Minggu, 31 Maret 2024

KEUTAMAAN RAMADHAN 10 HARI TERAKHIR

Edisi Ahad, 31 Maret 2024 M / 20 Ramadhan 1445 H.

Bulan Ramadhan pada 10 hari terakhir ialah hari hari yang begitu indah bagi umat mukmin sebab menjadi hari hari terakhir yang penuh kemuliaan dimana untuk mencapainya lagi harus menunggu hingga 1 tahun ke depannya, tentu sebuah penantian yang panjang dan penuh pertanyaan sebab belum tentu seseorang diberi kesempatan untuk bertemu lagi dengan bulan Ramadhan di tahun berikutnya.

Itulah sebabnya sebagian orang umumnya lebih banyak melakukan amal kebaikan sebab menginginkan kebaikan dan menikmati ramadhan dengan seindah mungkin, apa yang menyebabkan hal tersebut? Alasannya adalah karena terdapat keutamaan yang mulia. Mari simak selengkapnya dalam artikel tausiah berikut, 17 keutamaan ramadhan 10 hari terakhir:

1. Fase Paling Menimbulkan Kerinduan 

Di malam malam terakhir bulan ramadhan, yakni pada 10 hari terakhir, tentunya umat mukmin yang sungguh sungguh mencintai bulan Ramadhan akan merasa bahwa bulan yang mulia ini sungguh memberikan ketenangan baginya serta ia akan merasa sedih karena sebentar lagi akan berakhir dan belum tentu bisa bertemu kembali di ramadhan tahun depan sebab ayat tentang kematian dalam islam menjelaskan bahwa mati bisa terjadi kapan saja tanpa ada yang tahu.

Ia akan merindukan Ramadhan dengan dalam dan diungkapkan dengan memperbanyak amal ibadah, sehingga di hari hari tersebut ia semakin dekat dengan Allah dan semakin bertambah cintanya terhadap bulan ramadhan. Allah pun akan memberinya keberkahan dengan menerima amal kebaikannya serta memberinya kebaikan di sepanjang hari selanjutnya sehingga ia menjadi orang yang  sukses dunia akherat.

2. Malam Lailatul Qadar 

Yang paling ditunggu di 10 hari terakhir di bulan ramadhan tentunya ialah adanya malam yang sangat mulia, yakni malam lailatul qadar yang di dalamnya terdapat banyak keindahan dan kemuliaan. Dan al-Quran diturunkan setelah melewati 24 dari Ramadhan (H.R Ahmad dari Watsilah bin Asqo’, al-Munawi menyatakan bahwa para perawinya terpercaya).

Orang yang menjalankan ramadhan di 10 hari terakhir akan mendapatkan keutamaan bisa menikmati dan bisa berbuat amal kebaikan di malam tersebut hingga hatinya akan terasa tenang dan jauh dari rasa gelisah, ia akan merasakan bahwa bulan ramadhan sungguh sungguh sebuah anugrah dan rezeki bagi siapa saja yang diberi kesempatan untuk melewatinya. doa di malam lailatul qadar dapat dilakukan.

3. Wujud Istiqomah 

Mampu melaksanakan ibadah ramadhan hingga 10 hari terakhir adalah bukti istiqomah karena menjalankan ibadah hingga selesai. “Jika engkau mendengar Allah berfirman: Wahai orang-orang yang beriman, maka pasang pendengaran baik-baik karena padanya pasti terdapat kebaikan yang diperintahkan atau keburukan yang akan dilarang” (riwayat Ibnu Abi Hatim dalam Tafsirnya dan Abu Nu’aim dalam Hilyatul Awliyaa’). keutamaan istiqomah dalam islam penting untuk dijalankan.

4. Masa Pengampunan Dosa 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu,dimana ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda : “Awal bulan Ramadhan adalah Rahmat, pertengahannya Maghfirah, dan akhirnya ‘Itqun Minan Nar (pembebasan dari api neraka).” Keutamaan ramadhan 10 hari terakhir ialah Allah membuka ampunan dosa sehingga mendapat kesempatan untuk bertaubat dan lahir sebagai manusia baru yang bersih. Doa pengampunan dosa dapat dilakukan agar taubat lebih sempurna.

5. Dilindungi dari Hawa Nafsu 

Beribadah kepada Allah disertai dengan niat dalam bentuk menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa dari sejak terbit fajar shadiq hingga terbenamnya matahari (asy-Syarhul Mumti’ ala Zaadil Mustaqni’ (6/298)). Mampu menjalani ibadah ramadhan hingga 10 hari terakhir artinya mampu melawan segala godaan seperti godaan untuk sibuk dengan duniawi dan sibuk dengan berlebih lebihan yang tidak bermanfaat.

6. Memiliki Ketaqwaan yang Dalam 

… dan bertakwalah kepada Allah agar kalian sukses/ berhasil (Q.S alBaqoroh:189, Ali Imran:130, Ali Imran:200). Melakukan ibadah ramadhan hingga 10 hari terakhir akan mendapat kenikmatan dari Allah berupa rasa taqwa yang lebih dalam karena kesungguhannya dalam beribadah ramadhan sejak pertama hingga selesai.

7. Jalan untuk Bersyukur 

Allah menginginkan bagimu kemudahan dan tidak menginginkan kesukaran untukmu. Dan hendaknya kalian sempurnakan bilangannya dan bertakbirlah (mengangungkan kebesaran) Allah sesuai dengan yang Allah berikan petunjuk kepada kalian agar kalian bersyukur (Q.S al-Baqoroh: 185). Orang yang tekun melakukan ibadah ramadhan hingga 10 hari terakhir artinya bersyukur dan memanfaatkan sebaik mungkin dengan menjalankan ibadah secara penuh.

8. Terhindar dari Berlebih Lebihan 

Sering kita melihat di akhir ramadhan banyak orang berlebih lebihan dalam menyiapkan lebaran hingga melupakan kewajiban seperti buka puasa bersama dengan alasan silturahmi hingga melupakan shalat dan membeli berbagai baju atau kue hingga berlebihan dan lupa beramal pada orang lain serta melakukan pemborosan. Menjalankan ibadah ramadhan hingga 10 hari terakhir akan menghindarkan dari hal tersebut.

9. Mendapat Petunjuk 

…agar kalian bertakwa (Q.S al-Baqoroh:183). Jelas bahwa Allah akan memberikan petunjuk pada orang yang sungguh sungguh beribadah hingga ramadhan 10 hari terakhir karena kesungguhannya, orang itu akan mendapat petunjuk dalam kesehariannya hingga bulan ramadhan telah selesai karena telah sempurna menjalankan perintah Allah.

10. Rangkaian Ibadah Ramadhan Sempurna 

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa (Q.S al-Baqoroh:183). Melakukan ibadah bulan ramadhan hingga 10 hari terakhir artinya telah melakukan amalan ramadhan yang sempurna dan jika ia tulus karena Allah ia juga akan mendapat pahala yang sempurna.

11. Bertambah Rasa Iman 

Setiap perintah dalam al-Quran pasti mengandung kebaikan, kemaslahatan, keberuntungan, manfaat, keindahan, keberkahan. Sedangkan setiap larangan dalam al-Quran pasti mengandung kerugian, kebinasaan, kehancuran, keburukan (disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir (1/200)). Rasa iman pada Allah akan bertambah karena telah menjalani ibadah bulan ramadhan secara lengkap.

12. Mulia di Mata Allah 

…sesungguhnya aku bernadzar puasa untuk arRahman (Allah) sehingga aku tidak akan berbicara pada hari ini dengan manusia manapun (Q.S Maryam:26). Orang yang menjalankan ibadah bulan ramadhan hingga 10 hari terakhir tentu mulia di mata Allah karena mampu melawan hawa nafsu nya dan mampu membuktikan kepada Allah untuk mentaati perintahnya dengan ikhlas.

13. Kenikmatan Dekat dengan Allah 

jika seseorang sakit sehingga tidak mampu sholat dalam keadaan berdiri, maka pada saat itu ia boleh untuk tidak berpuasa (riwayat Ibnu Jarir atThobary). Allah akan dekat dengan orang yang mendekat padaNya termasuk pada orang yang sungguh sungguh dalam beribadah dengan menjalankan ibadah bulan ramadhan hingga selesai.

14. Berada di Malam Malam Mulia 

Sesungguhnya Kami menurunkan (al-Quran) pada Lailatul Qodr (Q.S al-Qodr:1). Malam malam terakhir bulan ramadhan ialah malam yang mulia sebab merupakan malam ramadhan penuh hikmah dan penuh ampunan sehingga ia beruntung karena bisa berada di malam malam tersebut dan mengisinya dengan ibadah yang bermanfaat untuk dunia dan akherat.

15. Mengikuti Teladan Rasul 

…sebagaimana diwajibkan kepada umat sebelum kalian…(Q.S al-Baqoroh:183). Rasulullah serta umat mukmin di jaman terdahulu ketika islam belum menyebar secara sempurna dan luas karena banyak musuh yang membenci merasa indah ketika menjalani ramadhan yang mungkin penuh ujian tidak seperti sekarang ini.

Tentu teladan rasul yang diikuti tersebut akan memberikan pahala tersendiri dan mengingatkan untuk bersyukur karena tidak semua orang diberi kesempatan oleh Allah untuk menjalankan ibadah penuh kebahagiaan ini. ia akan menjadi orang yang nanti akan mendapat syafaat ketika di akherat karena melakukan perintah Rasul dengan ikhlas.

16. Mendapat Kemudahan 

Ayat ke-184 Surat al-Baqoroh (pada) hari-hari yang tertentu. Barangsiapa yang sakit atau safar, maka mengganti di hari lain. Bagi orang yang mampu, maka ia membayar fidyah memberi makan orang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan (membayar kelebihan), maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

17. Perhitungan Amal 

…setiap orang miskin (diberi) setengah sho’ (H.R alBukhari no 1688 pada bab al-Ith’aam fil fidyah nishfu sho’ dan Muslim no 2080). Di ramadhan akhir tentu Allah akan menilai seluruh ibadah yang dilakukan manusia di bulan ramadhan dan semuanya akan mendapat balasan kebaikan sesuai dengan apa yang dilakukannya, sebuah kebahagiaan tersendiri jika selalu berada dalam kondisi beriman hingga di akhir ramadhan hingga seterusnya di akhir usia.

Jelas bahwa keutamaan ramadhan 10 hari terakhir sangatlah banyak, sebagai manusia kita harus berusaha untuk memanfaatkan kesempatan yang diberikan Allah dengan sebaik baiknya yaitu dengan mengisi dengan amal kebaikan dari hari pertama hingga terakhir sebagai wujud syukur dan wajib dilakukan dengan istiqomah agar mendapat pahala dan keberkahan yang lebih besar.

Puasa ramadhan wajib untuk dijalankan sebab dunia hanya sementara dan kita tidak tahu sampai kapan akan tetap berada di dunia untuk mendapatkan kesempatan bertemu dan menjalani ibadah di bulan ramadhan, wajib untuk memahami hal tersebut, jangan berlebih lebihan dalam urusan duniawi atau melakukan kesibukan yang berhubungan dengan duniawi di bulan ramadhan hingga lupa akan kewajiban. Semoga kita menjadi hamba yang selalu memperbaiki diri dan bahagia dunia akherat.

Demikian artikel tausiah kali ini, semoga bisa menjadi tambahan wawasan islami  untuk anda dan menjadi motivasi untuk selalu menjadi mukmin yang lebih baik lagi, terima kasih. 

 Semoga bermanfaat ....


ONE DAY ONE HADITS 

Ahad, 31 Maret 2024 M / 20 Ramadhan 1445 H. 

Lebih Serius Dalam Ibadah di Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: – كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah (dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” Muttafaqun ‘alaih. (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174).

Beberapa Pelajaran yang Terdapat dalam Hadits :

1.  Hadits di atas menunjukkan keutamaan beramal sholih di 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan. Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan punya keistimewaan dalam ibadah dari hari-hari lainnya di bulan Ramadhan. Ibadah yang dimaksudkan di sini mencakup shalat, dzikir, dan tilawah Al Qur’an.

2.  Hadits tersebut juga menunjukkan anjuran membangunkan keluarga yaitu para istri supaya mendorong mereka melakukan shalat malam. Lebih-lebih lagi di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.

