Edisi Kamis, 27 Oktober 2022 M / 1 Rabi'ul Akhir 1444 H.
Secara etimologi atau lughawi, masjid memang dapat diartikan sebagai tempat sujud. Namun secara istilah atau terminologi, masjid tidak sekadar bermakna tempat sujud, melainkan tempat beribadah. Bila melihat Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata itu berarti rumah atau bangunan tempat beribadah orang Islam.
Sejak mula ada, masjid memang multifungsi. Fungsi utamanya memang untuk ibadah. Namun perlu digarisbawahi, bahwa ibadah tidak dapat diartikan sempit menjadi shalat. Lebih dari itu, ibadah terbagi menjadi dua, yakni ibadah mahdah dan ghairu mahdah. Jenis ibadah pertama memiliki hubungan langsung dengan ibadah, seperti shalat ataupun haji. Sementara jenis ibadah kedua tidak memiliki kaitan secara langsung dengan Allah Subhanahu Wa Taala tetapi lebih erat hubungannya dengan manusia.
Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Tak heran, banyak masjid ditemukan di Tanah Air. Dari sekian banyak masjid tersebut, beberapa diantaranya memiliki desain bangunan yang unik.Tak hanya menjadi tempat ibadah, arsitektur yang unik itu menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
Berikut 17 masjid unik Indonesia yang tersebar di berbagai kota:
1. Masjid Istiqlal, Jakarta
Semua umat muslim di Indonesia tentunya mengenal Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Salah satu destinasi wisata religi terpopuler di Indonesia itu, merupakan salah satu situs cagar budaya yang terdaftar di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menariknya, arsitektur Masjid Istiqlal ternyata non-muslim yaitu Friedrich Silaban. Friedrich adalah seorang Kristen Protestan sementara ayahnya adalah seorang pendeta.
Friedrich memasukkan banyak simbol yang berkaitan dengan Islam dan kemerdekaan Indonesia pada desain Masjid Istiqlal.
Kubah masjid, misalnya, berdiameter 45 meter yang melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia yakni 1945. Selain itu, ada ayat kursi yang melingkari kubah tersebut. Masjid Istiqlal ditopang 12 tiang, sesuai tanggal kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam yang jatuh pada 12 Rabiul Awwal 1961. Lalu, total ada lima lantai di Masjid Istiqlal yang melambangkan lima rukun Islam, jumlah salat wajib dalam sehari, dan jumlah sila dalam Pancasila. Kemudian, terdapat menara setinggi 6.666 sentimeter di bagian luar masjid. Angka itu merupakan keseluruhan jumlah ayat dalam Al Quran.
2. Masjid Kubah Emas, Depok
Masjid Kubah Emas memiliki nama asli Masjid Dian Al-Mahri yang diambil dari nama pendirinya. Tak hanya tempat ibadah, Masjid Kubah Emas menjadi destinasi wisata religi bagi sejumlah umat muslim. Masjid ini memiliki luas hampir 8.000 meter persegi di atas lahan seluas 70 hektar, sehingga menjadi masjid terluas di Jabodetabek.
Arsitektur masjid, seperti kebanyakan masjid di Indonesia zaman sekarang, merujuk pada arsitektur masjid-masjid di Timur Tengah. Ada lima kubah besar dan empat kubah kecil yang berdiri megah di atap masjid ini. Sesuai namanya, kubah-kubah itu dilapisi emas 24 karat setebal dua hingga tiga milimeter. Selain di kubah, lapisan emas juga ditemukan pada relief di atas podium imam, dekorasi langit-langit masjid, dan mahkota pilar masjid.
Arsitektur Masjid Kubah Emas juga merepresentasikan filosofi Islam. Sebut saja, kubah yang berjumlah lima melambangkan rukun Islam, sedangkan enam menara menyimbolkan rukun iman. Semua pintu di masjid berjumlah 17 yang mewakili jumlah rakaat pada shalat rawatib umat Islam. Selain itu, terdapat 33 jendela dimana terdapat tiga nama Allah (asmaul husna) pada setiap jendela, jadi totalnya ada 99 asmaul husna. Masjid yang mampu menampung hingga 8.000 orang jemaah itu disokong oleh pilar-pilar berbahan batu granit.
3. Masjid Menara Kudus
Masjid ikonik ini memiliki nama resmi yakni Masjid Al-Aqsa Menarat Qudus. Mengutip situs Menara Kudus, masjid ini dibangun oleh Ja’far Shadiq, atau yang lebih dikenal dengan nama Sunan Kudus.
Berdasarkan informasi dari prasasti di atas mihrab masjid ini dibangun pada 956 hijriah, bertepatan dengan 1549 masehi sehingga usianya 473 tahun.
