Selasa, 27 Desember 2022

17 TSUNAMI TERBESAR YANG PERNAH TERJADI DI INDONESIA

Edisi Selasa, 27 Desember 2022 M / 3 Jumadil Akhir 1444 H.

Fenomena gempa bumi, tsunami dan likuifaksi (pencairan tanah) adalah musibah mengerikan yang dapat menghancurkan sebuah peradaban dalam sekejap. Kejadian mengerikan itu menimbulkan beberapa interpretasi dari umat Islam, sebagian melihat itu sebagai azab Allah bagi daerah tersebut dan sebagian lagi melihatnya sebagai musibah yang menuntut adanya empati dari seluruh elemen bangsa tanpa menarik kesimpulan terlalu jauh hingga ke ranah ghaib yang hanya Allah yang tahu.

Dalam hal ini, sebenarnya kita bisa melihat bagaimana reportase para ulama besar Islam seperti Imam as-Suyuthi (911 H), Ibnu Katsir (774 H) dan Ibnu al-Jauzi (597 H) terhadap fenomena gempa, tsunami dan likuifaksi yang terjadi dalam sejarah kaum muslimin. Ibnu Katsir dalam al-Bidâyah wan-Nihâyah juga merekam kejadian tersebut dengan menukil catatan Ibnu al-Jauzi. Dia menyebutkan bahwa gempa Ramallah di Palestina itu juga mengguncang Madinah dan terasa hingga daerah Rahbah (sekarang Abu Dhabi) dan kota Kufah di Irak. Menurut Ibnu Katsir, gempa dahsyat yang diiringi tsunami itu menyebabkan di kota Ramallah hanya tersisa dua rumah saja (Ibnu Katsir, al-Bidâyah wan-Nihâyah, juz XII, halaman 96). 

Yang menarik dari semua reportase para ulama ahli tafsir, hadits dan sejarah tersebut, tak satu pun ditemukan pernyataan mereka yang menghubungkan bencana alam dahsyat itu dengan azab bagi penduduk Ramallah di Palestina atau penduduk Ray di Iran. Mereka hanya menyebutkan bagaimana bencana itu terjadi dan dampak kerusakannya dan mencukupkan diri dengan reportase hal itu saja tanpa menarik kesimpulan yang di luar ranah manusia. 

Termasuk kita di Indonesia, mestinya bersikap sama seperti ulama diatas. Apalagi karena letak geologis Indonesia yang terletak pada titik pertemuan dari tiga lempeng tektonik besar yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Di daerah pertemuan antar lempeng ini mengakibatkan bebarapa daerah di Indonesia rawan terjadi gempa bumi yang diiringi dengan Tsunami. Tsunami terjadi apabila pusat gempa dangkal dan berada di dasar laut. Gempa disertai tsunami yang terbesar terjadi 18 tahun lalu yaitu : Megatrust Tsunami Aceh. 

Dalam peringatan 17 tahun tsunami Aceh tanggal 26 Desember 2021, Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Nova Iriansyah mengatakan, momen peringatan tsunami ini hendaknya bisa menguatkan masyarakat Aceh untuk terus bangkit menatap masa depan. Kita perlu memetik hikmah dari bencana ini. Semoga kita semua senantiasa selalu siap dalam menghadapi bencana yang mungkin terjadi,"  Beliau juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh negara yang ikut membantu Aceh usai dilanda gempa dan tsunami 17 tahun silam tersebut. Masyarakat Aceh, katanya, tidak akan pernah melupakan uluran tangan warga dunia."

Berikut ini adalah 17 bencana Tsunami terbesar di Indonesia yang pernah terjadi, disusun berdasarkan urutan tahun kejadiannya :

1. Gempa bumi dan MegaTsunami Ambon 1674 

Gempa bumi Ambon terjadi pada 17 Februari tahun 1674 antara pukul 19.30 dan 20.00 waktu setempat di suatu tempat di Kepulauan Maluku. Tsunami yang dihasilkan mencapai ketinggian hingga 100 meter di Pulau Ambon dan menewaskan lebih dari 2.000 orang.

Tsunami ini adalah tsunami pertama di Indonesia yang terdokumentasi secara rinci. Tsunami ini juga merupakan tsunami terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah di Indonesia dan terjadi pada abad ke 17.

