Selasa, 05 Desember 2023

CARA MENYIKAPI DAN HUKUM MENCERITAKAN MUSIBAH KEPADA ORANG LAIN

Edisi Selasa, 5 Desember 2023 M / 21 Jumadil Awwal 1445 H.

Salah satu tanda tinggi tauhid seseorang adalah menyandarkan diri kepada Allah Subhanahu wa'ta'ala. Allah Ta'ala adalah tempat paling pertama sebagai tempat manusia mengadu semua permasalahannya, baik dalam bentuk curhat dan bahkan menangis kepada Allah Ta'ala. Sebaliknya, salah satu tanda kurangnya tauhid seseorang adalah ia lupa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Ketika ada masalah, ia langsung mengadu kepada makhluk, mengadu kepada keluarga dan sahabat, bahkan menangis dan menceritakan masalahnya kepada keluarga dan sahabatnya.

Seorang hamba hendaknya memprioritaskan Allah Subhanahu wa ta'ala  dalam segala urusan, karena Allah Ta'ala adalah Rabbnya yang telah menciptakan dan memberikan segalanya. Ketika mendapatkan masalah dan musibah, hendaknya ia langsung mengadu kepada Allah Ta'ala pertama kali. Sebagaimana teladan dari para nabi dan orang shalih.

Pertanyaan yang muncul, apakah benar-benar tidak boleh bagi seseorang untuk menceritakan musibahnya kepada orang lain secara mutlak? Jawabannya: boleh saja, asalkan ia menceritakan dalam keadaan tegar, memuji dan bersyukur kepada Allah serta dengan tujuan musyawarah dan untuk mencari solusi dari musibah yang sedang ia hadapi. Penting diperhatikan juga bahwa orang yang ia ceritakan itu adalah orang yang benar-benar bisa membantunya dalam masalah/ musibah ini, bukan menceritakan musibah kepada semua orang.

Setiap orang tentunya memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi musibah yang menimpanya. Namun, islam menganjurkan untuk menghadapinya dengan sabar, tawakal dan penuh keikhlasan. Bagaimana hukum menceritakan musibah kepada orang lain dan bagaimana cara menyikapi musibah yang kita alami, simak dalam artikel tausiah selengkapnya berikut ini :

1. Belajar dari kisah Nabi Ya'qub 

Nabi Ya’qub ‘alaihissalam ketika mendengar berita sangat menyedihkan, yaitu anak kesayangannya Nabi Yusuf diberitakan telah di makan oleh serigala. Beliau langsung mengadu kepada Allah dan berkata,

Ya’qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku,dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya.” (Yusuf :86).

2. Belajar dari kisah nabi Ayyub 

Demikian juga Nabi Ayyub ‘alaihissalam, yang sangat terkenal dengan cobaan yang sangat berat menimpa beliau dengan cobaan bertubi-tubi, ia sangat sabar dan mengadu kepada Allah Ta'ala. 

Allah Subhanahu wata'ala berfirman dalam surat Al-anbiya ayat 83 :

"dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang".

3. Tidak Menceritakan Musibah Kepada Orang Lain lebih diutamakan 

Orang yang bersabar dan tidak menceritakan masalah/musibah pada orang lain akan mendapatkan keutamaan yang besar. Allah berfirman dalam hadits qudsi,

“Allah Tabaraka waTa’ala berfirman, “Jika Aku (Allah) memberikan cobaan (musibah) kepada hambaKu yang beriman sedang ia tidak mengeluh kepada orang yang mengunjunginya maka Aku akan melepaskannya dari tahananKu (penyakit) kemudian Aku gantikan dengan daging yang lebih baik dari dagingnya juga dengan darah yang lebih baik dari darahnya. Kemudian dia memulai amalnya (bagaikan bayi yang baru lahir).” [HR.Al Hakim, shahih].

4. Boleh menangis tapi tidak berlebihan 

Saat ditanya, Seorang wanita berkata: Aku sedang sakit dan kadang aku menangisi keadaanku ketika tertimpa penyakit. Apakah tangisan ini menunjukkan rasa tidak terima dan tidak ridha terhadap takdir Allah? Padahal perasaan sedih ini muncul begitu saja. Lalu apakah menceritakan keadaanku tersebut kepada teman-teman dekat juga termasuk sikap tidak ridha terhadap takdir?