3.  Membangunkan keluarga di sini merupakan anjuran di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, namun anjuran juga untuk hari-hari lainnya. Karena keutamaannya disebutkan dalam hadits yang lain,

رَحِمَ اللَّهُ رَجُلاً قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِى وَجْهِهَا الْمَاءَ رَحِمَ اللَّهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِى وَجْهِهِ الْمَاءَ

“Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang di malam hari melakukan shalat malam, lalu ia membangunkan istrinya. Jika istrinya enggan, maka ia memerciki air pada wajahnya. Semoga Allah juga merahmati seorang wanita yang di malam hari melakukan shalat malam, lalu ia membangungkan suaminya. Jika suaminya enggan, maka istrinya pun memerciki air pada wajahnya.” (HR. Abu Daud no. 1308 dan An Nasai no. 1148. Sanad hadits ini hasan kata Al Hafizh Abu Thohir).

4.  Sufyan Ats Tsauri berkata, “Aku sangat suka pada diriku jika memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan untuk bersungguh-sungguh dalam menghidupkan malam hari dengan ibadah, lalu membangunkan keluarga untuk shalat jika mereka mampu.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 331).

5.  Yang dimaksud dengan menghidupkan sepuluh hari terakhir atau menghidupkan malam lailatul qadar adalah dengan menghidupkan mayoritas malamnya, tidak mesti seluruhnya. Demikian pendapat ulama Syafi’iyah. Bahkan sebagaimana dinukil dari Imam Syafi’i, keutamaan tersebut didapat bagi orang yang menghidupkan shalat ‘Isya’ secara berjama’ah dan shalat Shubuh secara berjama’ah. (Lihat Lathoiful Ma’arif, hal. 329).

6.  Semoga Allah Azza wa Jalla memudahkan kita bersemangat dalam ibadah di akhir-akhir Ramadhan.

Tema Hadits yang Berkaitan dengan Al-Qur'an :

Allâh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (١) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (۲) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (۳) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (٤) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ((٥

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Para malaikat dan ar-Ruh (Jibril) turun dengan izin Rabb-nya untuk mengurus setiap urusan. Keselamatan pada malam itu hingga terbit fajar.” (QS. Al-Qadr : 1-5).

Sabtu, 30 Maret 2024

AMALAN SUNNAH PUASA RAMADHAN YANG BISA MENAMBAH PAHALA DAN MENGISI WAKTU LUANG

Edisi Sabtu, 30 Maret 2024 M / 19 Ramadhan 1445 H.

Secara hakikat, Ramadhan adalan bulan untuk membakar semua dosa-dosa. Di bulan ini umat Islam diwajibkan berpuasa selama sebulan penuh. Barang siapa yang mengerjakannya didasari iman dan ihtisab (mengharap pahala dari Allah) maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

Di bulan ini, pahala amal ibadah juga dilipatgandakan. Orang yang mengerjakan ibadah sunnah pahalanya diganjar pahala ibadah wajib. Sedangkan pahala ibadah wajib ganjarannya dilipatgandakan.

Amalan sunnah ketika menjalankan ibadah puasa Ramadhan juga bisa menjadi penghasil pahala di bulan suci. Amalan sunnah puasa Ramadhan ini juga bisa jadi pengisi waktu luang dan bertambah pahala.

Berikut 17 amalan sunnah puasa Ramadhan :

1. Mempercepat (ta’jil) buka puasa jika sudah yakin masuk waktu berbuka (yakni terbenamnya matahari). 

Jika ragu, maka kita harus berhati-hati dengan menunda sebentar buka puasa sampai merasa yakin dengan masuknya waktu berbuka. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

لَاتَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوْا الفِطْرَ. متفق عليه

“Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mempercepat berbukanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Sahur, walaupun dengan seteguk air. 

Masuk waktu sahur mulai pertengahan malam. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

تَسَحَّرُوْا وَلَوْ بِجُرْعَةِ مَاءٍ. صحيح

“Bersahurlah walaupun dengan seteguk air.” (Shahih)

تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِي السَّحُوْرِ بَرَكَةً. متفق عليه

“Bersahurlah karena sesungguhnya dalam sahur itu ada barakah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِكُمْ وَبَيْنَ صِيَامِ أَهْلِ الكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحرِ .رواه أحمد في المسند

“Pembeda antara puasa kalian dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR. Ahmad dan al-Musnad)

3. Mengakhirkan waktu sahur malam. 

Disunnahkan untuk berhenti makan sebelum terbitnya fajar seukuran membaca 50 ayat (seperempat jam). Hal ini berdasarkan hadits riwayat Zaid:

تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ قُلْتُ: كَمْ كَانَ بَيْنَ الأَذَانِ وَالسَّحُوْرِ؟ قَالَ: قَدْر خَمْسِيْنَ آيَة. متفق عليه

“Kami sahur bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam kemudian beliau berdiri untuk shalat. Aku (perawi) bertanya, ‘Berapakah waktu itu jarak antara adzan dan sahur? Zaid menjawab, ‘Seukuran (membaca) 50 ayat (al-Qur’an).” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Berbuka dengan ruthab (kurma muda) 

Jika tidak ada maka dengan kurma, jika tidak ada maka dengan air zamzam, jika tidak ada maka dengan air biasa, jika tidak ada maka dengan makanan manis yang masak tanpa menggunakan api (seperti madu atau kismis), jika tidak ada maka makanan manis yang masak dengan api. Diriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam :

يفْطرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسا حَسَوَاتٍ مِنَ المَاءِ. صحيح أبي داود

“Berbuka dengan beberapa ruthab (kurma basah) sebelum shalat. Jika tida ada ruthab, beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Jika tidak ada maka beliau berbuka dengan air.” (Shahih Abu Dawud)

5. Berdoa saat berbuka 

Doa buka puasa yang terpendek adalah: “Allahumma laka shumtu, wa bika aamantu, wa ‘ala rizqika afthartu”.

Selain doa di atas, terdapat riwayat lain tentang doa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. 

Disebutkan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam jika berbuka, membaca doa:

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوْقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ. صحيح أبي داود

“Telah hilang rasa haus, telah basah urat-urat, dan telah pasti pahala (puasa) insya Allah.” (Shahih Abu Dawud)

Terkait fadhilah doa saat berpuasa, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يفْطرُ وَالإِمَامُ العَادِلُ وَدَعْوَةُ المَظْلُوْمِ. صحيح الترمذي

“Tiga orang yang doanya tidak ditolak: Orang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang terdzalimi.” (Shahih al-Turmudzi)

6. Memberi makan untuk orang yang berbuka. 

Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

7. Jika berhadats besar, disunnahkan mandi janabah/mandi besar sebelum terbit fajar. 

Aisyah radhiyallahu 'anha meriwayatkan:

أَنَّ النَّبِيَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُدْرِكُهُ الفَجْرُ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ أَهْلِهِ ثُمَّ يَغْتَسِلُ وَيَصُوْمُ. متفق عليه

“Bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam pernah memasuki waktu fajar dalam keadaan junub dari istrinya, kemudian beliau mandi dan berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)

8. Mandi di malam hari setiap ba’da Maghrib di bulan Ramadhan 

Dalam sebuah riwayat dari Abu Bakr, beliau Shallallahu 'alaihi wasallam berkata,

لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِالْعَرْجِ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ الْمَاءَ وَهُوَ صَائِمٌ مِنَ الْعَطَشِ أَوْ مِنَ الْحَرِّ.

“Sungguh, aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di Al ‘Aroj mengguyur kepalanya -karena keadaan yang sangat haus atau sangat terik- dengan air sedangkan beliau dalam keadaan berpuasa. ” (HR. Abu Daud no. 2365)

Walaupun dalam hadits dibolehkan mandi saat berpuasa, namun sebaiknya dilakukan setelah waktu magrib, karena tubuh menjadi lebih segar dan juga supaya lebih giat untuk qiyamul lail (tarawih, tadarrus, dan lain-lain).

9. Melaksanakan shalat Tarawih selama bulan Ramadhan. 

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. متفق عليه

“Barangsiapa menghidupkan (malam Ramadhan) karena iman dan mengharap (ridha Allah), maka akan diampuni baginya dosa yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

10. Senantiasa melaksanakan shalat Witir. 

Shalat Witir pada bulan Ramadhan mempunyai kekhususan hukum yaitu:

a. Disunnahkan untuk dilaksanakan secara berjama’ah.

b. Disunnahkan bagi imam untuk memperkeras bacaan.

c. Disunnahkan untuk membaca qunut pada separuh kedua bulan Ramadhan.

11. Memperbanyak bacaan Al-Qur’an. 

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالخَيْرِ وَأَجْوَدَ مَا يَكُوْنُ فِي رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ وَيُعْرِضُ عَلَيْهِ القُرْآنَ. رواه البخاري

“Rasulullah adalah orang yang paling baik dalam melakukan kebaikan dan paling baik dalam Ramadhan saat ditemui oleh Jibril dan ia membacakan al-Qur’an kepada Nabi.” (HR. Bukhari)

12. Memperbanyak melakukan Sholat sunnah 

"Allah akan menulis untuknya sejuta perbuatan baik dan menghapus sejuta perbuatan buruk dan membesarkannya satu juta tingkatan. ” (Tirmidzi)

Dari hadits ini jelas bahwa melafalkan sholat sunnah khusus ini membantu menulis sejuta perbuatan baik dan pada saat yang sama menghapus jutaan perbuatan buruk yang juga datang dengan peningkatan dalam jutaan tingkat spiritualitas dengan mengerjakan sholat sunah seperti shalat Rawatib, shalat Dhuha, shalat Tasbih, dan sebagainya.

13. Memperbanyak amal-amal shalih 

Bulan ramadhan diisi dengan amalan amalan shalih seperti shadaqah, shilaturrahmi, menghadiri majlis taklim/pengajian, i’tikaf, umrah, menjaga hati dan anggota tubuh dari perbuatan maksiat, memperbanyak doa, dan sebagainya.

14. Lebih meningkatkan semangat ibadah pada 10 hari terakhir 

Mengejar lailatul qadar pada malam-malam tersebut, terutama pada tanggal-tanggal ganjilnya. Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu'anha :

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا دَخَلَ العَشْرَ الأَوَاخِرَ أَحْيَا اللَّيْلَ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ وَشَدَّ المَئْزَرَ. متفق عليه

“Bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam jika memasuki 10 hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau menghidupkan malam, membangunkan istri beliau, dan meninggalkan hubungan suami istri (untuk dipergunakan ibadah). (HR. Bukhari dan Muslim)

15. Lebih memperbanyak dalam menafkahi keluarganya. 

Dari Sa’d bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِى بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلاَّ أُجِرْتَ عَلَيْهَا، حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِي فِي امْرَأَتِكَ

“Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), sampaipun makanan yang kamu berikan kepada istrimu” (HR. Bukhari 56 dan Muslim 1628).

16. Meninggalkan banyak bergurau,terutama yang mengandung ejekan. 

Jika diejek oleh seseorang, harus segera ingat bahwa dirinya sedang berpuasa.

فَإِنْ امُرُؤٌ شَاتَمَهُ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ. رواه مسلم

“Jika seseorang menghina atau menengkarinya, maka hendaknya orang yang berpuasa itu mengatakan. ‘Sesungguhnya aku berpuasa, sesungguhnya aku berpuasa.” (HR. Muslim)

17. Banyak berinfaq dan shadaqah 

Dalam hadits Ibnu Abbas disebutkan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau bertambah kedermawanannya di bulan Ramadlan ketika bertemu dengan malaikat Jibril, dan Jibril menemui beliau di setiap malam bulan Ramadlan untuk mudarosah (mempelajari) Al Qur’an” (HR Al Bukhari).

Hadits tersebut memberikan faidah kepada kita bahwa kedermawanan hendaknya lebih di tingkatkan lagi di bulan Ramadlan.

Amalan sunnah puasa Ramadhan  ini sesuai hukumnya sunnah, bila dikerjakan akan mendapat pahala, tak dikerjakan juga tidak apa-apa.

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS

Sabtu, 30 Maret 2024 M / 19 Ramadhan 1445 H. 

Amalan Rasulullah Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ (متفق عليه)

Artinya: Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu'anha bahwasannya “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam jika memasuki sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, mengencangkan sarungnya, dan menghidupkan malam-malamnya, serta membangunkan keluarganya” (Muttafaq Alaih).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:

1- Jika Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam pada permulaan bulan Ramadhan memiliki intensitas yang tinggi dalam beribadah, maka pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, intensitas ibadah beliau meningkat berlipat-lipat. 

