Senin, 29 Januari 2024

KEUTAMAAN MENYANTUNI JANDA MENURUT ISLAM

Edisi Senin, 29 Januari 2024 M / 17 Rajab 1445 H.

Pernikahan merupakan salah satu tujuan dan sunnah rasul sebagai upaya untuk menyempurnakan ibadah dan menjalankan fungsi agama . Sepasang mempelai akan mengucapkan janji sehidup semati yang disaksikan oleh kerabat, sanak saudara dan keluarga. Namun, seiring perjalanan berumah tangga tidak semulus yang dibayangkan, kadang ada ujian dan cobaan yang harus dihadapi. Besarnya masalah yang timbul kadang membuat keduanya memutuskan untuk berpisah dan memutus tali pernikahan, pada dasarnya perceraian bukan sesuatu yang di larang, namun amat di benci oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.

Perbuatan halal yang paling dibenci Allah adalah cerai.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud (2178), Baihaqi, dan Ibnu adi, dari jalan Mu’arrof bin Washil, dari Muharib bin Ditsar, dari Ibnu Umar secara marfu’.

Saat keduanya memutuskan untuk berpisah maka status keduanyapun akan berubah. Jika laki-laki ia akan disebut duda dan jika perempuan ia akan disebut janda. Kedua penyebutan ini hanya merupakan sebuah status belaka. Dibelakangnya tentu juga masih terdapat hak dan kewajiban yang melekat di belakangnya sebagaimana tujuan penciptaan manusia , hakikat manusia menurut islam , proses penciptaan manusia , dan konsep manusia dalam islam  .

Islam sendiri memberikan perhatian khusus kepada seorang wanita yang menyandang status janda. Dalam Islam para janda dihormati dan termasuk yang layak mendapat bantuan. Tanggung jawab nafkah dikembalikan kepada orang tua mereka setelah suaminya menceraikannya atau meninggal dunia. Bentuk perhatian islam kepada para janda antara lain dapat dilihat dari 17 Keutamaan Menyantuni Janda menurut islam berikut ini :

1. Mendapatkan Pahala yang Berlimpah 

Keutamaan menyantuni janda yang pertama ialah sama dengan keutamaan ketika kita bersedekah. Yang pertama adalah pasti akan mendapatkan pahala yang berlimpah. Sebab menyantuni janda merupakan sebuah bentuk amalan kebaikan yang bisa anda lakukan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS. Al Hadid: 18).

2. Seperti Seorang Mujahid 

Keutamaan menyantuni janda yang selanjutnya adalah disamakan pahalanya sebagaimana seorang mujahid. Sebagaimana sabda Rasulullaah shallallaahu alaihi wa salam bahwa :

“ Orang yang berusaha menyantuni janda dan orang miskin adalah seperti mujahid di jalan Allaah “( HR. Bukhari dan Muslim).

3. Seperti Seorang yang Berpuasa di Siang Hari 

Rasulullaah shallallaahu alaihi wa salam bersabda, bahwa seorang muslim yang menyantuni janda akan disamakan pahalanya dengan seseorang yang berpuasa di siang hari. Sebagaimana dalam hadits berikut :

“ Orang yang berusaha menyantuni janda dan orang miskin adalah seperti mujahid di jalan Allah dan juga seperti orang yang shalat malam dan berpuasa siang.” ( HR. Ibnu Majah).

4. Layaknya Orang yang Menjalankan Shalat di Malam Hari 

Keutamaan menyantuni janda yang selanjutnya adalah akan mendapatkam pahala sebagaimana orang yang menjalankan sholat malam. Tentu saja pahala ini menjadi salah satu sumber pahala bagi anda. Sebab melaksanakan sholat malam bukanlah perkara yang mudah dan dapat dilakukan oleh banyak orang. Hanya orang-orang mukmin yang sholeh yang selalu meluangkan waktu untuk melaksanakan sholat malam.

5. Mendapatkan Syurga 

Setiap amalan dan perbuatan baik pasti akan di balas oleh allah Subhanahu wa ta'ala. Sehingga bagi mereka yang menyantuni janda maka akan bisa masuk ke dalam syurga Allah. Sebagaimana hadits berikut ini :

” Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari Muslim). 

6. Meringankan Beban Janda yang Di Bantu 

Dengan memberikan santunan kepada janda tentu akan dapat meringankan beban ekonominya. Sebagaimana kita tahu bahwa bagi seorang janda ia harus dapat memenuhi kehidupan ekonominya sendiri. Tentu dengan adanya bantuan atau santunan ini akan sangat besar manfaatnya. Tidak hanya bagi janda tapi juga bagi anak dan keluarganya.

