Sabtu, 31 Desember 2022

MUHASABAH DIRI : CARA MENYELESAIKAN MASALAH DALAM ISLAM (BAGIAN 2)

Edisi Sabtu, 31 Desember 2022 M / 7 Jumadil Akhir 1444 H.

Memiliki kehidupan yang sesuai dengan apa yang diharapkan mungkin menjadi impian bagi sebagian orang yang hidup di dunia ini. Mempunyai ekonomi yang mapan dan keluarga yang harmonis misalnya. Namun lagi-lagi manusia hanya bisa berencana dan berikhtiar, selebihnya merupakan kekuasaan Tuhan. Sebagai seorang hamba, manusia harus patuh dan tunduk atas ketetapan-Nya. 

Jika kita sedang menghadapi sebuah masalah dalam hidup, maka ada dua langkah yang harus dilakukan. Pertama, nadhara, yaitu ketika menemukan masalah harus segera melihat, mengamati, memahami secara matang dan mendalam baik secara pandangan lahir maupun batin. Kedua, musyawarah, setelah ditemukan permasalahannya dengan matang, teliti dan tajam, maka segeralah melakukan musyawarah untuk mengambil langkah penyelesaian. Jika baik dan benar juga manfaat, maka lakukanlah. Jika ternyata masalah itu tidak baik, tidak benar juga tidak atau kurang bermanfaat (mudarat) maka diamlah.

Jika belum mampu, mari kita belajar lagi ilmu dan jurus sakti para wali, ulama dan kyai. Atau kita bisa mengambil cara mengatasi masalah seperti yang diuraikan dalam tulisan dibawah ini :

 1. Bertutur kata yang lembut dan mempunyai tata krama dalam mengatasi masalah 

Sebuah permasalahan bisa diatasi dengan meringankan kejadiannya dan meredam agar tidak memuncak, serta melihat setiap sisi yang ada dalam masalah tersebut dengan memunculkan kebaikan-kebaikan yang ada dan menutup hal-hal yang negatif. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (QS al-‘Imran: 13).

2. Menambah wawasan bagaimana cara menyelesaikan sebuah masalah 

Sebaik-baik bekal yang bisa menambah ilmu dan amal adalah kembali kepada Al-Qur’an dan Sunah NabiNya Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Di dalam buku-buku Islam atau juga dalam kaset-kaset ceramah agama ada begitu banyak cara yang di sebutkan dalam maslah ini, ia bagaikan sebuah obat yang manjur dengan izinnya Allah untuk mengatasi berbagai macam bentuk problematika yang ada.

3. Banyak berdo’a dan merendahkan diri kepada Allah Azza wa jalla 

Tidak sampai kita di hampiri yang namanya kesedihan kesusahan melainkan di sebabkan oleh banyaknya dosa-dosa yang kita lakukan, hal itu persis sekali sebagaimana yang Allah Azza wa jalla firmankan dalam kitabNya yang suci, Allah berfirman:

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. (QS asy-Syuura: 30).

4. Jangan menganggap ringan dalam masalah dan usil dengan orang lain

Barangsiapa yang mau menjaga lisannya maka Allah Subhanahu wa ta’ala akan memuliakan dirinya dengan ganjaran dan pahala terlebih kalau mau menjaga lisannya pada perkara mengejek orang lain, atau menggunjing mereka atau membeberkan rahasia mereka pada orang banyak.

Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam memberi nasehat yang sangt agung pada kita semua dengan sebuah sabdanya:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:”أمسك عليك لسانك، وليسعك بيتك، وابك على خطيبتك” [رواه الترمذي ]

“Jagalah lisanmu, dan lindungi rumahmu, menangislah kamu dari kesalahan yang telah kamu perbuat”. (HR Tirmidzi).

5. Segera mendatangi sholat berjamaah 

Di dalam sholat ada ketenangan jiwa dan ketentraman bagi pikiran, sholat merupakan pintu dari pintu-pintu yang dengannya bisa membantu untuk menghilangkan dan menutup penatnya dunia. Allah Ta’ala berfirman:

“adikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”. (QS al-Baqarah: 45).

6. Kabar gembira dengan pahala yang besar 

Allah Ta’ala telah menjanjikan pahala dan ganjaran yang besar, akan mengangkat derajatnya dan menghapus kesalahan-kesalahannya, bagi siapa saja yang sedang di timpa kesedihan,

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman tentang orang-orang yang sedang di rundung musibah:

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. (QS az-Zumar: 10).

7. Mengetahui bahwa musibah yang di alaminya bukan yang terbesar 

Bencana dan musibah itu biasanya jenis dan tingkatanya pasti berbeda-beda dan setiap jenisnya sesuai dengan kondisi yang ada, namun ada bencana yang paling besar yaitu bencana yang menimpa di dalam agama seseorang, ia merupakan bencana yang paling besar yang ada di dunia ini, sedangkan di akhirat nanti ia akan menjadi bumerang baginya, orang yang terkena musibah di dalam agamanya seperti halnya kerugian yang tidak ada kesempatan untuk bisa untung lagi setelahnya, mengharamkan sesuatu yang seharusnya tidak di inginkan bersamanya.

8. Memperhatikan nikmat-nikmat Allah Azza wa jalla yang lainnya 

Berkata sebagian ulama salaf:

“Mengingat nikmat-nikmat Allah akan melahirkan kecintaan kepada Allah Ta’ala”. Ketika ada seseorang melihat di tangan Muhammad bin Waasi’ bisul yang bernanah maka dirinya kaget terperanjat, lalu Muhammad bin Waasi’ berkata padanya: “Alhamdulillah (saya masih bersyukur) yang mana Allah Ta’ala tidak menjadikan (penyakit ini) di lidahku, tidak juga di ujung kedua mataku ini”.

9. Berusaha mencari sebab munculnya masalah  

Biasanya sebuah masalah itu tidak datang begitu saja secara tiba-tiba namun pasti ada penyebab yang muncul sebelumnya sampai terjadi masalahnya. Dari sisi pendidikan misalkan, tidak mungkin seorang anak remaja baik putra maupun putri bisa tiba-tiba menyeleweng pada pergaulan yang tidak benar dalam sehari semalam, namun pasti di sertai adanya tahapan sampai pada tingkah laku yang seperti itu. Oleh karena itu termasuk sarana untuk mengatasi sebuah masalah adalah mengetahui pangkal akar masalahnya lebih dahulu.

10. Meminta pendapat pada orang lain 

Meminta bantuan orang yang mempunyai pemikiran yang bagus dan jernih, untuk membantu menyelesaikan masalahnya, tentunya setelah meminta pertolongan terlebih dahulu kepada Allah Azza wa jalla.

Berkata Umar bin Khattab semoga Allah meridhoinya:

“Jangan membicarakan (masalahmu) pada orang yang tidak bisa membantumu, kenali musuhmu, hati-hati pada temanmu kecuali orang yang bisa di percaya, dan tidak ada yang bisa di percaya melainkan orang yang takut kepada Allah Azza wa jalla, jangan (coba-coba) berjalan bersama orang fajir karena dia akan mengajari kamu bagaimana berbuat fajir. Jangan sebarkan rahasia pribadimu dan jangan mengajak bermusyawarah pada perkaramu melainkan orang-orang yang takut kepada Allah Azza wa jalla”.

11. Kerjakan sholat Istikharoh 

Lakukanlah sholat istikharoh yang telah di ajarkan oleh Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita. Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalau salah seorang di antara kalian hendak melakukan sesuatu hal, hendaknya ia melaksanakan sholat dua rakaat selain sholat wajib, kemudian berdoa:

Ya Allah, aku memohon pilihan kepadaMu dengan ilmuMu, aku memohon kemampuan kepadaMu dengan kekuasaanMu, dan aku memohon kepadaMu keutamaanMu yang agung. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui sementara aku tidak mengetahui. Karena Engkau Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib. Ya Allah, bila Engkau mengetahui bahwa perkara ini (sebutkan apa yang menjadi persoalannya) lebih baik dalam agamaku, hidupku dan akhir urusanku, maka takdirkanlah hal itu bagiku dan mudahkanlah aku untuk mendapatkanya, kemudian berkatilah aku dalam hal tersebut. Dan apabila Engkau mengetahui bahwa perkara ini tidak baik, dalam agamaku, hidupku dan akhir urusanku, maka jauhkanlah perkara tersebut dariku dan hindarkanlah diriku darinya, lalu takdirkanlah yang baik buat diriku bagaimanapun adanya, kemudian buatlah aku ridha dengannya, tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari Allah”. (HR Thabrani dari Ibnu Umar).

12. Semuanya memerlukan waktu 

Waktu adalah bagian dari solusi (sebuah masalah) bahkan bisa jadi waktu adalah solusi yang (akan mengobati masalah), yang berjalan dengan sendirinya bersama berlalunya hari demi hari, dan malam yang tiada henti, orang yang di tinggal meninggal sudah lupa akan musibahnya, perempuan yang di cerai telah menikah kembali anaknya yang kecilpun sudah mulai tumbuh besar, dan ibunya pun telah melupakan anaknya yang telah di susui. Dan Allah lah tempat meminta pertolongan. 

13. Mengetahui secara luas keadaan orang lain

Di sebagian tempat biasa seseorang berkumpul bersama saudara atau teman dekatnya, terkadang di dalam pembicaraan mereka ada masalah yang terkadang mirip sekali dengan masalah yang sedang di hadapinya, maka biarkan orang-orang yang hadir di situ berbicara dan mengemukan pendapatnya masing-masing guna memilih dan mencari solusi yang terbaik (bagi masalah tersebut). Ternyata kita bukan sendirian yang yang mengalami masalah, orang lainpun mengalami dan yang mengetahui keadaan mereka semua hanya Allah Azza wa jalla.

