Edisi Rabu, 27 September 2023 M / 11 Rabi'ul Awwal 1445 H.
Cinta (mahabbah) kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, hukumnya wajib atas setiap muslim. Sebuah ayat dalam al-Quran kiranya cukup sebagai dalil, peringatan dan anjuran akan kewajiban mencintai Rasul. Ayat ini juga menjadi hujjah akan keagungan kedudukan mencintai Rasul, dan hujjah akan berhaknya Rasul terhadap cinta tersebut. Dalam ayat itu Allah menegur keras dan memberikan ancaman terhadap orang-orang yang lebih mencintai harta, keluarga dan anak-anaknya dari pada Allah dan RasulNya, serta menginformasikan bahwa mereka adalah kaum yang fasiq, tersesat dan tidak mendapat petunjukNya . Ayat tersebut adalah firman Allah:
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Artinya: “Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan Nya". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”. (QS. At-Taubah: 24).
Dalam hadits dari Anas radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Tidaklah beriman salah satu dari kalian, kecuali aku lebih dicintainya dari pada anaknya, orang tuanya dan manusia semuanya”.
Dalam hadits lain, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وأن يحب الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
“Tiga perkara, yang jika dimiliki seseorang, maka ia akan menemukan manisnya iman: (1) Allah dan RasulNya lebih dicintainya dari pada yang lain, (2) mencintai seseorang kecuali karena Allah, (3) tidak senang kembali kepada kekufuran sebagaimana ia tidak senang untuk dilempar ke neraka”.
Balasan bagi orang yang mencintai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sangat besar. Ia akan bersama beliau di hari kiamat. Ketika seorang lelaki sowan kepada Rasulullah lalu ditanya oleh Rasulullah tentang apa yang ia persiapkan nanti di hari kiamat, maka ia menjawab: “Aku tidak mempersiapkan diri untuk hari kiamat dengan banyaknya shalat, puasa dan sadaqah, tetapi aku mencintai Allah dan RasulNya”. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Engkau akan bersama dengan orang yang kau cintai”.
Kebersamaan seseorang dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam di hari kiamat membuat dirinya mendapatkan derajat sejajar dengan derajat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, sesuai dengan kehendak Allah. Hal ini juga ditegaskan oleh Allah Subhanahu WaTa'ala dalam firmanNya:
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya”. (QS. An-Nisa’: 69).
Seseorang yang mengaku mencintai sesuatu, akan mengalahkan kepentingan dirinya untuk sesuatu yang ia cintai. Jika tidak demikian, tentu ia belum benar-benar cinta; cintanya hanya sebatas dimulut saja. Pecinta Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yang sebenarnya dapat diketahui dengan tanda-tanda berikut ini:
1. Mencontohi dan mengamalkan sunnah Baginda Shallallahu 'alaihi wasallam.
Mencontohi, mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berjalan di atas manhaj Baginda Nabi serta berpegang teguh dan mengamalkan seluruh perkataan dan perbuatan Baginda Nabi adalah tanda pertama cintakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Bahkan orang yang benar-benar mencintai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang mengikuti Rasulullah secara zahir dan batin serta selalu menyesuaikan perkataan dan perbuatannya dengan sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.
Orang yang mencintai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang bersemangat, berpegang teguh dan menghidupkan ajaran Baginda. Ini dizahirkan dengan
mengamalkan sunnahnya, melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya dalam perkataan dan perbuatan serta mendahulukan itu semua daripada hawa nafsu sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala :
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ
وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْوَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ
تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُتَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللهِ
وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِيسَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللهُ
بِأَمْرِهِ ۗ وَاللهُ لايَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
{Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga dan harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khuatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (daripada) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sehingga Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.}[Surah At-Taubah:24].
2. Menghidupkan sunnah
Menghidupkan sunnah dan mengikuti Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dalam setiap langkah kehidupannya adalah bukti kecintaan kepada Rasulullah sebagaimana juga menjadi bukti kecintaan kepada Allah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
قُلْ إِنْكُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي
يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
{Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.}[Surah Ali Imran:31].
Berdasarkan hal ini, kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya menuntut mengamalkan hal-hal yang dicintai dan menjauhi yang dilarang dan dibenci oleh Baginda Shallallahu 'alaihi wasallam. Tidak mungkin ada orang yang mencintai Rasulnya adalah orang yang tidak mau mengikuti sunnahnya atau bahkan melakukan perkara yang berlawanan terhadap ajarannya dengan sengaja.
