keringatmu sendiri itu barokah.

13. Wong iku seng apik ora keno nyepele'ake duso senajan cilik, lan ora keno anggak karo amal senajan akeh amale (Orang baik itu tidak menyepelekan dosa meskipun sedikit dan tidak sombong kerika punya amal meskipun banyak).

14. Apa tandanya santri? Tandanya santri itu ngaji. Zaman sekarang itu orang ngaji tinggal sedikit, yang banyak itu pada sekolah, pada nyari (gelar) sarjana. Kapan tiada lagi orang mengaji? tidak akan ada lagi orang mengaji jika al-Quran sudah tak lagi dianggap Ilmu, Al-Quran hanya dianggap sebagai bacaan dan sima'an (didiamkan) saja.

15. Yang paling hebat bagi seorang guru adalah mendidik, dan rekreasinya yang paling indah adalah mengajar.

16. Bangsa Indonesia adalah benar-benar bangsa yang terpilih. Sampai Allah memberikan kemerdekaan Indonesia pada angka 17,8 dan 45.

17. 17 Agustus 1945 itu Simbol NU. (Jumlah huruf tulisan NU = 17, Tali Logo NU = 8, Bola dunia = 1, Jumlah Bintang = 9, Bintang di bawah = 4, Bintang diatas = 5.

Semoga bermanfaat....

Kamis, 23 Februari 2023

KALAM ULAMA KH. MUHAMMAD SYAUKANI, LC

Edisi Kamis, 23 Februari 2023 M / 2 Sya'ban 1444 H.

KH. Muhammad Syaukani, Lc bin H. Basran Said, lahir di Pamintangan, Amuntai, Kamis, 27 Januari 1955 M (bertepatan dengan 3 Jumadil Akhir 1374 H). Beliau berpendidikan Normal Islam Rakha Amuntai. Setelah itu menimba ilmu di Islamic University Madinah mengambil jurusan Hadits, hingga mendapatkan gelar Lc. Sepulang dari menimba ilmu di kota Nabi, beliau langsung mengabdikan diri menjadi guru di Pondok pesantren Rakha Amuntai. 

Aktivitas keseharian beliau adalah menyelenggarakan majelis taklim di kediaman pribadi di desa Pamintangan, dan mengisi di berbagai majelis taklim, serta pengajian agama rutin di Majelis Taklim “al-Ma’arif” (mulai tahun 90-an) dengan mengkaji kitab Mukhtasar Sahih Bukhari karangan Sunan Abi jamrah, serta kitab Syarah Sahih Muslim karangan Imam Nawawi, dan Majelis taklim “Wazzikir” Desa Pamintangan.

Tutur bahasa beliau dalam memberikan khutbah sangat berkesan. 

Beliau sering melakukan rihlah dakwah ke berbagai daerah di Hulu Sungai, bahkan hingga ke Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Dalam kesibukan beliau menjadi dosen di STAI Rakha dan SekolahTinggi Ilmu al-Qur’an (STIQ) Amuntai, beliau juga memimpin Majelis Dzikir Thareqat Qadiriyah Naqsyabandiyah. Berikut ini adalah beberapa diantara kalam beliau :

1. “Saat mailangi (menengok) orang garing (sakit) baik kita bacakan fatihah, sebab diantara nama surah al-Fatihah itu adalah Asy-Syafi’ , kesembuhan. Mun ada orang minta tawar macam-macam, bacakan al-Fatihah. Jadi kita membaca surah al-Fatihah tu artinya kita mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, mudah-mudahan Allah mengabulkan do’a, permohonan dan harapan kita. Bagus lagi jika ditambahi Qulhuwallah (Qs. Al-Ikhlas) dan Mu’awwidzatain yaitu Qul a’udzubirabbil falaq (Qs. Al-Falaq) dan Qul a’udzubirabbinnaas (Qs. An-Naas). Sebab mu’awwidzatain adalah do’a untuk kesembuhan dan juga ruqyah”.

2. “Musibah tu pian bila menimpa, Tuhan sudah menyiapkan pahala kepada kita. Cuma bila kita macam-macam ucapan (yang tidak baik) bisa batal (pahalanya). Jadi berdo’alah pada Allah : Allahumma ajirni fi musibati (ya Allah berikan aku pahala dari musibah yang aku terima) tambahi pulang : wakhlufli khairan minha (dan gantikanlah dengan yang lebih baik)”

3. Sabar nang paling harat, nang paling sempurna adalah bila disaat tertimpa musibah tu kawa sabar, itu sabar nang paling besar pahalanya. Jadi sabar itu adalah ketika pukulan pertama, ketika goncangan yang pertama, inilah sabar nang paling istemewa”.

4. “Orang nang kada ingat lawan mati atau kada membuat persiapan gasan mati adalah lebih bodoh daripada kerbau, sapi atau kambing, karena meskipun sudah diikat untuk disembelih tetap saja asyik memakan rumput yang hijau, bahkan masih sempat tanduk menanduk untuk memperebutkan sang betina. Orang yang tidak ingat lawan mati menandakan dadanya gelap dan hatinya sempit”

5. “Amun kita kada tahu, kada bisa menilai (seorang calon pemimpin, pen), batakun (bertanya)  lawan ulama-ulama, nang mana nang di didukung oleh kebanyakan ulama-ulama atau para habaib”

6. “Hati-hati kita didalam memilih (pemimpin), sebab dampaknya pada beberapa tahun yang akan datang. Pilihlah yang shaleh, jujur, adil, sebab kita akan taumpat (ikut) apabila dia jadi. Kalau kita memilih yang kada kakaruan, kita akan menanggung, karena kita nang memilih. Jadi carilah orang yang baik, nang adil, nang kuat agamanya." 

7. "Jangan memilih orang yang kafir, sudah jelas dalam al-Qur’an Allah melarangnya. Kemudian jangan memilih orang munafik, sebab orang munafik ini lebih berbahaya daripada orang Islam. Kalau orang munafik itu, musuh dalam selimut, mengaku Islam padahal dia memusuhi Islam. Atau (jangan pula memilih) orang yang jahat, yang hanya untuk menggunakan kesempatan kekuasaan untuk kepentingan dirinya saja, bukan untuk kepentingan masyarakat, bahkan tidak memperjuangkan kepentingan agama, bias agama yang tajual”

8. “Didalam kubur nanti kita akan ditanya tentang masalah keimanan. Kita harus menyakini bahwa Allah itu Tuhan, Nabi Muhammad itu adalah Nabi, kemudian Islam itu agama. Amun kita menganggap semua agama benar, itu kada mengatakan Islam. Semua agama benar umpamanya, itu kada kawa kaena mengatakan Islamu dieni. Karena di dalam al-Qur’an “Innad diena ‘indallahil Islam” Sesungguhnya agama yang diredhai Allah Subhanahu wa ta’ala, yang benar itu hanya Islam disisi Allah Subhanahu wa ta’ala. Jadi kalaukita mengatakan ada agama selain agama Islam yang benar, itu kaena kada akan dapat menjawab pertanyaan didalam kubur”.