14. Mendatangi konsultan yang bisa di percaya 

Pada zaman sekarang ini banyak sekali bermunculan kantor atau pusat-pusat konsultasi, lebih khusus lagi yang berkaitan dengan urusan rumah tangga, dan bagaimana cara menyelesaikan perselisihan dan perbedaan yang ada antara keduanya. Demikian juga ada kosultan yang menangani bagaimana cara mendidik anak bisa dikonsultasikan dengan psikolog anak sesuai kompetensinya.

15. Lingkungan yang ada di sekelilingnya 

Setiap problem atau masalah mempunyai lingkungan yang ia tumbuh di dalamnya, maka kita harus paham dengan adanya orang yang bisa di jadikan sebagai penengah, karena ada orang yang gampang percaya manakala ada penengah yang di percayainya.

Dengan cara mengirim surat pada penengah tersebut supaya di perhatikan cara berpikirnya, sejauh mana cara pandangnya, dan apa yang harus di lakukan serta bagaimana harus berbuat. Setelah itu keputusan di ambil lewat cara orang yang di anggap mempunyai kedudukan sebagai penengah.

16. Hindari dahulu menggunakan badan hukum, seperti polisi atau pengadilan 

Sebisa mungkin hindari dahulu menggunakan badan hukum, seperti polisi atau pengadilan, selagi perkaranya bisa di selesaikan secara kekluargaan. Yang namanya problem manusia itu berbeda-beda, dan di dalam menghadapinya, kalau sudah dengan cara yang bagus, sabar dan tenang, tidak tergesa-gesa, sebetulnya sudah cukup untuk bisa mencari solusi dan menyelesaikan masalah. Karena sebagian perkara terkadang solusinya ada melalui cara syar’i yang di dalamnya menjaga hak-hak masing-masing orang, khususnya jika salah satu di antara yang bermusuhan.

17. Menyerahkan semua urusannya kepada Allah Ta’ala 

Jika kita telah berusaha dengan segala kemampuan, meminta nasehat kesana kemari pada orang yang dipercayai, sholat istikharoh juga sudah di kerjakan, namun semua perkaranya berada di tangan Allah Azza wa jalla, yang mengatur segala urusan makhlukNya sesuai dengan apa yang di kehendakiNya. Oleh karena itu selalu berbaik sangkalah pada hukum dan ketentuan Allah Azza wa jalla.

Lihatlah keadaan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika dirinya merasa sedih sekali tatkala di tolak oleh kaumnya setelah usaha dan kemampuan yang beliau korbankan untuk mendakwahi mereka, maka Allah Azza wa jalla berfirman kepada beliau, dengan firmanNya:

“Maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan (yang kamu rasakan) terhadap mereka”. (QS Faathir: 8).

Semoga bermanfaat....

Jumat, 30 Desember 2022

MUHASABAH DIRI : CARA MENYELESAIKAN MASALAH DALAM ISLAM (BAGIAN 1)

Edisi Jum'at, 30 Desember 2022 M / 6 Jumadil Akhir 1444 H.

Segala puji hanya untuk Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi kita Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, kepada keluarga serta seluruh sahabatnya beliau. Amma ba’du: 

Dalam kehidupan ini ada begitu banyak panah musibah yang begitu cepat menembus relung kehidupan kita, di tambah lagi dengan tombak bencana yang menancap kuat bersama lemparan waktu, tapi harus di sadari bahwa sesungguhnya kita sekarang sedang hidup pada sebuah negeri kehidupan yang penuh dengan cobaan dan ujian, negeri yang di dalamnya penuh dengan kepayahan dan kesedihan, serta resah dan kegelisahan, semua menghampiri kita.

Maka manakala sebuah musibah turun menimpa, membikin suasana menjadi gelap gulita, dunia menjadi terasa sempit, maka dalam menangani problematikanya terkadang di butuhkan waktu yang lama serta usaha yang sungguh-sungguh bahkan bisa membutuhkan bantuan dari orang yang di percayai. Tulisan kali ini semuanya berkisar pada keadaan cara mengatasi masalah umumnya kebanyakan manusia, dan setiap keadaan harus di sesuaikan dalam cara penanganannya. Seraya memohon mudah-mudahan Allah memberi taufik dan bimbinganNya.

1. Mengucapkan kalimat istirjaa ketika mendapat musibah 

Jika seseorang di timpa musibah, maka pertama kali yang harus dilakukan untuk bisa mengobatinya yaitu kembali kepada Allah Ta’ala dengan mengucapkan:

قال الله تعالى: { إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ } ( سورة البقرة : 156)

“Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali”. (QS al-Baqarah: 156).

Dan kalimat istirjaa ini termasuk bagian dari adab Nabawi yang agung, karena kalimat tersebut akan membuat hati menjadi tenang dan tentram. Sebagaimana telah di riwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya dari haditsnya Umu Salamah semoga Allah meridhoinya, dia mengatakan: “saya mendengar Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 اللهم أجرني في مصيبتي وأخلف لي خيرا منها إلا أخلف الله له خيرا منها…”)) (رواه أبو داود والدارقطني وغيره){إِنَّا لِلهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ}قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((ما من مسلم تصيبه مصيبة، فيقول ما أمر الله:

“Tidaklah seorang muslim terkena musibah, kemudian mengucapkan kalimat yang telah di perintahkan oleh Allah Ta’ala dalam (kitabNya) yaitu mengucapkan “inaa lillahi wa inaa ilahi roji’un”, Ya Allah berilah pahala pada musibah yang menimpaku, dan berilah ganti darinya yang lebih baik, melainkan Allah pasti akan menggantinya yang lebih baik darinya”. (HR Muslim).

2. Perlahan dan tidak tergesa-gesa 

Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata kepada Aisyah di dalam sabdanya:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((عليك بالرفق وإياك والعنف والفحش، فإن الرفق لا يكون في شيء إلا زانه، ولا ينزع من شيء إلا شانه”)) (رواه مسلم)

“Berbuatlah dengan lembut lembut dan jauhi olehmu permusuhan dan perbuatan keji, sesungguhnya tidaklah lemah lembut itu di letakan pada suatu perkara melainkan ia pasti akan menghiasinya, dan tidaklah di cabut lemah lembut tersebut dari suatu perkara melainkan akan menjadikan jelek”. (HR Muslim).

Anjuran ini pada asalnya di tujukan pada ibunda kita Aisyah, namun setelahnya langsung mengarah kepada seluruh orang-orang yang beriman. Kita tidak pernah mendengar bahwa sifat mudah marah dan mudah terpancing emosi itu bisa mendatangkan kebaikan (di manapun tempatnya),  Betapa indahnya kalau mau berpikir terlebih dahulu sebelum berbuat sambil di hiasi dengan kelemahlembutan dan sikap bijak dalam bertindak.

3. Sabar 

Dalam agama, sabar mempunyai kedudukan yang sangat urgen, bahkan ia merupakan bagian dari agama itu sendiri, di mana sabar adalah tempat berteduhnya bagi para penyabar, dan merupakan harta simpanan dari simpanan-simpanan di surga. Yang mana Allah Ta’ala telah menjanjikan bagi orang-orang yang sabar dengan pahala yang sangat besar, hal itu seperti yang di jelaskan dalam firmanNya:

قال الله تعالى: إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجۡرَهُم بِغَيۡرِ حِسَابٖ ( سورة الزمر :)

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. (QS az-Zumar: 10). 

Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله له خير، وليس ذلك لأحد إلا للمؤمن، إن أصابته سراء شكر، فكان خيرا له، وإن أصابته ضراء صبر، فكان خيرا له)) (رواه مسلم)

“Sungguh sangat menakjubkan perkaranya seorang mukmin itu, semua perkaranya baik, dan tidak ada pada seorang pun melainkan hanya seorang mukmin, jika dirinya mendapat reziki dia bersyukur, maka itu baik baginya, jika dirinya di timpa musibah lalu bersabar itu juga baik baginya”. (HR Muslim).

4. Berbaik Sangka 

Suatu hal yang wajib bagi kita semua yaitu suudhon dhon (berbaik sangka.pent) kepada Allah Azza wa jalla bahwa yang namanya pertolongan dan jalan keluar itu pasti dekat adanya, bahwa kesulitan itu selalu di iringi bersama kemudahan. Demikian juga berbaik sangka kepada orang lain yang punya masalah dengan kita, karena ada kemungkinan disebabkan kesalah pahaman dan pandangan yang berbeda. Oleh karena itu berbaik sangka kepada sesama muslim akan menjadikan hati menjadi tenang, dan biasanya akan mudah memberi udzur (kepada orang tersebut) yang pada akhirnya menjadikan musibah itu terasa ringan, bisa membantu untuk memecahkan masalah tersebut dan menjadikan cara berpikir kita bersih dari hal-hal yang tidak di bolehkan. 

5. Diam dan menyembunyikan problem yang sedang di alaminya

Termasuk dari wejangan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya dalam masalah ini yaitu menyembunyikan musibah yang sedang di alaminya, hal itu sebagaimana yang tercantum dalam sebuah hadits, di mana Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((من البر كتمان المصائب والأمراض والصدقة))

 “Termasuk kebaikan adalah menyembunyikan musibah (yang menimpanya), penyakit dan shodaqoh”.

Oleh sebab itu jika musibah yang sedang menimpa mungkin bisa disembunyikan, maka menyembunyikannya adalah termasuk bentuk dari nikmat Allah Azza wa jalla yang lurus. Yang merupakan bagian dari rahasia dari rahasia-rahasia keridhoan pada Allah Ta’ala, yaitu dengan tidak selalu berkeluh kesah dan gelisah.