2- Secara garis besar, riwayat-riwayat dari Aisyah radhiyallahu'anha mendeskripsikan kegigihan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dalam mengisi sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dengan ibadah-ibadah kepada sang Khaliq, bahkan beliau Shallallahu 'alaihi wasallam juga turut mengajak keluarganya untuk menghidupkan malam-malam sepuluh hari terakhir tersebut.

3- Semua itu, beliau lakukan karena pengetahuan beliau tentang betapa istimewanya sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan beserta malam-malamnya.

4- Dan di antara ibadah-ibadah tertentu yang beliau laksanakan pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan adalah ibadah i'tikaf. Hal tersebut beliau lakukan sebagai usaha terbaik untuk meraih malam yang lebih baik dari seribu bulan (lailatulqadar).

عَنْ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ ..ِ (رواه مسلم)

Artinya: Diriwayatkan dari Aisyah radhiyalahu'anha “Bahwasannya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam beritikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, hingga saat beliau wafat menghadap Allah Subhanahu wa ta'ala” (HR. Muslim).

Tema hadits yang berkaitan dengan Al Qur'an: 

 - “Malam kemuliaan” dikenal dengan malam Lailatul Qadr, yaitu satu malam yang penuh dengan kemuliaan, keagungan dan tanda-tanda kebesaran Allah Ta’ala, karena malam itu merupakan permulaan diturunkannya al-Quran. 

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” (QS. Al-Qadr: 1-5).

Jumat, 29 Maret 2024

CARA MENAMBAH PAHALA DI BULAN RAMADHAN

Edisi Jum'at, 29 Maret 2024 M / 18 Ramadhan 1445 M.

Bulan Ramadhan yang merupakan bulan terbaik untuk melakukan segala amal kebaikan, tentu selalu diharapkan oleh setiap umat muslim untuk dimaksimalkan dan digunakan untuk melakukan amal kebaikan sebanyak banyaknya dalam rangka mendapat keberkahan dan ridhoNya. Tentunya hal tersebut wajib dilakukan dengan niat tulus karena Allah, bukan karena duniawi semata seperti ingin dipuji atau karena hal lain yang berhubungan dengan duniawi.

Terdapat berbagai anjuran dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam agar dapat menjalani ibadah bulan puasa sebaik mungkin. Bagaimana caranya? Mari simak selengkapnya dalam artikel berikut mengenai cara menambah pahala di bulan Ramadhan, semoga menjadi inspirasi bagi kita semua agar selalu menjalani ibadah di bulan mulia ini terutama di 10 hari terakhir Ramadhan dengan niat hanya karena Allah.

1. Puasa Lahir dan Batin 

Puasa ialah ibadah dasar yang dilakukan selama bulan Ramadhan, mungkin setiap orang mampu untuk puasa secara lahir yakni tidak makan dan tidak minum, namun tidak semua orang mampu puasa secara batin, yaitu puasa yang menahan hati dan menahan hawa nafsu dari keburukan bentuk apapun walaupun keburukan itu hanya terlintas di dalam hati yang memang tidak bisa dinilai oleh manusia, hanya mampu dinilai oleh Allah. sebab itu cara menambah pahala di bulan Ramadhan harus berusaha memperbaiki diri dengan puasa secara sungguh sungguh, dari lahir dan batin.

Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151). keutamaan ikhlas dalam islam wajib dijalankan agar tercapai puasa secara lahir dan batin.

2. Pahami tentang Lailatul Qadar 

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 3). Malam lailatul qadar ialah malam mulia yang di dalamnya terdapat kebaikan lebih dari malam apapun serta memiliki keutamaan di dalamnya. Wajib untuk memahami dan melaksanakan segala amalan di malam tersebut agar mendapat pahala lebih banyak lagi dalam menjalankan keseluruhan rangkaian ibadah bulan puasa. keutamaan malam Lailatul Qadar dapat dipelajari sejak sebelum Ramadhan tiba agar di bulan Ramadhan dapat menjalankan amalan dengan maksimal

3. Umrah Bagi yang Mampu 

“Jika Ramadhan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Bukhari no. 1782 dan Muslim no. 1256). “Umrah pada bulan Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Muslim no. 1256). Jelas dari hadist tersebut bahwa umrah di bulan Ramadhan ialah mulia dan senilai dengan haji padahal dilakukan dalam waktu yang jauh lebih singkat. Sebab itu sebaiknya menjalankan umrah di bulan Ramadhan bagi yang mampu. cara menjadi orang sukses menurut Al Qur’an ialah menggunakan harta di jalan Allah, slaah satunya ialah menjalankan umrah di bulan Ramadhan.

4. Sedekah 

Sedekah juga menjadi cara menambah pahala di bulan Ramadhan karena sedekah memang amalan mulia yang selalu dianjurkan Rasulullah sebagai anda akhlak baik orang tersebut. “Jika tiba bulan Ramadhan, bersemangatlah untuk bersedekah. Karena bersedekah di bulan tersebut lebih berlipat pahalanya seperti seseorang sedekah di jalan Allah (fii sabilillah).  (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 270. hikmah sedekah dalam islam akan didapatkan terlebih jika dilakukan di bulan Ramadhan yang penuh kemuliaan.

5. Dzikir 

Dzikir sepanjang waktu akan selalu mendekatkan diri kepada Allah sebab mengucapkan kalimat memuji Allah dengan penuh kerendahan hati, sehingga pahala selama bulan Ramadhan akan bertambah banyak. pengaruh dzikir terhadap jiwa selain memberikan ketenangan akan memberikan pahala lebih. “Pahala bacaaan tasbih (berdzikir “subhanallah”) lebih afdhal dari seribu bacaan tasbih di bulan lainnya.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 270).

6. Shalat Tepat Waktu 

“Puasa sehari di bulan Ramadhan lebih afdhal dari puasa di seribu hari lainnya. Begitu pula satu bacaan tasbih (berdzikir “subhanallah”) di bulan Ramadhan lebih afdhal dari seribu bacaan tasbih di hari lainnya. Begitu juga pahala satu raka’at shalat di bulan Ramadhan lebih baik dari seribu raka’at di bulan lainnya.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 270). Lakukan shalat tepat waktu setelah adzan selesai agaer menjadi kebiasaan baik yang terus lanjut setelah Ramadhan, kalahkan rasa malas dan kebiasaan menunda nunda kebaikan.

7. Membaca Al Qur’an 

“Siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Alquran ), ia akan mendapatkan satu kebaikan yang nilainya sama dengan 10 kali ganjaran (pahala). Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR Tirmidzi). Sediakan waktu untuk membaca Al Qur’an dan merenungi maknanya karena jelas memiliki pahala mulia yang menambah pahala.

8. Shalat Sunnah 

Lakukan shalat sunnah seperti shalat tahajud, shalat duha, dan jelas shalat tarawih dan witir sehingga kebiasaan baik tersebut akan menjadi kebiasaan setelah bulan Ramadhan selesai sehingga pahala selama bulan Ramadhan bertambah dan seteah Ramadhan selalu menjalankan shalat tahajud dan shalat duha dalam kehidupan sehari hari.

9. Shalat Berjamaah 

Cara menambah pahala di bulan Ramadhan juga dapat dilaksanakan dengan rutin shalat berjamaah yakni shalat wajib 5 waktu dan shalat sunnah tarawih dan witir. Hal itu merupakan kebaikan yang mulia di sisi Allah karena pahala orang yang shalat berjamaah lebih banyak dari yang shalat secara pribadi terlebih jika dilakukan di bulan Ramadhan.

10. Istighfar 

Perbanyak istighfar agar selalu mengingat dosa dosa kepada Allah atau sesama manusia dan orang yang rajin memohon ampun selain mendapat ampunan dari dosa dosa juga mendapatkan pahala karena rendah diri dan bertaubat atas segala kesalahan yang diakukan sehingga ia akan mendapat banyak pahala di bulan Ramadhan.

11. Menahan Hawa Nafsu 

Hindari segala sesuatu yang berhubungan dengan nafsu seperti berbicara buruk tentang orang lain, berprasangka buruk, bermlas malasan, menunda nunda dalam melakukan ibadah, dan pelit dalam sedekah. Lakukan dari hati dengan tulus niat karena Allah dan niat memperbaiki diri agar pahala bertambah selama bulan Ramadhan.

12. Silaturahmi 

Lakukan silaturahi dengan keluarga dan teman teman sebagai cara menambah pahala di bulan Ramadhan sebagaimana silaturahmi ialah hal yang baik karena banyak bergaul dengan orang sehingga membuka pintu rejeki dan juga memberi pahala lebih terlebih jika silaturahmi dilakukan dengan cara yang baik seperti bersama sama menyumbang di pantai asuhan dan sebagainya.

13. Menyegerakan Berbuka Puasa 

Bersegera dalam berbuka puasa juga dapat menambah pahala sebab segera berbuka walaupun hanya dengan air putih dapat menambah pahala karena itu adalah sunnah Rasul. Sebab itu sebisa mungkin untuk segera berbuka puasa agar menambah pahala lebih banyak selama bulan Ramadhan dan segera melakukan ibadah yang lain.

14. Rutin Sahur 

Sahur bukan hanya acara untuk makan dan menambah tenaga saja tetapi juga sebuah ibadah sebab sahur memiliki berbagai keutamaan seperti doa yang mustajab, berpahala, melatih disiplin, dan sebagainya sehingga juga dapat menjadi jalan dalam cara menambah pahala di bulan Ramadhan, jangan lewatkan sahur setiap pagi selama Ramadhan sebab terdapat  pahala sahur di bulan Ramadhan.

15. Shalat Taubat 

Lakukan shalat taubat untuk memohon ampun sebab di bulan Ramadhan pintu ampunan terbuka lebar sehingga merupakan momen yang tepat untuk meminta ampun, selain mendapat ampunan, juga mendapat pahala karena Allah menyukai hambaNya yang rendah hati dan senang mohon ampun sehingga orang tersebut jauh dari keburukan duniawi.

16. Membantu Sesama 

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS.Al-Baqarah:261). 

Jangan lupa untuk memperbanyak membantu orang lain baik dari harta maupun tenaga atau pemikiran sebab membantu orang lain juga akan menjadi nilai ibadah yang disukai oleh Allah karena meringankan beban yang dimiliki oleh orang lain sehingga dosa dosa akan berkurang dan pahala bertambah karena memberi kebahagiaan pada orang lain.

17. Melakukan Seluruh Rangkaian Ibadah 

Cara menambah pahala di bulan Ramadhan tentu dapat dilakukan dengan melakukan seluruh rangkaian ibadah di bulan Ramadhan dengan lengkap dan sempurna dengan niat ikhlas karena Allah, jangan sampai melakukannya karena duniawi seperti ingin dipuji manusia atau agar disukai oleh orang lain. setiap mukmin harus berusaha agar mendapat pahala maksimal selama bulan Ramadhan.

“Wahai sekalian manusia, telah datang pada kalian bulan yang mulia. Di bulan tersebut terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Puasanya dijadikan sebagai suatu kewajiban. Shalat malamnya adalah suatu amalan sunnah. Siapa yang melakukan kebaikan pada bulan tersebut seperti ia melakukan kewajiban di waktu lainnya.

Siapa yang melaksanakan kewajiban pada bulan tersebut seperti menunaikan tujuh puluh kewajiban di waktu lainnya.” (HR. Al-Mahamili dalam Al-Amali 5: 50 dan Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya 1887).

Demikian artikel tausiah kali ini, semoga bermanfaat dan dapat diterapkan dalam menjalankan ibadah di 10 hari terakhir bulan Ramadhan ini. semoga kita selalu dipertemukan dengan bulan Ramadhan dan dapat mengisi sebanyak banyaknya dengan segala amal kebaikan sesuai syariatNya. Terima kasih sudah membaca.

Semoga bermanfaat...


ONE DAY ONE HADITS

Jum'at, 29 Maret 2024 M / 18 Ramadhan 1445 H.

Pahala Puasa Tanpa Batas

عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال، رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ 

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallalm bersabda:

"Semua amal Bani Adam akan dilipat gandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jallah berfirman, ‘Kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya."[HR. Muslim].

