Edisi Sabtu, 26 Februari 2022 M / 24 Rajab 1443 H.
Tata cara shalat hanya disebutkan sebagian oleh Al-Quran pada Surat Al-Baqarah ayat 238 dan Surat Al-Hajj ayat 77. Tata cara shalat secara rinci dapat ditemukan pada praktik shalat Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam (hadits fi’li). Rasulullah melakukan shalat lima waktu secara berjamaah dengan para sahabat. Ia bersabda, “Lakukanlah shalat sebagaimana kalian melihatku melakukannya.”
Orang yang melakukan shalat diharuskan untuk menghadap ke arah Masjidil Haram. Pada awalnya, Rasulullah melakukan shalat dengan menghadap ke arah Baitul Maqdis. Tetapi Al-Qur’an kemudian memerintahkannya untuk menghadap ke arah Masjidil Haram, yaitu rumah ibadah pertama yang dibangun untuk manusia, yaitu rumah ibadah Nabi Ibrahim Alaihissalam dan putranya Nabi Ismail Alaihissalam sebagai bapak bagi bangsa Arab sebagaimana keterangan pada Surat Al-Baqarah ayat 144.
Manna’ Al-Qaththan menceritakan, Al-Qur’an dan hadits menunjukkan bahwa kewajiban ibadah shalat disyariatkan pada awal pengutusan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam sebagai rasul sebagaimana keterangan enam ayat pertama Surat Al-Muzzammil. Dari sana kemudian sebagian ulama berpendapat bahwa ibadah shalat semalam suntuk diwajibkan.
Berikut ini beberapa Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang membicarakan tentang shalat :
1. Mendapat Rakaat Bila Ikut Rukuk Imam
عَنْ أَبِى بَكْرَةَ أَنَّهُ انْتَهَى إِلَى النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ رَاكِعٌ، فَرَكَعَ قَبْلَ أَنْ يَصِلَ إِلَى الصَّفِّ، فَذَكَرَ ذَلِكَ لِلنَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ زَادَكَ اللهُ حِرْصًا وَلاَ تَعُدْ
Dari Abu Bakrah, bahwa dia pernah mendapati Nabi Shallallahu alaihi Wasallam sedang rukuk, maka dia pun ikut rukuk sebelum sampai ke dalam barisan shaf. Kemudian dia menceritakan kejadian tersebut kepada Nabi Shallallahu alaihi Wasallam Maka beliau bersabda : Semoga Allah menambah semangat kepadamu, namun jangan diulang kembali. (H.R. Bukhari no. 783).
2. Boleh Menghalangi Orang yang Lewat di Depan Kita
عَنْ أَبِى سَعِيْدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ يُصَلِّى فَلاَ يَدَعْ أَحَدًا يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْهِ وَلْيَدْرَأْهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ
Dari Abu Sa'id Al-Khudri bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Apabila salah seorang dari kalian shalat, maka janganlah dia membiarkan seseorang lewat di hadapannya, dan hendaklah dia menghalanginya semampunya. Jika dia menolak maka hendaklah dia memeranginya, karena dia adalah setan. (H.R. Muslim no.1156).
3. Asal Usul Adzan Untuk Shalat
أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يَقُوْلُ كَانَ الْمُسْلِمُوْنَ حِيْنَ قَدِمُوا الْمَدِيْنَةَ يَجْتَمِعُوْنَ فَيَتَحَيَّنُوْنَ الصَّلَاةَ لَيْسَ يُنَادَى لَهَا فَتَكَلَّمُوْا يَوْمًا فِي ذَلِكَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ اتَّخِذُوْا نَاقُوْسًا مِثْلَ نَاقُوْسِ النَّصَارَى وَقَالَ بَعْضُهُمْ بَلْ بُوْقًا مِثْلَ قَرْنِ الْيَهُوْدِ فَقَالَ عُمَرُ أَوَلَا تَبْعَثُوْنَ رَجُلًا يُنَادِي بِالصَّلَاةِ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا بِلَالُ قُمْ فَنَادِ بِالصَّلَاةِ
Bahwanya Ibnu 'Umar berkata, Ketika Kaum Muslimin tiba di Madinah, mereka berkumpul untuk shalat dengan cara memperkirakan waktunya, dan tidak ada panggilan untuk pelaksanaan shalat. Suatu hari mereka memperbincangkan masalah tersebut, di antara mereka ada yang mengusulkan lonceng seperi loncengnya kaum Nashrani dan sebagaian lain mengusulkan untuk meniup terampet sebagaimana kaum Yahudi. Maka Umar pun berkata : Mengapa tidak kalian suruh seseorang untuk mengumandangkan panggilan shalat? Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam kemudian bersabda: Wahai Bilal, bangkit dan serukanlah panggilan shalat. (H.R. Bukhari no. 604).
