Senin, 30 Agustus 2021

17 MAKSIAT HATI MENURUT ABAH GURU SEKUMPUL

Edisi Senin, 30 Agustus 2021 M / 21 Muharram 1443 H. 

Maksiat hati merupakan gerak atau tingkah laku hati yang bertentangan dengan apa yang dikehendaki oleh Allah dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Maksiat hati ini sungguh sangat berbahaya, sebab dapat menghancurkan pahala orang yang memilikinya. Oleh sebab itu kita mesti harus belajar, tentang maksiat atau dosa hati, sehingga kita dapat menghindarinya.

Abah guru Sekumpul yaitu KH. Muhammad Zaini Ghani bin Abdul Ghani  pernah menyampaikan berkenaan dengan hal ini dalam ceramahnya. Oleh sebab itu dalam tausiah sore ini kita akan membahas apa saja maksiat hati rangkuman dari hasil ceramah beliau  dan menambah beberapa hal yang dianggap penting.

Berikut ini 17 maksiat hati menurut beliau :

1. Riya dengan ibadah 

Makna Riya’ dengan ibadah yaitu saat hatinya tidak mau mengerjakan ibadah dalam keadaan sendiri. Hobinya adalah beribadah bersama-sama dengan orang ramai. Ketika dalam ramai ia mau beribadah, sementara jika dalam keadaan sendiri, dia perai (libur) beribadah.

Riya’ sungguh dosa hati yang sangat berbahaya sebab dapat memakan habis pahala yang dibuatnya. Bahkan pelakunya yaitu orang yang melakukan ibadah dengan maksud agar dilihat orang lain, maka dia dapat terjerumus kedalam perbuatan syirik. 

2. Ujub, Lupa dengan nikmat Allah

Ujub itu adalah beribadah, namun lupa akan nikmatnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Atau dalam pengertian lain ujub yaitu perilaku atau sifat mengagumi diri sendiri. Sifat mengagumi diri sendiri menjadikan seseorang lupa bahwa apa yang dia miliki merupakan nikmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sifat ujub ini adalah dosa hati yang mesti dihindari oleh setiap muslim, sebab sifat ini akan menggiring seseorang menjadi sombong dan riya.

3. Ragu ragu dengan Wahdaniyah Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Dosa didalam hati lahir disebabkan oleh ragu-ragu dengan wahdaniyahnya Allah atau hatinya tidak yakin bahwa Allah bersifat wahdaniyah yaitu Esa dzatNya dan Esa sifatNya.

Allah Ta'ala berfirman dalam surah Al -Ikhlas 1-4 :

Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa.

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,

dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

4. Merasa aman dengan istidrajnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Orang yang merasa aman dalam hidupnya ketika menerima kesenangan atau kenyamanan maka orang tersebut telah melakukan maksiat hati kepada Allah Ta'ala. Apabila keadaan seseorang mendapat kekayaan seperti uang dan harta yang bertambah-tambah, namun ia tidak tahu kalau itu adalah istidraj, maka orang tersebut masuk dalam katagori merasa aman dari istidrajnya Allah. Oleh sebab itu apabila kita mendapatkan pangkat jabatan atau keberhasilan dalam cita-cita maka kita jangan merasa aman dari istiradj. 

5. Putus asa dari Rahmat Allah Subhanahu WaTa'ala 

Orang yang telah melakukan perbuatan maksiat lalu merasa hilang harapan bahwa Allah maha kuasa untuk memaafkan dan mengampuni. Munculnya perasaan bahwa tidak mungkin lagi dimaafkan oleh Allah, ditambah lagi dengan ucapan orang-orang yang mengatakan bahwa dirinya sudah pasti masuk neraka jahanam, maka orang seperti ini masuk dalam katagori bermaksiat hati atau hatinya telah berdosa sebab telah menafikan tentang kuasa mutlak Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

6. Menyombongkan diri atas Hamba-hamba Allah 

Makna dari menyombongkan diri atas hamba-hamba Allah yaitu tidak menerima pendapat orang lain, padahal pendapat orang tersebut adalah kebenaran. Ketika orang lain menyampaikan kebenaran kepada kita lalu hati kita menolak kebenaran tersebut maka dalam hati kita sudah tertanam sifat takabbur,  merasa diri mulia dan angkuh.

7. Menyepelekan diri orang lain 

Abah guru sekumpul menyebutkan maksiat hati yang ketujuh yaitu mengulu-ulu orang lain yang mana mereka mengira itu adalah dosanya mulut, akan tetapi itu adalah dosanya hati.  Mengulu-ulu itu tentunya adalah menyepelekan atau memandang kecil orang lain.

Apabila dihati kita tersimpan pandangan menyepelekan atau mengecilkan orang lain meskipun orang itu lebih rendah daripada kita dalam hal dunia akherat, maka kita memiliki dosa hati.

