Selasa, 03 Agustus 2021

17 DOSA DOSA YANG DIANGGAP BIASA

Edisi Selasa, 3 Agustus 2021 M / 24 Dzulhijjah 1442 H. 

Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari perbuatan dosa dan kesalahan, baik yang tidak disengaja bahkan ada yang melakukannya dengan sengaja. Meskipun demikian, Allah Subhanahu WaTa'ala selalu memerintahkan umat manusia untuk berusaha menjauhi segala perbuatan dosa atau kemaksiatan dan tidak menyepelekan kemaksiatan sekalipun itu adalah dosa kecil, yaitu dengan senantiasa bertaubat dan memohon ampunan dari Allah Ta'ala jika telah terlanjur melakukannya.

Sebagaimana terdapat potongan dari salah satu firman Allah Subhanahu WaTa'ala yang diriwayatkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam yang artinya: “…… Hai Hamba-Ku, kamu sekalian senantiasa berbuat salah pada malam dan siang hari, sementara Aku akan mengampuni segala dosa dan kesalahan. Oleh karena itu, mohonlah ampunan kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampunimu…..”

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda

"Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat (HR. Tarmidzi no:2449).

Kewajiban setiap manusia terhadap Dosa yaitu : Mempelajarinya, Membencinya, dan Berkomitmen untuk meninggalkannya; karena banyak hamba Allah berbuat dosa tetapi tidak pernah menyadari bahwa dirinya telah melakukan dosa. Menurut para ulama, termasuk ke dalam suatu musibah ialah ketika hamba Allah tidak menyadari perbuatan dosa yang telah dilakukannya.

Seiring bertambah majunya kehidupan manusia di dunia yang seakan tiada batas, semakin memberi kemudahan bagi “musuh manusia (setan)” untuk menjerumuskan, hingga melakukan berbagai macam dosa yang tidak mereka sadari karena sudah dianggap sebagai suatu hal yang “biasa”.

Diantara Dosa-Dosa yang dianggap biasa antara lain:

1. Musik 

“Sungguh akan ada sebagian dari umatku yang menghalalkan zina, sutera, minuman keras, dan alat-alat musik”.(HR. Bukhari no:5590).

Dari Abu Malik Al-Asy’ari, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sungguh, akan ada orang-orang dari umatku yang meminum khamr, mereka menamakannya dengan selain namanya. Mereka dihibur dengan musik dan alunan suara biduanita. Allah akan membenamkan mereka ke dalam bumi dan Dia akan mengubah bentuk mereka menjadi kera dan babi”.(HR.Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

Apakah semua musik dan nyanyian termasuk maksiat? Sedangkan tidak sedikit juga nyanyian-nyanyian Islami yang kalimatnya mengingatkan kepada Allah dan menyeru kebaikan? Wallahu a’lam bish-shawab  .

Oleh sebab itu, alangkah baiknya kita berusaha menjauhkan diri dari musik dan nyanyian, terutama yang isinya tidak mengingatkan kita akan Allah dan malah menjauhkan dari mengingat dan menyebut nama Allah. Jika dirasa meninggalkannya tidak menimbulkan kerugian dan mendengarkannya tidak mendatangkan manfaat, lebih baik dijauhi.

2. Khalwah atau khalwat dan Pacaran 

Khalwat yaitu berdua-duaan dengan yang bukan mahram. Khalwat dipastikan terjadi ketika laki-laki dan perempuan memiliki hubungan yang namanya “Pacaran”, dan semua kegiatan yang dilakukan tertuju pada perzinaan. Sedang Allah Subhanahu WaTa'ala melarang hamba-Nya bahkan untuk sekadar mendekati zina. Sebagaimana firman Allah Ta'ala:

"Dan janganlah kamu mendekati zina; zina itu sungguh suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk.(QS.Al-Israa:32).

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, Beliau bersabda:

"Telah ditentukan atas anak Adam (manusia) bagian zinanya yang tidak dapat dihindarinya : Zina kedua mata adalah melihat (yang diharamkan), zina kedua telinga adalah mendengar (yang diharamkan), zina lisan adalah berbicara (yang diharamkan), zina tangan adalah dengan meraba atau memegang (yang diharamkan/ wanita yang bukan mahram), zina kaki adalah melangkah (ke tempat yang haram), dan zina hati adalah menginginkan dan berangan-angan, lalu semua itu dibenarkan (direalisasikan) atau didustakan (tidak direalisasikan) oleh kemaluannya. (HR.Bukhari no:6243 dan HR.Muslim no:2657).

