Sabtu, 26 Februari 2022

17 KUMPULAN HADITS YANG BERKAITAN DENGAN SHALAT (BAGIAN 5)

Edisi Ahad, 27 Februari 2022 M / 25 Rajab 1443 H. 

Setelah berjalan 16 bulan, kewajiban shalat semalaman itu dirasa berat oleh sahabat. Kewajiban itu kemudian diringankan sebagaimana keterangan Surat Al-Muzzammil ayat 20 yang mewajibkan ibadah shalat pada sebagian malam saja. (Manna’ Al-Qaththan, Tarikhut Tasyri Al-Islami: At-Tasyri wal Fiqh, [Riyadh, Maktabah Al-Ma’arif: 2012 M/1433 H], halaman 139).

Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa kewajiban ibadah shalat semalaman hanya berlaku khusus bagi Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam. Kewajiban itu dilaksanakan oleh Rasulullah selama 10 tahun sebagaimana perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ibadah shalat semalaman diikuti oleh sekelompok sahabat. Karena dirasa berat, Allah menurunkan Surat Al-Muzzammil ayat 20 sebagai bentuk keringanan bagi umat Islam untuk melakukan ibadah shalat pada sebagian malam saja. Keringanan itu diturunkan setelah kewajiban shalat semalaman itu berlangsung selama 10 tahun. Kewajiban shalat malam pada gilirannya dihapus dengan datangnya perintah kewajiban shalat lima waktu pada peristiwa Isra’ dan Mi’raj.

Berikut ini beberapa Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang membicarakan tentang Shalat :

1. Anjuran Menyempurnakan Rukuk dan Sujud 

عَنْ حُذَيْفَةَ رَأَى رَجُلاً لاَ يُتِمُّ رُكُوْعَهُ وَلاَ سُجُوْدَهُ، فَلَمَّا قَضَى صَلاَتَهُ قَالَ لَهُ حُذَيْفَةُ مَا صَلَّيْتَ قَالَ وَأَحْسِبُهُ قَالَ لَوْ مُتَّ مُتَّ عَلَى غَيْرِ سُنَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Dari Hudzaifah, bahwa ia melihat seorang laki-laki tidak sempurna dalam rukuk dan sujudnya. Setelah orang itu selesai shalat, Hudzaifah berkata kepadanya : Kamu belum shalat. Orang itu berkata : Aku rasa sudah cukup. Hudzaifah berkata lagi : Seandainya kamu meninggal, maka kamu meninggal dunia bukan di atas sunah Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam. (H.R. Bukhari no. 389).

2. Anjuran Duduk Istirahat Sebelum Bangkit 

عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ اللَّيْثِىُّ أَنَّهُ رَأَى النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى، فَإِذَا كَانَ فِى وِتْرٍ مِنْ صَلاَتِهِ لَمْ يَنْهَضْ حَتَّى يَسْتَوِىَ قَاعِدًا

Dari Malik bin Huwairits Al-Laitsiy, bahwasanya ia melihat Nabi Shallallahu alaihi Wasallam melakukan shalat. Apabila dalam rakaat ganjil dari shalatnya, beliau tidak segera bangkit sehingga beliau duduk sempurna. (H.R. Bukhari no.823). 

3. Tidak Ada Shalat Sunnah Ketika Iqamah Dikumandangkan 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ إِذَا أُقِيمَتِ الصَّلاَةُ فَلاَ صَلاَةَ إِلاَّ الْمَكْتُوْبَةُ

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Apabila iqamah untuk shalat (wajib) telah dikumandangkan, maka tidak ada shalat kecuali shalat wajib (H.R. Muslim no. 1678).

4. Nabi Baca Qunut Subuh Sampai Beliau Meninggal Dunia 

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَنَتَ شَهْرًا يَدْعُوْ عَلَيْهِمْ ثُمَّ تَرَكَهُ ، فَأَمَّا فِى الصُّبْحِ فَلَمْ يَزَلْ يَقْنُتُ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا

Dari Anas bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi Wasallam melakukan qunut sebulan mendoakan atas mereka, kemudian beliau meninggalkannya. Adapun pada shalat subuh, beliau selalu membaca doa qunut hingga beliau meninggal dunia.  (H.R. Baihaqi no. 3229, Ahmad no. 12993, Daruquthni no. 1711 dan lainnya). 

