Kamis, 21 Desember 2023

KUMPULAN HADITS YANG BERKAITAN DENGAN SALAM

Edisi Kamis, 21 Desember 2023 M / 7 Jumadil Akhir 1445 H. 

Mengucapkan salam berupa "Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh" telah menjadi kebiasaan sehari-hari umat Islam tatkala berjumpa teman atau mengawali pembicaraan maupun tulisan. Selain sudah membumi sebagai budaya dan etika bersosial, salam pada dasarnya memang memiliki landasan syariah. 

Di dalam proses interaksi sosial, salam disampaikan tanpa pandang bulu, meskipun memang ada perbedaan pendapat di kalangan ulama soal siapa saja yang boleh diberi salam. Terlepas dari perdebatan itu, yang jelas semuanya menyepakati bahwa maksud salam adalah doa dan komitmen yang baik.

Selain sebagai doa, pengucapan salam juga merupakan sebuah ikhtiar untuk menjaga hubungan yang harmonis antarsesama makhluk ciptaan Tuhan. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad:

لَا تَدۡخُلُونَ الۡجَنَّةَ حَتَّى تُؤۡمِنُوا، وَلَا تُؤۡمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُمۡ عَلَى شَيۡءٍ إِذَا فَعَلۡتُمُوهُ تَحَابَبۡتُمۡ؟ أَفۡشُوا السَّلَامَ بَيۡنَكُمۡ

“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Kalian tidak beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kalian suatu perbuatan jika kalian melakukannya, maka kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian.” (HR. Muslim, 54)

Dalam hadits ini dengan tegas Nabi memerintahkan kepada umatnya untuk menyebarkan salam. Bukan hanya mengucapkannya, namun yang menjadi inti dari hadits di atas adalah spirit kandungan di dalam ucapan salam itu sendiri, apa saja? Sebagaimana variasi makna as-salam, dalam bahasa kita bisa bermakna damai, selamat, aman, atau sejahtera.

Berikut ini adalah beberapa Hadits Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam yang berkaitan dengan salam :

1. Nabi Memberi Salam Tiga Kali 

عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا تَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَعَادَهَا ثَلاَثًا حَتَّى تُفْهَمَ عَنْهُ ، وَإِذَا أَتَى عَلَى قَوْمٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ سَلَّمَ عَلَيْهِمْ ثَلاَثًا

Dari Anas dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bahwa Nabi bila berbicara diulangnya tiga kali hingga dapat dipahami dan bila mendatangi kaum, Beliau memberi salam tiga kali. (H.R. Bukhari no.95). 

2. Tata cara memberi salam 

أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ الرَّاكِبُ عَلَى الْمَاشِيْ وَالْمَاشِيْ عَلَى الْقَاعِدِ وَالْقَلِيْلُ عَلَى الْكَثِيرِْ

Bahwa dia mendengar Abu Hurairah berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Hendaknya orang yang berkendara memberi salam kepada yang berjalan, dan yang berjalan memberi salam kepada yang duduk dan (rombongan) yang sedikit kepada (rombongan) yang banyak." (H.R. Bukhari no. 6233).

 أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُوْلُ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ الرَّاكِبُ عَلَى الْمَاشِيْ وَالْمَاشِيْ عَلَى الْقَاعِدِ وَالْقَلِيْلُ عَلىٰ  الْكَثِيرِْ

Abu Hurairah berkata; Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda: "Orang yang berkendaraan hendaklah memberi salam kepada pejalan kaki, orang yang berjalan kepada orang duduk, dan orang sedikit kepada orang banyak." (H.R. Muslim no. 5772).

3. Yang lebih dekat dengan Allah yang mendahului salam 

عَنْ أَبِى أُمَامَةَ قَالَ قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ الرَّجُلاَنِ يَلْتَقِيَانِ أَيُّهُمَا يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ فَقَالَ أَوْلاَهُمَا بِاللهِ

Dari Abu Umamah, ia berkata : Dikatakan, wahai Rasulullah, dua orang laki-laki bertemu, manakah yang mendahului salam? Maka Rasulullah menjawab : Yang lebih dekat dengan Allah. (H. R. Tirmidzi no. 2910).