9. “Sapalih (sebagian) ada nang anu (berkata), “napa  jar minta do’a  lawan orang alim, bado’a saurang ja” Tuhan berfirman “ Ud ‘uni astajib lakum. Berdo’alah niscaya aku perkenankan. Kada usah salang minta do’akan lawan orang”. Itu bukan demikian. Kita tu berdo’a dulu, juga minta do’akan dari orang-orang shaleh, ulama-ulama, (karena) kita kada tahu do’a siapa yang dikabulkan Tuhan. Makin banyak orang mendo’akan makin bagus. Bado’a tu makin banyak nang ma amin kan makin bagus”.

10. “Nang kada (yang tidak) mau minta do’akan lawan orang tu, (berarti) orang tu sombong. Kaya inya pangabulnya do’a. Nabi ja ketika Abu Bakar tulak ke Mekkah. Ujar Nabi : “Wahai Abu Bakar, buatiakan kami dalam do’a kamu” Nabi ini lawan Abu Bakar minta do’akan. Nabi tu, apalagi kita ini nangapa”

11. “Hati-hati kita tu taumpati ajaran-ajaran yang sesat, walaupun panyumbahyang, walaupun  paibadat, bahkan ulama besar, tapi ta ikuti ajaran dari orang yang menyimpang dari ajaran agama yang benar, kaena (nanti) akan dihalangi daripada minum di telaga haudh”.

12. Hendaklah dalam bersedekah itu menyedekahkan sesuatu yang masih dibutuhkan (oleh diri), bukan sesuatu yang sisa, atau tidak lagi dibutuhkan. Seseorang yang bersedekah, padahal dirinya kadada baisian atau kada tapi panduitan lebih baik nilainya dibandingkan  sedekahnya orang yang mempunyai kekayaan atau sesuatu secara melimpah”

13. “Kita tidak tahu dimana letak keredhaan dan kemurkaan Allah. Sehingga terhadap kebajikan, meskipun kecil, hendaknya kita kerjakan. Sebab kita tidak tahu dimana keredhaan Allah ditempatkan, apakah pada shalatnya, pada puasa atau pada kebajikan-kebajikan lainnya. 

14. "Dan terhadap maksiat, hendaknya kita segera bertaubat dan mohon maaf, sebab kita tidak tahu dimana (pada kemaksiatan apa) kemurkaan Allah diletakkan. Sebagai contoh, Allah memasukkan seorang pelacur ke dalam sorga karena Allah redha terhadap perbuatan baiknya memberi minum anjing yang kehausan. Sebaiknya, Allah memasukkan seorang wanita peibadat (ahli ibadah) kedalam neraka karena mengurung kucing tanpa diberi makan”.

15. “Kalau seseorang dalam sehari semalam shalatnya kurang dari lima kali (waktu), maka tidak baik bagi orang itu sendiri. Karena manusia lebih banyak lalainya daripada ingatnya kepada Allah”.

16. “Kalau seseorang dalam hatinya sudah merasakan mantap (sempurna), maka ia belumlah mantap (sempurna).”

17. “Apabila kita berharap dapat masuk sorga, maka ikutilah jalan yang menuju sorga, jangan mengikuti jalan lain yang aneh-aneh. Ibarat kita berharap dapat sampai ke Banjarmasin maka ikutilah (menumpanglah) pada mobil yang menuju Banjarmasin, jangan sampai mengikuti mobil jurusan Balikpapan.”

Semoga bermanfaat....

Rabu, 22 Februari 2023

KEUTAMAAN BULAN SYA'BAN

Edisi Rabu, 22 Februari 2023 M / 1 Syaban 1444 H.

Sebelum memasuki bulan Ramadhan, ada satu bulan yang juga memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan yaitu bulan Syaban. Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjadikan bulan Syaban sebagai bulan yang istimewa karena terdapat banyak ibadah, keutamaan, dan peristiwa besar yang hanya terjadi di bulan tersebut.

Tidak ada yang memanfaatkan bulan Syaban dengan amal-amal kebaikan kecuali orang selain orang yang bersungguh-sungguh mencari keridhoan Allah subhanahu wa ta ‘ala. Mengapa? Karena di bulan ini banyak orang yang tidak bersungguh-sungguh beribadah karena terletak di antara dua bulan yang mulia yaitu Rajab dan Ramadhan.

Padahal, di bulan Syaban inilah terdapat sebuah keutamaan yang bahkan Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersungguh-sungguh mengerjakannya. Berikut ini adalah beberapa keutamaan di bulan Syaban :

1. Bulan Mulia 

Mengenai Bulan Syaban yang merupakan salah satu dari empat bulan mulia atau haram, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam telah bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَإِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شهرا في كتاب الله يوم خلق السموات وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ، وَرَجَبُ مُضَرَ بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ"

Dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam telah bersabda: Sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya semula sejak hari Allah menciptakan langit dan bumi. Dan sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan Langit dan bumi di antaranya empat  bulan haram (suci); tiga di antaranya berturut-turut, yaitu Zul Qa'dah, Zul Hijjah, dan Muharram, sedangkan lainnya ialah Rajab Mudar yang terletak di antara bulan Jumada dan bulan Sya'ban.

2. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam Banyak Mengerjakan Puasa Sunah 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melaksanakan puasa sunah hampir selama satu bulan penuh pada bulan Syaban. Keutamaan bulan Syaban ini dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Salamah.

Aisyah Radhiyallahu"anha menceritakan kepadanya:

“Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam tidak pernah melaksanakan shaum (puasa) lebih banyak dalam sebulan selain Syaban. Beliau [hampir] melaksanakan shaum pada Sya'ban seluruhnya,” (H.R. Bukhari No. 1834)

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam memunaikan keutamaan bulan Syaban ini dengan memberikan jarak atau batas satu atau dua hari, tepat sebelum menunaikan ibadah puasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan. Batasannya sampai tanggal 27 atau 28 Syaban. Hal ini dikisahkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Janganlah kalian mendahului puasa Ramadhan satu hari atau dua hari, kecuali puasa yang biasa dilakukan oleh seseorang [qada puasa Ramadhan], maka silahkan ia melakukan puasa tersebut,” (HR. Abu Daud No. 1988).

3. Amalan di Bawa Naik kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala 

Keutamaan bulan Syaban adalah segala amalan baik dan buruk di bawa naik kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Bulan Syaban berada di antara bulan Rajab dan Ramadhan, inilah mengapa Rasulullah Subhanahu Wa Ta'ala banyak mengamalkan ibadah puasa sunah di bulan Syaban.

Keutamaan bulan Syaban ini dikisahkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Itulah bulan yang manusia lalai darinya; ia bulan yang berada di antara Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan yang berisikan berbagai amal, perbuatan diangkat kepada Rab semesta alam. Aku senang amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa,” (HR. Nasa'i No: 2317).

4. Perintah Selawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam 

Keutamaan bulan Syaban adalah memperbanyak selawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Allah Subhanahu Wa Ta'ala menurunkan ayat perintah berselawat dalam Surat al-Ahzab ayat 56 pada bulan Syaban.

“Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. al-Ahzab ayat 56).

Keutamaan bulan Syaban ini dikisahkan dalam Kitab berjudul al-Gunyah, Jilid 3 Halaman 342 oleh Syeikh Abdul Qadir al-Jailani diungkap bulan Syaban adalah bulan berselawat kepada Nabi pilihan.

