Edisi Jum'at, 1 Desember 2023 M / 17 Jumadil Awwal 1445 H.
Berbicara tentang hidayah berarti membahas perkara yang paling penting dan kebutuhan yang paling besar dalam kehidupan manusia. Betapa tidak, hidayah adalah sebab utama keselamatan dan kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Sehingga barangsiapa yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala untuk meraihnya, maka sungguh dia telah meraih keberuntungan yang besar dan tidak akan ada seorangpun yang mampu mencelakakannya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
{مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ}
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi (dunia dan akhirat)” (QS al-A’raaf:178).
Dalam ayat lain, Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman:
{مَن يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا}
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk (dalam semua kebaikan dunia dan akhirat); dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya” (QS al-Kahf:17).
Berikut ini 17 ciri-ciri orang yang mendapat hidayah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala :
1. Di pahamkan perkara agama, dapat membedakan mana yang sesuai Al Quran dan Hadis (Sunnah Rasulullah & sunnah Khulafaur Rasyidin).
2. Mulai mencari-cari (haus) kajian ilmu agama, senang menghadiri majlis taklim, senang mendengarkan ceramah agama, senang mempelajari Al Quran dan Hadits.
3. Membenahi ibadah shalatnya sesuai sifat shalat Nabi dan sunnah-sunnahnya, membenahi cara wudhu’nya dan bacaan dzikir usai shalatnya.
4. Mulai menanyakan/ mencari apa dalil dari suatu ibadah, tidak pernah lagi Taqlid Buta, tidak mau lagi ikut-ikutan saja.
5. Membenahi bacaan Al Qurannya dan menambah hafalannya dengan niat menjadi Hafiz/ Hafizah.
6. Mulai berpenampilan sebagai seorang Mukmin. Bagi pria berjenggot dan bercelana diatas mata kaki (tidak isbal). Bagi wanita memakai Hijab Syar’i.
7. Selalu shalat fardhu di awal waktu. Bagi laki-laki selalu sholat fardhu berjamaah di Masjid kecuali ada udzur syar’i. Bagi Perempuan sholat fardhu di rumah.
8. Semakin giat mengerjakan sholat sunnah, terutama sunnah rawatib, tahajud, witir, dhuha.
9. Menjauhi dan meninggalkan perkara agama yang bid’ah dan syubhat.
10. Mulai rajin bersedekah walaupun sedikit dan meninggalkan Riba. Bagi laki-laki langsung berhenti merokok. Bagi perempuan langsung meninggalkan Ghibah.
11. Tidak mengenyangkan perut saat makan minum, khawatir ibadah sholatnya akan terganggu. Mulai mengemari memakan buah kurma dan kolak labu, apa pun yang disukai Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam.
12. Seringkali terbangun sendiri di sepertiga akhir malam, Qiyamul Lail.
13. Mulai menjalankan sunnah Rasulullah di kehidupan sehari-hari, menghafal doa masuk keluar rumah/ masjid/ kamar mandi, doa makan minum/ tidur bangun/ naik kendaraan dsb.
14. Tidak mau lagi bersalaman dengan orang-orang yang bukan Mahramnya. Bagi laki-laki menundukkan pandangannya terhadap wanita. Bagi perempuan tidak mengunakan parfum yang berlebihan dan membantu kaum lelaki dalam menjaga pandangannya.
15. Sering mengingat Mati, bertambah baguslah persiapannya. Menanggalkan ilmu tenaga dalamnya dan semua ilmu bantuan dari JIN, hanya hafalan Al Quran dan pengetahuan Hadits pegangannya.
16. Selalu berbicara diatas kebenaran, menyampaikan yang benar, menjauhi debat kusir dengan orang-orang Jahil/ Bodoh.
17. Sangat senang berada di bulan yang penuh berkah yaitu bulan Ramadhan.
Demikian 17 ciri-ciri orang yang mendapat hidayah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Manakah poin-poin yang sesuai dengan anda, hitunglah sendiri di dalam hati kemudian tambahkan/ tingkatkan ketakwaan anda. Tapi, ingat… rahasiakan ketakwaan kita hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa memberikan HidayahNya kepada kita semua. Aamiin.
