Jumat, 04 Februari 2022

17 QUOTES CAK NUN, BUDAYAWAN DAN INTELEKTUAL MUSLIM (BAGIAN 4)

Edisi Jum'at, 4 Februari 2022 M / 2 Rajab 1443 H. 

Emha Ainun Nadjib merupakan anak keempat dari 15 bersaudara. Lahir dari pasangan Muhammad Abdul Latief dan Chalimah. Ayahnya adalah petani dan tokoh agama (kyai) yang sangat dihormati masyarakat Desa Menturo, Sumobito, Jombang. Juga seorang pemimpin masyarakat yang menjadi tempat bertanya dan mengadu tentang masalah yang masyarakat hadapi. Begitu juga ibunya menjadi panutan warga yang memberikan rasa aman dan banyak membantu masyarakat.

Cak Nun juga terkenal dengan karya – karya puisi yang ditulisnya salah satunya ‘Syair-syair Asmaul Husna yang ditulis pada tahun 1994 kemudian masih banyak kumpulan karya lainnya. Cak Nun sudah berkarya sejak akhir tahun 1969, tepatnya berusia 16 tahun. Sejak tahun 1975, ia mulai membukukan karya – karya yang ia tuliskan. 

Berbagai jenis tema bukunya seperti: esai, puisi, naskah drama, cerpen, musikalisasi puisi, kutipan quote, transkrip Maiyahan, hingga wawancara. Banyak sekali karyanya di tahun 80 dan 90–an masih banyak yang diterbitkan ulang dari 20 hingga 30 tahun setelah terbitnya karya tersebut. Karya yang diteritkan ulang ini mengingat masih banyak pandangan kontekstual dengan situasi kehidupan di Indonesia.

Berikut ini beberapa kata-kata mutiara Emha Ainun Nadjib :

1. “Tuhan tidak menuntut kita untuk sukses. Tuhan hanya menyuruh kita berjuang tanpa henti.”

– Cak Nun

2. “Kalian berbicara bahwa dunia semakin rusak dan akan semakin rusak. Siapa yang merusak? Kalian sendiri.”

– Cak Nun

3. “Manusia adalah subyek yang mengatasi masalah bukan yang justru jadi masalah.”

– Cak Nun

4. “Bila air yang sedikit dapat menyelamatkanmu (dari rasa haus), tak perlu meminta air lebih banyak yang barangkali dapat membuatmu tenggelam. Maka selalulah belajar cukup dengan apa yang kamu miliki.”

– Cak Nun

5. “Musuh kita adalah kesempitan dan kedangkalan berpikir.”

– Cak Nun

6. “Dunia ini masih dipimpin oleh orang yang lebih memilih kenyang meskipun dijadikan budak, dari pada lapar tapi bertahan harga dirinya.”

– Cak Nun

7. “Kalau sama Tuhan kita harus 100%, kalau kepada ilmu kita, cukup 99%. Seluruh yang saya ketahui dan yakini benar itu belum tentu benar. Maka saya tidak mempertahankan yang saya yakini benar karena mungkin mendapatkan ilmu yang lebih tinggi.”

– Cak Nun

8. “Jangan hidup di dunia jika tidak menemukan akhirat.”

– Cak Nun

9. “Dakwah yang utama bukan berupa kata-kata. Melainkan dari perilaku. Orang yang berbuat baik sudah berdakwah.”

– Cak Nun

10. “Manusia dan alam bagaikan anak dan ibu.”

– Cak Nun

11. “Anda tidak boleh mendewakan saya, me-Muhammad-kan saya, meng-habib-kan saya, karena saya adalah saya karena Allah menjadikan saya sebagai saya dan tidak karena yang lain. Maka Anda obyektif saja sama saya.”

– Cak Nun

12. “Seseorang tidak akan memperjuangkan perubahan dari ketidakbenaran menjadi kebenaran ketika yang harus ia perlihara adalah kemapanannya dalam ketidakbenaran.”

– Cak Nun

13. “Kalau kita jadi negara industri tidak berarti bahwa segalanya akan beres, tak berarti kita akan terbebas dari kemiskinan, kebodohan atau kekejaman kekuasaan. Industri hanyalah sebuah cara di antara kemungkinan cara-cara lain yang dianggap bisa membantu menyejahterakan masyarakat.”

– Cak Nun

14. “Orang boleh salah, agar dengan demikian ia berpeluang menemukan kebenaran dengan proses autentiknya sendiri.”

– Cak Nun

15. “Apapun yang kita lakukan dalam kehidupan ini adalah perlombaan dalam kebaikan. Bukan perlombaan keunggulan satu sama lain.”

– Cak Nun

16. “Kesedihan boleh ada, tapi jangan ada kebencian kepada siapapun.”

– Cak Nun

17. “Agama diajarkan kepada manusia agar ia memiliki pengetahuan dan kesanggupan untuk menata hidup, menata diri dan alam, menata sejarah, kebudayaan, politik.”

– Cak Nun

Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.