5. Persiapan Sebelum Bulan Ramadhan 

Keutamaan bulan Syaban adalah ini momen persiapan sebelum bulan Ramadhan tiba. Ramadhan merupakan bulan bagi umat Islam memanen amalan baik seperti membaca Al-Qur’an, berpuasa, shalat tahajud, dan amalan yang dianjurkan lainnya.

Bulan Syaban adalah bulan yang tepat untuk membiasakan diri menunaikan amalan-amalan saleh. Kementerian Agama RI menegaskan keutamaan bulan Syaban ini dari pernyataan Abu Bakar Al-Balkhi.

“Rajab adalah bulan menanam. Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman dan Ramadhan adalah bulan memanen hasil tanaman tersebut.”

6. Bulan yang Dilupakan Orang 

Keutamaan bulan Syaban adalah menjadi hal yang wajib menjadi pertimbangan karena ini bulan yang banyak dilupakan orang. Hal ini dikisahkan oleh Abu Daud dan Nasai.

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Bulan Sya’ban adalah bulan yang (kemuliaannya) di lupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan,” (HR. Abu Dawud dan An-Nasai).

7. Bulan Terakhir Qada Puasa Ramadhan 

Keutamaan bulan Syaban adalah bagian dari bulan terakhir meng-qada puasa Ramadhan tahun lalu. Qada puasa atau mengganti atau membayar puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi umat Islam yang tidak memiliki uzur syar’i sebelum memasuki bulan Ramadhan berikutnya, jangan dilewatkan.

Aisyah Radhiyallahu'anha melakukan qada puasa pada bulan Syaban. Keutamaan bulan Syaban ini dikisahkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Salamah bin Abdurrahman.

Aisyah Radhiyallahu'anha berkata:

“Sesungguhnya aku berkewajiban melakukan puasa Ramadhan dan aku tidak mampu melakukannya hingga datang Syaban,” (HR. Abu Daud No. 2047).

Apabila seorang muslim tidak memiliki kesempatan untuk qada puasa Ramadhan tahun lalu karena halangan seperti sakit berkepanjangan dan lainnya, maka diperbolehkan membayar di tahun berikutnya dan tidak membayar fidyah.

8. Dikabulkan Segala Permohonan 

Keutamaan bulan Syaban adalah ada pada malam Nisfu Syaban. Di mana Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memudahkan semua urusan umatnya bila mereka memperbanyak doa. Keutamaan bulan Syaban ini dikisahkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah.

“Jika datang malam pertengahan bulan Sya’ban, maka lakukanlah qiyamul lail, dan berpuasalah di siang harinya, karena Allah turun ke langit dunia saat itu pada waktu matahari tenggelam, lalu Allah berfirman, ‘Adakah orang yang minta ampun kepada-Ku, maka Aku akan ampuni dia. Adakah orang yang meminta rezeki kepada-Ku, maka Aku akan memberi rezeki kepadanya. Adakah orang yang diuji, maka Aku akan selamatkan dia, dst…?’

(Allah berfirman tentang hal ini) sampai terbit fajar.” (HR. Ibnu Majah, 1/421; HR. al-Baihaqi dalam Su’abul Iman, 3/378).

9. Pengampunan Dosa 

Keutamaan bulan Syaban adalah malam penuh dengan ampunan dosa. Malam nifsu syaban dianggap sebagai malam pengampunan, pembebasan, dan penuh berkah. Pada malam Nisfu Syaban, umat muslim dianjurkan memperbanyak amalan sunah, untuk mendapatkan rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Keutamaan bulan Syaban ini dikisahkan dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah:

“Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Sya’ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan,” (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)

Hadits lainnya diriwayatkan dari Abdullah bin Amr, Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

"Allah ‘Azza wa Jalla mendatangi makhluk-Nya pada malam Nisfu Syaban, Allah mengampuni hamba-hamba-Nya kecuali dua orang, yaitu orang yang bermusuhan dan orang yang membunuh jiwa."

10. Pahala yang Berlimpah 

Keutamaan bulan Syaban adalah Allah Subhanahu Wa Ta'ala berjanji akan memberikan pahala yang berlimpah. Allah Ta'ala menjanjikan ampunan yang seluas-luasnya dan pahala yang sebanyak-banyaknya bagi umat muslim yang mengerjakan amalan baik.

Dari Aisyah radhiyallahu anha berkata:

“Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bangun pada malam dan melakukan shalat serta memperlama sujud, sehingga aku menyangka beliau telah diambil. Karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Ketika beliau mengangkat kepalanya dari sujud dan selesai dari shalatnya, beliau berkata, “Wahai Asiyah, (atau Wahai Humaira’), apakah kamu menyangka bahwa Rasulullah tidak memberikan hakmu kepadamu?” Aku menjawab, “Tidak ya Rasulallah, namun Aku menyangka bahwa Anda telah dipanggil Allah karena sujud Anda lama sekali.” Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Tahukah kamu malam apa ini?”

Aku menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda: “Ini adalah malam nisfu sya’ban (pertengahan bulan sya’ban). Dan Allah muncul kepada hamba-hamba-Nya di malam nisfu sya’ban dan mengampuni orang yang minta ampun, mengasihi orang yang minta dikasihi, namun menunda orang yang hasud sebagaimana perilaku mereka,” (HR Al-Baihaqi).

11. Bulannya Pembaca Al Quran 

Bulan Syaban memiliki sebutan sebagai bulannya para pembaca Al Quran. Di antara maknanya adalah bulan di mana pembaca-pembaca Al Quran melakukan pemanasan untuk bulan Ramadhan. Anas radhiallahu anhu berkata: “Kaum Muslim ketika telah memasuki bulan Sya’ban, mereka mengambil mushaf-mushafnya kemudian membacanya. Mereka juga mengeluarkan zakat hartanya agar dapat membantu menguatkan orang fakir dan miskin untuk turut serta menunaikan puasa di bulan Ramadhan.”

12. Pindahnya Kiblat 

Kiblat adalah arah yang dituju kaum muslimin untuk melaksanakan shalat. Sebelum Ka’bah menjadi kiblat seperti saat ini, dahulu Masidil Aqsa adalah kiblat pertama kali bagi kaum muslimin. Perpindahan tersebut terjadi di pertengahan Syaban tahun kedua hijriyah.

Berpindahnya arah kiblat ini adalah peristiwa besar yang sangat ditunggu-tunggu oleh Rasulullah shallahu ‘alaihi wa salam. Dahulu umat yahudi sering mengolok-olok umat muslim karena beribadah menghadap arah yang sama dengan mereka. Ketika kiblat berpindah dari Masjidil Aqsa ke Ka’bah, Rasulullah bergembira karena dapat menyelisihi umat yahudi.

13. Perbuatan Maksiat Dilipatgandakan Dosanya 

Berbuat zhalim atau bermaksiat di bulan haram, dosanya dilipatgandakan sebagaimana dilipatgandakannya dosa untuk orang yang berbuat zhalim dan maksiat di Tanah Haram. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.” (QS. At Taubah: 36).

14. Amal Ibadah Digandakan Pahalanya 

Beribadah dan beramal shaleh di bulan mulia, pahalanya dilipatgandakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ibnu Abbas menerangkan Bulan Syaban yang merupakan satu dari empat bulan haram (suci) yang kesuciannya diagungkan, dan sanksi atas perbuatan dosa yang dilakukan padanya diperbesar serta pahala amal saleh yang dilakukan di dalamnya diperbesar pula.