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits : 

1- Bahwa amalan-amalan telah terlihat kadar pahalanya untuk manusia. Bahwa ia akan dilipatgandakan dari sepuluh sampai tujuh ratus kali sampai sekehendak Allah kecuali puasa. Maka Allah sendiri yang akan memberi pahala tanpa batasan. 

2- Makna ungkapan ‘Puasa untuk-Ku, maksudnya adalah bahwa dia termasuk ibadah yang paling Aku cintai dan paling mulia di sisi-Ku. Ibnu Abdul Bar berkata, "Cukuplah ungkapan ‘Puasa untuk-Ku’ menunjukkan keutamaannya dibandingkan ibadah-ibadah lainnya. 

3- Sesungguhnya Allah khususkan puasa untuk diri-Nya dari amalan-amalan lainnya, hal itu karena keutamaannya di sisi-Nya, cintanya padanya dan tampak keikhlasan padanya untuk-Nya Subhanahu. Karena puasa merupakan rahasia seorang hamba dengan Tuhannya, tidak ada yang melihatnya kecuali Allah. Karena orang yang berpuasa,  di tempat yang sepi mungkin baginya mengkonsumsi apa yang diharamkan oleh Allah, (akan tetapi) dia tidak mengkonsumsikannya. Karena dia mengetahui punya Tuhan yang melihat di tempat yang sunyi. Dan Dia telah mengharamkan hal itu.

4- Keistimewaan ini akan terlihat nanti di hari kiamat sebagaimana yang dikatakan oleh Sofyan bin Uyainah rahimahullah, "Ketika hari kiamat, Allah akan menghisab hamba-Nya. Dan mengembalikan tanggungan dari kezalimannya dari seluruh amalnya. Sampai ketika tidak tersisa kecuali puasa, maka Allah yang akan menanggung sisa kezaliman dan dia dimasukkan surga karena puasanya."

5-  Allah berfirman dalam puasa "Dan Aku yang akan membalasnya." Maka balasannya disandarkan kepada diri-Nya yang Mulia. Karena amalan-amalan saleh akan dilipatgandakan pahalanya dengan bilangan. Satu kebaikan dilipat gandakan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali sampai berlipat-lipat. Sementara puasa, maka Allah sandarkan pahalanya kepada diri-Nya tanpa ada kadar bilangan.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al qur'an : 

Yakni Aku akan memberikan pahala yang banyak tanpa menentukan kadarnya. 

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas (QS. Az-Zumar: 10).

CARA MENAMBAH PAHALA DI BULAN RAMADHAN

Edisi Jum'at, 29 Maret 2024 M / 18 Ramadhan 1445 M.

Bulan Ramadhan yang merupakan bulan terbaik untuk melakukan segala amal kebaikan, tentu selalu diharapkan oleh setiap umat muslim untuk dimaksimalkan dan digunakan untuk melakukan amal kebaikan sebanyak banyaknya dalam rangka mendapat keberkahan dan ridhoNya. Tentunya hal tersebut wajib dilakukan dengan niat tulus karena Allah, bukan karena duniawi semata seperti ingin dipuji atau karena hal lain yang berhubungan dengan duniawi.

Terdapat berbagai anjuran dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam agar dapat menjalani ibadah bulan puasa sebaik mungkin. Bagaimana caranya? Mari simak selengkapnya dalam artikel berikut mengenai cara menambah pahala di bulan Ramadhan, semoga menjadi inspirasi bagi kita semua agar selalu menjalani ibadah di bulan mulia ini terutama di 10 hari terakhir Ramadhan dengan niat hanya karena Allah.

1. Puasa Lahir dan Batin 

Puasa ialah ibadah dasar yang dilakukan selama bulan Ramadhan, mungkin setiap orang mampu untuk puasa secara lahir yakni tidak makan dan tidak minum, namun tidak semua orang mampu puasa secara batin, yaitu puasa yang menahan hati dan menahan hawa nafsu dari keburukan bentuk apapun walaupun keburukan itu hanya terlintas di dalam hati yang memang tidak bisa dinilai oleh manusia, hanya mampu dinilai oleh Allah. sebab itu cara menambah pahala di bulan Ramadhan harus berusaha memperbaiki diri dengan puasa secara sungguh sungguh, dari lahir dan batin.

Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151). keutamaan ikhlas dalam islam wajib dijalankan agar tercapai puasa secara lahir dan batin.

2. Pahami tentang Lailatul Qadar 

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 3). Malam lailatul qadar ialah malam mulia yang di dalamnya terdapat kebaikan lebih dari malam apapun serta memiliki keutamaan di dalamnya. Wajib untuk memahami dan melaksanakan segala amalan di malam tersebut agar mendapat pahala lebih banyak lagi dalam menjalankan keseluruhan rangkaian ibadah bulan puasa. keutamaan malam Lailatul Qadar dapat dipelajari sejak sebelum Ramadhan tiba agar di bulan Ramadhan dapat menjalankan amalan dengan maksimal

3. Umrah Bagi yang Mampu 

“Jika Ramadhan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Bukhari no. 1782 dan Muslim no. 1256). “Umrah pada bulan Ramadhan senilai dengan haji.” (HR. Muslim no. 1256). Jelas dari hadist tersebut bahwa umrah di bulan Ramadhan ialah mulia dan senilai dengan haji padahal dilakukan dalam waktu yang jauh lebih singkat. Sebab itu sebaiknya menjalankan umrah di bulan Ramadhan bagi yang mampu. cara menjadi orang sukses menurut Al Qur’an ialah menggunakan harta di jalan Allah, slaah satunya ialah menjalankan umrah di bulan Ramadhan.

4. Sedekah 

Sedekah juga menjadi cara menambah pahala di bulan Ramadhan karena sedekah memang amalan mulia yang selalu dianjurkan Rasulullah sebagai anda akhlak baik orang tersebut. “Jika tiba bulan Ramadhan, bersemangatlah untuk bersedekah. Karena bersedekah di bulan tersebut lebih berlipat pahalanya seperti seseorang sedekah di jalan Allah (fii sabilillah).  (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 270. hikmah sedekah dalam islam akan didapatkan terlebih jika dilakukan di bulan Ramadhan yang penuh kemuliaan.

5. Dzikir 

Dzikir sepanjang waktu akan selalu mendekatkan diri kepada Allah sebab mengucapkan kalimat memuji Allah dengan penuh kerendahan hati, sehingga pahala selama bulan Ramadhan akan bertambah banyak. pengaruh dzikir terhadap jiwa selain memberikan ketenangan akan memberikan pahala lebih. “Pahala bacaaan tasbih (berdzikir “subhanallah”) lebih afdhal dari seribu bacaan tasbih di bulan lainnya.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 270).

6. Shalat Tepat Waktu 

“Puasa sehari di bulan Ramadhan lebih afdhal dari puasa di seribu hari lainnya. Begitu pula satu bacaan tasbih (berdzikir “subhanallah”) di bulan Ramadhan lebih afdhal dari seribu bacaan tasbih di hari lainnya. Begitu juga pahala satu raka’at shalat di bulan Ramadhan lebih baik dari seribu raka’at di bulan lainnya.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 270). Lakukan shalat tepat waktu setelah adzan selesai agaer menjadi kebiasaan baik yang terus lanjut setelah Ramadhan, kalahkan rasa malas dan kebiasaan menunda nunda kebaikan.

7. Membaca Al Qur’an 

“Siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Alquran ), ia akan mendapatkan satu kebaikan yang nilainya sama dengan 10 kali ganjaran (pahala). Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR Tirmidzi). Sediakan waktu untuk membaca Al Qur’an dan merenungi maknanya karena jelas memiliki pahala mulia yang menambah pahala.

8. Shalat Sunnah 

Lakukan shalat sunnah seperti shalat tahajud, shalat duha, dan jelas shalat tarawih dan witir sehingga kebiasaan baik tersebut akan menjadi kebiasaan setelah bulan Ramadhan selesai sehingga pahala selama bulan Ramadhan bertambah dan seteah Ramadhan selalu menjalankan shalat tahajud dan shalat duha dalam kehidupan sehari hari.

9. Shalat Berjamaah 

Cara menambah pahala di bulan Ramadhan juga dapat dilaksanakan dengan rutin shalat berjamaah yakni shalat wajib 5 waktu dan shalat sunnah tarawih dan witir. Hal itu merupakan kebaikan yang mulia di sisi Allah karena pahala orang yang shalat berjamaah lebih banyak dari yang shalat secara pribadi terlebih jika dilakukan di bulan Ramadhan.

10. Istighfar 

Perbanyak istighfar agar selalu mengingat dosa dosa kepada Allah atau sesama manusia dan orang yang rajin memohon ampun selain mendapat ampunan dari dosa dosa juga mendapatkan pahala karena rendah diri dan bertaubat atas segala kesalahan yang diakukan sehingga ia akan mendapat banyak pahala di bulan Ramadhan.

11. Menahan Hawa Nafsu 

Hindari segala sesuatu yang berhubungan dengan nafsu seperti berbicara buruk tentang orang lain, berprasangka buruk, bermlas malasan, menunda nunda dalam melakukan ibadah, dan pelit dalam sedekah. Lakukan dari hati dengan tulus niat karena Allah dan niat memperbaiki diri agar pahala bertambah selama bulan Ramadhan.

12. Silaturahmi 

Lakukan silaturahi dengan keluarga dan teman teman sebagai cara menambah pahala di bulan Ramadhan sebagaimana silaturahmi ialah hal yang baik karena banyak bergaul dengan orang sehingga membuka pintu rejeki dan juga memberi pahala lebih terlebih jika silaturahmi dilakukan dengan cara yang baik seperti bersama sama menyumbang di pantai asuhan dan sebagainya.

13. Menyegerakan Berbuka Puasa 

Bersegera dalam berbuka puasa juga dapat menambah pahala sebab segera berbuka walaupun hanya dengan air putih dapat menambah pahala karena itu adalah sunnah Rasul. Sebab itu sebisa mungkin untuk segera berbuka puasa agar menambah pahala lebih banyak selama bulan Ramadhan dan segera melakukan ibadah yang lain.

14. Rutin Sahur 

Sahur bukan hanya acara untuk makan dan menambah tenaga saja tetapi juga sebuah ibadah sebab sahur memiliki berbagai keutamaan seperti doa yang mustajab, berpahala, melatih disiplin, dan sebagainya sehingga juga dapat menjadi jalan dalam cara menambah pahala di bulan Ramadhan, jangan lewatkan sahur setiap pagi selama Ramadhan sebab terdapat  pahala sahur di bulan Ramadhan.

15. Shalat Taubat 

Lakukan shalat taubat untuk memohon ampun sebab di bulan Ramadhan pintu ampunan terbuka lebar sehingga merupakan momen yang tepat untuk meminta ampun, selain mendapat ampunan, juga mendapat pahala karena Allah menyukai hambaNya yang rendah hati dan senang mohon ampun sehingga orang tersebut jauh dari keburukan duniawi.

16. Membantu Sesama 

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS.Al-Baqarah:261). 

Jangan lupa untuk memperbanyak membantu orang lain baik dari harta maupun tenaga atau pemikiran sebab membantu orang lain juga akan menjadi nilai ibadah yang disukai oleh Allah karena meringankan beban yang dimiliki oleh orang lain sehingga dosa dosa akan berkurang dan pahala bertambah karena memberi kebahagiaan pada orang lain.

17. Melakukan Seluruh Rangkaian Ibadah 

Cara menambah pahala di bulan Ramadhan tentu dapat dilakukan dengan melakukan seluruh rangkaian ibadah di bulan Ramadhan dengan lengkap dan sempurna dengan niat ikhlas karena Allah, jangan sampai melakukannya karena duniawi seperti ingin dipuji manusia atau agar disukai oleh orang lain. setiap mukmin harus berusaha agar mendapat pahala maksimal selama bulan Ramadhan.

“Wahai sekalian manusia, telah datang pada kalian bulan yang mulia. Di bulan tersebut terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Puasanya dijadikan sebagai suatu kewajiban. Shalat malamnya adalah suatu amalan sunnah. Siapa yang melakukan kebaikan pada bulan tersebut seperti ia melakukan kewajiban di waktu lainnya.

Siapa yang melaksanakan kewajiban pada bulan tersebut seperti menunaikan tujuh puluh kewajiban di waktu lainnya.” (HR. Al-Mahamili dalam Al-Amali 5: 50 dan Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya 1887).