6. Jadikan sesuai dengan porsinya dan tidak membesar-besarkan masalah 

Sebagian orang jika di timpa sebuah permasalahan, atau musibah merasa dunia seperti mau runtuh dan menjadi gelap gulita sambil menyangka bahwa dunia telah berakhir, namun perlu di ingat terkadang ada suatu perkara yang di benci oleh seorang manusia tapi ternyata Allah Ta’ala menjadikan itu adalah kebaikan yang banyak baginya, lihatlah firman Allah Ta’ala ini:

“Boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia amat baik bagimu..”. (QS al-Baqarah: 216).

7. Mencari solusinya dengan cara yang baik 

Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, diriwayatkan.

: “ليس الشديد بالصرعة، إنما الشديد الذي يملك نفسه عند الغضب” متفق عليه.

Datang seorang sahabat kepada Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan kepada beliau,

 فقال أوصني قال: “لا تغضب” رددها مرارا، وقال rجاء رجل إلى النبي

“Ya Rasulallah berilah aku wasiat”. Beliau berkata: “Jangan marah”. Orang tersebut masih mengulang-ulang terus, lantas Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bukanlah orang yang kuat itu (yang menang) dalam gulat, tetapi orang yang kuat (adalah) orang yang mampu menguasai dirinya ketika sedang marah”. Mutafaqun ‘alahi.

8. Seseorang melihat seberapa jauh problem yang sedang di hadapinya sampai dia bisa melihat kalau itu bukan sesungguhnya. 

Problematika kehidupan itu beragam dan bertingkat-tingkat adanya, demikian pula hati manusia juga beragam dan bertingkat-tingkat, ada yang kuat menanggung beban, ada yang bisa sabar dan ada lagi yang tabah. 

Oleh karena itu supaya bisa untuk berpikir dan melihat dengan jelas sebuah masalah, seseorang melihat jauh kedepan sampai batas akhir musibah tersebut, dan melihat bahaya apa yang paling berat dari dampak musibah itu.

9. Banyak beristighfar 

Diantara bentuk kembali kepada Allah Subhanahu wa ta’ala adalah banyak beristighfar. Di mana Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “من أكثر من الاستغفار، جعل الله عز وجل له من كل هم فرجا، ومن كل ضيق مخرجا، ورزقه من حيث لا يحتسب” [رواه أبو داود].

“Barangsiapa yang banyak mengucapkan istighfar, maka Allah Azza wa jalla menjadikan baginya setiap kesedihan jalan keluar, setiap kesempitan di bukakan pintu keluarnya, dan di beri rizki dari arah yang tidak di sangka-sangka”. (HR Abu Dawud).

10. Berdo’a dengan do’a-do’a yang shahih dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam

Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada kita (umatnya) tatkala turun sebuah musibah atau terkena sebuah masalah do’a-do’a untuk menghilangkan kesedihan dan kegelisahan yang ada, adalah beliau jika tertimpa sebuah kesulitan apa pun jenis, beliau mengucapkan:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “يا حي يا قيوم برحمتك أستغيث”.

“Wahai Dzat yang Maha Hidup lagi berdiri sendiri, dengan kasih sayangMu saya memohon pertolonganMu”.

11. Tawakal kepada Allah Azza wa jalla 

Termasuk dari bentuk nikmat Allah Azza wa jalla tatkala turun bencana maupun musibah, yaitu kita langsung cepat-cepat kembali untuk taat kepada Allah Ta’ala dan beribadah kepadaNya, kita juga bisa merasakan kelezatan manakala kita sedang berdo’a dan memohon kepadaNya supaya di mudahkan segala urusannya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

 إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ } [سورة آلِ عِمۡرَانَ : 159] قال الله تعالى: 

“Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (QS al-‘Imran: 159).

12. Berbuat baik pada sesama, baik ucapan, perbuatan, dan segala bentuk kebaikan lainnya

Termasuk dari sebab yang dapat menghilangkan kesusahan, kesedihan dan kegelisahan adalah berbuat baik kepada sesama makhluk, baik itu dengan ucapan atau perbuatan dan segala macam bentuk kebaikan. Allah Ta’ala berfirman:

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhoan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar”. (QS an-Nisaa’: 114).

13. Banyak berdzikir kepada Allah Azza wa jalla

Supaya hati bisa menjadi lapang dan lebih khusus lagi rasa sedih akan segera hilang tatkala turun sebuah musibah yaitu banyak berdzikir kepada Allah Subhanahu wa ta’ala tanpa mengenal batas setiap waktu dan keadaan, maka kalau mau mempraktekan hal itu dirinya akan menemukan dampak yang luar biasa pada tenang, tentram dan lapangnya hati. Allah Ta’ala berfirman:

Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah-lah hati menjadi tenteram”. (QS ar-Ra’du: 28).

Atau seperti berdzikir sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan dalam ayat ini: “Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung”. (QS al-‘Imran: 173).

14. Jangan sampai mendatangi perkara yang haram

Apabila permasalahan berat dan sulit mencari  jalan keluarnya, terlebih lagi di barengi dengan rasa takut dan lemah, maka  hindari niat untuk mengerjakan sesuatu yang tidak di bolehkan, seperti misalnya pergi ke paranormal, dukun atau tukang sihir. Jangan anda rusak kehidupanmu dengan berbuat maksiat kepada Allah Azza wa jalla, baik maksiat itu dengan sihir, mengganggu orang lain atau yang lainya.

15. Adakalanya kamu membenci sesuatu padahal itu adalah yang terbaik buat dirimu

Pandangan seseorang itu sangat terbatas sedangkan ilmu dan pemahamannya juga sedikit, tidaklah dirinya melihat pada hari ini di timpa oleh musibah dan bencana yang terkadang pada akhirnya pada masa yang akan datang sebagai bentuk pemberian dan anugrah. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

“Boleh Jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (QS al-Baqarah: 216).

16. Ingat kematian, kubur, dan hari kiamat

Instropeksi diri sendiri dan ingat kematian maka perkaranya menjadi ringan dan akan menjadikan kita zuhud terhadap dunia, musibah menjadi terasa ringan dan mudah, terbayang pada diri kita apa yang akan di alami nanti pada keadaan yang lebih hebat dan dahsyat dari musibah yang di alami, yaitu pada hari kiamat ketika semua di nampakan di hadapan Allah Azza wa jalla. Umur dunia ini sangatlah pendek di banding dengan kehidupan akhirat nanti yang kekal abadi.

17. Berusaha mencari keridhoan Allah Azza wa jalla

Hendaknya kita mencari ridha Allah dalam mencari solusi setiap permasalahan dan jangan melakukan jalan keluar yang diharamkan. Sedangkan Allah Subhanahu wa ta’ala murka pada orang yang mencari ridho makhlukNya dari pada ridhoNya. Hal sebagaimana yang di katakan oleh Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah sabdanya:

Barangsiapa yang mencari ridho Allah dengan kemarahan manusia maka Allah akan mencukupkan dirinya dari manusia, dan barangsiapa yang mencari ridho manusia dengan kemurkaan Allah maka Allah akan serahkan urusanya pada manusia”. (HR Tirmidzi).

Semoga bermanfaat.....

Kamis, 29 Desember 2022

SURAH YASIN DAN SUSUNAN BACAAN TAHLIL

Edisi Kamis, 29 Desember 2022 M / 5 Jumadil Akhir 1444 H.

Tahlilan merupakan ritual pembacaan lafal tahlil yang lazim di masyarakat Nusantara sejak ratusan tahun. Pembacaan tahlil biasa dilakukan oleh masyarakat dalam rangka mendoakan jenazah baru di makamnya, ahli kubur yang telah lama dimakamkan, dan mendoakan ahli kubur dalam peringatan 1-7 hari, 15 hari, 40 hari, 100 hari, 1000 hari di rumah ahli musibah.   

Pembacaan lafal tahlil juga dilakukan oleh masyarakat pada peringatan haul, arwahan (ruwahan) di bulan ruwah, akhir Sya’ban, akhir Ramadhan, saat kumpul keluarga untuk arisan misalnya, selamatan perkawinan (walimahan), selamatan aqiqahan, walimatus safar, muludan, Isra dan Mi‘raj, selamatan Syura’an (malam 10 Muharram), selamatan tujuh bulan, khitanan, ziarah kubur setelah lebaran Idul Fitri, ratiban, manaqiban, barzanjian, dan lain sebagainya.

Surat Yasin biasa dibaca sebelum rangkaian zikir tahlil dimulai. Tetapi pembacaan Surat Yasin diawali dengan pembacaan Surat Al-Fatihah. Tulisan berikut ini terdiri atas Surat Al-Fatihah, Surat Yasin, susunan bacaan tahlil secara singkat, dan doa arwah.

1. Pengantar Al-Fatihah  dan Surah Al Fatihah 

اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَاَلِهِ وصَحْبِهِ شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ

Artinya, “Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Untuk yang terhormat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam, segenap keluarga, dan para sahabatnya. Bacaan Al-Fatihah ini kami tujukan kepada Allah dan pahalanya untuk mereka semua. Al-Fatihah…”

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الَّمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِ يْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اَمِينْ

Artinya, “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terlontar. Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah. Hanya kepada-Mu pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Kauanugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Semoga Kaukabulkan permohonan kami.”