15. Nishfu Syaban Malam Penuh Ampunan dan Istimewa 

Salah satu keistimewaan Bulan Syaban yakni malam Nishfu Syaban. Dalam Kitab Syu’abil Iman, lil Baihaqi, juz 5 halaman 360, hadits nomor 3552 disebutkan mengenai keistimewaan malam Nishfu Syaban sebagai berikut:

أَخْبَرَنَا أَبُوْ بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ عَبْدِ اللهِ الْمَنْصُوْرِيُّ النُّوْقَانِيُّ، بِهَا أَخْبَرَنَا أَبُوْ حَاتِمٍ مُحَمَّدُ بْنُ حَسَّانَ بْنِ أَحْمَدَ الْبُسْتِيُّ، نا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُعَافَى بِصَيْدَا، نا هِشَامُ بْنُ خَالِدٍ الْأَزْرَقُ، نا أَبُوْ خُلَيْدٍ وَهُوَ عُتْبَةُ بْنُ حَمَّادٍ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، وَابْنِ ثَوْبَانَ، عَنْ أَبِيْهِ، عَنْ مَكْحُولٍ، عَنْ مَالِكِ بْنِ يُخَامِرَ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " يَطَّلِعُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى خَلْقِهِ فِي اللَّيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ "

Artinya: "Dari Mu’adz bin Jabal, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:”Allah memperhatikan kepada semua mahkluk-Nya pada malam Nishfu Sya’ban. Makai Dia memberi ampunan kepada semua mahkluk-Nya, kecuali kepada orang yang musyrik dan orang yang bermusuhan.”

16. Syaban Bulannya Nabi Muhammad 

Di antara keistimewaan bulan Sya’ban ialah Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan ayat ini (al-ahzab: 56) pada bulan Sya’ban. Sayyid Muhammad lalu mengutip pendapat dari Imam Abu Daif al-Yamani dan Imam Syihabuddin Al-Qasthalani yang menyatakan bahwa:

ان شهر شعبان شهر الصلاة على النبي لأن الاية “إن الله وملائكته يصلون على النبي” نزلت فيه

“Sesungguhnya bulan sya’ban ialah bulan shalawat, karena ayat tersebut turun di bulan itu (Sya’ban)”.

Sayyid Muhammad juga menampilkan salah satu Hadits yang diriwayatkan Imam ad Dailami yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah radiyallahu ‘anha:

شَعْباَنُ شَهْرِيْ وَرَمَضَانُ شَهْرُ اللِه وَشَعْبَانُ المُطَهِّرُ وَرَمَضَانُ المُكَفِّرُ

“Sya’ban adalah bulan (milik-ku), dan Ramadhan bulan (milik-Nya) Allah. Bulan Sya’ban menyucikan dan Ramadhan menghapuskan dosa”.

17. Bulan Berkah 

Bulan Syaban merupakan bulan yang penuh keberkahan. Dalam sebuah riwayat disebutkan ketika Bulan Syaban tiba, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memanjatkan doa memohon keberkahan.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ وَكَانَ يَقُولُ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ غَرَّاءُ وَيَوْمُهَا أَزْهَرُ

Dari Anas bin Malik, ia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila memasuki bulan Rajab, maka beliau mengatakan: “allahumma barik lana fi rajabi wa sya’ban wa barik lana fi ramadlan (ya Allah, berkahilah kami di rajab dan sya’ban dan berkahilah kami di ramadhan) ” beliau bersabda: “Malam jum’at adalah mulia dan harinya terang benderang.”  (HR. Ahmad 2228).

Semoga bermanfaat....

Selasa, 21 Februari 2023

WASIAT PENTING HABIB SALIM BIN ABDULLAH ASSYATIRI SEBELUM WAFAT

Edisi Selasa, 21 Februari 2023 M / 30 Rajab 1444 H.

Bagi sebagian masyarakat, nama al-Habib Salim Assyatiri mungkin masih asing, namun tidak bagi masyarakat Yaman, khususnya Tarim. Sosok ulama, yang alim, pendiri Rubath Tarim bergelar Sulthonul Ilmi (Rajanya Ilmu pada zamannya), sudah tidak asing bagi mereka, atau para santri yang memiliki afiliasi dengan Hadramaut Yaman.

Habib Salim Assyatiri, yang lahir di Tarim sekitar 80-an tahun yang lalu, atau lebih tepatnya pada 1357 H tersebut memiliki tempat hati tersendiri di kalangan umat Islam Indonesia. Pasalnya, dalam beberapa tahun ini, beliau kerap datang dan melakukan safari Dakwah ke Indonesia, dan memberikan motivasi-motivasi kepada para santri di berbagai lembaga pendidikan Islam.

Banyak sekali pesan-pesan yang beliau sampaikan, tidak terkecuali beberapa wasiat yang sejatinya harus senantiasa kita ingat bersama. Dari sekian nasehat-nasehat yang beliau sampaikan saat memberikan ceramah, ada setidaknya ada 17 wasiat yang al-Habib Salim Assyatiri sampaikan untuk kita semua, yaitu :

1. Durhaka pada orangtua itu bernasab, turun-temurun, pasti akan dibalas melalui keturunannya kelak.

2. Seorang yang menghormati ulama besar tapi ia meninggalkan orangtuanya artinya ia mementingkan sunnah dan melalaikan yang wajib. Sama seperti orang memakai imamah tapi auratnya justru terbuka, sungguh tidak pantas.

3. Berkata Imam Ahmad bin Hanbal: “Orangtua ada 3; yang melahirkan, yang memberi ilmu (guru), dan yang menikahkanmu dengan anaknya (mertua).”

4. Pada saat kita kecil, orangtua mencintai kita, bersabar dengan keadaan dan tangisan kita, menghadapi berbagai tingkah pola kita, berdoa supaya kita panjang umur dan sehat sampai dewasa. Maka wajib bagi kita bersabar terhadapnya ketika mereka sudah tua dan memiliki banyak kekurangan.

5. Syafaat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pun tak dapat menolong orang yang durhaka kepada orangtuanya dari siksa neraka kecuali orangtuanya sendiri yang memberi kesempatan padanya untuk diberi rahmat oleh Allah.

6. Memutus silaturrahim akan mendapat laknat dari Allah, tertolak seluruh amalnya, tidak akan diterima doanya walaupun ia seorang yang alim. Maka sambunglah silaturrahim sebelum kita mati dalam keadaan terlaknat dan sebelum kita masuk barzakh dengan amarah Allah selagi ada kesempatan.

7. Majelis ilmu lebih baik seribu kali daripada majelis maulid atau shalawat.

Orang yang hadir majelis ilmu akan mendapat rahmat Allah meski tidak paham atau tidak hafal apa yang telah disampaikan.

8. Banyak orang yang baru bisa merasakan manfaatnya hadir majelis ilmu ketika menjelang sakaratul maut.

Jauhilah orang-orang yang benci majelis ilmu.

9. Orang berakal bukanlah orang yang hanya bisa membedakan mana yang baik dan mana yang jelek. Tetapi orang berakal adalah orang yang mengerti mana yang baik untuk dilakukan dan mengerti mana yang jelek untuk dijauhi. Dan itu semua ada dalam majelis ilmu.