5. Imam Memendekkan Shalat Ketika Mendengar Tangisan Bayi 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِى قَتَادَةَ اْلأَنْصَارِىِّ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّى لأَقُوْمُ إِلَى الصَّلاَةِ وَأَنَا أُرِيْدُ أَنْ أُطَوِّلَ فِيْهَا، فَأَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِىِّ، فَأَتَجَوَّزُ فِى صَلاَتِى كَرَاهِيَةَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمِّهِ

Dari Abdullah bin Abu Qatadah Al-Anshari dari bapaknya ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Aku pernah berdiri melaksanakan shalat dan aku ingin memanjangkannya, namun kemudian aku mendengar tangisan bayi. Maka aku pendekkan shalatku karena aku khawatir akan memberatkan ibunya. (H.R. Bukhari no. 868).

6. Shalat Jum'at Dua Rakaat 

عَنْ كَعْبِ بِنِ عُجْرَةَ قَالَ، قَالَ عُمَرُ: صَلاَةُ الْأَضْحَى رَكْعَتَانِ، وَصَلاَةُ الْجُمُعَةِ رَكْعَتَانِ، وَصَلاَةُ الْفِطْرِ رَكْعَتَانِ، وَصَلَاةُ الْمُسَافِرِ رَكْعَتَانِ تَمَامٌ غَيْرُ قَصْرٍ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكُمْ، وَقَدْ خَابَ مَنِ افَتَرَى

Dari Ka'ab bin Ujrah ia berkata, Saidina Umar berkata : Shalat idul Adha itu dua rakaat, shalat Jum'at itu dua rakaat, shalat idul Fitri itu dua rakaat, shalat orang yang bepergian itu dua rakaat sempurna tidak diringkas, sesuai dengan sabda nabimu, dan sungguh telah merugi orang yang telah mengada-ada. (H.R. Ibnu Huzaimah no. 1346, Ahmad no. 263, Nasa'i no. 1419 dan lainnya). 

7. Menekan Tanah Ketika Berdiri Dari Sujud 

عَنْ أَبِى قِلاَبَةَ قَالَ جَاءَنَا مَالِكُ بْنُ الْحُوَيْرِثِ فَصَلَّى بِنَا فِى مَسْجِدِنَا هٰذَا فَقَالَ إِنِّى لَأُصَلِّى بِكُمْ ، وَمَا أُرِيْدُ الصَّلاَةَ ، وَلٰكِنْ أُرِيْدُ أَنْ أُرِيَكُمْ كَيْفَ رَأَيْتُ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى قَالَ أَيُّوْبُ فَقُلْتُ لِأَبِى قِلاَبَةَ وَكَيْفَ كَانَتْ صَلاَتُهُ قَالَ مِثْلَ صَلاَةِ شَيْخِنَا هٰذَا يَعْنِى عَمْرَو بْنَ سَلِمَةَ  قَالَ أَيُّوْبُ وَكَانَ ذٰلِكَ  الشَّيْخُ يُتِمُّ التَّكْبِيْرَ ، وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ عَنِ السَّجْدَةِ الثَّانِيَةِ جَلَسَ وَاعْتَمَدَ عَلَى الْأَرْضِ ، ثُمَّ قَامَ.

Dari Abu Qilabah berkata, Malik bin Al-Huwairits datang kepada kami lalu shalat bersama di masjid milik kami ini, kemudian berkata : Aku bukan ingin melaksanakan shalat, tapi aku akan menerangkan kepada kalian bagaimana Nabi Shallallahu alaihi Wasallam melaksanakan shalat. Ayyub berkata : Lalu aku bertanya kepada Abu Qilabah : Bagaimana cara shalat dia? Abu Qilabah menjawab : Seperti shalatnya guru (syaikh) kita ini, yaitu Amru bin Salamah. Ayyub berkata : Guru kita itu selalu menyempurnakan takbir. Dan jika mengangkat kepalanya dari sujud yang kedua dia duduk dan menekan (kedua tangannya) ke atas tanah (ke tempat sholat),  kemudian baru berdiri. (H.R. Bukhari no. 824).