2. Membaca Surah Yasin 

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، يٰسۤ، ۚ وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ، اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ، عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ، تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ، لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ، لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ، اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ، وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ، وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ، اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ،اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ، وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ، اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ

اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ، قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ، قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ، وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ، قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ، قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ، وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ،

  اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْـَٔلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ، وَمَا لِيَ لَآ اَعْبُدُ الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ، ءَاَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً اِنْ يُّرِدْنِ الرَّحْمٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يُنْقِذُوْنِۚ، اِنِّيْٓ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ، اِنِّيْٓ اٰمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُوْنِۗ، قِيْلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ ۗقَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙ، بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ، وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ، اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خَامِدُوْنَ، يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ، اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ، وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ، وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُ ۖاَحْيَيْنٰهَا وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَ، وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ وَّفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙ، لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ، سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ، وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙ، وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ، وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ، لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ،

  وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ، وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَ، وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَاهُمْ يُنْقَذُوْنَۙ، اِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ، وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ، وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ، وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ، وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ، مَا يَنْظُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَ، فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ اِلٰٓى اَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَ، وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ، قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ، اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ، فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَّلَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ، اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَ ۚ، هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ مُتَّكِـُٔوْنَ ۚ، لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ۚ، سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ، وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ، اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ،

  وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ، وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًا ۗاَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَ، هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ، اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ، اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ، وَلَوْ نَشَاۤءُ لَطَمَسْنَا عَلٰٓى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَنّٰى يُبْصِرُوْنَ، وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَ، وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ، وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗ ۗاِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌ ۙ، لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ، اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُوْنَ، وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَ، وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ، وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنْصَرُوْنَ ۗ، لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُّحْضَرُوْنَ، فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ ۘاِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ، اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ، وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ، قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ، ِۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًاۙ فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ، اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ، اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ، فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

3. Surat Al-Ikhlas (3 kali) 

 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللهُ

 اَحَدٌ. اَللهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكٌنْ لَهُ كُفُوًا اَحَدٌ

Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah, ‘Dialah yang maha esa. Allah adalah tuhan tempat bergantung oleh segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.’” (3 kali)

Tahlil dan Takbir.  

 لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Artinya, “Tiada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Allah maha besar.”

4. Surat Al-Falaq.   

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَاثاتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada tuhan yang menguasai waktu subuh dari kejahatan makhluk-Nya. Dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang mengembus nafasnya pada buhul-buhul. Dan dari kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia mendengki.’”

Tahlil dan Takbir.   

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Artinya, “Tiada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Allah maha besar.”

5. Surat An-Nas.   

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلَهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada tuhan manusia, raja manusia. Sesembahan manusia, dari kejahatan bisikan setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia. Dari setan dan manusia.’”

Tahlil dan Takbir.   

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Artinya, “Tiada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Allah maha besar.

6. Surat Al-Baqarah (1-5) 

 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. المّ. ذَلِكَ الكِتابُ لاَرَيْبَ فِيْهِ هُدَى لِلْمُتَّقِيْنَ. الَّذِيْنَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُونَ بِمَا اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَا اُنْزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِالْاَخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ. اُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ، وَاُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ 

Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Alif lam mim. Demikian itu kitab ini tidak ada keraguan padanya. Sebagai petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab Al-Qur’an yang telah diturunkan kepadamu (Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam) dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya, serta mereka yakin akan adanya kehidupan akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari tuhannya. Merekalah orang orang yang beruntung.”

7. Surat Al-Baqarah ayat 163.   

وَاِلَهُكُمْ اِلَهٌ وَّاحِدٌ لاَ اِلَهَ اِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ

Artinya, “Dan Tuhan kalian adalah Tuhan yang maha esa. Tiada tuhan yang layak disembah kecuali Dia yang maha pengasih lagi maha penyayang.”

8. Ayat Kursi (Surat Al-Baqarah ayat 255)  

 اللهُ لاَ اِلَهَ اِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَاْ خُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَّهُ مَا فِى السَّمَوَاتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِى يَشْفَعُ عِنْدَهُ اِلاَّ بِاِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَينَ اَيْدِيْهِمِ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلاَ يُحْيِطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ اِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضَ، وَلاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمُا، وَهُوَ الْعَلِىُّ الْعَظِيْمُ 

Artinya, “Allah, tiada yang layak disembah kecuali Dia yang hidup kekal lagi berdiri sendiri. Tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberikan syafa’at di sisi-Nya kecuali dengan izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu dari ilmu-Nya kecuali apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat menjaga keduanya. Dia maha tinggi lagi maha agung.”

9. Surat Al-Baqarah ayat 284-286.   

لِلَّهِ مَا فِى السَّمَوَاتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ. وَاِنْ تُبْدُوْا مَا فِى اَنْفُسِكُمْ اَوْ تَخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللهُ. فَيَغْفِرُ لَمِنْ يَّشَاءُ وَيُعْذِّبُ مَنْ يَّشَاءُ. وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌ. اَمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَا اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُوْنَ. كُلٌّ اَمَنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ. لَانًفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهِ. وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. لَا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا. لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكَتْسَبَتْ. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا اِنْ نَسِيْنَا اَوْ اَخْطَاْنَا. رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا. رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ. وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا اَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ 

Artinya, “Hanya milik Allah segala yang ada di langit dan yang ada di bumi. Jika kamu menyatakan atau merahasiakan apa saja yang di hatimu, maka kamu dengan itu semua tetap akan diperhitungkan oleh Allah. Dia akan mengampuni dan menyiksa orang yang dikehendaki. Allah maha kuasa atas segala sesuatu. Rasulullah dan orang-orang yang beriman mempercayai apa saja yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya. Semuanya beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan kepada para utusan-Nya. ‘Kami tidak membeda-bedakan seorang rasul dari lainnya

Mereka berkata, ‘Kami mendengar dan kami menaati. Ampunan-Mu, wahai Tuhan kami, yang kami harapkan. Hanya kepada-Mu tempat kembali.’ Allah tidak membebani seseorang kecuali dengan kemampuannya. Ia mendapat balasan atas apa yang dia perbuat dan siksaan dari apa yang dia lakukan. ‘Tuhan kami, janganlah Kau siksa kami jika kami terlupa atau salah. Tuhan kami, jangan Kau tanggungkan pada kami dengan beban berat sebagaimana Kaubebankan kaum sebelum kami. Jangan pula Kaubebankan pada kami sesuatu yang kami tidak mampu. Ampunilah kami. Kasihanilah kami. Kau pemimpin kami. Tolonglah kami menghadapi golongan kafir,” (Surat Al-Baqarah ayat 284-286).

10. Surat Hud ayat 73. 

 ارْحَمْنَا، يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Artinya, “Kasihani kami, wahai Tuhan yang maha kasih.” (3 kali). 

 رَحْمَتُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الْبَيْتِ اِنَّهُ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ 

 Artinya, “Dan rahmat Allah serta berkah-Nya (kami harapkan) melimpah di atas kamu sekalian wahai ahlul bait. Sungguh Dia maha terpuji lagi maha pemurah,” (Surat Hud ayat 73).

11. Surat Al-Ahzab ayat 33 dan 56 

  اِنَّمَا يُريِدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ اَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًا 

Artinya, “Sungguh Allah berkehendak menghilangkan segala kotoran padamu, wahai ahlul bait, dan menyucikanmu sebersih-bersihnya,” (Surat Al-Ahzab ayat 33).

Surat Al-Ahzab ayat 56

 اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا

Artinya, “Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bacalah shalawat untuknya dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

12. Shalawat Nabi (3 kali) 

 اَلَّلهُمَّ صَلِّ أَفْضَلَ صَلَاةٍ عَلَى أَسْعَدِ مَخْلُوْقَاتِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ، عَدَدَ مَعْلُوْمَاتِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كُلَّمَا ذَكَرَكَ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الْغَافِلُوْنَ

Artinya, “Ya Allah, tambahkanlah rahmat dan kesejahteraan untuk pemimpin dan tuan kami Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam serta keluarganya, sebanyak pengetahuan-Mu dan sebanyak tinta kalimat-kalimat-Mu pada saat zikir orang-orang yang ingat dan pada saat lengah orang-orang yang lalai berzikir kepada-Mu.”

13. Surat Ali Imran ayat 173 dan Surat Al-Anfal ayat 40 

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ. نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ

Artinya, “Cukup Allah bagi kami. Dia sebaik-baik wakil. (Surat Ali Imran ayat 173). Dia sebaik-baik pemimpin dan penolong,” (Surat Al-Anfal ayat 40).

14. Hauqalah dan Istigfar 

وَلَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Artinya, “Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang maha tinggi dan agung.”

 Istighfar (3 kali).   

اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمَ

Artinya, “Saya mohon ampun kepada Allah yang maha agung.” (3 kali). (Allah) yang tiada tuhan selain Dia yang maha hidup, lagi terjaga. Aku bertobat kepada-Nya.”

15. Hadits Keutamaan Tahlil.   

الَّذِيْ لَا اِلَهَ اِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ، اَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ اَنَّهُ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ، حَيٌّ مَوْجُوْدٌ

Artinya, “Sebaik-baik zikir–ketahuilah–adalah lafal ‘La ilāha illallāh’, tiada tuhan selain Allah, zat yang hidup dan ujud.”   

لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ، حَيٌّ مَعْبُوْدٌ

Artinya, “Tiada tuhan selain Allah, zat yang hidup dan disembah.”  

لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ، حَىٌّ بَاقٍ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ

Artinya, “Tiada tuhan selain Allah, zat kekal yang takkan mati.”

16. Tahlil 33 kali 

   لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ 

Artinya, “Tiada tuhan selain Allah.” (33 kali).   

Dua Kalimat Syahadat.   

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya, “Tiada tuhan selain Allah. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam utusan-Nya.”

عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ الآمِنِيْنَ

Artinya, “Dengan kalimat itu, kami hidup. Dengannya, kami wafat. Dengannya pula insya Allah kelak kami dibangkitkan termasuk orang yang aman.”

17. Doa Tahlil.   

الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًا يُّوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِىءُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، سُبْحَانَكَ لَا نُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ، فَلَكَ الحَمْدُ قَبْلَ الرِّضَى وَلَكَ الحَمْدُ بَعْدَ الرِّضَى وَلَكَ الحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ عَنَّا دَائِمًا أَبَدًا

Artinya, “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang dilontar. Dengan nama Allah yang maha pengasih, lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam sebagai pujian orang yang bersyukur, pujian orang yang memperoleh nikmat sama memuji, pujian yang memadai nikmat-Nya, dan pujian yang memungkinkan tambahannya. Tuhan kami, hanya bagi-Mu segala puji sebagaimana pujian yang layak bagi kemuliaan dan keagungan kekuasaan-Mu. Maha suci Engkau, kami tidak (dapat) menghitung pujian atas diri-Mu sebagaimana Kaupuji diri sendiri. Hanya bagi-Mu pujian sebelum ridha. Hanya bagi-Mu pujian setelah ridha. Hanya bagi-Mu pujian ketika Kau meridhai kami selamanya.”

Semoga bermanfaat....

Rabu, 28 Desember 2022

17 NEGARA DENGAN JUMLAH PENDUDUK MUSLIM TERBANYAK DI DUNIA

Edisi Rabu, 28 Desember 2022 M / 4 Jumadil Akhir 1444 H.

Islam merupakan salah satu agama dengan jumlah pengikut paling banyak di dunia. Meskipun memiliki banyak pengikut, orang Islam tidak tersebar secara merata di seluruh dunia, tetapi terkonsentrasi di beberapa negara. Karena itu, beberapa negara dapat dikategorikan sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak.

Indonesia menjadi negara dengan populasi umat Islam terbanyak di dunia dengan jumlah 219,916,000. Jumlah tersebut setara dengan 86,3 persen dari total populasi Indonesia. Sementara itu, apabila dibandingkan dengan total populasi muslim di dunia, jumlah umat Islam di Indonesia setara dengan 12,7 persen dari total populasi umat Islam di dunia. 

Jumlah penduduk muslim di dunia saat ini mencapai lebih dari dua miliar. Hal tersebut membuat Islam menjadi agama dengan pemeluk terbanyak kedua di dunia, tepat di bawah agama Kristen.  Berikut ini adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia:

1. Indonesia 

Jumlah penduduk muslim: 219,916,000

Presentase muslim dunia: 12,7%

Persentase dalam negeri: 86,3%

Letak negara: Asia Tenggara

2. Pakistan 

Jumlah penduduk muslim: 212,300,000

Presentase muslim dunia: 11,1%

Persentase dalam negeri: 96,5%

Letak negara: Asia Selatan

3. India 

Jumlah penduduk muslim: 204,000,000

Presentase muslim dunia: 10.9%

Persentase dalam negeri: 14,6%

Letak negara: Asia Selatan

4. Bangladesh 

Jumlah penduduk muslim: 153,700,000

Presentase muslim dunia: 9,2%

Persentase dalam negeri: 90,4%

Letak negara: Asia Selatan

5. Nigeria 

Jumlah penduduk muslim: 103,000,000

Presentase muslim dunia: 5,3%

Persentase dalam negeri: 48,5%

Letak negara: Afrika Barat

6. Mesir 

Jumlah penduduk muslim: 90,000,000

Presentase muslim dunia: 4,9%

Persentase dalam negeri: 94,7%

Letak negara: Afrika Utara

7. Iran 

Jumlah penduduk muslim: 82,500,000 

Presentase muslim dunia: 4,6%

Persentase dalam negeri: 99,4%

Letak negara: Asia Barat Daya

8. Turki 

Jumlah penduduk muslim: 74,423,725

Presentase muslim dunia: 4,6%

Persentase dalam negeri: 89,5%

Letak negara: Asia Barat Daya

9. Aljazair 

Jumlah penduduk muslim: 41,240,913

Presentase muslim dunia: 2,7%

Persentase dalam negeri: 99%

Letak negara: Afrika Utara

10. Sudan 

Jumlah penduduk muslim: 39,585,777

Presentase muslim dunia: 1,9%

Persentase dalam negeri: 97%

Letak negara: Afrika Utara

11. Iraq 

Jumlah penduduk muslim: 38,465,864

Presentase muslim dunia: 1,9%

Persentase dalam negeri: 95,7%

Letak negara: Asia Barat Daya

12. Maroko 

Jumlah penduduk muslim: 37,930,989

Presentase muslim dunia: 2,1%

Persentase dalam negeri: 99%

Letak negara: Afrika Utara

13. Afghanistan 

Jumlah penduduk muslim: 37,025,000

Presentase muslim dunia: 2,0%

Persentase dalam negeri: 99,7%

Letak negara: Asia Selatan

14. Ethiopia 

Jumlah penduduk muslim: 35,600,000

Presentase muslim dunia: 1,8%

Persentase dalam negeri: 33,9%

Letak negara: Afrika Timur

15. Arab Saudi 

Jumlah penduduk muslim: 34,220,000

Presentase muslim dunia: 1,8%

Persentase dalam negeri: 100%

Letak negara: Asia Barat Daya

16. Uzbekistan 

Jumlah penduduk muslim: 29,920,000

Presentase muslim dunia: 1,7%

Persentase dalam negeri: 88,7%

Letak negara: Asia Tengah

17. Yaman 

Jumlah penduduk muslim: 27,784,498

Presentase muslim dunia: 1,5%

Persentase dalam negeri: 99,2%

Letak negara: Asia Barat Daya

Semoga bermanfaat....

Selasa, 27 Desember 2022

17 TSUNAMI TERBESAR YANG PERNAH TERJADI DI INDONESIA

Edisi Selasa, 27 Desember 2022 M / 3 Jumadil Akhir 1444 H.

Fenomena gempa bumi, tsunami dan likuifaksi (pencairan tanah) adalah musibah mengerikan yang dapat menghancurkan sebuah peradaban dalam sekejap. Kejadian mengerikan itu menimbulkan beberapa interpretasi dari umat Islam, sebagian melihat itu sebagai azab Allah bagi daerah tersebut dan sebagian lagi melihatnya sebagai musibah yang menuntut adanya empati dari seluruh elemen bangsa tanpa menarik kesimpulan terlalu jauh hingga ke ranah ghaib yang hanya Allah yang tahu.

Dalam hal ini, sebenarnya kita bisa melihat bagaimana reportase para ulama besar Islam seperti Imam as-Suyuthi (911 H), Ibnu Katsir (774 H) dan Ibnu al-Jauzi (597 H) terhadap fenomena gempa, tsunami dan likuifaksi yang terjadi dalam sejarah kaum muslimin. Ibnu Katsir dalam al-Bidâyah wan-Nihâyah juga merekam kejadian tersebut dengan menukil catatan Ibnu al-Jauzi. Dia menyebutkan bahwa gempa Ramallah di Palestina itu juga mengguncang Madinah dan terasa hingga daerah Rahbah (sekarang Abu Dhabi) dan kota Kufah di Irak. Menurut Ibnu Katsir, gempa dahsyat yang diiringi tsunami itu menyebabkan di kota Ramallah hanya tersisa dua rumah saja (Ibnu Katsir, al-Bidâyah wan-Nihâyah, juz XII, halaman 96). 

Yang menarik dari semua reportase para ulama ahli tafsir, hadits dan sejarah tersebut, tak satu pun ditemukan pernyataan mereka yang menghubungkan bencana alam dahsyat itu dengan azab bagi penduduk Ramallah di Palestina atau penduduk Ray di Iran. Mereka hanya menyebutkan bagaimana bencana itu terjadi dan dampak kerusakannya dan mencukupkan diri dengan reportase hal itu saja tanpa menarik kesimpulan yang di luar ranah manusia. 

Termasuk kita di Indonesia, mestinya bersikap sama seperti ulama diatas. Apalagi karena letak geologis Indonesia yang terletak pada titik pertemuan dari tiga lempeng tektonik besar yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Di daerah pertemuan antar lempeng ini mengakibatkan bebarapa daerah di Indonesia rawan terjadi gempa bumi yang diiringi dengan Tsunami. Tsunami terjadi apabila pusat gempa dangkal dan berada di dasar laut. Gempa disertai tsunami yang terbesar terjadi 18 tahun lalu yaitu : Megatrust Tsunami Aceh. 

Dalam peringatan 17 tahun tsunami Aceh tanggal 26 Desember 2021, Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Nova Iriansyah mengatakan, momen peringatan tsunami ini hendaknya bisa menguatkan masyarakat Aceh untuk terus bangkit menatap masa depan. Kita perlu memetik hikmah dari bencana ini. Semoga kita semua senantiasa selalu siap dalam menghadapi bencana yang mungkin terjadi,"  Beliau juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh negara yang ikut membantu Aceh usai dilanda gempa dan tsunami 17 tahun silam tersebut. Masyarakat Aceh, katanya, tidak akan pernah melupakan uluran tangan warga dunia."

Berikut ini adalah 17 bencana Tsunami terbesar di Indonesia yang pernah terjadi, disusun berdasarkan urutan tahun kejadiannya :

1. Gempa bumi dan MegaTsunami Ambon 1674 

Gempa bumi Ambon terjadi pada 17 Februari tahun 1674 antara pukul 19.30 dan 20.00 waktu setempat di suatu tempat di Kepulauan Maluku. Tsunami yang dihasilkan mencapai ketinggian hingga 100 meter di Pulau Ambon dan menewaskan lebih dari 2.000 orang.

