Edisi Selasa, 3 November 2020 M / 17 Rabi'ul Awwal 1442 H
Tepat tanggal 20 Jumadil Akhir, putri dari Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam dari istrinya, Siti Khadijah dilahirkan. Putri cantik tersebut diberi nama Fatimah Az-Zahra yang berarti perempuan yang lembut hatinya dan selalu berseri-seri.
Fatimah Az-Zahra tumbuh menjadi seorang perempuan salihah dan diyakini akan menjadi pemimpin kaum hawa di surga nanti. Akhlak terpuji yang dicontohkan Fatimah semasa hidupnya patut dijadikan teladan bagi seluruh umat muslim, khususnya di zaman sekarang untuk menghadapi tantangan tergerusnya nilai-nilai Islam.
Berkat keteguhan, ketakwaan, dan perilaku baiknya sepanjang hidup, putri tercinta Rasulullah ini mendapat banyak julukan mulia dari kaum muslimin.
Berikut ini adalah beberapa gelar Fatimah Az-Zahra :
1. Al-Mubarakah (yang Diberkahi Allah Ta’ala)
Gelar mulia ini disandarkan kepada Fatimah karena pancaran berkah darinya berupa lahirnya nasab keturunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dari beliau.
Allah Yang Maha Agung telah mengganjar Fatimah dengan nikmat yang berlimpah. Allah juga menakdirkan Fatimah menjadi ibu dari keturunan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Ini adalah rahmat yang sangat besar bagi Fatimah.
2. As-Shiddiqah (Perempuan Tepercaya)
Alasan gelar ini disematkan kepada Fatimah adalah karena beliau tidak pernah berbohong semasa hidupnya.
Beliau selalu berkata benar dan jujur. Apa yang diperbuatnya selalu sama dengan yang dikatakannya. Fatimah adalah seorang perempuan dengan perkataan dan keyakinan yang cermat. Ia selalu percaya kepada Allah dan Nabi-Nya, tanpa meragukan satu pun perintah itu.
3. Az-Zakiyyah (Penuh Ketenangan)
Gelar Az-Zakiyyah diterima Fatimah karena ia selalu bersikap tenang, lembut, dan senantiasa menyucikan diri dari segala jenis dosa dan keburukan.
Kata zakiya disebutkan beberapa kali dalam al-Qur’an. Secara garis besar, makna kata zakiya atau tazkiya adalah membersihkan jiwa seseorang dari sifat-sifat buruk. Fatimah adalah orang yang tenang dan suci jiwanya. Ia selalu menyucikan dirinya dari keburukan dan dosa dan selalu berbuat kebaikan.
4. At-Tahirah (Perempuan Suci)
Gelar yang bermakna suci ini diberikan kepada Fatimah karena Allah menyucikan dirinya dari segala jenis najis dan kotoran seperti darah haid, nifas, dan lain sebagainya.
Makna dari gelar ini terkait dengan firman Allah Subhanahu wa ta’ala sebagai berikut:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
“Dan, hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya, Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul, Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. al-Ahzab [33]: 33).
5. Ar-Radhiyah (yang diridhoi)
Sikap Fatimah yang selalu ikhlas dan ridha terhadap segala keputusan Allah Subhanahu wa ta'ala menjadi alasan gelar ini pantas diterimanya.
Fatimah mendapat gelar ini karena keridhaan Allah Subhanahu wa ta’ala adalah tujuan hidupnya. Ia tidak akan melakukan perbuatan yang tidak diridhai Allah Subhanahu wa ta’ala. Kehidupannya yang penuh kesedihan, penderitaan, dan kemalangan, tetap dijalani Fatimah dengan senang. Ia tetap menjalani takdirnya, sebab tujuannya tidak lain adalah untuk mendapatkan ridha dari Allah Subhanahu wa ta’ala.
6. Ummu Abihaa (Ibu kepada Bapak, yakni Sang Penjaga Bapaknya)
Gelar Ummu Abihaa diberikan kepada Fatimah setelah ibunya wafat sehingga Fatimah menggantikan peran ibunya tersebut baik membantu berbagai macam urusan juga membela ayahnya.