Bangunan ikonik dari masjid ini adalah bagian menara yang berada di halaman depan masjid. Menara ini terdiri atas dua bagiah, yakni bagian bawah yang disusun dari batu bata dan bagian atas berupa pavilium menyerupai pendopo menggunakan rangka kayu.
Material yang digunakan untuk bangunan menara ini bata merah seluas 100 meter persegi dan tinggi 18 meter. Di bagian bawah menara terdapat ukiran-ukiran dengan berbagai motif.
Sedangkan di bagian atap menara tergantung sebuah bedug yang menghadap ke utara-selatan. Pintu gerbang Masjid Menara Kudus ini juga menggunakan bata merah menyerupai bangunan candi.
4. Masjid Raya Baiturrahman, Aceh
Selain tempat ibadah, Masjid Raya Baiturrahman menjadi sebuah ikon pariwisata terkenal di Banda Aceh. Bangunan ini juga menjadi saksi musibah gempa berkekuatan 9 skala richter yang diikuti dengan gelombang tsunami setinggi 20 meter pada 26 Desember 2004.
Pemerintah melakukan pemugaran Masjid Raya Baiturrahman, Aceh setelah diterjang tsunami.
Halaman depan masjid yang semula berupa hamparan rumput berganti rupa menjadi marmer putih. Namun, hamparan rumput tetap dipertahankan mengelilingi kolam di tengah halaman masjid.
Keindahan kolam masjid bertambah dengan air mancur di tengahnya. Pada halaman itu, terdapat 12 payung raksasa, masing-masing enam di sisi selatan dan enam lainnya di utara.
Saat dikembangkan, bentangan payung mencapai 14 meter sehingga menjadi kanopi raksasa. Bangunan masjid didominasi warna putih.
5. Masjid Gede Mataram Kotagede, Yogyakarta
Masjid Gede Mataram Kotagede yang ada di Kota Yogyakarta merupakan salah satu masjid terua di DIY, bahkan di Nusantara. Masjid ini didirikan sejak raja pertama Mataram Islam, yaki Panembahan Senopati.
Uniknya, masjid ini dikelilingi oleh pagar dengan arsitektur Hindu. Terdapat pula gapura yang seolah seperti menuju bangunan candi.
Di dekat masjid, terdapat makam raja-raja Pajang dan Mataram Islam, seperti Joko Tingkir dan Panembahan Senopati, serta Sri Sultan Hamengkubuwono II.
Ada pula kompleks pemandian, yakni Sendang Seliran yang konon dibangun sendiri oleh Panembahan Senopati.
6. Masjid Amirul Mukminin, Makassar
Masjid ini juga kerap disebut sebagai masjid terapung lantaran bangunan masjid mengapung di atas laut dengan ditopang oleh ratusan tiang. Masjid ini dibangun pada pesisir Pantai Losari.
Fenomena masjid terapung ini cukup unik sekaligus langka di Indonesia. Saat air laut pasang, maka masjid terlihat benar-benar terapung.
Masjid Amirul Mukminin memiliki 3 lantai serta mampu menampung hingga 500 jemaah. Selain tempat ibadah, masjid ini menjadi wisata di Kota Makassar.
Lantai satu dan dua digunakan untuk ibadah, sementara lantai tiga bisa digunakan wisatawan untuk menikmati panorama matahari terbenam.
7. Masjid Cheng Ho, Surabaya
Keunikan Masjid Cheng Ho, Surabaya ini adalah desain bangunan masjid yang mencerminkan akulturasi dengan budaya etnis Tionghoa. Nama masjid ini merupakan bentuk penghormatan pada Laksamana Cheng Ho, penjelajah dunia yang terkenal asal China.
Cheng Ho merupakan seorang Muslim yang pernah berlayar dari China hingga ke pantai Afrika. Masjid Cheng Ho, Surabaya merupakan masjid pertama di Indonesia yang menggunakan nama muslim Tionghoa.
Hal ini menjadi simbol perdamaian umat beragama. Kedatangan Laksamana Cheng Ho disambut hangat oleh penduduk sekitar karena ia menghormati wilayah yang ia singgahi.
Sementara itu, pintu masjid ini menyerupai pagoda. Pada puncak pagoda terdapat relief naga serta patung singa yang terbuat dari lilin. Terdapat tulisan lafaz Allah menggunakan huruf Arab pada puncak pagoda tersebut.
8. Masjid Al-Akbar, Surabaya
Masjid Al-Akbar Surabaya (MAS) lebih dikenal dengan nama Masjid Agung Surabaya. Dibangun di atas lahan seluas 11,2 hektar, masjid ini menjadi masjid terbesar kedua di Indonesia setelah Istiqlal.
Bagian ikonik masjid adalah atapnya yang terdiri dari sebuah kubah besar, serta empat kubah kecil berbentuk limasan. Kelima kubah ini merepresentasikan lima rukun Islam.