4. Posisi Imam Dalam Shalat Jenazah
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ قَالَ صَلَّيْتُ خَلْفَ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَصَلَّى عَلَى أُمِّ كَعْبٍ مَاتَتْ وَهِىَ نُفَسَاءُ فَقَامَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلصَّلاَةِ عَلَيْهَا وَسَطَهَا
Dari Samurah bin Jundub ia berkata : Aku shalat (jenazah) di belakang Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam, menshalatkan jenazah Ummu Ka'ab yang meninggal dunia ketika masa nifas (setelah melahirkan). Ketika itu Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam berdiri di sebelah pinggangnya. (H.R. Muslim no. 2279).
5. Ancaman Meninggalkan Shalat Jum'at Tiga Kali
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ تَرَكَ الْجُمُعَةَ ثَلاَثَ مِرَارٍ مِنْ غَيْرِ عُذْرٍ طَبَعَ اللهُ عَلَى قَلْبِهِ
Dari Jabir bin Abdullah, dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam beliau bersabda : Barang siapa meninggalkan Shalat Jum'at tiga kali tanpa udzur, niscaya Allah akan mengunci hatinya. (H.R. Ahmad no. 14933).
6. Dalil Shalat Ghaib
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى عَلَى أَصْحَمَةَ النَّجَاشِى فَكَبَّرَ عَلَيْهِ أَرْبَعًا
Dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam shalat (ghaib) atas kematian raja An-Najasyi, maka beliau pun bertakbir atasnya sebanyak empat kali takbir. (H.R. Muslim no. 2250).
7. Boleh shalat ba'diyah Jum'at hanya dua rakaat
عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِيْهِ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّى بَعْدَ الْجُمُعَةِ رَكْعَتَيْنِ
Dari Salim, dari ayahnya, bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi Wasallam shalat ba'diyah Jum'at sebanyak dua rakaat. (H.R. Muslim no. 2078, Abu Daud no.1134).
8. Anjuran shalat ba'diyah Jum'at empat rakaat
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمُ الْجُمُعَةَ فَلْيُصَلِّ بَعْدَهَا أَرْبَعًا
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Apabila salah seorang diantara kamu shalat Jum'at, hendaklah ia shalat ba'diyah Jum'at sebanyak empat rakaat. (H.R. Muslim no. 2073, Nasa'i no. 1425).
9. Menyempurnakan rakaat shalat
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَدْرَكَ رَكْعَةً مِنْ صَلاَةِ الْجُمُعَةِ وَغَيْرِهَا فَلْيُضِفْ إِلَيْهَا أُخْرَى وَقَدْ تَمَّتْ صَلاَتُهُ
Dari Ibu Umar ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Barang siapa yang mendapat hanya satu rakaat dalam shalat Jum'at dan shalat lainnya, hendaklah ia menambah kekurangan rakaat itu. Dengan demikian, sempurnahlah shalatnya. (H.R. Daruquthni no. 1625, Imam nasa'i, Imam Ibnu Majah).
10. Anjuran makmum membaca sami'allahu liman hamidah
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ كُنَّا إِذَا صَلَّيْنَا خَلْفَ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ. قَالَ مَنْ وَرَاءَهُ سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ.
