Edisi Kamis, 7 April 2022 M / 5 Ramadhan 1443 H.
Kemuliaan akhlak adalah salah satu sifat para nabi, para wali, dan orang-orang shalih. Dengan kemuliaan akhlak, keluhuran derajat diperoleh dan surga tertinggi diraih.
Akhlak mulia mengandung tiga makna sekaligus yang tidak terpisahkan satu sama lain. Pertama, berbuat baik kepada semua orang, kepada siapa pun tanpa pandang bulu, tanpa berharap balasan dan imbalan apa pun dari orang yang kita perlakukan dengan baik. Kita berbuat baik kepada seseorang bukan dengan niat supaya orang itu membalas kebaikan kita. Atau dengan niat agar orang itu juga memperlakukan kita dengan baik. Tidak. Kita berbuat baik kepada orang lain semata-mata dilandasi niat ingin menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya.
Berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita, ini hal biasa. Hampir semua orang mampu melakukannya. Akan tetapi berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk kepada kita, ini baru luar biasa. Sangat sedikit yang mampu melakukannya. Dan inilah yang disebut dengan kemuliaan akhlak. Kedua, bersabar atas perlakukan buruk orang lain. Ketiga, menahan diri untuk tidak berbuat buruk kepada orang lain.
Berikut ini adalah beberapa hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang berkaitan dengan ahlaq yang baik :
1. Hadits mendahulukan yang kanan
عَنْ مَسْرُوْقٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحِبُّ التَّيَمُّنَ مَا اسْتَطَاعَ فِي شَأْنِهِ كُلِّهِ فِي طُهُوْرِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَتَنَعُّلِهِ
Dari Masruq dari 'Aisyah berkata, "Nabi Shallallahu alaihi Wasallam suka mendahulukan yang kanan dalam setiap perbuatannya. Seperti dalam bersuci, menaiki kendaraan dan memakai sandal." (H.R. Bukhari no. 4260).
2. Menutupi Aib Orang Lain
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلَّا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam beliau bersabda: "Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak." (H.R. Muslim no. 6760).
3. Memberi maaf tidaklah hina
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.(H.R. Muslim no. 6757).
4. Makan Dengan Tangan Kanan
عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ جَدِّهِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِيْنِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِيْنِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
Dari Abu Bakr bin 'Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Umar dari kakeknya Ibnu 'Umar; bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: Jika seseorang diantara kalian makan, maka hendaknya dia makan dengan tangan kanannya. Jika minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya pula. (H.R. Muslim no. 5384).
5. Mengunjungi orang sakit
وَفِي حَدِيْثِ سَعِيْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَائِدُ الْمَرِيْضِ فِي مَخْرَفَةِ الْجَنَّةِ حَتّٰى يَرْجِعَ
Di dalam Hadits Sa'id dia berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Barangsiapa yang mengunjungi orang sakit, maka dia senantiasa berada dalam sebuah taman surga sampai dia pulang kembali." (H.R. Muslim no. 6716).
6. Jauhilah Prasangka Buruk
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلَا تَحَسَّسُوْا وَلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا تَحَاسَدُوْا وَلَا تَدَابَرُوْا وَلَا تَبَاغَضُوْا وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا
Dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam beliau bersabda: "Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta, janganlah kalian saling mendiamkan, janganlah suka mencari-cari isu, saling mendengki, saling membelakangi, serta saling membenci, tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara." (H.R. Bukhari no. 6064).
7. Berkata Baik Atau Diamlah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Barangsiapa berimana kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia memuliakan tamunya dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia berkata baik atau diam." (H.R. Bukhari no. 6018).
8. Baik Terhadap Istri
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا
Dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap para istrinya." (H.R. Tirmidzi no. 1195).
9. Mendahulukan orang yang di sebelah kanan
عَنِ الزُّهْرِىِّ قَالَ حَدَّثَنِى أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهَا حُلِبَتْ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَاةٌ دَاجِنٌ وَهْىَ فِى دَارِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، وَشِيْبَ لَبَنُهَا بِمَاءٍ مِنَ الْبِئْرِ الَّتِى فِى دَارِ أَنَسٍ ، فَأَعْطَى رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقَدَحَ فَشَرِبَ مِنْهُ ، حَتَّى إِذَا نَزَعَ الْقَدَحَ مِنْ فِيْهِ ، وَعَلَى يَسَارِهِ أَبُوْ بَكْرٍ وَعَنْ يَمِيْنِهِ أَعْرَابِىٌّ فَقَالَ عُمَرُ وَخَافَ أَنْ يُعْطِيَهُ الأَعْرَابِىَّ أَعْطِ أَبَا بَكْرٍ يَا رَسُوْلَ اللهِ عِنْدَكَ . فَأَعْطَاهُ الأَعْرَابِىَّ الَّذِى عَلَى يَمِيْنِهِ ، ثُمَّ قَالَ الأَيْمَنَ فَالأَيْمَنَ
“Dari Zuhri ia berkata, telah menceritakan kepadaku Anas bin Malik radhiyallahu anhu bahwasanya diperah untuk Rosulullah Shallallahu alaihi Wasallam, seekor kambing jinak di tempat Anas bin Malik, lalu susu itu sicampur dengan air sumur yang terdapat di sana. Orang memberikan sebuah gelas kepada Rasul Shallallahu alaihi Wasallam, dan beliau minum dari situ. Ketika beliau selesai minum, di sebelah kiri beliau ada Abu Bakar, sedangkan di sebelah kanan beliau seorang Baduwi. Karena kuatir kalau-kalau Rasul memberikan gelas itu kepada orang Baduwi itu, Umar berkata : Berikanlah gelas anda itu kepada Abu Babar, hai Rosulullah. Tetapi Rosul memberikan gelas itu kepada orang Baduwi yang duduk di sebelah kanannya, sambil bersabda : Kepada yang sebelah kanan, terus kepada yang sebelah kanan berikutnya”. (H.R. Bukhari no. 2352).