4. Anjuran Memberi Salam Kepada Anak Kecil 

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ مَرَّ عَلَى صِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ وَقَالَ كَانَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُهُ

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu bahwa dia pernah melewati anak-anak kecil, lalu ia memberi salam kepada mereka dan berkata : Nabi Shallallahu alaihi wasallam juga biasa melakukan hal ini. (H.R. Bukhari no. 6247).

5. Anjuran mendahului salam 

عَنْ أَبِى أُمَامَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِاللهِ مَنْ بَدَأَهُمْ بِالسَّلاَمِ

Dari Abu Umamah, ia berkata : Rasulullhah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Sesungguhnya orang yang paling utama di sisi Allah adalah yang mendahului salam”. (H.R. Abu Daud no. 5199).

6. Yang kecil (muda) mengucapkan salam kepada yang besar (tua) 

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ يَقُولُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ الرَّاكِبُ عَلَى الْمَاشِى وَالْمَاشِى عَلَى الْقَاعِدِ وَالْقَلِيلُ عَلَى الْكَثِيرِ. وَفِى رِوَايَةٍ لِلْبُخَارِى : الصَّغِيْرُ عَلَى الْكَبِيْرِ

Dari Abu hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Orang yang naik kendaraan memberi salam kepada orang yang berjalan, orang yang berjalan memberi salam kepada orang yang duduk, orang yang sedikit memberi salam kepada orang yang banyak. (H.R. Bukhari no.  6231 dan Muslim no. 5772). Dan di dalam riwayat Bukhori dikatakan:  Yang kecil (muda) mengucapkan salam kepada yang besar (tua).

7. Keluar Masuk Majelis Ucapkanlah Salam 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا انْتَهَى أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَجْلِسِ فَلْيُسَلِّمْ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَقُوْمَ فَلْيُسَلِّمْ فَلَيْسَتِ اْلأُوْلَى بِأَحَقَّ مِنَ اْلآخِرَةِ

Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Bila salah seorang di antara kamu sampai ke suatu majelis, maka ucapkanlah salam. Dan bila berkehendak untuk meninggalkannya, maka ucapkanlah salam. Salam yang pertama tidak lebih berhak dari pada yang terakhir (keduanya disunnahkan).  (H.R. Abu Daud no. 5210).

8. Anjuran Mengucapkan Salam Bila Masuk Rumah 

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ لِى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا بُنَىَّ إِذَا دَخَلْتَ عَلَى أَهْلِكَ فَسَلِّمْ يَكُوْنُ بَرَكَةً عَلَيْكَ وَعَلَى أَهْلِ بَيْتِكَ

Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda kepadaku : Wahai anakku, apabila kamu datang kepada keluargamu, maka ucapkanlah salam, niscaya kamu dan keluargamu mendapat berkah. (H.R. Tirmidzi no. 2915).

9. Laki-Laki Boleh Menjawab Salam Orang Perempuan 

عَنْ أَمِّ هَانِئٍ بِنْتِ أَبِى طَالِبٍ تَقُوْلُ ذَهَبْتُ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْفَتْحِ فَوَجَدْتُهُ يَغْتَسِلُ، وَفَاطِمَةُ ابْنَتُهُ تَسْتُرُهُ، فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ، فَقَالَ مَنْ هَذِهِ . فَقُلْتُ أَنَا أُمُّ هَانِئٍ بِنْتُ أَبِى طَالِبٍ. فَقَالَ مَرْحَبًا بِأُمِّ هَانِئٍ

Dari Umi Hani' binti Abi Thalib ia berkata : Aku pernah datang menemui Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam saat Fathu Makkah, aku mendapatinya sedang mandi sedangkan Fatimah, putri beliau menutupinya (dengan kain). Lalu aku mengucapkan salam kepada beliau. Beliau bertanya : Siapa di situ? Aku menjawab : Ummu Hani’ anak perempuan Abu Thalib. Beliau menyahut : Selamat datang, wahai Ummu Hani’. (H.R. Bukhari no. 6158 dan Muslim no. 1702).