Tsunami ini adalah tsunami pertama di Indonesia yang terdokumentasi secara rinci. Tsunami ini juga merupakan tsunami terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah di Indonesia dan terjadi pada abad ke 17.

2. Gempa bumi dan Tsunami Pulau Bali 1815 

Gempa diikuti tsunami terjadi di Bali Utara, pada masa kolonial tanggal 22 November 1815 yang dengan berkekuatan Magnitudo 7. Kemudian, gempa kedua pada tanggal 13 Mei 1857 wilayah Bali Utara kembali diguncang gempa bumi berkekuatan M = 7,0. Gempa bumi kuat dengan episenter di laut ini dilaporkan memicu tsunami yang menyebabkan sebanyak 36 orang meninggal dunia. Kedua pemicu gempa bumi disebabkan sesar naik Flores.

3. Erupsi Krakatau dan Tsunami Selat Sunda 1883

Letusan Krakatau 1883 terjadi di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), yang bermula pada tanggal 26 Agustus 1883 (dengan gejala pada awal Mei) dan berpuncak dengan letusan hebat yang meruntuhkan kaldera. Pada tanggal 27 Agustus 1883, dua pertiga bagian Krakatau runtuh dalam sebuah letusan berantai, melenyapkan sebagian besar pulau di sekelilingnya. Aktivitas seismik tetap berlangsung hingga Februari 1884. Letusan ini adalah salah satu letusan gunung api paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah, menimbulkan setidaknya 36.417 korban jiwa akibat letusan dan tsunami yang dihasilkannya. Dampak letusan ini juga bisa dirasakan di seluruh penjuru dunia.

4. Gempa bumi dan Tsunami Pulau Seram 1899 

Pada 30 September 1899, Pulau Seram, Hindia Belanda (sekarang Indonesia), diguncang oleh gempa bumi berkekuatan 7.8 Ms, yang disertai oleh tsunami 10 meter. Menurut Observatorium Meteorologi dan Magnetik Batavia, guncangan tersebut terjadi pada pukul 01:42.2 waktu setempat. Kajian Dr. R. D. M. Verbeek soal gempa tersebut dan dampaknya diterbitkan dalam Short Report about the earth- and sea-quake in Ceram, the 30th September 1899, dan merupakan satu-satunya sumber ekstensif tentang gempa bumi Pulau Seram.

Gempa bumi disertai tsunami ini menyebabkan 2460 korban meninggal dunia.

5. Gempa bumi dan Tsunami Pulau Enggano 1931 

Gempa bumi Sumatra Barat Daya 1931 terjadi pada tanggal 25 September pukul 05:59 UTC. Episentrumnya terletak di antara Pulau Enggano dan Sumatra, Hindia Belanda. Gempa ini berkekuatan Mw 7,3 atau Ms 7,5.

Gempa terjadi di lepas pantai Sumatra barat daya. Beberapa rumah bergeser sejauh 0,5 meter. Guncangannya terasa di Padang (+500 km dari pusat gempa) dan Bandung (sekitar 600 km dari pusat gempa). Kabarnya gempa juga dirasakan di Pamekasan, Madura, sekitar 1.250 km dari pusat gempa. Saksi mata melaporkan adanya tsunami setinggi 1 meter dengan korban di kepulauan Pagai dan Enggano yang terpencil di masa kolonial.

6. Gempa bumi dan Tsunami Sulawesi 1968 

Gempa bumi Sulawesi 1968 (bahasa Inggris: 1968 Sulawesi earthquake), mengguncang Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1968. Gempa ini memiliki magnitudo Richter sebesar 7.4, menghasilkan tsunami besar, dan membunuh sekitar 200 orang.

Harian Kompas edisi 24 agustus 1968 menjelaskan gelombang juga menerjang Pulau Togian yang terletak tak jauh dari Sulawesi Tengah. Akibatnya, sekitar 500 kepala keluarga di Pulau Togian dinyatakan hilang ketika gempa itu terjadi.

7. Gempa bumi dan Tsunami Barat Sulawesi 1969 

Pesisir barat Sulawesi Barat diterjang oleh sebuah gempa bumi besar pada 23 Februari 1969 pukul 00:36 UTC. Gempa bumi tersebut memiliki magnitudo 7.0 Mw. Gempa bumi tersebut memicu sebuah tsunami besar yang menyebabkan kerusakan signifikan di sepanjang pesisir Selat Makassar. Setidaknya 64 orang tewas, dengan sekitar 600 orang tewas lainnya yang disebabkan oleh tsunami.

8. Gempa bumi dan Tsunami Pulau Sumba 1977 

Gempa bumi beserta gelombang tsunami terjadi di lepas pantai Sumba NTT pada 19 Agustus 1977. Gempa bermagnitudo 7 beserta gelombang tsunami setinggi 8 meter menyebabkan banyak kerugian bagi penduduk setempat.

Pusat gempa di sebelah selatan Kepulauan Sunda Kecil merupakan daerah pertemuan antara 2 lempeng kulit bumi, yakni lempengan Indo Australia di sebelah Selatan dan Lempengan Asia di sebelah Utara. Ketika gempa disusul Tsunami melanda Awang dan Lunyuk di selatan Pulau Sumbawa, tercatat 75 jiwa penduduk tewas, 26 hilang dan 18 luka parah.

Sementara kejadian serupa di Pulau Lomblen lebih banyak lagi korban yang ditimbulkan yaitu 187 orang tewas dan 364 orang hilang.

9. Gempa bumi dan Tsunami Pulau Flores 1992 

Gempa bumi Flores Desember 1992 ialah gempa bumi berkekuatan 7,8 pada skala Richter di lepas pantai Flores, Indonesia. Terjadi pada 12 Desember 1992 pada pukul 13:29 WITA. Gempa bumi ini menyebabkan tsunami setinggi 36 meter yang menghancurkan rumah di pesisir pantai Flores, membunuh setidaknya 2.100 jiwa, 500 orang hilang, 447 orang luka-luka, dan 5.000 orang mengungsi.

10. Gempa bumi dan Tsunami Banyuwangi 1994 

Gempa bumi dan tsunami Jawa Timur 1994 adalah bencana gempa bumi tektonik yang berpusat di Samudra Hindia yang terjadi pada tanggal 2 Juni 1994 sekitar pukul 18.17 WIB. 7 jam berselang sejak gempa bumi tersebut terjadi, gelombang tsunami kemudian menghantam pesisir pantai selatan Jawa Timur bagian timur tepatnya di wilayah kabupaten Banyuwangi pada 3 Juni 1994 dini hari. Bencana tsunami akibat gempa bumi tektonik ini menyebabkan kerusakan total yang melanda pemukiman penduduk di pesisir selatan Kabupaten Banyuwangi seperti Pantai Plengkung, Pantai Pancer dan Pantai Rajegwesi yang rata dengan tanah. Korban meninggal diperkiraan mencapai 215 jiwa. Korban jiwa sangat banyak dikarenakan peristiwa tsunami tersebut terjadi pada dini hari sekira pukul 01.00 WIB di mana banyak warga yang masih tertidur lelap.

11. Gempa bumi  dan Tsunami Pulau Biak 1996 

Gempa bumi Biak terjadi pada 17 Februari 1996 pukul 14:59:30 local time di dekat Pulau Biak, Indonesia. Gempa ini berkekuatan momen 8,2 dan intensitas Mercalli VIII.

Tinggi tsunami yang ditimbulkan mencapai 7 meter (23 ft). 166 orang dilaporkan tewas, 423 orang luka-luka, dan 5.090 orang kehilangan tempat tinggal.

12. Gempa bumi dan Tsunami Pulau Banggai 2000 

Gempa tektonik bermagnitudo 6,5 disertai gelombang tsunami terjadi di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah pada 4 Mei 2000. Harian Kompas edisi 9 Mei 2000 menyebutkan, korban tewas akibat bencana alam gempa tektonik dan tsunami sekitar 46 orang. Tsunami kurang lebih setinggi 3 meter telah merusak ribuan rumah penduduk.

Akibatnya, sekitar 3.000 warga Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) melakukan eksodus ke Luwuk. Isu tsunami susulan dan gempa susulan membuat warga takut dan memaksakan mereka untuk berlindung.

13. Gempa bumi dan MegaTsunami Aceh 2004 

Gempa bumi Aceh 2004 terjadi pada pukul 07:58:53 WIB hari Minggu, 26 Desember 2004 episentrumnya terletak di lepas pantai barat Sumatra, Indonesia. Guncangan gempa tersebut berskala 9,1–9,3 dalam skala kekuatan Momen dan IX (Violent) dalam skala intensitas Mercalli. Gempa bumi megathrust bawah laut terjadi ketika Lempeng Hindia didorong ke bawah oleh Lempeng Burma dan memicu serangkaian tsunami mematikan di sepanjang pesisir daratan yang berbatasan dengan Samudra Hindia. Gelombang tsunami yang tingginya mencapai 30 m menewaskan lebih dari 280.000 jiwa di 17 negara terdampak dan menenggelamkan sejumlah permukiman pesisir. Gempa dan tsunami ini merupakan salah satu bencana alam paling mematikan sepanjang sejarah. Indonesia adalah negara yang dampaknya paling parah selain Sri Lanka, India, dan Thailand.