3. Banyak mengingati dan menyebutnya
Kerena orang yang mencintai sesuatu tentu akan senantiasa mengingat dan menyebutnya. Senantiasa ingat kepadanya merupakan sebab kesinambungan kecintaan dan keberterusannya.
4. Membaca dan menyampaikan Shalawat
Menyampaikan shalawat dan salam kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana firman Allah:
إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ
ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواصَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.[Surah Al-Ahzaab: 56].
5. Menyebut keutamaan dan kemuliaan Baginda Nabi
Menyebut keutamaan dan kemuliaan serta sifat, akhlak dan perilaku utama yang Allah berikan kepada Baginda Shallallahu 'alaihi wasallam juga mukjizat serta bukti kenabian untuk mengenal kedudukan dan martabat Baginda Nabi. Demikian juga untuk mengenalkan orang lain dan mengingatkan mereka tentang hal itu agar mereka semakin beriman dan bertambah kecintaan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.
Ulama’ menyatakan faedah yang boleh didapati daripada Shalawat ke atas Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam ialah: Seorang ketika banyak menyebut kekasihnya, mengingatinya di dalam hati, mengingati kebaikan-kebaikan dan perkara-perkara yang boleh melahirkan perasaan cinta kepadanya maka semakin berlipat ganda kecintaannya kepada kekasihnya tersebut dan bertambah rindu kepadanya. Apabila dia tidak menyebutnya sama sekali, tidak mengingatinya dan kebaikannya, maka akan berkurangan rasa cinta dalam jantung hatinya.
Apabila keadaan ini kuat di dalam hatinya maka lisannya terus memuji dan menyebut kebaikan-kebaikannya. Bertambah dan berkurangnya keadaan ini sesuai dengan perasaan cinta di dalam hatinya dan anggota menjadi saksi kebenaran itu dengan mengamalkannya.
6. Bersopan santun dan beradab Dengan Baginda Nabi.
Bersopan santun dan beradab dengan Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam baik dalam menyebut nama atau memanggilnya, kerana Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman:
لاتَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ
كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا ۚ قَدْيَعْلَمُ اللهُ الَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ
مِنْكُمْ لِوَاذًا ۚ فَلْيَحْذَرِالَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ
فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْعَذَابٌ أَلِيمٌ
{Janganlah kamu jadikan panggilan (kepada)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam di antara kamu seperti panggilan sesama kamu. Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang menarik diri (dari majlis Nabi ) di antara kamu secara berselindung dan bersembunyi, maka hendaklah orang-orang yang mengingkari perintah-Nya beringat serta berjaga-jaga, jangan mereka ditimpa bala bencana atau ditimpa azab yang pedih}.[Surah An-Nuur: 63].
Kata ulama’: Adab yang tinggi terhadap Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam adalah menerima sepenuhnya serta tunduk patuh kepada perintahnya. Menerima perkhabarannya dengan penuh penerimaan dan membenarkannya tanpa ada penentangan dengan pemikiran ma’qul(masuk akal), syubhat, keraguan atau mendahulukan pendapat para intelektual dan pemikiran mereka yang tidak betul, dengan hanya berhukum dan menerima, tunduk dan taat kepada Baginda Rasulullah saja.
7. Rindu dan berharap berjumpa Rasulullah
Berharap dan rindu untuk melihat dan berjumpa dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam walaupun terpaksa membayarnya dengan harta dan keluarga.
Tanda kecintaan ini dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dalam sabdanya:
مِنْأَشَدِّ أُمَّتِي لِي حُبًّا نَاسٌ يَكُونُونَ بَعْدِي
يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْرَآنِي بِأَهْلِهِ وَمَالِهِ
“Antara umatku yang paling mencintaiku adalah orang-orang yang hidup selepasku, salah seorang dari mereka sangat ingin melihatku walaupun terpaksa menebus dengan keluarga dan harta.”[HR Muslim].
8. Menyampaikan Nasihat untuk (beriman kepada) Allah, kitab-Nya dan Rasul-Nya.
Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam :
((الدِّينُ النَّصِيحَةُ. قُلْنَا: لِمَنْ؟ قَالَ: للهِ، وَلِكِتَابِهِ، وَلِرَسُولِهِ، وَلأَئِمَّةِ
الْمُسْلِمِينَ، وَعَامَّتِهِمْ)).
“Agama itu adalah nasihat.” Sahabat bertanya: Kepada siapa wahai Rasulullah? Baginda menjawab: “Untuk (beriman kepada) Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan pemimpin kaum muslimin serta kaum muslimin seluruhnya.” [HR Muslim, No.55].