10. Janganlah mengobrol sendiri dalam majelis ilmu. Syaikh Abubakar Bin Salim berkata: “Orang-orang yang sering mengobrol di majelis ilmu dikhawatirkan akhir hayatnya menjadi bisu.”

11. Ketika kamu tidak bisa menjadi seorang pengajar, maka setidak-tidaknya jadilah seorang pencari ilmu, atau orang yang semangat dalam menghadiri majelis ilmu, atau orang yang cinta kepada majelis ilmu.

12. Apabila zakat dikelola dengan baik dan benar niscaya tidak akan ada fakir miskin di dalam sebuah negara muslim. Seperti era Khalifah Umar bin Abdul Aziz.

13. Barangsiapa memuliakan/menjamu tamu yang tidak dikenal, maka bagaikan memuliakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Barangsiapa memuliakan/menjamu tamu yang dikenal, maka bagaikan memuliakan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.

14. Siwak mempunyai 120 manfaat. Sedangkan rokok mempunyai 120 bahaya.

Di Belanda terdapat sebuah penelitian bahwa ada kuman gigi yang tidak bisa mati kecuali dengan zat yang terkandung dalam kayu arok/siwak.

15. Dalam najis anjing dan babi ada beberapa kuman yang tidak bisa dihancurkan dengan berbagai macam zat kimia, tapi justru bisa dibasmi dengan debu. Oleh sebab itu, syariat mewajibkan membasuh najis anjing dan babi dengan tujuh kali basuhan yang salah satunya harus dicampur dengan debu.

16. Dalam salah satu sayap lalat ada empat penyakit dan dalam sayap lainnya ada empat obat penyakit tersebut. Jadi, jika terdapat lalat mati di dalam minuman maka tenggelamkan terlebih dahulu sebelum membuang lalat tersebut agar aman diminum. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam sebuah hadits.

17. Agar futuh dalam ilmu, Habib Abdullah al-Haddad berkata: “Saya mendapatkan futuh dalam ilmu dengan sebab 3 perkara; dengan menangis dan merendahkan hati serta beristighfar di waktu Sahur, dengan berzuhud terhadap dunia, dan tidak aku mendengar ada seorang lelaki yang saleh atau perempuan yang salehah kecuali aku mengunjunginya dan meminta doa darinya."

Banyak sekali pesan dan nilai dalam kata-kata bijak yang beliau sampaikan diatas, yang pada intinya agar kita menjadi orang yang semakin cinta dan dicintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.

Semoga bermanfaat....

Senin, 20 Februari 2023

KUMPULAN KALAM HIKMAH AL QUTB AL HABIB ABU BAKAR ASSEGAF GRESIK

Edisi Senin, 20 Februari 2023 M / 29 Rajab 1444 H.

Habib  Abu  Bakar  bin  Muhammad bin Umar  As-Segaf  lahir  di  Besuki, Situbondo, Jawa Timur pada 16 Dzulhijjah tahun 1285 H atau bertepatan dengan tanggal 30 Maret 1869 M. Ayah beliau bernama  Habib Muhammad bin Umar As-Segaf. Istri beliau bernama Alhubabah Syifa Binti Abdul Qodir As-Segaf. Beliau dikarunia putra diantaranya : Habib Ali bin Abu Bakar bin Muhammad As-Segaf dan Habib Segaf bin Abu Bakar bin Muhammad As-Segaf.

Beliau juga dibimbing oleh Habib Syeikh bin Umar bin Segaf As-Segaf,  seorang  Ulama  yang  disegani  dan  menjadi  rujukan warga Hadramaut pada saat itu. Dari pamannya  tersebut beliau belajar ilmu fikih dan ilmu Tasawwuf yang sebelumnya beliau sama sekali belum mengenal ilmu itu. Beliau tidak hanya  diajarkan keilmuan secara  teori  tapi  juga  praktek  secara langsung.  Hampir  setiap  malam  beliau dibangunkan  pamannya  untuk melakukan sholat malam atau Qiyamul Lail meski usia beliau saat itu masih sangat  kecil. Hal  ini  dimaksudkan  agar  beliau terbiasa  melakukan  suatu ‘kewajiban’ bagi orang-orang yang mulia disisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan juga meniru atas keteladanan yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.

Pendidikan yang diberikan oleh pamannya membuahkan hasil yang luar biasa terhadap diri Habib Abu Bakar ketika beliau beranjak dewasa. Karena sejak kecil kehidupan Habib Abu Bakar hanya diisi dengan belajar, ibadah dan bermunajat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Semasa kecil pun beliau dikenalkan oleh pamannya agar sering berziarah mengunjungi makam para Ulama Salaf, dan sampai dewasa pun beliau tetap gemar mengunjungi makam para Ulama Salaf. Karena bagi beliau Ulama Salaf pendahulunya mendapatkan sebuah kedudukan yang tinggi dikarenakan selalu memanfaatkan waktunya untuk selalu belajar, beribadah dan bermunajat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Setelah Habib Abu Bakar belajar cukup lama di Hadramaut, Yaman. Beliau pulang ke Indonesia pada tahun 1302 H. Saat itu Habib Abu Bakar memasuki usia 17 tahun. Karena menurut isyarat para guru beliau, ilmu yang dimiliki oleh Habib Abu Bakar dirasa sudah cukup dan mumpuni dalam berdakwah. Kemudian  Habib Abu  Bakar pulang  ke Indonesia  dengan ditemani Habib Alwi bin Segaf As-Segaf. Setelah sampai di Indonesia, Habib Abu Bakar langsung  menuju ke Tanah Jawa tepatnya di kota kelahiran yaitu Besuki, Situbondo untuk kembali memperdalam ilmu agama yang beliau dapat ketika di Hadramaut dan mematangkan ilmunya kepada Ulama dan Auliya’ di Tanah Jawa.

Berikut ini diantara kalam beliau :

1. “Ketahuilah, baju kalian  yang mengenalkan kalian, yang mana jalan yang baik dan yang mana jalan yang buruk. Sebagai contoh: Kalian jika memakai pakaian para salaf kalian, apakah kalian akan masuk ke tempat orang yang lupa kepada Allah…? Tidak mungkin…!!! Jadi, yang mencegah kalian duduk dengan mereka adalah baju. Sedangkan jika kalian pakai pakaian selain pakaian salaf kalian dan kalian meninggalkan perangai mereka, lalu kalian melewati Majelis Ilmu atau Rauhah, apa kalian akan hadir dan masuk ke majelis-majelis mereka…? Tidak mungkin…!! Dan, yang menjadi penyebab penghalang kalian pada tempat yang baik adalah baju.”

2. “Kalian wahai pemuda, tidak akan mengerti tawadlu’ kecuali jika kalian hadir semisal majelis ini (Majelis Ta’lim). Akan tetapi selagi kalian lari dan melarikan diri dari majelis-majelis yang kalian lihat, kalian tidak akan mendapatkan apa-apa”.

3. “Dzikir adalah penghasil sebuah cahaya dalam hati. Dan di kala berdzikir terkadang terdapat rasa panas yang di hasilkan oleh sebab darah yang di masak dan dibersihkan. Tatkala sudah bersih maka dengan mudah bertempat cahaya-cahaya tersebut pada tempatnya.”