2. Gempa bumi dan Tsunami Pulau Bali 1815 

Gempa diikuti tsunami terjadi di Bali Utara, pada masa kolonial tanggal 22 November 1815 yang dengan berkekuatan Magnitudo 7. Kemudian, gempa kedua pada tanggal 13 Mei 1857 wilayah Bali Utara kembali diguncang gempa bumi berkekuatan M = 7,0. Gempa bumi kuat dengan episenter di laut ini dilaporkan memicu tsunami yang menyebabkan sebanyak 36 orang meninggal dunia. Kedua pemicu gempa bumi disebabkan sesar naik Flores.

3. Erupsi Krakatau dan Tsunami Selat Sunda 1883

Letusan Krakatau 1883 terjadi di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), yang bermula pada tanggal 26 Agustus 1883 (dengan gejala pada awal Mei) dan berpuncak dengan letusan hebat yang meruntuhkan kaldera. Pada tanggal 27 Agustus 1883, dua pertiga bagian Krakatau runtuh dalam sebuah letusan berantai, melenyapkan sebagian besar pulau di sekelilingnya. Aktivitas seismik tetap berlangsung hingga Februari 1884. Letusan ini adalah salah satu letusan gunung api paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah, menimbulkan setidaknya 36.417 korban jiwa akibat letusan dan tsunami yang dihasilkannya. Dampak letusan ini juga bisa dirasakan di seluruh penjuru dunia.

4. Gempa bumi dan Tsunami Pulau Seram 1899 

Pada 30 September 1899, Pulau Seram, Hindia Belanda (sekarang Indonesia), diguncang oleh gempa bumi berkekuatan 7.8 Ms, yang disertai oleh tsunami 10 meter. Menurut Observatorium Meteorologi dan Magnetik Batavia, guncangan tersebut terjadi pada pukul 01:42.2 waktu setempat. Kajian Dr. R. D. M. Verbeek soal gempa tersebut dan dampaknya diterbitkan dalam Short Report about the earth- and sea-quake in Ceram, the 30th September 1899, dan merupakan satu-satunya sumber ekstensif tentang gempa bumi Pulau Seram.

Gempa bumi disertai tsunami ini menyebabkan 2460 korban meninggal dunia.

5. Gempa bumi dan Tsunami Pulau Enggano 1931 

Gempa bumi Sumatra Barat Daya 1931 terjadi pada tanggal 25 September pukul 05:59 UTC. Episentrumnya terletak di antara Pulau Enggano dan Sumatra, Hindia Belanda. Gempa ini berkekuatan Mw 7,3 atau Ms 7,5.

Gempa terjadi di lepas pantai Sumatra barat daya. Beberapa rumah bergeser sejauh 0,5 meter. Guncangannya terasa di Padang (+500 km dari pusat gempa) dan Bandung (sekitar 600 km dari pusat gempa). Kabarnya gempa juga dirasakan di Pamekasan, Madura, sekitar 1.250 km dari pusat gempa. Saksi mata melaporkan adanya tsunami setinggi 1 meter dengan korban di kepulauan Pagai dan Enggano yang terpencil di masa kolonial.

6. Gempa bumi dan Tsunami Sulawesi 1968 

Gempa bumi Sulawesi 1968 (bahasa Inggris: 1968 Sulawesi earthquake), mengguncang Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1968. Gempa ini memiliki magnitudo Richter sebesar 7.4, menghasilkan tsunami besar, dan membunuh sekitar 200 orang.

Harian Kompas edisi 24 agustus 1968 menjelaskan gelombang juga menerjang Pulau Togian yang terletak tak jauh dari Sulawesi Tengah. Akibatnya, sekitar 500 kepala keluarga di Pulau Togian dinyatakan hilang ketika gempa itu terjadi.

7. Gempa bumi dan Tsunami Barat Sulawesi 1969 

Pesisir barat Sulawesi Barat diterjang oleh sebuah gempa bumi besar pada 23 Februari 1969 pukul 00:36 UTC. Gempa bumi tersebut memiliki magnitudo 7.0 Mw. Gempa bumi tersebut memicu sebuah tsunami besar yang menyebabkan kerusakan signifikan di sepanjang pesisir Selat Makassar. Setidaknya 64 orang tewas, dengan sekitar 600 orang tewas lainnya yang disebabkan oleh tsunami.

8. Gempa bumi dan Tsunami Pulau Sumba 1977 

Gempa bumi beserta gelombang tsunami terjadi di lepas pantai Sumba NTT pada 19 Agustus 1977. Gempa bermagnitudo 7 beserta gelombang tsunami setinggi 8 meter menyebabkan banyak kerugian bagi penduduk setempat.

