Jumat, 30 Juni 2023

HIKMAH DAN KEUTAMAAN IBADAH QURBAN MENURUT ISLAM

Edisi Jum'at, 30 Juni 2023 M / 11 Dzulhijjah 1444 H.

Qurban merupakan ibadah yang paling ditunggu umat Islam saat hari Raya Idul Adha dan hari tasyrik. Ibadah yang hanya dilakukan setahun sekali ini menjadi momen penting untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanallahu wa ta'ala. Perintah qurban secara jelas tercantum dalam beberapa ayat Alquran dan sejumlah hadits.  Satu di antaranya adalah dalam Alquran surat al-Kautsar [108] ayat 02: “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan sembelihlah.”

Kata shalat dalam ayat diatas bisa bermakna shalat Idul Adha. Seperti kita ketahui bersama, shalat adalah tiangnya agama. Pembeda paling mendasar sekaligus pembatas antara seorang muslim dan kafir. Shalat menjadi ibadah fisik yang berhubungan langsung dengan Allah atau ibadah vertikal. Sementara maksud dari kata menyembelih dari ayat tadi adalah menyembelih hewan qurban. Artinya kata sembelihlah juga diartikan dengan berkurbanlah. Qurban merupakan ibadah harta yang berkaitan langsung dengan sesama (sosial) atau dalam arti horizontal.

Dalil Qurban 

Dalam ayat lain, Allah Subhanallahu wata'ala juga berfirman dalam surat Al Hajj [22] ayat 36 yang artinya: “Dan telah kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagaian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur”

Kemudian dalam haditsnya, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

Barangsiapa yang memperoleh suatu kelapangan, tetapi dia tidak berqurban, janganlah ia menghampiri tempat shalat kami. (HR.Ahmad dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah).

Berdasarkan ayat dan hadits di atas, jumhur (mayoritas) ulama yang terdiri dari Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Ahmad bin Hanbal (Imam Hanbali) memandang bahwa hukum melaksanakan ibadah qurban bukan wajib, tetapi sunah muakkad (sunah yang dikuatkan). Lantas apa saja hikmah dari ibadah qurban? Berikut ringkasannya:

1. Qurban Tanda Orang Bertakwa 

Menyembelih hewan kurban dan membagikannya kepada umat menjadi tanda bahwa seseorang menjadi seorang muslim yang bertakwa. Hal ini karena mereka yang berkurban telah menjalankan salah satu perintah-Nya. Apalagi ibadah kurban memang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanallahu wa ta'ala. Dalam Alquran surat Al-Hajj ayat 37:

“Daging (hewan qurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Kemudian dalam ayat lain: Katakanlah (wahai Muhammad): Sesungguhnya shalatku, nusuk/ibadah qurbanku, hidup dan matiku hanya untuk Allah rabb semesta alam.  Tidak ada sekutu bagi-Nya, aku diperintahkan seperti itu dan aku adalah orang yang pertama kali berserah diri.” (QS. Al An’am: 162)

Makna nusuk dalam ayat di atas adalah menyembelih hewan, demikian penjelasan dari Said bin Jubair. Ada pula yang menyatakan bahwa makna nusuk adalah semua bentuk ibadah, salah satunya adalah menyembelih hewan.

2. Sarana Membangun Kepedulian Sosial 

Seperti disebutkan sebelumnya, bahwa kurban memiliki dimensi ibada horizontal. Menyembelih hewan qurban kemudian membagikan dagingnya kepada orang-orang yang membutuhkan akan membentuk kepedulian terhadap sesama.

Qurban pun berdampak strategis bagi ikhtiar membangun kebersamaan dan pemerataan dalam masyarakat. Sebagian masyarakat kita belum tentu dapat makan daging sekali dalam setahun. Maka kurban dapat dijadikan sarana membangun kebersamaan dan keharmonisan hubungan antara yang punya dengan yang tidak punya.