Maksud nasihat untuk Nabi itu ialah beriman kepadanya, mentaati perintahnya, mengikuti sunnahnya dan mencintainya.
9. Belajar Al Quran, istiqamah membacanya dan memahami maknanya.
Demikian juga belajar sunnahnya, mengajarkannya dan mencintai ahlinya (ahlu sunnah). Imam Al Qadhi Iyaad rahimahullah menyatakan: Antara tanda-tanda mencintai Rasulullah adalah mencintai Al-Quran yang diturunkan kepadanya dan Baginda Shallallahu 'alaihi wasallam mengambil petunjuk dan membimbing (manusia) dengannya serta berakhlak dengannya sehingga A’isyah menyatakan:
كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ
“Sesungguhnya Akhlak Baginda Shallallahu 'alaihi wasallam adalah Al Quran”.[HR Imam Ahmad].
Ibnu Mas’ud radhiyallahu'anhu berkata: “Janganlah seseorang menanyakan untuk dirinya kecuali Al-Quran, apabila ia mencintai Al-Quran maka ia mencintai Allah dan Rasul-Nya”. [lihat: Huquq Al-Nabi 1/343].
10. Mencintai Ahlul-baitnya (keluarganya)
Imam Al Baihaqi rahimahullah berkata:
“Termasuk dalam lingkungan mencintai Rasulullah saw adalah mencintai ahli bait”. [lihat: Syu’abul Iman: 1/282].
Ulama’ lain pula menyatakan: “Di antara usul ahlus Sunnah wal Jama’ah, mereka mencintai ahli bait Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dan memberikan keutamaan kepada mereka serta menjaga wasiat Rasulullah tentang mereka.”
Kemudian beliau juga menyatakan: “Ahlul bait Rasulullah memiliki hak-hak yang wajib dipelihara, kerana Allah menjadikan untuk mereka hak dalam Al-Khumus, Al fai’ (harta rampasan perang) dan memerintahkan berselawat untuk mereka bersama selawat untuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.
11. Mencintai para isteri Baginda Nabi.
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah menjaga keutamaan dan hak-hak mereka dan meyakini mereka tidak sama seperti para wanita lainnya, kerana Allah telah membedakannya dalam firman-Nya:
يَا نِسَاءَالنَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ
النِّسَاءِ ۚ
{Wahai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah sama seperti wanita yang lain.} [Surah Al-Ahzab: 32].
Menjadikan mereka sebagai ibu kaum mukminin dalam firman-Nya:
وَأَزْوَاجُهُأُمَّهَاتُهُمْ ۗ
{Dan isteri-isterinya adalah ibu-ibumereka.} [Surah Al-Ahzaab:6].
Sehinggakan wajib bagi kita menjaga hak-hak mereka walaupun setelah mereka wafat, berselawat untuk mereka bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dan memohon keampunan bagi mereka serta menzahirkan pujian dan keutamaan mereka.
12. Mencintai Para sahabat Baginda Nabi.
Imam Al-Baihaqi rahimahullah menyatakan:
Termasuk dalam kecintaan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam adalah cinta kepada para sahabat Baginda Nabi, kerana Allah telah memuji mereka dalam firman-Nya:
مُحَمَّدٌرَسُولُ اللهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ
أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُبَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا
يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللهِوَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ
السُّجُودِ ۚ
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka: kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari kurniaan Allah dan keredhaan-Nya, tanda-tanda mereka nampak pada muka mereka kesan daripada sujud.[Surah Al-Fath: 29].
Firman Allah Subhanahu WaTa'ala juga:
لَقَدْرَضِيَ اللهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ
يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَمَا فِي قُلُوبِهِمْ
فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ
فَتْحًاقَرِيبًا
Sesungguhnya Allah telah redha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pokok, maka Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan ke atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang hampir (waktunya). [Al-Fath:18].
Kemudian beliau menyatakan: “Apabila mereka (para sahabat) telah mendapat kedudukan ini, maka mereka memiliki hak daripada kaum muslimin untuk mencintai mereka dan mendekatkan diri kepada Allah dengan kecintaan kepada mereka. Ini kerana apabila Allah meredhai seseorang, maka Dia mencintainya dan wajib atas seorang hamba untuk mencintai orang yang Allah cintai.” [Lihat: Syu’abul Iman: 1/287].