4. “Allah, Allah Fil Masjidi Seggaf, Solo…! Kalian jaga dan makmurkan dengan sholat jamaah. Ketahuilah adanya masjid ini adalah ni’mat bagi kalian wahai penduduk Solo. Tidak ada masjid yang seperti Masjid Seggaf ini, karena mendapat kekhususan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Ketika kita putus asa dan ada rasa malas dalam membangunnya, Nabi Shallallahu ‘Alayh Wa Sallam berkata: ‘Bangkit dan bangunlah karena aku ikut serta bersamamu.’“

5. “Selagi penduduk daerah atau desa saling menyambung tali silaturahmi dan saling menanamkan rasa kasih sayang, tidak ada pertikaian di antara mereka, tidak saling hasud dan membenci, maka semua bala’ yang harus turun tertahan di antara langit dan bumi bertahun-tahun. Sebagai gantinya di taburkan keberkahan dalam kehidupan mereka berkah dari rasa kasih sayang mereka. Akan tetapi, jika mereka saling membenci dan hasud diantara mereka maka menjadi penyebab jebolnya dinding penahan antara mereka dan bala’ tersebut. Maka segala macam musibah dan mala petaka silih berganti menghujani mereka, karena jika turun bala’ rata semua terkena”

6. “Siapa saja dalam keadaan penuh kesusahan dan dalam kesempitan atau kesumpekan serta banyak pikiran hendaknya melazimi doa ini: Laisa lahaa minduunillahi kaasyifa 100 kali. Ketahuilah barangsiapa yang rajin membacanya insyaa Allah hilang semua rasa sumpek dan Allah akan ganti dengan kelapangan, ketenangan, jalan keluar serta kebahagian.”

7. “Dalam bersahabat hendaknya tidak saling menjatuhkan haknya atas orang lain. Jangan sekali-kali meminta hak persahabatanya terhadap teman, jika ada hal ini maka persahabatan kalian akan kekal dan akan timbul rasa saling bahu membahu.”

8. “Jika seseorang menambah atau mengurangi jumlah hitungan atau menambah dalam doa yang sudah di tentukan, maka tidak akan mendapatkan kekhususan dari wirid atau doa tersebut. Karena doa atau wirid seperti kunci, jika di tambah atau di kurangi gigi kuncinya, tidak akan dapat di gunakan membuka pintu.”

9. “Hendaknya seseorang tidak meninggalkan dzikir walaupun dalam keadaan bekerja atau dalam rutinitasnya. Karena berdzikir memungkinkan untuk di lakukan dalam hal tersebut. Berbeda dengan amal-amal yang lain, perlu waktu dan batas yang khusus. Ketahuilah, hati jika kosong dari dzikir menjadi gelap, sebab hati yang sepi dari dzikir seperti rumah yang tidak ada lampunya. Dzikir adalah pendekat kalian-kalian kepada Allah Ta’aalaa. Setiap dzikir memiliki pancaran cahaya yang sangat terang dalam hati juga sangat memberikan bekas dalam menerangi hati.”

10. “Tiga perkara yang sepatutnya manusia tidak peduli dan tidak merasa malu pada siapapun.

1.Suatu majelis yang tidak cocok dengannya maka berdirilah dan jangan kalian hadiri.

2.Makanan yang berbahaya, jangan kau makan.

3.Jika berkata seorang guru atau orang terkemuka padamu di suatu majelis:“Masuklah atau majulah kedepan…!” Atau apapun perintah yang serupa dengan itu, maka jangan sampai kamu berkata, “Yang lain saja, masih ada yang lebih mulia dariku..” Akan tetapi, taati perkataan mereka karena seorang guru atau orang yang terkemuka mereka lebih tahu siapa yang pantas ke depan.”

11. “Ketahuilah bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memberikan kepada hambanya segala apa yang dipanjatkan sesuai dengan niatnya. Menurut saya Allah Subhanahu Wa Ta'ala niscaya akan mendatangkan segala nikmat-Nya di muka dunia, dengan cara terlebih dahulu Dia titipkan di dalam hati hamba-Nya yang berhati bersih. Untuk itu kemudian dibagi-bagikan kepada hamba-Nya yang lain. Amal seorang hamba tidak akan naik dan diterima Allah Subhanahu Wa Ta'ala kecuali dari hati yang bersih. Ketahuilah wahai saudaraku, seorang hamba belum dikatakan sebagai hamba Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang sejati jika belum membersihkan hatinya!”

12. “Ketahuilah wahai saudara-saudaraku, hati yang ada di dalam ini (sambil menunjuk ke dada beliau) seperti rumah, jika dihuni oleh orang yang pandai merawatnya dengan baik, maka akan nampak nyaman dan hidup. Namun jika tidak dihuni atau dihuni oleh orang yang tidak dapat merawatnya, maka rumah itu akan rusak dan tak terawat. Dzikir dan ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala merupakan penghuni hati, sedangkan kelalaian dan maksiat adalah perusak hati.”

13. “Wahai sadara-saudaraku, dengarkanlah apa yang dikatakan Habib Ali! Beliau meminta kepada kita untuk selalu meluangkan waktu menghadiri majlis-majlis semacam ini ( ta’lim, dzikir )! Ketahuilah bahwa menghadiri suatu majlis yang mulia akan dapat menghantarkan kita kepada suatu derajat yang tidak dapat dicapai oleh banyaknya amal kebajikan yang lain. Simaklah apa yang dikatakan guruku tadi!”

14. “Di zaman ini, hanya sedikit orang yang menunjukkan adab luhur dalam majlis. Jika ada seseorang yang datang, mereka berdiri dan bersalaman atau menghentikan bacaan, padahal orang itu datang ke majlis tersebut tidak lain untuk mendengarkan. Oleh karenanya, banyak aku jumpai orang di zaman ini, jika datang seseorang, mereka berkata, “silahkan kemari” dan yang lain mengatakan juga “silahkan kemari” sedang orang yang duduk di samping mengipasinya.

Gerakan-gerakan dan kegaduhan yang mereka timbulkan menghapus keberkahan majelis itu sendiri. Keberkahan majlis bisa diharapkan, apabila yang hadir beradab dan duduk di tempat yang mudah mereka capai. Jadi keberkahan majlis itu pada intinya adalah adab, sedangkan adab dan pengagungan itu letaknya di hati. Oleh karena itu, wahai saudara-saudarku, aku anjurkan kepada kalian, hadirilah majlis-majlis khoir ( baik ). Ajaklah anak-anak kalian kesana dan biasakan mereka untuk mendatanginya agar mereka menjadi anak-anak yang terdidik baik, lewat majlis-majlis yang baik pula!”

15. “Saat-saat ini aku jarang melihat santri-santri atau siswa-siswa madrasah yang menghargai ilmu. Banyak aku lihat mereka membawa mushaf atau kitab-kitab ilmu dengan cara tidak menghormatinya, menenteng atau membawa dibelakang punggungnya. Lebih dari itu mereka mendatangi tempat-tempat pendidikan yang tidak mengajarkan kepada anak-anak kita untuk mencintai ilmu tapi mencintai nilai semata-mata. Mereka diajarkan pemikiran para filosof dan budaya pemikiran-pemikiran orang Yahudi dan Nasrani.”