Warna kubah terbilang unik yakni biru. Selain kubah, masjid itu juga dilengkapi sebuah menara setinggi 99 meter yang mewakili 99 nama Allah Subhanahu Wa Taala (asmaul husna).
Masjid yang mampu menampung hingga 30.000 jamaah ini memiliki 90 daun pintu. Setiap pintu dibuat dari kayu jati dengan berat mencapai 250 kilogram.
Lantai masjid berupa marmer dengan kualitas pilihan dari perbukitan di Lampung. Sedangkan, mimbar masjid khusus dipesan dan dikerjakan perajin Madura. Arsitektur Masjid Al-Akbar Surabaya adalah tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
9. Masjid Raya Sumatera Barat
Daya tarik Masjid Raya Sumatera Barat adalah arsitekturnya atap masjid tanpa kubah. Sebagai gantinya, atap masjid berbentuk segi empat.
Keempat sudut atap, menjulang ke langit sehingga sekilas, bentuk atap masjid mengingatkan pada Rumah Gadang.
Namun ternyata, bentuk atap melengkung itu menggambarkan kejadian peletakan Hajar Aswad dengan menggunakan kain yang ujungnya dipegang oleh empat orang perwalian suku di kota Mekkah.
Masjid ini mengikuti tipologi arsitektur Minangkabau dengan ciri bangunan berbentuk lonjong. Selain itu, terdapat ukiran Minang dan kaligrafi pada dinding luar bangunan.
Keunikan arsitektur masjid tersebut mengantarkannya meraih penghargaan internasional Abdullatif Al Fozan Award 2021. Arsitektur di balik keunikan Masjid Raya Sumbar ini adalah Rizal Muslim.
10. Masjid Tiban, Malang
Masjid Tiban, Malang berada dalam kompleks Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah. Masjid ini memadukan arsitektur China, Eropa, Timur Tengah, dan Jawa.
Bangunan masjid dan pondok didominasi warna biru dan putih. Bangunan Masjid Tiban tampak mencolok dari pemukiman di sekitarnya.
Bangunan masjid yang menjadi satu dengan komplek pondok ini terdiri dari sepuluh lantai. Uniknya, pada lantai lima terdapat kebun binatang mini yang menjadi tempat memelihara berbagai hewan antara lain rusa, kelinci, landak dan marmut.
Sementara di lantai delapan ada kebun sayur seperti kol, kangkung, sawi, jagung, dan terong. Hasil dari kebun sayur tersebut dipakai untuk konsumsi santri dan pengurus pondok.
Pengunjung dari luar kota bisa membeli souvenir khas Masjid Tiban dan buah tangan kota Malang pada lantai tujuh dan delapan. Para santri di pondok turut serta dalam pembangunan Masjid Tiban.
11. Masjid Kubah 99 Asmaul Husna, Makassar
Seperti namanya, masjid ini memiliki 99 kubah yang terdiri dari satu buah kubah besar dan kubah kecil berjumlah banyak. Angka 99 tersebut merepresentasikan jumlah nama Allah Subhanahu Wa Taala atau Asmaul Husna.
Arsitektur masjid unik ini adalah Gubenur Jawa Barat Ridwan Kamil. Lokasinya berada di reklamasi Pantai Losari atau Center Poin of Indonesia (CPI), Makassar.
Masjid 99 Kubah memiliki tiga area yang bisa digunakan jamaah. Meliputi, ruang shalat utama yang dapat menampung 3.880 jamaah, ruang mezzanine 1.005 jemaah, dan pelataran suci 8.190 jemaah.
Masjid yang mulai dibangun pada 2017 lalu itu sudah dapat digunakan oleh umat muslim. Namun, konstruksinya belum selesai 100 persen.
12. Masjid Raya An-Nur, Riau
Jika biasanya bangunan masjid menggunakan warna netral, lain halnya dengan Masjid Raya An-Nur, Riau. Masjid yang berada di Kabupaten Bintan ini dibalut dengan warna merah muda cerah.
Konsep bangunan masjid mengadopsi arsitektur khas Timur Tengah. Sekilas, bangunan masjid menyerupai Taj Mahal, India.
Masjid ini memiliki satu kubah besar yang dikelilingi beberapa kubah kecil. Kubah besar tersebut terletak di bagian tengah atap masjid.
Selain didominasi dengan warna pink, bangunan masjid juga dihiasi dengan aksen warna emas yang elegan. Bagian dalamnya ditaburi ornamen dan ukiran kaligrafi yang artistik.
13. Masjid As Safinatun Najah, Semarang
Masjid As Safinatun Najah, Semarang ini lebih dikenal dengan nama Masjid Kapal. Sesuai namanya, arsitektur masjid ini menyerupai bentuk kapal.
