Edisi Jum'at, 15 April 2022 M / 13 Ramadhan 1443 H.
Dalam salah satu ayat Al-Qur’an, Allah menegaskan bahwa dalam diri Nabi Muhammad terdapat suri teladan yang baik (uswah hasanah). Karena itu, setiap Muslim harus mengetahui kisah hidup atau biografi Nabi Muhammad agar bisa meneladaninya dengan baik dan benar.
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam adalah nabi dan rasul terakhir yang ditugaskan Allah untuk menyampaikan risalah langit kepada umat manusia. Agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad adalah penyempurna dari agama yang dibawa para nabi dan rasul sebelumnya. Beliau menyebarkan agama Islam kepada umatnya dengan penuh perjuangan. Nabi Muhammad mengalami hidup yang berliku—meski menjadi manusia istimewa dan pilihan Allah. Terlebih ketika menyebarkan ajaran Islam. Beliau menghadapi berbagai macam rintangan, tentangan, penolakan, halangan, dan bahkan upaya pembunuhan. Kendati demikian, beliau menghadapi itu semua dengan penuh kasih sayang. Karena Nabi Muhammad diutus Allah ke dunia itu, tidak lain dan tidak bukan, adalah sebagai rahmat bagi semesta Allah. Tanpa terkecuali satu makhluk pun.
Berikut ini adalah beberapa Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang membicarakan tentang beliau :
1. Nabi Muhammad Pemberi Syafaat Pertama
حَدَّثَنِي أَبُوْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَوَّلُ مَنْ يَنْشَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ وَأَوَّلُ شَافِعٍ وَأَوَّلُ مُشَفَّعٍ
Telah menceritakan kepadaku Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Aku adalah pemimpin anak Adam pada hari kiamat kelak, aku adalah orang yang muncul lebih dahulu dari kuburan, aku adalah orang yang paling dahulu memberi syafa'at, dan aku adalah orang yang paling dahulu dibenarkan memberi syafa'at." (H.R. Muslim no. 6079).
2. Berebut Rambut Nabi
عَنْ أَنَسٍ قَالَ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْحَلَّاقُ يَحْلِقُهُ وَأَطَافَ بِهِ أَصْحَابُهُ فَمَا يُرِيْدُوْنَ أَنْ تَقَعَ شَعْرَةٌ إِلَّا فِي يَدِ رَجُلٍ
Dari Anas dia berkata; "Sungguh saya pernah melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sedang dicukur oleh seorang tukang cukur dengan dikerumuni oleh para sahabat beliau. Sebenarnya yang mereka inginkan adalah agar setiap helai rambut beliau yang tercukur itu jatuh ke tangan seorang sahabat yang mengerumuninya." (H.R. Muslim no. 6188).
3. Nabi Muhammad Nabi Terakhir
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلِيْ وَمَثَلُ الْأَنْبِيَاءِ كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى بُنْيَانًا فَأَحْسَنَهُ وَأَجْمَلَهُ فَجَعَلَ النَّاسُ يُطِيْفُونَ بِهِ يَقُوْلُوْنَ مَا رَأَيْنَا بُنْيَانًا أَحْسَنَ مِنْ هٰذَا إِلَّا هٰذِهِ اللَّبِنَةَ فَكُنْتُ أَنَا تِلْكَ اللَّبِنَةَ
Dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam sabdanya: "Perumpamaanku dengan Nabi-nabi sebelumku adalah seperti orang membangun sebuah bangunan, lalu dia sempurnakan dan diperbagus bangunannya, hingga orang-orang pun mulai mengelilingi bangunan tersebut seraya berkata; 'Aku tidak melihat bangunan yang lebih bagus dari ini. kecuali sebuah sudut (belum terpasang) dengan sebuah bata. Maka akulah yang meletakkan atau memasang bata itu." (H.R. Muslim no. 6099).