16. “Apa yang akan terjadi pada generasi remaja masa kini? Ini tentu adalah tanggung jawab bersama. Al Habib Ali pernah merasakan kekecewaan yang sama seperti yang aku rasa. Padahal di zaman beliau, aku melihat kota Seiwun dan Tarim sangat makmur, bahkan negeri Hadramaut dipenuhi dengan para penuntut ilmu yang beradab, berakhlaq, menghargai ilmu dan orang ‘Alim. Bagaimana jika beliau mendapati anak-anak kita disini yang tidak menghargai ilmu dan para Ulama? Niscaya beliau akan menangis dengan air mata darah. Beliau menambahkan bahwa aku akan meletakkan para penuntut ilmu di atas kepalaku dan jika aku bertemu murid yang membawa bukunya dengan rasa adab, ingin rasanya aku menciun kedua matanya.”

17. “Aku teringat pada suatu kalam seorang shaleh yang mengatakan; Tidak ada yang menyebabkan manusia rugi, kecuali keengganan mereka mengkaji buku-buku sejarah Kaum Sholihin dan berkiblat pada buku-buku modern dengan pola pikir moderat. Wahai saudara-saudarku! Ikutilah jalan orang-orang tua kita yang sholihin, sebab mereka adalah orang-orang suci yang beramal ikhlas. Ketahuilah Salaf kita tidak menyukai ilmu kecuali yang dapat membuahkan amal sholeh.”

“Aku teringat pada suatu untaian mutiara nasihat Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas yang mengatakan; Ilmu adalah alat, meskipun ilmu itu baik ( hasan ), tapi hanya alat bukan tujuan, oleh karenanya ilmu harus diiringi adab, akhlaq dan niat-niat yang sholeh. Ilmu demikianlah yang dapat mengantakan seseorang kepada maqam-maqam yang tinggi.”

Semoga bermanfaat....

Minggu, 19 Februari 2023

HIKMAH PERISTIWA ISRA 'MI'RAJ, LAYAK MENJADI PELAJARAN

Edisi Ahad, 19 Februari 2023 M / 28 Rajab 1444 H.

Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina. Sementara miraj adalah naiknya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam ke Sidratul Muntaha, langit tertinggi yang tak dapat dijangkau oleh makhluk apa pun. Perjalanan yang sangat jauh itu dialami Rasulullah dalam waktu yang sangat singkat.

Peristiwa Isra’ Mi’raj diperingati setiap tanggal 27 Rajab dalam hitungan kalender hijriyah. Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa bersejarah yang sangat agung dalam perjalanan kenabian Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Saking agungnya peristiwa Isra’ Mi’raj, ia pun diabadikan dalam Al-Qur’an. Ayat Al Quran yang membenarkan perjalanan Isra Miraj tersebut salah satunya Surat Al Isra [17] ayat 1, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Israa [17]:1).

Di balik mukjizat yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam tersebut, tak hanya menunjukkan kebesaran-Nya tetapi juga membawa sejumlah hikmah bagi setiap muslim. Sebab itu, peristiwa bersejarah tersebut tentu memiliki banyak Hikmah yang layak dijadikan pelajaran oleh umat manusia. Berikut adalah beberapa hikmah di balik peristiwa Isra’ Mi’raj:

1. Tingginya derajat kehambaan 

Penyebutan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dalam ayat Isra’ (QS Al-Irsa [17]: 1) menggunakan kata ‘Abdun’ yang memiliki arti hamba, tidak menggunakan –misalkan– kata ‘nabi’, ‘rasul’ atau pun ‘khalil’ (kekasih). Ini menunjukkan bahwa derajat kehambaan di sisi Allah memiliki nilai yang sangat tinggi. Oleh karena itu, ketika Al-Qur'an berbicara tentang orang-orang ikhlas menggunakan kata ‘Abdun’. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَعِبَادُ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمۡشُونَ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ هَوۡنٗا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلۡجَٰهِلُونَ قَالُواْ سَلَٰمٗا 

Artinya: “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al-Furqan [25]: 63).

2. Pembekalan dakwah untuk Rasulullah 

Kita tahu, sebelum peristiwa Isra’ Mi’raj, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berdakwah di Kota Makkah. Di sana beliau merasakan betapa berat cobaan dan ujian dirasakan. Orang-orang tercinta dan orang-orang tempat beliau bersandar silih berganti wafat, saat orang-orang Quraisy tengah begitu ganas menindas. Sampai kemudian para sejarawan menamai duka Rasulullah atas kewafatan orang-orang tercinta dengan nama ‘amul huzni (tahun kesedihan). Setelah itu Allah mengisra’kan Nabi-Nya.

Ini semua sudah skenario Allah agar Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam menjadi sosok yang tangguh. Tantangan dakwah beliau ke depan akan sangat berat dan berliku. Menyebarkan agama Islam dengan perlawanan dari pemuka-pemuka Quraisy, dari pasukan perang bersenjata lengkap, dan musuh-musuh Islam kelas jenderal lainnya. Allah telah membekali Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam sejak ia lahir dengan kehidupan pedih yang mengasah ketangguhannya.

3. Sampaikan kebenaran walau pahit 

Sepulang Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dari Isra’ Mi’raj, beliau sampaikan perjalanannya itu pada sekalian penduduk Makkah. Tapi apa respons mereka? Banyak di antara mereka tidak percaya. Bahkan ada yang semula beriman, tapi setelah mendengar ‘cerita tidak masuk akal’ ini, mereka keluar dari Islam. Sampai Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam harus menceritakan bukti-bukti untuk memperkuat argumennya; seperti soal bangunan Masjid Aqsha dan kafilah dagang yang beliau lihat saat Isra'.

Nabi tetap menyampaikan kabar peristiwa Isra’ Mi’raj yang dialaminya dengan terus terang. Meski harus dibalas dengan cacian dan ejekan dari orang-orang musyrik. Bukankah beliau pernah bersabda, “Katakanlah kebenaran, walau pahit kenyataan.”

4. Syariat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam menghapus syariat nabi-nabi terdahulu 

Saat peristiwa Isra’ Mi’raj, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menjadi imam shalat bagi nabi-nabi terdahulu. Ini bukti bahwa mereka tunduk dan mengikuti risalah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Sekaligus menjadi isyarat bahwa syariat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam telah menghapus syariat nabi-nabi sebelumnya.

5. Keistimewaan Masjid Al-Aqsha bagi umat Muslim 

Sebelum peristiwa Isra Mi’raj, Masjid Al-Aqsha dinamakan Baitul Maqdis. Perjalanan Isra' dari Masjidil Haram menuju Baitul Maqdis dan Mi’raj dari Baitul Maqdis menuju langit dunia sampai bertemu Rabb-nya, merupakan isyarat bahwa Masjid Al-Aqsha memiliki keistimewaan bagi umat Islam. Bahkan masjid ini pernah menjadi kiblat shalat sebelum akhirnya berganti Ka’bah. Pahala shalat di Baitul Maqdis (Masjid Al-Aqsha) juga 500 kali lipat dibanding masjid biasa.