Demikian artikel tausiah kali ini, semoga bermanfaat dan dapat diterapkan dalam menjalankan ibadah di 10 hari terakhir bulan Ramadhan ini. semoga kita selalu dipertemukan dengan bulan Ramadhan dan dapat mengisi sebanyak banyaknya dengan segala amal kebaikan sesuai syariatNya. Terima kasih sudah membaca.

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS

Jum'at, 29 Maret 2024 M / 18 Ramadhan 1445 H.

Pahala Puasa Tanpa Batas

عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال، رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ 

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallalm bersabda:

"Semua amal Bani Adam akan dilipat gandakan kebaikan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jallah berfirman, ‘Kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya."[HR. Muslim].

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits : 

1- Bahwa amalan-amalan telah terlihat kadar pahalanya untuk manusia. Bahwa ia akan dilipatgandakan dari sepuluh sampai tujuh ratus kali sampai sekehendak Allah kecuali puasa. Maka Allah sendiri yang akan memberi pahala tanpa batasan. 

2- Makna ungkapan ‘Puasa untuk-Ku, maksudnya adalah bahwa dia termasuk ibadah yang paling Aku cintai dan paling mulia di sisi-Ku. Ibnu Abdul Bar berkata, "Cukuplah ungkapan ‘Puasa untuk-Ku’ menunjukkan keutamaannya dibandingkan ibadah-ibadah lainnya. 

3- Sesungguhnya Allah khususkan puasa untuk diri-Nya dari amalan-amalan lainnya, hal itu karena keutamaannya di sisi-Nya, cintanya padanya dan tampak keikhlasan padanya untuk-Nya Subhanahu. Karena puasa merupakan rahasia seorang hamba dengan Tuhannya, tidak ada yang melihatnya kecuali Allah. Karena orang yang berpuasa,  di tempat yang sepi mungkin baginya mengkonsumsi apa yang diharamkan oleh Allah, (akan tetapi) dia tidak mengkonsumsikannya. Karena dia mengetahui punya Tuhan yang melihat di tempat yang sunyi. Dan Dia telah mengharamkan hal itu.

4- Keistimewaan ini akan terlihat nanti di hari kiamat sebagaimana yang dikatakan oleh Sofyan bin Uyainah rahimahullah, "Ketika hari kiamat, Allah akan menghisab hamba-Nya. Dan mengembalikan tanggungan dari kezalimannya dari seluruh amalnya. Sampai ketika tidak tersisa kecuali puasa, maka Allah yang akan menanggung sisa kezaliman dan dia dimasukkan surga karena puasanya."

5-  Allah berfirman dalam puasa "Dan Aku yang akan membalasnya." Maka balasannya disandarkan kepada diri-Nya yang Mulia. Karena amalan-amalan saleh akan dilipatgandakan pahalanya dengan bilangan. Satu kebaikan dilipat gandakan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali sampai berlipat-lipat. Sementara puasa, maka Allah sandarkan pahalanya kepada diri-Nya tanpa ada kadar bilangan.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al qur'an : 

Yakni Aku akan memberikan pahala yang banyak tanpa menentukan kadarnya. 

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas (QS. Az-Zumar: 10).

Kamis, 28 Maret 2024

MANFAAT TADARUS AL QUR'AN DI BULAN RAMADHAN

Edisi Kamis, 28 Maret 2024 M / 17 Ramadhan 1445 H.

Bulan Ramadhan dinilai sebagai bulan yang paling berkah dibanding bulan-bulan pada umumnya. Tidak heran, pada bulan ini ada banyak sekali keistimewaan yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Di antaranya, bulan Ramadhan merupakan bulan diturunkannya Al-Qur’an. Sebagaimana firman Allah Ta'ala berikut,

شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ

Artinya : "Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)." (QS. Al-Baqarah [2]: 185).

Menurut Imam An-Nawawi dalam Kitab al-Adzkar tentang waktu membaca Al Qur'an :

“Adapun waktu utama baca Al-Qur’an di luar shalat ialah pada malam hari. Paruh kedua malam lebih utama dibanding paruh pertama. Disunahkan juga membacanya ketika selang waktu maghrib dan isya. Sementara waktu siang, yang dianjurkan ialah ketika usai shalat subuh. Pada prinsipnya, kapan pun baca Al-Qur’an diperbolehkan. Tidak ada kemakruhan untuk baca Al-Quran kapan saja. Bahkan baca al-Qur’an di waktu yang dimakruhkan shalat sekali pun tetap diperbolehkan.”

Sedangkan manfaat Tadarus Al Qur'an di bulan Ramadhan diantaranya adalah :

1. Pemberi Syafa'at di Hari Kiamat 

عَنْ زَيْدٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَلَّامٍ يَقُولُ حَدَّثَنِي أَبُو أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِه

Dari Zaid bahwa ia mendengar Abu Sallam berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Umamah Al Bahili ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Bacalah Al Qur`an, karena ia akan datang memberi syafaat kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti. (HR. Muslim) [ No. 804 Syarh Shahih Muslim] Shahih.

2. Alquran Datangi Orang yang Membaca dan Mengamalkannya 

عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّوَّاسَ بْنَ سَمْعَانَ الْكِلَابِيَّ يَقُولُا سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يُؤْتَى بِالْقُرْآنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَهْلِهِ الَّذِينَ كَانُوا يَعْمَلُونَ بِهِ تَقْدُمُهُ سُورَةُ الْبَقَرَةِ وَآلُ عِمْرَانَ وَضَرَبَ لَهُمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةَ أَمْثَالٍ مَا نَسِيتُهُنَّ بَعْدُ قَالَ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ ظُلَّتَانِ سَوْدَاوَانِ بَيْنَهُمَا شَرْقٌ أَوْ كَأَنَّهُمَا حِزْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ صَاحِبِهِمَا

Dari Jubair bin Nufair ia berkata, saya mendengar An Nawwas bin Saman Al Kilabi berkata; Saya mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Al Qur`an akan didatangkan pada hari kiamat bersama Ahlinya yang telah beramal dengannya, dan yang pertama kali adalah surat Al Baqarah dan Ali Imran." Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan tiga permisalan terkait dengan keduanya, aku tidak akan melupakannya setelah itu. yakni: "Seperti dua tumpuk awan hitam yang diantara keduanya terdapat cahaya, atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam formasi hendak membela pembacanya." ( HR. Muslim ) [ No.805 Syarh Shahih Muslim] Shahih.

3. Menjadi Hujjah atau Pembela 

عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَأُ الْمِيزَانَ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَآَنِ أَوْ تَمْلَأُ مَا بَيْنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالصَّلَاةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَايِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا

Dari Abu Malik al-Asyari dia berkata, ‘Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Bersuci adalah setengah dari iman, alhamdulillah memenuhi timbangan, subhanallah dan alhamdulillah keduanya memenuhi, atau memenuhi ruang antara langit dan bumi, shalat adalah cahaya, sedekah adalah petunjuk, kesabaran adalah sinar, dan al-Quran adalah hujjah bagimu atau bumerang bagimu. Setiap manusia berangkat di pagi hari, maka ada yang menjual dirinya sehingga membebaskannya atau membinasakannya." (HR. Muslim) [ No. 223 Syarh Shahih Muslim] Shahih.

4. Jadi Pribadi yang Baik 

عَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ قَالَ وَأَقْرَأَ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ فِي إِمْرَةِ عُثْمَانَ حَتَّى كَانَ الْحَجَّاجُ قَالَ وَذَاكَ الَّذِي أَقْعَدَنِي مَقْعَدِي هَذَا

Dari Utsman radliallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda: "Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Alquran dan mengajarkannya." Abu Abdirrahman membacakan (Alquran) pada masa Utsman hingga Hajjaj pun berkata, "Dan hal itulah yang menjadikanku duduk di tempat dudukku ini." ( HR. Bukhari) [ No. 5027 Fathul Bari] Shahih.

5. Bersama Malaikat Mulia 

عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَمَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ وَهُوَ يَتَعَاهَدُهُ وَهُوَ عَلَيْهِ شَدِيدٌ فَلَهُ أَجْرَانِ

Dari Aisyah dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda: "Perumpamaan orang membaca Al Qur`an sedangkan ia menghafalnya, maka ia akan bersama para Malaikat mulia. Sedangkan perumpamaan seorang yang membaca Al Qur`an dengan tekun, dan ia mengalami kesulitan atasnya, maka dia akan mendapat dua ganjaran pahala." (HR Bukhari) [ No. 4937 Fathul Bari] Shahih.

6. Berbau Harum dan Enak 

عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ

Dari Abu Musa Al Asyari ia berkata; "Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Perumpamaan seorang Mukmin yang suka membaca Al Quran seperti buah Utrujah, baunya harum dan rasanya enak. Perumpamaan seorang Mukmin yang tidak suka membaca Al Quran seperti buah kurma, tidak berbau namun rasanya manis. Perumpamaan seorang Munafik yang suka membaca Al Quran seperti buah raihanah, baunya harum tapi rasanya pahit. Dan Perumpamaan seorang Munafik yang tidak suka membaca Al Quran seperti buah hanzhalah, tidak berbau dan rasanya pahit. ( HR. Bukhari) [ No.5427 Fathul Bari] Shahih.

7. Dimuliakan Allah 

قَالَ عُمَرُ أَمَا إِنَّ نَبِيَّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ قَالَ إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ

Umar berkata, "Benar, Nabi kalian shallallahu alaihi wasallam telah bersabda: Sesungguhnya Allah akan memuliakan suatu kaum dengan kitab ini (Al Qur`an) dan menghinakan yang lain." (HR. Muslim) [ No. 817 Syarh Shahih Muslim] Shahih.

8. Mahkota Cahaya 

عن عبد الله بن بريدة الأسلمي عن أبيه رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: من قرأ القرآن و تعلمه و عمل به أُلبِسَ والداه يوم القيامة تاجا من نور ضوؤُه مثل ضوءِ الشمس و يُكْسَى  والداه حُلَّتَانِ لا يقوم بهما الدنيا, فيقولان: بما كُسِيْنَا؟ فيقال: بأخذ ولدِكما القرآن (رواه الحاكم).

Dari Abdillah ibnu Buraidah al-Aslamiy, dari ayahnya, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Barang siapa membaca al-Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan kepada kedua orang tuanya pada hari Kiamat mahkota dari cahaya yang sinarnya bagaikan sinar matahari, dan dikenakan kepada kedua orangtuanya dua perhiasan yang nilainya tiada bandingannya di dunia. Kedua orangtuanya pun bertanya: Mengapa bisa dipakaikan kepada kami segala bentuk kehormatan ini? Maka dijawab: Karena anak kalian telah membawa (berpegang teguh kepada) Alquran. (HR. Hakim, shahih menurut syarat Muslim).

9. Mendapatkan pahala dan kebaikan Berlipat 

Membaca Alquran dapat menjadikan suasana sekitar menjadi lebih damai, tenang dan penuh dengan keberkahan. Maka dari itu seseorang yang membaca Alquran akan mendapatkan pahala yang berlipatganda dan kebaikan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagai manusia yang soleh.

Seperti hadits riwayat dari At Tiirmidzi bahwa :

“Barang siapa yang membaca satu huruf saja dari kitabullah maka seseorang akan mendapatkan kebaikan satu kali. tetapi setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kalinya.”

10. Memperoleh rahmat Allah dan Dijaga Malaikat 

Membaca Alquran dengan hati yang tenang dan sabar dapat mendatangkan rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan mendapatkan perlindungan dari para malaikat dari kejahatan yang terlihat maupun tidak terlihat.

Seperti hadits yang menyatakan :

”Ketika para kaum muslim berkumpul dimasjid masjid allah dan mereka membaca Alquran dan memnpelajarinya, maka akan datang kepada mereka ketentraman , rahmat allah dan dilindungi malaikat malaikat dan allah menyebut mereka dihadapan makhluk yang ada didekatnya.”

11. Membuat Hati Lebih Tenang 

Membaca Alquran dapat menenangkan pikiran dan batin serta cara agar hati tenang dan dapat pula menjadikan rasa cinta terhadap Allah Subhanahu WaTa'ala Terhadap semua nabi dan rasul serta para  malaikat menjadi lebih kuat .

