Sabtu, 27 Mei 2023

ADAB BERBICARA DALAM ISLAM

Edisi Sabtu, 27 Mei 2023 M / 7 Dzulqa'idah 1444 H.

Islam telah memerintahkan untuk beradab dan beretika dalam berbicara. Yang paling utama dari semua itu adalah dengan memperbanyak berdzikir kepada Allah dan membaca al-Qur’an. Seperti juga Allah melarang untuk berbicara dusta dan ucapan yang sia-sia (tidak ada manfaatnya) serta membicarakan orang lain.

Posisi dan peran lisan sering dianalogikan sebagaimana pedang yang memiliki dua sisi. Jika digunakan dengan cara yang baik, maka pedang dapat memberikan manfaat dan perlindungan. Sebaliknya jika digunakan secara tidak bijak, maka pedang bisa saja melukai orang.

Karena itu, di dalam dunia tasawuf, irit berbicara adalah hal yang sangat istimewa dan dianjurkan. Banyak ulama sufi terkemuka yang menjelaskan secara rinci dan detail pentingnya menjaga lisan dan keutamaan memilih bersikap diam. Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda: 

إن أكثر خطايا ابن آدم في لسانه 

Artinya, “Sesungguhnya mayoritas kesalahan anak Adam berada pada lisannya.” (Abdurrauf Al-Munawi, Faidhul Qadîr Syarhul Jâmi’us shaghîr, [Dârul Kutub al-‘Alamiyah: 2000], juz II, halaman 543).

Maka agar tetap menjaga pergaulan agar tetap baik adalah selalu berbicara dengan perkataan yang baik, dan berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Hendaknya topik pembicaraan berkisar pada hal-hal yang baik dan bermanfaat. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berbicara dengan pembicaraan yang baik, kalau tidak (berbicara baik) lebih baik diam,” (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Menghindarkan diri dari pembicaraan yang jelek dan tidak bermanfaat.

3. Tidak berbohong dalam perkataannya, tidak membicarakan ‘aib (kekurangan) orang lain atau menyebarkan isu-isu yang tidak baik tentang diri seseorang.

4. Tidak mencela atau mengejek orang lain.

5. Menghindari perselisihan dan perdebatan, karena Rasulullah tidak menyukai adanya perdebatan meski dalam hal kebaikan. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Aku adalah pemimpin di rumah di tengah-tengah surga bagi orang yang meninggalkan perselisihan walaupun dalam kebenaran.”

6. Tidak menyebarkan berita bohong.

7. Tidak menyebarkan gossip tentang orang lain.

8. Tidak bersifat sombong dan angkuh dalam berbicara.

9. Tidak boleh menguasai dan memonopoli pembicaraan dalam suatu forum.

10. Hendaknya memberikan kesempatan pada orang lain untuk berbicara.

11. Tidak boleh mengeraskan suara dalam percakapan, sehingga menimbulkan kegaduhan dan kebisingan.

12. Bila ingin meluruskan suatu kesalahan hendaknya dengan cara yang bijak, tidak menjatuhkan orang lain.

13. Menempatkan pembicaraan sesuai dengan situasi dan kondisi.

14. Berbicara dengan tenang, agar mudah dicerna dan dipahami oleh pendengar dan tidak mencampuradukkan satu pembicaraan dengan pembicaraan orang lain.

15. Tidak membanggakan diri dan menonjolkan kepandaian di hadapan lawan bicara.

16. Agar tidak berbicara tentang sesuatu yang tidak dimengerti.

17. Tidak terlalu banyak bicara, sehingga membuat bosan pendengar. 

Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.