Pusat gempa di sebelah selatan Kepulauan Sunda Kecil merupakan daerah pertemuan antara 2 lempeng kulit bumi, yakni lempengan Indo Australia di sebelah Selatan dan Lempengan Asia di sebelah Utara. Ketika gempa disusul Tsunami melanda Awang dan Lunyuk di selatan Pulau Sumbawa, tercatat 75 jiwa penduduk tewas, 26 hilang dan 18 luka parah.

Sementara kejadian serupa di Pulau Lomblen lebih banyak lagi korban yang ditimbulkan yaitu 187 orang tewas dan 364 orang hilang.

9. Gempa bumi dan Tsunami Pulau Flores 1992 

Gempa bumi Flores Desember 1992 ialah gempa bumi berkekuatan 7,8 pada skala Richter di lepas pantai Flores, Indonesia. Terjadi pada 12 Desember 1992 pada pukul 13:29 WITA. Gempa bumi ini menyebabkan tsunami setinggi 36 meter yang menghancurkan rumah di pesisir pantai Flores, membunuh setidaknya 2.100 jiwa, 500 orang hilang, 447 orang luka-luka, dan 5.000 orang mengungsi.

10. Gempa bumi dan Tsunami Banyuwangi 1994 

Gempa bumi dan tsunami Jawa Timur 1994 adalah bencana gempa bumi tektonik yang berpusat di Samudra Hindia yang terjadi pada tanggal 2 Juni 1994 sekitar pukul 18.17 WIB. 7 jam berselang sejak gempa bumi tersebut terjadi, gelombang tsunami kemudian menghantam pesisir pantai selatan Jawa Timur bagian timur tepatnya di wilayah kabupaten Banyuwangi pada 3 Juni 1994 dini hari. Bencana tsunami akibat gempa bumi tektonik ini menyebabkan kerusakan total yang melanda pemukiman penduduk di pesisir selatan Kabupaten Banyuwangi seperti Pantai Plengkung, Pantai Pancer dan Pantai Rajegwesi yang rata dengan tanah. Korban meninggal diperkiraan mencapai 215 jiwa. Korban jiwa sangat banyak dikarenakan peristiwa tsunami tersebut terjadi pada dini hari sekira pukul 01.00 WIB di mana banyak warga yang masih tertidur lelap.

11. Gempa bumi  dan Tsunami Pulau Biak 1996 

Gempa bumi Biak terjadi pada 17 Februari 1996 pukul 14:59:30 local time di dekat Pulau Biak, Indonesia. Gempa ini berkekuatan momen 8,2 dan intensitas Mercalli VIII.

Tinggi tsunami yang ditimbulkan mencapai 7 meter (23 ft). 166 orang dilaporkan tewas, 423 orang luka-luka, dan 5.090 orang kehilangan tempat tinggal.

12. Gempa bumi dan Tsunami Pulau Banggai 2000 

Gempa tektonik bermagnitudo 6,5 disertai gelombang tsunami terjadi di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah pada 4 Mei 2000. Harian Kompas edisi 9 Mei 2000 menyebutkan, korban tewas akibat bencana alam gempa tektonik dan tsunami sekitar 46 orang. Tsunami kurang lebih setinggi 3 meter telah merusak ribuan rumah penduduk.

Akibatnya, sekitar 3.000 warga Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) melakukan eksodus ke Luwuk. Isu tsunami susulan dan gempa susulan membuat warga takut dan memaksakan mereka untuk berlindung.

13. Gempa bumi dan MegaTsunami Aceh 2004 

Gempa bumi Aceh 2004 terjadi pada pukul 07:58:53 WIB hari Minggu, 26 Desember 2004 episentrumnya terletak di lepas pantai barat Sumatra, Indonesia. Guncangan gempa tersebut berskala 9,1–9,3 dalam skala kekuatan Momen dan IX (Violent) dalam skala intensitas Mercalli. Gempa bumi megathrust bawah laut terjadi ketika Lempeng Hindia didorong ke bawah oleh Lempeng Burma dan memicu serangkaian tsunami mematikan di sepanjang pesisir daratan yang berbatasan dengan Samudra Hindia. Gelombang tsunami yang tingginya mencapai 30 m menewaskan lebih dari 280.000 jiwa di 17 negara terdampak dan menenggelamkan sejumlah permukiman pesisir. Gempa dan tsunami ini merupakan salah satu bencana alam paling mematikan sepanjang sejarah. Indonesia adalah negara yang dampaknya paling parah selain Sri Lanka, India, dan Thailand.