Sesuai dengan firman Allah ta’ala yang dinyatakan jelas dalam surat Ara-ra’d pada ayat 28 :

“Orang orang yang beriman akan memiliki hati yang tenang dan tenteram jika selalu ingat dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, maka ingatlah karena hanya dengan mengingatnya Allahlah, hatimu menjadi tenteram.”

12. Selamat dunia dan akhirat 

Rajin membaca Alquran dengan hati yang ikhlas dapat menyelamatkan dirinya dari kejahatan yang terlihat dan tidak terlihat dan kesengsaraan selama didunia dan akhirat, semua itu tewrwujud karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala melindunginya.

Rasullulah Shallallahu alaihi wasallam bersabda bahwa : 

“Ibadah yang paling berkah dan istimewa adalah membaca dan mempelajari alquran serta mengamalkannnya dalam kehidupan sehari hari bahkan pada tiap satu ayatnya yang telah dibaca mengandung 10 kebaikan dan ajaran kebenaran didalamnya.“

13. Sebagai Penyembuh Penyakit 

Bagi seseorang yang rajin dan membiasakan diri untuk membaca Alquran maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan melindunginya dari segala penyakit.

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam telah bersabda: ”Hendaknya kamu menggunakan jenis obat obatan seperti madu dan membaca alquran (HR. Ma’ud).

14. Menyembuhkan penyakit hati 

Membaca Alquran dengan hati yang ikhlas dapat menghalau dan menyembuhkan penyakit hati yang mencakup iri, dengki, senang membicarakan keburukan orang lain, merasa dendam dan lain lain.

“Sesungguhnya hati ini dapat berkarat sebagaimana besi yang menjadi berkarat karena tersentuh air.” Lalu bagaimana agar hati ini tidak berkarat? tanya para sahabat, maka Rasullulah Shallallahu alaihi wasallam mengatakan ” Percayalah ..dengan membaca Alquran.”

15. Dijauhkan dari Sesat 

“…Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (Thaha: 123). Di dalam Al Qur’an terdapat begitu banyak petunjuk, dengan membaca dan memahami maknanya, maka ia akan terus mengingat dan mencegahnya dari perbuatan yang salah sehingga ia jauh dari sesat baik di bulan Ramadhan maupun bulan berikutnya.

16. Terhindar dari Azab Alllah 

“Barangsiapa berpaling dari Al Qur’an maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat.” (Thaha: 100). Di hari kiamat nanti, ayat ayat Al Qur’an yang dibaca selama bulan Ramadhan akan menjadi jalan cahaya baginya sehingga ia terhindar dari azab. Seluruh tubuhnya akan bersaksi bahwa ia seorang hamba yang mencintai Al Qur’an.

17. Menyempurnakan Ibadah Puasa 

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)” QS. (Al Baqarah : 185). Bulan puasa ialah bulan dimana Al Qur’an diturunkan, sejak jaman dahulu di bulan tersebut semua umat islam berlomba untuk memahami maknanya dan mengambil hikmahnya serta salah satu cara menambah pahala di bulan Ramadhan.

Di jaman modern ini yang sudah memiliki banyak kemudahan untuk mempelajarinya, maka wajib lebih taat dan memberi target kepada diri sendiri agar disiplin dalam membaca Al Qur’an agar bisa menyelesaikan membacanya hingga khatam sehingga kita memiiki amal bulan ramadhan yang sempurna sebagai bentuk ikhtiar untuk mendapat keberkahan yang sempurna pula.

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS 

Kamis, 28 Maret 2024 M / 17 Ramadhan 1445 H. 

Syafaat Al Qur'an 

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ ﻭَﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ ﻳَﺸْﻔَﻌَﺎﻥِ ﻟِﻠْﻌَﺒْﺪِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ، ﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟﺼِّﻴَﺎﻡُ : ﺃَﻱْ ﺭَﺏِّ، ﻣَﻨَﻌْﺘُﻪُ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡَ ﻭَﺍﻟﺸَّﻬَﻮَﺍﺕِ ﺑِﺎﻟﻨَّﻬَﺎﺭِ، ﻓَﺸَﻔِّﻌْﻨِﻲ ﻓِﻴﻪِ، ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥُ : ﻣَﻨَﻌْﺘُﻪُ ﺍﻟﻨَّﻮْﻡَ ﺑِﺎﻟﻠَّﻴْﻞِ، ﻓَﺸَﻔِّﻌْﻨِﻲ ﻓِﻴﻪِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻴُﺸَﻔَّﻌَﺎﻥِ

“Amalan puasa dan membaca Al-Qur’an akan memberi syafa’at bagi seorang hamba di hari kiamat. Puasa berkata: Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya. Dan Al-Qur’an berkata: Aku menahannya dari tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya, maka keduanya pun diizinkan memberi syafa’at.” 

[HR. Ahmad : 1429].

Dalam riwayat yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ

“Rajinlah membaca al-Quran, karena dia akan menjadi syafaat bagi penghafalnya di hari kiamat.” [HR. Muslim 1910].

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits : 

1.  Membaca Al-Quran merupakan aktifitas yang harus menjadi kebutuhan rohani demi meningkatkan mutu dan kualitas spiritual. Di era teknologi seperti sekarang ini, kita dapat dengan mudah membaca Al-Quran lewat telepon genggam yang kita genggam ke mana saja. Di bus, pesawat, kereta, di mana saja, kita dapat membacanya.

2.  Disayangkan apabila seorang muslim tidak bisa membaca Al-Quran. Sangat disayangkan pula, jika seorang muslim yang sudah pandai membaca Al-Quran namun tidak membiasakan dirinya dan keluarganya untuk istiqamah membacanya setiap hari.

3.  Sebagai orangtua Muslim, mereka memiliki tanggungjawab besar untuk memastikan bahwa anak-anaknya bisa dan terbiasa membaca Al-Quran. Beruntung jika mereka sampai pada tingkatan menghafalnya. Kalau pun orang tua belum sanggup mengajarkan secara langsung, titipkanlah mereka untuk belajar membacanya di TPQ atau Madrasah Diniyah. Kelak anak-anak yang tumbuh dalam bimbingan Al-Quran, Insya Allah, akan menjadi keturunan yang membanggakan, generasi emas, pejuang Islam yang tangguh, karena di hati mereka ada Al-Quran yang membimbing, menyinari, dan menjadi sebab turunnya rahmat Allah kepada mereka.

4.  Senantiasa Mendengar Bacaan Al-Quran. Selain bisa membaca, mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Quran juga menjadi jembatan meraih syafaatnya. Kita bisa mendengarkan secara langsung lewat radio, televisi, atau Mp3 murottal yang biasa diputar di masjid-masjid menjelang waktu shalat.

5.  Syafa'at adalah

ﻓﺎﻟﺸﻔﺎﻋﺔ ﻫﻲ ﺍﻟﺘﻮﺳﻂ ﻟﻠﻐﻴﺮ ﻓﻲ ﺟﻠﺐ ﺍﻟﻤﻨﻔﻌﺔ ﺃﻭ ﺩﻓﻊ ﺍﻟﻤﻀﺮﺓ

“Syafa’at adalah sebagai penengah/wasilah bagi yang lain untuk mendatangkan manfaat dan mencegah bahaya/madharat.”

6.  Puasa dan Al-Quran serta makhluk lainnya yang bisa memberi syafa’at sebagaimana dalam dalil tidaklah mempunyai syafa’at sebenarnya, tetapi diberikan izin oleh Allah untuk memberikan syafa’at. Oleh karena itu, kita hanya boleh meminta syafa’at hanya kepada Allah saja. Tidak boleh meminta kepada makhluknya. Semisal perkataan yang Tidak boleh:

“Wahai Nabi, aku minta syafa’at-mu”

Tapi katakanlah:

“Yaa Allah, aku memohon syafa’at Nabi-Mu”.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al Qur'an : 

1.  Syafa’at hanya milik Allah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

ﻗُﻞ ﻟِّﻠَّﻪِ ﭐﻟﺸَّﻔَٰﻌَﺔُ ﺟَﻤِﻴﻌٗﺎۖ

“Katakanlah semua syafaat hanyalah milik Allah.” (QS. az-Zumar: 44).

2.  Allah Ta’ala berfirman

ﻣَﻦ ﺫَﺍ ﭐﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺸۡﻔَﻊُ ﻋِﻨﺪَﻩُۥٓ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺈِﺫۡﻧِﻪِۦۚ

“Tidak ada yang memberikan syafaat disisi Allah kecuali dengan izin-Nya.”

(QS. Al-Baqarah: 255).

Rabu, 27 Maret 2024

PAHALA MEMBACA AL-QUR'AN DI BULAN RAMADHAN

Edisi Rabu, 27 Maret 2024 M / 16 Ramadhan 1445 H.

Di setiap datangnya bulan Ramadhan , setiap umat muslim tentu sudah membayangkan indahnya dan merancang amalan yang ingin dilakukan. Bulan Ramadhan kerap terlihat banyak umat muslim yang menjalankan shalat tarawih, melakukan sahur dan buka puasa dengan semangat, serta memperbanyak amalan mengajinya atau membaca Al Qur’an. Hal tersebut sudah menjadi kebiasaan dan juga telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya.

Setiap amalan yang dilakukan di bulan Ramadhan tentu dinilai dan mendapat pahala lebih banyak lagi hingga berlipat lipat, termasuk mengaji terlebih mengaji ialah amalan shaleh yang di dalamnya terdapat usaha untuk memahami dan mendalami Al Qur’an. Apa saja pahala tersebut?  Berikut ini, 17 pahala mengaji di bulan Ramadhan :

1. Pahala Berlipat Ganda 

Pahala mengaji di bulan Ramadhan ialah berlipat lipat dari pahala ketika dilakukan di bulan lain dan pahala tersebut dihitung  Allah dari per hurufnya, bukan jumlah surat yang dibaca. Jika di bulan lain mendapat pahala per hurufnya ialah 10 kebaikan, di bulan Ramadhan bisa berlipat hingga 700 kali sesuai dengan niat dan usahanya untuk menjaga hati dalam islam agar ikhlas dan tenang.

“Semua amalan anak adam akan dilipatgandakan (balasannya), satu kebaikan akan dibalas dengan 10 sampai 700 kali lipat.” Allah Subhanahu Wa Ta'ala. berfirman: “Kecuali puasa, sesungguhnya itu untuk-Ku, dan Aku yang langsung membalasnya. Hamba-Ku telah meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku.” (HR. Muslim).

2. Wujud Menegakkan Bulan Ramadhan 

“Menegakkan bulan Ramadhan, yaitu menegakkan malam bulan Ramadhan dengan shalat atau membaca Al-Qur’an.” (Juz II, hlm: 173). Bulan Ramadhan menjadi hidup ketika ada orang yang mengaji, suasana menjadi damai dan penuh dengan sahut menyahut bacaan Al Qur’an, tentu akan memberikan pahala yang luar biasa karena memberikan rasa tenang di hati banyak orang serta menjadi jalan untuk mencari ketenangan dalam islam sesuai dalil Al Qur’an.

3. Pahala Lebih Banyak di Setiap Huruf 

“Barang siapa yang membaca satu huruf dalam kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan setiap kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan. Saya tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi). Jelas bahwa membaca Al Qur’an di bulan Ramadhan akan mendapatkan pahala berlipat dari jumlah pahala yang terdapat di hadits tersebut. sungguh luar biasa dan menjadi alasan pentingnya akhlak mulia dalam islam dimana kemauan untuk mengaji tentu dilakukan oleh orang yang berakhlak mulia.

4. Dijauhkan dari Lalai 

Sebuah ungkapan Imam Ja’far Shadiq sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Syekh Taqi ad Din Ibrrahim bin Ali bin Hasan bin Muhammad bin Shahih al Amili al Kaf’ami, memberi pemahaman mengenai pahala mengaji di bulan Ramadhan berdasarkan hadits, pahalanya ialah, “Orang yang membaca 10 ayat al-Qur’an dalam satu malam, tidak akan tercatat di antara orang-orang yang lalai”. Orang terebut akan mendapat petunjuk dan dijauhkan dari lalai dan menjadi  cara memelihara akal dalam islam.