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Apabila kami (para sahabat) shalat dibelakang Nabi Shallallahu alaihi Wasallam, lalu belaiu membaca sami'allahu liman hamidah, orang yang ada dibelakangnya (para makmum) ikut membaca sami'allahu liman hamidah. (H.R. Imam Daruquthni no. 1300).
11. Bacaan ketika i'tidal dalam shalat
عَنِ ابْنِ أَبِى أَوْفَى قَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَفَعَ ظَهْرَهُ مِنَ الرُّكُوْعِ قَالَ سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ اللهم رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَوَاتِ وَمِلْءُ الْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَىْءٍ بَعْدُ
Dari Ibnu Abi Aufa berkata : Adalah Rasulullah shallallahu alaihi Wasallam ketika mengangkat punggungnya dari rukuk, beliau membaca : sami'allaahu liman hamidah Allaahumma rabbanaa lakal hamdu mil-us samaawaati wamil-ul ardhi wamil-u maasyi'ta min syai-im ba'du. (H.R. Muslim no. 1095).
12. Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat
عَنْ أَبِى سُلَيْمَانَ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ قَالَ أَتَيْنَا النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُوْنَ ، فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِيْنَ لَيْلَةً ، فَظَنَّ أَنَّا اشْتَقْنَا أَهْلَنَا ، وَسَأَلَنَا عَمَّنْ تَرَكْنَا فِى أَهْلِنَا ، فَأَخْبَرْنَاهُ ، وَكَانَ رَفِيْقًا رَحِيْمًا فَقَالَ ارْجِعُوْا إِلَى أَهْلِيْكُمْ فَعَلِّمُوْهُمْ وَمُرُوْهُمْ ، وَصَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِى أُصَلِّى ، وَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ ، ثُمَّ لِيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ
Dari Abu Sulaiman Malik bin Al-Huwairits dia berkata; Kami datang kepada Nabi Shallallahu alaihi Wasallam sedangkan waktu itu kami adalah pemuda yang sebaya. Kami tinggal bersama beliau selama dua puluh malam. Beliau mengira kalau kami merindukan keluarga kami, maka beliau bertanya tentang keluarga kami yang kami tinggalkan. Kami pun memberitahukannya, beliau adalah seorang yang sangat penyayang dan sangat lembut. Beliau bersabda: Pulanglah ke keluarga kalian. Tinggallah bersama mereka dan ajari mereka serta perintahkan mereka dan shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat. Jika telah datang waktu shalat, maka hendaklah salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan, dan yang paling tua dari kalian hendaknya menjadi imam kalian. (H.R. Bukhari no. 6007).
13. Anjuran shalat qabliyah maghrib
عَنْ عَبْدُ اللهِ الْمُزَنِىُّ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلُّوْا قَبْلَ صَلاَةِ الْمَغْرِبِ - قَالَ فِى الثَّالِثَةِ - لِمَنْ شَاءَ كَرَاهِيَةَ أَنْ يَتَّخِذَهَا النَّاسُ سُنَّةً
Dari Abdullah Al-Muzani, dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam beliau bersabda : Shalatlah kalian sebelum maghrib. Beliau bersabda pada ketiga kali : Bagi siapa yang mau melakukannya, karena khawatir dianggap menjadi hal yang mesti bagi manusia. (H.R. Bukhari no. 1183).
14. Mengantuk tidak wudhu lagi bila shalat
عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِىِّ أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ قَالَ أُقِيْمَتْ صَلاَةُ الْعِشَاءِ فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ لِى حَاجَةً. فَقَامَ يُنَاجِيْهِ حَتَّى نَعَسَ الْقَوْمُ أَوْ بَعْضُ الْقَوْمِ ثُمَّ صَلَّى بِهِمْ وَلَمْ يَذْكُرْ وُضُوْءًا
Dari Tsabit Al-Banani, bahwa Anas bin Malik pernah berkata : Setelah dibacakan iqamah shalat isya' ada seorang laki-laki berdiri seraya berkata : Hai Rasulullah, saya punya keperluan. Lalu beliau berdiri bermunajat kepada-Nya sehingga kaum atau sebagian kaum terkantuk-kantuk. Kemudian beliau shalat beserta mereka dan beliau tidak mengingatkan agar mereka berwudhu lagi. (H.R. Abu Daud no, 201).