14. Gempa bumi dan Tsunami Pangandaran 2006 

Gempa Bumi di pantai Selatan Jawa 2006 ialah gempa Bumi berkekuatan 6,8 Skala Richter yang melanda pulau Jawa pada 17 Juli 2006, pukul 15.19 WIB. Pusat gempa berada di Samudra Hindia lepas pantai Jawa Barat, berjarak sekitar 225 Km Barat Daya Kabupaten Pangandaran. Gempa bumi ini menyebabkan tsunami setinggi 5 meter yang menghancurkan rumah di pesisir selatan Jawa, menewaskan setidaknya 668 jiwa, puluhan hilang dan 9.299 luka-luka.

15. Gempa bumi dan Tsunami Mentawai 2010 

Gempa Bumi Kepulauan Mentawai 2010 terjadi pada 25 Oktober 2010 dengan 7,7 MW gempa Bumi terjadi dilepas pantai Sumatra. Terjadi di lepas pantai Sumatra, Indonesia. United States Geological Survey (USGS) menyatakan gempa terjadi pada pukul 21:42 waktu lokal (14:42 UTC), sekitar 150 mil (240 km) sebelah barat Bengkulu, dekat dengan Kepulauan Mentawai. USGS awalnya melaporkan episentrum gempa Bumi terjadi pada kedalaman 205 mil (330 km), tetapi kemudian melaporkan bahwa kedalaman episentrum gempa pada kedalaman 88 mil (142 km) dan kemudian 128 mil (206 km) USGS juga awalnya memperkirakan magnitudo gempa 7,5 skala richter sebelum merevisi menjadi 7,7 skala richter.

Akibatnya 286 orang dilaporkan tewas dan 252 orang lainnya dilaporkan hilang, hal ini disebabkan terpencilnya lokasi (pulau hanya dapat dijangkau dengan kapal laut) sehingga membuat laporan korban mengalami keterlambatan.

16. Gempa bumi dan Tsunami Palu 2018 

Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018 adalah peristiwa gempa bumi berkekuatan 7,4 Mw diikuti dengan tsunami yang melanda pantai barat Pulau Sulawesi, Indonesia, bagian utara pada tanggal 28 September 2018, pukul 18.02 WITA. Pusat gempa berada di 26 km utara Donggala dan 80 km barat laut kota Palu dengan kedalaman 10 km. Guncangan gempa bumi dirasakan di Kabupaten Donggala, Kota Palu, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Sigi, Kabupaten Poso, Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Pasangkayu bahkan hingga Kota Samarinda, Kota Balikpapan, dan Kota Makassar. Gempa memicu tsunami hingga ketinggian 5 meter di Kota Palu. Korban meninggal gempa dan Tsunami mencapai 2.045 orang, didapati paling banyak ada di Palu sebesar 1.636 orang.

17. Erupsi Anak Krakatau dan Tsunami Selat Sunda 2018 

Pada tanggal 22 Desember 2018, peristiwa tsunami yang disebabkan oleh letusan Anak Krakatau di Selat Sunda menghantam daerah pesisir Banten dan Lampung, Indonesia. Sedikitnya 426 orang tewas dan 7.202 terluka dan 23 orang hilang akibat peristiwa ini. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tsunami disebabkan pasang tinggi dan longsor bawah laut karena letusan gunung tersebut.

Dari segi teologis, memang ada kemungkinan bahwa sebuah bencana alam diturunkan Allah sebagai azab, sebagaimana disebutkan dalam banyak ayat dan hadits, tapi kita tak bisa memastikan hal itu sebab itu adalah ranah ghaib. Kemungkinan bahwa bencana itu terjadi sebagai ujian bagi orang beriman dan penghapus dosa bagi kaum muslimin secara umum juga terbuka lebar. Sebab itu, alangkah baiknya bila kita mengedepankan introspeksi dan tobat bila suatu bencana menimpa kita, sebagaimana dilakukan oleh Umar bin Khattab tatkala terjadi gempa di masa kekhalifahannya. Namun, bila sebuah bencana menimpa orang lain, maka cukuplah bagi kita melaporkan kejadian lahiriahnya saja tanpa menarik kesimpulan yang harus kita pertanggungjawabkan di akhirat, seperti yang dilakukan para ulama di atas.

Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.