Semoga bermanfaat...
ONE DAY ONE HADITS
Jum'at, 1 Desember 2023 M / 17 Jumadil Awwal 1445 H.
Hidayah Anugerah Terindah Allah Ta'ala
Dalam sebuah hadits qudsi Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِى أَهْدِكُمْ
“Wahai sekalian hamba-Ku, kalian semua berada dalam kesesatan kecuali yang Kuberi petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya akan Kuberi petunjuk.” (HR. Muslim no. 6737).
Beberapa Pelajaran yang terdapat dalam Hadits:
1. Bila seorang bertanya tentang anugerah Allah Ta'ala yang terindah, maka hidayahlah jawabannya. Kita bisa shalat karena hidayah dari Allah Ta'ala. Kita bisa puasa karena hidayah dari Allah Ta'ala. Kita bisa menuntut ilmu karena hidayah dari Allah Ta'ala, dan seterusnya. Kita bisa hidup bersama Allah Ta'ala karena hidayah-Nya. Merasakan manisnya iman dan indahnya islam juga karena hidayah-Nya.
2. Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan kita untuk meminta petunjuk-Nya, karena hanya Allah Ta'ala saja yang bisa membuka hati kita, menjadikan hati tunduk dan ridho terhadap kebenaran.
3. Hidayah adalah anugerah Allah yang teragung dan terindah. Bila kita diperintahkan untuk mensyukuri nikmat-nikmat Allah Ta'ala, maka nikmat hidayah adalah yang paling harus kita syukuri. Syukur dengan ucapan, perbuatan dan pengakuan bahwa nikmat itu datang dari Allah Ta'ala.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam adalah manusia paling mulia, imamnya para Nabi dan Rasul. Namun bagaimana Allah ta’ala berfirman tentang beliau?!
وَإِنْ كَادُوا لَيَفْتِنُونَكَ عَنِ الَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ لِتَفْتَرِيَ عَلَيْنَا غَيْرَهُ ۖ وَإِذًا لَاتَّخَذُوكَ خَلِيلًا
وَلَوْلَا أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدْتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلًا
“Wahai Muhammad, sungguh orang-orang kafir nyaris dapat membelokkan kamu dari agama yang telah Kami wahyukan kepadamu. Mereka berupaya agar kamu melakukan kebohongan atas nama Kami dengan cara merekayasa ayat yang tidak diwahyukan kepadamu. Bila kamu mau berbuat demikian, mereka akan menjadikan kamu sebagai teman dekat.
Wahai Muhammad, sekiranya Kami tidak meneguhkan hatimu (di atas hidayah), sungguh kamu nyaris condong sedikit kepada mereka.” (QS. Al-Isra’: 73-74).
4. Imam Asy-Suyuti rahimahullah menjelaskan dalam tafsirnya, mengenai sebab turunnya ayat ini. Beliau menukil riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma,
عن ابن عباس قال: خرج أمية بن خلف وأبو جهل بن هشام ورجال من قريش، فأتوا رسول الله صلى الله عليه وسلم فقالوا: يا محمد تعالى فاستلم آلهتنا وندخل معك في دينك، وكان رسول الله صلى الله عليه وسلم يشتد عليه فراق قومه ويحب إسلامهم فرقّ لهم، فأنزل الله :
﴿ وَإِن كَادُواْ لَيَفْتِنُونَكَ عَنِ الَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ لِتفْتَرِيَ عَلَيْنَا غَيْرَهُ وَإِذاً لاَّتَخَذُوكَ خَلِيلاً ﴿73 ﴾ وَلَوْلاَ أَن ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدتَّ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئاً قَلِيلاً ﴿74 ﴾ إِذاً لَّأَذَقْنَاكَ ضِعْفَ الْحَيَاةِ وَضِعْفَ الْمَمَاتِ ثُمَّ لاَ تَجِدُ لَكَ عَلَيْنَا نَصِيراً ﴾[الإسراء:73-75] قلت وهذا أصح ما ورد في سبب نزولها وهو إسناد جيد وله شاهد
Ibnu Abbas berkata,” Umayah bin Kholaf, Abu Jahl serta beberapan orang Quraisy pergi menemui Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam , lalu mereka berkata,” Wahai Muhammad kemari sembahlah tuhan kami, niscaya kami akan masuk ke agamamu bersamamu.”