5. Dihitung Sebagai Pahala Dzikir 

Orang yang membaca 50 ayat al-Qur’an, akan tercatat di antara orang-orang yang berdzikir mengingat Allah. (Imam Ja’far Shadiq sebagaimana diriwayatkan oleh Syekh Taqi ad Din Ibrrahim bin Ali bin Hasan bin Muhammad bin Shahih al Amili al Kaf’ami). Sungguh luar biasa, orang yang mengaji di bulan Ramadhan mendapat keistimewaan pahala seperti selalu mengingat Allah sebagaimana pahala berdzikir di bulan Ramadhan.

6. Pahala Seperti Berdoa Terus Menerus 

Tentu indah sekali memiliki pahala mengaji di bulan Ramadhan yang pahalanya mengalir terus menerus seperti dalan riwayat berikut, “Jika ia membaca 100 ayat, ia akan tercatat di antara orang-orang yang berdoa terus menerus”. (Imam Ja’far Shadiq sebagaimana diriwayatkan oleh Syekh Taqi ad Din Ibrrahim bin Ali bin Hasan bin Muhammad bin Shahih al Amili al Kaf’ami).

7. Dicatat Sebagai Orang yang Memiliki Derajat Tinggi 

Semakin banyak mengaji, maka pahala mengaji di bulan Ramadhan akan semakin tinggi dan derajat semakin meningkat di mata Allah. Jika ia membaca 300 ayat, ia akan tercatat di antara orang-orang yang beruntung. Jika ia membaca 500 ayat, ia akan tercatat di antara orang-orang yang mencapai derajat ijtihad (mujtahid). Dan jika ia membaca 1.000 ayat, ia akan diberi ganjaran satu qanthar yang sama dengan 5.000”. (Imam Ja’far Shadiq).

8. Pahala Mengurangi Dosa Orang Tua 

“Jika seseorang membaca al-Qur’an, Allah akan membiarkannya menikmati impian masa depannya, dan bacaan demikian dapat mengurangi hukuman orang tuanya meskipun mungkin (orangtuanya) adalah orang kafir.”  (Imam Ja’far Shadiq). Mengaji di bulan Ramadhan juga bisa mengurangi dosa orang tuanya sebagaimana orang tua yang memiliki anak sholeh akan selamat dari azab neraka.

9. Pahala Hati yang Tenang 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dan tidaklah berkumpul sekelompok orang di rumah dari rumah Allah yang membaca kitabullah serta saling mempelajarinya di antara mereka, kecuali diturunkan atas mereka ketenangan dan dilimpahkan rahmat, dan dikelilingi malaikat serta Allah akan menyebut mereka di sisi-Nya.” (HR. Muslim / 2699). Rasulullah dan para sahabat selalu mengaji di bulan ramadhan sehingga mereka memiliki ketenangan hati.

10. Didoakan Malaikat 

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Yang mahir membaca al Qur’an bersama malaikat yang terhormat, dan yang membaca al Qur’an sedangkan ia terbata-bata serta mengalami kesulitan maka baginya dua pahala.” (HR. Bukhari / 4937 dan Muslim / 798). Siapa saja yang mengaji di bulan ramadhan baik itu yang masih belajar, keduanya tetap mendapat pahala yang mulia sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadist tersebut.

11. Bercahaya di Langit 

Dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Engkau hendaknya membaca al Qur’an, agar ia menjadi cahaya bagimu di muka bumi dan mengingatmu di langit.” Pahala membaca Al Qur’an di bulan ramadhan ialah akan menjadi cahaya di langit dan terlihat oleh Allah sehingga ia mendapat perlindungan dan keselamatan dari Allah.

12. Pahala Syafaat di Hari Kiamat 

Dari Abi Umamah al Baahili radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacalah al Qur’an maka ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafaat bagi yang membacanya.” (HR. Muslim / 804). Pahala mengaji di bulan Ramadhan akan membuat yang melakukan terhindar dari azab karena mendapat syafaat dari Rasulullah.

13. Mulia di Mata Allah 

Dari Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dikatakan kepada sahabat al Qur’an, ‘Bacalah dan mendakilah! Bacalah dengan tartil sebagaimana kamu membaca dengan tartil di dunia! Maka sesungguhnya tempatmu di akhir ayat yang kamu baca.’” (HR. Abu Dawud / 1300). Jelas bahwa orang yang mengaji di bulan Ramadhan memiliki derajat mulia di sisi Allah.

14. Pahala Diingat Oleh Allah 

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu berkata: telah bersabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam: “Sesungguhnya Allah Ta’ala memiliki keluarga di antara manusia.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, siapa mereka?” Beliau bersabda, “Mereka adalah ahlul Qur’an yang menjadi keluarga Allah dan hamba pilihan-Nya.” sungguh luar biasa pahala mengaji di bulan Ramadhan yakni ia dianggap oleh Allah sebagai hamba yang dekat padaNya.

15. Pahala Memuliakan Orang Tua 

Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca al Qur`an, mempelajarinya dan mengamalkannya, kelak pada hari kiamat dikenakan mahkota dari cahaya yang sinar kemilaunya seperti cahaya matahari. Dan bagi kedua orang tuanya masing-masing dikenakan untuknya dua pakaian kebesaran yang tak bisa dinilai dengan dunia. Maka kedua orangtuanya bertanya: ‘Karena apa kami diberi pakaian (kemuliaan) seperti ini?’ Maka dijawab: ‘Karena anak kalian berdua belajar dan menghafal Al Qur’an’.” (Mustadrak Al-Hakim, 1/568).

Maksud dari hadits tersebut ialah, orang yang mengaji nantinya di akherat akan menolong orang tuanya dan melindungi orang tuanya dari azab sebab memiliki anak yang sholeh sebagaimana doa anak sholeh yang bisa menjadi amal jariyah dengan pahala yang terus menerus dan bisa menjadi penyelamat bagi manusia.

16. Pahala Menuntut Ilmu 

Setiap mengaji, tentu sekaligus mempelajari isinya sehingga hal tersebut dinilai seperti menuntut ilmu dan orang yang menuntut ilmu memiliki derajat yang mulia di mata Allah sehingga ia memiliki kebaikan dan pahala yang jauh lebih banyak serta mendapat kemudahan dari segala ilmu yang ia pelajari tersebut.

17. Menyempurnakan Ibadah Puasa 

Ibadah di bulan puasa tentu tidak hanya puasa, ada yang lain seperti sahur, shalat tarawih, mengaji, dan sebagainya yang masing masing bernilai pahala luar biasa. Mengaji akan menyempurnakan ibadah bulan puasa bagi orang tersebut serta memberikan rasa keindahan dan ketentraman hati karena bisa mempelajari apa yang telah Allah sampaikan dan mengambil maknanya.

Demikian artikel tausiah kali ini, semoga mudah dipahami oleh anda dan dapat menjadi motivasi untuk terus meningkatkan amal kebaikan di bulan Ramadhan.  

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS

Rabu, 27 Maret 2024 M / 16 Ramadhan 1445 H. 

Pembaca Al-Qur'an Dirindukan Surga

عَنِ ابن عَباس رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ ، قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْجَنَّةُ مُشْتَاقَةٌ اِلَى أَرْبَعَةِ نَفَرٍ : تَالِى الْقُرْانِ, وَحَافِظِ اللِّسَانِ, وَمُطْعِمِ الْجِيْعَانِ, وَصَا ئِمٍ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ . (رواه أبوداود والترمذي)

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata, Rasûlullâh ﷺ bersabda; "Surga rindu kepada empat orang yaitu pembaca al-Qur'an, orang yang menjaga lisan, pemberi makan orang yang lapar, dan orang yang puasa di bulan Ramadhan." (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzy).

Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :

1.  Setiap manusia tentu saja mengharapkan yang namanya kebahagiaan, terutama kebahagiaan yang hakiki yaitu kebahagiaan yang tidak hanya di dunia ini saja akan tetapi kebahagiaan yang abadi di alam akhirat kelak. Kebahagiaan yang hakiki tersebut hanya dapat diraih apabila kita selalu taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wasallam. Balasan dari ketaatan tersebut adalah mendapatkan kehidupan yang penuh nikmat yaitu syurga-Nya Allah Subhanahu Wa Ta'ala, sehingga kita dituntut untuk meraihnya.

2.  Sebagaimana hadits Rasûlullâh ﷺ di atas, bahwa ada 4 golongan manusia yang dirindukan syurga;

1) Orang yang rajin dan istiqamah membaca Al-Qur'an

Membaca Al Qur'an adalah salah satu amalan yang paling utama, karena Rasûlullâh ﷺ pernah bersabda; "Setiap huruf Al Qur'an yang kita baca membawa pahala tersendiri, selain itu juga dikatakan bahwa nanti Al-Qur'an akan datang sebagai saksi amal kita di Yaumul Hisab."

Selain membaca tentu juga mempelajari isinya dan mengamalkannya merupakan hal yang harus di lakukan oleh setiap pribadi muslim.

2) Orang yang selalu menjaga lisannya

Lisan merupakan salah satu indra kita yang bisa mendatangkan kebaikan dan sekaligus keburukan. Dengan selalu menjaga agar lisan kita hanya mengatakan hal-hal yang baik, digunakan untuk membaca Al-Qur'an untuk memuji-Nya, untuk berdo'a kepada-Nya, untuk memberi nasehat yang bernanfaat kepada orang lain, Insya Allah kita akan termasuk kedalam golongan orang yang dirindukan oleh surga.

3) Orang yang memberi makan kepada orang lain yang kelaparan

Ini juga merupakan salah satu amalan yang utama, karena pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. akan datang kepada hamba yang memberi pertolongan kepada saudaranya yang membutuhkan pertolongan.

4) Orang yang berpuasa di bulan Ramadhan

Berpuasa di bulan Ramadhan adalah salah satu ibadah utama bahkan merupakan salah satu Rukun Islam. Berpuasa bukan hanya menahan tidak makan dan minum saja, melainkan juga menjaga panca indera kita dari melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Bahkan tidak hanya itu saja, berpuasa juga menuntut kita untuk meninggalkan perkataan dan perbuatan yang sia-sia. Insyallah jika kita berpuasa pada bulan Ramadhan sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasûlullâh ﷺ, maka derajat Taqwa akan kita peroleh yang balasannya tentu saja surga Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

3.  Itulah 4 golongan manusia yang dirindukan surgaNya Allah Subhanahu Wa Ta'ala, mari kita berlomba-lomba untuk meraihnya dan menjadi orang-orang yang selalu dirindukan surga tersebut karena kehidupan dan kebahagiaan yang sejati adalah di alam akhirat bukan di dunia yang sementara ini.

Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :

1.  Surga disediakan bagi orang yang bertaqwa;

وَسَارِعُوْۤا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَا لْاَرْضُ ۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ ۙ ۞

"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa," (QS. Ali 'Imran 3: 133).

2.  Surga juga disediakan bagi orang yang beriman dan selalu mengerjakan amal-amal yang sholeh;

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۤ اَبَدًا ۗ لَـهُمْ فِيْهَاۤ اَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ ۙ وَّنُدْخِلُهُمْ ظِلًّا ظَلِيْلًا ۞

"Ada pun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Di sana mereka mempunyai pasangan-pasangan yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman."(QS. An-Nisa' 4: 57)

Selasa, 26 Maret 2024

PAHALA DZIKIR DI BULAN RAMADHAN

Edisi Selasa, 26 Maret 2024 M / 15 Ramadhan 1445 H.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, setiap yang kita lakukan bernilai ibadah serta mendatangkan pahala. Tentu setiap orang pasti akan berlomba-lomba mendapatkan pahala dan kebaikan tersebut. Salah satu amalan yang mendatangkan pahala di bulan Ramadhan yaitu dengan dzikir.

Dalam islam, dzikir merupakan amalan yang berupa menyebut asma Allah, baik itu pujian, memuliakan, atau memohon ampun. Dzikir bisa dilakukan kapan saja oleh siapa saja dalam keadaan apapun, langsung dengan lisan ataupun mengucap di dalam hati. Dzikir dikenal memiliki banyak manfaat seperti mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan memberikan ketenangan hati bagi yang melakukan.

Berikut adalah pahala dzikir yang dilakukan selama bulan Ramadhan

1. Dijanjikan Pahala Berupa Surga 

Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa dzikir memiliki kebaikan yang luas dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Pahala dzikir di bulan Ramadhan akan mendekatkan orang yang melakukan kepada surga sebab selalu mengingat Allah serta memiliki nilai yang sama baik untuk laki laki maupun perempuan. pengaruh dzikir terhadap jiwa akan mengarahkan kepada petunjuk Allah yang lurus sehingga petunjuk tersebut yang memberi jalan ke surga.