Beliau menjawab: Anda boleh saja menangis, namun cukup dengan linangan air mata saja, jangan bersuara. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam ketika anaknya, Ibrahim, meninggal, “Air mata berlinang dan hati bersedih, namun kami tidak mengatakan sesuatu kecuali yang diridhai Allah. Dengan kepergianmu ini wahai Ibrahim, kami sangat bersedih.” (HR. Al Bukhari bab Al Jana’izno 1241, Muslim bab Al Fadhail no.2315, Abu Daud bab Al Jana’izno.3126, Ahmad 3/194).

5. Boleh mengabarkan, namun tetap bersyukur kepada Allah 

Anda pun boleh mengabarkan teman dan sahabat anda tentang keadaan anda, namun dengan memuji Allah,bersyukur kepada Allah, dengan menyebutkan bahwa anda telah memohon kesembuhan kepada Allah dan telah menjalani upaya untuk sembuh yang mubah. Hendaknya anda agar bersabar dan mengharap pahala dari Allah.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Qs. Az Zumar: 10) Allah Ta’ala juga berfirman: “Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun“. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs. Al-Baqarah: 156-158).

Sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam

“Seorang Muslim tertimpa kesedihan, kesusahan, penyakit, gangguan walau sekedar tertusuk duri, pasti Allah akan menjadikannya penghapus dosa-dosa yang ia miliki.” (HR. AlBukhari bab Al Mardhi no.5318, Muslim bab Al Birr Was Shilah Wal Adabno.2573, At Tirmidzi bab Al Jana’iz no.966, Ahmad 3/19)

Juga sabda beliau, “Jika Allah menginginkan kebaikan kepada seseorang, Allah akan memberinya cobaan.”(HR. Al Bukhari bab Al Mardhi no.5321, Ahmad 2/237, Malik dalam AlMuwatha, 1752).

6. Menerima Musibah Tersebut 

Apapun musibah yang menimpa anda, islam mengajarkan bahwa kita harus menerima segala musibah tersebut sebagai bentuk dan manfaat beriman kepada Allah . Terlepas hal tersebut menyakitkan atau menyedihkan. Anggap bahwa hal tersebut merupakan bagian dari takdir yang telah digariskan sang Ilahi. Tentunya apapun itu kita harus melaluinya dan menerimanya dengan lapang dada.

7. Ikhlas Menerimanya 

Hal yang paling penting ialah mampu bersikap ikhlas terhadap segala sesuatu yang menimpa. Menerima dengan ikhlas segala musibah yang menimpa. Sebab pasti akan ada hikmat dan nikmat yang akan Allah Ta'ala berikan kelak pada diri kita.

8. Sabar Menghadapinya 

Sebagaimana RasulullahShalallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda sabar merupakan salah satu kunci dalam menghadapi musibah. Dalam hadits berikut :  “Orang-orang beriman itu memang sangat mengherankan semua perkaranya serba baik, dan tak ada seorang pun yang seperti orang yang mukmin. Apabila dianugerahi kesenangan ia bersyukur, dan apabila tertimpa musibah, ia berlaku sabar. Hal inilah yang menjadikan dia selalu dalam keadaan baik.”( HR. Muslim).

9. Memanjatkan Do’a Kepada Allah 

Hal yang paling utama saat tertimpa musibah ialah memanjatkan doa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala juga sebagai cara agar hati tenang dalam islam . Sebab apapun yang terjadi dalam islam doa merupakan hal utama dan yang harus di lakukan dalam kondisi apapun.

10. Memohon Pertolongan Hanya Pada-Nya 

Adakalanya ketika musibah datang, seseorang menjadi kalap. Bagai di rasuki syaiton ia akan sengaja meminta pertolongan kepada hal selain Allah. Sesungguhnya hal yang demikian merupakan hal yang tidak patut. Dan sebaik-baiknya penolong ialah Allah Subhanahu wa ta'ala.

Karena itu, saat musibah menimpa tidak ada cara lain selain hanya meminta pertolongan kepada Allah. “Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allâh, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan.”[An-Nahl/16:53].

11. Berserah Diri 

Berserah diri menjadi kunci utama dalam menghadapi musibah. Dengan berpasrah dan berserah diri maka kita akan dapat lebih dekat kepada Allah Subhanahu WaTa'ala. Sehingga dapat memaknai musibah dengan penuh kesyukuran. 

12. Mengkoreksi Diri 

Musibah yang menimpa juga menjadi sebuah alarm dam sinyal bagi manusia untuk mengkoreksi diri. Sebab musibah yang datang biasanya disebabkan oleh perbuatan diri sendiri.Sebagaimana dalam FirmanNya berikut ini : “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.” (QS. AsySyura: 30).

13. Pasti Ada Hikmah Dibaliknya 

Tidak ada yang sia-sia didunia ini. Allah Subhanahu wa ta'ala memberikan musibah namun pasti disertai dengan hikmah dibaliknya, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.” (QS. Al Mu’minun: 115-116).