4. Postur Tubuh Rasulullah
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَهُ يَقُوْلُ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ بِالطَّوِيْلِ الْبَائِنِ وَلَا بِالْقَصِيرِْ وَلَا بِالْأَبْيَضِ الْأَمْهَقِ وَلَيْسَ بِالْآدَمِ وَلَيْسَ بِالْجَعْدِ الْقَطَطِ وَلَا بِالسَّبْطِ بَعَثَهُ اللهُ عَلىٰ رَأْسِ أَرْبَعِيْنَ سَنَةً فَأَقَامَ بِمَكَّةَ عَشْرَ سِنِيْنَ وَبِالْمَدِيْنَةِ عَشْرَ سِنِيْنَ فَتَوَفَّاهُ اللهُ وَلَيْسَ فِي رَأْسِهِ وَلِحْيَتِهِ عِشْرُوْنَ شَعْرَةً بَيْضَاءَ
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu bahwa dia mendengarnya berkata; "Adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam tidaklah berbadan tinggi dan juga tidak pendek. Kulit beliau tidak terlalu putih dan juga tidak terlalu kecoklatan. Rambut beliau tidak terlalu keriting dan tidak lurus. Beliau diutus oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala saat usia beliau empat puluh tahun lalu tinggal di Makkah selama sepuluh tahun dan menetap di Madinah selama sepuluh tahun lalu Allah Subhanahu Wa Ta'ala mewafatkan beliau dan ada rambut yang beruban pada kepala dan jenggot beliau tidak lebih dari dua puluh helai". (H.R. Bukhari no. 3548).
5. Penutup para nabi
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مَثَلِيْ وَمَثَلَ الْأَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِيْ كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى بَيْتًا فَأَحْسَنَهُ وَأَجْمَلَهُ إِلَّا مَوْضِعَ لَبِنَةٍ مِنْ زَاوِيَةٍ فَجَعَلَ النَّاسُ يَطُوْفُوْنَ بِهِ وَيَعْجَبُوْنَ لَهُ وَيَقُوْلُوْنَ هَلَّا وُضِعَتْ هٰذِهِ اللَّبِنَةُ قَالَ فَأَنَا اللَّبِنَةُ وَأَنَا خَاتِمُ النَّبِيِّيْنَ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Perumpamaanku dan nabi-nabi dan memperindahnya kecuali ada satu labinah (tempat lubang batu sebelumku seperti seseorang yang membangun suatu rumah lalu dia membaguskannya bata yang tertinggal belum diselesaikan) yang berada di dinding samping rumah tersebut, lalu manusia mengelilinginya dan mereka terkagum-kagum sambil berkata; 'Duh seandainya ada orang yang meletakkan labinah (batu bata) di tempatnya ini". Beliau bersabda: "Maka akulah labinah itu dan aku adalah penutup para nabi". (H.R. Bukhari no. 3535).
6. Nabi memakai sorban
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا أَبُوْ أُسَامَةَ عَنْ مُسَاوِرٍ الْوَرَّاقِ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حُرَيْثٍ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَعَلَيْهِ عِمَامَةٌ سَوْدَاءُ قَدْ أَرْخَى طَرَفَهَا بَيْنَ كَتِفَيْهِ
Telah menceritakan kepada kami Al-Hasan bin Ali berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Musawir Al-Warraq dari Ja'far bin Amru bin Huraits dari bapaknya ia berkata, "Aku melihat Nabi Shallallahu alaihi wasallam di atas mimbar mengenakan surban berwarna hitam, sementara ujungnya menjuntai pada dua pundaknya." (H.R. Abu Daud no. 3555).