Fatimah, sejak kecil, selalu menj aga dan melayani Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Ia sangat berani menentang orang-orang yang berani melukai ataupun menghina ayahnya. Fatimah juga selalu menyiapkan kebutuhan sehari-hari ayahnya. Bahkan, ia selalu menjadi pelipur lara serta obat kegelisahan bagi ayahnya.
7. Al-Muhaddatsah (Diajak Bicara Jibril As.)
Keistimewaan Fatimah yang bisa berkomunikasi dengan para malaikat menjadikannya mendapat gelar Al-Muhaddatsah. Atas dasar itu pula Fatimah selalu memiliki pandangan dan keputusan yang tepat seolah-olah dibimbing langsung oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.
Fatimah adalah perempuan yang mendapat kemuliaan. Ia bisa berbicara dengan malaikat. Pandangan Fatimah selalu benar, seolah selalu mendapatkan bimbingan secara langsung dari Allah Ta’ala. dan para malaikat-Nya. Fatimah adalah perempuan pilihan yang diberi kemampuan khusus untuk bisa berbicara dengan yang gaib. Karena itulah ia mendapatkan gelar al-muhadatsah.
8. Al-Mardhiyah (Diridhai)
Fatimah Az-Zahra mendapat gelar ini karena beliau telah diridhai Allah dan ditempatkan di derajat yang tinggi.
Fatimah mendapat gelar ini karena keridhaan Allah Subhanahu wa ta’ala adalah tujuan hidupnya. Ia tidak akan melakukan perbuatan yang tidak diridhai Allah Subhanahu wa ta’ala. Kehidupannya yang penuh kesedihan, penderitaan, dan kemalangan, tetap dijalani Fatimah dengan senang. Ia tetap menjalani takdirnya, sebab tujuannya tidak lain adalah untuk mendapatkan ridha dari Allah Subhanahu wa ta’ala.
9. Az-Zahra (Bunga Mekar Semerbak)
Gelar yang paling masyhur ini diperoleh Fatimah karena beliau diciptakan dari cahaya keagungan Allah Subhanahu wa ta'ala hingga mampu menerangi langit dan bumi bahkan membuat para malaikat tertegun.
Ini adalah gelar yang paling populer. Muhammad al-Baqir ibn Ali Assajjad ibn Husain, putra Fatimah, mengatakan, “Mengapa Fatimah dinamakan Az-Zahra? Karena Allah menciptakannya dari cahaya keagungan-Nya, ketika ia bersinar, ia menerangi langit dan bumi dengan cahayanya, menutupi pandangan-pandangan para malaikat, lalu mereka sujud kepada Allah, dan bertanya, `Tuhan kami dan junjungan kami, cahaya apakah ini? Maka Allah menjawab, adalah cahaya dari cahaya-Ku. Aku tempatkan ia di langit-Ku dan aku ciptakan iadari keagungan-Ku. Aku keluarkan ia dari sulbi seorang nabi-Ku yang aku utamakan atas sekalian nabi.
10. Sayyidatun Nisa Ahlul Jannah (Penghulu para Perempuan di Surga)
Gelar ini diterima Fatimah karena beliau sudah dijamin pasti masuk surga, menjadi pemimpin kaum hawa.
Bahkan, setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam., Fatimah adalah perempuan pertama ,yang menyusul ayahnya masuk surga.
11. Al-Bathuul (Memusatkan Perhatiannya kepada Ibadah)
Fatimah Az-Zahra diberi gelar ini karena beliau selalu beribadah kepada Allah dan memiliki keutamaan lebih di berbagai aspek seperti ilmu, akhlak, adab, dan nasab.
Fatimah merupakan putri kesayangan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Ia tidak ada bandingnya dalam hal keutamaan, ilmu, akhlak, adab, hasab, dan nasab. Fatimah juga selalu menjunjung tinggi hukum-hukum Allah Subhanahu wa ta’ala. Fatimah bahkan dibebaskan Allah Subhanahu wa ta’ala dari darah haid dan nifas. Sehingga sepanjang hidupnya ia selalu beribadah. Ini juga bentuk pengkhususan Allah Subhanahu wa ta’ala kepada Fatimah.