14. Gempa bumi dan Tsunami Pangandaran 2006 

Gempa Bumi di pantai Selatan Jawa 2006 ialah gempa Bumi berkekuatan 6,8 Skala Richter yang melanda pulau Jawa pada 17 Juli 2006, pukul 15.19 WIB. Pusat gempa berada di Samudra Hindia lepas pantai Jawa Barat, berjarak sekitar 225 Km Barat Daya Kabupaten Pangandaran. Gempa bumi ini menyebabkan tsunami setinggi 5 meter yang menghancurkan rumah di pesisir selatan Jawa, menewaskan setidaknya 668 jiwa, puluhan hilang dan 9.299 luka-luka.

15. Gempa bumi dan Tsunami Mentawai 2010 

Gempa Bumi Kepulauan Mentawai 2010 terjadi pada 25 Oktober 2010 dengan 7,7 MW gempa Bumi terjadi dilepas pantai Sumatra. Terjadi di lepas pantai Sumatra, Indonesia. United States Geological Survey (USGS) menyatakan gempa terjadi pada pukul 21:42 waktu lokal (14:42 UTC), sekitar 150 mil (240 km) sebelah barat Bengkulu, dekat dengan Kepulauan Mentawai. USGS awalnya melaporkan episentrum gempa Bumi terjadi pada kedalaman 205 mil (330 km), tetapi kemudian melaporkan bahwa kedalaman episentrum gempa pada kedalaman 88 mil (142 km) dan kemudian 128 mil (206 km) USGS juga awalnya memperkirakan magnitudo gempa 7,5 skala richter sebelum merevisi menjadi 7,7 skala richter.

Akibatnya 286 orang dilaporkan tewas dan 252 orang lainnya dilaporkan hilang, hal ini disebabkan terpencilnya lokasi (pulau hanya dapat dijangkau dengan kapal laut) sehingga membuat laporan korban mengalami keterlambatan.

16. Gempa bumi dan Tsunami Palu 2018 

Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018 adalah peristiwa gempa bumi berkekuatan 7,4 Mw diikuti dengan tsunami yang melanda pantai barat Pulau Sulawesi, Indonesia, bagian utara pada tanggal 28 September 2018, pukul 18.02 WITA. Pusat gempa berada di 26 km utara Donggala dan 80 km barat laut kota Palu dengan kedalaman 10 km. Guncangan gempa bumi dirasakan di Kabupaten Donggala, Kota Palu, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Sigi, Kabupaten Poso, Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Pasangkayu bahkan hingga Kota Samarinda, Kota Balikpapan, dan Kota Makassar. Gempa memicu tsunami hingga ketinggian 5 meter di Kota Palu. Korban meninggal gempa dan Tsunami mencapai 2.045 orang, didapati paling banyak ada di Palu sebesar 1.636 orang.

17. Erupsi Anak Krakatau dan Tsunami Selat Sunda 2018 

Pada tanggal 22 Desember 2018, peristiwa tsunami yang disebabkan oleh letusan Anak Krakatau di Selat Sunda menghantam daerah pesisir Banten dan Lampung, Indonesia. Sedikitnya 426 orang tewas dan 7.202 terluka dan 23 orang hilang akibat peristiwa ini. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tsunami disebabkan pasang tinggi dan longsor bawah laut karena letusan gunung tersebut.

Dari segi teologis, memang ada kemungkinan bahwa sebuah bencana alam diturunkan Allah sebagai azab, sebagaimana disebutkan dalam banyak ayat dan hadits, tapi kita tak bisa memastikan hal itu sebab itu adalah ranah ghaib. Kemungkinan bahwa bencana itu terjadi sebagai ujian bagi orang beriman dan penghapus dosa bagi kaum muslimin secara umum juga terbuka lebar. Sebab itu, alangkah baiknya bila kita mengedepankan introspeksi dan tobat bila suatu bencana menimpa kita, sebagaimana dilakukan oleh Umar bin Khattab tatkala terjadi gempa di masa kekhalifahannya. Namun, bila sebuah bencana menimpa orang lain, maka cukuplah bagi kita melaporkan kejadian lahiriahnya saja tanpa menarik kesimpulan yang harus kita pertanggungjawabkan di akhirat, seperti yang dilakukan para ulama di atas.

Semoga bermanfaat....

Senin, 26 Desember 2022

17 AYAT AL-QUR'AN TENTANG NABI ISA ALAIHISSALAM

Edisi Senin, 26 Desember 2022 M / 2 Jumadil Akhir 1444 H.

Sebagaimana kita ketahui, Nabi Isa Alaihissalam merupakan utusan Allah yang menempati urutan ke-24 dari 25 Nabi dan Rasul yang wajib diketahui oleh kaum Muslim. Terlahir dari seorang ibu pilihan bernama Maryam, Nabi Isa Alaihissalam disebutkan dalam Al-Quran sebagai Rasul yang diperkuat dengan Roh Kudus: 

وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ

Artinya, “Kami telah berikan kepada Isa putra Maryam bukti-bukti kebenaran (mukjizat) serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Quds,” (Al-Baqarah ayat 87).

Sebagai Rasul yang diutus kepada kaum Bani Israil, Nabi Isa dibekali oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala beberapa kemampuan yang relevan dengan zamannya, yakni kemampuan dalam ilmu pengobatan. Tercatat dalam sejarah bahwa Nabi Isa mampu menyembuhkan seseorang berpenyakit kusta, bahkan atas seizin Allah mampu membangkitkan orang yang sudah meninggal meski hanya sementara. Kemampuan-kemampuan semacam itu tidak lepas dari kemampuannya dalam menguasai ilmu atas seizin Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Selain mementingkan ilmu, Nabi Isa Alaihissalam juga memberikan perhatian yang lebih terhadap para pencari ilmu. Dikutip oleh Imam Al-Ghazali, berikut ini adalah  pesan Nabi Isa terhadap para pencari ilmu:

“Berkata Nabi Isa Alaihissalam: “Barangsiapa yang mempelajari ilmu, mengamalkannya, dan mengajarkannya, maka ia akan mendapatkan undangan yang agung di kerajaan langit,” (Lihat Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Beirut, Darul Ma’rifat, 2000, juz I, halaman 10-57).

Nabi Isa Alaihissalam juga dijelaskan dalam Alquran surat Ali Imran dan surat Maryam. Sebanyak 17 ayat menjelaskan tentang kelahiran Nabi isa yang merupakan putri Maryam. Maryam merupakan seorang wanita yang berasal dari keluarga baik-baik dan terpuji di kalangan Bani israil. Ia dikenal sebagai sosok wanita ahli ibadah dan memilih untuk tidak menikah. Namun kali ini kita tidak membahas ayat Al Qur'an tentang kelahiran Nabi Isa tersebut, melainkan beberapa ayat Alqur'an yang membicarakan Nabi Isa Alaihissalam secara umum :

1. Al Baqarah ayat 87 

وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَقَفَّيْنَا مِنْ بَعْدِهِ بِالرُّسُلِ ۖ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ ۗ أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَىٰ أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ

Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?

2. Al baqarah ayat 253 

تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۘ مِنْهُمْ مَنْ كَلَّمَ اللَّهُ ۖ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَاتٍ ۚ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ ۗ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلَ الَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَلَٰكِنِ اخْتَلَفُوا فَمِنْهُمْ مَنْ آمَنَ وَمِنْهُمْ مَنْ كَفَرَ ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلُوا وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ

Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.

3. Al Imran ayat 45 

إِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ

(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)

4. Al Imran Ayat 52 

فَلَمَّا أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ ۖ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ آمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.

5. Al Imran Ayat 55 

إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَىٰ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ۖ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya".

6. Al Imran Ayat 59 

 إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ ۖ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.

7. Al Imran Ayat 84 

قُلْ آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri".

8. An Nissa Ayat 157 

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ ۚ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا

dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.

9. An Nissa Ayat 171 

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ ۚ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۖ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ ۚ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ ۚ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ ۘ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ وَكِيلًا

Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.

10. Al Maidah Ayat 78 

لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ

Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.

11. Al Maidah ayat 110 

إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ اذْكُرْ نِعْمَتِي عَلَيْكَ وَعَلَىٰ وَالِدَتِكَ إِذْ أَيَّدْتُكَ بِرُوحِ الْقُدُسِ تُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلًا ۖ وَإِذْ عَلَّمْتُكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ ۖ وَإِذْ تَخْلُقُ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ بِإِذْنِي فَتَنْفُخُ فِيهَا فَتَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِي ۖ وَتُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ بِإِذْنِي ۖ وَإِذْ تُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ بِإِذْنِي ۖ وَإِذْ كَفَفْتُ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَنْكَ إِذْ جِئْتَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ إِنْ هَٰذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ

(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata".


12. Al Maidah Ayat 114 


قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِأَوَّلِنَا وَآخِرِنَا وَآيَةً مِنْكَ ۖ وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

Isa putera Maryam berdoa: "Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rzekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki Yang Paling Utama".

13. Al Anam Ayat 85 

وَزَكَرِيَّا وَيَحْيَىٰ وَعِيسَىٰ وَإِلْيَاسَ ۖ كُلٌّ مِنَ الصَّالِحِينَ

dan Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.

14. Maryam Ayat 34 

ذَٰلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ

Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.

15. Al Ahzab Ayat 7 

وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ النَّبِيِّينَ مِيثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُوحٍ وَإِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۖ وَأَخَذْنَا مِنْهُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا

Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.

16. Al Zukhruf Ayat 61 

وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُونِ ۚ هَٰذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ

Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.

17. As Shaf Ayat 14 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا أَنْصَارَ اللَّهِ كَمَا قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّينَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ ۖ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ ۖ فَآمَنَتْ طَائِفَةٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَكَفَرَتْ طَائِفَةٌ ۖ فَأَيَّدْنَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَىٰ عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوا ظَاهِرِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.