8. Merasa dalam hati lebih bagus dari sebagian mahluk Allah 

Merasa dalam hati lebih bagus dari sebagian mahluk adalah merasa lebih mulia dan lebih tinggi dari orang lain adalah penyakit hati. Oleh sebab itu kita dilarang untuk merasa lebih baik kepada sesuatu yang membuat kita lupa akan hakekat dari diri kita sendiri,  sehingga kita merasa mulia dan meminta untuk dimuliakan. Oleh karena itu kita mesti berbaik sangka kepada semua  mahluk Allah. 

9. Dendam (Menyembunyikan permusuhan) 

Orang yang dendam atau menyembunyikan permusuhan apabila telah sampai waktunya untuk membalas maka akan digunakan untuk melampiaskan dendam tersebut. Apabila ada dendam didalam hati maka ia sedang bermaksiat atau dosa hati. Selama ia menyembunyikan permusuhan tersebut, maka selama itu pula hatinya berdosa. Karena sesungguhnya sifat dendam adalah ahlaq yang tercela.

10. Iri dan dengki 

Iri dengki diartikan dengan benci hati melihat orang lain mendapat kebaikan. 

Ulama dahulu sering mengatakan  bahwa tandanya kita tidak senang melihat orang mendapat nikmat dan apabila orang tersebut mendapat musibah  kita menjadi senang. Mestinya kita berucap Alhamdulillah ketika mendengar orang lain mendapat kesenangan dan berucap Innalillahi wa inna ilaihi Roji'un  ketika melihat orang lain mendapat musibah.

11. Menyebut-nyebut kebaikan diri 

Menyebut-nyebut akan kebaikan diri (bantuan)  dihadapan orang lain merupakan dosa didalam hati. Seperti kita sering mendengar orang berkata "Kalau bukan karena aku, dia tidak akan jadi begini atau begitu." Kata ini menunjukkan sikap bodoh yaitu merasa bahwa dirinyalah yang memiliki kekuatan telah membantu orang lain lepas dari kesusahannya,  padahal hakekatnya, tiada lain yang membantu selain Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

12. Menetapi akan dosa 

Menetapi akan dosa yaitu tetap bersikukuh pada hal yang buruk. Tentu hal ini adalah ahlaq yang tercela. Oleh sebab itu cara memperbaikinya adalah dengan melakukan kebaikan  dan istiqomah  pada hal-hal yang baik misalnya bersedekah, menolong orang lain dan dilakukan secara terus menerus agar menjadi kebiasaan dalam hidup.

13. Buruk sangka kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala 

Dosa hati buruk sangka kepada Allah sering tidak kita sadari. Misalnya putus asa dan berkata "sudah tiada harapan lagi  aku untuk sembuh, sudahlah aku makan apa saja yang dimaui mulutku, atau berucap  "sudah berkali kali berusaha mencari pasangan hidup tapi tak juga dapat jodoh, sudah tak ada harapan lagi untuk aku menikah di umur yang sudah tua ini." 

Ucapan seperti ini merupakan maksiat hati karena berburuk sangka kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

14. Jahat sangka akan makhluk Allah Ta'ala 

Kita tidak boleh berburuk sangka akan mahluk Allah, meskipun cap yang ada pada diri orang lain tersebut adalah kafir, sebab boleh jadi diakhir hidupnya  ia akan menjadi Islam. Bahkan jika sekalipun seseorang mati dalam keadaan kafir, boleh jadi dia diampuni oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Dan Allah menegaskan didalam AlQur'an berkenaan dengan perintah kepada orang-orang yang beriman agar menjauhi sifat buruk sangka sebab sifat ini sangat berbahaya dalam kehidupan sosial.

15. Mendustakan takdir 

Takdir Allah itu sungguh tidak dapat dikalahkan, oleh sebab itu seseorang harus menerimanya dengan lapang dada maupun takdir itu bersifat kebaikan atau keburukan dalam pandangan manusia. Orang yang menolak takdir buruk dan hanya mau menerima takdir baik, maka orang seperti ini sungguh masuk dalam katagori hubbud dunya (cinta dunia) dan takut akan kematian. 

16. Senang kepada maksiat 

Apabila kita senang akan maksiat baik pada diri sendiri maupun pada orang lain maka kita sedang berdosa hatinya.

Maksiat diartikan dengan  perbuatan yang melanggar perintah Allah atau perbuatan dosa yang tercela dan buruk. Oleh sebab itu maksiat adalah pelanggaran atas perintah atau menentang apa yang Allah dan Rasul tetapkan.

17. Menipu orang lain

Kita dilarang untuk membodohi orang lain, meskipun orang tersebut berbeda keyakinan (non islam) dengan kita.  Ketika kita merasa boleh membodohi atau menipu orang yang diluar agama kita, maka kita sedang berdosa hatinya. Atau menipu siapa saja dan dalam bentuk apapun yang dimurkai oleh Allah,  maka menjadi dosa bagi hati. Seperti Firman Allah dalam surah An-Nissa 29:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."

Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.