14. Meyakini Bahwa Ini Bukan Musibah yang Berat 

Dalam sebuah hadits disebutkan, “Siapa saja yang terasa berat ketika menghapi musibah, maka ingatlah musibah yang menimpaku. Ia tentu akan merasa ringan menghadapi musibah tersebut.”

15. Musibah Sebagai Bentuk Penghapus Dosa 

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda: “Apa pun bentuk musibah yang menimpa seorang muslim, niscaya akan Allah menjadikannya sebagai penghapus dosa dari dirinya, sekalipun sebatang duri yang menancap pada dirinya.”

16. Bentuk Ujian untuk Menjadikan Diri Semakin Kuat 

Dari Mush’ab bin Sa’id-seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata, “Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya? “Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya.Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.”

17. Yakini Bahwa Setelahnya Pasti ada Kemudahan 

Dalam surat Alam Nasyroh (An Insyirah: 5), Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)

Demikianlah cara dan hukum menceritakan musibah kepada orang lain, khususnya bagi shahibul musibah (yg terkena musibah). Dengan berpegang teguh dengan tuntunan-tuntunan Islam di atas, mudah-mudahan Allah Subhanahu wa ta'ala akan memberikan rahmat, hidayah, dan ‘inayah-Nya kepada kita semua.

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS

Selasa, 5 Desember 2023 M / 21 Jumadil Awwal 1445 H.

Adab Menghadapi Musibah

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ - رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ - قَالَ مَرَّ النَّبِىُّ - صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - بِامْرَأَةٍ تَبْكِى عِنْدَ قَبْرٍ فَقَالَ:  اتَّقِى اللَّهَ وَاصْبِرِى . قَالَتْ إِلَيْكَ عَنِّى ، فَإِنَّكَ لَمْ تُصَبْ بِمُصِيبَتِى ، وَلَمْ تَعْرِفْهُ . فَقِيلَ لَهَا إِنَّهُ النَّبِىُّ - صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - . فَأَتَتْ بَابَ النَّبِىِّ - صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فَلَمْ تَجِدْ عِنْدَهُ بَوَّابِينَ فَقَالَتْ لَمْ أَعْرِفْكَ . فَقَالَ: إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَى . (رواه البخاري و مسلم وأبو داود)

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwa suatu ketika Rasûlullâh ﷺ melewati seorang wanita yang sedang menangis di dekat sebuah kuburan. Kemudian Rasûlullâh ﷺ bersabda: "Bertakwalah kepada Allah, dan bersabarlah." Wanita tersebut menjawab, "Menjauhlah dariku, karena sesungguhnya engkau tidak mengetahui dan tidak bisa merasakan musibah yang menimpaku." Kemudian diberitahukan kepada wanita tersebut, bahwa orang yang menegurnya tadi adalah Rasûlullâh ﷺ. Lalu ia mendatangi pintu Rasûlullâh ﷺ dan ia tidak mendapatkan penjaganya. Kemudian ia berkata kepada Rasûlullâh ﷺ : "(Maaf) aku tadi tidak mengetahui engkau wahai Rasûlullâh ﷺ." Rasûlullâh ﷺ bersabda: "Sesungguhnya sabar itu terdapat pada hentakan pertama." (HR. Bukhari I/430 no.1223, Muslim II/637 no.926 dan Abu Daud II/210 no.3124).

Pelajaran yang terdapat didalam Hadits diatas :

1. Sabar yang menjadikan seseorang mendapatkan ganjaran pahala adalah sabar ketika di awal musibah dan inilah yang dinamakan sabar yang sebenarnya.

2. Adapun jika seseorang menghadapi musibah, langsung dengan amarah dan tidak ridho kepada takdir Allah, namun setelah itu dia menahan diri dan bersabar karena mungkin mendapatkan nasehat atau yang lainnya, maka ini bukanlah sabar yang sebenarnya.

3. Semoga Allah memberikan kita taufik dan hidayah untuk selalu ridho dengan takdir Allah yang kita rasa itu pahit. Semoga Allah juga selalu memberikan kita kemudahan untuk bersabar di awal-awal musibah, walaupun itu mungkin terasa berat. Jika seseorang memiliki keyakinan yang mantap kepada Allah dan meyakini ada hikmah yang besar di balik setiap musibah, tentu dia akan memilih untuk bersabar.

Tema Hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :

Balasan pahala tanpa hisab bagi orang yang sabar;

*قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَاب ۞

ٍKatakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS. Az-Zumar :10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.