Edisi Jum'at, 22 Desember 2023 M / 8 Jumadil Akhir 1445 H.
Ibu adalah seorang wanita yang berperan sebagai pelengkap dalam kehidupan rumah tangga antara suami istri, ibu dengan anak, juga antara keluarga dan saudara serta masyarakat. Ibu menjadi cermin baik dan tidaknya sebuah keluarga berjalan. Seorang ibu yang baik dan sholehah tentu akan mengajarkan hal yang sama pada anak anaknya serta mampu menjadi seorang yang menyenangkan dan berbakti pada suaminya. Seorang ibu selalu dibutuhkan, selalu dirasa sebagai sesuatu yang kurang jika tak terdapat sosoknya.
Dalam keseharian selalu kita dengar mengenai surga berada di bawah telapak kaki ibu. Apakah maksud dari kalimat tersebut? tentu maksudnya ialah seorang ibu merupakan sosok wanita mulia yang didalam ridhonya ada surga bagi anak anaknya.
Dalam kesempatan tausiah kali ini bertepatan dengan hari ibu nasional tidak ada salahnya kita membahas mengenai Keutamaan dan Kemuliaan menjadi Ibu dalam islam, namun perlu diingat bukan dalam konteks memperingati, karna hari ibu tidak ada dalam syari'at islam, dan Allah Ta’ala sudah memerintahkan kita untuk berbakti pada ibu kita dengan perintah yang mulia. Tentunya hal ini wajib dipahami oleh semua umat muslim apabila wanita agar dalam kesehariannya mampu menjadi ibu yang terbaik atau bagi laki-laki maupun wanita mampu memperlakukan ibunya dengan cara yang terbaik. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS. Lukman: 14).
Dari ayat tersebut sudah jelas, perintah berbakti di sini bukan hanya berlaku pada bulan Desember saja, namun setiap saat dan waktu. Untuk lebih jelasnya, mari simak artikel tausiah berikut ini sampai selesai.
1. Mulia di Mata Allah
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya yang mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a.” (Qs. Al-Ahqaaf : 15).
Keutamaan dan kemuliaan menjadi ibu dalam islam yang pertama ialah sebagai sosok yang mulia di mata Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah diberi anugrah untuk mampu meneruskan keturunan dan mampu mengandung bayi hingga melahirkan, itupun masih dipilih oleh Allah yakni tidak semua wanita bisa mendapat keistimewaan tersebut. sebab itu menjadi seorang ibu wajib bersyukur dan berbahagia
2. Sosok yang Kuat
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14).
Ibu juga diberi kekuatan Allah Ta'ala untuk mampu tetap kuat dalam keadaan apapun ketika mengandung seorang bayi, tentu bukanlah hal yang mudah sebab harus membawa seorang atau bahkan kadang lebih dari satu berada dalam tubuhnya dan dibawa dalam berbagai aktifitas. Tanpa kekuatan dari Allah hal itu tidak akan terjadi seperti keutamaan Maryam sebagai ibu yang mulia.
3. Wajib Dihormati
“Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ ‘Ibumu!’ ‘Ibumu!, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari : 5971).
Jelas dari hadits Rasulullah tersebut bermakna bahwa ibu adalah seorang yang wajib dihormati bahkan disebut hingga 3 kali baru menyebut ayah. Hal ini bukan dimaksud untuk membedakan kasih sayang kepada ibu dan ayah namun lebih kepada keutamaan menjadi ibu dalam islam yaitu seorang yang paling berjasa karena telah melahirkan ke dunia ini dan telah melakukan amalan ibu hamil menurut islam agar anaknya lahir dengan selamat.
4. Haram untuk Disakiti
“Sesungguhnya Allah Ta’ala mengharamkan kalian berbuat durhaka kepada ibu-ibu kalian.” (Hadits shahih, riwayat Bukhari, no. 1407).
Tidak diperkenankan berbuat durhaka kepada ibu sebab ibu adalah seseorang yang telah banyak berkorban mulai dari mengandung, melahirkan, hingga senantiasa mencurahkan kasih sayangnya semasa mendidik dan mengurus sampai anak tersebut menjadi dewasa serta melakukan tugas ibu rumah tangga dalam islam dengan penuh keikhlasan.
5. Wajib untuk Dibahagiakan
“Seseorang datang kepada Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Aku akan berbai’at kepadamu untuk berhijrah, dan aku tinggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis.” Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis.” (Shahih : HR. Abu Dawud (no. 2528).