Inilah alasan kenapa para ulama menggolongkan Pacaran sebelum menikah hukumnya haram, karena tanpa sadar melalui pacaran, pasangan yang belum halal secara agama akan berkhalwat, melakukan zina hati, zina tangan, dan sebagainya seperti yang dijelaskan hadits di atas. Oleh karena itu, sebisa mungkin dihindari agar seseorang tidak jatuh ke dalam maksiat dan dosa.

3. Meninggalkan Shalat 

Dari Buraidah radhiyallahu'anhu, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya: “Perjanjian yang mengikat antara kita dan mereka adalah shalat, maka siapa saja yang meninggalkan shalat, sungguh ia telah kafir”.

HR. Tarmidzi no: 2621).

Seorang tabi’in bernama “Abdullah bin Syaqiq rahimahullah berkata, “Para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak memandang kufur karena meninggalkan amal, kecuali shalat”.(HR. Tarmidzi no: 2622).

4. Riba 

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba, tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Keadaan mereka yang demikian itu disebabkan mereka berkata bahwa sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya terserah kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al-Baqarah:275).

Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui, lebih besar dosanya daripada melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali”. (HR.Ahmad dan Albaihaqi).

Oleh sebab itu tinggalkan dan jauhilah sesuatu yang ada sangkut pautnya dengan riba.

5. Ghibah 

Hukum ghibah itu diharamkan berdasarkan kesepakatan ulama.

Termasuk ghibah yaitu (1) membeberkan aib orang lain; (2) menirukan tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-olok; (3) menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim sedang ia tidak menyukainya, dan lain-lain.

Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan makna ghibah melalui sebuah hadits yang artinya: “Tahukah kalian apakah ghibah itu?”. Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Beliau bersabda: “Yaitu engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang dibencinya”, ditanyakan: “Bagaimana halnya jika apa yang saya katakan itu (memang) terdapat pada saudaraku?”. Beliau menjawab: “Jika apa yang kamu katakan itu terdapat pada saudaramu, maka engkau telah menggunjingnya (melakukan ghibah), dan jika tidak terdapat padanya, maka engkau telah berdusta padanya.” (HR.Muslim no:2001).

Allah Ta'ala menggambarkan ghibah dengan sesuatu yang kotor dan menjijikkan, sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu WaTa'ala, yang artinya: “……dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain, sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?, maka tentulah kamu merasa jijik dengannya”. (QS.Al-Hujurat:12).

Oleh karenanya, alangkah lebih baik kita menjauhkan diri dari hal-hal yang menjurus ke dalam ghibah dan lebih baik diam daripada berkata-kata yang hanya menimbulkan dosa.

6. Riya’ 

Riya’ yaitu menampakkan ibadah dengan maksud agar dilihat orang lain. Jadi, riya’ berarti melakukan amalan tidak ikhlas karena Allah karena yang dicari adalah pandanan, sanjungan, dan pujian manusia, bukan balasan murni di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

7. Hutang Yang Tidak Dibayar 

Dari ‘Abdillah bin’Amr bin Al’Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.”(HR.Muslim:1886).

8. Syirik 

Syirik itu ketika manusia menjadikan suatu tandingan (sekutu) bagi Allah, dan menyembah kepada selain-Nya, misalnya batu, pohon, bulan, nabi, syaikh, jin, bintang, malaikat, dan sebagainya. Bahkan memiliki jimat yang kemudian diyakini memiliki kekuatan atau percaya akan ramalan, zodiac, adanya pengaruh bintang dan planet terhadap berbagai kejadian dan kehidupan manusia juga termasuk ke dalam Syirik.

Allah Subhanahu WaTa'ala berfirman yang artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari syirik itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya”.(QS An-nissa : 48).

Dalam hadits dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu'anu, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya : “Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak berbuat syirik kepada Allah Ta'ala dengan sesuatu apa pun, maka Ia akan masuk surga. Barangsiapa yang mati dalam keadaan berbuat syirik kepada Allah dengan sesuatu apa pun, maka ia akan masuk neraka”(HR. Muslim no:93).

