Jumat, 13 November 2020

17 CARA RASULULLAH SHALLALLAHU'ALAIHI WASALLAM MARAH KEPADA ISTRI

Edisi Sabtu, 14 November 2020 M / 28 Rabi'ul Awwal 1442 H

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam adalah sosok teladan bagi seluruh umat, sering kita mendengar tentang sikap lemah lembut dan kesabaran yang ditunjukkan beliau kepada istrinya yang hampir semuanya merupakan bentuk kasih sayang dalam islam dan kebaikan untuk istri.

Tetapi apakah pernah terbersit pada pikiran anda bahwa Rasulullah pernah marah kepada istrinya? Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memiliki sifat tegas, jikapun beliau pernah marah hal terebut karena suatu hal yang didasarkan pada kepentingan agama, tidak pernah melibatkan emosi dan bukan karena hawa nafsu pribadi.

Berikut ini 17 cara Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam marah kepada istri yang dapat kita jadikan contoh tauladan :

1. Memeluk Istri 

Diriwiyatkan dalam sebuah kisah bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pernah ada perasaan marah kepada Aisyah (istri Rasulullah) akibat terus menerus cemburu pada Khadijah (istri pertama Rasulullah yang pada waktu itu telah meninggal dunia), kemudian beliau berkata dan memerintahkan kepada Aisyah “Tutuplah matamu”. Maka Aisyah pun menutup matanya. Ketika dalam posisi tersebut beliau mendekat dan memeluk Aisyah sambil berkata “Ya Humaira ku, marahku telah pergi setelah aku memelukmu”.(HR Muslim).

Dalam kondisi sifat marah dalam islam, Rasulullah tidak serta merta melakukan tindakan yang menyakiti istrinya, beliau senantiasa berusaha bersabar dan mengedepankan rasa kasih sayang pada istrinya.

2. Menyentuh Wajah Istri 

Hal ini juga masih berhubungan dengan rasa cemburu yang dirasakan oleh Aisyah pada Khadijah, Aisyah selalu menunjukkan sikap dan kalimat cemburu setiap kali Rasulullah bercerita tentang Khadijah, bahkan Aisyah pernah berkata bahwa Khadijah hanyalah seorang wanita dan Rasulullah sudah mendapatkan pengganti yang lebih baik, yakni dirinya.

Dalam kondsi tersebut Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memijit hidung Aisyah dan berkata : “Ya Humaira, bacalah doa : Wahai Tuhanku, ampunlah dosa dosa ku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindunglah aku dari fitnah yang menyesatkan”. (HR Ibnu Sunni).

Tindakan tersebut merupakan contoh bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tetap memperlakukan istrinya dengan baik walaupun dalam kondisi marah.

3. Menegur dengan Kalimat yang Tegas 

Diriwayatkan dalam sebuah kisah ketika Aisyah berkata kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bahwa Shafiyah (salah satu istri beliau) adalah gadis yang bertubuh pendek, mendengar hal tersebut Rasulullah segera menegur Aisyah agar ia tidak merendahkan orang lain seperti kalimat yang baru saja diucap oleh istri kesayangannya tersebut.

“Sungguh, engkau telah mengucapkan suatu kata yang jika dicampur dengan air lautan akan rusak air laut tersebut”. (HR Tirmidzi). Dari hadits tersebut dapat diambil pelajaran bahwa walaupun Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sangat menyayangi Aisyah, tetapi beliau tetap bersikap tegas demi kebaikan istrinya.

4. Tidak Menegur di Hadapan Orang Lain 

Aisyah terkenal sebagai istri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yang paling pencemburu terhadap istri Rasulullah yang lain. Dikisahkan pada suatu hari ketika Aisyah mendapat giliran untuk dikunjungi Rasulullah, beliau mendapat kiriman makanan dari istrinya yang lain berupa piring berisi kurma. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam segera menerima dan menyajikan bersama para sahabat yang pada saat itu berkumpul di rumah beliau.

Aisyah yang merasa cemburu lalu memecahkan piring tersebut hingga pecah dan berjatuhan kurma nya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam hanya tersenyum melihatnya dan berkata kepada para sahabatnya “Maaf, Ibu kalian sedang cemburu” sambil memungut piring pecah dan kurma yang berjatuhan serta menggantinya dengan piring yang baru.(Diriwayatkan dalam kitab Hadits Imam Bukhari).

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tidak marah kepada Aisyah di hadapan para sahabatnya sebab memahami bahwa Aisyah sedang dalam kondisi cemburu.