3. Pengingat Kekayaan Hanyalah Titipan 

Perintah berkurban mengingatkan kepada umat bahwa pada hakikatnya kekayaan itu hanyalah titipan Allah. Manusia seharusnya menyadari bahwa pada harta yang dimilikinya ada hak orang lain, yang harus ditunaikan dengan cara mengeluarkan zakat, infaq, shadaqah, wakaf, termasuk kurban.

4. Membuang Sifat Kebinatangan 

Tidak dapat dipungkiri, manusia memiliki sifat-sifat kebinatangan dalam dirinya seperti rakus, tamak, serakah, dan mau menang sendiri. Penyembelihan hewan qurban menjadi simbol untuk menghilangkan sifat-sifat tersebut. Maka dengan  berqurban, diharapkan semua manusia dapat membuang, menyembelih sifat-sifat yang dapat mendatangkan musibah dan bencana.

Simbol ini pun menjadi pesan moral bagi para pemimpin agar menyembelih sifat-sifat kebinatangan yang ada pada mereka. Bagi para pengusaha atau pedagang, qurban menjadi pengingat untuk menyembelih sifat-sifat curang dan tidak jujur, seperti mengurangi timbangan, curang dalam takaran, menipu dan memperdaya pembeli.

Atau kepada semua umat Islam, kurbankan nikmatnya tidur di malam hari dengan sholat malam dan shalat subuh berjamaah. Qurbankan manisnya harta dengan mengeluarkan zakat, infaq, shadaqah, dan memotong hewan qurban. Qurbankan empuknya jabatan dengan melayani umat. Jadikan semua yang kita miliki sebagai alat mendekat kepada Allah Subhanallahu wa ta'ala.

5. Qurban Sebagai Syiar Islam dan Sunnah Nabi Ibrahim 

Melaksanakan kurban bagi mereka yang mampu merupakan salah satu syiar Islam. Selain itu, kurban juga sebagai upaya melestarikan millah atau sunnah Nabi Ibrahim, bapaknya para Nabi yang ketika itu diuji oleh Allah Subhanallahu wa ta'ala atas perintah menyembelih anaknya yaitu Nabi Ismail. Kisah ini tertulis jelad dalam Alquran surat As-Saffat ayat 102 sampai ayat 107.

Kisah kesabaran kedua Nabi membuahkan ketaatan pada Allah dan kecintaan pada-Nya lebih dari diri sendiri dan anak. Pengorbanan seperti inilah yang menyebabkan lepasnya cobaan sehingga Ismail pun berubah menjadi seekor domba.

Jika setiap mukmin mengingat  kisah ini, seharusnya mereka mencontoh dalam bersabar ketika melakukan ketaatan pada Allah dan seharusnya mereka mendahulukan kecintaan Allah dari hawa nafsu dan syahwatnya.

6. Menumbuhkan Sikap Bersyukur 

Ibadah kurban akan menumbuhkan sikap syukur terhadap Allah Subhanallahu wa ta'ala atas semua nikmat yang telah diberikan. Tasyakur yang sempurna harus melalui dua jalur, yaitu jalur pada Allah dengan shalat dan ibadah lainnya, serta jalur pada manusia dengan meningkatkan ibadah sosial. Shalat dan kurban merupakan salah satu contoh tasyakur dua jalur tersebut.

“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 152).

7. Qurban Amalan yang Disukai Allah Subhanallahu wa ta'ala 

Dari Aisyah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” (HR. Ibn Majah dan Tirmidzi).

Dari hadits di atas kita memahami bahwa kurban merupakan satu amalan ibadah yang amat disukai Allah Subhanallahu wa ta'ala. Ketika amalan ini kita kerjakan, maka pahala besar pun akan didapat karena menjalankan syariat yang utama.

8. Ibadah qurban lebih baik daripada bersedekah dengan uang yang senilai dengan hewan qurban. 

Penyembelihan yang dilakukan di waktu mulia lebih afdhol daripada sedekah senilai penyembelihan tersebut. Oleh karenanya jika seseorang bersedekah untuk menggantikan kewajiban penyembelihan pada manasik tamattu’ dan qiron meskipun dengan sedekah yang bernilai berlipat ganda, tentu tidak bisa menyamai keutamaan udhiyah.