Jelas dari hadits tersebut bahwa membuat ibu bahagia lebih baik dari hal apapun, dalam melakukan urusan apapun wajib meminta restu terhadap ibu terlebih dahulu atau setidaknya memohon doa kebaikan darinya agar urusan tersebut berjalan dengan penuh berkah serta terhindar dari azab anak durhaka kepada ibunya.
6. Ridhonya adalah ridho Allah
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata, “Ridha Allah tergantung ridha orang tua dan murka Allah tergantung murka orang tua.“(Adabul Mufrod no. 2).
Allah Subhanahu wa ta'ala memberi ridho terhadap suatu urusan jika ibunya memberi ridho pula akan hal tersebut, sebab itu restu dari seorang ibu tak boleh diremehkan sebab menjadi sesuatu yang penting.
7. Doanya mustajab
Ada tiga do’a yang dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tidak diragukan tentang do’a ini: (1) do’a kedua orang tua terhadap anaknya, …” (Hasan : HR. Al-Bukhari).
Mohonlah doa kepada ibu di setiap urusan sebab doa ibu adalah doa yang mustajab, dalam urusan apapun sebaiknya selalu mengungkapkan pada beliau agar beliau turut mendoakan.
8. Banyak Jalan pahala
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya.” (QS. Al Baqarah : 233). Keutamaan menjadi ibu dalam islam akan mendapat pahala bahkan ketika menyusui dan mengurus anaknya.
9. Tak boleh Mendapat Perlakuan Kasar
“Hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al Isra : 23). Jelas dari hadits tersebut tak boleh berbuat kasar pada ibu baik perkataan maupun tindakan.
10. Teladan yang Mulia
“Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS. Maryam : 32).
Ibu adalah sosok yang teladan, ibu yang sholehah tentu tidak akan mengajarkan keburukan pada anaknya dan selalu mengajarkan nilai nilai kebaikan seperti menjauhi sifat sombong seperti Maryam kepada anaknya Nabi Isa.
11. Pembentuk Generasi Cemerlang
Dengan adanya ibu yang sholehah dan cerdas akan terbentuk generasi yang cerdas pula dimana memang dalam keseharian sejak kecil anak selalu bersama ibu, apa yang diajarkan ibu sejak kecil dan kebiasaan apa saja yang ditanamkan, hal itulah yang akan menjadi ingatannya hingga ia dewasa. Sehingga harus mengajarkan kebaikan pada anak.
12. Sosok Penuh Kasih Sayang
Keutamaan dan kemuliaan menjadi ibu dalam islam ialah diberi keistimewaan oleh Allah untuk memiliki rasa kasih sayang yang lebih, ibu tentu selalu mau berkorban untuk anak yang disayanginya hingga mengorbankan dirinya sendiri, seperti ibu rela lelah agar anaknya bisa digendong dan tidak kelelahan, terkadang ibu pun rela tidak makan asal anaknya mendapat makanan.
13. Terdekat dengan Buah Hati
Karena berada bersama sejak masa kecil, umumnya ibu menjadi sosok yang paling dekat dengan anaknya. Hal tersebut kadang menjadikan sebuah ikatan batin atau firasat yang tepat satu sama lain, ketika terjadi sesuatu dengan anaknya, ibu umumnya akan memilikii firasat dalam hatinya, begitu juga sebaliknya ketika terjadi sesuatu dengan ibunya sang anak pun merasa ada yang mengganjal.
14. Penerus Keturunan
Jelas bahwa seorang wanitalah yang mengandung dan melanjutkan keturunan, memang baik laki laki ataupun wanita berperan dalam hal ini karena manusia tidak mungkin bisa berkembang biak sendiri, tetapi sebagian besar yang memelihara dan merawat hingga dewasa adalah seorang ibu yang selalu berada di sisi anaknya dan mendampingi anaknya dalam keadaan apapun.
15. Memiliki Segala Jenis Ilmu
Ibu tentu memiliki ilmu segalanya, ilmu memasak, ilmu pelajaran, ilmu tentang rumah, ilmu tentang psikologi anak, hingga ilmu tentang keuangan, keutamaan menjadi ibu dalam islam akan mengajarkan banyak hal dan menjadi jalan untuk seorang wanita mampu menuntut ilmu sebanyak dan seluas luasnya sehingga nantinya mampu menjadi jalan kebaikan pula untuk anaknya.