7. Bagian dari Sedekah 

Sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam :

“Sesungguhnya Allah menerima amalan sedekah dan mengambilnya dengan tangan kanan-Nya. Lalu Allah mengembangkan pahalanya untuk salah seorang dari kalian, sebagaimana kalian mengembangkan seekor anak kuda. Sampai-sampai sedekah yang hanya sebiji bisa berkembang hingga sebesar gunung Uhud” (HR. Tirmidzi). 

8. Pahalanya Sama dengan Berjihad di Jalan Allah 

Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

السَّاعِي عَلَى اْلأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِيْنِ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ أَوْ كَالَّذِي يَصُوْمُ النَّهَارَ وَيَقُوْمُ اللَّيْلَ

“Orang yang membantu para janda dan orang miskin adalah seperti orang yang  berjihad di jalan Allah atau seperti orang yang selalu mengerjakan shaum di siang hari dan shalat di malam hari.” (Muttafaq ‘Alaih). 

9. Meleburkan Dosa 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi). 

10. Menggunakan Harta Yang Dimiliki untuk Hal yang Bermanfaat 

Keutamaan menyantuni janda yang selanjutnya adalah sebagai bentuk memanfaatkan harta yang dimiliki. Sebab banyak sekali yang memiliki kelebihan harta namun enggan berbagi kepada sesama terutama kepada para janda yang pastinya lebih membutuhkan. Dengan ini, maka tentu akan dapat meningkatkam kesadaran umat untuk lebih memperhatikan nasib para janda.

11. Menyempurnakan Iman 

Dari sahabat Rasulullah Al Harits bin Ashim Al Asy’ari, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

“Bersuci adalah separuh dari keimanan, ucapan Alhamdulillah akan memenuhi timbangan, subhanallah walhamdulillah akan memenuhi ruangan langit dan bumi, shalat adalah cahaya, dan shodaqoh (sedekah) itu merupakan bukti.” (HR. Muslim). 

12. Menjadikan Pribadi yang Senang Berbagi 

Sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam :

“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR. Bukhari).

13. Menambah Rezeki 

Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim).

14. Dikumpulkan bersama para mujahid fi sabilillah pada hari kiamat. 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Al-Qa’nabi–yaitu gurunya Imam Bukhari dan Muslim–berkata, aku sangka itu seperti orang yang shalat malam yang tidak pernah merasakan lelah, dan yang berpuasa yang tidak pernah berhenti berpuasa.” (HR. Bukhari, no. 5353 dan Muslim, no. 2982).

15. Amalan Sholeh dan silaturahmi 

Menyantuni janda, baik punya anak maupun tidak, termasuk amal sholeh yang bernilai pahala besar. Dari Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 

”Orang yang bekerja agar bisa memberi sebagian nafkah kepada janda, dan orang miskin, sebagaimana orang yang berjihad di jalan Allah, atau seperti orang yang tahajud di malam hari, puasa di siang hari." (HR. Bukhari 5353 dan Muslim 2982).

Terlebih jika janda itu adalah kerabat Anda, nilai yang akan Anda dapatkan dua kali yaitu nilai sedekah dan menyambung silaturrahmi. 

16. Menolong kehidupan Janda 

Dari Salman bin Amir radhiallahu ’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya sedekah kepada orang miskin (yang bukan keluarga) nilainya hanya sedekah, dan sedekah kepada kerabat, nilainya dua: sedekah dan silaturahmi.” (HR. An-Nasa’i 2582, Ibn Majah 1844).

Hanya saja, ulama banyak menyarankan, dalam rangka menghindari munculnya persangkaan yang tidak diharapkan, sebaiknya anda menyerahkan santunan kepada janda itu, bersama istri Anda atau melalui orang tua Anda.

17. Menolong Janda Bisa Menjadi Sumber Keberkahan 

Hal ini dijelaskan di dalam Al Qur’an surat An Nur ayat 32 :

“Kawinkanlah orang-orang yang masih lajang diantara kalian, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari budak-budak lelaki dan budak-budak perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya”. (QS. an-Nur: 32).

Itulah tadi, 17 Keutamaan Menyantuni Janda menurut islam. Semoga dapat menjadi tambahan pengetahuan dan upaya meningkatkan keimanan anda serta cara sukses menurut islam dan sukses dunia akhirat menurut islam . 