9. Menjalankan Perintah Allah 

Allah berfirman : “Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” (Q.S. Al-Kautsar [108]: 2).

Ibadah harta benda yang paling mulia pada hari Raya Idul Adha adalah menyembelih kurban, sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat ‘ied.

10. Mengikuti Teladan Nabi Ibrahim 

Sebagaimana dalam sebuah hadits: “Berkata kepada kami Muhammad bin Khalaf Al ‘Asqalani, berkata kepada kami Adam bin Abi Iyas, berkata kepada kami Sullam bin Miskin, berkata kepada kami ‘Aidzullah, dari Abu Daud, dari Zaid bin Arqam, dia berkata: berkata para sahabat Rasulullah: “Wahai Rasulullah, hewan kurban apa ini?” Beliau bersabda: “Ini adalah sunah bapak kalian, Ibrahim.” Mereka berkata: “Lalu pada hewan tersebut, kami dapat apa wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Pada setiap bulu ada satu kebaikan.” Mereka berkata: “Bagaimana dengan shuf (bulu domba)?” Beliau bersabda: “Pada setiap bulu shuf ada satu kebaikan.” [HR. Riwayat Ibnu Majah dalam Sunannya No. 3127].

11. Menjadi Saksi di Akhirat Nanti 

Rasulullah bersabda: “Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) kurban yang lebih dicintai oleh Allah Azza Wa Jalla dari mengalirkan darah, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dgn tanduk-tanduknya, kuku-kukunya dan bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya.” [HR. ibnumajah No.3117].

12. Pembeda Muslim dan Kafir 

Allah berfirman: “Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, sembelihanku (qurbanku), hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” [QS: al-An’am : 162-163].

13. Meningkatkan Empati dan Solidaritas 

Hadits dari Ali bin Abu Thalib: ”Rasulullah memerintahkan kepadaku untuk mengurusi hewan kurbannya, membagi-bagikan dagingnya, kulit dan pakaiannya kepada orang-orang miskin, dan aku tidak diperbolehkan memberi sesuatu apapun dari hewan kurban (sebagai upah) kepada penyembelihnya.”

Allah berfirman: “Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi’ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.” (Q.S. Al Hajj:36).

14. Belajar Ikhlas 

Dari Aisyah, Rasulullah bersabda: “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya kurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah sebagai kurban di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” (HR Ibnu Majah dan At-Tirmidzi).

15. Amalan Paling Utama di Idul Adha 

Rasulullah bersabda: “Tidak ada amal yang lebih utama pada hari-hari (tasyriq) ini selain berkurban.” Para sahabat berkata, “Tidak juga jihad?” Beliau menjawab: “Tidak juga jihad. Kecuali seseorang yang keluar dari rumahnya dengan mengorbankan diri dan hartanya (di jalan Allah), lalu dia tidak kembali lagi” (HR Bukhari dari Ibnu Abbas).

16. Menumbuhkan Kesabaran, Pengorbanan dan Rasa Syukur Kepada Allah Subhanallahu wa ta ta'ala 

Agar setiap mukmin mengingat kesabaran Nabi Ibrahim dan Isma’il ‘alaihimas salaam, yang ini membuahkan ketaatan pada Allah dan kecintaan pada-Nya lebih dari diri sendiri dan anak. Pengorbanan seperti inilah yang menyebabkan lepasnya cobaan sehingga Isma’il pun berubah menjadi seekor domba. Jika setiap mukmin mengingat  kisah ini, seharusnya mereka mencontoh dalam bersabar ketika melakukan ketaatan pada Allah dan seharusnya mereka mendahulukan kecintaan Allah dari hawa nafsu dan syahwatnya.

“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” [QS: Al Hajj : 34].

17. Mendapat Pahala Berlipat Ganda 

Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka bertanya, “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).

Itulah beberapa keutamaan ibadah qurban yang dapat memotivasi seorang Muslim untuk bisa segera berkurban.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.