8. Larangan Lewat di Depan Orang Shalat 

عَنْ أَبِى سَعِيْدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ يُصَلِّى فَلاَ يَدَعْ أَحَدًا يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْهِ وَلْيَدْرَأْهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ فَإِنَّمَا هُوَ شَيْطَانٌ

Dari Abu Sa'id Al-Khudri bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Apabila salah seorang dari kalian shalat, maka janganlah dia membiarkan seseorang lewat di hadapannya, dan hendaklah dia menghalanginya semampunya. Jika dia menolak maka hendaklah dia memeranginya, karena dia adalah setan. (H.R. Muslim no.1156). 

9. Dzikir setelah shalat Jum'at 

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ :  قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :  مَنْ قَرَأَ بَعْدَ صَلَاةِ الْجُمُعَةِ : قُلْ هُوَ اللهُ أحَدٌ وَقُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَقُلْ أعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ سَبْعَ مَرَّاتٍ أَعَاذَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهَا مِنَ السُّوْءِ إِلَى الْجُمُعَةِ الْأُخْرَى (رواه ابن السني. حديث حسن)

Dari A'isyah radhiyallahu'anha beliau berkata : Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Barang siapa setelah shalat Jum'at membaca surat Al-Ikhlash, Surat Al-Falaq dan surat An-Nas sebanyak 7 kali, maka Allah Azza wa Jalla akan melindungi dari keburukan sampai Jum'at berikutnya. (H.R. Ibnu Sunni, Hadits hasan). 

10. Shalat harus menutup aurat 

عَنْ عَائِشَةَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ لاَ يَقْبَلُ اللهُ صَلاَةَ حَائِضٍ إِلاَّ بِخِمَارٍ

Dari Aisyah, dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bahwasanya beliau bersabda : Allah tidak akan menerima shalat seorang wanita yang telah haid (baligh), kecuali (shalatnya) memakai jilbab atau mukena. (H.R. Abu Daud no. 641, Ibnu Majah no. 699).

11. mengqadha' shalat sunnah 

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ صَلَّى النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ الْعَصْرِ رَكْعَتَيْنِ وَقَالَ شَغَلَنِى نَاسٌ مِنْ عَبْدِ الْقَيْسِ عَنِ الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ

Dari Ummu Salamah : Nabi Shallallahu alaihi Wasallam pernah shalat sunnah dua rakaat setelah shalat asar dan beliau bersabda : Orang-orang dari Qabilah Abdul Qais telah menyibukkan aku dengan dua rakaat ba'diyah dzuhur. (H.R. Bukhari no. 33).

12. Larangan shalat sunnah setelah subuh dan ashar 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْعَصْرِ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ وَعَنِ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصُّبْحِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ.

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam telah melarang shalat setelah shalat asar hingga matahari terbenam dan beliau melarang pula shalat setelah shalat subuh hingga matahari terbit. (H.R. Muslim no. 1957).

13. Anjuran shalat dua rakaat setelah wudlu 

عَنْ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ أَنَّهُ رَأَى عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوءٍ، فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ مِنْ إِنَائِهِ، فَغَسَلَهُمَا ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ أَدْخَلَ يَمِينَهُ فِى الْوَضُوءِ، ثُمَّ تَمَضْمَضَ، وَاسْتَنْشَقَ، وَاسْتَنْثَرَ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثًا وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثَلاَثًا، ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ، ثُمَّ غَسَلَ كُلَّ رِجْلٍ ثَلاَثًا، ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا وَقَالَ مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، لاَ يُحَدِّثُ فِيْهِمَا نَفْسَهُ  غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Humran mantan budak Utsman bin Affan, bahwa ia melihat Utsman bin Affan minta untuk diambilkan air wudlu. Ia lalu menuang bejana itu pada kedua tangannya, lalu ia basuh kedua tangannya tersebut hingga tiga kali. Kemudian ia memasukkan tangan kanannya ke dalam air wudlunya, kemudian berkumur, memasukkan air ke dalam hidung dan mengeluarkannya. Kemudian membasuh mukanya tiga kali, membasuh kedua lengannya hingga siku tiga kali, mengusap kepalanya lalu membasuh setiap kakinya tiga kali. Setelah itu ia berkata : Aku telah melihat Nabi Shallallahu alaihi Wasallam berwudlu seperti wudluku ini, beliau lalu bersabda : Barangsiapa berwudlu seperti wudluku ini, kemudian dia shalat dua rakaat dan tidak berbicara antara keduanya, maka Allah mengampuni dosanya yang telah lalu. (H.R.Bukhari no. 164).