Semoga bermanfaat...


ONE DAY ONE HADITS

Senin, 29 Januari 2024 M / 17 Rajab 1445 H.

Pahala Menyantuni Orang Miskin dan Para Janda

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ, عن النبي صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((السَّاعِي عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالمِسْكِينِ، كَالمُجَاهِدِ في سَبيلِ اللهِ)) وَأحسَبُهُ قَالَ: ((وَكالقَائِمِ الَّذِي لاَ يَفْتُرُ، وَكَالصَّائِمِ الَّذِي لاَ يُفْطِرُ)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ. 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu juga dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam sabdanya: "Orang yang berusaha untuk kepentingan seseorang janda atau orang miskin itu seperti orang yang berjihad fi-sabilillah," dan saya - yang merawikan Hadits ini - mengira bahawa beliau Shallallahu alaihi wasallam juga bersabda: "Dan seperti pula seorang yang melakukan shalat malam yang tidak pernah letih - yakni setiap malam melakukannya, juga seperti orang berpuasa yang tidak pernah berbuka - yakni berpuasa terus setiap harinya." (Muttafaq 'alaih).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits : 

1- Armalah dalam hadis ini bermakna wanita yang tidak memiliki suami, baik ditinggal pergi oleh suaminya (janda) maupun wanita yang tidak pernah menikah sebelumnya, baik dia miskin maupun berkecukupan. Namun demikian, sebagian ulama seperti Abu Manṣūr al-Azhari dan Ibnu Qutaibah mengkhususkan istilah untuk janda yang miskin, adapun jika janda tersebut kaya maka tidak dikatakan armalah, wallāhu a’lam.

2- Makna dari al-sā’ī adalah yang bekerja untuk kepentingan mereka dan berusaha memenuhi nafkah atau kebutuhan mereka.

3- Keutamaan orang yang membantu dan menyantuni janda dan orang miskin.

4- Islam senantiasa memotivasi pemeluknya untuk memberikan perhatian kepada kaum duafa.

5- Nabi Muhammad ṣallallāhu ‘alayhi wa sallam memotivasi umatnya untuk memberikan perhatian kepada ibadah yang bersifat horizontal yaitu  berbuat baik kepada sesama manusia dan makhluk lainnya, disamping memberikan perhatian yang besar terhadap ibadah yang bersifat vertikal yaitu dalam rangka takarub kepada Allah ‘azza wa jalla.

6- Sebagian amal saleh memiliki kedudukan pahala yang sama dengan jihad, shalat lail dan puasa sunah.

7- Hanya Allah ‘azza wa jalla yang mengetahui kadar pahala dari amal-amal saleh; kadang suatu amalan kelihatan mudah atau diremehkan oleh sebagian orang akan tetapi pahalanya sama dengan amalan yang berat dan juga sebaliknya.

8- Ibnul Baṭṭāl raḥimahullāh berkata, “Barang siapa yang tidak mampu berjihad dan qiamulail serta puasa sunah maka hendaknya dia mengamalkan hadis ini dan membantu janda serta orang miskin agar dia dikumpulkan bersama golongan mujāhidīn fī sabīlillāh walaupun dia tidak melakukannya atau tidak berinfak dengan dirham, atau ketemu musuh lalu musuh takut kepadaya. Begitu juga, agar dia dikumpulkan bersama golongan orang yang rajin berpuasa sunah dan salat malam serta mendapatkan derajat mereka padahal dia makan di siang harinya dan tidur di malam harinya selama hidupnya. Oleh karenanya, sepatutnya setiap mukmin antusias terhadap perniagaan yang tidak merugi ini dengan cara memberikan bantuan dan santunan kepada janda dan orang miskin demi wajah Allah ta’āla agar dia kembali dalam perdagangannya dengan mencapai derajat mujāhidīn, orang-orang yang rajin berpuasa dan salat malam tanpa harus letih dan lelah. Itulah keutamaan yang Allah berikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya."

Tema hadits yang berkaitan dengan al quran : 

1- Islam juga mengajarkan umatnya untuk saling membantu sesama muslim. Kita sebagai umat muslim sudah sepatutnya senantiasa bermanfaat untuk orang lain dengan menolong mereka yang membutuhkan

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana," (QS. At Taubah :71).

2- Dalil menyantuni kaum dhu'afa'

لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."(QS. Al Baqarah : 177).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.