“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzaab 35).

2. Anjuran dari Allah 

Dzikir dianjurkan langsung oleh Allah Subhanahu Wa'Ta'ala melalui firmanNya, dalam keadaan apapun terlebih di bulan Ramadhan dimana pintu surga terbuka lebar, melakukan anjuran dari Allah sebanyak banyaknya tentu juga akan mendapat pahala sebanyak yang ia niatkan yang sebanyak ketulusannya. cara menambah pahala di bulan Ramadhan yang termudah ialah berdzikir sepanjang waktu.

Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyak nya. (QS. Al Ahzaab:41).

3. Mendapat Rahmat Bulan Ramadan 

Bulan Ramadhan ialah waktu untuk beramal, bukan hanya puasa saja, namun juga amal ibadah yang lain. untuk menyempurnakan rahmat tersebut, jauh lebih baik jika selalu berdzkir agar selalu memahami amal kebaikan apa yang sedang dilakukan di bulan Ramadhan, sehingga membuat selalu mawas diri dan terlindung dari bahaya hawa nafsu.

“Jika ada suatu kaum yang duduk untuk berdzikir kepada Allah Azza wa jalla, niscaya para malaikat akan mengelilingi mereka, mereka pun diliputi rahmat, dan diturunkan ketenangan jiwa untuk mereka. Dan Allah pun menyebut mereka kepada orang-orang yang berada di sisi-Nya.” (HR. Muslim, At-Tirmidzi, dan Ahmad).

4. Memperkuat Jalan Taubat Selama Ramadhan 

Bulan Ramadhan ialah bulan yang penuh ampunan, untuk memohon ampun tidak harus dilakukan dengan doa, dzikir juga sebagai ungkapan memohon ampun kepada Allah Ta'ala seperti yang tertulis dalam firman-Nya,

“Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya.” (QS Huud: 90).

Karena dzikir tersebut dapat memperkuat jalan taubat di bulan Ramadhan dan dilakukan secara terus menerus dan menjadi amalan yang sangat dicintai oleh Allah. Syarat agar taubat diterima ialah dengan kesungguhan dan tidak mengulangi, hal itu bisa dilakukan dengan rutin berdzikir.

5. Pahala Mengikuti Sunah Rasul 

Segala yang Rasul ajarkan tentu sebuah kebaikan yang dianjurkan untuk dianut dan dilakukan oleh umat-Nya. Termasuk dzikir tersebut, barang siapa mengikuti sunah Rasul untuk berzikir selama bulan Ramadhan, tentunya akan memberi pahala yang luar biasa. keutamaan berdzikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala memang jauh lebih mulia jika dilakukan di bulan Ramadhan.

“Demi Allah, sesungguhnya aku ini beristghfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Al-Bukhari, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dan Ahmad).

6. Pahala Kekuatan Menahan Hawa Nafsu 

Berdzikir akan selalu mengingatkan orang yang melakukan akan Allah Ta'ala. Dengan demikian, ia akan selalu takut dan menjauh dari segala perbuatan dosa, ia akan mampu menahan hawa nafsu sebab ia paham bahwa Allah selalu memperhatikan dan mengetahui tingkah lakunya terlebih lagi di bulan Ramadhan ketika ia ingin mendapat amal baik sebanyak banyaknya.

7. Menyempurnakan Ibadah Bulan Puasa 

Bulan puasa tentu bertujuan untuk mendapatkan berkah yang sempurna, hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan ibadah yang lengkap dan yang bisa dilakukan sewaktu waktu, yakni dzikir.

Dzikir akan membuat ibadah selama bulan puasa menjadi sempurna karena ibadah dilakukan setiap waktu sambil menjalankan ibadah yang lain, seperti sambil puasa, sambil bersedekah, dan sebagainya.

8. Dekat dengan Allah 

Dzikir di bulan Ramadhan akan membuat orang yang melakukan semakin dekat dengan Allah karena Allah selalu mengingat hamba yang mendekati-Nya. Hari hari di bulan Ramadhan terasa indah dan nikmat karena melakukan segala amal kebaikan sambil menyebut asma-Nya. Sebab itu ia akan merasa tentram dan mampu menjalankan ibadah puasa dengan lancar.

9. Mendapat Doa dari Malaikat 

Orang orang yang berdzikir di bulan Ramadhan akan mendapatkan doa dari malaikat karena malaikat bersaksi dan melaporkan segala kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Orang yang berdzikir akan disukai oleh malaikat karena menghindarkan diri dari setan dan melakukan amalan baik sepanjang waktu, doa tersebut membuat amal ibadah di bulan Ramadhan semakin mendapat berkah.

10. Pahala Rezeki yang Berkah 

Di bulan Ramadhan, Allah juga memberikan rezeki yang berkah dan lebih terutama bagi orang orang yang senang berdzikir dan bersedekah.

“Barangsiapa yang rutin membaca istighfar, Allah akan memberikan solusi pada setiap kesulitannya, dan penyelesaian bagi setiap permasalahannya. Dan Dia akan memberikan rezeki dari jalan yang tidak terduga.” (HR. Abu Dawud, An-Nasai, Ibnu Majah, al-Hakim, dan Al-Baihaqi).

11. Mendapat Berkah Ramadhan 

Berkah Ramadhan jelas akan didapat oleh orang orang yang berdzikir sebab mereka mengisi waktu yang dimiliki dengan kegiatan yang bermanfaat yakni dengan menyebut dan memuji nama Allah, sepanjang waktu ia mendapat pahala dari Allah dan sepanjang waktu ia mendapat berkah di setiap urusan yang dilakukan dan ibadah yang diperbuat.

Aku bersama sangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya jika dia menyebut-Ku. Jika dia menyebut-Ku dalam dirinya, aku pun menyebutnya dalam Diri-Ku. Dan apabila dia menyebut-Ku di hadapan orang banyak, Aku pun menyebutnya di hadapan orang-orang yang lebik baik dari mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

12. Pahala Perlindungan dari Allah 

Orang yang berdzikir ialah mengucapkan kalimat permohonan ampun atau kalimat pujian yang berarti ia mengakui keesaan dan kekuasaan Allah. dalam kerendahan hatinya tersebut, ia mendapat pahala berupa keselamatan dan perlindungan di dunia dan di akhirat serta memberikan keselamatan ketika menjalankan ibadah di bulan Ramadhan.

“Maka ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku pun ingat kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan jaganlah kamu mengingkari nikmat-Ku.” (QS Al-Baqarah: 152).

13. Senantiasa Diingat Allah 

Nikmat yang luar biasa ialah nikmat diingat Allah, tentu semua orang mukmin ingin mendapatkan nikmat tersebut, yakni nikmat luar biasa sebab diingat oleh sang maha pencipta yang memiliki kebaikan sempurna serta memiliki seluruh alam. Hal tersebut dapat terjadi jika selalu berdzikir dengan niat semata karena Allah dengan istiqomah dan kerendahan hati.

14. Terhindar dari Sesat 

Ketika bulan ramadhan tiba, memang syetan dikekang dan tidak dapat mengganggu manusia, namun sebagai makhluk yang memiliki hawa nafsu, gangguan tersebut akan datang dari dirinya sendiri yakni dari hawa nafsunya sendiri. Dzikir akan menghindarkan dari hal tersebut.

“Dan Jika Setan mengganggumu dengan suatu ganguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS: Fushilat [41]:36).

15. Mendapat Ampunan Dosa 

Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa yang mengucapkan: Subhanallah wa Bihamdihi (Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya) sebanyak seratus kali, maka dihapuskan segala kesalahan (dosa)-Nya walaupun sebanyak buih dilaut.” (Muttafaq ‘alaih).

Ampunan dosa akan didapat oleh orang yang rutin melakukan dzikir di bulan Ramadhan dengan menyempurnakan ibadah yang lainnya, ia seolah menjadi orang yang baru jika ia sungguh sungguh bertaubat dan juga meminta maaf pada orang orang yang pernah disakitinya, sehingga Allah pun memaafkannya sebagaimana ia telah bersungguh sungguh dalam memperbaiki dirinya.

16. Tentram dalam Menjalankan Ibadah Puasa 

Orang yang berdzikir merasakan ketenangan dalam hatinya, dalam segala kegiatan ibadah puasa yang dilakukannya pun menjadi ibadah yang tentram dan semakin banyak mengingatkannya akan Allah.

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. (QS. Ar-Raad [13]:28).

17. Pahala Besar Jika Istiqomah 

Istiqomah dalam hal kebaikan apapun termasuk dalam melakukan ibadah dzikir, akan mendapat pahala yang besar dari Allah sebab ia melakukan dengan kesungguhan dan terus menerus.

“… Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allâh, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.“ (QS. Al-Ahzâb[33]: 35).

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dzikir adalah ibadah yang mudah dilakukan, bisa dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja, sehingga bisa dilakukan dalam keadaan yang istiqomah dalam melakukan berbagai aktifitas. Memang segala yang diperintah Allah akan membawa kebaikan dalam bentuk apapun, termasuk perintah dzikir di bulan Ramadhan, semoga kita bisa melakukannya dengan istiqomah.

Semoga bermanfaat ...


ONE DAY ONE HADITS

Selasa, 26 Maret 2024 M / 15 Ramadhan 1445 H. 

Ramadhan Adalah Bulan Pendidikan Kesabaran

عن أبي قتادة رضي اللَّه عنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

((صَوْمُ شَهْرِ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ صَوْمُ الدَّهْرِ))

Dari  Abu Qatadah radhiyallahu anhu berkata, berkata rasulullah shallallahu alaihi wasallam :

“Puasa bulan kesabaran dan puasa tiga hari di setiap bulan adalah puasa sepanjang tahun”. [Musnad Imam Ahmad  (7567، 8965) dan Imam Muslim  (1162), dan ini lafadz riwayat Imam Ahmad].

Pelajaran yang terdapat didalam hadits:

1- Adalah sebuah anugerah yang besar ketika seorang hamba menjumpai bulan Ramadhan yang diberkahi ini, karena ia akan memetik sekian banyak faedah yang besar jika ia benar-benar memanfaatkan bulan yang agung ini untuk beribadah kepada Allah dengan sebaik-baiknya. 

2- Diantara faedah yang besar itu adalah diraihnya Kesabaran, baik dalam melakukan ketaatan kepada Allah, menjauhi kemaksiatan maupun didalam menghadapi taqdir Allah yang terasa berat dirasa oleh seorang hamba.

3- Ketiga hal ini yang mengumpulkan seluruh ajaran agama Islam ini tidaklah bisa terlaksana kecuali dengan kesabaran.

4- Sesungguhnya kesabaran adalah asas yang terbesar bagi setiap akhlak yang indah dan bagi upaya menghindari akhlak yang hina. Dan sabar itu adalah menahan diri dari perkara yang tidak disukai oleh hawa nafsu dan menyelisihi seleranya, dalam rangka meraih ridho Allah dan pahalanya.

5- Sesungguhnya bulan Ramadhan adalah madrasah yang agung dan bangunan (keimanan) yang tinggi, yang para hamba mengambil darinya banyak ibroh dan pelajaran bermanfaat yang mendidik jiwa dan meluruskannya pada bulan Ramadhan ini dan di sisa umurnya. Dan salah satu (pelajaran besar) yang diambil oleh orang-orang yang berpuasa di bulan yang agung dan musim yang diberkahi ini adalah membiasakan diri dan membawanya kepada kesabaran, oleh karena itu , terdapat dalam beberapa Hadits, (bahwa) Nabi yang sangat penyayang –shallallahu ‘alaihi wa sallam- mensifati bulan Ramadhan dengan “bulan kesabaran”.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al qur'an : 

1- Yakni Aku akan memberikan pahala yang banyak kepada orang yang sabar tanpa menentukan kadarnya. 

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas (QS. Az-Zumar: 10).

2- Perintah ini tidak dapat diterima, tidak dapat pula diamalkan kecuali hanyalah oleh orang yang sabar dalam menjalaninya, obyek sabar: sabar dalam ketaatan, sabar tidak berbuat maksiat,  sabar didalam menghadapi taqdir Allah yang terasa berat dirasa oleh seorang hamba. Karena sesungguhnya hal ini amat berat pengamalannya.

وَمَا يُلَقَّاهَا إِلا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ

“Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar, dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (QS. Fussilat:35)