6. Islam adalah agama yang suci 

Saat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam diberi pilihan antara air susu dan khamr, Nabi memilih susu. Kemudian Malaikat Jibril berkata, “Engkau telah diberi hadiah kesucian.” Ini sebagai isyarat bahwa Islam adalah agama suci (fitrah). Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

فَأَقِمۡ وَجۡهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفٗاۚ فِطۡرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِي فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيۡهَاۚ لَا تَبۡدِيلَ لِخَلۡقِ ٱللَّهِۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلۡقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ 

Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum [30]: 30).

7. Perintah menjalankan sholat 5 waktu 

Peristiwa Isra’ Mi’raj juga menjadi hari ulang tahun bagi shalat lima waktu. Dalam hadits Nabi dijelaskan bahwa kewajiban shalat bagi umat Muslim terjadi pada malam Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam Mi’raj ke langit. Hanya syariat shalat yang beliau terima langsung, bukan dengan wahyu melalui perantara malaikat Jibril sebagaimana kewajiban-kewajiban lainnya. Tidak heran, dalam agama Islam, shalat merupakan tiang agama (Imad ad-Din). Dari sinilah sholat lima waktu menjadi sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh umat Islam tanpa terkecuali

8. Memperbaiki Kualitas Shalat 

Dalam perjalanan Isra Mi’raj, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam juga menerima perintah shalat dari Allah yaitu 50 kali dalam sehari, namun jumlahnya terus menurun ketika Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bertemu dengan nabi-nabi lain. Mereka meminta Nabi Muhammad memohon pengurangan jumlah waktu shalat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Hingga pada akhirnya hanya 5 waktu shalat wajib saja untuk ummat Islam. Ada makna dan hikmah Isra Mi’raj dari perintah shalat ini, yaitu mengajak umatnya untuk memperbaiki kualitas shalat sekaligus menjadi bakal memperbaiki hubungan dengan Allah.

9. Ilmul Yaqin Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam naik level ke ‘Ainul Yaqin 

Sebelum Mi’raj, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam hanya mendengar sifat-sifat soal surga, neraka dan hal-hal gaib lainnya melalui wahyu. Ini namanya ‘ilmul yaqin; Nabi mengimaninya tapi belum melihat langsung. Ketika Mi’raj, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melihat langsung dengan mata kepala beliau sendiri. Ini namanya ‘ainul yaqin.

10. Meningkatkan kualitas keimanan 

Ketika peristiwa Isra Miraj diceritakan penolakan yang dilakukan oleh kaum Quraisy kepada ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Bahkan, sebagian dari mereka memberi reaksi dengan memfitnah Rasulullah. Namun, tidak demikian dengan Abu Bakar dan kaum muslimin yang keimanannya telah tertanam di dalam jiwa. Mereka mempercayai ajaran terutama cerita akan peristiwa Isra' Mi'raj yang dialami oleh Rasulullah.

 Kisah keimanan sahabat Nabi tersebut sudah sepatutnya untuk kita ambil sebagai ibrah kehidupan. Selain itu, rutinitas yang kerap kali diselenggarakan oleh umat muslim seperti halnya pembacaan maulid diba' hingga pengajian bertemakan isra' mi'raj juga menjadi pemacu peningkatan iman dan upaya dalam taqarrub ilallah.

11. Bukti kekuasaan Allah 

Senada dengan Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang menyatakan isra' mi'raj bertujuan untuk memperlihatkan sebagian ayat atau tanda (bukti) kekuasaan-Nya.

سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

Artinya: "Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat." (Q.S. Al- Isra': 1)

Hal ini menjadikan ayat tersebut sebagai simbol agar kita memperhatikan ayat-Nya, sehingga keimanan akan eksistensi dan kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan tertanam dalam diri.

12. Menerima Nasihat 

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam juga sosok yang terbuka dalam menerima nasihat saudaranya. Ketika Nabi Musa Alaihissalam mengungkapkan umatnya tidak akan mampu melaksanakan shalat sebanyak 50 waktu, Nabi Muhammad lantas kembali menghadap Allah untuk meminta mengurangi jumlah shalat. Ini menunjukkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam terbuka menerima nasihat Nabi Musa Alaihissalam yang tulus dan penuh harapan.

13. Menunjukkan Perhatian dan kepedulian 

Mengikuti nasihat Nabi Musa Alaihissalam untuk kembali kepada Allah untuk meminta pengurangan shalat juga menunjukkan kesungguhan cinta dan kepedulian Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam kepada umatnya. Padahal Nabi bisa saja melakukan shalat lima puluh waktu setiap hari. Tapi beliau memikirkan umatnya. Hal ini menunjukkan besarnya cinta dan perhatian Nabi Muhammad kepada kita. Apa yang kita lakukan untuk komunitas Muslim kita? Adakah cara kita bisa lebih peduli pada saudara-saudara Muslim kita dalam Islam?

14. Merasa Malu di Hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala 

Dan akhirnya, Nabi Muhammad tetaplah seorang manusia. Nabi merasa malu untuk bolak-balik menemui Allah untuk meminta keringanan jumlah shalat. Sebagai umatnya, kita perlu belajar dari baginda Nabi. Adakah saat-saat kita merasa sungkan atau malu di hadapan Allah? Apakah kita merasa malu karena melewatkan shalat? Apakah kita malu menonton film karena ada adegan-adegan eksplisit di dalamnya?

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam mengutamakan Allah. Hubungannya dengan Allah adalah yang paling penting. Beliau mengikuti nasihat Nabi Musa. Beliau peduli dengan umatnya tapi beliau tidak bisa mengabaikan rasa malu di depan Tuhannya.

15. Dengarkan dan Patuhi 

Ketika Allah memberikan perintah shalat 50 waktu kepada Nabi Muhammad, beliau tidak meminta kurang. Beliau menerima perintah Allah. Nabi Muhammad mendengarkan dan beliau menaati, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam surat Al Baqarah ayat 285.

“Rasul telah beriman kepada Alquran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali".

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam adalah teladan bagi umatnya. Sehingga apapun yang Allah perintahkan, melakukan atau tidak melakukan, kita harus mendengarkan dan mentaatinya.

16. Hikmah dipilihnya malam hari sebagai waktu terbaik untuk berdoa 

Malam hari menjadi waktu istimewa, termasuk ketika terjadinya peristiwa Isra Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam ke Sidratul Muntaha. Hikmah peristiwa Isra terjadi di malam hari adalah agar orang-orang dapat mengimani sesuatu yang gaib. Lagipula, malam selalu didahulukan dari siang, baik dalam proses penciptaan hingga urutan penyebutan dalam ayat-ayat Al Quran, merujuk Buku Isra Miraj (2016).

Selain itu, merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa, Sebab, setiap malam mengandung saat-saat pengabulan doa.

17. Membersihkan Jiwa Raga untuk Menghadap Allah Subhanahu Wa Ta'ala 

Diriwayatkan, sebelum melakukan perjalanan Isra Miraj, malaikat membelah dada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam untuk membersihkan jiwanya dari sifat buruk. Hal ini menunjukkan, sebelum menghadap Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menjalankan ibadah, jiwa raga harus dalam keadaan bersih dari segala kotoran atau najis, dari niat yang tidak ikhlas, dan dari pemahaman-pemahaman yang sesat. Ibadah akan mardud atau tidak sah bila niat kita tidak ikhlas atau tidak didasari ilmu.

Semoga bermanfaat....