12. Al-Haniyyah (penuh cinta Kasih)
Alasan gelar ini diberikan kepada Fatimah karena beliau merupakan seseorang yang penuh cinta kasih kepada siapa pun. Khususnya orang-orang terdekat Fatimah seperti Nabi Muhammad, Ali bin Abi Thalib (suaminya), anak-anaknya, anak yatim, dan kaum miskin.
13. Al-Haura Insiyah (bidadari berbentuk manusia)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Putriku Fatimah adalah haura' (bidadari) para wanita keturunan Adam, dan ia tidak pernah mengalami haid."
Haura insiyah, artinya ialah bidadari yang berbentuk manusia, para wanita surga dinamakan bidadari karena putih dan hitam matanya sangat elok dan menarik sekali. Oleh karena itu, seorang wanita yang memiliki mata yang sangat elok seperti bidadari, dijuluki bidadari. (Bihar al-Anwar jilid 43 halaman 5)
14. Al-Rasyidah (yang diberi petunjuk)
Rasyidah, artinya ialah wanita yang telah dianugrahi petunjuk, selalu berada dalam kebenaran dan pemberi petunjuk bagi yang lain. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah memberikan julukan ini kepada putrinya, Fathimah. Dalam sebuah riwayat telah dijelaskan bahwasanya Imam Ali bersabda: Beberapa saat sebelum kepergian Rasulullah (wafat), beliau telah memanggilku. Beliau bersabda kepadaku dan Fathimah: Ini hanutku (ialah kapur barus yang dioleskan ke anggota sujud seorang jenazah) yang telah dibawakan Jibril dari surga untukku. Beliau telah menitip salam untuk kalian berdua dan berkata: Engkau harus membagikan hanut ini, dan ambillah untukmu. Pada saat itu Fathimah berkata: untuk engkau wahai ayahku. Sedang sisanya, biarlah Ali sendiri yang memutuskannya. Mendengar itu Rasulullah menangis dan memeluk putrinya seraya bersabda: Engkau adalah wanita yang telah dianugrahi taufiq (pertolongan khusus) dan rasyidah (petunjuk) yang telah mendapatkan ilham dari-Nya, dan mendapatkan petunjuk dari-Nya.
15. Al-Raihanah (yang Wangi)
Dalam sebuah riwayat berkaitan dengan putrinya, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Fathimah merupakan wewangianku. Ketika aku merindukan bau surga maka aku akan mencium Fathimah. (Bihar al-Anwar jilid 35 halaman 45, dan kandungan hadits semacam ini pun bisa didapati dalam tafsir Ad-Durrul Mansur Suyuthi)
16. Al-Mujahidah (ikut berjuang)
Fatimah juga termasuk seorang mujahidah yang turut berjihad di medan perang, termasuk di Uhud. Ketika wanita-wanita sahabah keluar untuk memberikan pertolongan kepada kaum Muslimin, Fatimah pun turut serta. Ketika bertemu Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam yang terluka, ia memeluk dan mencuci luka-luka ayahnya dengan air, sehingga darah semakin banyak yang keluar. Tatkala melihat hal itu, Fatimah kemudian mengambil sepotong tikar, lalu membakar dan membubuhkannya pada luka Rasulullah sehingga melekat dan darahnya berhenti keluar. (HR Tirmidzi)
17. Al-Alimah (yang berpengetahuan)
Fatimah Az-Zahra wafat sekitar 15 bulan setelah wafatnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Ia telah meriwayatkan 18 hadits dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Di dalam "Shahihain" diriwayatkan satu hadits darinya yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim dalam riwayat Aisyah. Hadits dari Fatimah juga diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Majah dan Abu Dawud.
Ibnul Jauzi berkata, "Kami tidak mengetahui seorang pun di antara putri-putri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yang lebih banyak meriwayatkan darinya selain Fatimah."
Itulah betapa mulianya putri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Semoga bagi kaum laki-laki yang belum menemukan perempuan yang tepat segera dipertemukan dengan sosok yang selaras dengan Fatimah Az-Zahra.
Semoga bermanfaat.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.