Semoga bermanfaat....

Minggu, 25 Desember 2022

SURAT MARYAM AYAT 16-33 : KISAH KELAHIRAN NABI ISA TANPA AYAH

Edisi Ahad, 25 Desember 2022 M / 1 Jumadil Akhir 1444 H.

Surat Maryam adalah satu-satunya surat di dalam Al-Quran yang terambil dari nama figur seorang perempuan, yaitu Maryam binti Imran. Dialah yang dikenal sebagai Ibunda Nabi Isa Alaihissalam. Surat ini merupakan surat ke-19 yang berisikan 98 ayat dan diturunkan di kota Makkah. 

Surat ini dinamakan Surat Maryam, dikarenakan di dalamnya ada kisah menyangkut Maryam binti Imran. Pada awalnya ketika mengandung, ibunda Maryam, Hannah binti Faquds menginginkan janin yang ada di rahimnya adalah anak lelaki, agar kelak ketika besar dia dapat mengabdi di Kuil Sulaiman. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berkehendak lain dengan memberinya anak perempuan. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berjanji bahwa anak perempuan ini tidak sama dengan perempuan lainnya pada zaman itu.

Pada ayat 16-33 dalam surat ini, mengisahkan tentang Maryam yang mengasingkan diri dari keluarga dan kaumnya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengutus Malaikat Jibril untuk menyampaikan kabar kepada Maryam bahwa dia akan mengandung anak laki-laki, yang merupakan rahmat dari Allah untuk menjadi tanda kebesaran-Nya bagi manusia masa itu maupun masa yang akan datang.

Berikut ini adalah 17 ayat Al Qur'an dari surat Maryam tentang kisah kelahiran Nabi Isa Alaihissalam lengkap dengan huruf arab, latin dan terjemahannya :

1. Ayat 16 

وَاذْكُرْ فِى الْكِتٰبِ مَرْيَمَۘ اِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ اَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا ۙ

ważkur fil-kitābi maryam, iżintabażat min ahlihā makānan syarqiyyā

Artinya: Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Maryam di dalam Kitab (Al-Qur'an), (yaitu) ketika dia mengasingkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur (Baitulmaqdis),

2. Ayat 17 

فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُوْنِهِمْ حِجَابًاۗ فَاَرْسَلْنَآ اِلَيْهَا رُوْحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا

fattakhażat min dụnihim ḥijābā, fa arsalna ilaihā rụḥanā fa tamaṡṡala lahā basyaran sawiyyā

Artinya: lalu dia memasang tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus ruh Kami (Jibril) kepadanya, maka dia menampakkan diri di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna.

3. Ayat 18 

قَالَتْ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِالرَّحْمٰنِ مِنْكَ اِنْ كُنْتَ تَقِيًّا

qālat innī a'ụżu bir-raḥmāni mingka ing kunta taqiyyā

Artinya: Dia (Maryam) berkata, "Sungguh, aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pengasih terhadapmu, jika engkau orang yang bertakwa."

4. Ayat 19 

قَالَ اِنَّمَآ اَنَا۠ رَسُوْلُ رَبِّكِۖ لِاَهَبَ لَكِ غُلٰمًا زَكِيًّا

qāla innama ana rasụlu rabbiki li`ahaba laki gulāman zakiyyā

Artinya: Dia (Jibril) berkata, "Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu, untuk menyampaikan anugerah kepadamu seorang anak laki-laki yang suci."

5. Ayat 20 

قَالَتْ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ غُلٰمٌ وَّلَمْ يَمْسَسْنِيْ بَشَرٌ وَّلَمْ اَكُ بَغِيًّا

qālat annā yakụnu lī gulāmuw wa lam yamsasnī basyaruw wa lam aku bagiyyā

Artinya: Dia (Maryam) berkata, "Bagaimana mungkin aku mempunyai anak laki-laki, padahal tidak pernah ada orang (laki-laki) yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina!"

6. Ayat 21 

قَالَ كَذٰلِكِۚ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌۚ وَلِنَجْعَلَهٗٓ اٰيَةً لِّلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِّنَّاۚ وَكَانَ اَمْرًا مَّقْضِيًّا

qāla każālik, qāla rabbuki huwa 'alayya hayyin, wa linaj'alahū āyatal lin-nāsi wa raḥmatam minnā, wa kāna amram maqḍiyyā

Artinya: Dia (Jibril) berkata, "Demikianlah." Tuhanmu berfirman, "Hal itu mudah bagi-Ku, dan agar Kami menjadikannya suatu tanda (kebesaran Allah) bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu urusan yang (sudah) diputuskan."

7. Ayat 22 

فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهٖ مَكَانًا قَصِيًّا

fa ḥamalat-hu fantabażat bihī makānang qaṣiyyā

Artinya: Maka dia (Maryam) mengandung, lalu dia mengasingkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.

8. Ayat 23 

فَاَجَاۤءَهَا الْمَخَاضُ اِلٰى جِذْعِ النَّخْلَةِۚ قَالَتْ يٰلَيْتَنِيْ مِتُّ قَبْلَ هٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَّنْسِيًّا

fa aja ahal-makhāḍu ilā jiż'in-nakhlah, qālat yā laitanī mittu qabla hāżā wa kuntu nas-yam mansiyyā

Artinya:  Kemudian rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia (Maryam) berkata, "Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan."

9.  Ayat 24 

فَنَادٰىهَا مِنْ تَحْتِهَآ اَلَّا تَحْزَنِيْ قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا

fa nādāhā min taḥtiha allā taḥzanī qad ja'ala rabbuki taḥtaki sariyyā

Artinya:  Maka dia (Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang rendah, "Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.

10. Ayat 25 

وَهُزِّيْٓ اِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسٰقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا 

wa huzzī ilaiki bijiż'in-nakhlati tusāqiṭ 'alaiki ruṭaban janiyyā

Artinya:  Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.

11. Ayat 26 

فَكُلِيْ وَاشْرَبِيْ وَقَرِّيْ عَيْنًا ۚفَاِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ اَحَدًاۙ فَقُوْلِيْٓ اِنِّيْ نَذَرْتُ لِلرَّحْمٰنِ صَوْمًا فَلَنْ اُكَلِّمَ الْيَوْمَ اِنْسِيًّا 

fa kulī wasyrabī wa qarrī 'ainā, fa immā tarayinna minal-basyari aḥadan fa qụlī innī nażartu lir-raḥmāni ṣauman fa lan ukallimal-yauma insiyyā

Artinya: Maka makan, minum, dan bersenang hatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini."

11. Ayat 27 

فَاَتَتْ بِهٖ قَوْمَهَا تَحْمِلُهٗ ۗقَالُوْا يٰمَرْيَمُ لَقَدْ جِئْتِ شَيْـًٔا فَرِيًّا

fa atat bihī qaumahā taḥmiluh, qālụ yā maryamu laqad ji`ti syai`an fariyyā

Artinya: Kemudian dia (Maryam) membawa dia (bayi itu) kepada kaumnya dengan menggendongnya. Mereka (kaumnya) berkata, "Wahai Maryam! Sungguh, engkau telah membawa sesuatu yang sangat mungkar.

12. Ayat 28 

يٰٓاُخْتَ هٰرُوْنَ مَا كَانَ اَبُوْكِ امْرَاَ سَوْءٍ وَّمَا كَانَتْ اُمُّكِ بَغِيًّا ۖ

ya ukhta hārụna mā kāna abụkimra`a sau`iw wa mā kānat ummuki bagiyyā

Artinya: Wahai saudara perempuan Harun (Maryam)! Ayahmu bukan seorang yang buruk perangai dan ibumu bukan seorang perempuan pezina."

13. Ayat 29 

فَاَشَارَتْ اِلَيْهِۗ قَالُوْا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كَانَ فِى الْمَهْدِ صَبِيًّا

fa asyārat ilaīh, qālụ kaifa nukallimu mang kāna fil-mahdi ṣabiyyā

Artinya: Maka dia (Maryam) menunjuk kepada (anak)nya. Mereka berkata, "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?"

14. Ayat 30 

قَالَ اِنِّيْ عَبْدُ اللّٰهِ ۗاٰتٰنِيَ الْكِتٰبَ وَجَعَلَنِيْ نَبِيًّا 

qāla innī 'abdullāh, ātāniyal-kitāba wa ja'alanī nabiyyā

Artinya: Dia ('Isa) berkata, "Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,

15. Ayat 31 

وَّجَعَلَنِيْ مُبٰرَكًا اَيْنَ مَا كُنْتُۖ وَاَوْصٰنِيْ بِالصَّلٰوةِ وَالزَّكٰوةِ مَا دُمْتُ حَيًّا ۖ

wa ja'alanī mubārakan aina mā kuntu wa auṣānī biṣ-ṣalāti waz-zakāti mā dumtu ḥayyā

Artinya: dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;

16. Ayat 32 

وَّبَرًّاۢ بِوَالِدَتِيْ وَلَمْ يَجْعَلْنِيْ جَبَّارًا شَقِيًّا

wa barram biwālidatī wa lam yaj'alnī jabbāran syaqiyyā

Artinya: dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.

17. Ayat 33 

وَالسَّلٰمُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُّ وَيَوْمَ اَمُوْتُ وَيَوْمَ اُبْعَثُ حَيًّا

was-salāmu 'alayya yauma wulittu wa yauma amụtu wa yauma ub'aṡu ḥayyā

Atinya: Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali."

Semoga bermanfaat...