5. Diam 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pernah marah pada istrinya yang bernama Aisyah dan Hafsah ketika kedua istri beliau bersikap cemburu yang berlebihan pada Maria (salah satu istri Rasulullah). Maria yang dikenal cantik dan berkulit bersih itu mendapat anugrah seorang anak bernama Ibrahim dari Rasulullah (anak itu kemudan meninggal di usia sembilan bulan).

Mereka (Aisyah dan Hafsah) bahkan pernah berkata bahwa anak itu (Ibrahim) sama sekali tidak memiliki wajah yang mirip dengan Rasulullah. Mendengar hal tersebut Rasulullah pun marah dan mendiamkannya.

Allah membenarkan sikap Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tersebut dalam firmanNya “Dan istri istri yang kalian khawatirkan akan nusyuz hendaklah kamu beri nasehat kepada mereka, tinggallah mereka di tempat tidur kalau perlu pukullah mereka”. (QS An Nisa : 34)

Maksud dari firman Allah tersebut ialah jika ada seorang istri yang sudah dinasehati berulang kali tetapi tetap saja tidak mengikuti suami, maka suami boleh mendiamkannya. Rasulullah pun melakukannya dengan niat kebaikan agar kedua istri nya tersebut jera dan dapat mengambil pelajaran.

6. Tidak Menggauli 

Masih berhubungan dengan kisah Aisyah dan Hafsah, Rasulullah pun tidak menggauli istri istrinya tersebut selama sebulan dan menyendiri di tempat lain. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam kembali setelah 29 hari setelah didatangi oleh sahabatnya Umar bin Khattab.

7. Menerima Kesalahan Istri 

Dikisahkan ketika Aisyah menjemput Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam setelah berjihad, sesampainya di rumah Aisyah membuatkan minuman untuk beliau dalam kerinduannya yang dalam, biasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam membagikan separuh minumannya pada Aisyah tetapi kali ini tidak dilakukan. Aisyah lalu bertanya, “Ya Rasulullah biasanya engkau memberikan sebagian minuman kepadaku tapi kenapa pada hari ini tidak kau berikan gelas itu?”. Hingga tiga kali, setelah tersisa sedikit dan diberikan kepada Aisyah maka Aisyah minum dan memuntahkannya, ternyata airnya asin karena Aisyah salah memasukkan garam ke dalamnya. (HR Muslim).

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tetap sabar walaupun Aisyah berbuat salah ketika membuat minuman untuk beliau, beliau tidak serta memarahi istrinya tersebut karena tidak ingin menyakiti hati Aisyah. Dalam kondisi marah pun beliau tetap memikirkan perasaan orang lain.

8. Menghindar 

Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berkunjung ke rumah Aisyah beliau melihat ada gambar pada bantal Aisyah yang hal tersebut dilarang dalam islam sebab membuat malaikat pembawa berkah tidak bisa masuk ke rumah tersebut. Rasulullah tidak mau masuk ke dalam rumah dan baru memasuki rumah ketika Aisyah telah mengganti bantal tersebut.

9. Memberi Nasehat 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pernah memberi nasehat di dalam suatu majelis sebagai bentuk nasehat untuk istri istri nya yang sering cemburu satu sama lain. “Kalian sering mencaci dan tidak pandai berterima kasih terhadap suami. Sesungguhnya kalian adalah orang yang paling kurang akal dan agamanya”.(HR Muslim).

Dari nasehat tersebut beliau menganjurkan pada wanita untuk menerima suami apa adanya sebab suami selalu berusaha memberi yang terbaik dan bersikap seadil adilnya pada istri istrinya. Dalam kondisi seperti ini keutamaan memaafkan dalam islam dan bersikap sabar disini sangat baik.

10. Tidak dengan Memukul 

Walaupun dalam keadaan marah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah memukul istrinya, hal tersebut diriwayatkan oleh Aisyah, “Rasulullah tidak pernah memukul istrinya walau sekalipun”. (HR Muslim).

11. Memisahkan Diri 

Hal ini berhubungan dengan kisah Aisyah dan Hafsah yang didiamkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak digauli selama sebulan, Allah menurunkan firman berikut, “Hai Nabi katakanlah kepada istri istrimu : jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah agar kuberikan kepadamu mut’ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. dan jika kamu menghendaki keridhaan Allah dan Rasul Nya serta kesenangan di negeri akherat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar”. (QS Al Ahzab : 28-29).