Umat Islam wajib mencintai sahabat, meredhai mereka dan mendoakan kebaikan untuk mereka.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
لاتَسُبُّوا أَصْحَابِي فَوَالَّذِي نَفْسِيْ
بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْأَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ
أَحَدِهِمْ وَلانَصِيفَهُ
“Janganlah kamu sekalian mencela para sahabatku, demi Allah seandainya salah seorang dari kamu berinfaq emas sebesar bukit Uhud, tidak akan menyamai satu mud (cupak) mereka dan tidak juga separuhnya.” [HR: Al-Bukhari].
13. Membenci orang yang Allah dan Rasul-Nya benci.
Memusuhi orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, menjauhi orang yang menyalahi sunnahnya dan Syariah Islam, serta membenci semua perkara yang menyalahi Syariat. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
لا تَجِدُقَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللهَوَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ
أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْعَشِيرَتَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ كَتَبَ فِي
قُلُوبِهِمُ الإِيمَانَ…
{Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang (perintah) Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu ialah bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka (yang setia) itu, Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka…} [Al-Mujaadilah: 22].
Seorang mukmin wajib memusuhi karena Allah dan berkasih sayang karena Allah.
14. Bersikap lemah lembut.
Mempunyai kasih sayang kepada umat Rasulullah, memberi mereka nasehat dan berusaha dalam memberikan kesejahteraan mereka dan menghilangkan mara bahaya dari mereka, seperti halnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yang mempunyai kasih sayang kepada orang-orang yang beriman.
15. Bersikap zuhud di dunia, dan bersahaja dalam hidup.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Abi Sa’id Al-Khudzri:
إنَّ الْفَقْرَ إِلَى مَنْ يُحِبُّنِي مِنْكُمْ أسْرَعُ مِنَ السيْلِ مِنْ أَعْلَى لوادى أَوِ الْجَبَلِ إِلَى أَسْفَلِهِ
“Sesungguhnya sifat fakir lebih cepat bagi orang yang mencintaiku dari pada air bah yang mengalir dari atas menuju lembah, atau dari atas gunung”.
16. Mencintai orang yang mencintai Rasulullah, termasuk ahlul bait (keluarga Rasul), dan para sahabat Muhajirin dan Anshar, serta membenci orang membenci dan menghina mereka.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dalam masalah Hasan dan Husein:
مَنْ أَحَبَّهُمَا فَقَدْ أَحَبَّنِي وَمِنْ أَحَبَّنِي فَقَدْ أَحَبَّ اللَّهَ وَمَنْ أبْغَضَهُمَا فَقَدْ أَبْغَضَنِي وَمَنْ أَبْغَضَنِي فَقَدْ أَبْغَضَ اللَّهَ
“Barang siapa mencintai keduanya, maka ia benar-benar mencintaiku. Dan barang siapa mencintaiku, maka benar-benar mencintai Allah. Dan Barang siapa membenci keduanya, maka ia benar-benar membenciku. Barang siapa membenciku, maka benar-benar telah membenci Allah Subhanahu WaTa'ala”.
Mengenai para sahabat, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
اللَّهَ اللَّهَ فِي أَصْحَابِي لا تتخذوهم غرضا بعدي فمن أحبهم فبحبى أحبهم ومن أبغضهم فببغضي أبغضهم ومن آذاهم فقد آذاني وَمَنْ آذَانِي فَقَدْ آذى الله ومن آذى الله يوشك أن يأخذه
“Allah, Allah dalam sahabatku. Jangan kalian jadikan mereka sasaran sesudahku. Maka barang siapa mencintai mereka, maka dengan cintaku ia mencintai mereka. Dan barang siapa membenci mereka, maka dengan kebencian kepadaku ia membenci mereka. Barang siapa menyakiti mereka, maka ia telah menyakitiku dan barang siapa menyakitiku maka ia benar-benar telah menyakiti Allah. Barang siapa menyakiti Allah, maka Allah akan menyiksanya”.
17. Sering mengingat dan menyebut-nyebut Rasulullah disertai dengan pengagungan, menampakkan kekhusyu’an ketika menyebut atau mendengar nama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam
Mengikuti dan mengamalkan sunnah Rasul, mengikuti perkataan dan perbuatan beliau, menjalankan perintah dan menjauhi larangan beliau, dan bertatakrama dengan tatakrama Rasul dalam setiap keadaan, serta mendahulukan apa yang beliau syariatkan mengalahkan kepentingan hawa nafsu dan keinginan pribadinya.