10. Laki-Laki Boleh Menyampaikan Salam Kepada Perempuan Lain 

عَنْ كُرَيْبٍ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ وَالْمِسْوَرَ بْنَ مَخْرَمَةَ وَعَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ أَزْهَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمْ أَرْسَلُوْهُ إِلَى عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا فَقَالُوْا اِقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلاَمَ مِنَّا جَمِيْعًا وَسَلْهَا عَنِ الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ صَلاَةِ الْعَصْرِ ......

Dari Kuraib (maula Ibnu Abbas bercerita) bahwa Abdullah bin Abbas, Miswar bin Makhramah dan Abdur Rahman bin Azhar pernah mengutusnya kepada Aisyah radhiyallahu anha, mereka mengatakan : Sampaikan salam kami semua kepadanya dan tanyakan padanya tentang shalat dua rakaat setelah Ashar…(H.R. Bukhari no. 1233, Muslim no. 1970).

11. Boleh Kirim Salam Kepada Wanita Bukan Mahramnya 

عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهَا يَا عَائِشَةُ، هَذَا جِبْرِيْلُ يَقْرَأُ عَلَيْكِ السَّلاَمَ. فَقَالَتْ وَعَلَيْهِ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. تَرَى مَا لاَ أَرَى. تُرِيْدُ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Dari Aisyah radhiyallahu anha bahwa Nabi Shallallahu alaihi Wasallam bersabda kepadanya : Wahai Aisyah, Tadi Jibril mengirimkan salam kepadamu. Aku (Aisyah) menjawab : Dan baginya salam, rahmat serta berkah Allah. Engkau (Rasulullah) dapat melihat apa yang tak dapat kami lihat. (H.R. Bukhari no. 3617, Muslim no. 6457).

12. Manfaat Menyebarkan Salam 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا وَلاَ تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا. أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَىْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ

Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak dikatakan beriman hingga kalian ‎saling mencintai. Maukah aku tunjukkan sesuatu yang jika dilakukan akan membuat kalian saling ‎mencintai? Sebarkan salam diantara kalian. (H.R. Muslim no.203).‎

13. Larangan Menjawab Salam Ketika Shalat 

عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ كُنْتُ أُسَلِّمُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ فَيَرُدُّ عَلَيَّ فَلَمَّا رَجَعْنَا سَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ وَقَالَ إِنَّ فِي الصَّلَاةِ لَشُغْلًا

Dari Abdullah radhiyallahu anhu berkata : Aku pernah memberi salam kepada Nabi Shallallahu alaihi Wasallam ketika Beliau sedang shalat, maka beliau membalas salamku. Ketika kami kembali (dari negeri An-Najasyi), aku memberi salam kembali kepada beliau, namun beliau tidak membalas salamku. Kemudian beliau berkata : Sesungguhnya dalam shalat terdapat kesibukan. (H.R. Bukhari no. 1216).

14. Boleh Memberi Salam kepada Lawan Jenis 

عَنْ أَسْمَاءٍ بِنْتِ يَزِيْدِ مَرَّ عَلَيْنَا النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى نِسْوَةٍ فَسَلَّمَ عَلَيْنَا.

Dari Asma’ binti Yazid Al-Anshariyyah berkata : Nabi  Shallallahu alaihi Wasallam pernah melewati kami -para wanita- dan beliau mengucapkan salam kepada kami.  (H.R.Abu Daud no. 5206, Ibnu Majah no. 3832 dan lainnya). 

15. Boleh Memberi Salam Kepada Wanita 

عَنْ جَرِيْرٍ قَالَ مَرَّ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى نِسْوَةٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِنَّ

Dari Jarir, ia berkata : Nabi Shallallahu alaihi Wasallam melewati para wanita lalu beliau memberi salam kepada mereka. (H.R. Ahmad no. 19733, Abi Ya'la no. 7506 danlainnya). 