Lokasi Masjid Kapal berada di Jalan Kyai Padak, Kelurahan Podorejo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang.
Bangunan masjid berwana kuning kecoklatan. Di bawahnya, terdapat bangunan menyerupai galangan kapal berwarna coklat seperti kayu.
Sementara itu, di puncak masjid merupakan area terbuka yang bisa didatangi pengunjung. Tak hanya tempat ibadah, Masjid Kapal ini menjadi salah satu destinasi liburan wisatawan dari berbagai kota di sekitar Semarang.
Masjid Kapal memiliki empat lantai dengan fungsi yang berbeda. Lantai pertama digunakan sebagai ruang pertemuan.
Lantai kedua dan ketiga sebagai tempat beribadah. Sementara, lantai keempat sekaligus atap menjadi spot melihat pemandangan sekitar bagi pengunjung.
14. Masjid Al-Irsyad, Bandung
Arsitektur Masjid Al-Irsyad adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Keunikan masjid ini adalah bangunan berbentuk kubus besar tanpa kubah.
Keempat dinding kubus tersebut mempunyai banyak lubang. Apabila dicermati, kisi-kisi dinding dengan susunan bata berlubang ini membentuk dua kalimat syahadat dalam huruf Arab.
Teknik ini menjadikan bangunan masjid tersebut sebagai sebagai kaligrafi berukuran raksasa. Hal ini yang menjadi ciri khas Masjid Al-Irsyad.
Masjid yang berdiri di lahan seluas sekitar 8.000 meter persegi dan luas bangunan 970 meter persegi ini mampu menampung hingga 1.500 jemaah. Warna eksterior dan interiornya terdiri dari abu-abu, putih, dan hitam, sehingga membuatnya tampak sederhana, elegan, dan futuristik.
15. Masjid Jami, Riau
Masjid Jami merupakan salah satu tempat wisata religi sekaligus cagar budaya. Lokasinya berada di Jalan Pasar Usang, Kelurahan Air Tiris, Kecamatan Kampar. Keunikan dari masjid ini adalah dibangun tanpa paku, hanya menggunakan pasak.
Meski sudah dibangun sejak 1901, masjid ini masih berdiri kokoh. Arsitektur bangunan masjid menunjukkan perpaduan budaya Melayu dan China, dengan atap tiga tingkat berbentuk limas. Seluruh bangunannya terbuat dari kayu, termasuk atapnya juga kayu. Namun, sekarang atap itu sudah diganti dengan seng.
Setiap dinding masjid terdapat ukiran yang memiliki makna. Terdapat 40 tiang di dalam Masjid Jami’ yang melambangkan jumlah jamaah minimal dalam sholat Jumat yakni 40 orang. Pendiri Masjid Jami' adalah Datuok Ongku Mudo Songkal, sedangkan arsiteknya adalah H. Burhanuddin.
16. Masjid Islamic Centre, Samarinda
Masjid unik di Indonesia selanjutnya yaitu Masjid Islamic Centre, Samarinda atau biasa disingkat MICS. Masjid ini mulai dibangun pada tanggal 5 Juli 2001 yang ditandai dengan penekanan tombol pemancangan tiang pertama oleh Presiden RI ke-5, Megawati Soekarno Putri.
Setelah melalui proses pembangunan selama kurang lebih 7 tahun, masjid ini akhirnya diresmikan oleh Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudoyono pada tanggal 16 juni 2008. Bangunan utama masjid ini memiliki luas sekitar 43.500 meter persegi, sedangkan bangunan penunjangnya seluas 7.115 meter persegi. Daya tampung dari masjid ini mencapai 10.000 orang.
Masjid Islamic Center Samarinda juga dilengkapi 7 buah menara, salah satu di antaranya adalah menara utama yang tingginya mencapai 99 meter. Menara utama ini terdiri dari 15 lantai dan setiap lantai memiliki tinggi rata-rata 6 meter. Sementara, 4 menara lainnya yang terletak di setiap sudut masjid masing-masing memiliki tinggi 70 meter. Adapun, 2 menara lainnnya yang terletak di kedua sisi pintu gerbang masuk masjid masing-masing setinggi 57 meter.
17. Masjid Al-Markaz Al-Islami (Sulawesi Selatan)
Masjid Al-Markaz Al-Islami adalah salah satu masjid paling megah di Makassar. Masjid ini didirikan pada tahun 1994 oleh Jenderal M. Jusuf. Keunikannya terletak pada gaya arsitektur.
Ada perpaduan arsitektur Arab, Gowa, dan Bugis-Makassar. Serta dominasi warna hijau. Sementara itu, masjid ini juga menggunakan granit untuk lantai sehingga membuat kesan besar setelah anda memasuki pintu masuk masjid ini.
Semoga bermanfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.