Edisi Rabu, 6 April 2022 M / 4 Ramadhan 1443 H.
Sikap proporsional dalam menempatkan segala sesuatu inilah yang dinamakan dengan akhlak yang terpuji. Jika kita tilik kembali pribadi Rasulullah, maka akan kita dapati bahwa Rasulullah adalah manusia yang selalu bersikap proporsional. Selalu menempatkan segala sesuatu dengan tepat, sesuai dengan situasi dan kondisi yang tepat.
Bila kita perhatikan, Rasulullah adalah manusia yang begitu ramah dan berbelas kasih kepada sesama. Namun, disebutkan pula bahwa Rasulullah akan sangat marah jika undang-undang Allah dilanggar dan diterjang. Bila Rasulullah sedang marah, tak seorang pun berani berdiri di hadapannya. Inilah sikap proporsional yang disebut dengan akhlakul karimah, tahu kapan harus ramah, dan kapan harus marah. Kapan harus begini, dan kapan harus begitu. Lebih dari itu, kita juga bisa memperhatikan pada beberapa sifat Allah yang terdapat dalam asma` al-husna, nama-nama indahnya. Allah punya sifat Rahman dan Rahim yang berarti belas kasih, namun Allah juga punya sifat al-Jabbar, al-Qahhar dan al-Syadid yang berarti memaksa dan keras. Dengan demikian, kita tahu bahwa sesuatu yang baik itu akan menjadi buruk bila tidak sesuai dengan situasi dan kondisinya, begitu pula sebaliknya. Oleh karenanya, dalam mengartikan akhlak al-karimah, beberapa ulama menyebutkan:
مُوَافَقَةُ النَّاسِ فِيْ عَوَائِدِهِمْ مَا لَمْ
تُخَالِفْ الشَّرْعَ
Artinya: "Akhlak yang mulia adalah menyesuaikan diri dengan kebiasaan orang lain, selama tidak bertentangan dengan ajaran agama."
Berikut ini adalah beberapa hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang berkaitan dengan ahlaq yang baik :
1. Anjuran menjilati jari-jari tangan setelah makan
عَنْ جَابِرٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِلَعْقِ الأَصَابِعِ وَالصَّحْفَةِ وَقَالَ « إِنَّكُمْ لاَ تَدْرُونَ فِى أَيِّهِ الْبَرَكَةُ
Dari Jabir radhiyallahu anhu : Sesungguhnya nabi Shallallahu alaihi Wasallam, menyuruh agar menjilati jari-jari tangan dan piring. Beliau bersabda : Sesungguhnya kalian tidak tahu, pada bagian mana makanan itu mengandung barkah (H.R. Muslim no. 5420).
2. Anjuran makan makanan dari pinggirnya
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْبَرَكَةَ تَنْزِلُ وَسَطَ الطَّعَامِ فَكُلُوا مِنْ حَافَتَيْهِ وَلاَ تَأْكُلُوا مِنْ وَسَطِهِ
Dari Idnu Abbas radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, beliau bersabda : Berkah itu turun di tengah-tengah makanan, maka makanlah dari kedua pinggirnya, jangan memulai dari tengahnya. (H.R. Tirmidzi no. 1918).
3. Anjuran memakan makanan yang lebih dekat dengan kita
عَنْ وَهْبِ بْنِ كَيْسَانَ أَبِى نُعَيْمٍ قَالَ أُتِىَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِطَعَامٍ وَمَعَهُ رَبِيْبُهُ عُمَرُ بْنُ أَبِى سَلَمَةَ فَقَالَ سَمِّ اللهَ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ
Dari Wahb bin Kaisan, ia berkata : Pernah didatangkan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam sebuah makanan dan bersamanya anak tirinya, namanya Umar bin Abu Salamah. Kemudian beliau bersabda : Sebutlah nama Allah dan makanlah makanan yang dekat denganmu. (H.R. Bukhari no. 5378).
4. Anjuran bersiwak setiap kali hendak shalat
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِيْ أَوْ عَلَى النَّاسِ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلَاةٍ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: Sekiranya tidak memberatkan ummatku atau manusia, niscaya aku akan perintahkan kepada mereka untuk bersiwak (menggosok gigi) pada setiap kali hendak shalat. (H.R. Bukhari no. 887).
5. Permudahlah dan jangan persulit
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَسِّرُوْا وَلَا تُعَسِّرُْوا وَبَشِّرُوْا وَلَا تُنَفِّرُوْا
Dari Anas bin Malik dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, beliau bersabda: Permudahlah dan jangan persulit, berilah kabar gembira dan jangan membuat orang lari. (H.R. Bukhari no. 69).
6. Mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri
عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Dari Anas, dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Tidak sempurna Iman seseorang sehingga ia mencintai saudaanya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. (H.R.Bukhari no. 130).
7. Anjuran Bersiwak Bila Masuk Rumah
عَنِ الْمِقْدَامِ بْنِ شُرَيْحٍ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ قُلْتُ بِأَىِّ شَىْءٍ كَانَ يَبْدَأُ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ قَالَتْ بِالسِّوَاكِ.