16. Boleh Memberi Salam Kepada Wanita Tua 

عَنْ سَهْلٍ قَالَ كُنَّا نَفْرَحُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ . قُلْتُ وَلِمَ قَالَ كَانَتْ لَنَا عَجُوْزٌ تُرْسِلُ إِلَى بُضَاعَةَ - قَالَ ابْنُ مَسْلَمَةَ نَخْلٍ بِالْمَدِيْنَةِ - فَتَأْخُذُ مِنْ أُصُوْلِ السِّلْقِ فَتَطْرَحُهُ فِى قِدْرٍ، وَتُكَرْكِرُ حَبَّاتٍ مِنْ شَعِيْرٍ، فَإِذَا صَلَّيْنَا الْجُمُعَةَ انْصَرَفْنَا وَنُسَلِّمُ عَلَيْهَا فَتُقَدِّمُهُ إِلَيْنَا، فَنَفْرَحُ مِنْ أَجْلِهِ، وَمَا كُنَّا نَقِيْلُ وَلاَ نَتَغَدَّى إِلاَّ بَعْدَ الْجُمُعَةِ

Dari Sahl, ia berkata : Kami sangat gembira bila tiba hari Jum’at. Saya bertanya kepada Sahl : Mengapa demikian? Jawabnya : Ada seorang nenek tua yang pergi ke budha’ah - Ibnu Maslamah berkata : sebuah kebun di Madinah- untuk mengambil ubi dan memasaknya di sebuah periuk dan juga membuat adonan dari biji gandum.  Apabila kami selesai shalat Jum’at, kami pergi dan mengucapkan salam padanya, lalu dia akan menyuguhkan (makanan tersebut) untuk kami. Itulah sebabnya kami sangat gembira. Tidaklah kami tidur siang dan makan siang kecuali setelah (shalat) Jum’at. (H.R. Bukhari no. 6248).

17. Ancaman Tidak Menjawab Salam 

وَقَدْ رُوِيْنَا فِي كِتَابِ ابْنِ السُّنِّيْ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ شَبْلِ الصَّحَابِيْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أجَابَ السَّلَامَ فَهُوَ لَهُ وَمَنْ لَمْ يُجِبْ فَلَيْسَ مِنَّا

Dan sungguh telah meriwayatkan kepada kami dalam kitab Ibnu Sunni dari Abdur Rahman bin Syabl Ash-Shahabi (seorang sahabat Nabi) radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : Barang siapa menjawab salam maka (pahalanya) untuk dia, dan barang siapa tidak menjawabnya maka bukanlah termasuk golongan kami. (Kitab Al-Adzkar, halaman 259).

Semoga bermanfaat....


ONE DAY ONE HADITS 

Kamis, 21 Desember 2023 M / 7 Jumadil Akhir 1445 H. 

Titip Salam dan Cara Menjawabnya 

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يَا عَائِشَةُ هَذَا جِبْرِيلُ يَقْرَأُ عَلَيْكِ السَّلاَمَ ». فَقُلْتُ وَعَلَيْهِ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ. وَهُوَ يَرَى مَا لاَ أَرَى.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Wahai Aisyah, ini Jibril, beliau menyampaikan salam untukmu.” Aku jawab, ‘Wa alaihis Salam wa Rahmatullah.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat apa yang tidak saya lihat. (HR. Bukhari 3217, Muslim 6457 dan yang lainnya).

Beberapa Pelajaran yang Terdapat dalam Hadits :

1. Titip salam, biasanya dilakukan dari orang yang tidak bisa ketemu dengan kenalan yang dia cintai. Untuk meunjukkan rasa cinta itu, dia titip salam kepada orang lain yang bisa menemuinya.

2. Kejadian titip salam semacam ini telah dilakukan di zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Diantaranya, Malaikat Jibril, titip salam melalui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk Aisyah Radhiyallahu ‘anha. Karena Aisyah tidak melihat Jibril. Dan ini menunjukkan bagaimana penghormatan yang diberikan Jibril kepada Aisyah.

3. Hal ini pernah dilakukan oleh Ibnu Abbas . Beliau pernah diundang untuk mendatangi walimah, namun tidak bisa hadir karena sibuk menangani masalah pengairan. Beliau berpesan kepada yang lain,

أجيبوا أخاكم، واقرؤوا عليه السلام، وأخبروه أني مشغول

Datangi undangan saudara kalian, dan sampaikan salamku untuknya. Sampaikan juga, saya sedang sibuk. (HR. Abdurrazaq dalam al-Mushannaf 19664, Baihaqi dalam al-Kubro 14317, dan sanadnya dishahihkan oleh Ibnu Hajar).