10. Menerima hadiah dan membalasnya
عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْبَلُ الْهَدِيَّةَ وَيُثِيْبُ عَلَيْهَا
“Dari Aisyah radhiyallahu anha, katanya : Adalah Rosulullah Shallallahu alaihi Wasallam, sering menerima hadiah dan membalasnya”. (H.R. Bukhari no. 2585 dan Abu Daud no. 3538).
11. Jangan meremehkan pemberian
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَا نِسَاءَ الْمُسْلِمَاتِ لاَ تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا ، وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, bersabda : Hai kaum muslimat, janganlah menganggap remeh pemberian seorang tetangga, walaupun hanya berupa kaki kambing”. (H.R. Bukhari no. 2566).
12. Anjuran mencium anak karena sayang
أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَبَّلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَسَنَ بْنَ عَلِىٍّ وَعِنْدَهُ اْلأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ التَّمِيْمِىُّ جَالِسًا . فَقَالَ اْلأَقْرَعُ إِنَّ لِىْ عَشَرَةً مِنَ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أَحَدًا . فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ
Bahwasanya Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata : Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, mencium Hasan bin Ali, dan di sisinya sedang duduk Al-Aqra' bin Habis At-Tamimi. lantas Al-Aqra’ bin Habis berkata : Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh anak, aku tidak mencium seorang pun dari mereka. Lalu Nabi Shallallahu alaihi Wasallam memandang kepadanya seraya bersabda : Barang siapa yang tidak belas kasih, maka tidak akan diberi rahmat oleh Allah. (H.R. Bukhari no. 5997 dan Muslim no. 6170).
13. Tangan kanan untuk makan, minum serta berpakaian
عَنْ حَفْصَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَجْعَلُ يَمِينَهُ لِطَعَامِهِ وَشَرَابِهِ وَثِيَابِهِ وَيَجْعَلُ شِمَالَهُ لِمَا سِوَى ذَلِكَ
“Dari Hafshah radhiyallahu anha Sesungguhnya nabi Shallallahu alaihi Wasallam menjadikan tangan kanannya untuk makan dan minum serta berpakaian, dan beliau menjadikan tangan kiri untuk selain itu”. (H.R. Abu Daud no. 32).
14. Anjuran mendahulukan yang kanan dalam setiap perbuatannya
عَنْ مَسْرُوْقٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحِبُّ التَّيَمُّنَ مَا اسْتَطَاعَ فِي شَأْنِهِ كُلِّهِ فِي طُهُوْرِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَتَنَعُّلِهِ
Dari Masruq dari 'Aisyah berkata, "Nabi Shallallahu alaihi Wasallam suka mendahulukan yang kanan dalam setiap perbuatannya. Seperti dalam bersuci, menaiki kendaraan dan memakai sandal." (H.R. Bukhari no. 4260).
15. Anjuran berpakaian warna putih
عَنْ سَمُرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْبَسُوْا مِنْ ثِيَابِكُمُ الْبَيَاضَ فَإِنَّهَا أَطْهَرُ وَأَطْيَبُ وَكَفِّنُوا فِيْهَا مَوْتَاكُمْ
“Dari Samurah, dia berkata : Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, bersabda : Berpakaianlah dengan kain putih. Sesungguhnya ia lebih suci dan lebih baik (lebih bersih dipandang dan lebih baik menurut pandangan agama) dan kafanilah orang-orang yang mati diantara kamu dengannya”. (H.R. Nasa'i no. 1895 dan Hakim no. 7485).
16. Banyak tertawa dapat mematikan hati
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ تُكْثِرُوْا الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيْتُ الْقَلْبَ
Dari Abu Harairah ia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Janganlah kamu banyak tertawa, karena sesungguhnya banyak tertawa itu dapat mematikan hati. (H.R. Ibnu Majah no. 4333).
17. Anjuran mendahului salam
عَنْ أَبِى أُمَامَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِاللهِ مَنْ بَدَأَهُمْ بِالسَّلاَمِ
Dari Abu Umamah, ia berkata : Rasulullhah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Sesungguhnya orang yang paling utama di sisi Allah adalah yang mendahului salam”. (H.R. Abu Daud no. 5199).
Semoga bermanfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.