7. Rasulullah memakai cincin
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّخَذَ خَاتَمًا مِنْ ذَهَبٍ أَوْ فِضَّةٍ ، وَجَعَلَ فَصَّهُ مِمَّا يَلِى كَفَّهُ ، وَنَقَشَ فِيهِ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ . فَاتَّخَذَ النَّاسُ مِثْلَهُ ، فَلَمَّا رَآهُمْ قَدِ اتَّخَذُوهَا رَمَى بِهِ ، وَقَالَ « لاَ أَلْبَسُهُ أَبَدًا » . ثُمَّ اتَّخَذَ خَاتَمًا مِنْ فِضَّةٍ ، فَاتَّخَذَ النَّاسُ خَوَاتِيمَ الْفِضَّةِ . قَالَ ابْنُ عُمَرَ فَلَبِسَ الْخَاتَمَ بَعْدَ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبُو بَكْرٍ ثُمَّ عُمَرُ ثُمَّ عُثْمَانُ ، حَتَّى وَقَعَ مِنْ عُثْمَانَ فِى بِئْرِ أَرِيسَ
“Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhu, bahwa Rosulullah Shallallahu alaihi wasallam, memakai sebuah cincin dari emas atau perak, dan dijadikannya muka cincin itu di sebelah telapak tangan beliau, di mana terukir tulisan Muhammad Rosulullah. Orang banyak mulai memakai cincin seperti itu pula. Setelah beliau melihat orang ramai memakai cincin seperti itu, beliau lalu membuang cincin itu, dan berkata : Saya tidak akan memakainya lagi untuk selama-lamanya. Kemudian beliau memakai sebuah cincin perak. Orang banyak juga mulai memakai cincin perak. Ibnu Umar berkata : Setelah Nabi Shallallahu alaihi wasallam, orang yang memakai cincin itu adalah Abu Bakar, lalu Umar, lalu Utsman, sampai cincin itu jatuh dan hilang oleh Utsman ke dalam sumur di Aris” (H.R. Bukhari no. 5866).
8. Para sahabat mencium tangan Nabi
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُوْنُسَ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا يَزِيْدُ بْنُ أَبِي زِيَادٍ أَنَّ عَبْدَ الرَّحْمٰنِ بْنَ أَبِي لَيْلٰى حَدَّثَهُ أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ حَدَّثَهُ وَذَكَرَ قِصَّةً قَالَ فَدَنَوْنَا يَعْنِيْ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَبَّلْنَا يَدَهُ
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus, telah menceritakan kepada kami Zuhair, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Abu Ziyad bahwa Abdurrahman bin Abu Laila menceritakan kepadanya bahwa Abdullah bin Umar menceritakan kepadanya, lalu ia menyebutkan kisahnya. Ia berkata, Kami mendekat kepada Nabi Shallallahu alaihi wasallam, lalu kami mencium tangannya. (H.R. Abu Dawud no. 5225. Ibnu Majah no. 3835. Ahmad no. 4853).
9. Rasulullah biasa berjabat tangan
عَنْ قَتَادَةَ قَالَ قُلْتُ لِأَنَسٍ أَكَانَتِ الْمُصَافَحَةُ فِى أَصْحَابِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نَعَمْ
Dari Qatadah ia berkata: Saya bertanya kepada Anas,apakah para sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, itu biasa berjabat tangan ? Ia menjawab : Ya. (H.R. Bukhari no. 6263).
10. Tertawanya Rasulullah adalah tersenyum
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَاحِكًا حَتَّى أَرَى مِنْهُ لَهَوَاتِهِ ، إِنَّمَا كَانَ يَتَبَسَّمُ
Dari Aisyah radhiyallahu anha, dia berkata : Aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, tertawa terbahak-bahak sehingga langit mulutnya kelihatan, sesungguhnya ketawa beliau itu, hanya tersenyum. (H.R. Bukhari no. 4828 dan Muslim no. 2123).
11. Rasulullah bersungguh-sungguh untuk berpuasa pada hari Senin dan Kamis.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيْسِ.
Dari Aisyah berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam senantiasa bersungguh-sungguh untuk berpuasa pada hari Senin dan Kamis. (H.R. Turmudzi no. 750).