Demikian pula yang dilakukan Khalid bin Walid Radhiyallahu ‘anhu. Beliau pernah mengutus Ibnu Wabarah al-Kalbi untuk menemui Umar di Madinah. Diapun menemuinya, dan ketika itu ada Utsman, Abdurrahman bin Auf, Ali, Thalhah, dan Zubair bin Awam. Mereka bersandar di masjid. Abu Wabarah mengatakan,

إِنَّ خَالِدَ بْنَ الْوَلِيدِ أَرْسَلَنِى إِلَيْكَ وَهُوَ يَقْرَأُ عَلَيْكَ السَّلاَمَ

Khalid bin Walid menyuruhku untuk menemui anda, dan beliau menyampaikan salam kepada anda. (R. Ad-Daruquthni 3366).

Kemudian, diriwayatkan oleh Abu Daud, bahwa ada seorang sahabat yang menyuruh anaknya untuk menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berpesan untuk menyampaikan salam kepada beliau. Beliau mengatakan,

فَأَتَيْتُهُ فَقُلْتُ إِنَّ أَبِى يُقْرِئُكَ السَّلاَمَ. فَقَالَ « عَلَيْكَ وَعَلَى أَبِيكَ السَّلاَمُ »

Akupun medatangi beliau. Aku sampaikan, ‘Sesungguhnya bapakku menyampaikan salam untuk anda.’ Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Untukmu dan untuk bapakmu balasan salam.” (HR. Abu Daud 2936).

4. Dari beberapa riwayat di atas menunjukkan bahwa orang yang titip salam, cukup mengucapkan titip salam. Artinya, dia tidak harus mengucapkan: ‘Assalamu alaikum…” Karena kalimat semacam ini tidak kita jumpai dari mereka yang titip salam. Baik yang dilakukan Jibril ‘alaihis salam, atau Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau Ibnu Abbas maupun Khalid bin Walid Radhiyallahu ‘anhum. Allahu a’lam

Kita bisa menyimpulkan dari beberapa riwayat di atas, ada dua cara membalas salam titipan :

Pertama, kita berikan balasan salam untuk orang yang menyampaikan dan yang menitipkan. Kita ucapkan, Wa alaika wa alaihis salam (untukmu dan untuknya balasan salam)

Seagaimana dalam riwayat Ahmad, ketika Aisyah mendapat salam dari Jibril, beliau menjawabnya,

عَلَيْكَ وَعَلَيْهِ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Untuk anda dan untuknya balasan salam wa rahmatullah wa barakatuh’. (HR. Ahmad 24857)

Kedua, bisa juga hanya memberikan balasan salam bagi yang menitipkan salam.

Sebagaimana jawaban A’isyah dalam riwayat Bukhari dan Muslim,

وَعَلَيْهِ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ

Untuknya balasan salam wa rahmatullah’.

5. Para ulama menjelaskan, titipan salam semacam ini wajib dijawab segera, dan diucapkan secara lisan.

Imam An-Nawawi menjelaskan hadits Aisyah di atas,

وهذا الرد واجب على الفور وكذا لو بلغه سلام في ورقة من غائب لزمه أن يرد السلام عليه باللفظ على الفور إذا قرأه

Menjawab salam semacam ini hukumnya wajib segera. Demikian pula jika dia mendapat salam di kertas (surat) dari orang yang berada di jauh, wajib dia jawab secara lisan segera ketika dia membacanya. (Syarh Shahih Muslim, 15/211)

Orang yang menerima salam ini, baik dari titipan maupun salam di kertas atau dalam surat, termasuk salam di sms atau email, dia wajib menjawabnya dengan mengucapkan secara lisan: Wa ‘alaikumus salam…

Tema Hadits yang Berkaitan dengan Al-Qur'an :

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا

“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa).” (QS. An-Nisa’: 86).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.