Dari Al-Miqdam bin Syuraih dari Ayahnya, dia berkata : Saya bertanya kepada Aisyah : Dengan apa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam memulai ketika masuk rumah? Dia menjawab : Dengan siwak. (H.R. Muslim no. 613).
8. Menghilangkan Gangguan Dari Jalan Adalah Sedekah
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ، كُلُّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ وَتُمِيْطُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dia berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Setiap anggota tubuh manusia wajib disedekahi, setiap hari dimana matahari terbit lalu engkau berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah, engkau menolong seseorang yang berkendaraan lalu engkau bantu dia untuk naik kendaraanya atau mengangkatkan barangnya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah ketika engkau berjalan menuju shalat adalah sedekah dan menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah. (H.R. Bukhori no. 2989 dan Muslim no. 2382).
9. Tidak Boleh Membahayakan Diri Sendiri dan Orang Lain
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
Dari Ibnu Abbas ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Tidak membahayakan diri sendiri juga tidak membahayakan (mengganggu) orang lain. (H.R. Ibnu Majah no. 2431, Daruquthni no. 4595 dan lainnya).
10. Anjuran menjaga mulut dan kemaluan
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
Dari Sahl bin Sa'd dari Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam beliau bersabda: Barangsiapa dapat menjamin bagiku sesuatu yang berada di antara jenggotnya (mulut) dan di antara kedua kakinya (kemaluan), maka aku akan menjamin baginya surga. (H.R. Bukhari no. 6474).
11. Berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang Allah larang
عَنْ عَامِرٍ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ عَمْرٍو يَقُوْلُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْهُ
Dari Amir mengatakan, aku mendengar Abdullah bin Amru mengatakan; Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: Muslim yang sempurna adalah yang muslim lainnya selamat dari gangguan lidah dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang Allah larang. (H.R. Bukhari no. 6484).
12. Anjuran Memakan Makanan Yang Ada di Hadapan Kita
عَنْ عُمَرَ بْنِ أَبِى سَلَمَةَ يَقُوْلُ كُنْتُ غُلاَمًا فِى حَجْرِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَتْ يَدِى تَطِيْشُ فِى الصَّحْفَةِ فَقَالَ لِى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا غُلاَمُ سَمِّ اللهَ، وَكُلْ بِيَمِْيْنِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ. فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِى بَعْدُ
Dari Umar bin Abu Salamah berkata : Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam tanganku bersileweran di nampan saat makan. Maka Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Wahai Ghulam, bacalah Bismilillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu. Maka seperti itulah gaya makanku setelah itu. (H.R. Bukhari no. 5376).
13. Cara Memakai Dan Melepaskan Sandal
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا انْتَعَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِالْيَمِيْنِ وَإِذَا نَزَعَ فَلْيَبْدَأْ بِالشِّمَالِ ، لِتَكُنِ الْيُمْنَى أَوَّلَهُمَا تُنْعَلُ وَآخِرَهُمَا تُنْزَعُ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Apabila salah seorang dari kalian memakai sandal, hendaknya memulai dengan yang kanan, dan apabila melepas hendaknya mulai dengan yang kiri, supaya yang kanan pertama kali mengenakan sandal dan yang terakhir melepasnya. (H.R. Bukhari no. 5855).
14. Anjuran Menyambung Tali Silaturrahmi
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ اِرْحَمُوْا مَنْ فِى الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ الرَّحِمُ شُجْنَةٌ مِنَ الرَّحْمَنِ فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلَهُ اللهُ وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعَهُ اللهُ
Dari Abdullah bin Amr ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Ar-Rahman, berkasih sayanglah kepada siapapun yang ada dibumi, niscaya Yang ada di langit akan mengasihi kalian. Lafazh Ar-Rahim (rahim atau kasih sayang) itu diambil dari lafazh Ar -Rahman, maka barang siapa yang menyambung tali silaturrahmi niscaya Allah akan menyambungnya (dengan rahmat-Nya) dan barang siapa yang memutus tali silaturrahmi maka Allah akan memutusnya (dari rahmat-Nya). (H.R. Tirmidzi no. 2049, Ahmad no. 6650 dan lainnya).
15. Anjuran Mencuci Tangan Ketika Bangun Tidur
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلاَ يَغْمِسْ يَدَهُ فِى الْإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلاَثًا فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِى أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ
Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Apabila salah seorang di antara kalian bangun tidur, janganlah mencelupkan tangan ke dalam bejana sehingga mencucinya tiga kali, karena ia tidak mengerti ke manakah tangannya semalam itu? (H.R.Muslim no. 665).
16. Menjilati Tangan Setelah Makan
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَمْسَحْ يَدَهُ حَتَّى يَلْعَقَهَا أَوْ يُلْعِقَهَا
Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Jika salah seorang dari kalian makan, maka janganlah ia mengelap tangannya hingga ia menjilatinya. (H.R. Bukhari no.5456).
17. Kebaikan Dapat Menghapus Perbuatan Buruk (Dosa)
عَنْ أَبِى ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Dari Abu Darr ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Bertakwalah kepada Allah di manapun kamu berada. Iringilah perbuatan buruk (dosa) dengan amal kebaikan, karena kebaikan itu dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik (H.R. Tirmidzi no. 2115, Ahmad no.21962).
Semoga bermanfaat...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.