12. Nabi Wafat Berusia Enam Puluh Tiga Tahun
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا قَالَ بُعِثَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لأَرْبَعِيْنَ سَنَةً ، فَمَكُثَ بِمَكَّةَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ سَنَةً يُوْحَى إِلَيْهِ ، ثُمَّ أُمِرَ بِالْهِجْرَةِ فَهَاجَرَ عَشْرَ سِنِيْنَ ، وَمَاتَ وَهُوَ ابْنُ ثَلاَثٍ وَسِتِّيْنَ
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam diutus sebagai rasul saat beliau berusia empat puluh tahun, beliau tinggal di Makkah selama tiga belas tahun menerima wahyu, kemudian beliau diperintahkan untuk berhijrah, Maka beliau berhijrah dan (menetap di Madinah) selama sepuluh tahun hingga beliau wafat ketika berusia enam puluh tiga tahun.(H.R. Bukhari no.3902).
13. Nabi Punya Lima Nama
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ أَبِيْهِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِى خَمْسَةُ أَسْمَاءٍ أَنَا مُحَمَّدٌ ، وَأَحْمَدُ ، وَأَنَا الْمَاحِى الَّذِى يَمْحُو اللهُ بِى الْكُفْرَ ، وَأَنَا الْحَاشِرُ الَّذِى يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمِى ، وَأَنَا الْعَاقِبُ ، وَالْعَاقِبُ الَّذِى لَيْسَ بَعْدَهُ نَبِىُّ.
Dari Muhammad bin Jubairi bin Muth'im dari ayahnya radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : Bagiku ada lima nama, saya Muhammad, saya Achmad, saya Mahi yaitu yang menghapus kekafiran, saya Hasyir yang mengumpul manusia di bawah tumitku, dan saya ‘Aqib. Dan ‘Aqib adalah yang tidak ada sesudahnya nabi (H.R. Muslim no. 6251 dan Bukhari no. 3532).
14. Jarak Nabi diutus dengan kiamat sangat dekat
عَنْ سَهْلٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةَ هَكَذَا وَيُشِيْرُ بِإِصْبَعَيْهِ فَيَمُدُّ بِهِمَا
Dari Sahal mengatakan, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Aku diutus sedang jarak antara aku dan kiamat seperti ini, sambil beliau mendemontrasikan dengan kedua jarinya, yang beliau julurkan. (H.R. Bukhari no. 6503).
15. Nabi Berperawakan Sedang
عَنْ أَبِى إِسْحَاقَ سَمِعَ الْبَرَاءَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا يَقُوْلُ كَانَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرْبُوعًا، وَقَدْ رَأَيْتُهُ فِى حُلَّةٍ حَمْرَاءَ مَا رَأَيْتُ شَيْئًا أَحْسَنَ مِنْهُ
Dari Abu Ishaq dia mendengar Al-Barra` radhiyallahu anhu berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam adalah seorang laki-laki yang berperawakan sedang (tidak tinggi dan tidak pendek), saya melihat beliau mengenakan pakaian merah, dan saya tidak pernah melihat orang yang lebih bagus dari beliau. (H.R. Bukhari no. 5848).
16. Nabi Menyukai Manisan dan Madu
عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحِبُّ الْحَلْوَاءَ وَالْعَسَلَ
Dari Aisyah radhiyallahu anha ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menyukai manisan dan madu. (H.R. Bukhari no.5431).
17. Nabi Diutus Berusia Empat Puluh Tahun
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا قَالَ بُعِثَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لأَرْبَعِيْنَ سَنَةً ، فَمَكُثَ بِمَكَّةَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ سَنَةً يُوْحَى إِلَيْهِ ، ثُمَّ أُمِرَ بِالْهِجْرَةِ فَهَاجَرَ عَشْرَ سِنِيْنَ ، وَمَاتَ وَهُوَ ابْنُ ثَلاَثٍ وَسِتِّيْنَ
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam diutus sebagai rasul saat beliau berusia empat puluh tahun, beliau tinggal di Makkah selama tiga belas tahun menerima wahyu, kemudian beliau diperintahkan untuk berhijrah, Maka beliau berhijrah dan (menetap di Madinah) selama sepuluh tahun hingga beliau wafat ketika berusia enam puluh tiga tahun.(H.R. Bukhari no.3902).
Semoga bermanfaat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.