12. Menjelaskan dengan Sabar 

Aisyah pernah marah ketika tidur bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tetapi tiba tiba ditinggalkan. Menanggapi hal tersebut beliau menjelaskan bahwa Rasulullah pergi karena mendapat perintah dari Allah melalui malaikat Jibril dan tidak tega meminta ijin pada Aisyah karena mengira Aisyah sudah tidur. (Kisah ini diriwayatkan dalam kitan Imam Bukhari).

13. Memahami Penyebab Permasalahan 

Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pergi bersama kedua istrinya, Aisyah dan Shafiyah, unta Shafiyah memiliki beban terlalu berat hingga beban tersebut sebagian dipindahkan ke unta Aisyah. Aisyah cemburu dan berkata “Sesungguhnya engkau mengaku menjadi Rasul”. Rasulullah hanya tersenyum dan berkata “Apakah engkau ragu bahwa aku Rasul Allah?”. Aisyah berkata “Jika engkau rasul kenapa engkau berlaku tidak adil?’. (HR Muslim).

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam segera menjelaskan pada Aisyah dan tetap sabar walaupun marah dengan kata kata Aisyah sebab beliau mengerti bahwa tindakan yang dilakukan Aisyah adalah karena cemburu pada Shafiyah.

14. Melindungi Istri 

Abu Bakar (Ayah Aisyah sekaligus sahabat Rasulullah) pernah memukul Aisyah sebab mendengar bahwa Aisyah sering bertindak berlebihan ketika cemburu terhadap Rasulullah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam segera berkata pada Abu Bakar “Aku tidak menginginkan ini darimu”. Setelah menasehati Abu bakar Rasulullah mendekat pada Aisyah dan berkata “Tidakkan engkau lihat bagaimana aku telah menyelamatkanmmu dari kemarahan ayahmu?”. (HR Muslim).

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tetap melindungi istrinya walaupun Aisyah sering bersikap cemburu kepada beliau.

15. Mudah Memaafkan 

Ketika rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam marah pada istrinya dan menyelesaikan masalah tersebut, Rasulullah tidak pernah menyimpan dendam dan berprasangka buruk pada istrinya, beliau selalu memaafkan dan memahami bahwa seorang istri adalah amanah untuk nya, yang memang sudah seharusnya diarahkan untuk menjadi wanita yang lebih baik.

16. Bersikap Sabar 

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Aisyah,

“Sesungguhnya aku dapat membedakan antara sikap kamu yang sedang marah kepadaku dan yang sedang suka kepadaku.” Aisyah bertanya, “Bagaimana engkau tahu itu?” Rasulullah menjawab, “Apabila kamu sedang tidak marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, semi Tuhan Muhammad’ dan jika kamu sedang marah, kamu akan mengatakan, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim’.”

Aisyah pun membenarkan dan berkata, “Sesungguhnya aku hanya meninggalkan namamu saja.” (Muttafaq ‘alaih).

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan akhlaq terpuji yakni untuk selalu bersikap sabar. Demikianpula saat menghadapi istri yang sedang marah. Sikap sabar harus selalu dikedepankan. Karena Allah Subhanahu wa ta'ala sendiri dalam firmannya akan memberikan pahala yang luar biasa bagi mereka yang bersabar. Sebagaimana QS Az-Zumar ayat 10 sebagai berikut :

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. [QS 39:10]

17. Menyikapinya dengan Kasih Sayang 

Ketika sedang marah, Aisyah pernah melontarkan ucapan kasar kepada Rasulullah. Dia berkata, “Engkau orang yang mengaku-ngaku sebagai Nabi!” Akan tetapi Rasulullah tetap menyikapinya dengan penuh kasih sayang dan penghargaan. Rasulullah hanya tersenyum dan tidak sedikit pun terlihat marah.

Jika bukan Rasulullah mungkin ceritanya akan berbeda. Seorang laki-laki biasa jika mendengar istri melontarkan kata-kata kasar tentu akan sangat marah bahkan tak segan-segan memukul.

Namun, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan kepada para suami agar menyikapi kemarahan istri dengan kasih sayang. Tentunya hal ini patut dicontoh agar dapat meredam kemarahan istri sehingga tidak menimbulkan konflik yang lebih besar.

Demikian artikel tausiah kali ini mengenai 17 cara Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam marah kepada istri, dapat disimpulkan bahwa beliau memiliki akhlak terbaik dan sosok teladan sempurna dimana dalam kondisi marah pun tetap mampu bersikap dan bertutur kata baik. 

Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.