16. Jalan Menuju Surga
Seorang ibu banyak mendapat jalan surga dari Allah, selama mengandung, selama melahirkan, hingga selama mengurus anak, jika semua itu dilakukannya penuh cinta dan semata karena Allah dengan menerima keseluruhan kodratnya sebagai wanita. Hal tersebut akan menjadi jalan surga baginya karena ia harus melewati banyak rintangan yang menguji kesabarannya.
17. Pendidik yang Terbaik
Keutamaan dan kemuliaan menjadi ibu dalam islam ialah mampu menjadi pendidik yang terbaik, ibu yang sholeh dan cerdas akan menanamkan berbagai ilmu kebaikan untuk anaknya sejak kecil sehingga anaknya pun tumbuh menjadi seseorang yang cerdas dan hebat, ibu selalu berjuang apapun keadaan dirinya untuk bisa memberikan yang terbaik untuk anaknya.
Demikian artikel tausiah mengenai 17 keutamaan dan kemuliaan menjadi ibu, semoga bisa menjadi wawasan yang bermanfaat untuk kita. Jika anda seorang wanita jangan lupa untuk selalu berbuat yang terbaik sehubungan dengan peran ibu, yakni menjadi ibu yang terbaik dan memperlakukan ibu kita dengan baik. terima kasih sudah membaca.
Semoga bermanfaat ...
ONE DAY 0NE HADITS
Jum'at, 22 Desember 2023 M / 8 Jumadil Akhir 1445 H.
Keutamaan Berbakti Kepada Orangtua Terutama Ibu
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ، جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللّٰهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ: أُمُّكَ، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ أُمُّكَ، قَالَ: ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ أَبُوكَ. (رواه البخاري ومسلم)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata, seorang laki-laki datang kepada Rasûlullâh ﷺ sambil berkata: “Wahai Rasûlullâh, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” Beliau ﷺ menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau ﷺ menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa lagi?” Beliau ﷺ menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau ﷺ menjawab: “Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548).
Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :
1. Disyariatkannya mendatangi sumber ilmu, yakni Rasûlullâh ﷺ, dan termasuk kepada ulama'.
2. Diantara metode dalam menuntut ilmu adalah bertanya kepada 'alim ulama'.
3. Kewajiban berbuat baik kepada sesama manusia.
4. Hak manusia berbeda dan bertingkat-tingkat dalam hal berbuat kebaikan kepadanya.
5. Perlunya mengetahui fiqih prioritas.
6. Kewajiban berterima kasih kepada orang yang telah berbuat kebaikan kepada kita.
7. Kewajiban berbuat kebaikan kepada orang tua didahulukan daripada selainnya.
8. Hak berbuat baik kepada ibu diutamakan dan didahulukan daripada hak bapak sebanyak 3x.
9. Ibnu Baththal rahimahullah menyebutkan bahwa diantara hikmah didahulukannya ibu dari bapak karena beliau memiliki tiga kekhususan yang tidak dilakukan oleh bapak kepada anaknya yaitu: mengandung, melahirkan dan menyusui.
10. Imam Al-Qurthubi menjelaskan, “Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi ﷺ menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalami menghadapi masa hamil, kesulitan ketika melahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya." (Lihat Tafsir Al-Qurthubi X : 239. al-Qadhi Iyadh menyatakan bahwa ibu memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan ayah).
11. Sahabat yang bertanya ini kemungkinannya adalah Mu'awiyah bin Haidah radhiyallohu anhu kakek dari Bahz bin Hakam sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Tirmidizi dan Bukhari dalam Al Adab Al Mufrad.
Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :
1. Allah Subhanahu WaTa'ala menjelaskan akan hak ibu terhadap anaknya. Ketahuilah, bahwasanya ukuran terendah mengandung sampai melahirkan adalah 6 bulan (pada umumnya adalah 9 bulan 10 hari), ditambah 2 tahun menyusui anak, jadi 30 bulan;
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَاناً حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَوَضَعَتْهُ كُرْهاً وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْراً حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ ۞
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. Berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Al-Ahqaaf/46 : 15).
2. Ayat di atas sesuai dengan surat Luqman : 14 (Lihat Tafsiir Ibni Katsir VII/280). Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa ibu mengalami tiga macam kepayahan, yang pertama adalah hamil, kemudian melahirkan dan selanjutnya menyusui. Karena itu kebaikan kepada ibu tiga kali lebih besar daripada kepada ayah;
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ ۞
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman/31 : 14).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.