9. Duduk Bersama Orang-Orang Munafik atau Fasik Untuk Beramah-Tamah 

Banyak orang yang lemah imannya, bergaul dengan sebagian orang fasik dan ahli maksiat, bahkan mungkin ia bergaul pula dengan sebagian orang yang menghina syari’at Islam, melecehkan Islam dan para penganutnya. Tidak diragukan lagi, perbuatan semacam itu adalah haram dan membuat cacat akidah.

Allah Subhanahu WaTa'ala berfirman yang artinya: “Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain, dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zhalim itu sesudah teringat (akan larangan itu)”. (QS.Al-An'am : 68).

10. Tidak Tuma’ninah dan Banyak Melakukan Gerakan Sia-Sia Dalam Shalat 

Sebagian umat Islam hampir tak terelakkan dari bencana ini, yakni tidak sempurna gerakan shalatnya dan banyak melakukan gerakan yang tak ada gunanya dalam shalat. Padahal Allah Ta'ala memerintahkan hamba-Nya untuk shalat dengan khusyu’ dan tuma’ninah. Tuma’ninah termasuk ke dalam Rukun Shalat, sehingga tanpa melakukannya shalat menjadi tidak sah.

Allah Subhanahu WaTa'ala berfirman yang artinya: “Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’”. (QS Al-Baqarah:238).

Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya: “Tidak sah shalat seseorang, sehingga ia menegakkan (meluruskan) punggungnya Ketika ruku’ dan sujud”. (HR. Abu Dawud no:7224).

11. Bersumpah Dengan Nama Selain Allah 

Dalam sebuah hadits marfu’ dari Ibnu Umar radhiyallahu'anhu diriwayatkan, yang artinya:

“Ketahuilah, sesungguhnya Allah Ta'ala melarang kalian bersumpah dengan nama nenek moyangmu. Barang siapa bersumpah hendaknya ia bersumpah dengan nama Allah Subhanahu WaTa'ala atau lebih baik diam”. (HR. Bukhori no:530).

“Barang siapa bersumpah dengan nama selain Allah Subhanahu WaTa'ala, maka ia telah berbuat syirik”.( HR. Ahmad no:2/125).

12. Thiyarah 

Merasa bernasib sial dengan sesuatu tanda-tanda buruk yang dijumpai atau dialami dan dia sangka akan menimpa kepada dirinya. Termasuk Thiyarah yaitu: (1) Merasa bernasib sial dengan bulan-bulan tertentu, seperti tidak mau melakukan pernikahan pada bulan Shafar; (2) Kepercayaan bahwa hari Rabu yang jatuh pada akhir setiap bulan membawa kemalangan terus- menerus; (3) Merasa sial dengan angka 13, nama-nama tertentu atau orang cacat, dan lain-lain.

Allah Subhanahu WaTa'ala berfirman yang artinya: “Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: “Ini adalah karena (usaha) kami”. Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya”. (QS.Al-Araaf:131).

Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam menerangkan hukum perbuatan ini dalam sabdanya, yang artinya: “ Thiyarah adalah syirik”. (HR. Ahmad no.3955).

13. Memberi atau Menerima Suap 

Dalam sebuah hadits marfu’ riwayat Abu Hurairah radhiyallahu'anhu yang artinya: “Allah melaknat penyuap dan penerima suap dalam (urusan) hukum”. (HR.Ahmad no. 2387).

14. Zina 

Di zaman sekarang, bahkan perbuatan zina yang merupakan salah satu dosa besar – pun sudah dianggap biasa di kalangan anak muda. Sedangkan di antara tujuan syari’at Islam adalah menjaga kehormatan dan keturunan, oleh karenanya syari’at Islam mengharamkan perzinaan. Bahkan untuk mendekati zina saja Allah Subhanahu WaTa'ala sangat melarangnya (terdapat dalam QS. Al-Isra’ ayat 32).

15. Berkata Bohong. 

"Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta." (Surah Al-Mukmin: 28).

16. Bersumpah Palsu. 

"Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bagian di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih." (Surah Ali Imran: 77).

17. Bermaksiat kepada Allah. 

"Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan." (Surah An-Nisa': 14).

Itulah beberapa dosa yang tak sengaja biasa kita lakukan yang harus dihindari. Jika sebelumnya Anda atau seseorang belum mengetahui hal ini dan terlanjur melakukan salah satu dosa tersebut, maka rahmat dan ampunan Allah sangat luas. Dan semoga saja dosa tersebut tidak pernah kita lakukan kembali.

Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.