Orang yang mempunyai tanda-tanda seperti ini adalah orang yang sempurna dalam mencintai Allah dan RasulNya. Dan jika tanda-tanda ini hanya dimiliki sebagian, berarti kecintaanya masih kurang, walaupun masih dikatakan mencintai Rasul. Ketika seorang lelaki mendapat hukuman had karena telah mengkonsumsi arak, sebagian sahabat melaknatnya. Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Jangan kau melaknatnya, karena ia mencintai Allah dan rasulNya.
Demikianlah 17 tanda dan bukti penting kecintaan kita kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, semoga Allah Ta'ala memudahkan kita untuk memiliki dan merealisasikannya dalam kehidupan keseharian kita. Wabillahi taufiq.
Semoga bermanfaat....
ONE DAY ONE HADITS
Rabu, 27 September 2023 M / 11 Rabi'ul Awwal 1445 H.
Cara Mencintai Nabi
وعن أنس بن مالك ـ رضي الله عنه ـ قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: فمن رغِبَ ( أعرض ) عن سنّتي فليس منّي ) رواه البخاري .
Dan dari Anas bin Malik radhiallah'anhu berkata, bersabda Rasulullah sallallohu alaihi wa salam: “Barangsiapa yang membenci sunnahku maka bukan termasuk golonganku.” (HR. Al-Bukhary dan Muslim).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits:
1- Dalam bentuk apakah rasa cinta yang kita tujukan kepada Rasul, karena belum sempurna iman seseorang bila tidak beliau yang lebih kita cintai?
2- Bagaimanakah pengertian mengikuti sunnah yang sebenarnya? Sementara sholat jama’ah malas, apalagi yang lain, masihkah dikatakan mengikuti sunnah atau diakui sebagai ummat yang mencintai Nabi?
3- Diantara cara mewujudkan kecintaan yang lebih kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah:
a. Mendahulukan ucapan beliau di atas ucapan siapapun, entah itu ucapan Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’I dan imam-imam yang lain, sampai ucapan kita sendiri, kalau itu memang menyelisihi ucapan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
b. Menuntut ilmu dan sunnah beliau dan menerapkan sunnah-sunnah dan ajaran-ajaran beliau itu dalam diri sendiri.
c. Berusaha menolong sunnah beliau dengan harta dan jiwa kita, dengan cara menghidupkan dan mendakwahkannya kepada orang lain.
d. Tidak mengubah agamanya, dengan membuat atau melakukan ibadah-ibadah yang baru (perbuatan bid’ah) atau menguranginya, karena ini berarti dia menganggap bahwa apa yang disampaikan oleh Rasulullah masih kurang sehingga perlu ditambah.
e. Banyak membaca shalawat kepada beliau Rasulullah sallallohu alaihi wa salam.
4- Sunnah dalam bahasa arab artinya jalan. Sunnah Nabi adalah jalan Nabi. Jadi pada hakekatnya sunnah Nabi adalah agama islam itu sendiri , bukan yang lain. Jadi mengikuti sunnah berarti mengikuti agama islam yang murni yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadist, dengan pemahaman para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.
5- Pengikut (umat) Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang bersyahadat dan melakukan rukun islam yang lain dan beriman dengan rukun iman yang enam, dan tidak mengamalkan perbuatan yang membatalkan keislamannya.
6- Banyak sekali keutamaan yang akan kita dapatkan jika mencintai Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam sepenuh hati, diantaranya adalah:
- Mendapatkan kesempurnaan iman dan merupakan cara untuk mendapatkan kecintaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
- Akan bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam di Akhirat
- Akan merasakan manisnya iman. Manisnya keimanan adalah merasakan lezatnya segala ketaatan dan siap menunaikan beban agama serta mengutamakan itu daripada seluruh materi dunia.
Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:
1- Bukti cinta Rasulullah
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Katakanlah (wahai Muhammad), “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri (atau suami-suami) dan kaum keluarga kelian, juga harta yang kalian usahakan dan perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah tempat tinggal yang kalian sukai adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya (azab)-Nya. Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang fasik (derhaka).” (QS. at-Taubah : 24).
2- Itba' Rasulullah
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Apa yang Rasul perintahkan kjepada kalian, terimalah; apa yang Beliau larang atas kalian, tinggalkanlah”. (QS. al-Hasyr : 7).
3- Perentah shalawat kepada Rasulullah
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” [QS Al-Ahzaab: 56].
4- Menteladani Rasulullah
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
[QS. Al-Ahzab : 21].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.