14. Allah tidak menerima shalat orang yang berhadats 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يَقْبَلُ اللَّهُ صَلاَةَ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Allah tidak menerima shalat salah seorang diantara kamu jika ia berhadats, sampai ia berwudhu terlebih dahulu.“ (H.R. Bukhari no. 6954, Abu Dawud no. 60 dan lainnya). 

15. Tiga golongan yang Allah tidak menerima shalat dan kebaikan mereka 

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ثَلَاثَةٌ لَا يَقْبَلُ اللهُ لَهُمْ صَلَاةً وَلَا يُصْعَدُ لَهُمْ حَسَنَةٌ : اَلْعَبْدُ الْآبِقُ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَى مَوَالِيْهِ، فَيَضَعُ يَدَهُ فِي أَيْدِيْهِمُ، وَالْمَرْأَةُ السَّاخِطُ عَلَيْهَا زَوْجُهَا حَتَّى يَرْضَى، وَالسَّكْرَانُ حَتَّى يَصْحُوَ

Dari Jabir bin Abdullah ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Ada tiga golongan yang Allah tidak menerima shalat dan kebaikan mereka. Yaitu budak yang pergi sampai ia kembali lagi pada tuannya, lalu ia menyerahkan diri dalam kekuasaannya. Seorang wanita yang suaminya marah kepadanya sampai suaminya ridha. Orang yang suka mabuk sampai ia sadar kembali. (H.R. Ibnu Huzaimah no. 895).

16. Orang yang menunggu shalat akan dimintakan ampun oleh malaikat 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَحَدَكُمْ فِي صَلَاةٍ مَا دَامَتِ الصَّلَاةُ تَحْبِسُهُ وَالْمَلَائِكَةُ تَقُوْلُ اللهم اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ مَا لَمْ يَقُمْ مِنْ صَلَاتِهِ أَوْ يُحْدِثْ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: Seseorang dari kalian akan selalu dihitung berada di dalam shalat selagi shalat itu mengekangnya (orang tersebut menanti shalat ditegakkan) dan malaikat akan mendoakan; Ya Allah, ampunilah dia dan rahmatilah, selama dia belum berdiri dari tempat shalatnya atau telah berhadats. (H.R. Bukhari no. 3229).

17. Sujud Sahwi Bila Rakaat Kurang 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ صَلَّى بِنَا النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ أَوِ الْعَصْرَ فَسَلَّمَ، فَقَالَ لَهُ ذُو الْيَدَيْنِ الصَّلاَةُ يَا رَسُوْلَ اللهَ أَنَقَصَتْ فَقَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَصْحَابِهِ أَحَقٌّ مَا يَقُوْلُ. قَالُوا نَعَمْ. فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ أُخْرَيَيْنِ ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ. قَالَ سَعْدٌ وَرَأَيْتُ عُرْوَةَ بْنَ الزُّبَيْرِ صَلَّى مِنَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ فَسَلَّمَ وَتَكَلَّمَ ثُمَّ صَلَّى مَا بَقِىَ وَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ وَقَالَ هَكَذَا فَعَلَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata : Nabi Shallallahu alaihi Wasallam shalat Zhuhur atau Ashar bersama kami, lalu beliau memberi salam. Kemudian Dzul Yadain berkata kepada beliau : Wahai Rasulullah, apakah shalat dikurangi (raka'atnya)? Maka Nabi Shallallahu alaihi Wasallam berkata kepada para sahabatnya : Benarkah yang dikatakannya? Orang-orang menjawab : Benar. Maka Beliau menyempurnakan dua raka'at yang tertinggal lalu sujud dua kali. Said berkata : Dan aku melihat Urwah bin Zubair shalat maghrib dua rakaat lalu salam dan dia telah berbicara, kemudian ia shalat satu rakaat yang tertinggal lalu sujud dua kali. Abu Hurairah berkata : Begitulah yang dikerjakan oleh Nabi Shallallahu alaihi Wasallam. (H.R. Bukhari no.1227). 

Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.