Berat terasa oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam untuk berpisah dengan kaumnya, beliau amat menginginkan keislaman mereka. (Di saat beliau berada dalam dilema) Allah menurunkan ayat,
“Sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. Kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, (di atas hidayah), niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka.” (QS. Al-Isra’: 73-74).
Asy-Suyuti melanjutkan, ” Saya berpendapat bahwa riwayat ini adalah riwayat paling shahih yang menceritakan tentang sebab turunnya ayat ini. Sanadnya jayyid dan ada syahidnya (ada sanad lain yang menguatkan sanad ini).” (Lubab At-Taquul fi Asbaabi An-Nuzul, 183).
5. Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengingatkan RasulNya bahwa hidayah serta taufik yang menjadikan hati Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam tetap teguh di atas kebenaran adalah dari Allah Ta’ala. Apalagi kita manusia biasa yang berlumuran dosa?! Sungguh hidayah adalah anugerah Allah Ta'ala. Jangan pernah mengira bahwa hidayah yang kita dapatkan, karena usaha kita sendiri. Namun sadarilah bahwa itu semua adalah anugerah Allah Ta’ala.
Maka segala puji bagi Allah Ta'ala atas nikmat hidayah. Anda bisa bayangkan betapa besar karunia Allah kepada hambaNya, Dialah Allah yang telah menetapkan syariat dan jenis-jenis ibadah yang mendatangkan pahala. Dia pula yang memberi pahala atas ibadah yang kita lakukan, bahkan melipatkan pahala menjadi berlipat ganda. Dia pula yang telah menyiapkan surga sebagai tempat kembali untuk hamba-hambaNya yang sholih. Tak cukup itu saja, Dia pulalah yang memberi taufik serta hidayah untuk melakukan kebaikan dan istoqomah di atas jalan kebenaran kepada hambaNya. Padahal Allah ta’ala tidak butuh kita, tidak butuh ibadah kita.
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 16).
Tema Hadits yang Berkaitan dengan Al-Qur'an :
1. Allah Azza wa Jalla berfirman :
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
“Tunjukilah kami jalan yang lurus.” (QS. Al-Fatihah: 6).
2. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِنْ رَبِّهِ ۚ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Az-Zumar: 23).
3. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
وَإِنْ كَادُوا لَيَفْتِنُونَكَ عَنِ الَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ لِتَفْتَرِيَ عَلَيْنَا غَيْرَهُ ۖ وَإِذًا لَاتَّخَذُوكَ خَلِيلًا
وَلَوْلَا أَنْ ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدْتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلًا
“Wahai Muhammad, sungguh orang-orang kafir nyaris dapat membelokkan kamu dari agama yang telah Kami wahyukan kepadamu. Mereka berupaya agar kamu melakukan kebohongan atas nama Kami dengan cara merekayasa ayat yang tidak diwahyukan kepadamu. Bila kamu mau berbuat demikian, mereka akan menjadikan kamu sebagai teman dekat.
Wahai Muhammad, sekiranya Kami tidak meneguhkan hatimu (di atas hidayah), sungguh kamu nyaris condong sedikit kepada mereka.” (QS. Al-Isra’: 73-74)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.