15. Anjuran untuk shalat qabliyah maghrib
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ الْمُؤَذِّنُ إِذَا أَذَّنَ قَامَ نَاسٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَبْتَدِرُونَ السَّوَارِيَ حَتّٰى يَخْرُجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُمْ كَذٰلِكَ يُصَلُّوْنَ الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْمَغْرِبِ وَلَمْ يَكُنْ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ شَيْءٌ
Dari Anas bin Malik berkata : Jika seorang muadzin sudah mengumandangkan adzan (Maghrib), maka para sahabat Nabi Shallallahu alaihi Wasallam berebut mendekati tiang-tiang (untuk shalat sunnat) sampai Nabi Shallallahu alaihi Wassalam keluar, sementara mereka tetap dalam keadaan menunaikan shalat sunnat dua rakaat sebelum Maghrib. Dan di antara adzan dan iqamat Maghrib sangatlah sedikit (waktunya). (H.R. Bukhari no. 625).
16. Waktu Badan Nabi Gemuk, Beliau Shalat Sunnah Dengan Duduk
عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُوْمُ مِنَ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ فَقَالَتْ عَائِشَةُ لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَقَدْ غَفَرَ اللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ قَالَ أَفَلاَ أُحِبُّ أَنْ أَكُوْنَ عَبْدًا شَكُورًا. فَلَمَّا كَثُرَ لَحْمُهُ صَلَّى جَالِسًا فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ ، فَقَرَأَ ثُمَّ رَكَعَ
Dari Aisyah radhiyallahu anha bahwa Nabi Shallallahu alaihi Wasallam melaksanakan shalat malam hingga kaki beliau bengkak-bengkak. Aisyah berkata : Wahai Rasulullah, kenapa engkau melakukan ini padahal Allah telah mengampuni dosa engkau yang telah berlalu dan yang akan datang? Beliau menjawab : Apakah aku tidak suka jika menjadi hamba yang bersyukur? Dan tatkala beliau gemuk, beliau shalat sambil duduk, apabila beliau hendak rukuk maka beliau berdiri kemudian membaca beberapa ayat lalu ruku. (H.R.Bukhari no. 4837).
17. Boleh Shalat Sunnah Berjamaah
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ جَدَّتَهُ مُلَيْكَةَ دَعَتْ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِطَعَامٍ صَنَعَتْهُ لَهُ، فَأَكَلَ مِنْهُ ثُمَّ قَالَ قُوْمُوْا فَلأُصَلِّ لَكُمْ. قَالَ أَنَسٌ فَقُمْتُ إِلَى حَصِيْرٍ لَنَا قَدِ اسْوَدَّ مِنْ طُوْلِ مَا لُبِسَ، فَنَضَحْتُهُ بِمَاءٍ، فَقَامَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَصَفَفْتُ وَالْيَتِيْمَ وَرَاءَهُ، وَالْعَجُوْزُ مِنْ وَرَائِنَا، فَصَلَّى لَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ انْصَرَفَ
Dari Anas bin Malik bahwa neneknya, Mulaikah, mengundang Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam untuk menghadiri hidangan yang ia masak untuk beliau. Beliau kemudian menyantap makanan tersebut kemudian bersabda : Berdirilah, aku akan pimpin kalian shalat. Anas berkata : Maka aku berdiri di tikar milik kami yang sudah lusuh dan hitam akibat sering digunakan. Aku lalu memercikinya dengan air, kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam berdiri diatasnya. Aku dan seorang anak yatim lalu membuat barisan di belakang beliau, sementara orang tua (nenek) berdiri di belakang kami. Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam lalu shalat memimpim kami sebanyak dua rakaat lalu pergi. (H.R. Bukhari no. 380).
Semoga bermanfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.